Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLIGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk dapat memahami suatu

objek penelitian dengan memandu peneliti dengan urutan-urutan bagaimana

penelitian dilakukan yang meliputi teknik dan prosedur yang digunakan dalam

penelitian.

Dalam penelitian ini pendekatan yang akan digunakan oleh peneliti

adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan statistik untuk membantu

menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Menurut Sugiyono (2017:14) metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitaif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT WantMore Clothing yang beralamat di

Kp Nagrog rt 001/012 no 28 desa Curug Wetan kab Tangerang Curug 15810

BANTEN. Penelitian ini dilakukan pada waktu semester 8 atau genap pada

tahun 2021, yaitu dimulai dari permintaan izin penelitian sampai waktu

penelitian pada tanggal 15 Mei 2021 – 24 Juli 2021.

C. Definisi Pengukuran Variabel

28
29

1. Definisi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, (2017:38) Variabel Penelitian merupakan segala

sesuatu yang berbentuk apa saja seperti sifat atau nilai dari orang sehingga

dapat ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga mendapatkan suatu

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun 2

(dua) jenis variabel sebagai berikut:

a. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel Independent sering disebut sebagai variabel stimulus

predictor, Atendencent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut

variabel bebas. Variabel bebas merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi beberapa variabel atau yang menjadi suatu hal adanya

penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen ( terikat ).

Dalam penelitian ini yang terjadi variabel bebas yaitu Perilaku

Konsumen ( x1), perceived quality ( x2 ), dan kepercayaan ( x3).

b. Variabel Terikat ( Dependent Variable )

Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konse. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang sangat

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena didalamnya terdapat

terdapat suatu variabel bebas. Dalam kaitannya dengan masalah yang

diteliti maka yang menjadi variabel dependen yaitu Keputusan

Pembelian ( Y ).
30

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam Operasional Variabel adalah proses penguraian suatu variabel

penelitian kedalam sub variabel atau indikator. Pada operasional variabel

terdapat beberapa dimensi seperti konsep untuk membuatnya bisa diukur,

dilakukan dengan melihat pada indikator, dimensi, perilaku, aspek, atau

sifat yang ditunjukan oleh konsep. Adapun variabel-variabel yang diteliti

dan dilakukan analisis lebih lanjut yaitu. Perilaku Konsumen (X1),

Perceived Quality (X2), Kepercayaan (X3), dan Keputusan Pembelian (Y)

untuk melihat dan mengukur seberapa Pengaruh Variabel Independen

Perilaku Konsumen (X1), Perceived Quality (X2), Kepercayaan (X3) yang

mempengaruhi satu variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y)

dilapangan adalah sebagai berikut.

a. Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler dan Keller (2016), keputusan pembelian

merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu

produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan

dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkan.

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Indikator
Variabel Dimensi No. Item
Tingkat kebutuhan produk 1
Keputusan
Pilihan Produk
Pembelian Tingkat keberagaman produk 2
31

Tingkat kualitas produk


3

Tingkat kepercayaan 4
Pilihan Merek
Tingkat popularitas 5
Tingkat kemudahan mendapatkan
6
Pilihan Penyalur produk
(Y) Tingkat ketersediaan produk
7

Tingkat waktu pembelian


Waktu pembelian 8

Jumlah pembelian 9
Tingkat kebutuhan akan produk

b. Perilaku Konsumen (X1)

Menurut Handika, 2018 menyatakan bahwa perilaku konsumen

menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli

barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Perilaku Konsumen (X1)
Variabel Dimensi Indikator Item
Budaya 10
Faktor Budaya Sub Budaya 11
Kelas sosial 12
Kelompok 13
Faktor Sosial Keluarga 14
Peran dan status 15
Perilaku Konsumen (X1)
Usia dan tahapan 16
Situasi ekonomi 17
Faktor pribadi Pekerjaan 18
Gaya hidup 19
Kepribadian 20
Faktor Psikologi Motivasi 21
32

Presepsi 22
Pembelajaran 23
Keyakinan dan sikap 24

C. Perceived Quality (X2)

Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Perceived Quality(X2)
Variabel Dimensi Indikator Item
Performance Tingkat karakter 25
Tingkat pilihan 26
Features
Tingkat pengembangan 27
Tingkat kemungkinan suatu
produk 28
Reliability
Tingkat periode tertentu 29
Tingkat kondisi tertentu 30
Comformance Tingkat kesesuaian produk 31
Perceived Quality(X2)
Durability Tingkat daya tahan suatu produk 32
Kecepatan 33
Keramahan 34
Serviceability Kompetensi 35
Kemudahan 36
Akurasi dalam perbaikan 37
Tingkat pertimbangan 38
Aesthetic
Tingkat pilihan individu 39

D. Kepercayaan (X3)
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Kepercayaan(X3)

Variabel Dimensi Indikator Item


Tingkat kompetensi 40
Ability
Tingkat karakteristik 41
Tingkat kemauan 42
Benevolence
Kepercayaan(X3) Tingkat kepuasan 43
Tingkat perilaku 44
Integrity Tingkat informasi 45
Tingkat kualitas produk 46
33

Tabel 3.1 sampai 3.3 tentang operasional variabel di atas,

merupakan acuan untuk membuat kuesioner. Setelah semua kuesioner

yang disebarkan kepada responden terkumpul secara lengkap, kuesioner

ini kemudian diperlukan pemeriksaan satu persatu untuk menilai layak

atau tidaknya masing-masing jawaban responden tersebut, untuk

dianalisis. Langkah berikutnya adalah pemberian skor terhadap jawaban

responden, teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert yaitu pertanyaan-pertanyaan yang memberikan lima alternatif

dan jawaban diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan,

menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan.

Menurut Sugiyono (2016 : 94) setiap jawaban diberikan bobot atau

skala sebagai berikut :

Tabel 3.5
Kriteria Jawaban Responden dengan Skala Likert
Jawaban Skor
Jawaban sangat setju/ sangat baik 5
Jawaban setuju / baik 4
Jawaban cukup setuju/ cukup baik 3
Jawaban tidak setuju/ kurang baik 2
Jawaban sangat tidak setuju/ tidak baik 1
Sumber : Sugiyono (2016)

D. Metode pengambilan sampel


34

Teknik Pengambilan Sampel adalah Cara untuk mengambil suatu sampel

yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus diambil dengan hasil

yang sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili

dan dapat menggambarkan suatu keadaan populasi yang sebenarnya. Dibawah

dikemukakan oleh para ahli tentang definisi populasi dan sampel.

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:57) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi pada penelitian ini, adalah seluruh karyawan di PT

WantMore Clothing berjumlah 90 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2017:137) adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengukuran sampel

merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil

dalam melaksanakan penelitian.

Untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu

yang dikembangkan, maka pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin

(Husen U, 2013:65). Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus

Slovin, dimana n adalah sampel, N adalah ukuran populasi, dan e adalah persen

kelonggaran ketidaktelitian (taraf kesalahan) pengambilan sampel yang masih

dapat ditolerir. Untuk nilai e ini, peneliti menggunakan nilai sebesar 5 %.


35

90 90 90 90
n= = ¿ =
2 1+90(0,0025) 1+0,225 1,225
=73,5 ¿74
1+90(0,05)
Untuk kebutuhan proses analisis data, jumlah sampel yang diambil

adalah 74 responden, dengan teknik random sampling.

E. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

teknik pengumpulan data mana yang paling tepat sehingga benar-benar valid dan

reliabel. Dari tiap-tiap metode yang ada pasti ada kelebihan dan kekurangannya

masing-masing.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data

dengan teknik kuesioner atau angket.

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2018:142), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan

software statistik yaitu SPSS V.25, adapun beberapa tahapan pengujiannya

sebagai berikut.

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data. Data pada

penelitian ini berupa skor hasil minimal, maksimal, jangkauan data, nilai
36

rata-rata dan simpangan baku (standar deviasi). Dalam analisis data

dijelaskan bagaimana data yang diperoleh harus dianalisis untuk

memperoleh hasil penelitian.

2. Persayaratan Data

a. Uji Validitas

Uji validitas instrumen adalah suatu cara uji coba yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Uji validasi instrumen

(untuk mengetahui kesahihan butir pertanyaan atau pernyataan),

sehingga data yang digunakan dalam analisis selanjutnya adalah data

yang diambil berdasarkan butir pertanyaan yang valid, sedangkan butir

yang tidak valid dinyatakan gugur dan langsung di drop (tidak

diikutkan alam pengujian selanjutnya). Menguji validitas instrumen

dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor yang

dikembangkan dalam SPSS (Statistical Product and Service Solution),

yaitu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan

hubungan antar item setiap faktor dalam variabel. Uji validitas ini

menggunakan rumus korelasi Product Moment dari pearson, yaitu:

Sumber : Sugiyono (2016)

Keterangan:

rxy : Korelasi X dengan Y


37

X : Skor Item
Y : Skor Total
N : Banyaknya subjek

Menurut Sugiyono (2016: 178) jika korelasi tiap faktor

tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut

merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas

konstruksi yang baik.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto, (2016: 221-222) Instrumen

dikatakan reliabel apabila instrumen itu cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang dipercaya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Cronbach Alpha karena angket atau kuesioner

yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak terdapat jawaban yang

bernilai salah atau nol. Adapun rumus Cronbach Alpha adalah

sebagai berikut:

 k   b 
2

 k  1  1  
  t2 
r =
11
Sumber: Suharsimi Arikunto (2016)

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari


k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal
 2
b
= Jumlah variansi skor butir soal ke-i
i = 1, 2, 3, 4, …n
 t2 = Variansi total
38

Menurut Arikunto (2016: 319) untuk mengukur taraf

signifikansi koefisien reliabilitas tersebut, maka harga hitung

dikonsultasikan dengan data sebagai berikut:

Tabel 3.6
Harga Hitung Koefisien Reliabilitas
No Skor Nilai
1 0,800 – 1,000 sangat tinggi
2 0,600 – 0,799 tinggi
3 0,400 – 0,599 cukup tinggi
4 0,200 – 0,399 rendah
5 0,000 – 0,199 sangat rendah
Sumber: Arikunto (2016)

Instrumen dapat dikatakan reliabel tinggi jika koefisien Alpha

sama dengan atau lebih besar dari 0,600. Dari kelima tingkat

keandalan koefisiensi di atas, yang digunakan sebagai indikator

instrumen dinyatakan reliabel adalah 0,600. Jadi instrumen dikatakan

reliabel tinggi jika mempunyai tingkat keandalan koefisien > 0,600.

Menguji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

faktor yang dikembangkan dalam SPSS V.25.

c. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah syarat syarat yang harus dipenuhi pada


model regresi linear OLS agar model tersebut menjadi valid sebagai
39

alat penduga. Penelitian yang menggunakan regresi linear berganda


sebagai alat analisis wajib untuk melakukan uji asumsi klasik, hal ini
dikarenakan regresi linear berganda merupakan jenis regresi linear
OLS.
Regresi linear OLS adalah sebuah model regresi linear dengan
metode perhitungan kuadrat kecil atau biasa disebut dengan istilah Ordinary
Least Square. Didalam model regresi ini, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar model peramalan yang dibuat menjadi valid sebagai alat
peramalan. Syarat syarat tersebut apabila dipenuhi semuanya maka model
regresi linear tersebut dikatakan Best Linear Unbiased Estimation (BLUE).
Tahapan pengujian agar model regresi linear OLS menjadi valid
sebagai alat peramalan adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

e. Uji Linearitas

Tetapi dalam penelitian ini tahapan pengujian yang dilakukan


dengan melakukan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji
Multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji statistic yang dilakukan untuk


mengetahui bagaimana sebaran sebuah data. Uji ini dilakukan untuk
melihat distribusi data dalam model penelitian. Uji Normalitas bisa
dilakukan dengan beberapa cara seperti dengan cara uji grafik dan uji
Kolmogorov smirnov.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya


korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-
variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model
40

regresi dengan variabel bebasnya harga, promosi dengan variabel


terikatnya adalah volume penjualan. Alat statistik yang sering
dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan
variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel
bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan

adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain tetap atau disebut

homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi)

dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika

tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,

menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian

menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji

Park atau uji White, Uji Spearman, Grafik Scatterplot.

2. Analisis Statistik Inferensial


41

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang

terdiri dari :

a. Persamaan Regresi Linier

Regresi adalah sebuah metode untuk menghasilkan

persamaan linear yang paling tepat menggambarkan hubungan antara

variabel. Regresi sederhana adalah studi dua variabel dan regresi

jamak adalah studi dari tiga atau lebih variabel.

1) Persamaan Regresi Linear Sederhana untuk variabel Perilaku

Konsumen dengan Keputusan Pembelian.

Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel

tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Regresi linier

sederhana yaitu variabel bebas hanya satu variabel (X dan Y).

Secara umum menurut Sugiyono (2016:188) rumus persamaan

regresi adalah :

Ŷ = a+b1X1

Sumber : Sugiyono (2016)


Keterangan :

Ŷ = Prediksi Keputusan Pembelian


X1 = Perilaku Konsumen
a = Nilai Konstanta
b1 = Koefesien regresi untuk X1
42

2) Persamaan Regresi Linear Sederhana untuk variabel Perceived


Quality dengan Keputusan Pembelian

Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel

tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Bentuk umum dari

regresi linear sederhana yaitu :

Ŷ = a+b2X2
Sumber : Sugiyono (2016)

Keterangan :

Ŷ = Prediksi Keputusan Pembelian


X2 = Perceived Quality
a = Nilai Konstanta
b2 = Koefesien regresi untuk X2

3) Persamaan Regresi Linear Sederhana untuk variabel


Kepercayaan dengan Keputusan Pembelian

Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel

tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Bentuk umum dari

regresi linear sederhana yaitu :

Ŷ = a+b3X3

Sumber : Sugiyono (2016)

Keterangan :

Ŷ = Prediksi Keputusan Pembelian


43

X3 = Kepercayaan
a = Nilai Konstanta
b3 = Koefesien regresi untuk X3

4) Persamaan Regresi Linear Berganda

Regresi ganda adalah suatu teknik untuk dapat menentukan korelasi

antara suatu variabel criterion dengan kombinasi dari dua atau

lebih variabel predicator. Dalam regresi ganda itu kesalahan

prediksi dapat diperkecil, karena dalam prediksi itu dimasukkan

variabel-variabel (faktor-faktor) lain yang berpengaruh dalam

prediksi. Bentuk umum dari analisis regresi berganda ini yaitu :

Ŷ = a+b1X1+b2X2+b3X3+ ᵋ
Sumber : Sugiyono (2016)

Keterangan :

Ŷ = Nilai Keputusan Pembelian


X1 = Perilaku Konsumen
X2 = Perceived quality
X3 = Kepercayaan
a = Nilai Konstanta

ᵋ = epsilon (faktor-faktor lain yang tidak diteliti)


b1 = Koefesien regresi parsial variabel bebas ke-1, yaitu kenaikan
atau penurunan Y dalam satuan jika X1 naik atau turun satu
satuan dan X2 dianggap konstanta.

b2 = Koefesien regresi parsial variabel bebas yang ke-2, yaitu


kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2 naik atau
turun satu satuan dan X1 dianggap konstanta + atau - = Tanda
yang menunjukan arah hubungan Y dan X1 atau X2
44

b3 = Koefesien regresi parsial variabel bebas yang ke-2, yaitu


kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2 naik atau
turun satu satuan dan X1 dianggap konstanta + atau - = Tanda
yang menunjukan arah hubungan Y dan X1 atau X2 atau X3

b. Analisa Korelasi Sederhana

Dikarenakan rumusan masalah dan hipotesis dari penelitian ini

memiliki hubungan variabel berjenis kausal dan bersifat asimetris,

maka peneliti akan lebih merasa lebih pas apabila mempergunakan

Korelasi Pearson Product Moment (r) kegunaannya untuk mengetahui

derajat hubungan antara variabel bebas (independent) yaitu variable

Perilaku Konsumen, Perceived Quality dan Kepercayaan dengan

variabel terikat (dependent) Keputusan Pembelian. Koefisien korelasi

ini dirumuskan sebagai berikut :

n XY  ( X )(  Y )
Ryx 
[n X 2  ( X ) 2 ][ n Y 2  ( Y ) 2 ]

Sumber : Sugiyono (2017)

Dimana :

Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


X : Variabel bebas (independen)
Y : Variabel terikat (dependen)

c. Analisis Koefisien Determinasi (KD)

Digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.


45

Rumus untuk mencari koefisien determinasi dengan tiga variabel

independen adalah:

Kd = r2 x 100%

Sumber :Sugiyono (2017)

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Nilai koefisien korelasi

Ada dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh, yaitu:

Jika R2 = 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan


pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen.

Jika R2 = 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan


variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sempurna.

G. Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Rancangan Uji Hipotesis dibuat berdasarkan perumusan masalah dan

tujuan penelitian, dan ketentuan rancangan hipotesis

n−2
t 0= √
√1−r 2
Sumber : Sugiyono (2017)

Keterangan :
46

t0 = t hitung

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

H0 = Jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih

besar dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka

hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Ha = Jika nilai mutlak thitung ≥ ttabel atau nilai probabilitas signifikansi

lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka

hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima

Berikut adalah rancangan hipotesis dari masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikatnya:

a. Rancangan Uji Hipotesis 1 (Pengaruh Perilaku Konsumen terhadap


Keputusan Pembelian).
Perumusan hipotesis yang akan diuji diberi simbol Ho, sedangkan untuk

hipotesis alternatif diberi simbol Ha.

Kriteria pengujian :

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh signifikan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian
pada produk WantMore Clothing, sehingga Hipotesis Penelitian ke 1
terbukti, dan sebaliknya.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat
pengaruh signifikan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian
pada produk WantMore Clothing, sehingga Hipotesis Penelitian ke 1
tidak terbukti.

b. Rancangan Uji Hipotesis ke 2 (Pengaruh Perceived Quality terhadap


Keputusan Pembelian).
Kriteria pengujian :
47

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh signifikan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian
pada produk WantMore Clothing sehingga Hipotesis Penelitian ke 2
terbukti, dan sebaliknya.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak trdapat
pengaruh signifikan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian
pada produk WantMore Clothing, sehingga Hipotesis Penelitian ke 2
tidak terbukti.

c. Rancangan Uji Hipotesis ke 2 (Pengaruh Kepercayaan terhadap


Keputusan Pembelian).

Kriteria pengujian :

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh signifikan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian pada
produk WantMore Clothing sehingga Hipotesis Penelitian ke 2 terbukti,
dan sebaliknya.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak trdapat
pengaruh signifikan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian pada
produk WantMore Clothing, sehingga Hipotesis Penelitian ke 2 tidak
terbukti.

d. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat

siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen (Perilaku

Konsumen, Perceived Quality, dan Kepercayaan) secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian)

Hipotesis Penelitian yang digunakan dalam pengujian ini adalah :


48

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Perilaku Konsumen,


Perceived Quality, dan Kepercayaan secara simultan terhadap
Keputusan Pembelian pada produk WantMore Clothing

Ha : Terdapat pengaruh signifikan Perilaku Konsumen, Perceived


Quality, dan Kepercayaan secara simultan terhadap
Keputusan Pembelian pada produk WantMore Clothing

Cara melakukan uji F adalah sebagai berikut:

Fhitung =
R2 /k
( 1−R
Sumber ² ) / ( n−k −1
: Sugiyono )
(2016)

Keterangan :

Fh : Fhitung
R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independent
n : Jumlah anggota sampel

1) Membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan

(tingkat signifikansi) yang muncul, dengan tingkat peluang

munculnya kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar 5% atau

0,05 pada output, guna mengambil keputusan menolak atau

menerima hipotesis nol (Ho) :

a) Apabila signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah


menerima Ho dan menolak Ha

b) Apabila signifikansi < 0,05 maka keputusannya adalah


menolak Ho dan menerima Ha

2) Membandingkan nilai statistik F hitung dengan nilai statistik F tabel:

a) Apabila nilai statistik F hitung < nilai statistik F tabel, maka


Ho diterima, yang artinya :
49

b) Apabila nilai statistik F hitung > nilai statistik F tabel, maka


Ho ditolak.

Anda mungkin juga menyukai