Anda di halaman 1dari 2

Politikus Partai Solidaritas Indonesia alias PSI yakni Tsamara Amany menolak keras dan menghancurkan

semua argumen soal fasilitas istimewa untuk anggota DPR yang terkena copet. Dia mengatakan bahwa
ketimpangan jangan dibuat semakin menjadi dengan adanya wacana isoman mewah mahal pol.

Menurut Tsamara Amany, saat ini banyak sekali masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses tempat
yang nyaman untuk isoman. Lebih jauh lagi, bahkan menurut saya, masyarakat bahkan mendapatkan
tempat yang tidak nyaman untuk isoman, asal di Rumah Sakit pun, sangat sulit.

Tsamara pun mengritik keras soal permintaan dan wacana para anggota DPR untuk bisa isoman di hotel
bintang 3. Bintang 3 itu murah, tapi ya nggak bisa dong mengorbankan pajak rakyat yang lagi sulit untuk
mendapatkan kenikmatan isolasi mandiri. Enak banget jadi wakil rakyat?

Padahal kalau mau diberikan analisis lanjutan, mereka ini sebenarnya punya rumah dinas yang baik.
Mereka bisa punya tunjangan-tunjangan untuk mendapatkan uang lebih jika sakit. Mereka mendapatkan
asuransi. Asuransi yang pastinya dibiayai juga oleh uang rakyat.

Mereka punya asuransi, mereka punya rumah dinas. Mereka dapat tunjangan. Lalu mereka yang
mewakili wakil rakyat ini, bisa menari di atas penderitaan rakyat kecil. Mereka rumahnya juga besar.
Punya kamar untuk isolasi mandiri. Mereka bisa melakukan ini dan itu terus-terusan.

Mereka bukan hanya punya rumah pribadi, tapi punya rumah dinas, yang sering kosong. Jadi sebenarnya
wakil rakyat ini mewakili rakyat atau mewakili pribadi sih? Fasilitas lengkap mereka dapatkan. Ada mobil
dinas, rumah dinas, supir yang siap mengantar mereka 24 jam.

Mereka juga bisa “mencetak uang” dengan tabungan-tabungan mereka yang segunung dan beberapa
berbunga sebulan lebih tinggi dari gaji saya mungkin. Daripada meminta fasilitas hotel, justru para
anggota DPR bisa memberikan fasilitas mereka untuk rakyat yang butuh isoman.

Rumah dinas bagus, kamar bisa banyak, justru mereka bisa membuka tempat mereka. Membuka pintu
mereka untuk melakukan isolasi mandiri para pasien-pasien yang adalah rakyat mereka. Saya masih tidak
habis pikir, kenapa mereka masih berani-beraninya meminta seperti itu?
Budaya malu mungkin sudah sangat tipis, lebih tipis dari kulit bawang. Selama ini, mereka apakah tutup
mata soal orang-orang kecil yang terkena copet, harus meregang nyawa saat isolasi mandiri di rumah
dan tidak terpantau?

Mereka masak nggak bisa berpikir bahwa masih sangat banyak orang yang butuh dirawat di RS, dan
mereka masih mau meminta isolasi mandiri di hotel? Ini adalah permintaan yang paling tidak tahu malu.
Makanya nggak heran kalau PSI selalu gas pol soal hal ini.

Selama ini, saya merasa bahwa apa yang dikerjakan dan disuarakan oleh PSI, masih sangat konsisten.
Konsisten di dalam menyuarakan suara rakyat. Partai itu sejatinya harus menyatakan suara rakyat, bukan
menyatakan isi perut para pemangku kepentingan. Harus ada yang revisi itu otak politisi.

Minta fasilitas mewah, alasannya karena wakil rakyat sering-sering keluar dan mudah terpapar copet.
Seharusnya yang harus diberikan privilege adalah warga yang tinggal di bantaran. Memang sih, kalau
sudah terpilih, biasanya rakyat dibuang, sisanya menikmati fasilitas mewah semewah-mewahnya.

Kasihan orang kecil, mereka sudah susah karena pandemi, harus muak melihat pandemi yang satu lagi
muncul. Pandemi kemewahan dari para wakil rakyat sesat, kalau nggak mau dibilang bangsat.

Lalu negara ingin membiayai para anggota DPR kita untuk isoman di fasilitas hotel bintang 3? Saya tidak
rela uang pajak saya digunakan untuk mendorong privilege semacam ini...

Enak jadi wakil rakyat. Dalam situasi pandemi, mereka dapat fasilitas lebih lengkap dari rakyat yang
diwakili. Andaikan fasilitas ini bisa dialokasikan untuk warga kurang sejahtera yang kesulitan bertahan
hidup!

Anggota DPR itu punya rumah dinas. Banyak yang punya rumah pribadi yang lebih bagus dari rumah
dinasnya. Tentu saja mereka bisa isoman di kamar masing2. Yang harus dipikirkan itu warga tinggal di
pinggir rel kereta api/bantaran kali. MCK sharing, rumah sepetak. Gimana mau isoman?

kata Tsamara.

Anda mungkin juga menyukai