Anda di halaman 1dari 79

PERTEMUAN 7

JARAK PANDANG

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENGERTIAN JARAK PANDANG

Suatu jarak yang diperlukan oleh


seorang pengemudi pada saat
mengemudi, sedemikian sehingga
jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan,
maka pengemudi dapat melakukan
sesuatu tindakan untuk
menghindari bahaya tersebut
dengan aman

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARAK PANDANG

Jarak pandang Henti (Stopping sight distance, ssd)

Jarak Pandang Mendahului


(Overtaking Sight Distance, osd)

Jarak kebebasan pandang di tikungan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARAK PANDANG HENTI
(Stopping sight distance, ssd)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERSYARATAAN JARAK PANDANG

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
STANDAR JARAK PANDANG
Jarak Pandang Henti, JH

VR, Km/Jam 120 100 80 60 50 40 30 20

JH minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Jarak pandang Mendahului, JD

VR, Km/Jam 120 100 80 60 50 40 30 20

JD minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
KEBEBASAN PANDANG DI TIKUNGAN

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARAK PANDANG HENTI

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARAK PANDANG LENGKUNG
HORIZONTAL

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARAK PANDANG LENGKUNG
VERTIKAL

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERTEMUAN 10
KONSEP DASAR PERENCANAAN ALINEMEN

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PRODUK DESAIN GEOMETRI JALAN

Alinemen Horisontal
Proyeksi sumbu jalan untuk jalan tanpa median, atau proyeksi tepi
perkerasan sebelah dalam untuk jalan dengan median

Alinemen Vertikal
Perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan
perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2
arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan
untuk jalan dengan median

Penampang/Potongan Melintang Jalan

Gambar potongan tegak lurus sumbu jalan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LINGKUP PEKERJAAN
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
• Pekerjaan perencanaan geometrik jalan antar kota meliputi 5 tahapan yang
berurutan sebagai berikut:

Melengkapan data dasar (Survei)

Identifikasi lokasi jalan

Penetapan kriteria perencanaan

Penetapan alinemen jalan yang optimal

Pengambaran detail perencanaan geometrik jalan dan pekerjaan


tanah

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
1. DATA DASAR

Peta topografi berkontur yang akan menjadi peta dasar perencanaan jalan,
dengan skala tidak lebih kecil dari 1:10.000 (skala yang lain misalnya 1:2.500
dan 1:5.000). Perbedaan tinggi setiap garis kontur disarankan tidak lebih 5
meter

Peta geologi yang memuat informasi daerah labil dan daerah stabil

Peta tata guna lahan yang memuat informasi ruang peruntukan jalan

Peta jaringan jalan yang ada

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
2. IDENTIFIKASI LOKASI JALAN

Kelas medan jalan (Tabel II.2)

Titik awal dan akhir perencanaan

Pada peta dasar perencanaan, identifikasi daerah-daerah


yang layak dilintasi jalanberdasarkan struktur mekanik tanah,
struktur geologi, dan pertimbangan pertimbangan lainnya
yang dianggap perlu

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Tabel II.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENENTUAN TITIK AWAL DAN AKHIR

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
3. KRITERIA PERENCANAAN GEOMETRI

Untuk perencanaan geometrik, perlu ditetapkan klasifikasi menurut fungsi


jalan (Tabel II.1)

Kendaraan Rencana (Tabel II.3)

VLHR dan VJR

Kecepatan Rencana, VR (Tabel II.10 & Tabel II.11)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Tabel II.1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Tabel II.3 Dimensi Kendaraan Rencana

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
VOLUME LALU LINTAS HARIAN
RENCANA (VLHR)

VLHR = VLHR0 (1 + N x T)

Dimana,
• VLHR0 = Volume Lalu Lintas Harian Rencana tahun
sebelumnya/Pada saat survey
• N = Pertambahan Lalu Lintas
• T = Tahun ke…

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
VOLUME JAM RENCANA (VJR)

di mana:
K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk, dan
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam
dalam satu jam

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Kecepatan Rencana

• Tabel II.10 Jarak Pandang Henti (Jh Minimum) & Tabel II.11

• Tabel II.11 Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERSYARATAN TEKNIS JALAN PRIMER

Persyaratan Arteri Kolektor Lokal Lingkungan


Teknis
Kecepatan Min 60 km/jam Min 40 km/jam Min 20 km/jam Min 15 km/jam
rencana
Lebar badan Min 11 m Min 9 m Min 7,5 m Min 6,5 m, jalan
jalan yg tidak
diperuntukkan
untuk kendaraan
roda 3 atau lebih,
lebar jalan min
3,5 m

Kapasitas > Dari vol lalin rata-rata > Vol lalin rata2

Jalan Masuk Lalin jarak jauh tdk blh Dibatasi dan


terganggu oleh lalu direncanakan
lintas lokal, dan sehingga memenuhi
kegiatan lokal, jalan kecepatan rencana
masuk ke arteri primer dan kapasitas
dibatasi.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERSYARATAN TEKNIS JALAN SEKUNDER

Persyaratan Arteri Kolektor Lokal Lingkungan


Teknis

Kecepatan Min 30 km/jam Min 20 Min 10 km/jam Min 10 km/jam


rencana km/jam

Lebar badan Min 11 m Min 9 m Min 7,5 m Min 6,5 m, jika jalan
jalan tdk diperuntuk untuk
kendaraan roda 3
atau lebih, lebar min
3,5 m

Jalan Masuk Lalin cepat tidak Lalin cepat


boleh terganggu tidak boleh
oleh lalin lambat terganggu
oleh lalin
lambat

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
4. PENEPATAN ALINEMEN JALAN

Dengan menggunakan data dasar, dibuat beberapa alternatif


alinemen horizontal (lebih dari satu) yang dipandang dapat
memenuhi kriteria perencanaan

Setiap alternatif alinemen horizontal dibuat alinemen


vertikal dan potonganmelintangnya

Semua alternatif alinemen dievaluasi untuk memilih alternatif


yang paling efisien

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
5. PENGGAMBARAN DETAIL

Bagian Lurus

Bagian Lengkung
(Tikungan) Alinemen Horisontal

Turunan Tanjakan

Alinemen Vertikal

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERTEMUAN 11
PERENCANAAN ALINEMEN HORISONTAL

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
BAGIAN TIKUNGAN

• Mengimbangi gaya sentrifugal


• Daerah bebas pandang disamping
• Bentuk:
– Spiral Circle Spiral
– Full circle
– Spiral-Spiral
• Superelevasi, e
– eMAX = 10%

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PANJANG BAGIAN LURUS

Panjang Bagian Lurus Maximum (m)


Fungsi
Datar Perbukitan Pegunungan
Arteri 3000 2500 2000
Kolektor 2000 1750 1500
Lokal 1500 1200 750

Panjang maksimum untuk bagian lurus, harus ditempuh


dalam waktu ≤ 2,5menit (Sesuai VR), dengan
pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari
kelelahan.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
ANLINEMEN HORISONTAL

Pada perencanaan Alinemen horisontal, umumnya akan ditemui


dua bagian jalan, yaitu: bagian lurus dan bagian lengkung atau
disebut tikungan, yang terdiri dari tiga jenis tikungan yang
digunakan, antara lain:

1. Lingkaran (Full Circle = FC)


2. Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle – Spiral = S-C-S)
3. Spiral – Spiral (S-S)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
MENENTUKAN KECEPATAN RENCANA

Kecepatan rencana didapat dengan


menggunakan berbagai metode salah
satunya adalah survei spot speed yaitu
metode pengukuran menggunakan alat
speed gun

Keterangan :
Uk : Kecepatan terkoreksi
U0 : Kecepatan terbaca pada spot speed
a : Sudut tembakan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Tabel II.6 KECEPATAN RENCANA VR

