Anda di halaman 1dari 12

ANALISA LOKASI DAN POLA RUANG

Dosen : Dr. Ina Helena Agustina, Ir., MT


Astri Mutia Ekasari, ST., MT

Teori Von Thunen “Land Use Theory”


TEORI LOKASI VON THUNEN
• Johann Heinrich Von Thunen (1783-1850) adalah seorang ahli
sekaligus petani.
• Teori Lokasi ini dirumuskan berdasarkan pengalaman selama 40 tahun
sebagai pengelola pertanian di Rostock, Meclenburg.
• Von Thunen meneliti relasi antara kota besar dan pedalaman. Dimana
kota besarnya di daerah homogen dan batas luarnya oleh hutan
belukar yang tidak digarap. Hutan ini dipandang mengisolasikan
komplek agro urbannya dan menghambat supply semua kebutuhan ke
daerah pedalaman.
• Untuk mengatasi masalah ini, Von Thunen berfikir pertanian harus
diusahakan secara rasional, hasil pemikirannya:
a) Komoditi yang berat, harganya mahal, dan banyak dibutuhkan
harus dialokasikan dekat dengan kota.
b) Demikian juga dengan hasil pertanian yang cepat busuk atau
rusak.
c) Kehutanan, ladang untuk industri ringan diletakan di bagian luar.
d) Biaya produksi akan menurun berdasarkan jarak, namun biaya
transportasi akan semakin meningkat.
TEORI LOKASI VON THUNEN

• Pemikiran tersebut mempengaruhi sewa lahan di daerah perkotaan,


sehingga transek ruang dan ekonomi lahannya adalah sebagai
berikut:

• Teori Lokasi Von Thunen mencoba untuk menerangkan berbagai jenis


pertanian dalam arti luas yang berkembang di sekeliling daerah
perkotaan yang merupakan pasar komoditi pertanian tersebut.
DASAR ASUMSI
1. Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan
dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya
daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi
pertanian;
2. Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan
produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil
pertanian dari daerah lain;
3. Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah
lain, kecuali ke daerah perkotaan tersebut;
4. Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogenous)
dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah;
5. Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk
memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk
menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan
permintaan yang terdapat di daerah perkotaan;
6. Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah
angkutan darat berupa gerobak yang dihela oleh kuda;
7. Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding
dengan jarak yang ditempuh. Dan petani mengangkut semua hasil
dalam bentuk segar.
ZONA KONSENTRIS

• Berasumsikan tujuh unsur di


atas, maka daerah lokasi
berbagai jenis pertanian
akan berkembang dalam
bentuk lingkaran tidak
beraturan yang mengelilingi
daerah perkotaan tersebut.
• Jenis pertanian yang dapat
diusahakan ditentukan oleh
harga penjualan, biaya
produksi dan biaya angkutan
antara lokasi pertanian dan
daerah perkotaan.
ZONA KONSENTRIS

K = N – (P + A)
dimana:
K adalah keuntungan
N adalah harga pasar
P adalah biaya produksi
A adalah biaya angkutan
ZONA KONSENTRIS
• Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di
pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar.
• Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya
produksi, masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang
berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya
untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan
itu berlokasi dekat ke pusat pasar.
• Von Thunen : Jumlah pilihan yang menguntungkan menurun sejalan
dengan jarak dari daerah perkotaan.
• Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram
cincin. Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga
lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun apabila makin
jauh dari pusat kota.
• Variabel dasar dalam Teori Von Thunen masih berlaku, namun telah
terjadi banyak perubahan seperti, sarana angkutan dan teknologi,
sehingga jarak dan waktu menjadi tidak berarti.
• Teori Lokasi Von Thunen merupakan pelopor dalam perkembangan
teori lokasi.
KRITIK TERHADAP TEORI VON THUNEN
Kritik Chishlom:
a) Model Von Thunen merupakan model keseimbangan yang
sifatnya partial dan tidak memuat inter relasi antara variabel yang
telah dikhususkan, perhitungan dan perubahan di masa yang
akan datang tidak diperhitungkan.
b) Tidak mempertimbangkan faktor-faktor non ekonomis,
c) Tidak memperhitungkan beranekanya luas perusahaan pertanian
atau luas pasaran yang tidak menghasilkan ekonomi berskala
produksi/pemasaran sehingga merusak pola yang bertata dari
zona-zona tata guna tanah.
Kritik lainnya:
a) Menyangkut masalah keterkaitan dengan daerah lain,
b) Menyangkut pemilihan komoditi yang cepat busuk dan pemilihan
lokasi produksi yang seharusnya dekat dari pasar (keterkaitan
dengan waktu dan lokasi).
KELEMAHAN TEORI VON THUNEN

Kelemahan Model Von Thunen


a) Kota yang terpencil secara geografis sangat sulit dijangkau.
b) Biaya transportasi tidak selalu berbanding lurus dengan jarak,
karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.
c) Petani bisa menjual hasil pemasarannya ke daerah/ kota mana
saja yang ia inginkan.
d) Petani tidak saja mencari profit maksimal, tapi juga untuk tujuan
sosial (kesejahteraan dan sebagainya) untuk memenuhi
kebutuhannya.
e) Von Thunen memandang kota hanya dari segi keuntungan
ekonomi, tidak memperhatikan fungsi sosial dan fungsi lainnya.
KELEMAHAN TEORI VON THUNEN

• Model Von Thunen menggambarkan dari arah dalam ke arah luar :


Pertanian intensif modal dan tenaga kerja ke pertanian ekstensif
seperti beternak atau bertani gandum. Keuntungan yang diperoleh
adalah keuntungan lokasional.
• Model Von Thunen merupakan dasar dari model perkembangan kota
yang Kosentris.
• Setelah perang dunia ke 2 pada abad 20-an, di Eropa daerah
pinggiran kota tidak dimanfaatkan lagi untuk sayutan atau sapi
perahan seperti model Von Thunen. Daerah pinggiran direncanakan
untuk perluasan kota, dengan tujuan agar pemborong mendapat
keuntungan di kemudian hari apabila perluasan kota dilaksanakan
MODIFIKASI TEORI VON THUNEN

• Di Inggris (peter hall, 1947)


menyatakan perencanaan tata
guna lahan dalam pembangunan
wilayah akan mengakibatkan
dampak positif, yaitu: konversi
tata guna lahan pedesaan
menjadi perkotaan. Namun
dampak negatifnya adalah
menghambat melonjaknya harga
tanah dan pemilikan lain.
• Modifikasi model Von Thunen
lainnya terlihat di kota-kota
Amerika (oleh Sinclair – 1967),
dimana di daerah perbatasan
(rural urban fringe) dilakukan
pembatasan penanaman
investasi agar tidak melanggar
peraturan kota. (alih fungsi
pertanian untuk permukiman)

Anda mungkin juga menyukai