K = N – (P + A)
dimana:
K adalah keuntungan
N adalah harga pasar
P adalah biaya produksi
A adalah biaya angkutan
ZONA KONSENTRIS
• Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di
pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar.
• Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya
produksi, masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang
berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya
untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan
itu berlokasi dekat ke pusat pasar.
• Von Thunen : Jumlah pilihan yang menguntungkan menurun sejalan
dengan jarak dari daerah perkotaan.
• Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram
cincin. Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga
lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun apabila makin
jauh dari pusat kota.
• Variabel dasar dalam Teori Von Thunen masih berlaku, namun telah
terjadi banyak perubahan seperti, sarana angkutan dan teknologi,
sehingga jarak dan waktu menjadi tidak berarti.
• Teori Lokasi Von Thunen merupakan pelopor dalam perkembangan
teori lokasi.
KRITIK TERHADAP TEORI VON THUNEN
Kritik Chishlom:
a) Model Von Thunen merupakan model keseimbangan yang
sifatnya partial dan tidak memuat inter relasi antara variabel yang
telah dikhususkan, perhitungan dan perubahan di masa yang
akan datang tidak diperhitungkan.
b) Tidak mempertimbangkan faktor-faktor non ekonomis,
c) Tidak memperhitungkan beranekanya luas perusahaan pertanian
atau luas pasaran yang tidak menghasilkan ekonomi berskala
produksi/pemasaran sehingga merusak pola yang bertata dari
zona-zona tata guna tanah.
Kritik lainnya:
a) Menyangkut masalah keterkaitan dengan daerah lain,
b) Menyangkut pemilihan komoditi yang cepat busuk dan pemilihan
lokasi produksi yang seharusnya dekat dari pasar (keterkaitan
dengan waktu dan lokasi).
KELEMAHAN TEORI VON THUNEN