Anda di halaman 1dari 220

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

AGENG CAHYO WIBISONO


NIM: 1113025100060

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H/2017 M
ABSTRAK

Ageng Cahyo Wibisono (NIM: 1113025100060). Motivasi Kerja Pustakawan di


Perpustakaan Universitas Trisakti. Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS.
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi kerja pustakawan, faktor-


faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pustakawan, upaya pustakawan dalam
meningkatkan produktivitas kerja, dan kendala motivasi kerja di Perpustakaan
Universitas Trisakti. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
metode kualitatif dengan informan yaitu 7 orang pustakawan berlatar belakang
pendidikan ilmu perpustakaan dan 1 orang pustakawan lulusan non ilmu
perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi
dari Abraham Maslow, Clayton Alderfer, dan Frederick Herzberg. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa motivasi pustakawan bekerja di Perpustakaan
Universitas Trisakti merupakan motivasi intrinsik, dan adanya faktor yang
mempengaruhi motivasi pustakawan dalam bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti yaitu adanya pendapatan berupa gaji, bonus dan tunjangan, kebutuhan
sosial, dan kesempatan untuk berkembang. Terdapat pula kendala motivasi kerja
yang dirasakan oleh kepala perpustakaan dalam pemberian motivasi seperti
kesulitan dalam memahami keinginan setiap pustakawan, dan juga hambatan
motivasi kerja bagi pustakawan yaitu rendahnya gaji pokok yang diterima dan
fasilitas atau alat kerja kurang mutakhir. Adanya upaya yang dilakukan
pustakawan untuk selalu produktif dalam bekerja seperti memaksimalkan
pekerjaan pada saat jam kerja, mencatat setiap kegiatan atau aktivitas kerja di
agenda, selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mencari hiburan
disela-sela kesibukan demi menghindari rasa jenuh, mengatur waktu kerja
(jadwal) dan pemberian target kerja disetiap bulan, dan kemudian dibuktikan
dengan hasil atau capaian kerja perpustakaan yang mendapatkan akreditasi A.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Pustakawan, Produktivitas Kerja, Perpustakaan


Perguruan Tinggi

i
ABSTRACT

Ageng Cahyo Wibisono (NIM: 1113025100060). Work Motivation of Librarians


at Trisakti University Library. Under the guidance of Nuryudi, MLIS.
Library Studies Program Faculty of Adab and Humanities State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

This research was conducted to know the work motivation of librarian, the factors
that influence the work motivation of librarian, the effort of librarian in increasing
work productivity, and the motivation constraint work at Trisakti University
Library. The type of research used is descriptive with qualitative method with
informant that is 7 librarian of education background of library science and 1
librarian of non library science graduate. The theory used in this research is the
motivational theory of Abraham Maslow, Clayton Alderfer, and Frederick
Herzberg. The results of this study indicate that the motivation of librarians
working in Trisakti University Library is intrinsic motivation, and the factors that
influence the motivation of librarians in working at Trisakti University Library are
the income in the form of salaries, bonuses and allowances, social needs, and
opportunities to grow. There are also work motivation constraints felt by the head
of the library in the provision of motivation such as difficulties in understanding
the desire of each librarian, as well as barriers to work motivation for librarians
namely low base salary received and facilities or tools less current work. The
efforts made by the librarian to always be productive in work such as maximizing
work during working hours, record every activity or work activities on the agenda,
always trying to complete the work on time, looking for entertainment on the
sidelines of busyness to avoid feeling saturated, set the work time (schedule ) and
the provision of job targets every month, and then evidenced by the results or
achievements of library work that get accreditation A.

Keywords: Work Motivation, Librarian, Work Productivity, Library of Higher


Education

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang Maha

pengasih dan Maha pemurah atas segala karunia-Nya yang begitu besar kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Motivasi

Kerja Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti”. Shalawat serta

salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta

seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi ujian kesarjanaan

strata 1 (S1) Ilmu Perpustakaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya tugas ini tentu tak lepas dari dukungan

yang diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan

sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan

menyarankan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi.

6. Para Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, terima kasih atas ilmu dan

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di

iii
bangku kuliah, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat khususnya bagi

penulis.

7. Ibu Dra.Farida Salim, MM, selaku Kepala Perpustakaan Universitas

Trisakti yang telah memberikan izin serta memberikan dukungan kepada

penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Ibu Dra.Diana Ganefa, Kakak Husnul Khotimah, S.IP, Kakak Rizka

Medina, S.Hum dan Ibu Andriyana Puspitasari, S.S selaku pustakawan

pada Sub Unit Pengolahan dan Pelayanan Administrasi yang telah

meluangkan pikiran, tenaga, dan waktu dalam membantu penyusunan

skripsi ini.

9. Ibu Dwi Silvana Dewi, S.Kom selaku pustakawan pada Sub Unit

Multimedia dan Referensi yang telah meluangkan pikiran, tenaga dan

waktu dalam membantu penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Irza Rasyid, S.S, dan Ibu Reny Hari Susanti, AMD selaku pustakawan

pada Sub Unit Pelayanan Pemakai yang telah meluangkan pikiran, tenaga

dan waktu dalam membantu penyusunan skripsi ini.

11. Teristimewa, untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Marsono dan

Ibunda Eni Wahyuti terima kasih atas kasih sayang, doa yang tidak pernah

terputus, serta dukungan baik moril maupun materil.

12. Sepupu penulis: Mbak Dewi, Mbak Ami dan Mas Aziz terima kasih telah

ada untuk mendengarkan keluh kesah penulis selama penulisan skripsi ini

dari awal sampai akhir.

13. Sahabat penulis yaitu: Adam Pebriansyah, Bimo Nugeraha, dan Azhar

Hukama terima kasih banyak telah berbagi cerita indah selama beberapa

iv
tahun ini. Novi Anggraeni terima kasih telah memberikan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta kawan-kawan KKN

PEMANAH 2016 Jihad, Arsy, Nizar, Dzaky, Nida, Dyah, Fitri, Cici,

Syarah, Lisa dan teman-teman JIP 2013 terutama IPI B yang sama-sama

berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh

harapan penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah

penulis dapat dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik

dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang

diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi

para pembaca pada umumnya, Amin ya Robbal’allamin...

Jakarta, 5 Oktober 2017

Ageng Cahyo Wibisono

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Definisi Istilah........................................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR


A. Perpustakaan Perguruan Tinggi .............................................................. 11
1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi ............................................ 11
2. Tujuan, Tugas dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ............... 12
3. Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi ........................................... 15
B. Pustakawan.............................................................................................. 18
1. Definisi Pustakawan............................................................................ 18
2. Tugas Pokok Pustakawan ................................................................... 20
3. Profesi Pustakawan ............................................................................. 21
4. Kompetensi Pustakawan ..................................................................... 22
C. Motivasi Kerja......................................................................................... 24
1. Definisi Motivasi ................................................................................ 24
2. Teori Motivasi ..................................................................................... 27
3. Sumber Motivasi ................................................................................. 34
4. Tujuan dan Fungsi Motivasi ............................................................... 35
5. Kendala dan Faktor Pendukung Motivasi kerja .................................. 36

vi
D. Produktivitas Kerja ................................................................................. 42
1. Definisi Produktivitas ......................................................................... 42
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja .................... 43
3. Hubungan Motivasi Dengan Tingginya Produktivitas ....................... 44
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................. 48
B. Sumber Data ............................................................................................ 49
1. Data Primer ......................................................................................... 49
2. Data Sekunder ..................................................................................... 49
C. Pemilihan Informan................................................................................. 49
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 51
1. Wawancara .......................................................................................... 51
2. Observasi............................................................................................. 51
3. Kajian Kepustakaan ............................................................................ 52
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 52
1. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 52
2. Tekik Analisis Data............................................................................. 53
F. Tempat dan Jadwal Penelitian ................................................................. 54
1. Tempat Penelitian ............................................................................... 54
2. Jadwal Penelitian ................................................................................ 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Perpustakaan Universitas Trisakti ................................................ 56
1. Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Trisakti ............................ 56
2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Trisakti ................................ 57
3. Struktur Organisasi Perpustakaan Trisakti.......................................... 58
4. Koleksi Perpustakaan Trisakti ............................................................ 58
5. Layanan Perpustakaan Universitas Trisakti ........................................ 60
6. Tata Tertib Perpustakaan Universitas Trisakti .................................... 60
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 61
1. Motivasi Kerja Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti ..... 61

vii
2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pustakawan di
Perpustakaan Universitas Trisakti ...................................................... 72
3. Upaya Pustakawan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti ...................................................... 90
4. Kendala Motivasi Kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti ........... 99
C. Pembahasan ........................................................................................... 113
1. Motivasi Kerja Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti ... 113
2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pustakawan Di
Perpustakaan Universitas Trisakti .................................................... 117
3. Upaya Pustakawan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti .................................................... 120
4. Kendala Motivasi Kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti. ........ 122

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 129
B. Saran...................................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 132
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Faktor Motivasi Kerja .......................................................................... 37


Tabel 3.1: Informan ............................................................................................... 50
Tabel 3.2: Jadwal Kegiatan ................................................................................... 55
Tabel 4.1: Jam Kerja Perpustakaan Universitas Trisakti ...................................... 60

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow. ................................... 31


Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Trisakti................... 58

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Dosen Pembimbing


Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing
Lampiran 3 Surat Pergantian Judul
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 6 Biodata Karyawan
Lampiran 7 Absensi Karyawan 3 Bulan Berturut-turut (April, Mei dan Juni)
Lampiran 8 Foto Bersama Dengan Narasumber
Lampiran 9 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 10 Transkrip Wawancara

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan memiliki peran vital dalam keberlangsungan terpenuhinya

kebutuhan informasi masyarakat, oleh karena itu perlu adanya perhatian pada

perpustakaan demi berjalannya informasi. Perpustakaan merupakan kesatuan

unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, antara lain bagian pengembangan

koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan pengguna, dan bagian

pemeliharaan sarana prasarana. Berbagai unsur terlibat dalam pengelolaan

perpustakaan, yaitu koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu,

pengguna, sarana prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan yang terpenting

adalah sumber daya manusia itu sendiri yang berperan penting dalam

berlangsungnya kegiatan di perpustakaan.

Perpustakaan secara umum memiliki fungsi dan tujuan yaitu sebagai

tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan serta

melestarikan sampai menyediakan bahan pustaka dalam bentuk apapun. Bahan

pustaka tersebut baik berupa media cetak maupun non cetak atau elektronik.

Oleh karena itu dalam perkembangan zaman, saat ini keberadaan perpustakaan

pada suatu masyarakat modern sangat penting karena kebutuhan yang tinggi

pada masyarakat akan informasi yang dapat menunjang segala aktivitas

pendidikan, penelitian dan perkembangan kebudayaan, ekonomi dan sosial.

Biasanya perpustakaan didirikan dengan tujuan tertentu dan dilandasi

oleh visi-misi yang tertentu pula. Oleh karenanya, perpustakaan mempunyai

1
2

anggota yang berbeda, dikelola dengan sistem organisasi yang berbeda, dan

melakukan kegiatan-kegiatan yang berbeda sesuai dengan jenis-jenis

perpustakaan yang bersangkutan. Begitu pula dengan perpustakaan perguruan

tinggi, perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian

tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.1

Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya, dalam sebuah

perpustakaan hal yang paling penting adalah sumber daya manusia. Dalam

unsur manajemen perpustakaan, manusia merupakan yang paling utama, sebab

semua kegiatan perpustakaan berawal dari manusia itu sendiri. Beberapa unsur

manajemen perpustakaan tersebut antara lain, manusia, uang, mesin-mesin

penunjang, barang-barang inventaris atau material, sistem prosedur dan

mekanisme kerja, dan tempat berlangsungnya trasnsaksi informasi masyarakat

pemakai atau pelanggan yang disebut pasar, atau market.2

Pustakawan sebagai sumber daya manusia yang menjalankan atau

bekerja di perpustakaan, tanpa adanya sumber daya manusia pelayanan

perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik. Pustakawan merupakan tenaga

profesional yang bertugas mengelola perpustakaan, mengorganisir materi

perpustakaan agar dapat didayagunakan oleh pemakai. Pustakawan merupakan

sebuah profesi, khususnya kelompok profesi informasi. Profesi informasi ini

mencakup arsiparis, dokumentasi, manajer rekod atau arsip dinamis, kurator

1
F Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), p. 7.
2
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,
2006), p. 160.
3

museum serta kini muncul profesi informasi baru lainnya, seperti pialang

informasi, pustakawan cyber, dan pustakawan web.3

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organisasi yang menghimpun

para pustakawan dalam kode etiknya menyatakan bahwa, pustakawan adalah

seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya

berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya

melalui pendidikan.4 Tanpa adanya orang yang melakukan kegiatan

pengadaan, pengelolaan, penyimpanan dan pelayanan tidak mungkin

perpustakaan akan beroperasi dengan baik. Semua pekerjaan tersebut

merupakan tugas yang harus dilakukan oleh pustakawan.

Dalam menggerakan organisasi, sumber daya manusia adalah faktor

utama dalam menjalankannya, namun yang menggerakan manusia adalah

keinginan dan kebutuhan mereka akan sesuatu, yang disebut motivasi.

Motivasi menjadi alasan manusia melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan

tertentu. Produktivitas dan prestasi organisasi di pengarui oleh motivasi

anggotanya. Maka dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan hal yang

paling mendasar untuk menggerakkan suatu organisasi.

Dalam menjalankan tugas pokoknya di perpustakaan, pustakawan harus

memiliki motivasi kerja yang baik agar tugasnya dapat berjalan dengan

semestinya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, motivasi adalah

dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

3
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1st edn (Jakarta: Universitas Terbuka,
2010), p. 3.19.
4
Rachman Hermawan S and Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), p. 45.
4

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.5

Al-Qur‘an memotivasi setiap muslim untuk bekerja mencari nafkah

dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam banyak ayatnya

Allah berfirman dalam Al-Qur‘an surat Ar-Ra‘d ayat 11 yang berbunyi:

               

                

     


Yang artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra'd
:11)”
Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata motivasi

yang paling kuat adalah dari diri seseorang. Hal tersebut telah dinyatakan

bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang sampai mereka sendiri yang

mengubahnya. Nasib ada kaitannya dengan tindak tanduk atau upaya

seseorang dalam mencari atau mencapai sesuatu, upaya tersebut bisa

dilakukan salah satunya dengan bekerja, dalam islam mencai nafkah

merupakan suatu kewajiban. Islam merupakan agama fitrah sesuai dengan

kebutuhan manusia, seperti kebutuhan fisiologis. Motivasi kerja dalam islam

yaitu bekerja merupakan bagian dari ibadah demi memenuhi kebutuhan.

5
Meity Taqdir Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), p. 332.
5

Keberhasilan suatu organisasi dapat ditentukan oleh hasil kerja

pegawainya dan dapat dilihat dari bagaimana aktivitas para pegawai dalam

menghasilkan output dari pekerjaan atau perstasi kerjanya. Berkaitan dengan

organisasi, apabila kondisi dari suatu organsiasi kurang baik, maka akan

berpengaruh terhadap efektifitas kegiatan organisasi, terlebih lagi apabila

kondisi ini berasal dari motivasi pegawai, maka hal tersebut akan

mempengaruhi produktivitas dan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut.

Dalam manajemen sumber daya manusia ada keterkaitan antara faktor

psikologis pegawai dengan produktivitas kerja. Faktor tersebut yaitu motivasi

kerja. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti lebih lanjut

mengenai motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Perpustakaan Universitas Trisakti merupakan perpustakaan perguruan

tinggi yang berletak di kampus A Gedung M di Universitas Trisakti. Sebanyak

17 pustakawan yang bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti dengan

berbagai macam latar belakang pendidikan, 7 di antaranya berlatar belakang

pendidikan ilmu perpustakaan. Alasan penulis mengambil Perpustakaan

Universitas Trisakti sebagai tempat untuk dilakukannya penelitian, karena

penulis melihat adanya interaksi sosial yang cukup baik antara pustakawan

dengan pemustaka maupun antar sesama pustakawan di perpustakaan

Universitas Trisakti, sehingga membuat penulis tertarik ingin mengetahui

lebih dalam mengenai motivasi kerja pustakawan dengan menjadikan

perpustakaan Universitas Trisakti sebagai tempat penelitian.

Berdasarkan penelitian awal dilapangan, peneliti melihat bahawa

motivasi kerja pustakawan tersebut terlihat dari pelayanannya dalam melayani


6

pemustaka dengan tangkas, pustakawan tersebut memiliki semangat untuk

bekerja di perpustakaan. Pada bagian teknis juga terlihat para pustakawan

serta kepala perpustakaan terlihat ramah dan selalu tersenyum dalam

menyambut dan menerima kedatangan penulis selaku sebagai peneliti di

Perpustakaan Universitas Trisakti. Disini juga terlihat dari usaha pustakawan

dalam menambah pengetahuannya dibidang perpustakaan melalui kegiatan

pelatihan (diklat). Selain diklat, pustakawan juga sering mengikuti seminar-

seminar ilmu perpustakaan dan studi banding guna menambah pengetahuan

dan meningkatkan kompetensi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat tema mengenai motivasi kerja pustakawan. Dengan demikian

penulis memutuskan untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam lagi, kemudian

hasil penelitian tersebut dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul “Motivasi

Kerja Pustakawan Di Perpustakaan Universitas Trisakti”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada motivasi kerja

pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti, faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi pustakawan dalam bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakt dan produktivitas kerja pustakawan serta kendala

motivasi kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti. Penelitian ini lebih

memfokuskan pada motivasi kerja pustakawan yang memiliki latar

belakang pendidikan ilmu perustakaan dan bekerja di perpustakaan pusat

Universitas Trisakti.
7

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka

dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas

Trisakti?

b. Faktor apa yang mempengaruhi motivasi pustakawan dalam bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti

c. Bagaimana upaya pustakawan dalam meningkatkan produktivitas kerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti?

d. Bagaimana kendala motivasi kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan

permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti.

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi pustakawan

dalam bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pustakawan dalam

meningkatkan produktivitas kerja di Perpustakaan Universitas

Trisakti.

d. Untuk mengetahui kendala motivasi kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti.
8

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi Perpustakaan Universitas Trisakti agar

menjadi sebuah motivasi bagi pustakawannya.

b. Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan lainnya terhadap motivasi

kerja di perpustakaan bagi pustakawan.

c. Memperkaya khazanah pembahasan dalam ilmu perpustakaan

khususnya mengenai motivasi kerja di perpustakaan.

D. Definisi Istilah

1. Motivasi kerja

Keinginan atau dorongan yang timbul dari seseorang baik itu pengaruh

dari internal maupun eksternal untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

menggunakan semua kemampuan atau keterampilan yang dimiliknya.

2. Pustakawan

Tenaga professional yang memiliki kompetensi bertugas mengelola

perpustakaan, mengorganisir materi perpustakaan agar dapat

didayagunakan oleh pemakai.

3. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang didirikan di

lingkungan lembaga pendidikan tinggi guna memenuhi kebutuhan

informasi masyarakat yang ada didalamnya dan untuk mendukung proses

belajar mengajar mahasiswa dan tenaga akademis.

4. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja merupakan kemampuan seorang individu dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan.


9

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis akan menguraikan secara

sistematis bab per bab yang kemudian dibagi dalam lima bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang

terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi literatur-literatur yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Pengertian perpustakaan

perguruan tinggi, pengertian pustakawan, pengertian

motivasi kerja, teori-teori motivasi, sumber motivasi kerja,

kendala dan faktor pendukung motivasi kerja, produktivitas

kerja, faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, dan

hubungan antara motivasi dengan tingginya produktivitas

kerja.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini penulis akan membahas tentang metode penelitian

yang digunakan mulai dari jenis dan pendekatan penelitian,

sumber data, pemilihan informan, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan dan analisis data, serta tempat dan

waktu penelitian.
10

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan

pembahasan, yang berisi tentang penjelasan profil objek

penelitian, di antaranya sejarah berdirinya Perpustakaan

Universitas Trisakti, visi dan misi, struktur organisasi,

koleksi, layanan, dan tata tertib. Hasil penelitian mengenai

motivasi kerja pustakawan, faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja pustakawan, produktivitas kerja pustakawan,

dan kendala motivasi kerja.

Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan

dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian yang

telah dilakukan.
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan dengan

sistem yang didukung serta dikelola oleh perguruan tinggi dalam rangka

memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, dosen dan masyarakat di

lingkungan universitas, untuk menunjang program pendidikan, penelitian,

dan pengabdian masyarakat. Dalam perpustakaan perguruan tinggi

terdapat perpustakaan yang bertempat pada fakultas-faktultas di perguruan

tinggi, yang berfungsi untuk menunjang kinerja fakultas dan perpustakaan

pusat perguruan tinggi.6

Perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan universitas, dan juga

disebut perpustakaan akademis sering dianggap sebagai sumber informasi

yang paling penting bagi sebuah perguruan tinggi yang menjadi lembaga

induknya. Sebagai salah satu institusi kultural yang paling berharga,

perpustakaan perguruan tinggi pusat penyedia informasi dan pelayanan

yang sangat penting bagi proses belajar dan mengajar civitas akademika.7

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang

berinkorporasi di dalam perguruan tinggi, dikelola secara menyeluruh oleh

perguruan tinggi, dengan suatu atensi pada tujuan untuk melayani


6
Afrizawati, ‗Pengaruh Kualitas Layanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca dan
Intensitas Kunjungan Mahasiswa Pada Perpustakaan Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik
Negeri Sriwijaya‘, Jurnal Ekonomi Dan Informasi Aknuntansi, 4.1 (2014), 16–23 (p. 18).
7
Khotimah Khusnul, ‗Eksistensi Pustakawan dalam Peningkatan Kualitas Perpustakaan
Perguruan Tinggi Melalui Akreditasi Perpustakaan‘, Libraria, 4.2 (2016), 333–64 (p. 339).

