Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

1. KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI
o Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan
penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009).
o Katarak menyebabkan penglihatan  menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan
patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi
protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan
penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin,
2000).
o Definisi lain katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat
gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu
(Iwan,2009)

B. ETIOLOGI

Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):

1. Usia lanjut dan proses penuaan


2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan
beracun lainnya.  
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).  

Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:

1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.


2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).

C. PATOFISIOLOGI
Metabolisme Lensa Normal
Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan kalium).
Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian anterior
lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih
besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar Ion Na
masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar
melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam
oleh Ca-ATPase Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%).
Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk
aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang
merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose oleh enzim
sorbitol dehidrogenase. Lensa mengandung 65% air, 35% protein dan sisanya adalah
mineral. Dengan bertambahnya usia, ukuran dan densitasnya bertambah. Penambahan
densitas ini akibat kompresi sentral pada kompresi sentral yang menua. Serat lensa yang
baru dihasilkan di korteks, serat yang tua ditekan ke arah sentral. Kekeruhan dapat terjadi
pada beberapa bagian lensa. Kekeruhan sel selaput lensa yang terlalu lama menyebabkan
kehilangan kejernihan secara progresif, yang dapat menimbulkan nyeri hebat dan sering
terjadi pada kedua mata.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:

1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta


gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
2. menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi:

1.  Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-
akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih
,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.

Gejala umum gangguan katarak meliputi: 

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.


2. Gangguan penglihatan bisa berupa:

1. Peka terhadap sinar atau cahaya.


2. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
3. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
4. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

1)      Kesulitan melihat pada malam hari

2)      Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata

3)      Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

1. Gejala lainya adalah :

1)Sering berganti kaca mata

2)Penglihatan sering pada salah satu mata.


Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata
( glukoma ) yang bisa menimbulkan rasa nyeri.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan)
2.    Lapang penglihatan
3.    Pengukuran tonografi
4.    Test provokatif
5.    Pemeriksaanoftalmoskopi
6.    Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) 
7.    Test toleransi glaukosa/ FBS

F. PENATALAKSANAAN

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat  dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.

            Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, 
tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu
dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni
adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:

1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam


2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata bisa
fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada
objek jauh
3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf
optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas pada iris
disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.

Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak
dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta:
Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)

Indikasi dilakukannya operasi katarak :

1. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan
2. Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma
3. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:

1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)

yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun 1960 hanya
itulah teknik operasi yg tersedia.

2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni


Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara manual
setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar sehingga
penyembuhan lebih lama.
Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material
nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti nyeri
pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan
sangat minimal, sekitar 2,7 mm.  Lensa mata yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi)
kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur
kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak dengan
sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang
lebih cepat.

 
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru
dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi
visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode
fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien akan membutuhkan
kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat
ini digunakan lensa intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang
dalam tahap pengembangan

Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata lainnya,
tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu mencapai 95%, dan kasus
komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa
intra okular terpasang pada mata orang yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi
keruh. Untuk itu perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar
penglihatan dapat kembali menjadi jelas.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi dari penyakit katarak, yaitu : nistagmus dan strabismus dan
bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan
komplikasi penyakit berupa glukoma dan uveitis.
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :

1. Identitas / Data demografi

Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara
langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,  dan keterangan
lain mengenai identitas pasien.

1. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:

o Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) .


o Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
o Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
o Perubahan daya lihat warna
o Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata
o Lampu dan matahari sangat mengganggu
o Sering meminta ganti resep kaca mata
o Lihat ganda
o Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
o Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

1. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti

o DM
o Hipertensi
o pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko
katarak.
o Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
o ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi,
steroid / toksisitas fenotiazin.
o   Kaji riwayat alergi

1.  Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress,

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan b.d  gangguan penerimaan


sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. Ditandai dengan :
Menurunnya ketajaman penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
2. Kecemasan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan
pembedahan

