Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pola dan gaya hidup perkotaan merangsang kegiatan ekonomi guna

mengantisipasi pemenuhan kebutuhan dan perubahan yang cepat dari gaya

hidup masyarakat perkotaan. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan

fashion gaya tampilan masyarakat kota. Secara ekonomis dan financial,

perputaran uang pada usaha ini sangat cepat, karena usaha ini sangat berkait

erat dengan gaya hidup anak muda yang selalu mengikuti trend/mode.

Meskipun belum tentu memperoleh pendapatan yang tetap atau tidak memiliki

penghasilan tetap, tetapi daya beli kawula muda yang terus ada dan cukup

lumayan membuat usahan distro memberi peluang yang besar. Kepastian daya

beli kawula muda yang tetap inilah yang menjadi peluang besar yang bisa kita

manfaatkan (http://eprints.umsida.ac.id/).

Dalam masa pandemi ini setiap orang lebih selektif untuk mengambil

keputusan pembelian dan lebih memikirkan untuk membeli kebutuhan pokok

dari pada kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan sehari-hari untuk

keberlangsungan hidup sebagai langkah antisipasi dan persediaan selama masa

pandemi.

Keputusan pembelian konsumen menjadi faktor yang penting dalam

penentu eksistensi suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat terus eksis jika

rangsangan konsumen dalam memutuskan pembelian produk dari suatu pasar

mendapat respons yang positif dari pasar itu sendiri. Konsumen akan

1
2

membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan

pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang

paling diminati dan berujung pada keputusan pembelian (Kotler & Keller,

2009, http://repository.maranatha.edu/).

Menurut Kotler dan Keller (2009:356 dalam Ade Candra Gunawan

2019), keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran yang

terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya, promosi

adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran, sedangkan yang dimaksud

dengan komunikasi pemasaran adalah aktifitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan kemudian

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya, agar bersedia

menerima, membeli, dan setia pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan

yang bersangkutan.

Tabel 1.1 Total Penjualan Produk Want More Clothing

BULAN TARGET PENJUALAN TOTAL PENJUALAN


JANUARI RP.4.000.000.00 RP.3.200.000.00
FEBRUARI RP.4.000.000.00 RP.3.150.000.00
MARET RP.4.000.000.00 RP.3.250.000.00
APRIL RP.4.000.000.00 RP.3.600.000.00
MEI RP.4.000.000.00 RP.3.950.000.00
JUNI RP.4.000.000.00 RP.4.100.000.00
Sumber : Data pengolahan 2021

Berdasarkan tabel di atas total data penjualan dari bulan Januari

sampai Juni 2021 pada umumnya mengalami peningkatan. Pada bulan Januari

sampai Mei 2021 total penjualan produk tidak mencapai target penjualan di

karenakan penjualan offline yang masih minim akibat pandemi covid dan

hanya mengandalkan penjualan online. Namun, dibulan Juni total penjualan


3

melewati target penjualan di akibatkan penjualan offline yang mulai

meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan pembelian yaitu citra

merek dan harga (Lubis, Hidayat dan 2017), kepercayaan (Kusumawardani

dan 2017), Kepercayaan dan Harga ( Hairi, Telagawat,Suarmanayasa dan

2017), Kepercayaan, Keamanan Dan Kualitas Pelayanan ( Ilham dan 2017 ),

Kepercayaan, Kemudahan Dan Kualitas ( Ayuningtias, Gunawan dan 2018 )

Menurut Handika dkk, 2018 menyatakan bahwa perilaku konsumen

menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli

barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Ahli lain, Kotler dan

Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana

individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan mereka. Perilaku konsumen terpusat pada cara individu

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia seperti

waktu, uang, usaha, guna membeli barang yang berhubungan dengan

konsumsi. Zeithaml et. al. (2009:18) menyatakan perilaku Konsumen adalah

mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,

membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau

pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Proses pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu barang oleh

konsumen beraneka ragam sesuai dengan jenis keputusan pembelian. Kegiatan

membeli adalah bagian yang mengagumkan dari hidup setiap orang, karena
4

kegiatan membeli merupakan aktivitas rutin yang jarang kita sadari secara

mendalam proses kejiwaan yang terlibat didalamnya. Perushaan juga harus

mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena

kelangsungan hidup perusahaan yang berusaha memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen sangat tergantung kepada pola perilaku konsumen.

Apabila perusahaan mampu menetapkan strategi pemasarannya dengan

menciptakan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga yang sesuai

dengan keinginan konsumen, maka konsumen akan memperlajari, mencoba,

dan menerima produk tersebut. Proses penerimaan konsumen pada suatu

produk akan diimplementasikan dalam suatu bentuk keputusan pembeli.

Menurut Parasuraman et al., (1988,) perceived quality adalah kualitas

yang mempersepsikan penilaian konsumen tentang keunggulan produk secara

keseluruhan dan keunggulan bukan kualitas yang sebenarnya dari produk

( Yuliansyah 2019 ).

Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian

dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Selanjutnya mengingat

persepsi konsumen dapat diramalkan makan perceived quality nya negatif

maka produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.

Sebaliknya, jika perceived quality pelanggan positif maka produk akan disukai,

sehingga akan mengambil keputusan umtuk membeli produk tersebut.

Perceived quality berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yang (2009),

dan Najib et al (2016) yang mengatakan perceived quality mempengaruhi

keputusan pembelian (Rifani 2019).


5

Menurut Jogiyanto (2007:397), kepercayaan adalah penilaian seorang

individu setelah memperoleh, memproses, dan mensintesis informasi dan

menghasilkan berbagai penilaian dan anggapan (Pratama 2019).

Menurut Bagaskara (2014) kepercayaan yang tinggi tentu

mempengaruhi konsumen untuk tetap melakukan pembelian melalui jejaring

social. Konsumen sudah percaya dan mengenal baik webstore, tentu

konsumen membeli di webstore tersebut. Hal ini bisa terjadi karena

menciptakan kepuasan pelanggan. Kualitas produk yang ditawarkan akan

mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan Sari (2009). Pelanggan akan

merasa puas jika harapannya terpenuhi. Peningkatan kualitas pelayanan sangat

penting bagi perusahaan jasa karena akan menarik minat konsumen untuk

membeli produk jasa yang ditawarkan. Kualitas pelayanan yang sesuai dengan

harapan pelanggan akan menciptakan rasa puas pada pelanggan, kepuasan

tersebut mengakibatkan pelanggan akan terus membeli produk yang

ditawarkan (Hidayat 2009). Selanjutnya, kepuasan yang dirasakan pelanggan

akan berdampak positif bagi perusahaan di antaranya akan mendorong

loyalitas pelanggan dan reputasi perusahaan akan berdampak positif di mata

masyarakat pada umumnya dan bagi pelanggan pada khususnya (Parvez

2009). Penelitian Nurlisa (2012) menyatakan kualitas produk berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Minarsih 2016).

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas

serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana Pengaruh Perilaku Konsumen,

Perceived Quality dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian terhadap

suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu, akan
6

dilakukan penelitian dengan menjadikan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Tangerang sebagai studied population, karena mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Tangerang dapat memahami dan

mempertimbangkan tentang hukum yang berlaku mengenai Perilaku

Konsumen, Perceived Quality dan Kepercayaan terhadap keputusan

pembelian terhadap suatu produk. Atas dasar latar belakang tersebut maka

penelitian akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

PERILAKU KONSUMEN, PERCEIVED QUALITY DAN

KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

WANTMORE CLOTHING”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan berbagai uraian dan permasalahan di atas, maka dapat di

identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Adanya keraguan dan kurangnya rangsangan positif konsumen dalam

merespon suatu produk yang diminati dalam pasar. Sehingga dalam

memutuskan pembelian produk, kurangnya konsumen dalam membentuk

sebuah pereferensi terhadap merek-merek yang diminati, membuat niat

konsumen membeli merek yang paling diminati tidak berujung pada

keputusan pembelian.

2. Kegiatan membeli merupakan aktivitas rutin yang jarang kita sadari secara

mendalam, Oleh sebab itu, perilaku konsumen yang kurang efektif dalam

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada demi

memenuhi kebutuhan dan hasrat konsumen dapat mempengaruhi


7

keputusan pembelian. Selain itu perushaan juga harus mampu memahami

perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup

perusahaan bergantung pada strategi pemasaran perusahaan yang berusaha

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

3. Keputusan pembelian konsumen dapat mendorong loyalitas terhadap suatu

produk salah satunya ialah Perceived quality yang negatif dapat membuat

produk tidak akan disukai dan dapat berdampak tidak bertahan lama dalam

pasar, oleh sebab itu perceived quality pelanggan dianggap penting dalam

menciptakan loyalitas terhadap suatu produk.

4. Kurangnya kepercayaan konsumen untuk melakukan keputusan

pembelian melalui jejaring social, dikarenakan kurangnya pengenalan baik

terhadap webstore. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat keputusan

pembelian dalam suatu produk.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah dapat terfokus dan tidak meluas, maka

dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada Perilaku Konsumen,

Perceived Quality dan Kepercayaan yang berkatitan dengan Keputusan

Pembelian sebagai variabel yang digunakan di dalam penelitian ini.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Perilaku Konsumen karyawan terhadap

Keputusan Pembelian di PT. Want More Clothing?


8

2. Apakah terdapat pengaruh Perceived Quality karyawan terhadap

Keputusan Pembelian di PT. Want More Clothing?

3. Apakah terdapat pengaruh Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian di

PT. Want More Clothing?

4. Apakah terdapat pengaruh Perilaku Konsumen, Perceived Quality dan

Kepercayaan secara simultan terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want

More Clothing?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui :

1. Pengaruh Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want

More Clothing.

2. Pengaruh Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want

More Clothing.

3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want More

Clothing.

4. Pengaruh Perilaku Konsumen, Perceived Quality dan Kepercayaan secara

simultan terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want More Clothing.

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda,

yakni manfaat teoritis dan praktis:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai

pengaruh Perilaku Konsumen, Perceived Quality dan Kepercayaan


9

terhadap Keputusan Pembelian di PT. Want More Clothing, dan dapat

digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca

Untuk memberi informasi dan menambah pengetahuan empiris tentang

Perilaku Konsumen, Perceived Quality dan Kepercayaan dan kaitanya

dengan Keputusan Pembelian.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan

pertimbangan kedepannya, dan menjadi modal yang bagus untuk

kemajuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai