Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Z.

M DENGAN

DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA

DI RUANGAN PICU RSUP. PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

PEMBIMBING :

Clinical Instruktur : Ns. Dedy Sompie, S.Kep

Clinical Teacher : Ns. Dorce Sisfiani Sarimin, M.Kep, Sp.Kep.An

DI SUSUN OLEH :

Yuniva Ponomban

711440119038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI DIII KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN BRONKOPNEUMONIA
Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis radang paru-paru yang memiliki pola
penyebaran berbercak, secara teratur dalam satu atau lebih daerah terlokalisasi di dalam bronkus
& meluas ke parenkim paru yang dekat disekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing (Ngastiyah,200 5). Bronkopneumonia suatu
cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli ataudengan kata lain peradangan
yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaranlangsung melalui saluran pernafasan atau
melalui hematogen sampai ke bronkus. (RiyadiSujono & Sukarmin, 2009).

B. KLASIFIKASI
berikut merupakan klasifikasi radang paru-paru:
1. Masyarakat diperoleh Pneumonia dimulai juga sebagai penyakit pernafasan umum &dapat
berkembang menjadi sebuah radang paru-paru. Radang paru-paru streptokokus sudah
adasuatu organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini umumnya pria impakelas anak-
anak atau kelas orang lanjut usia.
2. RSUD diperoleh Radang paru-paru dikenal juga sebagai radang paru-paru nosokomial.
Organisme seperti ini sudah ada suatu aeruginisa pseudomon sebagai. Klibseilla/aureus
stapilococcus, ialah bakteri umum penyebab ho rumah sakit diperoleh radang paru-paru.
3. Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi. Saat ini ini
radang paru-paru diklasifikasikan berdasarkan organisme, bukan cuma menurut
lokasianatominya.
4. Radang paru-paru virus, bakterial & jamur dikategorikan berdasarkan dari agen asal, budaya
kepekaan dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan organisme perusak. (Reeves,2001).

C. ETIOLOGI
Umumnya individu yg musibah bronkopneumonia akibat karena adanya penurunan
mekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. orang ygnormal
dan sehat memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas:
reflek glotis & batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman ke arah
keluar dari organ, & sekresi humoris setempat. Timbulnya bronchopneumonia biasanya
disebabkan oleh virus, jamur, protozoa, bakteri, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra
M. Nettiria, 2001: 682) antara lain:
1. Virus: Legionella pneumonia
2. Jamur: Aspergillus spesies, Kandidat albicans
3. Bakteri: streptokokus, stafilokokus, H influenza, Klebsiella
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia sudah ada mikroorganisme (jamur,
tukang roti, virus) & sebagian kecil oleh penyebab lain seperti penasaran (bensin, minyak tanah,
& sejenisnya). Serta aspirasi (masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnya
mikroorganisme dapat masuk melalui Percikan air liur (tetesan kecil) infasi ini dapat masuk
kesaluran pernapasan atas & menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi inimenyebabkan
sedang, di mana ketika terjadi peradangan ini tubuh dapat penyesuaian diri maka timbulah gejala
demam pada penderita. Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan rahasia. Semakin lama rahasia
semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit & pasien dapat
merasa sesak. Tidak hanya terkumpul di bronkus, lama larut malam rahasia dapat sampai ke
alveolus paru & mengganggu sistem pertukaran gas di paru. Tidak Hanya menginfeksi saluran
napas, bakteri ini dapat juga menginfeksi saluran cerna ketika ia disusul oleh darah. bakteri ini
dapat membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen jadi timbul masalah GI sistem.
E. PATHWAY

Virus, Bakteri, Jamur

Infeksi dan peradangan pada parenkim paru :


