Anda di halaman 1dari 8

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
=============================================================================

KURBAN DAN SOLIDARITAS KITA DI MASA PANDEMI

‫ه‬ ْ َ ْ َ َ ْ َ ‫ه‬
Khutbah I
َ ْ َ ‫َ ََ َ َه َ َه‬ َ ْ َ ‫ه‬
ُ .‫للُالحم ُد‬ َ ‫ه‬
ُِ ِ ‫اللُُأ ُك ُب ُرُو‬ ‫ه‬
ُ ُ،‫اللُأكبر‬ ُ ‫اللُو‬ ُ ُ‫ُلاُ ِإل ُهُ ِإلا‬،)9x(ُ‫اللُأكب ُر‬ ‫ه‬ ُ
‫ُه‬،‫حانَ هُه ُال ْ َواح هُد ُالْ َعزيْ هُز ُالْ َغ َفار‬ َ ْ‫ ُأَ ْح َم هد ُهه ُ هسب‬،‫ار‬ ‫ـختَ ه‬ ْ ََ ‫َ ْ َ ْ هه َ ََ ه‬
ُ
‫ي‬ ‫و‬ ُ ُ
‫اء‬ ‫ش‬ ‫ي‬ُ ‫ا‬‫م‬ ُ ُ
‫ق‬ ‫ل‬ ‫ـخ‬ ‫ي‬ ُ ُ
‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ال‬ ُ ُ
‫لل‬ ُ ُ
‫د‬ ‫ح ْم ه‬َ ْ‫ال‬
ِ ِ ِ ِ
‫امُه‬ َ ‫ََ ْ َ ه َ ْ َ َ َ ه َ ْ َ ه َ َ ْ َ َه ََ ْ َ ه َ َ َ َ َ ه َ َ ً َ ْ ه ه َ َ ه ْ ه‬
‫ه‬
ُ ‫ن ُس ِيدنا ُمحمدا ُعبد ُه ُورسول ُه ُإِم‬ ُ ‫ ُوأشه ُد ُأ‬،‫ك ُله‬ ُ ‫الل ُوحد ُه ُلا ُش ِري‬ ُ ُ ‫لإ ُإِلا‬ ُ ُ ‫ن ُلا‬ ُ ‫وأشه ُد ُأ‬
َ
ً َ َ
ُ‫اة‬
ُ ‫ص ُل‬ُ ُ ،‫ح ُِب ُِه‬
ْ َ َ
ُ ‫ص‬ ُ ‫ع ُلى ُآ ُِل ُِه ُ ُو‬
ََ َ َ َ ‫َ ََ ْ ََ َ َ ه‬
ُ ‫ ُ ُو‬،ُ‫ح ُمد‬ ُ ‫س ُِي ُِد ُنا ُ ُم‬
ُ ُ ‫ل ُوس ِل ُم ُعلى‬ ُِ ‫ ُامهلل ُص‬،‫ار‬ َ ْ ‫ن ُ َوقه ْد َو هُة ُالْأب‬
‫ر‬ َُ ْ‫ال ْ همتَقي‬
ِ
ِ
‫َ ًَ َ ََ َ َ َ ه‬
ُ ُ.‫ار‬ ُ‫النَ َُه ه‬
ُ ‫لُ َُو‬ ُ ْ‫الل ُي‬ُ ُ‫ب‬ ُ ‫اق‬ ُ ‫ُدا ُئِ ُم ُةُ ُماُ ُت ُع‬
َْ َ َ َ ََ َ َْ ْ ََْ ْ ‫ْ ْ ه‬ ‫ه‬ َ ْ ْ ََْ ََ ‫ََ َْ ه‬
ُ‫ل ُ ِفي‬ ُِ ِ‫ل ُالقائ‬ ُ‫ج‬ ُ ‫ع ُز ُ ُو‬ ُ ُ ‫لل‬
ُِ ‫ي ُ ُبِ ُت ُق ُوى ُا‬ ُ‫س‬ ُِ ‫ك ُم ُ ُو ُن ُف‬ ُ ‫ص ُي‬ ُ ِ ‫س ُلامُِ ُُأ ُو‬ُ ‫خ ُو ُة ُ ُال ُِإ‬
ُ ‫ ُ ُف ُيا ُُِإ‬،‫ُأ ُما ُ ُب ُع ُد‬
َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ََْ َ ْ َ َْ َ ْ َ َ
‫كُ هه َُوُالْأ ْب ُتَـ ُره‬ُ ‫نُشانِئ‬ ُ ‫ُ ِإ‬،‫كُوانح ُر‬ ُ ‫لُلِر ِب‬ ُِ ‫ُفص‬،‫اكُالكوث ُر‬ ُ ‫ُ ِإناُأعطين‬:‫همحك ُِمُ ِكتَابِ ُِه‬
َ ْ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbhah id pada pagi hari yang penuh keberkahan ini, khatib
berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta dalam
keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara
melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Hari raya sejatinya adalah hari yang dirayakan setelah seorang hamba
melakukan berbagai ketaatan dan penghambaan kepada Allah ta’ala. Idul Fitri
sejatinya adalah bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melaksanakan
ibadah puasa dan berbagai ibadah di bulan Ramadlan. Dan Idul Adha sejatinya
adalah bagi mereka yang telah menjalankan rukun haji yang paling utama, yaitu
wukuf di Arafah, atau bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melakukan
ketaatan dan ibadah pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.

1
Merekalah yang sejatinya berhari raya. Sedangkan orang-orang yang tidak
mendahului dua hari raya dengan berbagai ketaatan dan ibadah, lalu apa yang
mereka rayakan?

Hadirin jama’ah shalat idul adha rahimakumullah,


Hari raya sejatinya bukanlah hari kegembiraan bagi sebagian orang. Pada hari
raya, semestinya yang berbahagia bukanlah orang-orang tertentu. Seharusnya
kita semua bergembira. Seharusnya kita semua berbahagia. Karena hari raya
sejatinya adalah hari raya seluruh umat. Hari raya adalah kegembiraan umat
Islam di seluruh dunia. Hari raya adalah kegembiraan bersama.

Zakat fitrah yang mengiringi idul fitri dan kurban yang mengiringi idul adha
adalah bukti bahwa Islam menggariskan agar hari raya melahirkan kegembiraan
bersama. Orang yang mampu berzakat fitrah, maka ia berikan zakatnya kepada
orang-orang yang fakir dan miskin. Orang yang mampu berkurban, maka ia
bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, yang
sebagian dari mereka mungkin hanya merasakan daging setahun sekali.
Dengan itu, kegembiraan akan merata. Kegembiraan akan dirasakan oleh
sebanyak-banyaknya umat Islam.

Dari titik ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memenuhi kebutuhan
orang-orang yang membutuhkan dan menggembirakan mereka dengan zakat
dan daging kurban adalah sesuatu yang semestinya selalu mengiringi setiap
momen hari raya. Hakikat hari raya adalah kegembiraan bersama, kasih sayang,
empati dan berbagi kepada sesama.

Hadirin rahimakumullah,
Sebagai upaya untuk menjadikan hari raya sebagai kegembiraan bersama, kita
seyogyanya menyambut hari raya dengan mempersiapkan diri kita untuk
berbagi dengan yang lain. Menjelang hari raya, kita persiapkan diri kita untuk
membantu sesama, meringankan beban saudara-saudara kita yang
membutuhkan dan menghilangkan kesedihan mereka dengan
menyumbangkan sebagian harta kita. Jika tidak mampu, maka dengan ucapan-
ucapan yang indah yang dapat menghibur hati mereka, dengan sapaan dan
senyuman tulus kepada mereka serta lantunan doa untuk kebaikan mereka.

2
Ketika kita berkumpul bersama ayah-ibu kita, bersama anak-anak kita, teman-
teman kita dan orang-orang yang kita cintai dalam rangka makan bersama pada
momen hari raya, ingatlah bahwa di sana masih banyak anak-anak yatim yang
tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka. Di sana ada janda-
janda yang bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi
anak-anak mereka. Ingatlah bahwa di berbagai tempat banyak orang yang
kehilangan pekerjaan pada musim pandemi ini. Di berbagai daerah banyak
orang kesulitan mencari nafkah akibat covid-19 yang terus mewabah.

Paling tidak, kita lantunkan doa untuk mereka pada hari yang penuh
keberkahan ini. Pada hari yang semestinya semua orang bergembira, mereka
menahan kesedihan, merasakan perihnya kehidupan dan menanggung beban
hidup yang serba kesulitan. Kita selipkan doa untuk mereka di tengah
kegemberiaan kita.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Kita hadirkan dalam hati bahwa pada saat kita membantu orang-orang yang
membutuhkan atau mendoakan mereka, pada hakikatnya kita sedang berbuat
baik kepada diri kita sendiri. Kita renungkan dan kita hadirkan dalam hati
kandungan makna dari ayat-ayat berikut ini:

ْ ‫ه‬ ‫ْ َ ْ َ ْه ْ َ ْ َ ْه ْ َْه‬
)7ُ:‫نُأحسنت ُمُأحسنت ُمُ ِلأنف ِسك ُمُ(سورةُالإسراء‬ُ ‫ِإ‬

Maknanya: “Jika kalian berbuat baik, sejatinya kalian telah berbuat baik bagi
diri kalian sendiri” (QS al-Isra’: 7)

ََ‫ْ َ ْ ه‬ ‫ََ هْ ه‬ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫ه ْ ََ هْ ه‬ ‫ْ َ ْ َ َْه‬ ‫هْ ه‬


ُ‫ف‬
ُ ‫نُخيرُُيو‬
ُ ‫للُوماُتن ِفقواُ ِم‬
ُِ ‫اءُوج ُِهُا‬
ُ ‫ونُ ِإلاُاب ِتغ‬ ُ ‫َو َماُتن ِفقواُ ِم‬
ُ ‫نُخيرُُف ِلأنف ِسك ُمُوماُتن ِفق‬
َ ‫َْ ه ْ ََْه ْ َ ه ْ َ ه‬
ُ )272ُ:‫ونُ)سورةُالبقرة‬ ُ ‫ِإليك ُمُوأن ُت ُمُلاُتظلم‬

Maknanya: “Dan apa pun harta yang kalian infakkan di jalan Allah, maka
pahalanya itu untuk diri kalian sendiri. Dan janganlah kalian berinfak melainkan
karena mencari ridha Allah. Dan apa pun harta yang kalian infakkan, niscaya
kalian akan diberi pahala secara penuh dan kalian sedikit pun tidak akan
dirugikan” (QS al-Baqarah: 272)

3
Hadirkan juga dalam hati apa yang disabdakan Baginda Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ْ ‫ه َْه هًَْ ْ ه‬ ََ ْ ‫ه‬ ‫هًَْ ْ ه‬ ْ ْ َ َ ََ ْ َ
ُ،‫بُيَ ْومُِ ُال ِقيَا َم ِة‬
ُ ِ ‫ن ُك َر‬
ُ ‫الل ُعن ُه ُكرب ُة ُ ِم‬ ُ ُ‫س‬ ُ َ ‫ ُنف‬،‫الدنيَا‬ ُ‫ب‬ ُ ِ ‫ن ُك َر‬ُ ‫ن ُ همؤ ِمنُ ُكر ُب ُة ُ ِم‬ُ ‫س ُع‬
ُ ‫ن ُنف‬ ُ‫م‬
ْ ْ ‫ه‬ َ ‫ََ َ ه‬ ْ َ
ُ‫اللُفِي‬ُ‫ُ َس ُتَ َرهُهُ ه‬،‫نُ َستَ َُرُ هم ْس ِل ًما‬
ُْ ‫ُ َو َم‬،‫الدنيَاُ َوالآ ِخ َر ِة‬ ُ‫اللُ َعليْ ُِهُفِي‬
ُ ُ‫ُيس ُر‬،‫نُُي َ َس َُرُ َعلىُ همع ِسر‬ ُْ ‫َو َم‬
َ َْ ‫ه‬ ْ َ ْ َ َ َ َْْ َْ ‫ه‬ ْ َ َْ ‫ه‬
)‫ن ُأ ِخي ُِه ُ(رواه ُمسلم‬ ُِ ‫ان ُالعب ُد ُفِي ُعو‬ ُ ‫ن ُالعب ُِد ُما ُك‬ ُِ ‫عو‬ُ ُ ‫الل ُفِي‬ َ
ُ ‫ ُو‬،‫آخر ِة‬ َ ِ ‫الدنيا ُوال‬

Maknanya: “Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia,


maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat.
Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka
Allah akan memberikan baginya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa
menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan
akhirat. Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama muslim” (HR Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Kepada mereka yang terdampak covid-19 atau mengalami masa-masa sulit
dalam hidupnya yang disebabkan berbagai masalah, kita katakan bahwa
musibah yang menimpa kalian tidak sebanding dengan apa yang menimpa Nabi
Ibrahim dan Nabi Isma’il beserta keluarga mereka.

Hadirin rahimakumullah,
Dalam penantian yang sangat lama hingga mencapai puncak usia 86 tahun,
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam baru dikaruniai seorang anak yang kemudian diberi
nama Isma’il. Setelah belahan jiwanya itu tumbuh dewasa menjadi seorang
remaja, Allah memerintahkan kepada Baginda Nabi Ibrahim agar menyembelih
putra yang sangat dicintai dan dinanti-nanti itu.

Apa sikap Nabi Ibrahim dan Isma’il menerima perintah itu?. Dengan ketundukan
yang total kepada Allah, Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada
keraguan sedikit pun. Sang putra juga menyambut perintah itu dengan
kepasrahan yang total tanpa ada protes sepatah kata pun. Subhanallah!.
Sebuah potret keluarga shalih yang lebih mengutamakan perintah Allah
dibandingkan dengan apa pun selainnya. Ayah dan anak saling menolong dan

4
menyemangati untuk melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara
keduanya terekam dalam al-Qur’an sebagaimana diceritakan oleh Allah:

َ َ َ ْ ‫ََْ َ ََْ ه َ َ ْه‬ َ َ َ


َ
)202ُ:‫كُفانظ ُرُماذاُترىُ(سورةُالصافات‬ َ َُ َ‫الُيَاُ هبن‬
ُ ‫يُ ِإنِيُأرىُ ِفيُالمنامُُِأنِيُأذبح‬ ُ ‫ُق‬.....

Maknanya: “..... Ibrahim berkata: “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat


dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?”ُ
(QS ash-Shaffat: 102)

Sebagaimana kita tahu bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Sedangkan
perkataan Nabi Ibrahim kepada putranya, “Maka pikirkanlah apa
pendapatmu?,” bukanlah permintaan pendapat kepada putranya apakah
perintah Allah itu akan dijalankan ataukah tidak, juga bukanlah sebuah keragu-
raguan. Nabi Ibrahim hanya ingin mengetahui kemantapan hati putranya dalam
menerima perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Isma’il menjawab dengan
jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi
kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri:

َ َ َ ‫ه‬ َ َ ْ ‫ه‬ َ َ َ ْ‫َْْ َ ه‬ َ َ َ َ َ


)202ُ:‫ينُ(سورةُالصافات‬
ُ ‫نُالصابِ ِر‬
ُ ‫اللُ ِم‬ َ
ُ ُ‫اء‬
ُ ‫نُش‬ ‫ه‬
ُ ‫لُماُتؤم ُرُست ِجدنِيُ ِإ‬
ُ ‫تُافع‬
ُ ِ ‫الُياُأب‬
ُ ‫ق‬

