Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPM : 1974201039
Kelas : A1
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Pertanggungan, Hukum Asuransi dan Hukum
Asuransi Syariah?
Jawab :
Hukum Pertanggungan adalah suatu perjanjian timbal balik , dimana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima premi
sebagai pengganti karena karena kerugian yang dideritanya akibat suatu perisriwa
tak tentu.
Hukum Asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis,
yang ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian
asuransi (penanggung dan tertanggung).
Hukum Asuransi Syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian
antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara para
pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah
guna saling menolong dan melindungi dengan cara:
a. Memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta
atau pemegang polis karena terjadinya sesuatu peristiwa yang tidak pasti,
atau
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau
pembayaran yang didasarkan hidupnya peserta dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Jawab:
1. Prinsip Dasar
Prinsip dasar atau cara kerja asuransi syariah dan konvensional cukup berbeda yaitu:
Pada asuransi syariah, pertanggungan risiko adalah antara perusahaan asuransi
dengan peserta (risk sharing). Peserta saling membantu dan tolong menolong.
Pengumpulan dana dikelola dengan cara membagi risiko kepada perusahaan dan
peserta asuransi itu sendiri.
Pada asuransi konvensional, pemindahan risiko dari peserta ke perusahaan
adalah bersifat penuh (risk transfer). Secara sepenuhnya, asuransi akan
menanggung risiko atas nama tertanggung, baik untuk aset, kesehatan, jiwa. Ini
tentunya menyesuaikan dengan catatan yang berlaku.
2. Akad atau Perjanjian
Untuk asuransi syariah, akad yang menjadi landasan adalah akad takaful yaitu
tolong menolong. Jika terjadi masalah atau musibah pada salah satu peserta,
peserta lain akan membantu dengan dana tabarru’ (dana sosial).
Pada asuransi konvensional, prinsipnya adalah akad tabaduli yaitu akad jual-
beli. Akad ini dijalankan menurut syara’ yaitu harus ada kejelasan hal-hal
seperti pembeli, penjual, objek yang diperjualbelikan, harga, dan ijab qabul.
Dalam hal ini, setiap pihak saling memahami dan menyetujui transaksi yang
terjadi.
3. Pengawasan Dana
Pengawasan dana asuransi sangat penting sifatnya, berikut perbedaan antara kedua jenis
asuransi ini:
Pada asuransi syariah, ada melibatkan pihak ketiga sebagai pengawas kegiatan
asuransi yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi
proses transaksi perusahaan agar tetap memegang prinsip syariah. DPS
bertanggung jawab kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam asuransi konvensional, tidak ada badan pengawas khusus tertentu untuk
kegiatan dan transaksi perusahaan. Namun prinsipnya, setiap perusahaan
asuransi resmi dan terdaftar harus menurut pada peraturan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
4. Surplus Underwriting
Ini adalah dana yang diberikan kepada peserta jika terdapat kelebihan dari rekening
sosial (tabarru’), termasuk dari pendapatan lain setelah dikurangi dengan pembayaran
klaim/santunan dan utang jika ada.
Pada asuransi syariah, ada sistem surplus underwriting bagi semua peserta
asuransi. Pembagian keuntungan bersifat prorata.
Pada asuransi konvensional, tidak ada pembagian keuntungan tetapi ada
istilah no-claim bonus pada beberapa produk asuransi. Ini adalah pemberian
kompensasi kepada nasabah/tertanggung jika tidak pernah melakukan klaim
dalam jangka waktu tertentu.
5. Wakaf & Zakat
Pada asuransi syariah, berlaku istilah wakaf dan zakat yang tidak eksis pada asuransi
konvensional:
Wakaf adalah penyerahan hak milik atau harta benda yang tahan lama kepada
penerima wakaf atau nazhir, dengan tujuan demi kemaslahatan umat. Karena
wakaf memiliki manfaat perlindungan, peserta asuransi atau nasabah dapat
mewakafkan manfaat asuransi berupa santunan asuransi meninggal dunia dan
nilai tunai polis.
Zakat adalah harga tertentu yang wajib diberikan oleh umat Islam kepada
golongan yang berhak menerima, misalnya fakir miskin. Zakat bersifat wajib
pada asuransi syariah dan diambil dari besarnya keuntungan perusahaan.
