(Skripsi)
Oleh
Denny Wreksa Parahitha
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
ABSTRAK
PERUBAHAN STATUS BENDA WAKAF MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
Oleh:
Denny Wreksa Parahitha
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan tipe
penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan
normatif-terapan. Data yang digunakan data primer yang didapat dari hasil
wawancara dan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan
tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan studi
dokumen. Pengolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data, penandaan
data, rekonstruksi data dan sistematisasi data. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis secara kualitatif.
Kesimpulan dari penilitian ini adalah bahwa dalam proses pelaksanaan dari awal
nazhir mengajukan surat permohonan perubahan status sampai Menteri Agama
mengeluarkan surat keputusan lamanya tidak dapat diketahui, karena tidak ada
kepastian di dalam undang-undang tentang waktu yang harus ditempuh dalam
melakukan perubahan status benda wakaf.
Oleh:
Skripsi
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vi
RIWAYAT HIDUP
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
danpenulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa Pasar
MOTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri”
(QS.Al-Isra’:7)
(Aristoteles)
viii
PERSEMBAHAN
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Hukum Perdata
Universitas Lampung.
x
3. Ibu Wati Rahmi Ria, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
4. Ibu Dewi Septiana, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
5. Ibu Dr. Nunung Rodliyah, M.A., selaku Dosen Pembahas I yang telah
Universitas Lampung.
dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala
Kota Bandar Lampung dan Bapak Pandji Buana Sriolago, S.E., M.M. selaku
Kota Bandar lampung, dan pihak-pihak lain yang telah membantu dan
10. Kakak-kakakku Rizky Thamia dan Rizka Paramitha, terima kasih atas
bantuannya selama ini. Semoga kita dapat menjadi anak yang dibanggakan
12. Angelin F. Hendra, Hafsah Shafira, Chandy Afrizal, Reza Pahlevi, Darma
Fahrur, Merio, Dennis, Luthfi, Fajar, Hanif, serta teman-teman yang lain maaf
tidak di sebutkan semua, semoga kita semua menjadi orang yang lebih baik
lagi dan berguna untuk bangsa dan negara. Terima kasih atas dukungan,
bantuan, doa dan semangat dari kalian. Semoga persahabatan kita tetap
terjaga.
13. Kawan seperjuangan di Unila dan dimana saja terimakasih yang selama ini
bekerjasama saling memberi suport dan saling mendukung satu sama lain
untuk menjadi orang yang sukses dan menjadi orang yang berguna untuk
orang banyak.
14. HIMA PERDATA dan Seluruh Angkatan 2013 Fakultas Hukum Universitas
Lampung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas
15. Keluarga KKN Desa Pasar Batang, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten
Tulang Bawang, Sinta Wulandari, Rina Wati, Cahaya, Nisa, Aprisa, Kak Rina.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan, dukungan, dan doanya . Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
COVER DALAM............................................................................................ .. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN ................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
SANWACANA .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ..................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkataan waqf, yang menjadi wakaf dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata
kerja bahasa Arab waqafa yang berarti menghentikan, berdiam di tempat atau
Pasal 1 angka 1 menentukan definisi wakaf yaitu perbuatan hukum wakif untuk
syariah. 2 Orang yang mewakafkan hartanya dalam istilah hukum Islam disebut
diwakafkan itu. Seorang wakif tidak boleh mencabut kembali wakafnya dan
dilarang pula menuntut agar harta yang sudah diwakafkan dikembalikan ke dalam
(bagian) hak miliknya. Agama yang dipeluk seseorang tidak menjadi syarat bagi
1
Mohammad Daud Ali, Sistem ekonomi islam zakat dan wakaf, UI-PRESS, Jakarta,
2006, hlm.80.
2
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf.
2
seorang wakif. Ini berarti bahwa seorang non muslim pun dapat menjadi wakif,
asal saja tujuan wakafnya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam.3
Dilihat dari segi peruntukannya, wakaf di bagi menjadi dua yaitu konsumtif dan
produktif. Wakaf konsumtif yaitu harta benda atau pokok tetapnya wakaf
adalah harta benda atau pokok tetapnya wakaf tidak secara langsung digunakan
untuk pembangunan masjid, musala, sekolahan, rumah yatim piatu, rumah sakit
berjalan tertib dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus harta wakaf tidak
dengan cara melawan hukum. Keadaan demikian disebabkan oleh tidak hanya
3
Mohammad Daud Ali,Op.Cit,hlm.85-86.
4
Hasan As’yari, http://etheses.uin-malang.ac.id,diakses pada tanggal 15 Agustus pada
pukul 14:30.
5
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2009,
hlm.121.
3
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria yang menggariskan adanya
Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengenai
hukum perwakafan Buku III Pasal 223 dan 224 yang mengatur tata cara
2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomr 42 Tahun 2006 tentang
pelaksanaannya.6
Nomor 42 tahun 2006, perubahan status harta benda wakaf dengan jalan
harta benda wakaf tersebut dapat diperbolehkan. Penukaran harta benda wakaf itu
hanya dapat dilakukan dengan izin tertulis dari Menteri, dalam hal ini
Meskipun tata cara perubahan harta benda wakaf dengan jalan tukar ganti ini telah
diatur sedemikian rupa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 pasal
49, 50 dan 51 akan tetapi dikarenakan perubahan harta benda wakaf terkait
dengan banyak pihak, misalnya: dengan nazhir, dengan ikrar wakaf yang dibuat si
wakif, syarat-syarat dari wakif jika ada dan juga dengan wakif itu sendiri atau ahli
warisnya, tidak mustahil perubahan status harta benda wakaf dengan jalan
sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 ini nantinya
6
Muhammad Razes Taufiq, http://digilib.uin-suka.ac.id, diakses pada tanggal 15 Agustus
pukul 18:49.
4
Penukaran harta benda wakaf yang melibatkan banyak pihak, serta membuka
lembaran lama yang berkenaan dengan wakaf, tidak sedikit sengketa wakaf yang
disebabkan oleh perubahan harta benda wakaf dari bentuk semula ataupun
perubahan tujuan semula dari wakif, karena itulah penukaran harta benda wakaf
pihak.7
wakaf. Salah satu contoh kasus tentang perubahan status benda wakaf di Bandar
Lampung yaitu Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 741 Tahun
2017 tentang pemberian izin perubahan status/tukar menukar tanah wakaf yang
Karang Timur, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dengan tanah penukar
Tanah wakaf seluas 742 M2 dengan sertifikat wakaf Nomor: 303/SL tanggal 10
madrasah yang ramai, padat dan tempatnya juga kecil sehingga dapat
7
Nurman Syarif, http://www.pa-mentok.go.id, di akses pada tanggal 3 Agustus 2017
pada pukul 19:33.
5
untuk di jadikan madrasah, dan kebetulan ada yang berminat untuk menawarkan
penukaran tanah wakaf tersebut karena dia mempunyai tanah disekitar tanah
Berdasarkan latar belakang dan kasus yang telah terjadi akibat adanya tindakan
1. Rumusan Masalah
meneliti, maka munculah isu hukum yang akan dijelaskan secara sistematis
Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang mengkaji Perubahan Status Benda
Objek yang dikaji dalam penelitian ini terkait alasan, pelaksanaan, dan akibat
hukum dari adanya perubahan status benda wakaf. Dalam penelitian ini yang
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
benda wakaf.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini, jika dianalisa dalam aspek teoritisnya yaitu memberikan arahan
2. Secara Praktis
produk hukum yang ditetapkan oleh pemerintah, maka masyarakat patut turut
A. Pengertian Wakaf
Menurut Abd al-Wahhab Khallaf, wakaf berarti menahan sesuatu baik hissi
maupun maknawi. Kata wakaf itu menurut Abd al-Wahhab Khallaf juga di
gunakan untuk objeknya yakni dalam arti sesuatu yang di tahan. Menurut Ibn
menurut istilah hukum islam yaitu “to protect a thing, to prevent it from
barang atau benda dengan jalan menahannya agar tidak menjadi milik pihak
ketiga. Barang yang di tahan itu haruslah benda yang tetap zatnya yang di
lepaskan oleh yang punya dari kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat
tertentu, tetapi dapat dipetik hasilnya dan dipergunakan untuk keperluan amal
maksud dengan wakaf adalah menahan sesuatu barang dari pada dijualbelikan
atau diberikan atau dipinjamkan oleh yang punya guna dijadikan manfaat untuk
8
Farida Prihatini, dkk, Hukum Islam Zakat dan Wakaf, FH UI, Jakarta, 2005, hlm.108.