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PANJANG JARI-JARI TIKUNGAN MINIMUM,
Rmin
2
VR
Rmin 
127(emax  f )
Keterangan:
Rmin = Jari-jari Tikungan Minimum (m)
VR = Kecepatan Rencana (km/jam)
F = Koefisien gesek untuk perkerasan aspal (f= 0,14 – 0,24)
emax = superelevasi max (10%)

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

R min (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARI-JARI MINIMUM

Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal


disebut koefisien gesekan melintang (f).
Rumus untuk lengkung horisontal adalah:
2
VR
Rmin 
127(e  f )

25
D x 360O
2R

Dimana:
R = jari-jari lengkung (m)
D = Derajat lengkung (O)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARI-JARI MINIMUM

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan


tertentu dapat di hitung jari-jari minimum untuk superelevasi
maksimum dan koefisien gesek maksimum.

VR
2
181913,53 (emak  f mak )
Rmin  Dmaks  2
127(emak  f mak ) VR

Dimana:
Rmin = jari-jari lengkung/tikungan (m)
VR = kecepatan kendaraan rencana (km/jam)
emaks = Superelevasi maksimum (%)
fmaks = Koefisien gesekan melintang maksimum
D = Derajat lengkung (O)
Dmaks = Derajat maksimum

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Lebar Lajur Jalan Berdasarkan Kelas Jalan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JARI-JARI MINIMUM

Untuk pertimbangan perencanaan, digunakan emak = 10% dan fmak


sesuai Gambar 5.2 yang hasilnya dibulatkan. Untuk berbagai variasi
kecepatan, dapat digunakan Tabel 5.4 (Lihat Tabel 5.7)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Lengkung Geometrik
Tikungan

TAQWA
MANDIRI
CENDEKIA

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
MENGAPA TIKUNGAN HARUS
DIDESAIN?

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
JENIS TIKUNGAN/ALINEMEN

Full Circle (FC)

Spiral-Circle-Spiral (SCS)

Spiral-Spiral (SS)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
ALINYEMEN HORISONTAL

MENGEVALUASI TIKUNGAN
TUJUAN : - Membuat Speed Profile
- Mengetahui Kinerja Peningkatan Jalan

DATA : - R Min
- V Maks
- f diasumsikan sendiri
- e maks = 10%

ANALISA : R MIN : V2 / ( 127 x ( e + f ) )

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
ALINEMEN/LENGKUNG HORISONTAL
1. Tipe FULL CIRCLE (FC)

PI

Ec

Lc

R besar
 kecil

Tc = R tan ½ 
Lc =  / 3600 * 2 R
Ec = Tc tan ¼ 

O
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG HORISONTAL
2. Tipe SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL (SCS)

PI
R sedang  Circular curve
 sedang ES

Lc

-2S

c =  - 2 s
p = p* . Ls k = k* . Ls
Lc = c / 360 . 2 . Rc
p* , k* : dari tabel J. Barnett
Ls = (2 s)/360 . 2 . Rc
L total = Lc + 2 Ls
s = (Ls/2Rc) . (360/2) O
Xs = Ls – (Ls3/40Rc)
Ts = ( Rc + p ) tan /2 + k
Ys = Ls2/6Rc
Es = ( Rc + p ) sec /2 - Rc
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG HORISONTAL
3. Tipe SPIRAL-SPIRAL (SS)

PI
R kecil 
s =  /2
 besar
Ls = ( 2s / 360 ). 2 . Rc
ES
Lt = 2 Ls
Ts = ( Rc + p ) tan /2 + k
SCS
Es = ( Rc + p ) sec /2 – Rc

Check : Ls  Ls minimum
RC


O

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG HORISONTAL

• Terjadi gaya sentrifugal berarah tegak lurus terhadap gaya kecepatan, yang
cenderung mendorong kendaraan secara radial keluar dari lajur lintasannya.

m.V2
G F = m.a =
R
m.V2 / R R

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERANCANGAN LENGKUNG
HORISONTAL

Pada tikungan berlaku hubungan antara :


• Kecepatan – garis lengkung
• Keduanya - superelevasi

• Kecepatan (V)
• Superelevasi (e) V2
e + fm =
• Radius (R) 127 R
• Gesekan melintang (fm)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
DERAJAT LENGKUNG (D)
• Derajat lengkung (D) merupakan cara lain untuk menyatakan
lengkung horisontal.
• Derajat lengkung (D) adalah sudut pusat yang terjadi untuk
suatu busur dengan panjang 25 m (100 ft).

