Keuntungan :
1. Mempertahankan daya simpan
2. Penganekaragaman produk dan
3. Mempermudah distribusi/transportasi.
Kerugian :
1. Penambahan biaya produksi, dan
2. Kemungkinan kerusakan bahan makanan (terutama nilai gizinya)
Proses Pengalengan
1. Pemilihan Bahan Baku.
2. Penyiangan Ikan.
3. Penggaraman.
4. Pengisian ke dalam kaleng
5. Pemasakan Awal
6. Pengisian Medium Pengalengan
7. Penghampaan Udara (exhausting)
8. Penutupan kaleng
9. Pemasakan
10. Pendinginan dan Pelebelan
Medium Pengalengan
Medium pengalengan adalah larutan atau bahan lain yang sengaja ditambahkan ke
dalam kaleng dengan Tujuan : menambah cita rasa pada produk yang dikalengkan,
mengurangi waktu sterilisasi Dengan cara meningkatkan proses perambatan panas,
serta untuk mengurangi korosi kaleng Dengan cara menghilangkan udara.
Dalam pengalengan ikan di Indonesia, dikenal tiga macam medium pengalengan,
yaitu :
1. Larutan garam (Brine),
2. Minyak atau minyak dengan cabai ditambah Bumbu-bumbu
3. Saos tomat.
Daya Tahan Simpan
1. Umur simpan makanan dalam kaleng sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan
pangan, jenis wadah, proses pengalengan yang dilakukan dan kondisi tempat
penyimpanan.
2. Jika proses pengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik, maka makanan
dalam kaleng umumnya dapat disimpan dalam jangka waktu dua tahun.
Beberapa hal yang menyebabkan produk ini awet, yaitu :
1. Ikan yang digunakan adalah ikan yang telah melewati masa seleksi, sehingga mutu
dan kesegarannya dijamin masih baik
2. Ikan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehingga terhindar dari sumber
mikroba kontaminan, yaitu terdapat pada isi perut dan insang.
3. Pemanasan (baik pada pemasakan awal maupun retorting) telah cukup untuk
membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit.
4. Bakteri berbahaya bagi kesehatan manusia yang paling tahan panas dan dapat
ditemukan di dalam makanan, terutama yang dikalengkan dalam kondisi anaerobik
adalah Clostridium botulinum yang dapat memproduksi racun botulin.
Ciri-ciri Kerusakan
1. Kebusukan ikan kaleng dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang tidak benar,
2. Kebocoran wadah karena penutupan yang kurang baik, atau karena ikan dibiarkan
terlalu lama kontak dengan udara pada waktu persiapan bahan.
Secara Umum, Ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menilai kualitas ikan dalam kaleng
adalah sebagai berikut :
1. Flat Sour (kaleng tetap datar tidak mengembung, tetapi produk menjadi asam).
2. Pengembangan Kaleng (Swells)
3. Stack Burn
4. Kaleng yang penyok
5. Kaleng yang bocor
6. Kaleng yang berkarat
Mutu Gizi
Secara umum dapat dikatakan bahwa produk laut dalam kaleng mempunyai nilai gizi
yang cukup baik, khususnya dalam hal protein, vitamin dan mineral.
Untuk produk ikan dalam kaleng dengan medium saos tomat, diperkirakan
mengandung : protein 21 %, lemak 27%, karbohidrat 1%, kalsium 354 mg,
fosfor 434 mg, besi 3,5 mg, vitamin A 250 SI dan vitamin B1 0.1 mg.