Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK (AGENDA III)

WHOLE OF GOVERNMENT (WOG)


PESERTA DIKLATSAR CPNS POLRI T.A. 2021
KELOMPOK I ANGKATAN VI

Oleh: JAHESKIEL SIRAIT, A.Md.


FAHREZA MIRANDA, A.Md.T.
REVIANDA AMRULLAH AKBAR, A.Md.
RIZKAH ULMI, A.Md.Keb.
ERLITA HAULIAN, A.Md.Keb
Tutor: PEMBINA PARLINDUNGAN, S.T., M.T.,Ak.

TAHUN 2021
1. Pola pelayanan teknis fungsional

Pola pelayanan fungsional yaitu pola pelayanan umum yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya. Contoh pola pelayanan teknis
fungsional yang dapat kita lihat saat ini adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Pajak atau pengurusan izin berlayar oleh kantor syahbandar. Kedua pelayanan
tersebut masing-masing dilakukan oleh lembaga yang memang sesuai dengan kewenangannya.
Contoh lainnya adalah pengurusan sertfikat tanah oleh kantor perwakilan BPN di tiap wilayah.

2. Pola pelayanan satu atap

Pola pelayanan terpadu satu atap merupakan pola pelayanan yang dilakukan secara
terpadu pada satu instansi pemerintah yang masih terkait sesuai kewenangan masing-masing.
Pola pelayanan jenis ini tidak meleburkan kewenangan beberapa instansi yang ada di dalamnya.
Pegawai yang memberikan pelayanan masing-masing mewakili instansi yang menugaskannya.

Sebagai contohnya adalah pengurusan perpanjangan STNK atau pembayaran pajak


kendaraan bermotor di kantor Samsat. Unsur instansi yang ada di kantor Samsat terdiri dari
Kepolisian, PT. Jasa Raharja, dan Dinas Pendapatan Daerah. Terkadang juga sudah dilengkapi
dengan Bank Daerah setempat di mana kantor Samsat itu berada.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) adalah sistem administrasi yang
dibentuk berdasarkan kerjasama secara terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan
Provinsi/Daerah, dan PT. Jasa Raharja (Persero) untuk kepentingan pelayanan masyarakat.

SAMSAT merupakan serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan:

1. Registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (ranmor)


2. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);
3. Bea Balik Nama Berkendaraan Bermotor (BBNKB); dan
4. Pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(SWDKLLAJ).
Secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama Samsat. Terdapat tujuan
dan fungsi Samsat, adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (ranmor);


2. Pembayaran pajak atas kendaraan bermotor;
3. Sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan.

Kemudian diproses secara terintegrasi dan terkoordinasi secara cepat, tepat, transparan,
akuntabel, dan informatif.

Fungsi Samsat dalam 3 lembaga pemerintahan penyelenggaraan pelayanan publik


berbeda-beda. Kantor Samsat merupakan wadah bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) yang membidangi lalu lintas, diwakilkan oleh Dirlantas Polda. Kemudian Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak Provinsi diwakili oleh Dinas
Pendapatan (Dispenda). Serta Badan Usaha dalam menyelenggarakan Samsat (PT. Jasa Raharja).
Ketiga instansi tersebut selanjutnya disebut sebagai Tim Pembina Samsat. Fungsi pelayanan
masing-masing, di antaranya:

a. Dirlantas Polda

Dirlantas Polda memiliki fungsi di Samsat untuk melakukan Registrasi dan


Identifikasi kendaraan bermotor (regident ranmor). Ini sebagai fungsi Kepolisian
untuk memberikan legitimasi asal usul dan kelayakan, kepemilikan serta
pengoperasian Ranmor.

Lalu ada fungsi kontrol, forensik Kepolisian dan pelayanan kepada


masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan.

