Khaerul Mufid
NIM : 50700118055
Pertemuan 14
Era Tirias kemudian digantikan oleh Plato (427-347 SM) dan muridnya
Aristoteles (385-322). Plato pengatakan bahwa keterampilan komunikasi haruslah
mencakup pengetahuan tentang sifat alami dari kata, sifat manusia, dan bagaimana
manusia memandang hidup, susunan alam, dan studi tentang instrumen apa yang dapat
mempengaruhi manusia. Sedangkan Aristoteles mengatakan bahwa komunikasi adalah
alat di mana warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam demokrasi. Aristoteles ketika
itu mendudukkan komunikasi sebagai keterampilan melakukan orasi dan menyusun
argumen untuk disampaikan kepada pendengar.
Jika pada masa klasik, komunikasi dikembangkan oleh para filosof (pemikir),
memasuki abad ke 18, komunikasi disusun oleh sastrawan. Pada masa ini komunikasi
sudah mengenal dasar-dasar komunikasi seperti gaya bicara, artikulasi (pengucapan), dan
sikap tubuh (gesture). Pada akhir abad ke 19, di banyak perguruan tinggi departemen
rhetoric and speech berada di bawah fakultas sastra.
1. 1900 an – 1930 an :
Pengembangan speech dan jurnalisme
Di awal abad ke 20, speech (pidato) muncul sebagai sebuah disiplin. Pada tahun
1909, the Eastern States Speech Association --- sekarang the Eastern Communication
Association --- didirikan dan pada tahun 1910 melakukan konferensi tahunan
pertama. The National Association of Teachers of Public Speaking didirikan pada
tahun 1914, yang kemudian berubah nama menjadi the Speech Association of
America dan terakhir menjadi the Speech Communication Association. Pada tahun
1915 diterbitkan jurnal komunikasi pertama, the Quarterly Journal of Public
Speaking. Tahun 1934, Communication Monograph, mulai diterbitkan. Pada tahun
1935, the speech associaton memiliki 1700 member dan speech telah berdiri sebagai
sebuah bidang baru.
Sementara jurnalisme mulai dikembangkan awal tahun 1900an. Pada tahun 1905,
Universitas Wisconsin pertama kali menawarkan kursus jurnalisme dan menerbitkan
beberapa buku topik jurnalisme. Pada tahun 1910 ada berbagai volume terbitan yang
tersedia, dan antara 1910-1920, beberapa karya jurnalisme dan surat kabar
diterbitkan. Kemudian teknologi radio (1920an) dan teknologi televisi (1940an) juga
diciptakan sebagai perwujudan konsep jurnalistik.
2. 1940 an – 1950 an :
Pertumbuhan interdisiplin
Pada periode ini, wilayah dan ruang lingkup komunikasi berkembang secara
substansial. Beberapa sarjana dari berbagai disiplin ilmu mulai mengembangkan teori
komunikasi. Misalnya di bidang antropologi, diteliti mengenai bahasa tubuh dan
sikap di dalam budaya-budaya tertentu untuk komunikasi nonverbal. Dalam bidang
psikologi, difokuskan pada persuasi, pengaruh sosial, dan pembentukan sikap sebagai
dampak komunikasi. Sosiologi dan ilmu politik mempelajari sifat media massa dalam
aktivitas sosial dan politik. Pada saat yang sama, para ahli liguistik, semantik, dan
semiotik, mulai memfokuskan perhatiannya pada sifat dasar bahasa dan peranannya
dalam masyarakat. Pada akhir tahun 1950, beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu
menulis kerangka pikir komunikasi yang sangat penting dalam perkembangan ilmu
ini. Diantaranya: Lasswel, Shannon and Weaver, Schramm, Katz and Lazarfeld, serta
Westley and Maclean.
3. 1960an :
Integrasi
Pada periode 1960an. ilmuwan mulai berusaha mengintegrasikan retorika, speech,
jurnalisme, media massa, dan disiplin ilmu sosial lainnya. Ilmuwan sosiologi
misalnya mengembangkan teori komunikasi dari teori-teori sosial seperti dinamika
kelompok dan hubungan sosial. Begitu pula ahli ilmu politik yang mengembangkan
pengaruh komunikasi dalam pengelolaan pemerintahan, propaganda, dan
pembentukan opini publik. Sedangkan ilmuwan administrasi mengembangkan ilmu
komunikasi dari perspektif teori manajemen, kepemimpinan, dan networking. Pada
masa ini, mucul model komunikasi baru seperti model Berlo, Dance, dan
Waltzlawick-Beavin-Jackson.
4. 1970an :
Spesialisasi
Tahun 1970an adalah periode spesialisasi. Periode ini ditandai dengan
perkembangan berbagai disiplin ilmu komunikasi seperti interpersonal
communication (komunikasi antarpersona) yang berkembang dari studi komunikasi
non verbal. Begitu pula retorika, public speaking, debat, teater, speech pathology,
jurnalisme, media masa, photography, iklan, dan public relation juga menjadi studi
yang terpisah. Seiring perkembangan tersebut, berbagai buku diterbitkan dengan
topik komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komuniaksi organisasi,
komunikasi antarbudaya, komunikasi politik, pidato, dan komunikasi massa. Juga
tentang animal communication, teknik audiovisual, komunikasi Pendidikan dan
komunikasi bisnis. Menjelang tahun 1980, tak kurang dari 1329 buku komunikasi
atau terkait komunikasi diterbitkan.
2. Jelaskan makna filosofi dari istilah "kultur digital" dikaitkan dengan perkembangan ilmu
komunikasi.
Jawab :
Digital culture adalah seluruh nilai-nilai atau kebiasaan -kebiasaan dalam interaksi dalam
interaksi digital serta munculnya produk-produk virtual sebagai karya cipta rasa dan
karsa menggunakan software dan hardware dan jaringan elektronik.
Semua yang sedang terjadi pada era sekarang yang dimana-mana serba online yang
menjadi pembeda dari pada era dahulu, di era sekarang teknologi sudah menjadi alat
untuk mengembangkan cara berkomunikasi, dalam berkomunikasi yang menjadi alat
untuk menyambungkan pemikiran antara satu orang dengan yang lain, contohnya
sekarang satu individu dapat berkomunikasi dengan individu lainnya hanya dengan
berbicara di depan smartphone atau laptop. Suatu komunikasi dapat dikatakan
berkomunikasi ketika unsur-unsur dalam berkomunikasi telah lengkap yaitu
komunikator,pesan,media atau alat ,komunikan,dan feedback, menurut saya itu sudah
dapat bisa dikatakan berkomunikasi karena teknologi sudah bisa menjadi alat atau media
dalam menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan.