Anda di halaman 1dari 12

PERJANJIAN PEMBORONGAN

Tentang

PEKERJAAN RENOVASI MESJID AL-IKHLAS


PT PAMAPERSADA NUSANTARA JOB SITE ABKL
SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

NO. ABKL/OPR/10/116/CT

Perjanjian pemborongan tentang Pekerjaan Renovasi Mesjid Al-Ikhlas PT


Pamapersada Nusantara Job Site ABKL, Samarinda, Kalimantan Timur (selanjutnya
akan disebut sebagai “Perjanjian”) ini dibuat di Samarinda, pada hari Rabu, tanggal
tiga bulan maret tahun dua ribu sepuluh (03-03-2010), oleh dan antara :

I. Nama : HENDRO SURYONO


Nama Badan Usaha : PT PAMAPERSADA NUSANTARA
Jabatan : Project Manager
Berkedudukan di : Perumahan Pesona Mahakam Blok C2 No. 32
Samarinda

Dalam hal ini bertindaj untuk dan atas nama perusahaan tersebut diatas, yang
selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “PIHAK PERTAMA”

II. Nama : BANGUN RIATMOJO


Nama Badan Usaha : CV. LIA MANDIRI
Jabatan : Direktur
Berkedudukan di : Dusun Marga Mulya RT.14 Desa Purwajaya, Loa
Janan

Dalam hal ini bertindaj untuk dan atas nama perusahaan tersebut diatas, yang
selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “PIHAK KEDUA”

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (untuk selanjutnya secara bersama-sama


disebut “Para Pihak” dan masing-masing Pihak sepakat untuk mengadakan
Perjanjian berdasarkan :

1. Gambar Rencara , BQ (Bill of Quantity), Spesifikasi Material dan Time Schedule


2. Surat Penawaran Harga (Revisi terakhir) CV. Lia Mandiri tanggal 19 Februari
2010
3. Surat peraturan dan ketentuan Administrasi dan Teknis yang tercantum dalam
Peraturan Pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia

Para Pihak dengan ini menyatakan telah setuju dan bersepakat untuk mengikatkan
diri dalam Perjanjian ini dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut :
PASAL 1
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA dengan


menandatangani Perjanjian ini menyatakan setuju untuk menerima penunjukan dari
PIHAK PERTAMA tersebut dan PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh untuk
melaksanakan Pekerjaan Renovasi Main Office PT Pamapersada Nusantara Job Site
ABKL, Samarinda, Kalimantan Timur

1. Ruang lingkup pekerjaan dalam Perjanjian ini meliputi :

Renovasi Mesjid Al-Ikhlas


(Selanjutnya lingkup pekerjaan pada Pasal 1 Perjanjian ini disebut sebagai
“Pekerjaan”)

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kualitas Pelaksanaan Pekerjaan


tersebut sesuai ketentuan di Perjanjian ini

3. Perincian harga Pekerjaan ini tertuang dalam Penawaran Harga dan Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan yang telah disepakati oleh Para Pihak (selanjutnya disebut
sebagai “Pelaksanaan Pekerjaan”) dan menjadi lampiran yang tidak terpisahkan
dengan Perjanjian ini

PASAL 2
KESANGGUPAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA dengan menandatangani Perjanjian ini menyatakan menerima


dan sanggup melaksanakan Pekerjaan yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA
serta tunduk pada ketentuan-ketentuan yang berlaku

2. PIHAK KEDUA telah memperlajari, mengadakan pemeriksaan, dan penelitian


sendiri dengan cara seksama dalam segala hal yang berkaitan dengan Pekerjaan,
sehingga mengenai hal-hal tersebut PIHAK KEDUA melepaskan haknya untuk
mengajukan tuntutan melalui cara apaun kepada PIHAK PERTAMA

PASAL 3
HARGA BORONGAN

1. Harga Borongan untuk menyampaikan Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam


Pasal 1 Perjanjian ini yaitu sebesar Rp. 65.000.000,00 (enam puluh lima juta
rupiah)

