َق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمون
َّ وا هّللا َ َح
ْ ُوا اتَّق
ْ ُيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن.
ً يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن يُ ِط ْع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ زاً َع ِظيما. ًيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديدا
أما بعد
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta
menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Namun sangat disayangkan, manusia memandang hal tersebut dengan sebelah mata, mereka mengira
musibah itu hanyalah bencana alam biasa, sehingga yang terlintas di benak mereka hanyalah kata-kata
“Cara menangatasi musibah ini adalah dengan membuat ini atau itu” dsb.
َيَ ْعلَ ُمونَ ظَا ِهرًا ِّمنَ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهُ ْم َع ِن ْاألَ ِخ َر ِة هُ ْم غَافِلُون
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka terhadap (kehidupan)
akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7)
Mereka tidak melihat di balik semua itu dan tanpa menjadikannya sebagai pelajaran, sehingga masih
saja tetap berada di atas maksiat dan penyimpangan –wal ‘iyaadz billah-. Padahal, musibah yang
menimpa sebabnya adalah karena maksiat yang dikerjakan, karena meninggalkan petunjuk Allah Rabbul
‘Alamin, beralih mengerjakan larangan-larangannya dan melanggar batasan-batasannya. Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (QS. Asy Syuuraa: 30)
Sesungguhnya dalam musibah itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah agar manusia kembali kepada
Allah, bertaubat kepada-Nya dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat yang selama ini mereka
kerjakan seperti syirik (peribadatan kepada selain Allah) dan maksiat-maksiat besar lainnya, misalnya
meninggalkan shalat, enggan membayar zakat, durhaka kepada orang tua, memutuskan tali
silaturrahim, merajalelanya zina, perjudian, riba, meminum minuman keras, mengurangi takaran dan
timbangan, mengumbar aurat bagi wanita, dsb. Ingat! jika sudah seperti ini keadaannya, dan orang-
orang yang memiliki kemampuan untuk merubahnya enggan merubahnya berarti negeri tersebut sudah
siap menerima kehancuran baik dari langit, dari bawah bumi, atau dengan dijadikan musuh menjajah
negeri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ْض َ ْض ُك ْم بَأ
ٍ س بَع َ ت أَرْ ُجلِ ُك ْم أَوْ يَ ْلبِ َس ُك ْم ِشيَعًا َويُ ِذي
َ ق بَ ْع ِ ْث َعلَ ْي ُك ْم َع َذابًا ِّمن فَوْ قِ ُك ْم أَوْ ِم ْن تَح
َ قُلْ هُ َو ْالقَا ِد ُر َعلَى أَن يَّ ْب َع
Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah
kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.” (QS. Al An’aam: 65)
Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu, yaitu (seperti)
halilintar, hujan batu, dan angin topan.
Sedangkan ayat “atau dari bawah kakimu”,yaitu (seperti) gempa dan tanah longsor.
ُب ِم ْنه َ اس إِ َذا َرأَ ُوا الظَّالِ َم فَلَ ْم يَأْ ُخ ُذوْ ا عَل َى يَ َد ْي ِه أَوْ َش
ٍ ك أَ ْن يَ ُع َّمهُ ُم هللاُ بِ ِعقَا َ َّإِ َّن الن
“Sesungguhnya jika masyarakat melihat orang yang melakukan kezhaliman, namun tidak mereka cegah,
Allah bisa segera menimpakan siksa kepada mereka secara merata.” (HR. Tirmidzi, dan tercantum dalam
Ash Shahiihah)
Perlu diketahui, bahwa Allah tidaklah membinasakan suatu negeri melainkan karena penduduknya
berlaku zhalim. Allah berfirman:
ََو َما َكانَ َربُّكَ لِيُ ْهلِكَ ْالقُ َرى بِظُ ْل ٍم َوأَ ْهلُهَا ُمصْ لِحُون
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya
orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud: 117)
Oleh karena itu, sebelum musibah datang Allah mengingatkan agar orang-orang yang terpandang di
masyarakat melakukan nahi mungkar:
ض إِالَّ قَلِيالً ِّم َّم ْن أَن َج ْينَا ِم ْنهُ ْم َواتَّبَ َع الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا َمآأُ ْت ِرفُوا فِي ِه َوكَانُوا ُ
ِ ُْون ِمن قَ ْبلِ ُك ْم أوْ لُوا بَقِيَّ ٍة يَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْالفَ َسا ِد فِي ْاألَر
ِ فَلَوْ الَ َكانَ ِمنَ ْالقُر
َُمجْ ِر ِمين
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai
keutamaan yang melarang dari (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara
orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka.” (QS. Huud: 116) Renungan
Ingatlah, sebelumnya orang yang tertimpa musibah sebenarnya telah melihat saudara-saudaranya yang
lain terkena musibah, tetapi musibah yang menimpa saudaranya itu tidak membekas apa-apa di hatinya,
ia menganggap bahwa musibah yang menimpa saudaranya itu tidak mungkin menimpanya, karena
menyangka tempatnya aman dan tidak rawan musibah. Namun ternyata anggapannya keliru, dan
musibah pun datang menimpa dirinya. Perhatikanlah ayat berikut:
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka
di malam hari di waktu mereka sedang tidur?—Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman
dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain?—Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak
ada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al A’raaf: 97-99)
Oleh karena itu, wahai orang yang bermaksiat kepada Allah, bertaubatlah kepada-Nya sebelum maut
datang menjemput, kalau pun Anda tidak tertimpa musibah di dunia, namun di depan Anda ada kubur
yang bisa menjadi nikmat atau azab bagi Anda, dan setelahnya lebih dahsyat lagi –nas’alullahas
salaamah wal ‘aafiyah-. Kalaupun Anda terhindar dari bencana, namun tidak ada yang dapat
menghindarkan diri Anda dari malapetaka hari kiamat yang ketika itu manusia bagai anai-anai yang
bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan,
ت َح ْم ٍل َح ْملَهَا َوت ََرىِ ض ُع ُكلُّ َذاَ َت َوت َ ْض َع ٍة َع َّمآ أَر
ْ ض َع ِ ْ}يَوْ َم تَرَوْ نَهَا ت َْذهَ ُل ُكلُّ ُمر1{ َظي ٌم ْ يَآأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ْم إِ َّن زَ ْلزَ لَةَ السَّا َع ِة ش
ِ َى ٌء ع
}2{ اب هللاِ َش ِدي ٌد َ اس ُسكَا َرى َو َماهُم بِ ُسكَا َرى َولَ ِك َّن َع َذ َ َّالن
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya goncangan (gempa) hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar–pada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil,
dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat keras. (QS. Al Hajj: 1-2)
Ketahuilah bahwa tidak ada tempat melarikan diri dari azab-Nya kecuali dengan kembali kepada-Nya,
ٌ ِ} َوالَتَجْ َعلُوا َم َع هللاِ إِلَهًا َءا َخ َر إِنِّي لَ ُكم ِّم ْنهُ نَ ِذي ٌر ُّمب50{ ين
}51{ ين ٌ ِفَفِرُّ وا إِلَى هللاِ إِنِّي لَ ُكم ِّم ْنهُ نَ ِذي ٌر ُّمب
“Maka larilah kamu kepada Allah, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepadamu”- Janganlah
kamu adakan sesembahan lain selainNya, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepadamu”
(QS. Adz Dzaariyaat 50-51)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan musibah dan Dia-lah pula yang Maha Bijaksana, al-Hakiim, yang
memberikan jalan keluar dari musibah tersebut.
Jelas sekali, bahwa jika suatu negeri ingin diberikan keberkahan, hujannya menumbuhkan tanaman dan
menyuburkan tanah, kampungnya menjadi tempat tinggal yang nyaman, aman dan tentram, jalan
keluarnya adalah TAQWA; mengerjakan perintah Allah yang selama ini ditinggalkan dan menjauhi
larangan Allah yang selama ini dikerjakan.
