Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pola dan gaya hidup perkotaan yang semakin maju akan merangsang kegiatan
ekonomi untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan dan perubahan yang sangat cepat
dari gaya hidup masyarakat perkotaan. Salah satunya ialah perlengkapan kebutuhan
fashion masyarakat kota. Secara ekonomis dan finansial, perputaran uang yang ada pada
usaha ini terbilang sangat cepat, karena usaha ini sangat berkaitan dengan gaya hidup
anak muda yang dari dulu sampai sekarang selalu mengikuti trend atau mode fashion.
Meskipun belum tentu memperoleh pendapatan yang tetap atau tidak memiliki
penghasilan tetap, akan tetapi daya beli masyarakat yang terus ada itu akan membuat
usaha distro yang ada dapat memberi peluang yang besar. Kepastian daya beli masyarakat
yang tetap inilah yang akan menjadi peluang besar yang bisa di manfaatkan oleh
pemgusaha distro.
Dalam masa pandemi ini setiap orang lebih selektif untuk mengambil sebuah
keputusan pembelian dan lebih mementingkan untuk membeli kebutuhan pokok dari pada
kebutuhan fashion lainnya, seperti kebutuhan sehari-hari untuk keberlangsungan hidup
sebagai langkah antisipasi dan persediaan hidup selama masa pandemi ini.
Dalam hal ini masyarakat mengalami penurunan minat dibidang fashion
dikarenakan masyarakat lebih mementingkan kebutuhan biologis dimasa ini. Hal ini
berdampak juga terhadap produsen baju di kota-kota besar seperti halnya yang terjadi
pada produsen baju wantmore clothing di kota tangerang.
Business of fashion mencatat pada tahun 2020 dari data yang ada bahwa
perusahaan fashion yang terdaftar mengalami kerugian, terjadi penurunan penjualan yaitu
sebesar 34 persen pada periode bulan januari sampai maret 2020. Perekonomian dunia
yang kacau akibat pandemi ini membuat para konsumen mengurangi atau membatasi
pengeluarannya dibidang fashion, hal itu terjadi secara alami dan salah satu cara untuk
survive atau bertahan hidup di masa pandemi ini.
Menurut Kotler dan Amstrong (2016:177), mendefinisikan bahwa keputusan
pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana
barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Ada beberapa faktor-faktor dalam mengambil sebuah keputusan pembelian yang
dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian produk antara lain faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis
Tabel 1.1 Total penjualan produk wantmore clothing

BULAN TARGET PENJUALAN TOTAL PENJUALAN


DESEMBER RP.4.000.000.00 RP.2.800.000.00
JANUARI RP.4.000.000.00 RP.2.850.000.00
FEBRUARI RP.4.000.000.00 RP.3.100.000.00
MARET RP.4.000.000.00 RP.3.000.000.00
APRIL RP.4.000.000.00 RP.2.900.000.00
MEI RP.4.000.000.00 RP.2.800.000.00
Sumber : Data penjualan produk wantmore clothing 2021

Berdasarkan tabel di atas total data penjualan dari bulan Desember 2020 sampai
Februari 2021 pada umumnya mengalami peningkatan, namun Pada bulan Maret sampai
Mei 2021 total penjualan produk mengalami penurunan target penjualan di karenakan
penjualan offline yang masih minim akibat pandemi covid dan hanya mengandalkan
penjualan online, dan masyarakat pun lebih memilih melakukan pembelian produk
melalui situs online seperti sosial media dan market place dikarenakan situasi pandemi
saat ini yang sedang naik presentase nya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor dari penurunan penjualan
diakibatkan kurangnya kepercayaan konsumen dalam melakukan pembelian melalui
jejaring sosial media dikarenakan pembeli hanya bisa melihat produk berupa contoh
gambar saja dan tidak bisa melihat secara langsung bentuk asli produk yang meraka
inginkan, dan akibat lainnya yang mempengaruhi penurunan penjualan adalah
menurunnya pendapatan masyarakat yang di akibatkan pandemi saat ini sehingga
membuat masyarakat berfikir lagi untuk melakukan pembelian produk fashion.