25 m 100
R= (D dalam radians)
100 ft D
5.729,578
R= (D dalam derajat)
D
D
100 / 2 R = D0 / 3600

R dalam feet : R dalam satuan metrik :

360 x 100 5.729,578 360 x 25 1.432,394


R= = R= =
2D D 2D D
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Superelevasi (e) – pada tikungan
• Kemiringan melintang di tikungan untuk memperoleh komponen
berat kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal.
• Besarnya dipengaruhi :
- kondisi cuaca
- kondisi medan (datar, bukit, gunung)
- tipe daerah (urban/rural)
- sifat operasi kendaraan (variasi kecepatan)
• Teoritis, besarnya e tidak terbatas, tergantung Vr
• Bina Marga menetapkan emaks : 6%, 8%, 10%.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Gesekan melintang (fm) – pada tikungan

• Gaya gesek melintang : besarnya gesekan yang terjadi antara ban


dan permukaan jalan dalam arah melintang jalan, berfungsi untuk
mengimbangi gaya sentrifugal.
• Koefisien gesek melintang (fm) : rasio antara gaya gesek
melintang dengan gaya normal yang bekerja.
• Besarnya fm dipengaruhi oleh beberapa faktor : jenis & kondisi
ban, tekanan ban, kekasaran permukaan perkerasan, kecepatan,
dan cuaca
• Penggunaan fm maksimum dalam perencanaan harus dihindari
sebagai pertimbangan keamanan.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Radius (R) minimum
• Radius minimum (derajad lengkung maksimum)
adalah suatu harga batas untuk suatu harga
kecepatan rencana (design speed) yang ditentukan
berdasarkan superelevasi dan faktor gesekan
melintang maksimum.

V2 Untuk e dan fm maksimum,


R=
127 (e + fm) maka R minimum.

1.432,394 Untuk R minimum,


R= maka D maksimum.
D

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Radius (R) minimum

Kecepatan Rencana fm Radius minimum (m)


(km/jam) maksimum e maks 10% e maks 8%

40 0,166 47 51
50 0,160 76 82
60 0,153 112 122
70 0,147 157 170
80 0,140 210 229
90 0,128 280 307
100 0,115 366 404
110 0,103 470 522
120 0,090 597 667

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Rekomendasi pemilihan tikungan
• Tipe lengkung horisontal yang dipilih untuk
direkomendasikan :

● Tipe Full Circle, bila tidak mungkin, dipilih


● Tipe Spiral-Circle-Spiral
● Spiral-Spiral, performance rendah

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Nilai Batas Perancangan Lengkung
Horisontal
Radius Minimum

Vr (km/jam) 120 100 100 60 50 40 30 20

Rmin (m) 600 370 210 110 80 50 30 15

Rmin tanpa Ls 2500 1500 900 500 350 250 130 60

Rmin tanpa e 5000 2000 1250 700 - - - -

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota, 1997

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
BAGAN ALIR PEMILIHAN TIKUNGAN
Tikungan Spiral-Circle-Spiral

Ya
Lc < 25 m ? Tikungan Spiral-Spiral

Tidak

Ya
p < 0,10 m ? Tikungan Full Circle

Tidak

e < min (0,04 Ya


Tikungan Full Circle
atau 1,5 en) ?

Tidak

Tikungan Spiral-Circle-Spiral

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Diagram Alir Perencanaan Alinyemen Horizontal
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Diagram Alir Perencanaan Alinyemen Horizontal
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
FULL CIRCLE (FC)

FC (Full circle)
adalah jenis
tikungan yang hanya terdiri dari
bagian suatu lingkaran saja. Tikungan
FC hanya digunakan untuk R (jari-jari
tikungan) yang besar agar tidak
terjadi patahan, karena dengan R
kecil, maka diperlukan superelevasi
yang besar.

Keterangan :
• PI = Point of Intersection (titik potong tangen)
• ∆ = Sudut tikungan alinyemen horisontal (°)
• TC = Titik dari tangen ke circle
• CT = Titik dari circle ke tangen
• Tc = Panjang Tangen dari TC ke titik PI atau dari PI ke TC (m)
• Rc = Jari-jari lingkaran (m)
• ∆c = Sudut lingkaran (°)
• Ec = Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (m)
• Lc = Panjang busur lingkaran, panjang titik TC ke titik CT (m)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PARAMETER LENGKUNG FULL CIRCLE
(FC)

• Bina marga menempatkan ¾ Ls’ dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan
¼ Ls’ ditempatkan dibagian lengkung (kanan TC atau kiri TC).

• AASHTO menempatkan 2/3 Ls’ dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan
1/3 Ls’ ditempatkan dibagian lengkung (kanan TC atau kiri TC).

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
SUPERELEVASI PADA LENGKUNG FC

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
CONTOH PERHITUNGAN LENGKUNG
FULL CIRCLE
Data Perencanaan Jalan:
• Kecepatan rencana 60 km/jam, e maks 0,10 dan sudut
Δ (20º), lebar jalan
• 2 x 3,75 m tanpa median,
• kemiringan melintang normal 2 %, direncanakan
• lengkung berbentuk lingkaran sederhana dengan R
(716 m).
Pertanyaan:
Berapakah panjang tangen (Tc), panjang busur tikungan
(Lc), dan Jarak luar dari PI ke busur tikungan (Ec)?

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENYELESAIAN
Data Perencanaan Jalan:
Kecepatan rencana 60 km/jam, e • Tc = R. tg ½ Δ
maks 0,10 dan sudut Δ (20º), lebar = 126,25 m
jalan 2 x 3,75 m tanpa median,
kemiringan melintang normal 2 %, • Ec = T. tg ½ Δ
direncanakan lengkung berbentuk
lingkaran sederhana dengan R (716
= 11,05 m
m). • Lc = 0,01745.Δ.RC
= 0,01745.20.716 =
249,88 m

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG PERALIHAN

Waktu tempuh max 3 detik

• Sisipan antar bagian


lurus dan lengkung
Antisipasi gaya sentrifugal
• Bentuk Spiral atau
Parabola
• Panjang lengkung Tingkat perubahan kelandaian re-max
peralihan, LS VR <80 Km/jam, re-max = 0,035 m/m/detik
ditetapkan:
VR ≥ 80 Km/jam, re-max = 0,025 m/m/detik

Gunakan tabel LS

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PARAMETER TIKUNGAN S-C-S

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Lengkung Busur Lingkaran dengan Lengkung
Peralihan (spiral – circle – spiral)

• Lengkung spiral – circle


– spiral digunakan jika
nilai superelevasi e = 3%
dan panjang Ls > 20
meter.
• Pencapaian kemiringan
pada lengkung spiral –
circle – spiral dilakukan
secara linear dari bentuk
normal ke lengkung
peralihan sampai ke
superelevasi penuh.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG PERALIHAN

Lengkungan peralihan dibuat untu menghindari terjadinya perubahan


alinemen yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkungan (R= ∞
→ R = Rc), jadi lengkung peralihan ini letakkan antara bagian lurus
dan bagian lingkaran (circle), yaitu pada sebelum dan sesudah
tikungan berbentuk busur lingkaran.

Lengkung peralihan dengan bentuk spiral (clothoid) banyak


digunakan juga oleh Bina Marga. Dengan adanya lengkung
peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.

Panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perancanaan


Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari
tiga persamaan di bawah ini.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PERSAMAAN MENGHITUNG LS
(Pilih LS terpanjang dari 3 persamaan berikut)

• LS = (VR /3,60) T
• LS = 0,022 VR3/(R.C) – 2,727 VR . E / C
• LS = (emax-en) VR / (3,60 re)

Keterangan:
• T = Waktu tempuh lengkung peralihan
• VR = Kecepatan rencana, (Km/jam)
• C = perubahan percepatan, (1 s.d. 3 m/detik3)
• R = Jari-jari tikungan, (m)
• En = Superelevasi normal, (2% s.d. 2,5%)
• re = Tingkat perubahan pencapaian superelevasi (m/m/detik)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
LENGKUNG PERALIHAN

(a) Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik). Untuk


melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung:
VR
Ls  .T ……………………………………………………………(5.9a)
3.6

(b) Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus


Modifikasi Short, sebagai berikut:
3
VR VR . e
Ls  0.022.  2.727. …..………………………………(5.9b)
RC . C C

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PANJANG JARI-JARI TIKUNGAN
• Jari-jari tikungan tanpa lengkung peralihan, RTLP

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

RTLP (m) 2500 1500 900 500 350 250 130 60

• Panjang Jari-jari tikungan tanpa superelevasi, RTSe

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

RTSe (m) 5000 2000 1250 700 - - - -

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Pergeseran lintasan pd tikungan
dengan lengkung peralihan, p

P = LS2/(24RC)
Dimana
• RC=jari-jari circle.
• P<0,25m tidak perlu
lengkung peralihan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PARAMETER LENGKUNG S-C-S

Keterangan :
• Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak • Ts = panjang tangen dari titik PI ke titik TS
dari TS ke SC (jarak lurus lengkung atau ke titik ST.
peralihan) • TS = titik dari tangen ke spiral.
• Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus • SC = titik dari spiral ke lingkaran.
garis tangen, jarak tegak lurus ke titik SC pada • Es = jarak dari PI ke busur lingkaran.
lengkung.
• Ts = sudut lengkung spiral.
• Ls = panjang lengkung peralihan (panjang
• Rc = jari-jari lingkaran.
dari titik TS ke SC atau CS ke ST).
• p = pergeseran tangen terhadap spiral.
• Lc = panjang busur lingkaran (panjang dari
titik SC ke CS). • k = absis dari p pada garis tangen spiral.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PARAMETER LENGKUNG S-C-S

Jika diperoleh Lc < 20 m, maka sebaiknya


tidak digunakan bentuk S-C-S, tetapi
digunakan lengkung S-S, Yaitu lengkung
yang terdiri dari dua lengkung peralihan.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
CONTOH PERHITUNGAN S-C-S
Data Perencanaan:
Kecepatan rencana 60 km/jam, e maks 0,10 dan sudut ß (20º), lebar
jalan 2 x 3,75 m tampa median, kemiringan melintang normal 2 %,
direncanakan lengkung berbentuk lengkung spiral-lingkaran-spiral
dengan R (318 m)

Pertanyaan:
Lakukanlah analisis terhadap parameter S-C-S

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENYELESAIAN

• Tentukan nilai Ls dari tabel Bina Marga (jalan luar


perkotaan)
• Diperoleh Ls = 50 m
1. Menghitung θs

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
Penentuan Nilai LS = f {VR, e}

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENYELESAIAN
• Ltot = Lc+2 Ls
= 60,996 + 2 . 50 = 160,966 m

2. Menghitung nilai p

3. Menghitung nilai k

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
PENYELESAIAN
4. Menghitung Ts

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA
TUGAS MANDIRI 2

Gambarkan jenis-jenis lengkung


geometriK (Alinemen Horisontal) beserta
bagian-bagian lengkung
TUGAS DIKUMPULKAN TANGGAL 27
APRIL 2020 PALING LAMBAT PUKUL
13:00 WIB

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | Konstruksi Jalan | JPTSP FT UNY TAQWA, MANDIRI, CENDEKIA

Anda mungkin juga menyukai