Aturan wakaf dan zakat tidak ada pada asuransi konvensional. Pembayaran polis bisa
diberikan kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Pembayaran Klaim Polis
Asuransi syariah akan mencairkan dana tabungan bersama untuk membayar
klaim nasabah. Pada asuransi syariah, sebuah polis bisa diatasnamakan per
keluarga inti (ayah, ibu, dan anak). Seluruh keluarga akan mendapatkan
perlindungan rawat inap rumah sakit. Klaim juga biasa dibayarkan dengan
sistem cashless atas semua tagihan yang timbul, tanpa menutup
kemungkinan double claim terhadap asuransi lain.
Asuransi konvensional akan menanggung klaim asuransi nasabah dari dana
perusahaan, sesuai ketentuan polis yang berlaku tentunya. Dikarenakan polis
bersifat individu, hanya boleh diatasnamakan 1 orang saja, terkecuali memang
ada manfaat polis tertentu yang punya fasilitas keluarga.
Pembayaran klaim polis beraneka ragam pada asuransi konvensional,
yaitu reimburse, cash plan ataupun cashless. Anda juga boleh mencoba double claim,
tergantung ketentuan yang berlaku pada masing-masing kebijakan polis asuransi.
Menurut pendapat saya, HukumAsuransi konvensional adalah produk keuangan yang
memungkinkan nasabahnya mengalihkan risiko ke perusahaan asuransi. Syaratnya,
nasabah tersebut perlu menyetorkan sejumlah premi ke perusahaan asuransi. Namun,
produk asuransi konvensional sering dianggap riba, terutama jika dilihat dari perspektif
syariat Islam. Oleh sebab itu, beberapa perusahaan asuransi berinovasi menghasilkan
produk asuransi syariah.
Jawab:
Polis Asuransi merupakan sebuah bukti perjanjian tertulis yang dilakukan oleh pihak
perusahaan asuransi (penanggung) dengan nasabah pengguna layanan asuransi
(tertanggung), yang isinya menjelaskan segala hak dan kewajiban antara kedua belah
pihak tersebut. Polis asuransi akan menjadi bukti tertulis yang sah dalam perjanjian
yang dilakukan oleh pihak penanggung dan pihak tertanggung. Dengan adanya polis
asuransi, maka kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi tersebut akan
terikat dan memiliki masing-masing tanggung jawab sebagaimana yang telah disepakati
sejak awal. Polis asuransi merupakan hal yang sangat penting di dalam layanan asuransi
itu sendiri, karena polis akan melindungi setiap hak dan kewajiban nasabah dan pihak
perusahaan asuransi.
Fungsi Polis Asuransi
Mengingat pentingnya sebuah polis asuransi, maka sudah sewajarnya jika anda harus
memahami keseluruhan isi dari polis asuransi yang dimiliki. Hal ini akan
menghindarkan anda dari sejumlah kerugian yang bisa saja muncul di hari yang akan
datang akibat kurangnya pemahaman anda terhadap semua detail yang tertulis di dalam
polis asuransi yang anda gunakan.
Bagi kedua belah pihak antara tertanggung dan penanggung, polis asuransi memiliki
fungsi masing-masing, yakni:
Fungsi polis bagi nasabah pengguna asuransi (tertanggung):
a. Menjadi alat bukti tertulis atas jaminan penanggungan atas berbagai risiko dan
penggantian kerugian yang mungkin terjadi pada tertanggung, di mana kerugian
tersebut tertulis di dalam polis.
b. Menjadi bukti pembayaran premi yang diberikan kepada pihak perusahaan
asuransi selaku penanggung.
c. Menjadi bukti paling otentik untuk menuntut penanggung, jika sewaktu-waktu
lalai atau tidak memenuhi jaminan yang menjadi tanggungannya.
Fungsi polis bagi perusahaan asuransi (penanggung):
a. Menjadi alat bukti atau tanda terima premi asuransi yang dibayarkan oleh pihak
tertanggung.
b. Menjadi bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk
membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.
c. Menjadi bukti paling otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim yang
diajukan oleh tertanggung, jika penyebab kerugian tersebut tidak memenuhi
syarat polis yang dimiliki.