Menurut Kotler dan Keller (2016:179), yaitu perilaku konsumen sebagai studi
tentang bagaimana tindakan individu, organisasi, dan kelompok dalam membeli, memilih,
dan menggunakan ide, produk, maupun jasa dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
Dalam hal ini perilaku konsumen merupakan hal penting dalam melibatkan
pemikiran dan perasaan konsumen yang terjadi secara alami dan bisa menentukan suatu
tindakan apa yang akan diambil oleh konsumen. Konsumen juga perlu memikirkan secara
matang untuk mengambil sebuah keputusan dalam pembelian dengan cara
membandingkan barang atau jasa yang disediakan oleh penjual dan disesuaikan dengan
kebutuhan hidup dan keinginan para konsumen. Keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen itu didasari secara alami dan dengan sifat yang ada di dalam diri
konsumen yaitu seperti ingin dihargai, mendapat pengakuan dan yang paling umum ialah
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dari hasil yang ada konsumen kurang mendapatkan pengakuan dikarenakan
kurang familiar nya produk wantmore clothing dan banyak keinginan konsumen yang
kurang terpenuhi seperti kepuasan terhadap produk, dan segi pelayanan yang kurang baik
terhadap konsumen dan lain-lainnya.
Menurut Parasuraman et al., (1988, didalam Yuliansyah 2019) perceived quality
adalah kualitas yang mempersepsikan penilaian konsumen tentang keunggulan produk
secara keseluruhan dan keunggulan bukan kualitas yang sebenarnya dari produk.
Perceived quality yang positif tentu saja akan mendorong suatu keputusan
pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Selanjutnya mengingat
persepsi konsumen dapat diramalkan, maka perceived quality yang negatif tidak akan
disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika perceived quality
pelanggan positif maka produk akan disukai dan bertahan lama di pasar, sehingga akan
mengambil sebuah keputusan untuk membeli produk tersebut.
Untuk persepsi konsumen terhadap wantmore clothing adalah konsumen masih
meragukan atau kurang percaya terhadap kualitas produk, dari segi material dan daya
tahan produk dan masih takut untuk menerima resiko yang diterima.
Persepsi kualitas dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor utama seperti
pengalaman sebelumnya, tingkat Pendidikan, dan variabel resiko dan situasional yang
akan dirasakan seperti tujuan pembelian, situasi pembelian, tekanan waktu, dan latar
belakang sosial dari setiap konsumen.
Menurut Jogiyanto (2007:397, didalam Pratama 2019), kepercayaan adalah
penilaian seorang individu setelah memperoleh, memproses, dan mensintesis informasi
dan menghasilkan berbagai penilaian dan anggapan.
Sikap kepercayaan ini harus ada dalam memutuskan pembelian produk melalui
jejaring sosial maupun market place, sikap kepercayaan memiliki dampak yang sangat
tinggi terhadap keinginan konsumen untuk melakukan pembelian produk di online.
Rendahnya kepercayaan konsumen dapat mempengaruhi terjadinya pembelian pada suatu
produk dan sangat mempengaruhi pejualan suatu produk. Rendahnya kepercayaan
konsumen dalam melakukan pembelian dikarenakan adanya perasaan ragu-ragu dari
konsumen akan kualitas produk yang akan dibeli. Konsumen akan merasa takut jika
barang yang dia beli tidak sesuai ekspetasi, oleh karena itu faktor kepercayaan konsumen
masih menjadi masalah serius yang harus dipertimbangkan oleh para penjual produk.
Dapat diketahui bahwa zaman sekarang banyak jejaring sosial atau media sosial yang
dapat diakses oleh siapapun dengan sangat mudah, contohnya Facebook dan Instagram
dimana setiap orang pasti menggunakan internet dan menggunakan media sosial tersebut.