Maknanya: “Isma’il menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang


diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102)

Jawaban Isma’il yang disertai “In sya Allah” menunjukkan keyakinan sepenuh
hati dalam dirinya bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. Apa
pun yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa pun yang tidak dikehendaki
Allah pasti tidak akan terjadi.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Demi mendengar jawaban dari sang putra tercinta, Nabi Ibrahim lantas
menciumnya dengan penuh kasih sayang sembari menangis terharu dan
mengatakan kepada Isma’il:

5
َ َْ َ َ َ َ‫ْ َ َْ ْ ه َْ َ َ ه‬
ُ ‫الل‬
ُِ ُ‫يُعلىُأم ُِر‬
ُ ‫تُياُ ُبن‬
ُ ‫نُأن‬
ُ ‫نِع ُمُالعو‬

Maknanya: “Engkaulah sebaik-baik penolong bagiku untuk menjalankan


perintah Allah, duhai putraku”

Nabi Ibrahim kemudian mulai menggerakkan pisau di atas leher Isma’il. Akan
tetapi pisau itu sedikit pun tidak dapat melukai leher isma’il. Hal ini dikarenakan
pencipta segala sesuatu adalah Allah subhanahu wa ta’ala. Pisau hanyalah
sebab terpotongnya sesuatu. Sedangkan pencipta terpotongnya sesuatu dan
pencipta segala sesuatu tiada lain adalah Allah ta’ala. Sebab tidak dapat
menciptakan akibat. Baik sebab maupun akibat, keduanya adalah ciptaan Allah
subhanahu wa ta’ala.

Hadirin yang berbahagia,


Berkat takwa, sabar dan tawakal serta ketundukan total yang ditunjukkan oleh
Nabi Ibrahim dan Isma’il, Allah kemudian memberikan jalan keluar dan
mengganti Isma’il dengan seekor domba jantan yang besar dan berwarna putih
yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

َ ْ ‫ه‬ َ َََْ ‫ه‬ ‫ه‬ ْ ‫َ َ َ َه َ َْ َ ه‬


ُ )207-201ُ:‫)ُ(سورةُالصافات‬207(ُُ‫اهُبِ ِذبحُُع ِظيم‬
ُ ‫)ُوفدين‬201(ُ‫ين‬
ُ ‫اءُالم ِب‬
ُ ‫نُهذاُله ُوُالبل‬
ُ ‫ِإ‬

Maknanya: “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami
tebus Isma’il dengan seekor sembelihan yang agung” (QS ash-Shaffat: 106-107)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mari kita renungkan bersama, hadirin sekalian. Di tengah pandemi covid-19 dan
berbagai problem hidup, marilah kita meneladani apa yang diteladankan oleh
Nabi Ibrahim dan Isma’il ketika diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat
tersebut.

Berkat ketakwaan, sikap sabar, tawakal, keteguhan hati dalam menjalankan


perintah Allah dan ketundukan yang total kepada-Nya, Nabi Ibrahim dan Isma’il
pada akhirnya mendapatkan jalan keluar dan pertolongan dari Allah subhanahu
wa ta’ala.

6
‫‪Kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, jika kita‬‬
‫‪bersabar. Kita harus yakin bahwa di setiap musibah pasti ada hikmah, jika kita‬‬
‫‪bertawakal. Kita harus yakin bahwa di setiap masalah, pasti akan kita temukan‬‬
‫‪jalan keluar, jika kita bertakwa. Dan kita yakin bahwa di setiap kesusahan pasti‬‬
‫‪ada kebahagiaan, jika kita tunduk total kepada Allah subhanahu wa ta’ala.‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬


‫‪Akhirnya kita berdoa, semoga Allah menghindarkan negara kita secara khusus‬‬
‫‪dan seluruh negeri umat Islam secara umum dari segala bala’, musibah, wabah,‬‬
‫‪melambungnya harga, kemungkaran, keburukan, kekejian, berbagai kesulitan‬‬
‫‪dan kesusahan. Amin Ya Rabbal ‘alamin.‬‬

‫استَ ْغ ِف هر ْوهُه‪ُ،‬إنَ هُهُ هه َُوُالْ َغ هف ْو هُرُ َ‬


‫الر ِحيْ ُم‪.‬ه‬ ‫َه ْه َ ْ ْ َ ََ ْ َ ْ ه َ ْ َ َ ه‬
‫ك ْم‪ُ،‬فَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ي ُ ول‬
‫اللُ ِل ُ‬
‫لُهُذاُوأستغ ِف ُرُ ُ‬
‫أقو ُلُقو ِ ُ‬

‫اللُُأَ ُْك ُبَ هُرُ َو َُ‬‫اللُأَ ْكبَ هر‪ُ ُ،‬ه‬ ‫اللُأَ ْكبَ هُر (‪ )7x‬لَاُإلَ َُهُإلَاُ َ ُه‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ح ْم ُد‪.‬ه‬‫للُالْ َ‬ ‫اللُ َو َ ُه‬ ‫َه‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ع ُلىُ‬
‫َ َ َ ه َ َ َ ه ََ ه َ َ َ ََ َ َْ َ َ ََ‬
‫ان‪ُ ُ ،‬و ُ‬‫س ِي ُِد ُ ُو ُل ُِد ُع ُد ُن ُ‬ ‫حمدُ ُ ُ‬ ‫ع ُلى ُ ُم ُ‬ ‫ام ُ ُ‬ ‫الس ُل ُ‬
‫اة ُ ُو ُ‬ ‫الص ُل ُ‬ ‫ان‪ُ ُ ،‬و ُ‬ ‫كُ َ‬
‫الديَ‬ ‫ُ‬ ‫لل ُال ْ َ‬ ‫َ ْ ه‬
‫ِ‬ ‫الحم ُد ُ ُِ ِ ِ‬
‫ل‬ ‫م‬
‫ك ُلَ هُه ُال ْ همنَ َ‬ ‫ََ ْ َ ه َ ْ َ َ َ ه َ ْ َ ه َ َ ْ َ‬ ‫َ َ ْ ََ ْ ََ‬
‫ـزُهُه‬ ‫الل ُوحد ُه ُلا ُش ِري ُ‬ ‫له ُ ِإلا ُ ُ‬ ‫ن ُلا ُ ِإ ُ‬ ‫ان‪ُ ،‬وأشه ُد ُأ ُ‬ ‫الز َُم ُِ‬
‫ع ُلى ُ َم ُِر ُ َُ‬ ‫ح ُِب ُِه ُ ُو ُت ُابِ ُِع ُي ُِه ُ ُ‬
‫ص ُ‬ ‫آ ُِل ُِه ُ ُو ُ‬
‫هه َ‬ ‫َ‬ ‫ن ُ َسي َدنَا ُ هم َ‬ ‫َ‬
‫َ ْ َ ه َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ‬
‫يُ‬ ‫ح َم ًدا ُعبْ هد هُه ُ َو َُر هس ْول ُه ُال ِذ ُْ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫أ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫ُ‬
‫ان‬‫ان ُوالم ِ‬
‫ك‬ ‫ن ُال ِجس ِمي ُِة ُوال ِجه ُِة ُوالزم ُِ‬ ‫ع ُِ‬
‫َ َ ه هَ ه ْه ه‬
‫آن‪ُ .‬‬ ‫انُخلق ُهُالق ْر ُ‬ ‫ك ُ‬
‫َ َ ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ََ َ َ َ َ َه‬ ‫ْ‬ ‫َ َْه َ ْ ْ ه ْ ََْ‬ ‫ه‬ ‫َ‬
‫واُالل ُت َعالىُ ِفيُهذاُاليَ ْومِ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُواتق‬ ‫ىُالل ُعز ُوجل‬ ‫ِ‬ ‫ُونف ِسيُبِتَق َو‬ ‫اُب ُع ُد‪ُ ،‬فأ ُو ِص ُيكم‬ ‫ُأ ُم ُ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َْهْ ََ َ َََه ْ َْ َ ْ َََه ْ َ َ َ َ َ ََ َ‬ ‫الْ َ‬
‫الل ُأمرك ُم ُبِأمرُ ُع ِظيم‪ُ ،‬أمرك ُم ُبِالصلا ُِة ُوالسلامُِ ُعلى ُن ِب ِي ُِه ُالك ِري ُِمُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫يم‪ُ ،‬واعلموا ُأ ُ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ظ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُو َس ِل همواُ‬ ‫ُعلَيْ ِه َ‬ ‫ُصله ْوا َ‬‫ُآمنه ْوا َ‬ ‫ين َ‬ ‫ُعلَى ُالنَبي‪ُ ،‬يَا ُأ هي َها ُال ِذ َ‬ ‫ون َ‬ ‫ََ َ َ ََ َ َ َ َ َه ه َ ه َ‬
‫ن ُالل ُوملائِكته ُيصل‬ ‫ال‪ُِ :‬إ ُ‬ ‫فق ُ‬
‫ِِ‬
‫َ َ ْ‬ ‫َه َ َ ََ ْ ََ ْ ََ َ َ ََ َ ه َ َ َ ََ‬ ‫ت َ ْسل ً‬
‫ن‪ُ،‬‬ ‫الط ِي ِبيْ َُ‬‫حب ُه َ‬
‫ِِ‬ ‫ص‬ ‫ُو‬ ‫ه‬
‫ِِ‬‫ل‬ ‫ىُآ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ُو‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ُ‬
‫ح‬ ‫اُم‬ ‫ن‬ ‫ي‬
‫ِِ‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫اُو‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ِِ‬‫ي‬ ‫ىُس‬ ‫ل‬ ‫ُع‬ ‫ك‬ ‫ار‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫ُو‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫ُو‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ُص‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫ا‪،‬‬‫يم‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ُسائِ ِرُ‬ ‫ُو َع ْن َ‬ ‫ُو َع ِلي‪َ ،‬‬ ‫ان َ‬ ‫َ ْ َ ه ََ َ هَْ َ‬
‫ين‪ُ ،‬أبِي ُبكر ُوعمر ُوعثم‬ ‫اش ِد َ‬ ‫ُالر ِ‬‫خلَ َفا ِء َ‬ ‫ه‬
‫ُع ِن ُال‬ ‫ار َض ُاللَ هه َم َ‬ ‫َو ْ‬

