Anda di halaman 1dari 23

PAHAM

KEPABEANAN
MULAI
DARI SINI
Ultimate Guide Buat Yang
Bener-Bener Awam tentang
Ketentuan Kepabeanan yang
Berlaku di Indonesia

SERI 2:
KLASIFIKASI BARANG
Harmonized
System
Sistem Internasional
Penggolongan Barang

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

“The Harmonized Commodity Description and


Coding System generally referred to as
"Harmonized System" or simply "HS" is a
multipurpose international product nomenclature
developed by the World Customs Organization
(WCO). It comprises more than 5,000 commodity
groups; each identified by a six digit code, arranged
in a legal and logical structure and is supported by
well-defined rules to achieve uniform classification”
wcoomd.org

Harmonized System atau kita sebut saja HS adalah


sebuah sistem penggolongan barang. Apabila kita
analogikan, HS mungkin memiliki fungsi yang
sama dengan nama ilmiah dalam Taksonomi
Biologi. Perbedaannya, taksonomi biologi
menggunakan bahasa latin dan dikelompokkan
mulai dari kerajaan, filum, kelas, hingga spesies
bahkan subspesies. Sementara HS, menggunakan
6 digit angka (bukan nama) yang dikelompokkan
mulai dari Bab, Pos, hingga Sub Pos.

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


1
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Penekanan yang perlu diperhatikan mengenai HS


adalah, sistem ini bukanlah sistem yang
mendata seluruh nama barang, melainkan
hanya jenisnya. Jadi, mencari HS Code sebuah
barang bukan berarti mencari nama barang
tersebut dalam sistem, melainkan mencari
penggolongannya (meskipun banyak juga yang
langsung merujuk ke sebuah barang spesifik).
Contoh HS:
0101.20
01 2 Digit Pertama menandakan Bab
01 2 Digit Berikutnya menandakan Pos
20 2 Digit Terakhir menandakan Sub Pos
Apabila dilakukan pengecekan ke maka HS Code
0101.20 menunjukan bahwa barang tersebut
masuk ke dalam Bab 1 “Live Animals”, Pos 01
“Live horses, asses, mules and hinnies”, dan Sub
Pos 20 “Horses”.

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


2
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Jadi, berdasarkan break down di atas, dapat


disimpulkan bahwa HS Code 0101.20 adalah HS
Code untuk Kuda.
Selain daftar penggolongan barang beserta kode
nya, HS Code juga terdiri atas Catatan Bagian,
Catatan Bab, dan Catatan Pos/Subpos.
Catatan Bagian adalah catatan yang menjelaskan
mengenai bagian tersebut. Hal yang dijelaskan
adalah apakah ada pengecualian dalam Bagian
tersebut, dan beberapa pengertian dari
terminologi-terminologi dalam Bagian tersebut.
Catatan Bab dan Catatan Pos/Subpos kurang lebih
sama fungsinya dengan Catatan Bagian, hanya
saja lingkupnya lebih kecil, yaitu hanya pada Bab
dan Pos tersebut.

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


3
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Contoh Catatan Bagian:


Section I
Live animals; animal products
Notes.
1.- Any reference in this Section to a particular
genus or species of an animal, except where the
context otherwise requires, includes a reference to
the young of that genus or species.
2.- Except where the context otherwise requires,
throughout the Nomenclature any reference to
"dried" products also covers products which have
been dehydrated, evaporated or freeze-dried.
Contents of section I:
Chapter 1 Live animals
Chapter 2 Meat and edible meat offal
Chapter 3 Fish and crustaceans, molluscs and
other aquatic invertebrates

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


4
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Chapter 4 Dairy produce; birds' eggs; natural


honey; edible products of animal origin, not
elsewhere specified or included
Chapter 5 Products of animal origin, not
elsewhere specified or included

Contoh Catatan Bab:


Chapter 3
Fish and crustaceans, molluscs and other aquatic
invertebrates
Notes.
1.- This Chapter does not cover:
(a) Mammals of heading 01.06;
(b) Meat of mammals of heading 01.06 (heading
02.08 or 02.10);
c) Fish (including livers, roes and milt thereof) or
crustaceans, molluscs or other aquatic
invertebrates, dead and unfit or unsuitable for
human consumption by reason of either their
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
5
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

species or their condition (Chapter 5); flours,


meals or pellets of fish or of crustaceans, molluscs
or other aquatic invertebrates, unfit for human
consumption (heading 23.01); or
(d) Caviar or caviar substitutes prepared from fish
eggs (heading 16.04).
2.- In this Chapter the term "pellets" means
products which have been agglomerated either
directly by compression or by the addition of a
small quantity of binder.

Contoh Catatan Pos/Subpos:


Catatan Subpos.
1.- Untuk keperluan subpos 2005.10, istilah
"sayuran homogen" berarti olahan sayuran,
dihomogenisasi secara halus, disiapkan untuk
penjualan eceran sebagai makanan yang cocok
untuk bayi atau anak kecil atau untuk keperluan
diet, dalam kemasan dengan berat bersih tidak
melebihi 250 g. Untuk penerapan definisi ini tidak
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
6
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

memperhitungkan sejumlah kecil berbagai bahan


yang ditambahkan pada olahan tersebut sebagai
penyedap, pengawet atau keperluan lain. Olahan
ini dapat mengandung sejumlah kecil sayuran yang
dapat dilihat. Subpos 2005.10 harus
dipertimbangkan lebih dahulu daripada seluruh
subpos lain dari pos 20.05.
2.- Untuk keperluan subpos 2007.10, istilah
"olahan homogen" berarti olahan buah,
dihomogenisasi secara halus, disiapkan untuk
penjualan eceran sebagai makanan yang cocok
untuk bayi atau anak kecil atau untuk keperluan
diet, dalam kemasan dengan berat bersih tidak
melebihi 250 g. Untuk penerapan definisi ini tidak
memperhitungkan sejumlah kecil berbagai bahan
yang ditambahkan pada olahan tersebut sebagai
penyedap, pengawet atau keperluan lain. Olahan
ini dapat mengandung sejumlah kecil buah yang
dapat dilihat. Subpos 2007.10 harus
dipertimbangkan lebih dahulu daripada subpos lain
dari pos 20.07.
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
7
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

3.- Untuk keperluan subpos 2009.12, 2009.21,


2009.31, 2009.41, 2009.61 dan 2009.71,
istilah "Nilai Brix" berarti angka yang terlihat
langsung pada derajat Brix yang diperoleh dari
hidrometer Brix atau pada indeks bias yang
dinyatakan dalam persentase kandungan sukrosa
yang diperoleh dari refractometer, pada suhu 20ºC
atau dikoreksi menjadi 20ºC apabila angka yang
terlihat tersebut diperoleh pada suhu yang
berbeda.

These are what you have studied in this


chapter:
1. HS Code
2. Catatan Bagian
3. Catatan Bab
4. Catatan Pos/SubPos

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


8
AHTN &
BTKI
Sistem Regional & Nasional
Penggolongan Barang

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

“AHTN adalah sistem klasifikasi barang yang


diterapkan secara seragam pada penomoran
barang sampai dengan tingkat 8 (delapan) digit di
seluruh negara anggota ASEAN berdasarkan
Protocol Governing The Implementation of AHTN.
AHTN dibahas dalam forum AHTN Task Force dan
disusun berdasarkan kepentingan masing-masing
negara ASEAN.”
klc.kemenkeu.go.id

AHTN atau ASEAN Harmonized Tariff


Nomenclature adalah sistem klasifikasi turunan
dari HS yang berlaku di wilayah ASEAN. Jika HS
merupakan pengelompokan barang menggunakan
6 digit, maka AHTN menggunakan 8 digit. Digit ke
7 dan ke 8 pada AHTN merupakan tambahan dari
ASEAN untuk kepentingan negara-negara
tersebut.
Apabila seorang eksportir yang berasal dari luar
ASEAN ingin memasukkan barangnya ke dalam
daerah pabean negara anggota ASEAN, maka dia
harus mengikuti ketentuan klasifikasi AHTN.
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
9
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Namun, meskipun HS barang yang dimasukkan


harus menyesuaikan dengan AHTN, sebenarnya
tidaklah sulit. Sampai dengan 6 digit, HS dan
AHTN persis sama, hanya saja cukup lebih
didetilkan pada digit ke 7 dan ke 8.
Contoh:
Bab 2 HS
Daging dan Sisa Daging yang Dapat Dimakan
Pos 02.07
Daging dan sisanya yang dapat dimakan, dari
unggas dari pos 01.05 (Unggas hidup, yaitu ayam
dari spesies Gallus domesticus, bebek, angsa,
kalkun dan ayam guinea), segar, dingin atau beku
Subpos 0207.14
Potongan dan sisanya, beku
Sebenarnya, dalam HS Code internasional,
pengklasifikasian hanya sampai 6 digit 0207.14.
Potongan dan sisa yang dapat dimakan dari
unggas pos 01.05 (Unggas hidup, yaitu ayam dari
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
10
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

spesies Gallus domesticus, bebek, angsa, kalkun


dan ayam guinea). Namun, untuk kepentingan
tertentu, negara ASEAN bersepakat untuk
mendetilkan lagi sub pos tersebut menjadi:

0207.14.10
Sayap
0207.14.20
Paha
0207.14.30
Hati

Jadi penyesuaian yang perlu dilakukan oleh


eksportir bagian tubuh unggas sebenarnya hanya
perlu mendetilkan bagian tubuh apa yang akan
mereka ekspor ke dalam daerah pabean negara-
negara ASEAN.

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


11
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

“BTKI adalah Buku Tarif Kepabeanan Indonesia


yang memuat sistem klasifikasi barang yang
berlaku di Indonesia, meliputi Ketentuan Untuk
Menginterpretasi Harmonized System (KUMHS),
Catatan, dan Struktur Klasifikasi Barang yang
disusun berdasarkan Harmonized System(HS)
dan ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature
(AHTN)”
klc.kemenkeu.go.id

HS Code, AHTN, dan BTKI dievaluasi setiap 5


tahun. Sebelum periode 2017, sistem klasifikasi
tahun 2012, BTKI menggunakan klasifikasi 10
digit. Artinya sistem AHTN yang 8 digit didetilkan
lagi pada digit ke 9 dan ke 10 untuk kepentingan
nasional Indonesia.
Namun, pada klasifikasi periode 2017, disepakati
bahwa negara-negara ASEAN tidak lagi
mendetilkan AHTN. Artinya, seluruh negara ASEAN
menggunakan klasifikasi 8 digit AHTN. BTKI saat
ini hanyalah merupakan terjemahan dalam Bahasa
dari AHTN.
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
12
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Dalam BTKI, selain tertera kode klasifikasi, juga


tertera besaran pembebanan bea masuk, bea
keluar, PPN, dan PPnBM. Hanya saja pembebanan
tersebut hanya merupakan gambaran saja. Karena
perubahan besaran pembebanan tidak mesti
mengikuti perubahan klasifikasi yang dilakukan 5
tahun sekali.

These are what you have studied in this


chapter:
1. AHTN
2. BTKI

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


13
PENGGUNAAN
HS, AHTN &
BTKI
Aplikasi dari HS, AHTN, dan
BTKI

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Pos tarif dalam BTKI digunakan dalam


melaksanakan kegiatan impor dan ekspor
(meskipun lebih concern ke impor).
Pos tarif ini akan digunakan sebagai referensi
untuk menentukan pembebanan bea dan
menentukan perizinan yang diperlukan.
Apabila pos tarif yang digunakan tidak tepat, maka
pembebanan bea serta perizinannya juga bisa
tidak tepat.