Menurut website inet.detik.com pada tahun 2017 mengatakan bahwa pengguna facebook
yang ada di Indonesia mencapai 115 juta pengguna per bulan dan yang selalu aktif dalam
per hari nya sekitar 65 juta pengguna, sedangkan instagram memiliki pengguna sekitar 45
juta per bulan. Seiring dengan berkembang nya zaman, media sosial pun fungsinya
berkembang menjadi sebuah wadah untuk melakukan jual beli secara online, sebagai
contohnya adalah Instagram yang hingga kini sangat marak di kalangan masyarakat
Indonesia. Menariknya 25 juta pengguna Instagram adalah akun untuk melakukan jual
beli online.
Dalam hal ini konsumen masih memiliki keraguan dalam hal membuat keputusan
pembelian produk wantmore clothing melalui jejaring sosial seperti Instagram,
dikarenakan konsumen masih takut akan produk yang tidak sesuai ekspektasi konsumen
dan masih kurangnya pengetahuan cara membeli produk secara online melalui jejaring
sosial.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian antara lain kesungguhan/ketulusan, kemampuan, dan
integritas.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas serta
disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana Pengaruh Perilaku Konsumen, Perceived
Quality dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian terhadap suatu produk tertentu,
perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu, akan dilakukan penelitian dengan
menjadikan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang sebagai studi populasi,
karena mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang dapat memahami dan
mempertimbangkan tentang hukum yang berlaku mengenai Perilaku Konsumen,
Perceived Quality dan Kepercayaan terhadap keputusan pembelian terhadap suatu
produk. Atas dasar latar belakang tersebut maka penelitian akan melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, PERCEIVED QUALITY
DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
WANTMORE CLOTHING”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan berbagai uraian dan permasalahan di atas, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Adanya penurunan pendapatan konsumen dimasa pandemi yang mengakibatkan
adanya keraguan dalam melakukan keputusan pembelian.
2. Adanya rasa takut barang atau jasa yang tidak sesuai ekspektasi yang dibayangkan
konsumen yang mempengaruhi tindakan keputusan pembelian.
3. Kualitas produk wantmore masih kalah bersaing dengan produk lainnya
4. Harga produk wantmore terlalu murah sehingga produk mengabaikan atau
menurunkan kualitas yang dibuat.
5. Produk wantmore relatif kurang disukai oleh para konsumen dikarenakan kualitas
produk yang masih jauh dibandingkan produk lainnya.
6. Wantmore clothing masih kurang mengetahui persepsi kualitas apa yang konsumen
inginkan.
7. Masih adanya keraguan konsumen untuk membeli produk melalui jejaring sosial
seperti instagram.
8. Konsumen masih kurang percaya terhadap kualitas yang ada pada produk dan
pelayanan yang diberikan.
C. Pembatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian
dapat dilaksanakan secara mendalam dan agar pembahasan masalah dapat terfokus dan
tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada perilaku
konsumen, perceived quality dan kepercayaan yang berkatitan dengan keputusan
pembelian sebagai variabel yang digunakan di dalam penelitian ini.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian pada
produk wantmore clothing?
2. Apakah terdapat pengaruh perceived quality terhadap keputusan pembelian pada
produk wantmore clothing?
3. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan terhadap keputusan pembelian pada produk
wantmore clothing?
4. Apakah terdapat pengaruh perilaku konsumen, perceived quality dan kepercayaan
secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk wantmore clothing?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian pada
produk wantmore clothing.
2. Untuk mengetahui pengaruh perceived quality terhadap keputusan pembelian pada
produk wantmore clothing.
3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap keputusan pembelian pada produk
wantmore clothing.
4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen, perceived quality dan kepercayaan
secara simultan terhadap keputusan pembelian pada peoduk wantmore clothing.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yakni manfaat
teoritis dan praktis:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai pengaruh
perilaku konsumen, perceived quality dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian
pada produk wantmore clothing dan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Untuk memberi informasi dan menambah pengetahuan empiris tentang perilaku
konsumen, perceived quality dan kepercayaan dan kaitanya dengan keputusan
pembelian.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan pertimbangan
kedepannya, dan menjadi modal yang bagus untuk kemajuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai