Anda di halaman 1dari 61

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.
Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan dan peran
pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan
demokratis. Komponen dari sistem pendidikan nasional harus senantiasa
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi, baik pada
tingkat lokal, nasional maupun global. Salah satu komponen penting dari sistem
pendidikan adalah kurikulum. Widyastono (2014:2), menyatakan bahwa kurikulum
bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang
fungsional, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang
berlangsung didalam kelas.
Widyastono (2014:54), menyatakan Kurikulum di Indonesia telah mengalami
beberapa kali perubahan secara berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1964,
tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997(revisi
kurikulum 1994) dan tahun 2004 (kurikulum berbasis kompetensi), serta kurikulum
2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam pemerintah sebagai
regulator melihat perlu adanya pengembangan pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP Tahun 2006) yang sudah berlangsung selama ± 6 Tahun tersebut,
dalam rangka memajukan mutu kualitas dan pendidikan nasional. Oleh sebab itu
kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Kurikulum
2013 diharapkan dapat lebih menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dilaksanakan untuk meningkatkan sistem
pendidikan nasional agar selalu relevan dan kompetitif. Pemerintah juga perlu
melakukan strategi penerapan kurikulum dengan sosialisasi dan pelatihan yang
memadai agar kurikulum 2013 tidak hanya menjadi program yang sia-sia.
Kepemimpinan guru ditingkat kelas jelas menjadi bagian yang tidak biasa dipisahkan
dengan keberhasilan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Rahman (2015:35), menyatakan dalam kurikulum 2013, karakteristik
pembelajaran yang berlangsung pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
2

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan


memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Dalam pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Surachman dkk (2004:3), menyatakan bahwa biologi sebagai salah satu
bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan salah satu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk
menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Lima pengalaman
belajar dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan langkah-langkah dalam
mempelajari biologi .
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah
melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama pada Tahun Pelajaran
2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua
selama Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk
melaksanakan Kurikulum 2013. Sedangkan satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap
menggunakan Kurikulum 2013.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru SMA/Sederajat di
kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai, bahwa sekolah tersebut benar-benar
menggunakan kurikulum 2013. Kecamatan Tambusai memiliki 9 SMA/Sederajat,
11% yang menggunakan Kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 1 Tambusai dan
Kecamatan Kunto Darussalam memiliki 6 SMA/Sederajat, 17% yang menggunakan
3

kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 1 Kunto Darussalam. Percontohan dalam


pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kecamatan Tambusai dan Kunto Darussalam pada
tahun ajaran 2013/2014 guna meningkatkan prestasi peserta didik. Guru juga
mengungkapkan bahwa pemahaman guru terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013
masih kurang sehingga penerepan dalam kelas kurang maksimal. Sosialisasi dan
pelatihan yang belum maksimal membuat guru hanya melaksanakan Kurikulum 2013
menurut apa yang mereka ketahui saja. Jadi dapat diketahui bahwa pelaksanaan
Kurikulum 2013 belum optimal, karena guru sebagai pelaku kebijakan belum
sepenuhnya memahami Kurikulum 2013 secara maksimal.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran Biologi
Tingkat SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah Pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran Biologi Tingkat SMA/Sederajat di
Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk Mengetahui Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Proses
Pembelajaran Biologi Tingkat SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dan
Tambusai.
4

1.4 Manfaat Penelitian


Setelah mengetahui tujuan penelitian, manfaat yang dapat diambil daripenelitian
ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan mampu mengetahui pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan
pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa tingkat SMA/Sederajat di
Kecamatan Tambusai, Kunto Darussalam dan usaha pendidik untuk
mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ke
dalam proses pembelajaran sehingga dapat menjadikan perbaikan kualitas
pendidikan dan kinerja pendidik tingkat SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto
Darussalam dan Tambusai.

2. Manfaat Praktis
Bagi Sekolah
Adapun manfaat bagi Sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai refleksi dan acuan sekolah untuk membuat kebijakan terkait
pelaksanaan Kurikulum 2013 proses pembelajaran tingkat SMA/Sederajat di
Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai .
Bagi Guru
Adapun manfaat bagi Guru yaitu Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan agar guru lebih baik lagi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, serta
dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan dapat mencari solusi
dari kendala yang ada sehingga menjadikan motivasi guru untuk
meningkatkan keprofesionalan guru dan inovasi dalam proses pembelajaran.
Bagi Pemerintah
Adapun manfaat bagi pemerintah yaitu dapat mengetahui bagaimana
pelaksanaan Kurikulum 2013 di lapangan, supaya dapat menjadi bahan kajian
lebih serius tentang kurikulum yang baru ini. Selain itu, mampu memberikan
5

perbandingan dan tambahan wacana dalam pendidikan terutama untuk


mendukung gerakan peningkatan mutu pendidikan.
Bagi Peneliti
Adapun manfaat bagi peneliti yaitu Dapat mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran biologi dan dapat mengetahui usaha yang dilakukan Tingkat
SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai.

1.5 Defenisi Operasional


Adapun defenisi operasional adalah sebagai berikut :
a. Kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan
di Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum tetap diterapkan
oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006 yang biasanya
dikenal dengan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
yang mana sistem KTSP telah berlaku kurang lebih 6 tahun.
b. Pembelajaran Biologi adalah kumpulan pengetahuan yang lahir dan
berkembang sebagai respon manusia terhadap gejala-gejala dan kejadian
di alam, misalnya keaneka ragaman mahkluk hidup, makanan, kesehatan,
penyakit, dan kerusakan alam.
6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendidikan


Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa
hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Hasil belajar merupakan
realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat
tergantung pada tujuan pendidikannya (Hamalik, 2013: 3).

2.2 Pembelajaran Biologi


Belajar adalah proses perubahan prilaku baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme ataupun
pribadi. (Djamarah dan Zain, 2006: 10). Proses belajar merupakan proses internal
siswa yang tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami guru. Dalam proses belajar
tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan ajar.
Adanya informasi sasaran belajar, adanya penguatan, adanya evaluasi dan
keberhasilan belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya.
Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri (Dimyati dan Mudjiono,
2013:18).
Berdasarkan mata pelajaran yang ada, petunjuk kurikulum dapat ditentukan
hasil-hasil pendidikan yang diinginkan Guru sebagai sumber utama tujuan bagi
peserta didik, yang mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang
bermakana dan dapat diukur. Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran harus
mengambil rumusan tujuan dan menetukan tingkah laku siswa yang spesifik
mengacuh ke tujuan (Hamalik, 2013 : 76).
7

2.3 Kurikulum 2013


Mulyasa (2013: 66), menyatakan Kurikulum 2013 yaitu kurikulum berbasis
kompetensi yang merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan karakter dan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
UU No 13 Tahun 2015 pasal 5 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kurikulum
2013 merupakan pengembangan kurikulum yang berfokus pada kompetensi dan
karakter siswa yang dicapainya melalui pengalaman belajarnya yang telah
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum 2013 diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat siswa
agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan
dengan penuh tanggung jawab.
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Pendidikan berkarakter dalam kurikulum
2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan ahklak mulia peserta didik, terpadu,
dan seimbang, yang sesuia dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan (Mulyasa, 2014: 7-39). Dalam kurikulum 2013 masih ada beberapa
kendala yang sering dihadapi oleh guru adalah bagaimana mengarahkan siswa
berpikir kritis dan analitis dalam kegiatan pembelajran, sehingga guru tidak hanya
bertugas untuk menyelesaikan materi pembelajaran tetapi harus mengutamakan
kualitas dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung masih banyak peserta didik yang tidak aktif. Peserta didik mengalami
kesulitan bagaimana cara untuk menyampaikan pertanyaan dan melakukan analisis
dari hasil pengamatan yang dilakukan yang sesuai dengan kriteria pendekatan ilmiah
(Sayuti, 2015:7).
8

2.4 Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013


Mentri pendidikan dan kebudyaan menyatakan bahwa perubahan dan
pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena
kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perlunya perubahan
dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil Studi Internasional
tentang kemampuan peserta didik Indonesia. Perlunya perubahan Kurikulum juga
karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai
berikut: Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditujukan dengan
banyaknya mata pelajaran, materi yang keluasan dan kesukarannya melampui tingkat
perkembangan usia anak. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh
sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang
dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya
menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat,
seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode
pembelajaran konstruktifistik, keseimbangan soft skills, serta jiwa kewirausahaan,
belum terakomodasi didalam kurikulum (Mulyasa, 2014:60:61).

2.5 Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang:
produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Melalui penguatan sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang terintregasi. Dalam pengembangan Kurikulum difokuskan pada
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat didemontrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Adanya
perubahan kurikulum dengan tujuan untuk melanjutkan pengembangan kurikulum
berbasis kompetensis yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu (Mulyasa, 2014:65).
9

2.6 Pelaksanaan Kurikulum 2013


Pelaksanaan kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut
menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menguasai prinsip-
prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta
didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.
Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru
sebagai tenaga professional, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui
pengalaman praktek yang intensif (Mulyasa, 2014:100).
kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu
kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan peserta didik
yang dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.
(Widyastono 2015:119)

2.7 Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP


Adapun perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP di tunjukan pada Tabel
berikut:
Tabel 1. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
NO Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum 2013
Materi disusun untuk memberikan pengetahuan Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap
1
kepada siswa pengetahuan, keterampilan.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan,
Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberi tahu pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian
2
tentang materi yang harus dihapal ( siswa diberi tahu) hasilnya melalui pemanfaatan sebagai sumber-sumber
belajar (siswa mencari tahu).
Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan Penilaian otentik pada aspek, pengetahuan, dan
3
ujian. keterampilan berdasarkan porto folio.
(sumber: Kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2013)
10

2.8 Penelitian Relevan


Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya,terdapat beberapa penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Pramono dkk, (2015: 6 ), yang berjudul “Analisis Hambatan
Proses Pembelajaran Biologi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 Bagi Guru Kelas X
SMA/Sederajat di Kecamatan Rambah Samo”. Menjelaskan bahwa berdasarkan
analisis data yang telahdilakukan dapat disimpulkan bahwa hambatanproses
pembelajaran biologi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 bagi guru kelas X
SMA/Sederajat di Kecamatan Rambah Samo adalah : (1) Contoh-contoh kegiatan
yang ada dalam buku teks pelajaran tidak dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta
didik dengan kriteria cukup (60%); (2) Materi pelatihan kurikulum 2013 belum sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran disekolah, dengan kriteria kurang baik (50%); (3)
Pendekatan saintifik yang disampaikan dalam pelatihan kurikulum 2013 kurang jelas
dalam menjalankan konsep dengan kriteria kurang baik (50%); (4) Contoh penilaian
autentik yang disampaikan dalam pelatihan tidak jelas dengan kriteria kurang baik
(50%); (5) Konsep pembelajaran terpadu tidak dapat tersampaikan dengan baik dalam
pelatihan dengan kriteria kurang baik (50%); (6) Metode pelatihan sulit diikuti
dengan criteria cukup baik (55%) dan (7) Metode pelatihan kurang menyenangkan
dengan kriteria cukup baik(55%).
Penelitian yang dilakukan oleh Sayuti dkk (2015: 5 ), yang berjudul “Analisi
Hambatan Proses Pembelajaran Biologi dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi
Guru Kelas VII SMP Di Kecamatan Rambah Hilir”. Menjelaskan bahwa Berdasarkan
hasil angket penelitian terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi guru kelas VII
SMP di Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu dalam proses pembelajaran
biologi pada pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah ketersediaan buku dan sarana
prasarana pendukung yang kurang memadai, pelatihan yang terlalu singkat,
penggunaan media yang terbatas, serta penilaian yang begitu sulit serta membutuhkan
waktu yang banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti dkk, (2013: 6), yang berjudul
“Implementasi Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Biologi
11

Di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Tulung Agung”. Menjelaskan bahwa Proses


pembelajaran kreatif matapelajaran biologi yang mengacu kurikulum 2013 di kelas X
MIA di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Tulung Agung belum berjalan sesuai
dengan konsep saintifik tetapi masih menggunakan pola lama yaitu teacher centre
(berpusat pada guru). Guru menggunakan model pembelajaran ceramah. Hambatan
yang dihadapi dalam pembelajaran kreatif sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
antara lain : pola pikir (mind set) guru pengampu mata pelajaran, usia guru mendekati
purnatugas dan masa kerja guru lebih dari 30 tahun, sarana dan prasarana pendukung
proses pembelajaran, antara lain buku sumber belajar dan alat serta bahan praktikum
di laboratorium. Selain itu ketrampilan guru dalam mengusai bidang teknologi
informatika dan komputer ikut juga berperan menjadi faktor yang menghambat
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013.
Penelitian dari Haryana dan Gimin (2015: 151), yang berjudul Hambatan
Yang Dihadapi Guru Ekonomi SMA Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di Kota
Pekanbaru menyimpulkan bahwa Seluruh responden memiliki komitmen untuk
menerapkan Kurikulum 2013 dengan sungguh-sungguh. Seluruh responden pernah
mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Sebagian responden masih merasakan kesulitan
dalam menerapkan kurikulum 2013. Kesulitan terbesar yang dihdapai responden
adalah tentang pelaksanaan pendekatan saintifik dan penerapan penilaian otentik
yang harus dilakukan Penyiapan media pembelajaran dalam rangka menghadirkan
fakta dalam penerapan.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Evanita (2013: 42), yang berjudul
Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru Sekolah Menengah atas dalam
Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 menyimpulkan bahwa Kompetensi
pedagogik guru Biologi SMA se Kota Semarang sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013. Guru Biologi yang mengajar di SMA Negeri maupun SMA Swasta
menerapkan 10 indikator kompetensi pedagogik menurut Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007 dalam proses mengajar. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan
kompetensi pedagogik indikator 1, 2, 3, 4, 7, 8, dan 9 menunjukkan kriteria sangat
12

baik dan pemenuhan indikator 5, 6, dan 10 menunjukkan kriteria baik. Dengan


kompetensi pedagogik baik maka guru akan lebih mudah mengimpletasikan
kurikulum 2013. Guru Biologi se Kota Semarang menunjukkan kesiapan dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hasil wawancara juga menunjukkan guru
Biologi menerima kebijakan pemerintah mengubah kurikulum menjadi Kurikulum
2013 dan bersedia untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.
13

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2014: 1-3).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2017 di SMA/Sederajat di
Kecamatan Tambusai dan Kunto Darussalam.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dari penelitian ini adalah seluruh tingkat SMA/Sederajat di
Kecamatan Kunto Darussalam. dan Tambusai Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2 berikut:
Tabel. 2 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Guru Biologi Keterangan
1 SMA N 1 Tambusai 2 Guru Kurikulum 2013
2 SMA N 2 Tambusai 1 Guru KTSP
3 SMA N 3 Tambusai 1 Guru KTSP
4 SMA Hutahaeyan 1 Guru KTSP
5 MA Yafittah 1 Guru KTSP

6 SMK N 1 Tambusai 2 Guru KTSP

7 SMK Yapim 1 Guru KTSP


8 SMK Terpadu 1 Guru KTSP

9 SMA N1 Kunto Darussalam 2 Guru Kurikulum 2013

10 SMAS Ana Muslim 1 Guru KTSP

11 SMK LPMD Tanah Datar 1 Guru KTSP

12 SMKN 1 Kunto Darussalam 1 Guru KTSP

13 SMKN 2 Kunto Darussalam 1 Guru KTSP

14 SMKS LPMD BIM Kunto Darussalam 1 Guru KTSP

(UPTD Kunto Darussalam Dan Tambusai, 2017)

Sedangkan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,


dimana sampel pada penelitian ini adalah 2 sekolah yang menggunakan kurikulum
2013 tingkat SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai. Dari 2
14

sekolah tersebut terdapat 2 kepala sekolah dan 2 guru biologi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel. 3 Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Kepala Sekolah Guru Biologi
1 SMA Negeri 1 Tambusai 1 1
2 SMA Negeri 1 Kunto Darussalam 1 1
Jumlah 2 2

3.4 Instrumen Penelitian


Instrument yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Non Tes. Pada non
tes ini digunakan lembar angket untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran
guru biologi dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Angket ini terdiri dari 35
pernyataan yang akan diisi oleh kepala sekolah dan guru. Instrumen pengumpulan
data berupa angket dengan kisi-kisi sebagaimana disajikan pada tabel 4 berikut:
Tabel. 4 Kisi-kisi Angket atau Kuisioner
No. Item
No. Indikator Pelaksanaan Kurikulum 2013 Jumlah
+ -
1. Pemahaman guru tentang konsep Kurikulum 2013:
a. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum
2013. 1
b. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum
2013. 3 2 6
c. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran
IPA. 5 4
d. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil
belajar. 6
2. Pemahaman guru dalam menyusun silabus pembelajaran Kurikulum 2013 7,10 8,9 4
3. Pemahaman guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
11, 13,15 12,14,16 6
kurikulum 2013
4. Pemahaman guru dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013:
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti 17 18
12
c. Kegiatan Penutup 19,21,23, 20,22,24
25 26
27 28
5. Pemahaman guru dalam melakukan penilaian pembelajaran kurikulum
2013 berdasarkan 3 aspek penilaian:
a. Sikap
7
b. Pengetahuan 29 30
c. Keterampilan 31,33 32
34 35
Jumlah 18 17 35
(sumber: Peraturan mentri pendidikn dan kebudayaan, 2013)
15

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan yang tertulis dan diberikan kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket guru biologi dan kepala sekolah. Angket
guru digunakan untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah dan guru
tentang kurikulum 2013, perencanaan dan penilaian pembelajaran biologi
berdasarkan kurikulum 2013 tingkat SMA/Sederajat di kecamatan Kunto
Darussalam dan Tambusai.
2. Dokumentasi teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2013: 274).

3.6 Teknik Analisi Data


Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif yaitu menghitung skor yang diperoleh kedalam bentuk presentasi.
(Sudijono, 2009:43) menyatakan untuk menentukan besar presentasi alternative
jawaban responden dengan menggunakan rumus:
F
P¿ x 100 %
N
Keterangan : P= Besar presentasi alternatif jawaban
F= Frekuensi alternatif jawaban
N= Jumlah sampel
Pada pelaksanaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran biologi tingkat
SMA/Sederajat di kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai, menggunakan data
angket dan data observasi. Data angket mengkuantitatifkan jawaban item pernyataan
dengan memberikan tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban. Skor untuk
masing-masing jawaban pada angket yaitu :
16

Tabel. 5 Skor Masing-masing jawaban pada angket


Skor
No Jawaban
Positif Negatif
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4
(Sumber: Dimodifikasi dari Nurhikma, 2011:47)
Analisis data observasi menggunakan kategori tingkat presentasi tertinggi adalah
100% dan yang terendah adalah 0% sehingga rentangan skor presentasinya adalah
100% sampai 0% =100%. Banyak kategori 4, jadi interval kelas presentasinya 100% :
4= 25% (panjang kelas). Interval tersebut dapat dilihat pada tabel kriteria deskriptif
presentasi dibawah ini.
Tabel.6 Kriteria Penilaian dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
No Interval Kriteria
1 76%-100% Sangat baik
2 51%-75% Baik
3 25%-50% Cukup
4 0%-24% Kurang
(Sumber: Dimodifikasi dari Arikunto, 2013:53).
17

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Proses Pebelajaran Biologi Tingkat


SMA/Sederajat Di Kecamatan Kunto Darussalam

Penelitian ini melibatkan kepala sekolah dan guru Biologi dapat dilihat dari
pelaksanaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Biologi di tingkat
SMA/Sederajat. dari indikator sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 1
dibawah ini:
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV Indikator V

Gambar 1. Diagram Batang Hasil analisis persentase Kepala Sekolah dan Guru Biologi

Berdasarkan dari Gambar 1 hasil analisis data angket persentasi tertinggi


untuk kepala sekolah yaitu 91,67% dengan kriteria sangat baik dan peresentase
terendah yaitu 67,86% dengan kriteria baik, dan untuk guru biologi persentasi
tertinggi yaitu 72,92% dengan kriteria baik dan presentasi terendah yaitu 66,67%
dengan kriteria baik.
Adapun pernyataan kepala sekolah dan guru yang belum memahami cara
melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013 berdasarkan 3 aspek penilaian
(Lampiran 1-7 angket/ kuisioner). Untuk lebih jelasnya dibahas dalam Tabel 7 sampai
18

Tabel 11 persentase angket pada indikator pemahaman kepala sekolah dan guru SMA
N 1 Kunto Darussalam tentang konsep kurikulum 2013 di bawah ini.
Tabel 7. Persentase angket pada indikator pemahaman kepala sekolah dan guru SMA
N 1 Kunto Darussalam tentang konsep kurikulum 2013
Persentase Kriteria
Indikator 1 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
1 Apa saja elemen perubahan dalam Kurikulum
Sangat
2013 100% 75% Baik
Baik
2 SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian
bukan merupakan 4 elemen perubahan dalam
25% 50% Cukup Cukup
Kurikulum 2013.

3 Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus


dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan
Sangat
dalam proses pembelajaran siswa aktif. 100% 75% Baik
Baik

Pemahama 4 Dalam pendekatan atau proses kerja yang


n guru memenuhi kriteria ilmiah, saya lebih
tentang mengedepankan penalaran deduktif
konsep (deductivereasoning) dibandingkan dengan 100% 75% Baik Baik
kurikulum penalaran induktif (inductivereasoning).

5 Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman


belajar pokok yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan Sangat
100% 50% Cukup
mengkomunikasikan. Baik

6 Saya setuju dengan diadakannya pelatihan


implementasi kurikulum 2013. Penilaian
pembelajaran berbasis proyek harus diakukan Sangat
secara menyeluruh terhadap sikap saja. 100% 75% Baik
Baik

Sangat
Rata-rata 87.50% 66,67% Baik
Baik

Dari Tabel 7 di atas persentase pemahaman kepala sekolah dan guru tentang
konsep kurikulum 2013 rata-rata persentasenya sebesar 87,50% dan 66,67% dengan
kriteria sangat baik dan baik, hal ini dapat dilihat bahwa kepala sekolah memahami
kurikulum 2013 sudah sangat baik dan guru yang mengajar biologi dengan
menggunakan kurikulum 2013 sudah baik dalam memahami kurikulum 2013.
Pernyataan terendah kepala sekolah terdapat pada pernyataan ke 2 yaitu dengan rata-
rata persentase 25% dengan kriteria cukup dan guru biologi pernyataan terendah
19

dengan persentase 50% dengan kriteria cukup pada pernyataan 2 dan 5. Hal ini
karena kepala sekolah dan guru belum memahami elemen-elemen kurikulum 2013
dan belum memahami bahwasanya pembelajaran berbasis proyek harus dilakukan
secara menyeluruh. Adapun persentase tertinggi pernyataan kepala sekolah dan guru
yaitu: 100% dengan kriteria sangat baik dan 75% dengan kriteria baik. (Lampiran 1-
6 angket/ kuisioner).
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip
utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,
standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang
bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat,
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip‐
prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013 (Nuh, 2014: 3).
Selama ini yang dilibatkan dalam pelatihan penerapan kurikulum 2013 hanya
satu sampai dua orang guru saja. Seharusnya, alangkah tepatnya jika kepala sekolah
yang diberi pemahaman secara mendalam, di samping guru, menyangkut
implementasi kurikulum 2013, karena kepala sekolah adalah salah satu pihak yang
paling bertanggung jawab atas keberhasilan penerapan kurikulum 2013 (Ahmad,
2014: 107). Untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah dan guru dalam
penyusunan silabus pembelajaran dapat dilihat dari Tabel 8 dan pembahasan dibawah
ini.
20

Tabel 8. Persentase angket pada indikator Pemahaman kepala sekolah dan guru SMA
N 1 Kunto Darussalam dalam menyusun silabus pembelajaran Kurikulum
2013

Persentase Kriteria
Indikator 2 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
Silabus Kurikulum 2013 dikembangkan sendiri
oleh sekolah/ MGMP sesuai dengan
Sangat
7 karakteristik dan potensi siswa. Baik
Baik
100% 75%

Pemahama
n guru Silabus pembelajaran Kurikulum 2013 tidak
Sangat
dalam 8 disusun berdasarkan Standar Isi (SI) dan Baik
100% 75% Baik
menyusun Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
silabus
pembelaja Silabus pembelajaran tidak memuat 100% 75% Sangat
9 Baik
ran Kompetensi dasar. Baik
Kurikulum
2013
Silabus dikembangkan sebagai rancangan
belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu
10 Cukup Cukup
kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS,
SMA/MA, SMK/MAK). 50% 50%

Sangat
Rata-rata 87.50% 68.75% Baik
Baik

Berdasarkan Tabel 8 indikator pemahaman kepala sekolah dan guru dalam


menyusun silabus pembelajaran di atas, diperoleh persentase pernyataan terendah
pada nomor 10 yaitu 50% dengan kriteria cukup. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman kepala sekolah dan guru dalam menyusun silabus pembelajaran
kurikulum 2013 masih cukup, hal ini dikarenakan terdapat kepala sekolah dan guru
yang mana menjawab “Tidak setuju” dengan arti kepala sekolah dan guru tersebut
tidak memahami bahwasanya Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk
satu tema atau satu kelas dan satu mata pelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abrory dan Kartowagiran (2014:
56) menyatakan hasil analisis menunjukkan bahwa silabus yang disiapkan oleh
pemerintah untuk guru-guru matematika dari beberapa komponen, yaitu: perumusan
indikator, pemilihan materi pokok, pengembangan kegiatan pembelajaran, alokasi
waktu, sumber belajar dan penilaian, secara umum semua komponen termasuk
kategori baik. Supaya lebih maksimal guru mengem-bangkan silabus, hendaknya
21

silabus yang disiapkan pemerintah untuk pedoman alokasi waktu lebih akurat dan
memadai.
Namun pada dasarnya silabus pembelajaran haruslah memuat kompetensi
dasar (Lampiran 2 angket/ kuisioner). Silabus pembelajaran Kurikulum 2013 disusun
berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Karena
kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) (Kartimi, Chandra dan Rosdiana,
2014: 40).
Kemudian rata-rata pemahaman kepala sekolah dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu 91,67% dengan kriteria sangatlah
baik dan rata-rata pemahaman guru biologi dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran kurikulum 2013 yaitu 70,83% dengan kriteria baik. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam Tabel 9 dan pembahasan dibawah ini.
Tabel 9. Persentase angket pada indikator Pemahaman kepala sekolah dan guru SMA
N 1 Kunto Darussalam dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Kurikulum 2013.
Persentase Kriteria
Indikator 3 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
RPP disusun berdasarkan ranah Kompetensi Inti (KI)
Sangat
11 yaitu sikap spiritual (KI1), Sikap sosial (KI2), 100% 75% Baik
Baik
Pengetahuan (KI3), dan Keterampilan (KI4).
Pemaham Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
an guru Sangat
12 tidak perlu mencantumkan pendekatan saintifik melalui 100% 50% Cukup
dalam Baik
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan menyaji.
menyusu
n rencana Dalam RPP Kurikulum 2013 berisi model pembelajaran
pelaksana 13 yang mampu mengiring siswa untuk menemukan konsep 75% 75% Baik Baik
an yang akan dipelajari.
pembelaj RPP yang disusun berisikan langkah-langkah yang mana
aran 14 agar guru bisa lebih aktif dalam pelaksanaan 75% 50% Baik Cukup
kurikulu pembelajaran.
m 2013 Dalam Kurikulum 2013 RPP disusun sesuai dengan Sangat
15 100% 75% Baik
alokasi waktu yang ditetapkan. Baik
Sangat Sangat
16 Dalam RPP setiap pertemuan tidak ada penilaian. 100% 100%
Baik Baik

Sangat
Rata-rata 91,67 70,83 Baik
Baik

Dari Tabel 9 di atas persentase rata-rata pernyataan kepala sekolah yaitu


91,67% dengan kriteria sangat baik dan rata-rata pernyataan guru biologi yaitu
22

70,83% dengan kriteria baik. Pernyataan terendah kepala sekolah yaitu 75% dengan
kriteria baik, dan pernyataan terendah guru biologi yaitu 50% dengan kriteria cukup,
terdapat pada pernyataan nomor 12 dan 14 yang mana guru kurang memahami bahwa
dalam penyusunan RPP setiap pertemuan harus ada penilaian. Karena dalam
kurikulum 2013 selalu ada penilaian yakni dengan penilaian otentik, baik ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Dimana permendikbud (2013: 2-3) telah
menyatakan bahwa untuk ranah kognitif siswa haruslah memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian yang tampak oleh mata. Kemudian ranah afektif siswa
haruslah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Sedangkan ranah psikomotor siswa haruslah memiliki kemampuan piker, tindak yang
efektif, kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah serta sumber lain sejenis.
Menurut Yulianti (2014: 5) menyatakan bahwa sebagian besar guru telah
menyusun RPP yang berdasarkan tuntutan kurikulum 2013. Akan tetapi, RPP yang
disusun tersebut masih belum sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Selain itu,
masih terdapat guru yang masih menyusun RPP dengan menggunakan format RPP
berdasarkan KTSP 2006. sehingga penyusunan perencanaan pembelajaran hanya
berbekal informasi yang diperoleh melalui kepala sekolah, media online dan
elektronik, serta sosialisasi dalam lingkup MGMP. Informasi yang diperoleh ini
dianggap masih belum memadai bagi guru untuk dapat menyusun perencanaan
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan tepat. Pemahaman kepala sekolah
dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dijelaskan melalui tabel
10 dibawah ini:
23

Tabel 10. Pemahaman kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013
Persentase Kriteria
Indikator 4 Nomor Pernyataan Kepala
Kepala SekolahGuru Guru
Sekolah
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
17 membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya Baik Baik
yang mengarah pada persiapan pemecahan 75% 75%
masalah.
Saya tidak mengaitkan materi dengan materi 75% 75%
18 Baik Baik
pembelajaran sebelumnya.

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik


untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
19 masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, Baik Baik
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis. 75% 75%
Pemahaman
guru dalam
pelaksanaan Guru tidak memberi kesempatan kepada peserta
pembelajara didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak- Sangat
n kurikulum 20 Baik
banyaknya yang relevan untuk membuktikan Baik
2013 benar atau tidaknya hipotesis. 100% 75%

Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,


21 mengamati objek, wawancara dengan nara Baik Baik
75% 75%
sumber, melakukan uji coba sendiri.

Pada pembelajaran ini peserta didik tidak


melakukan pemeriksaan untuk membuktikan
22 Baik Baik
benar atau tidaknya hipotesis yang telah
75% 75%
ditetapkan.

Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran atau


informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
23 yang telah dirumuskan tanpa terlebih dahulu Cukup Baik
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah 50% 75%
terbukti atau tidak.

Memanfaatkan teknologi imformasi dan 50% 50%


24 Cukup Cukup
komunikasi dalam pembelajaran.

Tahap generalisasi adalah proses menarik sebuah


25 kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum Baik Baik
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah. 75% 75%

Saya tidak melakukan umpan balik kepada


26 peserta didik yang sudah memahami 75% 75% Baik Baik
pembelajaran.
Peserta didik yang tidak memahami 75% 75%
27 Baik Baik
pembelajaran akan dilakukan remedial.

Saya melaksanakan tindak lanjut dengan tidak


28 memberikan arahan kegiatan berikutnya dan Baik Baik
tugas pengayaan. 75% 75%

Rata-rata 72,92% 72,92% Baik Baik


24

Pada Tabel 10 persentase angket pada indikator pemahaman kepala sekolah


dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 persentase tertinggi terdapat pada
pernyataan nomor 20 yaitu 100,00% dengan kriteria sangat baik dan persentasi
terendah terdapat pernyataan nomor 24 yaitu 50% dengan kriteria cukup, persentase
angket pada indikator pemahaman guru biologi dalam pelaksanaan kurikulum 2013
persentase terendah terdapat pernyataan nomor 24 yaitu 50% dengan kriteria sangat
cukup. Dimana kepala sekolah dan guru memahami proses pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013, Guru tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis.Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi
dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup (Permendikbud,
2013: 8). Perubahan dalam kurikulum 2013 antara lain adalah perubahan proses
pembelajaran, proses pembelajaran bergeser dari siswa diberi tahu menjadi siswa
mencari tahu, dan proses penilaian bergeser dari penilaian berbasis output menjadi
berbasis proses dan output (Hidayat, 2013: 17).
Sedangkan persentase terendah terdapat pada pernyataan nomor 23 dan 24
yaitu 50% dengan kriteria cukup untuk kepala sekolah dan guru. Sebagaimana terlihat
jelas bahwa kepala sekolah dan guru belum memahami bahwasanya dalam
pembelajaran kurikulum 2013 guru harus mampu memanfaatkan teknologi imformasi
dan komunikasi dalam pembelajaran. Akan tetapi hal tersebut juga dilatarbelakangi
oleh keterbatasan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang ada di sekolah. Hal
ini diperkuat oleh tanggapan dari satu kepala sekolah dan satu orang guru yang mana
menyatakan sarana dan prasarana khususnya pengadaan buku paket yang belum
memadai dan kurangnya pemahaman tentang kurikulum 2013 pada orang tua, peserta
didik, serta ketersediaan alat dan waktu.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Isjoni
(2012: 131) menyatakan bahwa kedudukan kurikulum sangatlah penting karena anak
sebagai individu akan mendapatkan manfaat, dimana kurikulum berfungsi sebagai
alat atau jembatan untuk mencapai tujuan sebagai pedoman kerja dalam menyusun
25

dan mengorganisasi pengalaman belajar pada siswa, sebagai pedoman untuk


mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak.
Selain dari pembahasan di atas guru juga harus memahami cara malakukan
penilaian pembelajaran kurikulum 2013. Sebagaimana dibahas dalam Tabel 11 dan
pembahasan dibawah ini.

Tabel 11. Pemahaman kepala sekolah dan guru SMA N Kunto Darussalam dalam
melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013
Persentase Kriteria
Indikator 5 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah

Melaksanakan penilaian tingkah laku peserta didik


29 Baik Baik
setiap kegiatan pembelajaran.
75% 75%

Mengukur capaian kompetensi sikap peserta didik


30 75% 75% Baik Baik
yang tidak penting .

Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan


31 75% 75% Baik Baik
dan penugasan.

Pemahaman
guru dalam
Guru membuat soal tanpa menggunakan kata kerja
melakukan
operasional yang termasuk ranah analisis seperti
penilaian 32 Baik Baik
menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan
pembelajara
menominasikan.
n kurikulum
2013 75% 75%
berdasarkan
3 aspek
penilaian 33 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 75% 75% Baik Baik

Saya tidak menilai kompetensi keterampilan peserta


34 Cukup cukup
didik melalui penilaian autentik. 50% 50%

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian


35 terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam Cukup Baik
periode/waktu tertentu.
50% 75%

Rata-rata 67.86% 71.43% Baik Baik

Berdasarkan Tabel 11 persentase angket pada indikator pemahaman kepala


sekolah dan guru biologi dalam melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013
26

di atas persentase pernyataan terendah terdapat pada nomor 34 dan 35 yaitu 50%
dengan kriteria cukup, Hal ini dikarenakan kepala sekolah dan guru belum
memahami penilaian autentik dalam kurikulum 2013 (Lampiran 1,3,5 dan 6 angket/
kuisioner). Sebagaimana setelah dilakukan pembelajaran kurikulum 2013 selalu
dilaksnakan post-test untuk penilaian, dengan dilakukannya post-test ini guru dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
Penilaian proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa,
proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Selain itu, hasil penilaian otentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan (Permendikbud, 2013: 11).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abrory dan Kartowagiran
(2014: 58-59) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas perencanaan
pembelajaran silabus hendaknya memberikan alokasi waktu yang sistematis dan
menentukan format penilaian agar tercapai sesuai dengan kebutuhan masing-masing
kompetensi dan perencanaan pembelajaran RPP yang dikembangkan guru hendaknya
memperdalam kembali pemahaman tentang KI-1, KI-2, dan KI-3 sesuai dengan
penggunaan pendekatan saintifik, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran pada kom-ponen kegiatan pendahuluanhendaknya menen-tukan dahulu
pelaksanaan pembelajaran mate-matika yang akan dicapai, pada kegiatan inti
hendaknya menggunakan media dan sumber pembelajaran yang menarik dan sesuai
dengan kurikulum 2013, dan pada kegiatan penutup hendaknya selalu memberi tugas,
baik tugas individual maupun kelompok agar lebih me-nguasai materi pelajaran,
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada komponen penilaian sikap
hendaknya menanamkan kompetensi sikap dan menilai perkembangan KI-1 dan KI-2
kepada siswa, agar perubahan sikap siswa di-ketahui.
27

4.2 Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Proses Pembelajaran Biologi Tingkat


SMA/Sederajat Di Kecamatan Tambusai

Penelitian ini melibatkan kepala sekolah dan guru Biologi dapat dilihat dari
pelaksanaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Biologi di tingkat
SMA/Sederajat. dari indikator sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 2
dibawah ini:
90

85

80

75

70

65
Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV Indikator V

Gambar 2. Diagram Batang Hasil analisis persentase Kepala Sekolah dan Guru Biologi

Berdasarkan dari Gambar 2 hasil analisis data angket persentasi tertinggi


untuk kepala sekolah yaitu 87,50% dengan kriteria sangat baik dan peresentase
terendah yaitu 75,00% dengan kriteria baik, dan untuk guru biologi persentasi
tertinggi yaitu 83,33% dengan kriteria sangat baik dan presentasi terendah yaitu
78,57% dengan kriteria sangat baik.
Adapun pernyataan kepala sekolah dan guru yang belum memahami cara
melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013 berdasarkan 3 aspek penilaian
(Lampiran 1-7 angket/ kuisioner). Untuk lebih jelasnya dibahas dalam Tabel 12
sampai Tabel 17 persentase angket pada indikator pemahaman guru tentang konsep
kurikulum 2013 di bawah ini.
28

Tabel 12. Persentase angket pada indikator pemahaman kepala sekolah dan guru
SMA N 1Tambusai tentang konsep kurikulum 2013
Persentase Kriteria
Indikator 1 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
1 Apa saja elemen perubahan dalam Kurikulum
Sangat Sangat
2013 100% 100%
Baik Baik
2 SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian
bukan merupakan 4 elemen perubahan dalam Sangat Sangat
100% 100%
Kurikulum 2013. Baik Baik

3 Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus


dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan
dalam proses pembelajaran siswa aktif. 75% 75% Baik Baik

Pemahama 4 Dalam pendekatan atau proses kerja yang


n guru memenuhi kriteria ilmiah, saya lebih
tentang mengedepankan penalaran deduktif
konsep (deductivereasoning) dibandingkan dengan 50% 50% Cukup Cukup
kurikulum penalaran induktif (inductivereasoning).

5 Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman


belajar pokok yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan Sangat
100% 75% Baik
mengkomunikasikan. Baik

6 Saya setuju dengan diadakannya pelatihan


implementasi kurikulum 2013. Penilaian
pembelajaran berbasis proyek harus diakukan Sangat Sangat
secara menyeluruh terhadap sikap saja. 100% 100%
Baik Baik

Sangat Sangat
Rata-rata 87.50% 83.83%
Baik Baik

Dari Tabel 7 di atas persentase pemahaman kepala sekolah dan guru tentang
konsep kurikulum 2013 rata-rata persentasenya sebesar 87,50% dan 83,83% dengan
kriteria sangat baik, hal ini dapat dilihat bahwa kepala sekolah dan guru biologi
memahami kurikulum 2013 sudah sangat baik. Pernyataan terendah kepala sekolah
dan guru biologi terdapat pada pernyataan ke 4 yaitu dengan rata-rata persentase 50%
dengan kriteria cukup. Hal ini karena kepala sekolah dan guru belum memahami
elemen-elemen kurikulum 2013 dan belum memahami bahwasanya pembelajaran
berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh. (Lampiran 1-6 angket/
kuisioner.
29

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip


utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,
standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang
bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat,
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip‐
prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013 (Nuh, 2014: 3).
Selama ini yang dilibatkan dalam pelatihan penerapan kurikulum 2013 hanya
satu sampai dua orang guru saja. Seharusnya, alangkah tepatnya jika kepala sekolah
yang diberi pemahaman secara mendalam, di samping guru, menyangkut
implementasi kurikulum 2013, karena kepala sekolah adalah salah satu pihak yang
paling bertanggung jawab atas keberhasilan penerapan kurikulum 2013 (Ahmad,
2014: 107). Untuk mengetahui pemahaman kepala sekolah dan guru dalam
penyusunan silabus pembelajaran dapat dilihat dari Tabel 8 dan pembahasan dibawah
ini.
Tabel 13. Persentase angket pada indikator Pemahaman kepala sekolah dan guru
SMA N 1 Tambusai dalam menyusun silabus pembelajaran Kurikulum
2013
Persentase Kriteria
Indikator 2 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
Pemahama Silabus Kurikulum 2013 dikembangkan sendiri
n guru oleh sekolah/ MGMP sesuai dengan
Sangat Sangat
dalam 7 karakteristik dan potensi siswa.
Baik Baik
menyusun 100% 100%
silabus
pembelaja
ran Silabus pembelajaran Kurikulum 2013 tidak
Kurikulum 8 disusun berdasarkan Standar Isi (SI) dan Cukup Cukup
2013 Standar Kompetensi Lulusan (SKL). 50% 50%

Silabus pembelajaran tidak memuat 100% 100% Sangat Sangat


9
Kompetensi dasar. Baik Baik
Nomor Pernyataan
Persentase Kriteria

Kepala Guru Kepala Guru


Sekolah Sekolah
30

Silabus dikembangkan sebagai rancangan


belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu
10 Baik Baik
kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS,
SMA/MA, SMK/MAK). 75% 75%

Sangat Sangat
Rata-rata 83.83% 83.83%
Baik Baik

Berdasarkan Tabel 8 indikator pemahaman kepala sekolah dan guru dalam


menyusun silabus pembelajaran di atas, diperoleh persentase pernyataan terendah
pada nomor 8 yaitu 50% dengan kriteria cukup. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman kepala sekolah dan guru dalam menyusun silabus pembelajaran
kurikulum 2013 Silabus pembelajaran Kurikulum 2013 tidak disusun berdasarkan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) masih cukup, hal ini
dikarenakan terdapat kepala sekolah dan guru belum memahami bahwasanya
silabus pembelajaran haruslah memuat kompetensi dasar (Lampiran 2 angket/
kuisioner). Silabus pembelajaran Kurikulum 2013 disusun berdasarkan Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Karena kompetensi dasar
dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal) (Kartimi, Chandra dan Rosdiana, 2014: 40).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abrory dan Kartowagiran (2014:
56) menyatakan hasil analisis menunjukkan bahwa silabus yang disiapkan oleh
pemerintah untuk guru-guru matematika dari beberapa komponen, yaitu: perumusan
indikator, pemilihan materi pokok, pengembangan kegiatan pembelajaran, alokasi
waktu, sumber belajar dan penilaian, secara umum semua komponen termasuk
kategori baik. Supaya lebih maksimal guru mengem-bangkan silabus, hendaknya
silabus yang disiapkan pemerintah untuk pedoman alokasi waktu lebih akurat dan
memadai.
Kemudian rata-rata pemahaman kepala sekolah dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu 75% dengan kriteria baik dan rata-
rata pemahaman guru biologi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
31

kurikulum 2013 yaitu 79,17% dengan kriteria sangat baik. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam Tabel 14 dan pembahasan dibawah ini.

Tabel 14. Persentase angket pada indikator Pemahaman kepala sekolah dan guru
SMA N 1 Tambusai dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Kurikulum 2013.
Persentase Kriteria
Indikator 3 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah

RPP disusun berdasarkan ranah Kompetensi Inti


11 (KI) yaitu sikap spiritual (KI1), Sikap sosial (KI2), Baik Baik
Pengetahuan (KI3), dan Keterampilan (KI4). 75% 75%

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Pemaham (RPP) tidak perlu mencantumkan pendekatan
an guru 12 Cukup Cukup
saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
dalam menalar dan menyaji. 25% 25%
menyusu
n rencana
pelaksana Dalam RPP Kurikulum 2013 berisi model
an Sangat Sangat
13 pembelajaran yang mampu mengiring siswa untuk
pembelaj 100% 100% Baik Baik
menemukan konsep yang akan dipelajari.
aran
kurikulu RPP yang disusun berisikan langkah-langkah yang
Sangat
m 2013 14 mana agar guru bisa lebih aktif dalam pelaksanaan 50% 100% cukup
baik
pembelajaran.
Dalam Kurikulum 2013 RPP disusun sesuai dengan 100% 75% Sangat
15 Baik
alokasi waktu yang ditetapkan. Baik

Sangat Sangat
16 Dalam RPP setiap pertemuan tidak ada penilaian. 100% 100%
Baik Baik

Sangat
Rata-rata 75% 79,17% Baik
Baik

Dari Tabel 14 di atas persentase rata-rata pernyataan terendah kepala sekolah


yaitu 25% dengan kriteria cukup dengan rata-rata persentase 75% dengan kriteria
baik dan persentase rata-rata pernyataan guru biologi yaitu 70,83% dengan kriteria
baik. Pernyataan terendah kepala sekolah yaitu 75% dengan kriteria baik, dan
pernyataan terendah guru biologi yaitu 50% dengan kriteria cukup, terdapat pada
pernyataan nomor 12 dan 14 yang mana guru kurang memahami bahwa dalam
penyusunan RPP setiap pertemuan harus ada penilaian. Karena dalam kurikulum
2013 selalu ada penilaian yakni dengan penilaian otentik, baik ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Dimana permendikbud (2013: 2-3) telah menyatakan bahwa untuk
32

ranah kognitif siswa haruslah memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan


prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
yang tampak oleh mata. Kemudian ranah afektif siswa haruslah memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sedangkan ranah psikomotor
siswa haruslah memiliki kemampuan piker, tindak yang efektif, kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah serta sumber lain sejenis.
Menurut Yulianti (2014: 5) menyatakan bahwa sebagian besar guru telah
menyusun RPP yang berdasarkan tuntutan kurikulum 2013. Akan tetapi, RPP yang
disusun tersebut masih belum sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Selain itu,
masih terdapat guru yang masih menyusun RPP dengan menggunakan format RPP
berdasarkan KTSP 2006. sehingga penyusunan perencanaan pembelajaran hanya
berbekal informasi yang diperoleh melalui kepala sekolah, media online dan
elektronik, serta sosialisasi dalam lingkup MGMP. Informasi yang diperoleh ini
dianggap masih belum memadai bagi guru untuk dapat menyusun perencanaan
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan tepat. Pemahaman kepala sekolah
dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dijelaskan melalui tabel
15 dibawah ini:

Tabel 15. Pemahaman kepala sekolah dan guru SMA N 1 Tambusai dalam
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013
Persentase Kriteria
Indikator 4 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah
33

Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan


mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan Sangat
17 Baik
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada Baik
persiapan pemecahan masalah. 100% 75%

Saya tidak mengaitkan materi dengan materi 100% 100% Sangat Sangat
18
pembelajaran sebelumnya. Baik Baik

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik


untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
Sangat
Pemahaman 19 yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah Baik
Baik
guru dalam satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
pelaksanaan hipotesis. 100% 75%
pembelajara
n kurikulum
2013 Guru tidak memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya Sangat Sangat
20
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya Baik Baik
hipotesis. 100% 100%

Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,


Sangat Sangat
21 mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
100% 100% Baik Baik
melakukan uji coba sendiri.

Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran atau


informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang Sangat Sangat
23
telah dirumuskan tanpa terlebih dahulu dicek, apakah Baik Baik
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. 100% 100%

Memanfaatkan teknologi imformasi dan komunikasi 25% 25%


24 Cukup Cukup
dalam pembelajaran.

Tahap generalisasi adalah proses menarik sebuah


25 kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan Cukup Cukup
berlaku untuk semua kejadian atau masalah. 25% 25%

Saya tidak melakukan umpan balik kepada peserta Sangat Sangat


26 100% 100%
didik yang sudah memahami pembelajaran. Baik Baik

Peserta didik yang tidak memahami pembelajaran 100% 75% Sangat


27 Baik
akan dilakukan remedial. Baik

Saya melaksanakan tindak lanjut dengan tidak


Sangat Sangat
28 memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas
100% 100% Baik Baik
pengayaan.

Sangat Sangat
Rata-rata 87,50% 79,17%
Baik Baik

Pada Tabel 15 persentase angket pada indikator pemahaman kepala sekolah


dan guru biologi dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 persentase
terendah terdapat pada pernyataan nomor 24 dan 25 yaitu 25% dengan kriteria
cukup. Sebagaimana terlihat jelas bahwa kepala sekolah dan guru belum memahami
bahwasanya dalam pembelajaran kurikulum 2013 guru harus mampu memanfaatkan
34

teknologi imformasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Akan tetapi hal tersebut
juga dilatarbelakangi oleh keterbatasan sarana prasarana pendukung pembelajaran
yang ada di sekolah. Hal ini diperkuat oleh tanggapan dari satu kepala sekolah dan
satu orang guru yang mana menyatakan sarana dan prasarana khususnya pengadaan
buku paket yang belum memadai dan kurangnya pemahaman tentang kurikulum 2013
pada orang tua, peserta didik, serta ketersediaan alat dan waktu.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Isjoni
(2012: 131) menyatakan bahwa kedudukan kurikulum sangatlah penting karena anak
sebagai individu akan mendapatkan manfaat, dimana kurikulum berfungsi sebagai
alat atau jembatan untuk mencapai tujuan sebagai pedoman kerja dalam menyusun
dan mengorganisasi pengalaman belajar pada siswa, sebagai pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak.
Selain dari pembahasan di atas guru juga harus memahami cara malakukan
penilaian pembelajaran kurikulum 2013. Sebagaimana dibahas dalam Tabel 16 dan
pembahasan dibawah ini.

Tabel 16. Pemahaman guru dalam melakukan penilaian pembelajaran kurikulum


2013
Persentase Kriteria
Indikator 5 Nomor Pernyataan Kepala Kepala
Guru Guru
Sekolah Sekolah

Melaksanakan penilaian tingkah laku peserta


29 Sangat Baik Baik
didik setiap kegiatan pembelajaran.
100% 75%

Pemahaman
guru dalam Mengukur capaian kompetensi sikap peserta
30 75% 75% Baik Baik
melakukan didik yang tidak penting .
penilaian
pembelajara Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, Sangat
n kurikulum 31 100% 100% Sangat Baik
lisan dan penugasan. Baik
2013
berdasarkan
3 aspek
penilaian Guru membuat soal tanpa menggunakan kata
kerja operasional yang termasuk ranah analisis 100% 100% Sangat
32 Sangat Baik
seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan Baik
menominasikan.
35

Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan Sangat


33 100% 100% Sangat Baik
portofolio. Baik

Saya tidak menilai kompetensi keterampilan 25% 25%


34 Cukup cukup
peserta didik melalui penilaian autentik.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian


100% 75%
35 terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan Sangat Baik Baik
dalam periode/waktu tertentu.

Rata-rata 85,71% 80,71% Baik Baik

Berdasarkan Tabel 16 persentase angket pada indikator pemahaman kepala


sekolah dan guru biologi dalam melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013
di atas persentase pernyataan terendah terdapat pada nomor 34 yaitu 25% dengan
kriteria cukup, Hal ini dikarenakan kepala sekolah dan guru belum memahami
penilaian autentik dalam kurikulum 2013 (Lampiran 1,3,5 dan 6 angket/ kuisioner).
Sebagaimana setelah dilakukan pembelajaran kurikulum 2013 selalu dilaksnakan
post-test untuk penilaian, dengan dilakukannya post-test ini guru dapat mengetahui
tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
Penilaian proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa,
proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Selain itu, hasil penilaian otentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan (Permendikbud, 2013: 11).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abrory dan Kartowagiran
(2014: 58-59) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas perencanaan
pembelajaran silabus hendaknya memberikan alokasi waktu yang sistematis dan
menentukan format penilaian agar tercapai sesuai dengan kebutuhan masing-masing
36

kompetensi dan perencanaan pembelajaran RPP yang dikembangkan guru hendaknya


memperdalam kembali pemahaman tentang KI-1, KI-2, dan KI-3 sesuai dengan
penggunaan pendekatan saintifik, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran pada kom-ponen kegiatan pendahuluanhendaknya menen-tukan dahulu
pelaksanaan pembelajaran mate-matika yang akan dicapai, pada kegiatan inti
hendaknya menggunakan media dan sumber pembelajaran yang menarik dan sesuai
dengan kurikulum 2013, dan pada kegiatan penutup hendaknya selalu memberi tugas,
baik tugas individual maupun kelompok agar lebih me-nguasai materi pelajaran,
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada komponen penilaian sikap
hendaknya menanamkan kompetensi sikap dan menilai perkembangan KI-1 dan KI-2
kepada siswa, agar perubahan sikap siswa di-ketahui.