Maka kewajiban kita ketika musibah datang adalah dengan meminta ampun kepada Allah dan bertaubat
kepada-Nya, tunduk kepada-Nya dan meminta keselamatan kepada-Nya, serta memperbanyak dzikr dan
istighfar, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َو َما َكانَ هللاُ لِيُ َع ِّذبَهُ ْم َوأَنتَ فِي ِه ْم َو َما َكانَ هللاُ ُم َع ِّذبَهُ ْم َوهُ ْم يَ ْستَ ْغفِرُونَ
)“Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun (QS. Al Anfal: 3
ب ،فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ؛ إِنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر ال َر ِح ْي ُم أَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذاَ ،وأَ ْستَ ْغفِ ُرهُ ال َع ِظ ْي َم َ
الجلِي َْل لِ ْي َولَ ُك ْمَ ،ولِ َج ِمي ِْع ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن ٍ
Khutbah Ke 2
سك لَهُ .اِرْ غَا ًمالِ َم ْن َج َح َدبِ ِه َو َكفَ َرَ .واَ ْشهَ ُداَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َسيِّد ُْا ِال ْن ِ اَ ْل َح ْم ُدهّلِل ِ َح ْمدًا َكثِ ْيرًا َك َمااَ َم َرَ .واَ ْشهَ ُداَ ْن الَاِلهَ اِالَّهللُ َوحْ َدهُ الَش ِ
َر ْي َ
ت َعي ٌْن بِنَظَ ٍر َواُ ُذ ٌن بِ َخبَ ٍر اَ َّما بَ ْع ُد :فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُواهللاَ تَ َعال َى. صل َ ْ
صحْ بِ ِه َمااتَّ َصلِّ َو َسلِّ ْم عَل َى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَل َى اَلِ ِه َو َ َر .اَللّهُ َّم َ َو ْالبَش ِ
ْ َ َ ْ ْ
َلى الطا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ال ُج ْم َع ِة َوال َج َما َع ِةَ .وا ْعلَ ُموْ ااَ َّن هللاَ اَ َم َر ُك ْم بِأ ْم ٍر بَدَأفِ ْي ِه بِنَف ِس ِهَ .وثَنَّى بِ َمالَئِ َك ِة َّ ُ
ش َماظَهَ َر َو َمابَطَ ْنَ .و َحافِظوْ اع َ اح َ َو َذر ْ
ُوالفَ َو ِ
ص ِّل َو َسلِّ ْم ع َ
َلى صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ اتَ ْسلِ ْي ًما .اَللّهُ َّم َ َلى النَّبِ ْى يَا َ يُّهَاالَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ
صلُّوْ نَ ع َ الى َولَ ْم يَزَ لْ قَائِالً َعلِ ْي ًما :اِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ
ال تَ َع َ قُ ْد ِس ِه .فَقَ َ
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َلى َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى اَ ِل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم .ف َى ْال َعالَ ِم ْينَ اِنَّ َ
صلَّيْتَ ع َ َلى اَ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍدَ .ك َما َ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوع َ
ْ ْ
ت .اَللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّاال َغالَ َء َوال َوبَا َء َوال ِّربَا َوال ِّزنَا َوال َّزالَ ِز َل ّ ب ال َع ِطيَّا ِ ْ ك يَا َوا ِه َت بِ َرحْ َمتِ َ ْ ْ ْ
ت االَحْ يَا ِء ِمنهُ ْم َواالَ ْم َوا ِ ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا ِ
ْ َو ْال ُم ْسلِ َما ِr
اربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ َ .ربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا، صةً َوع َْن َسائِ ِربَالَ ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً يَ َ َو ْال ِم َحنَ َ .وسُوْ َء ْالفِت َِن َماظَهَ َر ِم ْنهَاَ rو َمابَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا هَ َذاخَا َّ
الوهَّابُ َ .ربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ الخَا ِس ِر ْينَ َربَّنَااَتِنَافِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ك َرحْ َمةً ،إِنَّكَ أَ ْنتَ َ َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ
اب النَّ ِ
ار ً
.االَ ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َع َذ َ ْ