Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PENGENALAN MIGAS & PABUM

Disusun oleh :

Rahmat Hidayat (117180007)


Amin Nugroho Hadi (117180013)
Mahardika Yurico Billian (117180015)
Risang Haryo Dewantoro (117180025)
Ryan Agung Samudra (117180035)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2021
Asal-usul terbentuknya Reservoir Migas dan Panas Bumi

A. Minyak dan Gas

Minyak dan gas bumi terbentuk dari binatang-binatang purba yang tertimbun dalam tanah
yang kemudian terendapkan baik pada lingkungan pengendapan darat, laut maupun transisi.
Seiring dengan perjalanan waktu sisa-sisa binatang purba tersebut akan menjadi proses
pematangan menjadi migas dalam batuan induk, kemudian akan bermigrasi sampai terperangkap
kedalam suatu sistim reservoar, dan terakumulasi disana.

Minyak bumi yang di eksplorasi dan dikonsumsi setiap hari lambat laun akan habis,
sedangkan proses terbentuknya memakan waktu jutaan tahun. Ketersedian minyak bumi saat ini
diperkirakan hanya mencukupi beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi.
Seberapa lamakah minyak bumi yang selama ini dikonsumsi terbentuk di perut bumi?.Para ahli
geologi umumnya sepakat bahwa proses terbentuknya lapisan minyak bumi dalam hitungan jutaan
tahun.

Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur 600 juta tahun dan yang
termuda berumur 1 juta tahun. Rata-rata batuan yang mengandung minyak bumi berumur antara
10 juta hingga 270 juta tahun. Tiga faktor utama dalam pembentukan Minyak dan gas bumi yaitu,
bebatuan asal (source rock), perpindahan hidrocarbon dari bebatuan asal menuju bebatuan
reservoir dan ketiga adanya jebakan (entrapment) geologis.

Komponen pendukung terbentuknya minyak bumi berasal dari organisme tumbuhan dan
hewan berukuran sangat kecil yang hidup dilautan purba yang mati dan terkubur, kemudian
tertimbun pasir dan lumpur didasar laut selama jutaan tahun membentuk lapisan yang kaya zat
organik yang akhirnya akan membentuk batuan endapan (sedimentary rock), proses ini akan terus
berulang dimana satu lapisan akan menutupi lapisan sebelumnya selama jutaan tahun. Kemudian
lapisan lautan tersebut ada yang menyusut dan berpindah tempat akibat pergeseran bumi.Deposit
yang membentuk endapan tersebut umumnya tidak mengandung cukup oksigen untuk
mendekomposisi material organik secara komplit.
Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul menjadi menjadi material yang kaya
dengan kandungan hidrogen dan karbon. Dengan tekanan temperatur yang tinggi lapisan bebatuan
diatasnya akan mendestilasi sisa bahan organik sedikit demi sedikit dan mengubahnya menjadi
minyak dan gas bumi. Berdasarkan umur dan letak kedalamannya, minyak bumi digolongkan
menjadi 4 jenis, pertama young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Dari empat jenis
minyak tersebut, Minyak jenis old-deep merupakan yang paling banyak dicari (sweet) karena dapat
menghasilkan bensin (gasoline) lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya.Memperhatikan
proses terbentuknya minyak dan gas bumi yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama,
maka sudah seharusnya didalam mengkonsumisi energi dapat lebih bijak, efisien dan tepat guna,
sehingga penggunaan energi fosil dapat ditekan.

Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu:

(1) Teori Biogenetik (Teori Organik)

Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah
endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut,
akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan
dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan
di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi bintik-
bintik dan gelembung minyak atau gas.

(2) Teori Anorganik

Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk akibat
aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik yang terkubur
akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

(3) Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori
Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi
berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa
minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah menjadi
batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak
dikenal sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi
menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat tertentu yang
disebut dengan perangkap (Trap).

Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak dan
air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan
Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non
Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah,
dan air di bagian bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama,
maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
(unrenewable).

Tidak semua tempat didalam bumi dapat terperangkap migas, akan tetapi memiliki aturan
dan tatanan geologi tertentu sehingga dapat terjadi migas. Begitupun posisi kedalamannya mulai
dekat sekali dengan permukaan bumi bahkan sebagian dapat diperlihatkan adanya rembesannya
secara langsung di permukaan sampai kedalaman ratusan bahkan ribuan kilometer didalam bumi.

Berkat pengetahuan dan pengembangan teknologi benda yang tak pernah terlihat dengan
mata kepala tersebut dapat diketahui letak keberadaannya. Perangkap migas dalam skala besar kini
semakin sulit ditemukan, oleh karena itu para ahli geologi, geofisika, dan rekayasa reservoir
berlomba-lomba dan bersama-sama mengembangkan konsep baru dalam eksplorasi migas.
Dengan kemajuan teknolgi itu, kini memungkinkan manusia untuk mencari kembali dilapangan
minyak tua, yang sudah dianggap tidak prospek dengan konsep dan teknologi yang lama dan
ternyata masih memungkinkan mencari prospek migas baru didalam bumi.

Proses terbentuknya gas sebenarnya sama dengan minyak bumi hanya saja gas mengalami
empat tahap sebelum membentuk gas, yaitu:

a) Magma merembes ke dalam kantong-kantong air di bawah permukaan bumi;


b) Air yang dipanaskan berubah menjadi gas dan terkumpul di dalam bumi. di beberapa
tempat, kantong-kantong gas berisi gas karbon dioksida (CO2) dan gas belerang (H2S);
c) Tekanan gas di bawah semakin meningkat;
d) Menekan dinding lapisan tanah bersana Lumpur-lumpur yang ada gi kantong gas itu.

Untuk mengetahui kemungkinan suatu daerah memiliki cadangan migas, para ahli geologi
dapat mengetahui dari hubungan yang erat antara lokasi geografis dengan tatanan geologi daerah
tersebut khususnya daerah yang memiliki batuan sedimen, yang harus dipenuhi untuk terjadinya
minyak bumi adalah ;

a) Adanya batuan induk, yakni batuan yang terbentuk dari unsur sedimaen yang memiliki
banyak unsur organik, melalui proses jutaan tahun yang lampau. Dengan proses geologi
tertentu disertai dengan perubahan tekanan dan tempertaur, terjadilah suatu proses konversi
menjadi bahan hidrokarbon.
b) Adanya batuan reservoir, yakni batuan yang berfungsi sebagai tempat terakumulasinya
minyak bumi. Biasanya batuan yang memiliki sifat poros dan permeabel. Misalkan batu
pasir (sandstone) atau batu gamping (limestone).
c) Adanya lapisan penutup, yakni batuan yang bersifat impermeabel atau kedap air. Sehingga
dengan adanya lapisan penutup tersebut minyak akan tererangkap.

Sebenarnya di mana migas itu dapat ditemukan dengan melihat sifat geologi diatas. Kita dapat
menemukan migas itu dari cekungan- cekungan yang ada di sekitar kita.

Nayoan dkk. (1974) dalam Barber (1985) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat
antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan elemen- elemen
tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara merepresentasikan
kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (forearc basin), cekungan
busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin), dan tepi kontinen
(continent margin basin), dan zona tumbukan (collision zone basin).

B. Panas Bumi

Panas bumi merupakan sumber daya alam berupa air tanah yang terpanaskan oleh batuan
panas yang terdapat pada reservoir bumi. Panas bumi yang dihasilkan berupa air panas, uap panas
ataupun kombinasi dari keduanya. Terbentuknya panas bumi diakibatkan oleh proses geologi
dengan kurun waktu yang cukup lama. Panas bumi yang terdapat di permukaan bumi dapat
dimanfaatkan oleh manusia seperti pemandian air panas dan sebagai energi altenatif. Pemanfaatan
energi panas bumi memiliki banyak kelebihan antara lain, yaitu bersifat ramah lingkungan,
mengurangi bahaya efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Potensi panas bumi
yang terdapat di Indonesia mencapai sekitar 28 GWe atau dengan jumah sebaran lokasi sekitar 265
titik dan menempatkan sebagai salah satu Negara dengan potensi panas bumi yang melimpah.
Potensi panas bumi di Indonesia terbagi menjadi berbagai tipe sistem panas bumi berdasarkan
dengan tatanan geologinya. Sistem panas bumi di Indonesia memiliki tiga tipe sistem panas bumi
yang dibedakan berdasarkan asosiasi lingkungan geologinya, yaitu sistem panas bumi vulkanik,
sistem panas bumi vulkano tektonik, dan sistem panas bumi nonvulkanik

Reservoar panasbumi biasanya terdapat didaerah gunung api purba (post volcanic). Karena
proses post volcanic tersebut menyebabkan dinginnya cairan magma yang kemudian akan
menjadikannya sebagai salah satu komponen reservoir panasbumi yang disebut sumber panas.
Akibat dari pross gunung api terbentuklah sistim panasbumi yang dipengaruhi oleh proses-proses
geologi yang baik yang sedang berlangsung atau yang telah berlangsung didaerah post volcanic,
sehingga memungkinkan terbentuknya suatu lapangan panasbumi yang potensial untuk
diproduksikan.

a. Teori Lempeng Tektonik

Teori ini membagi kerak bumi menjadi dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudera.
Dapat dikatakan bahwa bahan yang membentukkerak benua terdiri dari batuan yang mengandung
unsure silika dan alumina, sedangkan kerak samudera terdiri dari batuan yang padat, berwarna
gelap dan banyak mengandung silika dan magnesium. Batasan antara masing-masing lempeng,
merupakan tempat-tempat dimana terdapat daerah-daerah bergempa dan gejala pembentukan
pegunungan. Kerak benua disebut lapisan granites, karena batuan yang membentuk kerak utama
bersifat granit, sedangkan kerak samudera disebut lapisan basaltis.

b. Teori Tumbukan Lempeng

Model sistim pergerakan lempeng yang dikenal ada tiga macam berdasarkan
pergerakannya, yaitu pergerakan saling menjauh (divergen), pergerakan saling mendekat
(konvergen) dan pergerakan yang saling berpasangan. Model pergerakan yang berbeda akan
menghasilkan peristiwa dan lingkungan/batas yang berbeda-beda antara lempeng-lempeng litosfer
tersebut, tergantung pada pergerakan relative serta jenis lempeng yang bertumbukan tersebut.
Disinilah biasanya terjadi pembentukan daerah reservoar panasbumi.

Anda mungkin juga menyukai