4.3 Hasil rata-rata SMA N 1 Kunto Darussalam dan SMA N 1 Tambusai

83.00%
82.26%
82.00%
81.00%
80.00%
79.00%
78.00%
77.00% 76.43%

76.00%
75.00%
74.00%
73.00%
Kunto Darussalam
Tambusai

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
37

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa


dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran biologi tingakt
SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dengan kriteria sangat baik yaitu
dengan persentase 76,43%, adapun dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran biologi tingakt SMA/Sederajat di Kecamatan Tambusai dengan
kriteria sangat baik yaitu dengan persentase 82,26%.

5.2 Saran

Adapun saran dari peneliti untuk pembaca dapat melakukan penelitian dengan
judul yang sma dan tempat yang berbedah, adapun judul penelitian penulis yaitu
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran biologi tingakt
SMA/Sederajat di Kecamatan Kunto Darussalam dan Tambusai.

DAFTAR PUSTAKA
38

Abrory, M. dan Kartowagiran, B. 2014. Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Pada


Pembelajaran Matematika SMP Negeri Kelas VII. Jurnal Evaluasi
Pendidikan 2 (1): 50-59.

Ahmad, S. 2014. Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan Instruksional


Kepala Sekolah. Jurnal Pencerahan Universitas Islam Negeri Banda Aceh
8 (2): 98-108.

Arikunto. S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina


Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Evanita, E. K. 2013. Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru Sekolah


Menengah Atas dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hamalik, O. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryana, G dan Gimin. 2015. Hambatan yang Dihadapi Guru SMA dalam
Implementasi Kurikulum 2013 di Kota Pekanbaru. Pekbis Jurnal 7 (2):
146-151.

Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Isjoni. 2014. Gurukan yang disalahkan: menakar posisi guru ditengah dunia
pendidikan kita. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Kartimi, E, Chandra, I dan Rosdiana. 2014. Pengembangan Kurikulum Jurusan


Tadris IPA Biologi Iain Syekh Nurjati Cirebon dalam Mengantisipasi
Penerapan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 3 (1): 36-42.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Salinan Permendikbud No. 65


tentang Standar Proses. Jakarta: Kemendikbud.
39

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Implementasi Kurikulum 2013.


Jakarta: Kemendikbud.

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Nurhikmah. 2011. Keterlaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Pada Pembelajaran Matematika Di SMA. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta

Permendikbud. 2013b. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Pemerintah. 2015. Tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor


13 pasal 5 tahun 2015 tentang standar nasional Pendidikan. Jakarta:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.

Permendikbud. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Pramono, Nurul, A. dan Ria, K. 2015. Analisis Hambatan Proses Pembelajaran


Biologi Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Bagi Guru Kelas X
SMA/Sederajat. Jurnal Pendidikan Biologi. Universitas Pasir Pengaraian.

Raharjeng, S. Christiana. E. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Bimbingan Dan


Konseling Dalam Pelaksanaan Layanan Peminatan Peserta Didik Sma
Negeri 2 Lamongan Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal BK. 04(03): 1-9.

Sayuti, D. Nurul, A. dan Eti, M.B. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Bagi Guru Kelas VII
SMP di Kecamatan Rambah Hilir. Jurnal Pendidikan Biologi. Universitas
Pasir Pengaraian.
40

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Widiyastono, H. 2014. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah Dari


Kurikulum 2004, 2006, Ke Kurikulum 2013. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Yulianti. 2014. Tingkat keterlaksanaan implementasi kurikulum 2013 Dalam


pembelajaran Biologi SMA Negeri di Kabupaten Dompu tahun ajaran
2013/2014. Artikel. Program Studi Pendidikan Biologi: FMIPA Universitas
Mataram.

Yulianti. 2014. Tingkat keterlaksanaan implementasi kurikulum 2013 Dalam


pembelajaran Biologi SMA Negeri di Kabupaten Dompu tahun ajaran
2013/2014. Artikel. Program Studi Pendidikan Biologi: FMIPA Universitas
Mataram.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

Lampiran 6. Skor Jawaban Responden Kepala SMA N 1 Kunto

Skor
Jumla Jumlah Rata-rata
Kriteri
Opsi Jawaban Skor h % Persent Persentas
Idea a
Skor ase e
Indikato Ite l
r m T ST
SS S 4 3 2 1
S S
ST T
S SS 4 3 2 1
S S
1+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
2- 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
3+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Sangat
1 87.50
4- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Baik
5+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
6- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
7+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
8- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Sangat
2 87.50
9- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Baik
10+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
11+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
12- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
13+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 Sangat
3 91.67
14- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 Baik
15+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
16- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
17+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
18- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
19+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
20- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
21+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
4 22- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 72.92 Baik
23+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
24- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
25+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
26- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
27+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
28- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
29+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
30- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
31+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
5 32- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 67.86 Baik
33+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
34+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
35- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
Sangat
TOTAL 81.49 Baik
58

Lampiran 7. Skor Jawaban Responden Guru Biologi SMA N 1 Kunto

Jumla Skor Jumlah Rata-rata


Opsi Jawaban Skor h % Persent Persentas Kriteria
Skor Ideal ase e
Ite
Indikator T ST
m SS S 4 3 2 1
S S
ST T
S SS 4 3 2 1
S S
1+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
2- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
3+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
1 66.67 Baik
4- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
5+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
6- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
7+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
8- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
2 75.00 Baik
9- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
10+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
11+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
12- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
13+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
3 70.83 Baik
14- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
15+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
16- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
17+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
18- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
19+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
20- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
21+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
22- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
4 72.92 Baik
23+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
24- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
25+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
26- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
27+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
28- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
29+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
30- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
31+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
5 32- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 71.43 Baik
33+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
34+ 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
35- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
TOTAL 71.37 Baik
59

Lampiran 8. Skor Jawaban Responden Kepala SMA N1 Tambusai

Skor
Jumla Jumlah Rata-rata
Opsi Jawaban Skor h % Persenta Persentas Kriteria
Idea
Skor se e
Indikato Ite l
r m T ST
SS S 4 3 2 1
S S
ST T
S SS 4 3 2 1
S S
1+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
2- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
3+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 Sangat
1 87.50
4- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00 Baik
5+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
6- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
7+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
8- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00 Sangat
2 83.33
9- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Baik
10+ 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 100 75.00
11+ 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 100 75.00
12- 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
13+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
3 75.00 Baik
14- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00
15+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
16- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
17+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
18- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
19+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
20- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
21+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
22- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 Sangat
4 87.50
23+ 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00 Baik
24- 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
25+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
26- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
27+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
28- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
29+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
30- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
31+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
Sangat
5 32- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 85.71
Baik
33+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
34+ 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
35- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
Sangat
TOTAL 83.81 Baik
60

Lampiran 9. Skor Jawaban Responden Guru Biologi SMA N 1 Tambusai

Jumla Skor Jumlah Rata-rata


Opsi Jawaban Skor h % Persent Persentas Kriteria
Skor Ideal ase e
Ite
Indikator T ST
m SS S 4 3 2 1
S S
ST T
S SS 4 3 2 1
S S
1+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
2- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
3+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00 sangat
1 83.33
4- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00 baik
5+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
6- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
7+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
8- 0 0 1 0 0 0 2 0 2 4 100 50.00 sangat
2 83.33
9- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 baik
10+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
11+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
12- 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
13+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 sangat
3 79.17
14- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 baik
15+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
16- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
17+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
18- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
19+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
20- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
21+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
22- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 sangat
4 79.17
23+ 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00 baik
24- 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
25+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
26- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
27+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
28- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
29+ 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
30- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
31+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
sangat
5 32- 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00 78.57
baik
33+ 1 0 0 0 4 0 0 0 4 4 100 100.00
34+ 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 100 25.00
35- 0 1 0 0 0 3 0 0 3 4 100 75.00
sangat
TOTAL 80.71 baik
61

Anda mungkin juga menyukai