9
Mohammad Daud Ali, Op.Cit,hlm.84.
9
bentuknya dan boleh dipergunakan atau di ambil hajatnya oleh orang yang
dalam tangan pemilikan wakaf dan penggunaan hasil barang itu. Selanjutnya
bersifat abadi untuk memungut hasil dari barang yang diwakafkan guna
kepentingan orang seorang atau yang bersifat keagamaan, untuk tujuan amal.
pengertian harta wakaf ialah suatu barang yang sementara asalnya (zatnya)
tetap, selalu berbuah, yang dapat dipetik hasilnya dan yang punya sendiri sudah
diperintahkan syariat.10
Menurut B. ter Haar Bzn, bahwa lembaga hukum Islam wakaf telah di terima di
banyak daerah di Nusantara ini dan disebutkan dengan istilah Belanda vrome
stichting. Mewakafkan tanah atau benda suatu perbuatan hukum yang bersifat
tersendiri dan dipandang dari sudut tertentu bersifat rangkap, karena perbuatan
itu di satu pihak suatu perbuatan mengenai tanah atau benda, yang
pihak perbuatan tadi menimbulkan suatu badan dalam hukum adat yaitu suatu
10
Rachmadi Usman, Op.Cit, hlm. 52.
10
perbuatan mana suatu barang atau barang keadaan telah di keluarkan atau di
seseorang atau orang tertentu atau guna seseorang maksudnya atau tujuan atau
barang tersebut sudah berada dalam tangan yang mati. 11 Al-Kabisi, seorang
pakar hukum islam lebih condong pada definisi wakaf versi Qudamah dari
mazhab Hanabilah.12
ketentuan Pasal 215 angka 1 Kompilasi Hukum Islam yang menentukan bahwa
wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan
wakafkan haruslah (1) benda yang kekal zatnya (tahan lama wujudnya), tidak
lekas musnah setelah dimanfaatkan, (2) lepas dari kekuasaan orang-orang yang
11
Ibid,hlm.72-73.
12
Tim Penulis, Dinamika Perwakafan di Indonesia dan Berbagai Belahan Dunia,
Kementerian Agama RI, Jakarta,2013, hlm.11.
13
Pasal 215 Angka 1 Kompilasi Hukum Islam Buku ke-3 Tentang Perwakafan.
11
berwakaf, (3) tidak dapat di asingkan kepada pihak lain, baik dengan jalan jual-
beli, hibah maupun dengan warisan,(4) untuk keperluan amal kebajikan sesuai
pandang perlu meningkatkan peran wakaf sebagai lembaga keagamaan yang tidak
hanya bertujuan menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, melainkan juga
pemerintah.
14
Mohammad Daud Ali, Op.Cit,hlm.84.
12
Milik.
(PPAIW).
10. Instruksi Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1979 tanggal 19 Juni 1979
Mei 1980 yang menentukan jenis formulir wakaf nama yang bebas materai
dan jenis formulir nama yang dikenai bea materai dan beberapa besar bea
materainya.
12. Surat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji
13. Surat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji
14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Wakaf.
15
Tim Penulis, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Wakaf, Kementerian Agama
RI, Jakarta, 2016.
14
C. Pihak-Pihak Terkait
Wakaf sebagai sebuah pranata yang berasal dari hukum Islam memegang
peranan penting dalam kehidupan keagamaan dan sosial umat Islam. Oleh
berlaku bagi umat Islam Indonesia dewasa ini dapat dijumpai dalam Buku III
Kompilasi Hukum Islam. Selain mengatur aspek teknis prosedural, Buku III
perwakafan.16
Orang yang mewakafkan hartanya dalam dalam istilah Islam disebut wakif.
2004 Pasal 1 angka 2: “Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda
a. Perseorangan.
b. Organisasi.
c. Badan Hukum.
melakukannya atau dapat dianggap sah wakaf yang telah diberikan itu
16
Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Darul Ulum Press, Serang, 1999,
hlm.45.