No Diagnosa Keperawatan NIC NOC Rasional


1 Gangguan peersepsi Mandiri Meningkatkan ketajaman  Mandiri
sensori-perseptual penglihatan dalam batas
penglihatan b.d  gangguan -    Tentukan situasi individu, -       Kebutuhan
penerimaan sensori/status ketajaman mengenal gangguan tiap individu dan
organ indera, lingkungna penglihatan, sensori dan pilihan intervensi
secara terapetik dibatasi. catat apakah berkompensasi terhadap bervariasi sebab
Ditandai dengan : satu atau dua perubahan. kehilangan
mata terlibat penglihatan terjadi
 Menurunnya Kriteria Hasil : lambat dan
ketajaman -    Orientasikan progresif
penglihatan klien tehadap -          Mengenal
 perubahan respon lingkungan gangguan sensori dan -       Memberikan
biasanya terhadap berkompensasi terhadap peningkatan
rangsang. -    Observasi perubahan. kenyamanan dan
tanda-tanda kekeluargaan,
  disorientasi. -          menuruknkan
Mengidentifikasi/memper cemas dan
-    Pendekatan baiki potensial bahaya disorientasi pasca
dari sisi yang dalam lingkungan. operasi
tak dioperasi,
bicara dengan   -       Terbangun
menyentuh. dalam lingkungan
yang tidak di kenal
-    Ingatkan dan mengalami
klien keterbatasan
menggunakan penglihatan dapat
kacamata mengakibatkan
katarak yang kebingungan
tujuannya terhadaap orang tua
memperbesar .
kurang lebih 25
persen, -       Memberikan
pelihatan rangsang sensori
perifer hilang tepat terhadap
dan buta titik isolasi dan
mungkin ada. menurunkan
bingung
-    Letakkan
barang yang -    Perubahan
dibutuhkan/posi ketajaman dan
si bel kedalaman persepsi
pemanggil dapat menyebabkan
dalam bingung
jangkauan/posis penglihatan dan
i yang tidak meningkatkan
dioperasi. resiko cedera
sampai pasien
  belajar untuk
mengkompensa si.
2 Kecemasan b.d kurang  Mandiri a. Pasien mengungkapkan  Mandiri
terpapar terhadap dan mendiskusikan rasa
informasi tentang prosedur -          Kaji cemas/takutnya. -    Derajat
tindakan pembedahan tingkat kecemasan akan
kecemasan b. Pasien tampak rileks dipengaruhi
  pasien dan catat tidak tegang dan bagaimana
adanya tanda- melaporkan informasi tersebut
tanda verbal kecemasannya berkurang diterima oleh
dan nonverbal. individu.
sampai pada tingkat dapat mengungkapkan
-          Beri diatasi. rasa takut secara
kesempatan terbuka dimana rasa
Pasien untuk c. Pasien dapat takut dapat
mengungkapka mengungkapkan ditujukan.
n isi pikiran dan keakuratan pengetahuan
perasaan tentang pembedahan -    Mengetahui
takutnya. respon fisiologis
-            yang ditimbulkan
-          akibat kecemasan.
Observasi tanda
vital dan  Edukasi
peningkatan
respon fisik -    Meningkatkan
pasien pengetahuan pasien
dalam rangka
 Edukasi mengurangi
kecemasan dan
-          Beri kooperatif.
penjelasan
pasien tentang -   
prosedur Mengurangikecema
tindakan san dan
operasi, harapan meningkatkan
dan akibatnya. pengetahuan

-          Beri -    Mengurangi


penjelasan dan perasaan takut dan
suport pada cemas
pasien pada
setiap -        
melakukan
prosedur
tindakan

-    Lakukan
orientasi dan
perkenalan
pasien terhadap
ruangan,
petugas, dan
peralatan yang
akan digunakan
DAFTAR PUSTAKA

1. Khurna A.K. 2007. Community Ophthalmology in Comprehensive Ophthalmology,


fourth edition, chapter 20, new delhi, new age limited publisher : 443-446.
2. Marylin E. Doenges. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
3. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
4. Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
5. Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes
Mellitus.
6. Nova Faradilla. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas Kedokteran
University of Riau
7. Majalah Farmacia Edisi April 2008 , Halaman: 66 (Vol.7 No.9)
8. Sidarta, Ilyas. 2002. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung Seto
9. Sidarta, Ilyas. Ihtisar ilmu Penyakit Mata. 2009. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI
10. 10.  Hartono. Oftalmoskopi dasar & Klinis. 2007. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press
11. 11.  Sidarta, Ilyas. Dasar-dasar Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-3. 2009.
Jakarta: Balai Pustaka FKUI
12. 12.  Benjamin J. Phil. 2010. Acute Endhoptalmitis after Cataract Surgery : 250
Consecutive Cases treated at the tertiary referral center in Netherland. American Journal of
ophthalmology.  Volume 149 No.3

Anda mungkin juga menyukai