BRONKOPNEUMONIA

Perubahan membrane Peradangan


kapiler alveolar

Aliran bronkus menyempit Suhu tubuh meningkat

mengganggu sistem pertukaran gas di paru Hipertermia

SaO2 Menurun

Penggunaan otot bantu pernapasan

Gangguan Ventilasi Spontan Pola napas Tidak efektif


F. MANIFESTASI KLINIS
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian atas selamat
beberapa hari suhu tubuh naik sangat galeri sampai 39-40 derajat celcius dan kadang disertai
kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan cepat dan pendek
disertai pernafasan bekam hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga disertai
muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada asal penyakit tapi setelah beberapa hari
mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadion asal sukar dibuat diagnosa dengan
pemeriksaan fisik tetapi dengan adan nafas pendek dan cepat, pernafasan bekam hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut dapat terlupakan adanya radang paru-paru. Hasil pemeriksaan
fisik tergantung luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan
kelainan dan pada auskultasi mungkinhanya terdengar ronchi basah nyaring halus dan sedang.
(Ngastiyah, 2005)
1. Pnemonia bakteri
Gejala:
Sebuah. Anoreksia
a. Rinitis ringan
b. Gelisa
Berlanjut sampai:
a. Nafas cepat dan pendek
b. Demam
c. Rasa tidak enak (tidak nyaman)
d. Ekspirasi bunyi
e. Leukositosis
f. foto torak radang paru-paru lebar
g. Kurang dari 2 tahun muntahan dan diare ringan
h. Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan Kedinginan

2. Pnemonia Virus
gejala awal:
Sebuah. Rinitis
a. Batuk.
Berkembang sampai:
Sebuah. Ronkhi basah
a. Emfisema obstruktif
b. Demam ringan, batu ringan dan rasa tidak enak sampai demam tinggi batu hebat dan lesu

3. Radang paru-paru mikroplasma


gejala:
Sebuah. Anoreksia
a. Menggigil
b. Sakit kepala
c. Demam
Berkembang sampai:
Sebuah. Rinitis alergi
a. Sakit tenggorokan batuk kering berdarah
b. Daerah konsolidasi pada manajemen pemeriksa torak

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat dekat mendiagnosa 1000 dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Sebuah pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (dan jumlah neutrofil)
(Sandra M, Nettina 2001: 68 4).
b. Pemeriksaan dahak
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan untuk budaya serta tes kepekaan untuk mendeteksi
ageninfeksius (Barbara C, Panjang, 1996 : 435).
c. Analisa gas darah
Untuk dekat status oksigenasi dan status asam basa (SandraM, Netina, 2001 : 684)
d. Budaya darah untuk mendeteksi bakterimia.
e. Sampel darah, dahak, dan kencing untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigenmikroba
(Sandra M, Nettina 2001 : 684).

2. Pemeriksaan Radiologi
a. Sebuah Rontgenogram thoraks
Menunujukkan konsolidasi lobar yang sering terlihat pada infeksi pneumokokalatau
klebsiella. Menyusup banyak sering terlihat pada infeksi stafilokkus danhemofilus
(Barbara C, a Panjang, 1996 : 435).
b. Laringoskopi / bronkoskopi
Untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda padat (Sandra M, Netina,
2001).

H. KOMPLIKASI
komplikasi dari bronkopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yangmerupakan akibat kurang mobilisasi atau reflek batu hilang.
2. Empiema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm rongga pleura yang
terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan nanah dala jaringan paru yang meradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang menjadi lebih baik otak.(WhaleyWong, 2006)

I. PENATALAKSANAAN
1. Oksigen 1-2 liter per menit.
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui selang
nasogastrik dengan makanan menitik.
3. Jika sekresi pemberi pinjaman berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan garam normal dan
betaagonis untuk mengangkut muskusilier.
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer, 2000).

J. PENCEGAHAN PADA ANAK


1. Tentang anak dari adanya paparan secepat mungkin merokok, polusi dan tempat keramaian
yang mungkin terjadinya penyaluran.
2. Tentang kontak langsung anak dengan penderita ISPA.
3. Membiasakan melakukan mempersembahkan ASI.
4. Segera berobat apabila terjadi demam, batu, dan pilek, terlebih dahulu disertai suara sesak
dansesak pada anak.
5. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameofilus influensa.
Asuhan Keperawatn Pada An. Z. M

Dengan Diagnosa Medis Bronkopneumonia

Tanggal Masuk : 27 Mei 2021/Jam 08.10

Nomor RM : 741379

Tanggal Pengkajian : 29 Mei 2021/Jam 8.30

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : An. Z M
2. Umur : 2 Bulan
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Suku : Minahasa
5. Agama : Kristen Protestan
6. Pendidikan :-
7. Alamat : Pakowa Link. IV

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

1. Nama : Ny. S. T
2. Umur : 25 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Suku : Minahasa
5. Agama : Kristen Protestan
6. Pendidikan : SMK
7. Alamat : Pakowa Link. IV
8. Hub.dengan pasien : Ibu pasien

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan saat pengkajian
Ibu pasien mengatakan anaknya demam dan sesak napas
2. Riwayat penyakit sekarang
Demam disertai sesak napas 2 jam SMRS, BAB cair 6x sejak sehari SMRS, dan muntah
1x sejak 1 hari SMRS.
3. Riwayat penyakit dahulu: -
4. Riwayat kesehatan keluarga: -
5. Riwayat imunisasi (imunisasi lengkap)

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Frekuensi Reaksi setelah


pemberian
1 BCG 0 Bulan _ Kulit terlihat
kering
2 DPT (I, II, III) _ _ _
3 Polio (I, II, III, IV) 1, 2 Bulan _ Demam, Kulit
kemerahan
4 Campak _ _ _
5 Hepatitis _ _ _

6. Riwayat tumbuh kembang


a. Pemeriksaan fisik
1) Berat badan : 5 kg
2) Tinggi badan : 62 cm
3) Kesadaran : Sopor
4) Keadaan umum : Kurang
5) TTV
TD :- N : 163x/m
SB : 38,6 ocRR : 80x/m

6) Waktu tumbuh gigi : - Gigi : - Tanggal :-


Jumlah gigi :- Buah
b. Perkembangan tiap tahap
1) Berguling :-
2) Duduk :-
3) Merangkak :-
4) Berdiri :-
5) Berjalan :-
6) Senyum kepada orang pertama kali : -
7) Bicara pertama kali :-
8) Berpakaian tanpa bantuan :-

7. Genogram

Ket : : Laki laki : Perempuan

: Pasien

C. PENGKAJIAN SUBKATEGORI

SUB KATEGORI RESPIRASI

DS:
Ibu pasien mengatakan anaknya sesak napas
Nada karotis Tereba
Obstruksi jalan napas Ya
Penggunaan otot bantu napas Ada (Ventilator)
Suara napas Ronchi
Bentuk hidung Simetris
Ukuran hidung Normal
Mukosa hidung Lembab
Bentuk leher Ada pembengkakan
Warna integritas b Abnormal
Pengembangan paru Simetris
Pernapasan Dyspnea
Sa02 (95 – 100%) Menurun (86 %)
Masalah keperawatan Pola napas tidak efektif
Gangguan Ventilasi Spontan

SUB KATEGORI RESPIRASI


DS:
Ibu pasien mengatakan anaknya sesak napas
Nadi 163x/m
Respiration rate 80x/m
Tingkat kesadaran Sopor
Suhu tubuh 38,6 oc
Akral Dingin
Turgor kulit Pucat
Masalah keperawatan Hipertermia

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium
Nama Pasien: An. Z. M No RM: 741379 Usia: 2 Bln Tgl pemeriksaan: 28/05/2021

Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Graph


HEMATOLOGI
Leukosit 17.5 6.0-15.0 10^3/uL _ (*) _
Eritrosit 2.08 4.10-5.30 10^6/uL *_ ( ) _
Hemoglobin 6.0 11.1-14.1 g/dL *_ ( ) _
Hematokrit 18.7 30.0-40.0 % *_()_
Trombosit 216 200-550 10^3/uL _ (*) _
MCH 28.8 24.0-30.0 Pg _ (*) _
MCHC 32.1 30.0-36.0 g/dL _ (*) _
MCV 89.9 68.0-84.0 fL _ ( ) _*