15
berikut:
a. Orang yang berwakaf itu harus merdeka dan pemilik penuh dari barang
yang diwakafkan. Tidak sah wakafnya seseorang budak sahaya atau tidak
sah mewakafkan tanah milik orang lain atau wakafnya seseorang pencuri
b. Orang yang berwakaf itu harus berakal sempurna. Tidak sah wakaf yang
diberikan oleh orang gila dan tidak sah pula wakaf yang diberikan oleh
orang lemah akalnya disebabkan sakit atau terlalu lanjut usia, juga tidak
sah wakafnya orang dungu karena akalnya dipandang kurang. Wakaf itu
pula.
c. Orang yang berwakaf itu harus cukup umur atau sudah balig. Karena
cukup umur atau balig itu lazim dipandang sebagai indikasi sempurnanya
akal seseorang. Oleh sebab itu tidak sah wakaf yang diberikan oleh anak
d. Orang yang berwakaf harus berpikir jernih dan tenang, tidak tertekan
kehidupan. Akan tetapi kadangkala anak yang sudah berumur 15 tahun juga
16
belum mempunyai kesempurnaan akal. Dalam hal ini ada ide untuk
membedakan pengertian antara balig dan rasyid. Akan lebih tepat apabila
a. Dewasa.
b. Berakal sehat.
hukum/organisasi tersebut.
Pengawasan atau perwalian harta wakaf pada dasarnya menjadi hak wakif,
akan tetapi wakif dapat menyerahkan pengawasan harta wakaf itu kepada
orang lain baik perorangan maupun badan hukum atau organisasi. Guna
“Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk
yaitu:
Nazhir perseorangan.
agar pengurus baik yang terdiri dari perorangan maupun suatu badan hukum
kecamatan tempat letaknya tanah yang di wakafkan. Hal ini didasarkan pada
sehingga selain kewajiban nazhir juga mempunya hak. Hak yang dimiliki
nazhir adalah Nazhir berhak menerima imbalan dari hasil bersih atas
tanah hak milik merupakan suatu perbuatan hukum yang harus dilakukan
melalui sebuah ikrar atau pernyataan. Untuk itu diperlukan seorang pejabat
Tahun 1977 Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa: “Pihak yang mewakafkan
Apabila dibaca secara seksama mengenai isi pasal tersebut maka ruang
mengenai PPAIW itu sendiri. Penegasan mengenai hal ini lebih lanjut
Tahun 1978 yang secara tegas ada dalam tiga pasal yaitu Pasal 5 sampai
KUA kecamatan dan dalam hal suatu kecamatan tidak ada KUA nya maka
Pasal 19, untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif ataupun kuasanya
harus menyerahkan surat dan/atau tanda bukti kepemilikan atas harta benda
hak wakif atas harta benda wakaf dimaksud. PPAIW atas nama Nazhir
bidang wakaf tanah dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional, akan
20
4. Badan Wakaf
Pasal 1 ayat (7) yaitu: “Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen
Tahun 2004 Pasal 48, berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan Republik
b. Beragama Islam.
c. Dewasa.
d. Amanah.
nasional.
beberapa ketentuan baru yang lebih lengkap dan sesuai dengan problematika
menurut syariah.
17
Devi Kurnia, Tinjauan Perwakafan Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2004 Tentang Wakaf Di Kabupaten Semarang, http://eprints.undip.ac.id.hal.43-50, di akses 30
Agustus pukul 19.15
22
miliknya.
d. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk
e. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama
ikrar wakaf.
a. Wakif.
b. Nazhir.
c. Harta Benda Wakaf.
d. Ikrar Wakaf.
e. Peruntukan Harta Benda Wakaf.
f. Jangka Waktu Wakaf.
23
adalah:
hukum.
c. Harta Benda Wakaf dapat diwakafkan apabila dimiliki oleh wakif secara
sah.
dengan disaksikan oleh dua orang saksi, selain itu akta ikrar wakaf dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan dan dituangkan dalam akta ikrar
wakaf.
kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa, serta kemajuan
peraturan perundang-undangan.
