Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PANCASILA

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Dianjukan untuk memenuhi salah satu tugas Pancasila

Dosen Pengampuh :

Anggi Jamiyanti, S.Kep., Ners

Oleh

Kelompok 3

ADI SATRIA PANGESTU MOCH. FACHRY R.N

ASEP MUHAMMAD ILHAM G SABILLAH AZZAHARA

BUNGA ANNASTYA F SELA SULISTIAWATI

DEUIS NURJANNAH SINDY NURAINI

FAHMY ADHIA P WIDYA LATIFAH

HANNY NURFITRIA A.N

TINGKAT 2B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini yang berjudul AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di
akhirat nanti.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kasus Penyimpangan Pancasila.....................................................................3

2.1.1 Kasus sila pertama................................................................................3

2.1.2 Kasus sila kedua....................................................................................8

2.1.3 Kasus sila ketiga.................................................................................11

2.1.4 Kasus sila keempat..............................................................................12

2.1.5 Kasus sila kelima................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................14

3.2 Saran............................................................................................................14

BAB III PENUTUP...................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara , selain itu pancasila bisa


dikatakan sebagai pedoman hidup. Didalam sila-sila pancasila terdapat
hak-hak sebagai selayaknya manusia yang terkandung didalamnya,
selain itu sila-sila pancasila bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dengan adanya pancasila ini kita lebih bisa menghargai
disetiap perbedaan dan dengan adanya pancasila kita bisa lebih
mengenal apa arti kebersamaan serta keadilan dalam bermasyarakat
yang saling gotong-royong. Sehingga warga Indonesia dapat
menciptakan bangsa yang guyup rukun, saling mendukung satu sama
lain, dan dapat bersatu demi satu tujuan yaitu membuat bangsa
Indonesia menjadi negara yang maju.

1
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa saja kasus – kasus penyimpangan pada Pancasila ?
1.1.2 Bagaimana tanggapan dan solusi setiap kasus penyimpangan pada
Pancasila ?
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Mengetahui apa saja kasus – kasus peyimpangan pada Pancasila
1.2.2 Mengetahui tanggapan dan solusi setiap kasus penyimpangan pada
Pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KASUS PENYIMPANGAN PANCASILA

2
Kasus ini sering kita temui dilayar televisi ,banyak kasus-kasus yang
sering menyimpang 5 sila dari pancasila .

2.1.1 Kasus Sila pertama


“ Ketuhanan Yang Maha Esa “ Artinya kita harus
lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi di
Indonesia banyak oknum - oknum yang kurang bertanggung
jawab dan menyalah gunakan sila pertama,ada beberapa
penyimpangan yang pernah ada di Indonesia misalnya :
1. Perusakan tempat ibadah
2. Gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatas namakan
agama
3. Tidak ada sikap toleransi kepada sesama

1. Makmuri (kelompok Solo)


2. Mohammad Musafak (kelompok Solo)
3. Mohammad Najib Nawawi (kelompok Solo)
4. Umar Patek alias Umar Kecil (tertangkap di Pakistan)
5. Mubarok alias Utomo Pamungkas, didakwa seumur hidup
6. Zulkarnaen

Abu Bakar Ba'asyir, yang diduga oleh beberapa pihak sebagai salah
seorang yang terlibat dalam pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah
atas tuduhan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum atas dugaan
konspirasi pada Maret 2005, dan hanya divonis atas pelanggaran ke
imigrasian.

Kronologi

Runut kejadian Pengeboman Bom Bali 2002

 12 Oktober 2002 Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan


Legian, Kuta, Bali diguncang bom. Dua bom meledak dalam
waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Lebih
dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu,
sedangkan 200 lebih lainnya luka berat maupun ringan.
Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali
mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di
Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat.
Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

3
 16 Oktober 2002 Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme
itu mulai dilakukan. Lebih dari 50 orang telah dimintai
keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.
 20 Oktober 2002 Tim Investigasi Gabungan Polri dan
kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani
kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT
seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX
berbobot antara 50–150 kg. Sementara bom di dekat konsulat
Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil
yakni 0,5 kg.
 29 Oktober 2002 Pemerintah yang saat itu dipegang oleh
Megawati Soekarnoputri terus mendesak polisi untuk
menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu.
Putri Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada
November 2002.
 30 Oktober 2002 Titik terang pelaku bom Bali I mulai
muncul. Tiga sketsa wajah tersangka pengebom itu
dipublikasikan.
 4 November 2002 Polisi mulai menunjukkan prestasinya.
Nama dan identitas tersangka telah dikantongi petugas. Tak
cuma itu, polisi juga mengklaim telah mengetahui
persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal bersama
namun masih di Indonesia.
 5 November 2002 Salah satu tersangka kunci ditangkap.
Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di rumahnya di di Desa
Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.
 6 November 2002 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di
sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari itu juga, Amrozi
diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.
 7 November 2002 Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan.
Sementara itu Abu Bakar Ba'asyir yang disebut-sebut punya
hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir menilai
pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan
rekayasa pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan
dari Amerika Serikat.
 8 November 2002 Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai
tersangka dalam tindak pidana terorisme.
 9 November 2002 Tim forensik menemukan residu bahan-
bahan yang identik dengan unsur bahan peledak di TKP.
Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu

4
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan
Ustad Abu Bakar Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom
valid.
 10 November 2002 Amrozi membeberkan lima orang yang
menjadi tim inti peledakan. Ali Imron, Ali Fauzi,
Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's.
Sementara M Gufron dan Mubarok menjadi orang yang
membantu mempersiapkan peledakan. Polisi pun memburu
Muhammad Gufron (kakak Amrozi), Ali Imron (adik
Amrozi), dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung
Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir. Tafsir dianggap tahu
seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan
rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai bengkel.
 11 November 2002 Tim gabungan menangkap Qomaruddin,
petugas kehutanan yang juga teman dekat Amrozi di Desa
Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin diduga ikut
membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.
 17 November 2002 Imam Samudra, Idris dan Dulmatin
diduga merupakan perajik bom Bali I. Bersama Ali Imron,
Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun
ditetapkan sebagai tersangka.
 26 November 2002 Imam Samudra, satu lagi tersangka bom
Bali, ditangkap di dalam bus Kurnia di kapal Pelabuhan
Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera.
 1 Desember 2002 Tim Investigasi Bom Bali I berhasil
mengungkap mastermind bom Bali yang jumlahnya empat
orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).
 3 Desember 2002 Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi)
ditangkap di Klaten, Jawa Tengah.
 4 Desember 2002 Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap
di Klaten, Solo, Jawa Tengah, di antaranya Ali Imron (adik
Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah wanita yang
diduga istri tersangka juga ditangkap.
 16 Desember 2002 Polisi menangkap anak Ashuri, Atang,
yang masih siswa SMU di Lamongan. Tim juga berhasil
menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis potassium
klorat seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa
Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan yang diduga
milik Amrozi.
 18 Desember 2002 Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi
Australia membuka dan membeberkan Dokumen Solo,
sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam dokumen

5
tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan merakit
bom. Dokumen itu juga memuat buku-buku tentang Jamaah
Islamiah (JI) dan topografi suatu daerah serta sejumlah
rencana aksi yang akan dilakukannya.
 6 Januari 2003 Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada
Kejaksaan Tinggi Bali.
 16 Januari 2003 Ali Imron bersama 14 tersangka yang
ditangkap di Samarinda tiba di Bali.
 8 Februari 2003 Rekonstruksi bom Bali I
 12 Mei 2003 Sidang pertama terhadap tersangka Amrozi.
 2 Juni 2003 Imam Samudra mulai diadili.
 30 Juni 2003 Amrozi dituntut hukuman mati
 7 Juli 2003 Amrozi divonis mati
 28 Juli 2003 Imam Samudra dituntut hukuman mati.
 10 September 2003 Imam Samudra divonis mati.
 28 Agustus 2003 Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman
mati
 2 Oktober 2003 Ali Gufron divonis mati.
 30 Januari 2007 PK pertama Amrozi cs ditolak
 30 Januari 2008 PK kedua diajukan dan ditolak
 1 Mei 2008 PK ketiga diajukan dan kembali ditolak
 21 Oktober 2008 Mahkamah Konstitusi tolak uji materi
terhadap UU Nomor 2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati
yang diajukan Amrozi cs.
 9 November 2008 Amrozi cs dieksekusi mati di
Nusakambangan.

Tanggapan dan solusi

6
 Menurut kami : tindakan tersebut terlalu anarkis
karena apa pengaruh ekonomi dan ketersinggungan
antara perkataan, perbuatan, tingkah laku seseorang
yang membentuk sekelompok terorisme demi
membalaskan dendam mereka .
 Solusi : Menurut kami dalam pandangan keagamaan
seharusnya setiap manusia memiliki rasa toleransi
antara umat beragama dan tidak menyakiti atau
membunuh sesama manusia, karena hal ini akan
menciptakan kerukunan untuk bangsa kita.

7
2.1.2 Kasus Sila kedua
“Kemanusiaan yang adil dan beradab “ artinya setiap
masyarakat diharapkan bisa hidup adil dan sesuai dengan
hakikat manusia. Mungkin saja kita pernah mengetahui
sedikit hal tentang penyimpangan yang ada pada sila ke dua
ini misalnya :

1. Memperkerjakan anak di bawah umur


2. Ketidak adilan dalam bidang ekonomi
3. Perbudakan

 Dalam kehidupan bermasyarakat pasti kita sering menjumpai


berbagai penyimpangan yang terkait dalam sila kedua dari
pancasila contohnya seperti :
TANGERANG SELATAN - Kejadian memilukan
menimpa dua anak di bawah umur di sebuah yayasan sosial
di Jalan Tentara Pelajar, Perigi Baru, Pondok Aren,
Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka disekap berhari-hari
seraya mendapat penganiayaan dari pengurus yayasan sosial
Husnul Khotimah Indonesia. Kedua anak malang itu
berinisial, SA (16) dan GP (16), Keduanya tercatat pernah
menjadi relawan di yayasan amal tersebut. Saat bertugas,
mereka berkeliling pemukiman dan mendatangi rumah satu-
persatu dengan modal amplop kosong dan brosur yayasan.
Peristiwa tragis itu dimulai saat beberapa pengurus yayasan
pada 5 September 2018 lalu memergoki SA dan GP berada di
wilayah Jakarta Selatan. Meski sudah tak menjadi relawan
yayasan, keduanya dan seorang remaja yang diketahui
bernama Dona Ardiana (21), terlihat tengah meminta
sumbangan dengan brosur yayasan. Melihat hal itu, pengurus
yayasan bernama Dedi (25), langsung membawa ketiganya

8
ke kantor yayasan untuk diinterogasi. Disana, Dedi dibantu
pengurus lain, yakni Abdul Rojak (33) dan Haerudin (27),
langsung melakukan penganiayaan. "Ketiga korban dibawa
ke kantor yayasan lalu diintimidasi dan dianiaya.
Penganiayaan itu berupa pemukulan, mata dan mulut korban
ditutup lakban, rambutnya digunduli secara paksa. Salah satu
tersangka juga mengarahkan sepatunya ke mulut korban
dengan cara paksa untuk dijilat," ujar Kapolres Tangsel
AKBP Ferdy Irawan, kepada wartawan, Senin (24/9/2018)
sore. Menurut Ferdy, para tersangka mengakui bahwa
penganiayaan itu dipicu oleh ulah korban yang meminta
sumbangan mengatasnamakan yayasan. Ketiganya pun
disekap selama lima hari dan diharuskan membayar ganti
rugi sebesar Rp18 juta jika ingin dilepaskan. "Keluarganya
(korban) melapor bahwa korban ini disekap oleh yayasan.
Jika ingin dilepas maka harus menebusnya berdasarkan
kerugian yayasan selama namanya dicatut oleh korban. Lalu
kita lakukan penyelidikan. Dua tersangka kami tangkap
dalam waktu berbeda. Sedangkan tersangka Haerudin masih
buron," katanya. Informasi yang dihimpun, para pelaku
memiliki posisi berbeda-beda di yayasan yang baru berdiri
sekitar dua tahun lalu itu. Pelaku Dedi diketahui bertugas
sebagai pengurus, sedangkan Abdul Rojak sebagai pemilik
dan penanggung jawab yayasan. Sementara aeruddin yang
bekerja sebagai pegawai tak tetap Dinas Perhubungan Kota
Tangsel itu berstatus teman dari Abdul Rojak. Parahnya, dari
hasil penyelidikan diketahui jika ternyata hasil penggalangan
donasi amal selama ini digunakan untuk keperluan pribadi
para pelaku. Sedangkan status yayasan masih dalam
penelusuran dan menunggu penjelasan lembaga terkait
(Kemenkumham).

9
"Berdasarkan pengakuan tersangka, rupanya donasi yang
terkumpul selama ini digunakan untuk keperluan pribadi. Per
hari mereka minimal mendapat setoran Rp300 ribu dari satu
relawan, nanti hasilnya 70 persen untuk tersangka, sisanya 30
persen untuk relawan itu," jelas Ferdy. Dua dari tiga korban
yang masih dibawah umur itu kini terus didampingi oleh
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kota Tangsel. Sebab penyekapan dan
penganiayaan yang dialami keduanya masih menyimpan
trauma mendalam. Adapun atas perbuatannya, para tersangka
dijerat Pasal berlapis dengan ancaman hukuman 15 tahun
penjara.