2. Harga Borongan tersebut pada ayat (1) Pasal ini Perjanjian ini sudah termasuk
Pph 2%, namum belum termasuk PPN 10% dan dinyatakan sebagai jumlah harga
yang tetap dan tidak berubah karena alasan apapun setelah Perjanjian ini
dinyatakan berlaku, kecuali terjadi perubahan Pekerjaan seperti penambahan atau
pengurangan Pekerjaan, maka perubahan pekerjaan tersebut berdasarkan harga
satuan Pekerjaan atau dengan persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK
PERTAMA

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran Harga Borongan sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian
ini oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara bertahap
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pembayaran ke I = 40% x Rp. 65.000.000,00


= Rp. 26.000.000,00
(dua puluh enam juta rupiah)
Dibayarkan setelah Bobot Pekerjaan mencapai 40% (Seratus persen) dan
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (Profesional
Hand Over)

2. Pembayaran ke II = (95% x Rp. 65.000.000,00)-(100% x Rp.


26.000.000,00)
= Rp. 35.750.000,00
(tiga puluh lima juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
Dibayarkan setelah Bobot Pekerjaan mencapai 100% (Seratus persen) dan
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua (Profesional
Hand Over)

3. Pembayaran ke III = 5% x Rp. 65.000.000,00


= Rp. 3.250.000,00
(tiga juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)
Dibayarkan setelah Masa Pemeliharaan selesai atau setelah 3 (tiga) bulan
setelah selesainya Pekerjaan (Serah Terima Pekerjaan Pertama) yang
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan (Final Hand
Over)

Pembayaran kepada PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA akan dilakukan 1


(satu) bulan setelah PIHAK PERTAMA menerima dokumen penagihan yang
dilengkapi dengan dokumen-dokumen lainnya (Faktur Pajak, Kwitansi / Invoice,
Berita Acara dan dokumen lain yang diperlukan oleh PIHAK PERTAMA)

PASAL 5
PERPAJAKAN

1. Para Pihak menyatakan tunduk terhadap peraturan perpajakan yang berlaku


diwilayah hukum Indonesia
2. Para Pihak setuju untuk mengatur cara pembayaran pajak berdasarkan ketentuan
berikut ini:

a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


a.1. Jika PIHAK KEDUA telah memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP), berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, PIHAK KEDUA berhak untuk melakukan pemungutan PPN
dan berkewajiban melakukan penyetoran ke kas negara dan melaporkan
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah domisili PIHAK KEDUA
a.2 PIHAK PERTAMA menanggung PPN
a.3 PIHAK KEDUA wajib melampirkan salinan SPT Masa PPN, tanda
terima pelaporannya dan SSP (bila terjadi kurang bayar) dalam invoice
berikutnya yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA atau
menyerahkan secara terpisah kepada PIHAK PERTAMA paling lambat
dua bulan sejak tanggal invoice

b. Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2)


b.1 PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemotongan PPh Pasal 4 Ayat
(2) atas pekerjaan, berkewajiban menyetorkan ke kas negara dan
melaporkan ke KPP diwilayah domisili PIHAK PERTAMA
b.2 PIHAK KEDUA berhak menerima bukti pemotongan pajak tersebut
untuk digunakan sebagai kredit pajak dalam SPT PPh Badan
b.3 PIHAK PERTAMA wajib memberikan bukti potong PPh Pasal 4 Ayat
(2) segera setelah pemotongan tersebut dilaporkan ke KPP

3. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban perpajakannya,


sebagaimana ketentuan diatas, maka PIHAK PERTAMA akan melakukan
penagihan/pemotongan sebagai berikut :

PPN yang dipungut : 100%


Sanksi Administrasi Pajak : 100%
Total Pemotongan : 200%

4. Ketentuan Perpajakan dalam Perjanjian ini dapat dirubah untuk menyesuaiakan


dengan perubahan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia

5. Pengakhiran Perjanjian ini sebelum habisnya jangka waktu pelaksanaan


Pekerjaan oleh Para Pihak tidak menghapus kewajiban pajak Para Pihak yang
melekat pada ruang lingkup Pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan
Perjanjian ini

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaan tersebut pada Pasal 1 Perjanjian


ini dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender,
terhitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Lapangan yang diterbitkan
oleh PIHAK PERTAMA dan telah disetujui bersama pada saat rapat pendahuluan
Pekerjaan dilakukan. Segera setelah seluruh Pekerjaan diselesaikan, dibuatkan
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan yang terebih dahulu telah disetujui
oleh PIHAK PERTAMA diwilayah pekerjaan dilangsungkan dan Berita Acara
Terima Pertama Pekerjaan tersebut ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat (1) Pasal ini dalam Perjanjian ini tidak
dapat dirubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali :
a. Apabila ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk menunda
sementara waktu Pelaksanaan Pekerjaan
b. Apabila ada persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk penambahan
waktu pelaksanaan oleh karena sesuatu atau sebab-sebab tertentu yang
merupakan hal yang dapat ditoleransi oleh PIHAK PERTAMA
c. Adanya Keadaan Memaksa (Force Majeure) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 Perjanjian ini

3. Setelah masa pemeliharaan selama 3 (tiga) bulan terakhir, maka wajib dibuatkan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA yang selanjutnya disebut Berita Acara Serah Terima Kedua
Perjanjian

PASAL 7
DENDA KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1o/oo (satu permil) dari Harga
Borongan untuk setiap hari keterlambatan dari tanggal penyelesaian seluruh
Pekerjaan sebagaimana telah disepakati para pihak dalam Pasal 6 ayat (1)
Perjanjian ini, dengan batas denda keterlambatan maksimum sebesar 5% (lima
persen)

2. Apabila dalam waktu 50 hari pekerjaan belum dapat diselesaikan, Pihak Pertama
berhak memutuskan kontrak secara sepihak

3. Denda tidak berlaku apabila keterlambatan disebabkan karena terjadi Keadaan


Memaksa sesuai pengertian Keadaan Memaksa pada Pasal 15 Perjanjian ini,
yang mana hal ini harus diperkuat oleh keterangan tertulis dari instansi yang
berwenang

PASAL 8
RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB

1. PIHAK KEDUA menanggung semua resiko untuk melaksanakan Pekerjaan


berdasarkan Perjanjian ini sampai dengan saat penyerahan terakhir sebagaiman
diatur dalam Pasal 1605 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas hasil Pekerjaan yang
dilakukan,termasuk atas kelayakan dan kebebasan dari segala cacat dalam
pembangunannya. Apabila hasil Pekerjaan yang dibangun oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan perjanjian ini ternyata dikemudian hari seluruhnya atau sebagian
musnah yang disebabkan adanya cacat dalam pembangunannya, sebagaimana
akan dibuktikan secara tertulis dan objektif, maka PIHAK KEDUA dengan ini
menyatakan akan menanggung secara penuh segala resiko, kerugian, dan/atau
tuntutan yang diakibatkan oleh musnahnya bangunan tersebut

PASAL 9
TIM PENGENDALI DAN PENGAWAS (TPP)

1. Untuk melakukan pengendalian Pekerjaan yang terdiri atas pengawasan dan


tindakan pengoreksian, PIHAK PERTAMA menunjuk Tim Pengendali dan
Pengawas (TPP) yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA

2. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala perintah dan petunjuk (dalamhal teknis)
dari TPP dan/atau PIHAK PERTAMA, sesuai dengan kewenangan masing-
masing

3. Tim Pengendali dan Pengawas Pekerjaan membuat dan menanda-tangani Berita


Acara Kemajuan Pekerjaan mewakili PIHAK PERTAMA yang selanjutnya
dijadikan sebagai dasar tagihan PIHAK KEDUA untuk meminta pembayaran
sesua Perjanjian ini dari PIHAK PERTAMA

PASAL 10
LAPORAN DAN PETUNJUK PIHAK PERTAMA

1. PIHAK KEDUA wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan


Laporan Bulanan yang diserahkan dan disetujui oleh TPP sebagai wakil PIHAK
PERTAMA. Dalam Laporan Harian dicantumkan jumlah tenaga kerja, peralatan
yang digunakan, keadaan cuaca, jenis pekerjaan, dan kemajuan pekerjaan

2. Laporan Mingguan dan Bulanan dibuat PIHAK KEDUA berdasarkan Bobot


Pekerjaan dengan disertai foto-foto pelaksanaan mulai dari 0%, 50% dan 100%
untuk digunakan sebagai dasar pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
dalam pengambila termijn

3. PIHAK KEDUA diharuskan menyiapkan buku catatan (Log Book). PIHAK


PERTAMA akan mengisi buku catatan tersebut berkaitan dengan instruksi kerja
yang harus dilaksanakan PIHAK KEDUA

4. PIHAK KEDUA dapat mengajukan keberatan tertulis kepada PIHAK PERTAMA


mengenai petunjuk-petunjuk kerja seperti tersebut pada ayat (3) Pasal Perjanjian
ini selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah petunjuk-petunjuk kerja
tersebut disampaikan kepada PIHAK KEDUA. Tiadanya keberatan yangn
diterima PIHAK PERTAMA menunjukkan bahwa telah disetujuinya seluruh
petunjuk PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA

PASAL 11
BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Bahan-bahan, alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan


sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Perjanjian ini harus disediakan oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
dan/atau TPP

2. PIHAK PERTAMA dan/atau TPP berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat


yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi
persyaratan menurut PIHAK PERTAMA

3. Jika bahan-bahan atau alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA


dan/atau TPP, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan dan alat
tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam untuk kemudian
menggantinya dengan yang memenuhi persyaratan menurut PIHAK PERTAMA

4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan peralatan dan sarana kerjalainnya di lokasi


Pelaksanaan Pekerjaan dalam kepentingannya sebagaimana dimaksud Pasal 1
Perjanjian ini

5. PIHAK KEDUA wajib dalam 10 (sepuluh) hari kalender terhitung mulai tanggal
berlakunya Perjanjian, menyampaikan nama-nama tenaga kerja teras lengkap
dengan kualifikasinya sesuai dengan persyaratan PIHAK PERTAMA untuk
memperoleh persetujuan sesuai susunan Organisasi Proyek PIHAK KEDUA

6. Atas permintaan tertulis dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib


mengganti tenaga kerja teras sebagaima dimaksud pada ayat (5) Pasal Perjanjian
ini bilamana ternyata tenaga kerja teras tersebut tidak cakap dalam menjalankan
tugasnya dan/atau melanggar ketentuan-ketentuan Perjanjian ini paling lambat 7
(tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan tertulis dari
PIHAK PERTAMA

7. PIHAK KEDUA berkewajiban dan bertanggung jawab atas keamanan dan


keselamatan kerja serta segala hal yang berhubungan dengan Pelaksanaan
Pekerjaan yang menjadi kuasanya, maka untuk keperluan tersbut PIHAK
KEDUA diharuskan membentuk staf keselamatan kerja. Dalam menjalankan
tugas sehari-hari, staf keamanan kerja ini bekerja sama dengan Satuan Kerja
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) PIHAK PERTAMA
PASAL 12
KOORDINASI PEKERJAAN LAPANGAN

1. Apabila pelaksanaan bagian dari Pekerjaan berkaitan dengan Pelaksanaan


Pekerjaan oleh Pemborong lain yang ditunjuk PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA wajib mengadakan koordinasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya
dengan pemborong tersebut untuk kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan sesuai
dengan tahaoan kerja, jangka waktu ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian ini

2. Apabila timbul kesulitan dalam pelaksanaan koordinasi atau kerjasama yang


diperkirakan dapat mengganggu kelancaran penyelesaian Pekerjaan berdasarkan
Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib segera memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA untuk bersama-sama oleh Para Pihak menanggulanginya

PASAL 13
SUB PEMBORONG

PIHAK PERTAMA tidak dapat menunjuk Sub-Pemborong tanpa persetujuan tertulis


dari PIHAK PERTAMA, dan untuk pelaksanaan sebagian atau seluruh Pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Perjanjian ini. PIHAK KEDUA wajib melapor
kepada PIHAK PERTAMA apabila bemaksud menunjuk Sub-Pemborong dengan
mengajukan permohonan tertulis yang diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sebelum penunjukan kepada PIHAK PERTAMA

PASAL 14
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mematuhi semua Standard, Procedure dan


Peraturan Keselamatan yang tercakup dalam PSMS (Pama Safety Management
System). Sebagaimana terlampir minimum standard PSMS yang harus dipenuhi
(Lampiran B dan C).