‫الحين‪ُ ُ،‬‬ ‫َ‬ ‫حابَة َ‬


‫ُالص‬ ‫َ َ‬
‫الص ِ‬

‫‪7‬‬
‫ين ُ َوال ْ هم ْؤ ِمنَات‪ُ ،‬الْأَ ْحيَا ِء ُ ِمنْ ههمُْ‬ ‫ُوال ْ هم ْؤ ِمن َ‬‫َ‬ ‫ات‪،‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫َ َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫َه َ ْ ْ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللهم ُاغ ِفر ُلِلمس ِل ِمين ُوالمس ِلم ِ‬
‫ً‬ ‫ه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ًَ ََ َ‬ ‫َه َ ْ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ٌ‬ ‫َ َ َ ٌ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْْ‬
‫ُعيدناُهذاُسعادة ُوتلاحما‪ُ،‬‬ ‫ات‪ُ،‬اللهم ُاجعل ِ‬ ‫‪ُ،‬إنك ُس ِميع ُق ِريب ُم ِجيب ُالدعو ِ‬ ‫ات ِ‬ ‫والأمو ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ه َ ًَ َهَْ ً َ َ َ ً َ َ َ ًَ ََ ْ ه َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ ًَ َََ ه ً َ َْ‬
‫عده ُعلينا ُبِالخي ِرُ‬ ‫ُو ِزدنا ُ ِفي ِه ُطمأنِينة ُوألفة‪ُ ،‬وهناء ُومحبة‪ُ ،‬وأ ُِ‬ ‫ومسرة ُوتراحما‪،‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َه َ ْ َ َْ َََ َََ ََ َْ ْ َ‬ ‫َ ْه ْ َ َََْ‬
‫اسُدأ َب ُنَا‪ُ،‬الل هه َمُ‬ ‫خيْرُللنَ‬ ‫الر َح َ‬
‫َو َ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ُال‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ب‬ ‫ا‪ُ،‬و‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ‫يم‬ ‫ُش‬
‫ِ‬ ‫ة‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ُال‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ع‬ ‫ُاج‬ ‫م‬‫ه‬‫‪ُ،‬الل‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫َك‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ال‬‫ُو‬ ‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ال‬‫‪ُ،‬و‬ ‫ات‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ا‪ُ،‬وأَ ْكر ْمناَُ‬ ‫اُوأَ ْر َحا ِمنَ َ‬ ‫اح َف ْظنَاُ ُفِيُأَ ْه ِلينَ َ‬ ‫هه َ َ ْ‬ ‫َ َ ََ َ َ َ َ َ َ ْه َْْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫أ ِدمِ ُالسعادةُعلىُوط ِننا‪ُ،‬وانش ِرُالبهجةُفِيُبيوتِنا‪ُ،‬و‬
‫ابُ‬ ‫اُع َذ َ‬ ‫ُح َسنَ ًة َِ‬
‫‪ُ،‬وقنَ َ‬ ‫‪ُ،‬وِفُالْآخ َرة َ‬ ‫َ‬ ‫ه َْ َ َ ًَ‬
‫ة‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫اُح‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫يُالد‬ ‫ف‬ ‫اُ‬ ‫‪ُ،‬ر َبنَاُآتنَ‬ ‫اُوالْآخ َرة َ‬ ‫يُالد ْنيَ َ‬
‫ه‬ ‫ف‬ ‫ُ‬ ‫ك‬
‫ََ َ‬
‫بِكر ِم‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اُغ َفار‪.‬ه‬‫َ ََ ْ َْ ْ َ ََ َ َ ََْْ َ َ ه َ َ‬
‫ار‪ُ،‬ياُع ِزيزُي‬ ‫ار‪ُ،‬وأد ِخلناُالجنةُمعُال ْأبر ِ‬ ‫الن ِ‬
‫َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْه ْ َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ هه َْ ْ َ ْ ْ‬ ‫َ َ‬
‫ان‪ُ،‬و ِإيتاءُِ ِذيُالقرَب ُوينهىُع ِنُالفحشاءُِ‬ ‫لل‪ُ،‬إن ُالل ُيأمر ُبِالعد ِلُوالإحس ِ‬ ‫ِعباد ُا ِ‬
‫ه‬ ‫َ َْ َْ َْ هْ ه ْ ََ ْ‬ ‫ه‬ ‫َ ْهْ َ َ َْ َ ه ه ْ ََ َ ه ْ َ َ َ ه ْ َ َ ه‬
‫للُ‬
‫ِ‬ ‫ُا‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ذ‬
‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ُو‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ُي‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ظ‬
‫ِ‬ ‫ع‬‫ُال‬ ‫واُالل‬ ‫ر‬ ‫اذك‬ ‫ظكم ُلعلكم ُتذكرون‪ُ ،‬ف‬ ‫والمنك ِر ُوالبغ ِي‪ُ،‬ي ِع ُ‬
‫ْ‬ ‫َ َْه ْ ٌ َ ْ ٌ َهه َ ََْه ْ َ‬
‫أكبر‪ِ ُ،‬عيدُس ِعيدُوكُعامُوأنتمُبِخيرُ ُ‬

‫‪8‬‬

Anda mungkin juga menyukai