Tanggapan dan solusi

 Menurut kami : Kurang tegasnya sistem keadilan di


indonesia, lebih memandang kedudukan dari pada
kesejahteraan rakyat.
 Solusi : Sebaiknya hukum di Indonesia lebih di pertegas ,
agar tidak terulang lagi seperti kasus tersebut dapat
mengakibatkan trauma yang mendalam bagi anak-anak

10
2.1.3 Kasus Sila ke tiga
“ Persatuan Indonesia “ artinya walaupun kita berbeda
ras,suku,budaya,agama,tradisi kita harus bersatu serta
menghormati dan menghargai satu sama lain tidak boleh
bertindak yang menyinggung perasaan orang lain sehingga
menimbulkan emosi dan menuju pada perbuatan yang kejam
dan tidak bermoral. Disamping itu kita perlu mengetahui apa
saja penyimpangan-penyimpangan yang menyangkut sila ke
tiga ini :

1. Menjadi provokator suku tertentu.


2. Perang antar suku.
3. Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri.

 Contoh kasus yang sederhana : Pembubaran HTI dilandasi


atas ideologi yang mereka bawa, pendirian negara syariah
dinilai tidak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945.

Tanggapan dan Solusi

 Menurut kami : Karena banyak ragam suku di indonesia


sehingga rakyat indonesia kurang menerapkan prinsip
Bhineka Tunggal Ika
 Solusi : sebaiknya kita sebagai warga negara Indonesia harus
lebih menerima dan menghargai perbedaan setiap suku,
agama, budaya, ras dengan menerapkan psinsip Bhineka
Tunggal Ika

11
2.1.4 Kasus Sila ke empat
“ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan “ yang perlu kita tau
dalam sila ke empat ini adalah rasa tanggung jawab,
kedudukan, hak dan kepribadian yang bijaksana dalam
sebuah kehidupan bermasyarakat dan atau bernegara.
Menjadi kewajiban kita untuk mengetahui apa saja sih
penyimpangan yang di alami oleh sila ke empat ini , misalnya
:
1. Melarang orang menduduki jabatan tertentu karena
suku,ras,agama dll
2. Ketidakadilan bagi masyarakat
3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

 Contoh kasus dari sila ke empat :

1. Kemiskinan yang marak di Indonesia .


2. Banyaknya anak usia sekolah yang harus berhenti sekolah
karena tidak mampu membayar.
3. Pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu
masih belum dirasakan.

Tanggapan dan solusi

 Menurut kami : Pemerintah yang kurang memperthatikan


rakyatnya sehingga banyak yang membutukan pelayanan
kesehatan dan pendidikan yang layak
 Solusi : sebaiknya pemerintah melakukan tinjauan agar
mengetahui secara langsung apa saja keluhan masyarakat
dan bagaimanana solusi yang tepat serta adil bagi
masyarakat yang tergolong menengah kebawah.

12
2.1.5 Kasus Sila ke lima
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “ artinya
kita sebagai mahkluk sosial yang membutuhkan satu sama
lain harus menegakkan keadilan bagi semua orang. Sekilas
contoh penyimpangan dari sila ke lima :

1. Perilaku tidak adil karena kondisi tertentu.


2. Kurangnya akan kesadaran pemerintah dalam dunia
pendidikan.
3. Semakin minim fasilitas dan pelayanan kesehatan.

Tanggapan dan solusi

 Menurut kami : di negara Indonesia banyak peristiwa /


kasus yang ada pada sila ke lima yakni, maraknya
korupsi di Indonesia. Maka terjadilah ketidakadilan di
negara Indonesia.
 Solusi : Sebaiknya hukum di Indonesia lebih di tegaskan
dan di tegakkan agar menimbulkan efek jera bagi yang
melanggar hukum dan terjerat kasus tindak pidana .

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar, sendi ,asas, ata peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Pancasila dapat kita artikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar
negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat
berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai
tanpa pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa
tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik
yang dari dalam maupun dari luar.

3.2 Saran

Masyarakat sebagai bagian dari negara kesatuan ? republik


Indonesia tentunya diharapkan mampu meresapi dan melaksanakan
nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupansehari-hari.
Penyimpangan yang terjadi terhadap nilai luhur pancasila bukanlah
kesalahan satu pihak saja. Tetapi lembaga yang terkait dengan
penanaman nilai-nilai dasar pancasila juga turut bertanggung jawab.
Sehingga sangat diperlukan peranan dari pemerintah dan pihak-pihak
terkait untuk menanamkan nilai-nilai pancasila kepada masyarakat,
sehingga penyimpangan - penyimpangan terhadap nilai pancasila
menjadi berkurang.

14
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.detiknews.com/read/2008/11/09/015608/1033710/10/kro
nologi-bom-bali-eksekusi-mati-amrozi-cs
 https://metro.sindonews.com/read/1340943/170/dua-anak-di-bawah-
umur-relawan-yayasan-sosial-disekap-dan-dianiaya-1537798801
 https://osf.io/preprints/inarxiv/jk47u/download

15

Anda mungkin juga menyukai