Kendaraan bermotor harus ada penomoran, penerbitan dan pemberian


bukti, serta registrasi dan identifikasi Ranmor. Kemudian pengarsipan serta
pemberian informasi. Termasuk dalam layanan registrasi dan identifikasi ranmor
sebagai berikut:

1. Registrasi ranmor baru;


2. Registrasi perubahan identitas ranmor dan pemilik;
3. Registrasi perpanjangan ranmor dan/atau;
4. Registrasi pengesahan ranmor;
5. Pemblokiran dokumen regident ranmor yang terkait tindak pidana;
6. Penggantian dokumen regident ranmor;
7. Penghapusan nomor registrasi ranmor.

b. Pelayanan Dispenda

Fungsi selanjutnya dari pelayanan Dispenda. Mereka yang bertugas


menerima dan mengelola pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, yang
meliputi:

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Hasil penerimaan PKB ini paling sedikit 10 persen. Termasuk bagi hasil
kepada kabupaten atau kota. Hasil itu nantinya untuk dialokasikan di
pembangunan dan pemeliharaan jalan, serta peningkatan moda-sarana
transportasi umum.

c. PT. Jasa Raharja

Fungsi Samsat selanjutnya dari kerja sama dengan PT. Jasa Raharja.
Mereka bertugas menerima dan mengelola pembayaran sumbangan wajib dana
kecelakaan lalu lintas, serta angkutan jalan yang terdiri dari:

1. Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)


merupakan sumbangan tahunan yang wajib dibayar oleh pemilik
kendaraan, sebagai dana untuk pertanggungan wajib kecelakaan lalu
lintas.
2. Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (DPWKP)

Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (DPWKP)


merupakan dana yang terhimpun dari hasil iuran-iuran. Terkecuali jumlah
yang akan ditetapkan oleh Menteri, yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan untuk pembayaran ganti rugi akibat
kecelakaan penumpang angkutan umum.

3. Pola pelayanan satu pintu

Merupakan pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan. Pola pelayanan jenis ini merupakan salah satu bentuk kelembagaan Whole of
Government (WoG) yang lebih utuh, di mana pelayanan publik disatukan dalam satu unit
pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi 1 (satu) saja. WoG merupakan sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Contoh pola pelayanan jenis ini adalah pengurusan perizinan di Kantor Badan Koordinasi dan
Penanaman Modal (BKPM).

4. Pola pelayanan terpusat

Pola Pelayanan Terpusat, yaitu pola pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu
instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah
lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Pola ini mirip
dengan pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu. Perbedaannya tergantung pada
sejauhmana kewenangan koordinasi yang diberikan kepada koordinator

Contohnya adalah di pemerintahan untuk kita mengurus masalah listri, semua terpusat
di PLN, untuk pengurusan jaminan sosial untuk pegawai negeri dan keluarga nya semua
terpusat di BPJS, untuk pengurusan pelayanan pajak penghasilan dan harta kekayaan semua
terpusat di Kantor Pelayanan Pajak, untuk pengurusan pelayanan KTP, Akta Lahir dan akta nikah
semua terpusat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL),untuk
kepengurusan sertifikat hak milik tanah terpusat di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN),
untuk kepengurusan pembuatan Surat Izin Mengemudi terpusat di SATPAS tiap daerah, untuk
kepengurusan izin usaha, izin praktik dokter, izin operasional RS semua terpusat di Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PPTSP), untuk pengurusan
kepegawaian ASN di daerah terpusat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dan masih banyak
lagi pelayanan yang diberikat terpusat oleh pemerintah, agar tidak ada tumpang tindih.

5. Pola pelayanan elektronik

Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
elekronik atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas
masyarakat pengguna. Pola pelayanan elektronik lebih efisien jika dibandingkan dengan
pelayanan lainnya. Masyarakat sebagai pengguna tidak perlu mendatangi kantor untuk
mengurus keperluannya. Masyarakat cukup mengakses portal yang disediakan oleh instansi
sehingga dapat mengurusnya dimana saja asalkan terdapat jaringan internet. Dengan demikian
lebih menghemat waktu dan biaya. Contoh pelayanan elektronik yang disediakan pemerintah
adalah E-Samsat, E-Paspor, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai