Anda di halaman 1dari 13

20/10/2014

Pertemuan ke-8

Analisis Puncak Difraksi

Nurun Nayiroh, M.Si

DIFRAKSI SINAR-X

ANALISIS PUNCAK DIFRAKSI


 Keluaran utama dari pengukuran data difraksi serbuk dengan
difraktometer adalah sudut 2θ dan intensitas pada sudut yang
sesuai.
 Dalam hal ekstraksi informasi , ada 3 karakter dasar puncak
difraksi yang memberikan gambaran mengenai kondisi
pengukuran dan sifat-sifat kristal; yaitu posisi, tinggi, dan
lebar dan bentuk puncak difraksi

1
20/10/2014

2
20/10/2014

Ada 2 cara analisis data difraksi, yaitu:


a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif sering disebut dengan proses identifikasi fasa,
dengan melalui pencocokan puncak-puncak difraksi dengan kartu
PDF (Powder Diffraction File).
Menurut Pratapa (2004), langkah-langkah dalam
mengindentifikasi fasa dengan menggunakan software, terdiri dari:
Peak search (menemukan posisi puncak) dan Search match
(pencocokan terhadap basis data). Search march dapat dilakukan
dengan cara manual maupun cara berbasis komputer.
b. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui informasi lebih
lanjut mengenai material yang diuji, yaitu komposisi fasa (Cullity,
1978).

3
20/10/2014

Analisis Kualitatif: Identifikasi Fasa


 Pola difraksi yang diperoleh dari difraktometer
menggambarkan status kristalinitas material yang diuji. Yang
pertama dapat dilihat dengan kasat mata dari sebuah pola
difraksi adalah keberadaan fasa kristal dan/atau 'fasa' amorf.
 Keberadaan fasa kristal dapat segera dilihat dari adanya
puncak-puncak difraksi, sedangkan material amorf
memberikan pola berbentuk punuk difraksi atau intensitas
latar yang tidak teratur.
 Komposisi fasa kristal dan material amorf pada material uji
dapat dihitung menggunakan metode analisis lanjut dari data
difraksi yang telah terukur (metode Rietveld).

 Identifikasi berikutnya adalah menentukan fasa (kristal) apa saja yang


terdapat di dalam materi uji.
 Pada dasarnya identifikasi fasa didasarkan pada pencocokan data
posisi-posisi puncak difraksi terukur dengan basis-data (database) fasa-
fasa yang telah dikompilasi, misalnya dalam bentuk kartu PDF (Powder
Diffraction File).
 Kartu PDF untuk sebuah fasa berisi informasi mengenai:
(1) nama fasa (termasuk nama khas fasa tersebut, misalnya nama
mineralnya),
(2) sifat fisik dan kristalografi (cara memperoleh material tersebut,
densitasnya, grup ruang dan sebagainya),
(3) posisi puncak dan intensitas relatif untuk panjang gelombang
radiasi tertentu.

4
20/10/2014

Contoh kartu PDF

5
20/10/2014

 Karena yang dilakukan adalah pencarian (posisi puncak) dan


pencocokan (terhadap fasa pada basis-data), maka indentifikasi
fasa dinamakan juga langkah cari-dan-cocokkan (search-
match, S/M).
 S/M dapat dilakukan dengan cara manual maupun cara berbasis
komputer.
 Identifikasi fasa sering juga dinamakan analisis kualitatif, karena
analisis yang dilakukan adalah sebatas mengetahui fasa apa saja
yang ada di dalam materi uji, tidak untuk menentukan
komposisi masing-masing fasa.
 Identifikasi fasa merupakan langkah dasaryang harus dilakukan
secara hati-hati agar hasil yang hendak dilaporkan pada analisis
data lanjutan (analisis kuantitatif) benar-benar menggambarkan
keadaan sampel seutuhnya

6
20/10/2014

Kendala Identifikasi Fasa


 Resolusi alat yang berakibat pada adanya puncak-puncak difraksi
yang bertumpuk (overlap).
Solusi: menggunakan difraktometer dengan sumber radiasi sinar-x
sinkrotron (SRD); namun aksesibilitasnya terbatas. Keunggulan
SRD: resolusi tinggi, intensitasnya yang sangat tinggi (> 100.000
cacah dalam waktu akusisi kurang dari 15 menit).
 Penempatan (mounting) sampel pada wadah yang dapat berakibat
pada bergesernya puncak-puncak difraksi.
Akibatnya adalah kesalahan identifikasi atau ketidakberhasilan
identifikasi, terutama bila analisis dilakukan dengan perangkat
lunak komputer.
Solusi:menggunakan wadah yang sudah dirancang khusus untuk
difraktometer tertentu

 Pengetahuan mengenai komposisi kimiawi (paling tidak kualitatif)


bahan yang diuji.
Kemurnian, pemrosesan dan sifat-sifat kimiawi atau fisik bahan sangat
berpengaruh pada identifikasi fasa. Fasa dengan kemurnian sangat tinggi
(misalnya di atas 99.9%) secara alami lebih mudah teridentifikasi
sebagai fasa tunggal dibandingkan dengan, misalnya, fasa berpuritas
95%.
Adanya fasa minor menyebabkan beberapa akibat, misalnya
 Munculnya puncak-puncak berintensitas rendah yang relatif lebih sukar
diidentifikasi,
 munculnya puncak-puncak baru ‘yang tidak diharapkan’ akibat, misalnya,
reaksi kimia antara dua fasa dalam sampel setelah pemanasan. Sifat-sifat
seperti korosif atau kemudahan beroskidasi juga bisa berakibat pada
munculnya puncak-puncak fasa baru dalam bahan

Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai komposisi kualitatif bahan uji


sering membantu identifikasi fasa. Uji komposisi kualitatif dapat
dilakukan dengan spektroskopi massa, EDS pada mikroskop elektron
atau fluoresensi sinar-x (XRF).

7
20/10/2014

Latihan Identifikasi Fasa (Manual)

8
20/10/2014

Kartu PDF

9
20/10/2014

10
20/10/2014

Masih banyak lagi.....

11
20/10/2014

Identifikasi Fasa Berbasis Komputer

12
20/10/2014

13

Anda mungkin juga menyukai