HIPERTENSI
KENDALIKAN
TEKANAN DARAH
APA ITU HIPERTENSI?
USIA
DIET
Penyebab
Hipertensi Hipertensi
Primer Sekunder
c. Mudah marah
d. Mumet (vertigo)
e. Jantung berdebar-debar
f. Mudah lelah
g. Penglihatan kabur
h. Telinga berdengung
i. Mimisan.
Adapun tanda gejala dari hipertensi menurut Kemenkes RI 2014 yaitu:
a. Sakit kepala
b. Rasa berat di tengkuk
c. Mudah marah
d. Mumet (vertigo)
e. Jantung berdebar-debar
f. Mudah lelah
g. Penglihatan kabur
h. Telinga berdengung (tinnitus)
i. Mimisan.
KOMPLIKASI
KERUSAKAN
PADA
Komplikasi
a. Kerusakan pada otak akibat pecahnya pembuluh darah otak (stroke). Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah otak. Akibatnya darah tercecer di bagian tertentu dari otak, sementara pada bagian lain dari otak tidak teraliri darah
secara mencukupi sehingga sebagian otak rusak.
b. Kerusakan pada jantung akibat pembesaran otot jantung kiri sehingga mengalami gagal jantung. Pembesaran otot jantung kiri karena
kerja keras jantung untuk memompa darah.
c. Kerusakan pada ginjal akibat rusaknya pembuluh darah ginjal sehingga fungsi ginjal menurun sampai dengan gagal ginjal. Rusaknya
pembuluh darah ginjal karena tekanan darah yang tinggi menekan dinding pembuluh darah.
d. Kerusakan pada mata. Kerusakan pada mata karena tekanan darah yang tinggi menekan pembuluh darah dan syaraf sehingga penglihatan
terganggu. (Iskandar, 2017)
PENANGANAN HIPERTENSI
GAYA HIDUP
MINUM OBAT garam
SEHAT
Penanganan Hipertensi
Terdapat 2 cara penanganan hipertensi yang dapat dilakukan secara bersama-sama, diantaranya:
1. Menggunakan Obat
Penggunaan obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah perlu diresepkan terlebih dahulu oleh dokter. Obat-obatan yang biasanya digunakan
yaitu captopril, enalapril, lisisnopril, losartan, valsartan, eprosartan, irbesartan, candesartan, atenolol, metoprolol, alodipine, dan nitrendipine.
2. Tidak Menggunakan Obat
Penanganan hipertensi tanpa menggunakan obat yang dianjurkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia yaitu dengan mengubah gaya
hidup. Gaya hidup tersebut diantaranya:
a. Aktivitas fisik atau olahraga berupa jalan kaki, jogging, dan bersepeda selama 20-25 menit. Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali per minggu,
mngendalikan stress, dan istirahat yang cukup, 6-8 jam per hari
b. Mengurangi konsumsi garam
Konsumsi garam untuk usia dewasa <50 tahun maksimal 1,5 g/hari; usia 51-70 tahun maksimal 1,3 g/hari; dan usia diatas 70 tahun
maksimal 1,2 g/hari. Diet rendah garam sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terutama pada pasien dengan anoreksia,
malnutrisi, sarkopenia dan hipotensi ortostatik.
c. Perencanan menu makanan yang baik
Makanan yang dikurangi/dihindari yaitu yang mengandung biji-bijian, ikan, daging unggas, dan kacang – kacangan karena kaya akan
kalium, magnesium, kalsium, protein dan serat, daging merah, makanan dan minuman yang manis/gula tambahan
d. Penggunaan jus
Jus yang digunakan dimanfaatkan melalui tanaman obat keluarga, diantaranya mentimun, belimbing wuluh, seledri, alpukat, labu siam,
pisang ambon, dan mengkudu