Contoh Penggunaan Pos Tarif:


POS TARIF 0207.14.10
Sayap
Apabila dicek direferensi intr.insw.go.id akan
muncul:
Bea Masuk :
5,0 %
Perizinan Impor :
1. Pembatasan Badan Karantina Pertanian
Indonesia (Border)
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
14
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

PP 82 Tahun 2000 Tentang Karantina


Hewan
2. Pembatasan Kementerian Perdagangan
(Post Border)
Permendag No. 29 Tahun 2019 jo.
Permendag No. 72 Tahun 2019
Selain untuk mengetahui pembebanan dan
perizinan impor/ekspor dari barang yang akan
diimpor/diekspor, Pos Tarif juga merupakan syarat
formal yang harus disampaikan dalam
pemberitahuan pabean.
Meskipun yang menyampaikan Pos Tarif adalah
importir/eksportir sendiri, namun Bea Cukai
memiliki wewenang untuk membetulkan Pos Tarif
apabila menurut penelitian Bea Cukai, Pos Tarif
yang disampaikan tidak tepat/sesuai dengan
barang yang akan diimpor atau diekspor.
Pembetulan yang dilakukan oleh Bea Cukai tidak
akan menimbulkan sanksi atau denda. Hanya saja,
apabila pos tarifnya berubah, bisa saja
pembebanan bea masuk/keluar dan persyaratan
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
15
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

impornya berbeda. Sehingga bisa timbul


penetapan kekurangan pembayaran atau
penetapan barang yang izinnya belum lengkap.
Contoh Permasalahan Kesalahan Penggunaan Pos
Tarif:
Importir A mengimpor lumba-lumba hidup untuk
keperluan mengadakan sirkus. Menurut importir,
lumba-lumba tersebut masuk ke:
Pos Tarif 0106.12.00
Paus, lumba-lumba dan porpoise (binatang
menyusui dari ordo Cetacea); manate dan dugong
(binatang menyusui dari ordo Sirenia); anjing laut,
singa laut dan beruang laut (mamalia dari sub ordo
Pinnipedia)
Saat dicek bea masuk dan perizinannya di
referensi intr.insw.go.id, muncul data:
Bea Masuk : 5,0%

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


16
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Perizinan Impor :
1. Pembatasan Badan Karantina Pertanian
Indonesia (Border)
PP 82 Tahun 2000 Tentang Karantina
Hewan
2. Pembatasan Kementerian Kehutanan
(Border)
Kep.Men. Kehutanan No. 0447/Kpts-
II/2003

Namun ternyata berdasarkan Catatan Bab 1:


Bab 1 Binatang hidup
Catatan.
1.- Bab ini meliputi semua binatang hidup kecuali:
(a) Ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata
air lainnya, dari pos 03.01, 03.06, 03.07 atau
03.08;
(b) Kultur dari mikro-organisme dan produk
lainnya dari pos 30.02; dan
(c) Binatang dari pos 95.08.

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


17
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Setelah dilakukan pengecekan ke Pos 95.08


ternyata pos tersebut merupakan pos tarif untuk
semua keperluan sirkus termasuk hewan sirkus.
Akhirnya Bea Cukai mengeluarkan penetapan
bahwa Pos Tarif yang seharusnya disampaikan
oleh importir adalah
Pos Tarif 9508.10.00
Sirkus keliling dan travelling menagerie
Saat dicek bea masuk dan perizinannya di
referensi intr.insw.go.id, muncul data:
Bea Masuk : 15,0%
Perizinan Impor :
Pembatasan Badan Karantina Ikan (Border)
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
18/PERMEN-KP/2018
Akibat kesalahan tersebut, importir akan memiliki
tagihan kekurangan pembayaran 10%. Selain
itu, perizinan-perizinan yang telah diurus
sebelumnya menjadi tidak berlaku dan harus
mengurus perizinan baru.
ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN
18
PAHAM KEPABEANAN MULAI DARI SINI
SERI 1: KEPABEANAN, IMPOR, DAN EKSPOR

Oleh karena itu, sangat penting bagi importir


maupun eksportir untung memahami cara
mengklasifikasi yang benar agar tidak mengalami
kerugian.

These are what you have studied in this


chapter:
1. Penggunaan Pos Tarif terkait Pembebanan
Bea
2. Penggunaan Pos Tarif terkait Perizinan

ORIGINALLY CREATED BY @JADIAHLIPABEAN


19

Anda mungkin juga menyukai