24
E. Kerangka Pikir
Wakif Nazhir
Benda Wakaf
Alasan-Alasan Pelaksanaan
Perubahan Status
Akibat Hukum
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka yang akan dijadikan bahasan dalam
penelitian ini yaitu benda wakaf yang akan dilakukan perubahan statusnya,
benda wakaf yang akan diubah statusnya umumnya berbentuk benda tidak
bergerak. Wakif menyerahkan benda wakaf kepada Nazhir melalui ikrar wakaf.
mengikuti syarat dan prosedur perubahan status benda wakaf menurut Undang-
maka akan timbul akibat hukum terhadap benda wakaf. Oleh karena itu,
rumusan masalah yang menjadi isu hukum akan terjawab secara sistematis.
26
berasal dari kata dasar metode dan logi. Metode artinya cara melakukan sesuatu
dengan teratur (sistematis), sedangkan logi artinya ilmu yang berdasarkan logika
berpikir. metode penelitian artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian dengan
sebagai ilmu selalu berdasarkan fakta empiris yang ada didalam masyarakat. Fakta
diuraikan secara logis dan analitis. Fokus penelitian selalu diarahkan pada
penemuan hal-hal baru atau pengembangan ilmu yang sudah ada. Secara garis
18
Abdulkadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, Bandung, PT Citra Aditya
Bakti, 2004, hlm 57.
27
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yakni
penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis perubahan status benda wakaf
dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan
komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum pasal demi pasal,
formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang, serta bahasa hukum yang
digunakan. Selain itu penulis pada penelitian ini mengkaji terkait alasan-alasan
Undang-Undang dan pelaksanaan serta akibat hukum yang timbul dari perubahan
B. Tipe Penelitian
Tipe penelitian adalah tipe penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan secara jelas, rinci dan sistematis mengenai objek yang akan
diteliti. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk melihat secara jelas,
C. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendektan yuridis
normatif, yang merupakan pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah dan
19
Ibid. hlm. 102.
28
konsepsi, doktrin, dan norma hukum yang berkaitan dengan ketentuan aturan
peran memberikan data yang berupa catatan pengamatan (dalam hal ini penulis
malakukan wawancara kepada Bapak Pandji Buana Sriolago S.E., M.M. selaku
Penyusun Bahan Fasilitasi Sertifikasi Harta Benda Wakaf di Jalan P.M. Noor
Dalam penelitian hukum normatif, data yang dipergunakan berupa bahan hukum
yaitu meliputi:
20
Ibid. hlm. 127.
29
penelitian, artikel, makalah dan hasil dari para ahli hukum di bidang perubahan
status benda wakaf lainnya yang mendukung penelitian ini. Dalam penelitian
Bahan hukum tersier yang digunakan yaitu segala bahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder atau
disebut juga sebagai bahan hukum penunjang dalam penelitian seperti kamus,
dan juga ensiklopedia. Selain itu, data yang digunakan penelitian ini di dapat
Lampung, karena salah satu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
akibat hukum yang timbul. Setelah semua data, informasi, dan penjelasan yang
wakaf.
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka. Studi
vii
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang selalu
memberikan inspirasi di setiap waktu kepada 30
penulis.
11
.
Cah Selo, Adi, Yayad, Wawan, Lu
kman, Shobar yang
pustaka merupakan studi yang dilakukan untuk mengumpulkan dataselalu
sekunder, dan
menghibur dan menggoda penulis untuk
eksplor keindahan
tersier yang membantu mengembangkan pembahasan Batang. konsep Perubahan Status
12
.
Benda Wakaf ditinjau berdasarkan ketentuanKeluarga undang-undang
besar ASb 10 yang dengan caradisebutkan
tidak bisa
satu persatu,
yang selalu bersama melewati masa
membaca, mengutip, mencatat, dan mengidentifikasi- data yang sesuai dengan
masa saat masih di kelas
permasalahan. sampai akhir perjuangan penyelesaian skri
psi.
13
.
Si hitam manis, yang selalu mengantar dan
menemani
kemanapun penulis pergi.
F. Metode Pengolahan Data Semoga amal baik yang diberikan kepada
penulis memperoleh
balasan dari Allah SWT. Amin.