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja/tenaga kerja,


kebersihan halaman, gudang, alat-alat serta menjaga ketertiban selama Pekerjaan
berlangsung

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib menyediakan sarana dan


peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, guna menghindarkan bahaya yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan Pekerjaan

4. PIHAK KEDUA diwajibkan mendaftarkan karyawan yang melaksanakan


Pekerjaan pada program Jamsostek. Bila terjadi kecelakaan pada Pelaksanaan
Pekerjaan, PIHAK KEDUA harus menanggung segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya
5. PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi Pemutusan Perjanjian Pemborongan
apabila terjadi Fatal Accident sesuai dengan pengertian Fatal Accident menurut
sistem PIHAK PERTAMA

PASAL 15
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dapat dianggap Keadaan Memaksa (Force Majeure), adalah semua kejadian
diluar kemampuan Para Pihak yang mempengaruhi jalannya Pelaksanaan
Pekerjaan menurut Perjanjian ini, meliputi namun tidak terbatas pada :
a. Bencana Alam : Gempa Bumi, Angin Topan dan Epidemi
b. Peperangan, Pemberontakan, Huru-Hara dan Blokade
c. Perubahan Kebijaksanaan Pemerintah dibidang Moneter yang secara resmi
diumumkan Pemerintah Republik Indonesia, maka penyesuaian perubahan
dapat dilakukan pada Pekerjaan yang belum dilaksanakan sesuai dengan
Perjanjian ini berdasarkan kesepakatan Para Pihak dan sesuai petunjuk yang
dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia

2. Pihak yang berada dalam Keadaan Memaksa wajib segera memberitahukan


kepada Pihak lainnya secara tertulis, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
setelah dialaminya Keadaan Memaksa itu yang menjelaskan sebab dan akibat
serta langkah yang perlu diambil untuk mengatasinya. Apabila tidak ada
pemberitahuan tertulis dalam waktu yang telah ditentukan, maka Keadaan
Memaksa dianggap tidak pernah terjadi. Para Pihak akan berusaha secara wajar
untuk melakukan tindakan yang ada dalam kekuasaannya untuk mengatasi akibat
dari Keadaan Memaksa itu

3. Pemberitahuan tentang adanya Keadaan Memaksa tersebut pada ayat (2) Pasal
ini Perjanjian ini harus dikuatkan dengan keterangan tertulis dari instansi
berwenang

4. Apabila Keadaan Memaksa dan/atau akibatnya berlangsung berkepanjangan


sehingga Para Pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian
ini, maka salah satu Pihak dapat meminta diakhirinya Perjanjian ini, dengan tetap
memperhatikan ketentuan Pasal 17 Perjanjian

PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan dan pengurangan Pekerjaan


hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA
dengan menyebutkan jenis dan perincian Pekerjaan

2. Perhitungan penambahan dan penguranagn Pekerjaan dilakukan atas dasar harga


yang disetujui oleh Para Pihak, jika tidak tercantum dalam Daftar Harga Satuan
Pekerjaan

3. Untuk Pekerjaan tambah kurang tersebut dapat dibuatkan Addendum tersendiri


oleh Para Pihak sebagai tambahan dan/atau perubahan dari Surat Perintah Kerja
Utama, dan dinyatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini

PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Perjanjian ini dapat diputus sebelum berakirnya jangka waktu Perjanjian karena :
a. Kelalaian dari salah satu Pihak atau Para Pihak terhadap kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini;dan/atau
b. Keadaan Memaksa dan/atau akibatnya yang berlangsung berkepanjangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat 4 Perjanjian; dan/atau
c. Salah satu Pihak dibubarkan atau dilikuidasi atau dipailitkan; dan/atau
d. Salah satu Pihak terbukti melakukan sesuatu tindak kriminal yang dapat
menyebabkan bahaya dan/atau kerusakan yang fatal bagi masyarakat dan/atau
Pihak lainnya

2. Dalam hal terjadi kelalaian oleh PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA dapat
dikanakan sanksi berupa Surat Peringatan oleh PIHAK PERTAMA apabila
PIHAK KEDUA tidak menunjukkan dan/atau tidak mematuhi segala ketentuan
yang ditentukan dalam Perjanjian ini dan apabila PIHAK KEDUA belulm juga
menunjukkan dan/atau tidak mematuhi segala ketentuan yang ditentukan dalam
Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA akan mengeluarkan Surat Peringatan
Kedua dan dilanjutkan Surat Peringatan Ketiga masing-masing berselang 14
(empat belas) hari kalender sejak tanggal surat peringatan sebelumnya

3. Apabila PIHAK PERTAMA telah mengeluarkan surat peringatan sebagaimana


tersebut pada ayat (1) Pasal ini Perjanjian ini samapi dengan 3 (tiga) kali
berturut-turut dan PIHAK KEDUA tidak juga memberikan tanggapan, maka
PIHAK PERTAMA dapat secara sepihak memutuskan Perjanjian seluruhnya atau
sebagian dan diserahkan kepada pihak ketiga lainnya dan dalam hal ini Para
Pihak sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-
Undanng Hukum Perdata (KUHPER)

4. Dalam hal terjadi suatu keadaan sebagaimana tersebut pada ayat (3) Pasal ini
Perjanjian ini, PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut ganti kerugian berdasarkan
Kitan Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER)

5. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian sebagaimana tersebut pada ayat (2)
Pasal ini Perjanjian ini, hak dan kewajiban Para Pihak adalah :
a. PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA atas kemajuan
Pekerjaan sejauh yang telah dilakukan berdasarkan Perjanjian ini, dihitung
sesuai dengan tanggal perngakhiran Pekerjaan dikurangi dengan pembayaran-
pembayaran angsuran yang telah diterima PIHAK KEDUA sebelumnya (jika
ada)
b. PIHAK KEDUA wajib menghentikan semua Pekerjaan termasuk pembelian
barang dan jasa, dan sejauh mungkin membatalkan semua ikatan dengan
pihak ketiga atas persyaratan yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan
wajib menghentikan perintah-perintah kepada Sub-Pemborong (jika ada),
serta mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu guna melindungi
Pekerjaan sejauh yang telah dikerjakan pada saat pemberitahuan pemutusan
Perjanjian diterima oleh PIHAK KEDUA. Seluruh biaya yang timbul akibat
pemutusan Perjanjian ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA

PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak mengenai Pelaksanaan Pekerjaan


ini, pertama-tama Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya terlebih dahulu
dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat

2. Apabila dengan musyawarah untuk mencapai mufakat belum dapat


menyelesaikan permasalahan, maka Para Pihak sepakat untuk mengajukan
perselisihan tersebut ke Pengadilan Negeri Samarinda

3. Selama dalam proses penyelesaian perselisihan berlangsung, PIHAK KEDUA


wajib meneruskan Pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
berdasarkan Perjanjian ini, sepanjang tidak terkait masalah perselisihan yang
berakibat terhadap Pekerjaan tersebut

PASAL 19
URUTAN DOKUMEN

1. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini Perjanjian ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan sepenuhnya
mengikat bagi Para Pihak

2. Dalam hal terjadinya perbedaan pengertian dan ketentuan diantara dokumen


dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini Perjanjian ini, maka prioritas yang digunakan
adalah sesuai urutan berikut :
a. Perjanjian ini beserta Addendumnya (jika ada)
b. Gambar Kerja
c. Spesifikasi Teknis
PASAL 20
LAIN-LAIN

1. Perubahan atas Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dalam bentuk
Amandemen yang ditanda tangani oleh Para Pihak dan merupakan bagian
yangtak terpisahkan dari Perjanjian ini

2. Lampiran-lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


Perjanjian ini adalah :
a. Surat Penawaran Harga (Revisi terakhir) CV. LIA MANDIRI tanggal 19
Februari 2010 (Lampiran I Perjanjian)
b. Struktur Organisasi Proyek PIHAK KEDUA (Lampiran II Perjanjian)
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Lampiran III Perjanjian)

PASAL 21
PENUTUP

1. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dalam Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan hak dan kewajiban Para Pihak telah selesai
dilaksanakan oleh masing-masing Pihak sepenuhnya

2. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam 2 (dua) rangkap dan bermaterai
cukup yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk masing-
masing Pihak, guna dipatuhi dan dilaksanakan dengan itikad baik

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT PAMAPERSADA NUSANTARA CV. LIA MANDIRI

HENDRO SURYONO BANGUN RIATMOJO


Project Manager Direktur

Anda mungkin juga menyukai