E. TERAPI/OBAT

Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Pemberian


RL 375 ml 30 menit Intravena
D5 1/2 Ns 20 ml Perjam Intravena
Epineprine 0,75g 0,1 ml Perjam Intravena
Dobutamine 1 ml Perjam Intravena
Cefotaxime 250 g Per 24 jam Intravena
Gentamisin 40 g Per 24 jam Intravena
Dexametasone 1g Per 8 jam Intravena
Diazepam 0,5 mg Per 8 jam Intravena
Vitamin K - Per 24 jam Intravena
NS 0,9 % Infus continous Perjam Intravena

F. ANALISA DATA

Data fokus Etiologi/Penyebab Masalah


DS: Ibu pasien mengatakan Hambatan upaya napas Pola Napas Tidak Efektif
anaknya sesak napas (kelemahan otot pernapasan) (D.0005)
DO: Pasien menggunakan
alat bantu pernapasan
(ventilator)
Ibu pasien mengatakan Kelelahan otot pernapasan Gangguan Ventilasi
anaknya sesak napas Spontan (0004)
DO: Pasien tampak dyspnea
dan SaO2 menurun (86%)
DO: Ibu pasien mengatakan Proses penyakit Hipertermia (D.0130)
anaknya demam
DS:
Suhu badan: 38,6 oc
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. (D.0005) Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya napas (kelemahan otot
pernapasan) d.d pasien menggunakan ventilator
2. (0004) Gangguan Ventilasi Spontan d.b kelelahan otot pernapasan d.d dyspnea dan SaO2
menurun (86%)
3. (D.0130) Hipertermia b.d proses penyakit

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Masalah Tujuan Dan Kriiteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 (D.0005) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
Pola Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan (I.01011)
Efektif keperawatan selama 3x7 jam, di Observasi
harapkan Pola Napas Membaik.  Monitor pola napas
Dengan kriteria hasil: (frekuensi, kedalaman,
Dispnea 4 cukup usaha napas)
menurun  Monitor bunyi napas
Penggunaan otot bantu tambahan (ronchi
pernapasan 4 cukup kering)
menurun Terapeutik
-
Edukasi
-
Kolaborasi
-
2 (0004) Respons Ventilasi Mekanik Dukungan Ventilasi (I.01002)
Gangguan (L.01005) Observasi
Ventilasi Spontan Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi adanya
keperawatan selama 3x7 jam, di kelelahan otot bantu
harapkan Respons Ventilasi napas
Mekanik Meningkat. Dengan  Monitor status respirasi
kriteria hasil: dan oksigenasi (mis.
Tingkat kesadaran 4 Frekuensi dan
cukup meningkat kedalaman napas,
Saturasi oksigen 4 cukup penggunaan otot bantu
meningkat napas, bunyi napas
Suara napas tambahan 4 tambahan, saturasi
cukup menurun oksigen)
Infeksi paru 4 cukup Terapeutik
menurun  Pertahankan kepatenan
jalan napas
Edukasi
-
Kolaborasi
-
3 (D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan (I.15506)
keperawatan selama 3x7 jam, di Observasi
harapkan Termoregulasi  Monitor suhu tubuh
Membaik. Dengan kriteria hasil: Terapeutik
Tekanan nadi 4 cukup  Ganti linen setiap hari
membaik atau lebih sering jika
Pucat 4 cukup menurun mengalami hiperhidrosis
Akral dingin 4 cukup (keringan berlebihan)
menurun  Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
indravena, jika perlu

I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien: An. Z. M No RM: 741379 Usia: 2 Bulan Diangnosa Medis: Bronkopneumonia

N Diagnosa Tgl/Jam Implementasi


o
1 (D.0005) Sabtu Implementasi Hari pertama
Pola Napas Tidak 29 Mei 2021
Efektif Melihat upaya kedalaman pasien bernapas
09.00
2 (0004) 09.55 Memperhatikan status respirasi dan oksigenasi
Gangguan Ventilasi penggunaan bantu otot bantu pernapasan dan saturasi
Spontan oksigen.
Memperhatikan kepatenan jalan napas
10.30
3 (D.0130) 11.00 Mengukur suhu tubuh pasien
Hipertermia Mengompres dengan kain basa pada dahi pasien
11.30 Mengukur suhu tubuh pasien kembali
12. 00

N Diagnosa Tgl/Jam Implementasi


o
1 (D.0005) Minggu Implementasi Hari Kedua
Pola Napas Tidak 30 Mei 2021
Efektif Melihat upaya kedalaman pasien bernapas
14. 35
2 (0004) 15.30 Memperhatikan status respirasi dan oksigenasi
Gangguan Ventilasi penggunaan bantu otot bantu pernapasan dan saturasi
Spontan oksigen.
Memperhatikan kepatenan jalan napas
16.45
3 (D.0130) 17.55 Mengukur suhu tubuh pasien
Hipertermia Mengompres dengan kain basa pada dahi pasien
18.45 Mengukur suhu tubuh pasien kembali
19.00

N Diagnosa Tgl/Jam Implementasi


o
1 (D.0005) Minggu Implementasi Hari Ketiga
Pola Napas Tidak 30 Mei 2021
Efektif Melihat upaya kedalaman pasien bernapas
14.20
2 (0004) 14.30 Memperhatikan status respirasi dan oksigenasi
Gangguan Ventilasi penggunaan bantu otot bantu pernapasan dan saturasi
Spontan oksigen.
Memperhatikan kepatenan jalan napas
15.00
3 (D.0130) 15.30 Mengukur suhu tubuh pasien
Hipertermia Mengompres dengan kain basa pada dahi pasien
16.00 Mengukur suhu tubuh pasien kembali
16.30

J. EVALUASI
Evaluasi Hari Pertama

N Diagnosa Tgl/jam Evaluasi


o
1 (D.0005) Sabtu S: ibu pasien menggatakan anaknya
Pola Napas Tidak 29 mei 2021 tidak sadarkan diri.
Efektif
13.15 O:
KU: Kurang
Kes: Sopor
Kedalaman napas pasien tampak 3
cm

A: Masalah Belum Teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
2 (0004) 13. 25 S: ibu pasien mengatakan anaknya
Gangguan Ventilasi tetap menggunakan alat bantu
Spontan pernapasan

O:
Pasien tampak tetap menggunakn
ventilator.
Respirasi pasien 78x/m dan SaO2
88%
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

3 (D.0130) 13.30 S: Ibu pasien mengatakan anaknya


Hipertermia tetap demam

O:
Suhu badan pasien 38,4oc

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
Evaluasi Hari Kedua

N Diagnosa Tgl/jam Evaluasi


o
1 (D.0005) Minggu S: ibu pasien menggatakan anaknya
Pola Napas Tidak 30 mei 2021 tetap belum sadarkan diri.
Efektif
19.15 O:
KU: Kurang
Kes: Sopor
Kedalaman napas pasien tampak 2
cm

A: Masalah Belum Teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
2 (0004) 19.20 S: ibu pasien mengatakan anaknya
Gangguan Ventilasi masih tetap menggunakan alat bantu
Spontan pernapasan

O:
Pasien tampak tetap menggunakn
ventilator.
Respirasi pasien 82 x/m dan SaO2
82%
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

3 (D.0130) 19.30 S: Ibu pasien mengatakan anaknya


Hipertermia masih tetap demam

O:
Suhu badan pasien 38,2oc
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

Evaluasi Hari Ketiga

N Diagnosa Tgl/jam Evaluasi


o
1 (D.0005) Senin
Pola Napas Tidak 31 mei 2021
Efektif
2 (0004)
17.30
Gangguan Ventilasi
Spontan
S: Ibu pasien mengatakan anaknya tetap tidak sadarkan diri
3 (D.0130)
Hipertermia
O:
Secara perlahan keadaan umu pasien menurun
Tingkat Kesadaran pasien juga secara perlahan menurun
Respirasi dan SaO2 pasien juga secara perlahan menurun

A: Masalah Belum Teratasi

P: Intervensi Dihentikan
Pasien Meninggal Jam 17.45

Anda mungkin juga menyukai