4. Bagaimana cara tepat dalam memilih Polis Asuransi dan sebutkan jenis-jenisnya?
Jawab:
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa anda pertimbangkan dalam mendapatkan
polis asuransi yang tepat:
1. Sesuaikan dengan Kebutuhan Anda
Ada banyak jenis layanan asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi, hal ini
tentu berbanding lurus dengan banyaknya polis yang mereka tawarkan. Sebagai calon
nasabah, maka akan sangat penting bagi anda untuk benar-benar memahami jenis
asuransi yang anda butuhkan. Jangan membeli asuransi yang perlindungannya sama
sekali tidak anda butuhkan, tindakan ini hanya akan membuang-buang uang.
2. Gunakan yang Menerima Double Claim
Ketika anda menggunakan dua layanan asuransi kesehatan sekaligus (misalnya satu
fasilitas kantor dan yang lainnya dana pribadi), maka upayakan untuk menggunakan
layanan asuransi kesehatan yang bisa double claim, di mana asuransi pribadi anda
tersebut bisa di klaim hanya dengan menggunakan fotokopi kuitansi yang dikeluarkan
oleh rumah sakit. Ini akan memberi anda manfaat yang maksimal atas penggunaan
asuransi tersebut.
3. Satu Polis untuk Satu Keluarga
Ada layanan asuransi yang memungkinkan anda menggunakan satu polis secara
bersamaan dengan anggota keluarga lainnya. Ini jauh lebih hemat, di mana anda hanya
perlu membayar satu polis saja untuk seluruh anggota keluarga.
4. Pahami Syarat-Syarat yang Ditentukan
Ada banyak hal yang tertulis dalam polis asuransi, salah satu yang paling penting untuk
anda cermati adalah mengenai ketentuan mengajukan klaim. Meski setiap perusahaan
memiliki ketentuan yang berbeda, namun berikut ini adalah ketentuan standar yang
harus anda pahami sejak awal:
Sistem perhitungan premi yang diterapkan dan besaran premi yang harus anda
bayarkan
Jenis pertanggungan yang bisa diklaim, seperti: syarat rawat inap, pilihan rumah
sakit/klinik, jenis layanan rumah sakit yang bisa diklaim (biaya kamar, jasa
dokter, obat-obatan, dan yang lainnya).
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan premi asuransi, fungsi dan faktor yang
memengaruhi besarannya?
Jawab:
Premi asuransi adalah sejumlah biaya yang harus dibayarkan dalam jangka waktu
tertentu sebagai kewajiban peserta sebagai tertanggung (nasabah asuransi). Premi
umumnya dibayarkan setiap bulan tergantung dari jatuh tempo sesuai dengan yang
tertera dalam perjanjian atau polis asuransi. Namun demikian, untuk premi asuransi
mikro yang memberikan premi asuransi murah, bisa dibayarkan per kuartal, per
semester bahkan bisa juga dalam waktu per tahun.
Jawab:
Asuransi jiwa
Jangka waktu berlaku asuransi bervariasi dari 1 hingga 10 tahun.
Asuransi kesehatan
Masa tunggunya 30 hari dan ada yang 60 hari. Khusus untuk daftar penyakit tertentu
di asuransi kesehatan maka Masa Tunggu agar penyakit tersebut bisa ditanggung
yaitu 12 bulan.
Asuransi properti
Polis properti biasanya mengandung ketentuan atas penggantian rugi jika rumah
yang kita beli mengalami kerusakan.
Asuransi pendidikan
Selama 10 tahun dan dapat menikmati asuransi hingga 16 tahun.
Dana pendidikan akan dibayarkan sesuai jadwal bila tertanggung hidup
dalam masa pertanggungan asuransi dan pertanggungan masih aktif. Besaran premi
Sequis tergantung umur masuk tertanggung dan uang pertanggungan.
Asuransi bisnis
Jenis asuransi ini adalah asuransi khusus untuk pelindung bisnis atau usaha.
Asuransi umum
Waktu berlakunya kontrak asuransi yaitu selama. 1 x 24 jam, yang dimulai sejak
Akseptasi.
Asuransi Mikro
Biasanya jangka waktu perlindungannya pun lebih pendek, bisa beberapa hari, satu
bulan, hingga satu tahun saja.