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya Semarang, pengolahan
26 Oktober 2015data yang
Agus Hidayatullah
102111071
diperoleh digunakan untuk menganalisis permasalahan
viii yang diteliti. Pengolahan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang
data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengantuacara:
tercinta,
Ayah Mochamad Zamroni dan Ibu Indayati
yang selalu memberikan
1. Pemeriksaan data, yaitu memeriksa data yangkasih sayang dan do’a di setiap waktunya serta
dikumpulkan
arahannya kepada
serta memastikan
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
bahwa data yang diperoleh sudah cukup lengkap,karyasudah
ilmiah cukup
ini. Adikku
benar dan sesuai
Loethfian Muhammad Qori, yang selalu
memberikan dukungan dan
dengan permasalahan. dorongan semangat kepada penulis.
Keluarga besar penulis, Kakek, Mamak, Mbah,
Yu Eny, Yu
2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data yangBulek
Yayah, diperoleh sesuai
Rini, Bulek Roh, Om dengan
Zuhrudin, Om
Nasir, Om Ari, dan
bidang pokok bahasan agar memudahkan dalam ponakan proses
ponakananalisa
penulis, menjawab
Ima, Haykal, Ah
naf, Nazwa, dan Zuhdan
yang telah memberikan semangat kepada penulis.
permasalahan. Direktur Utama Big House, Pak Asro’I beserta
keluarga yang
telah mengizinkan tinggal selama beberapa
3. Penyusunan data, yaitu kegiatan penyusunan tahundanini.menempatkan
Teman data yang
-
teman
diperoleh pada tiap-tiap pokok bahasan dengan seperjuangansusunan yang meninggalkan
yang telah sistematis saya
terlebih dahulu, Far
id
sehingga memudahkan ketika proses tahapan pembahasan.
Wajdi, Joko Purnomo Hadi, Nizam Al Ghifari,
Eko Setyo Wibowo,
Iqbal Susanto Heri, Dimas Ahmad Muhamad
Dimyati, Reza Burhan,
dan Felik Efendy, ESDA, Gendut, Ucup,
G. Analisis Data Iskandar, Dani, Rizal, Tido,
serta teman kost Bis House lainnya yang tidak
bisa disebutkan
Bahan hukum (data) hasil pengolahan tersebut satu dianalisis dengan menggunakan
persatu yang selalu memberikan inspirasi di
setiap data
metode analisis secara kualitatif, yaitu menguraikan waktu secara
kepada bermutu dalam
penulis. Seluruh Kawan dan sahabat
seperjuangan terutama teman
-
teman ASb 10 yang selalu tetap semangat.
ix
MOTTO
31
bentuk kalimat yang tersusun secara teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih
analisis. Data dalam penelitian ini akan diuraikan ke dalam kalimat-kalimat yang
tersusun secara sistematis, sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan pada
akhirnya dapat ditarik kesimpulan secara induktif yaitu penarikan kesimpulan dari
secara ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum sebagai jawaban
singkat dari permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai perubahan status
Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Dalam penelitian ini penulis akan
apabila terjadi tindakan perubahan status benda wakaf di kaitkan dengan peraturan
21
Ibid. hlm. 155.
65
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
berikut:
1. Terdapat 3 alasan mendasar yang di jadikan sebagai kunci para Nazhir dalam
b. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan ikrar wakaf.
mendesak
2. Penukaran harta benda wakaf harus di proses sesuai dengan prosedur yang
wakaf. Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa penukaran harta benda
3. Secara umum akibat hukum yang ditimbulkan adalah lokasi tanah wakaf yang
berubah dari wilayah asal ke wilayah yang baru, kemudian nilai tanah wakaf
yang akan berubah dikarenakan setiap wilayah berbeda nilai tanah nya.
B. Saran
mengenai jangka waktu untuk melakukan perubahan status benda wakaf sehingga
dengan tidak adanya jangka waktu tersebut akan mempersulit bagi pihak-pihak
1. Buku-buku
Ali, Mohammad Daud, 2006, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta,
UI-Press.
Lubis, Suhrawardi K, dkk, 2010, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, Jakarta, Sinar
Grafika.
Prihatini, Farida, dkk, 2005, Hukum Islam Zakat dan Wakaf, Depok, FH-UI.
3. Sumber lain
http://etheses.uin-malang.ac.id.
http://digilib.uin-suka.ac.id.
http://www.pa-mentok.go.id.
http://eprints.undip.ac.id.
http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/jurnal-al-awqaf/sekilas-jurnal-al-
awqaf.html.
http//bwi.or.id-sekilas-jurnal-al-awqaf.