11
12

kepentingan perguruan tinggi dalam meraih tujuan yang spesifik dan target

pendidikan perguruan tinggi secara umum.8

2. Tujuan, Tugas dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

a. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai

penyedia jasa pelayanan informasi yang meliputi pengumpulan,

pelestarian, pengolahan, pemanfaatan dan penyebaran informasi

sehingga dapat dimanfaatkan pengguna, penyedia fasilitas yang

mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika,

pemberian berbagai jasa informasi serta pengembangan mutu

perguruan tinggi pada tempatnya bernaung.9

Untuk mencapai tujuannya, perputakaan perguruan tinggi

berusaha menyediakan koleksi, layanan dan fasilitas yang mampu

memenuhi kebutuhan pengguna dengan cepat dan tepat dan membantu

perguruan tinggi dalam menjalankan proses belajar mengajar.

b. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi di antaranya yaitu:

1. Melaksanakan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka yang

sesuai dengan kebutuhan pemakai yaitu mahasiswa, pengajar,

peneliti dan pihak lain yang membutuhkan informasi.

2. Mengolah bahan yang tersedia sehingga dapat dipergunakan

dengan mudah oleh para pemakai.

8
Fuad Riyadi, ‗Menggagas Perpustakaan Terakreditasi Di Perguruan Tinggi Islam‘,
Libraria, 4.2 (2016), 249–66 (p. 250).
9
Mubasyaroh, ‗Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan Perguruan
Tinggi‘, Libraria, 4.1 (2016), 77–104 (p. 86).
13

3. Menyelenggarakan peminjaman bahan pustaka dengan cara yang

paling efisien.

4. Membantu para pemakai perpustakaan untuk mendapatkan dan

memakai bahan pustaka yang diperlukannya baik dalam bentuk

program bimbingan pengguaan perpustakaan yang bersifat

kurikuler maupun secara perorangan.

5. Menyelenggarakan kerjasama antara perpustakaan dengan sistem

jaringan informasi lainnya.10

Dalam melaksanakan tugasnya, perpustakaan perguruan tinggi

harus berlandaskan pada Tridharma Perguruan Tinggi. Adapun

Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan atau pengajaran,

pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat.

c. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam mencapai tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi harus

didukung pula dengan fungsinya. Adapun fungsi perpustakaan

perguruan tinggi adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Edukasi: Merupakan sumber belajar para civitas

akademika, karenanya perpustakaan harus mampu mendukung

pencapaian tujuan menyediakan bahan pembelajaran setiap

program studi.

2. Fungsi Informasi: Perpustakaan merupakan sumber informasi yang

mudah diakses oleh pencari dari pengguna informasi.

10
Rohanda, ‗Perilaku Pencarian Informasi Oleh Mahasiswa Melalui Pemanfaatan Layanan
Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Sosial Humaniora, 5.2 (2003), 96–107 (p. 103).
14

3. Fungsi Riset: Menyediakan bahan-bahan primer dan sekunder yang

paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian serta

pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Fungsi Rekreasi: Menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna

untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan

daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi: Perpustakaan selayaknya membantu melakukan

publikasi karya yang dihasilkan oleh masyarakat perguruan tinggi

yakni civitas akademik dan staf non akademik.

6. Fungsi Deposit: Menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan

pengetahuan yang dihasilkan oleh masyarakat perguruan tinggi.11

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahawa perpustakaan

perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

ruang lingkup perguruan tinggi, bahkan perpustakaan perguruan tinggi

dianggap sebagai jantung perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi

dibentuk dengan tujuan agar mampu memenuhi kebutuhan informasi

civitas akademika serta menyediakan sarana prasarana yang memudahkan

pemustaka dalam memperoleh informasi. Bersamaan dengan hal tersebut,

tujuan perpustakaan perguruan tinggi didukung dengan fungsinya sebagai

penyedia fasilitas pengajaran dan penelitian untuk memenuhi kebutuhan

informasi warga perguruan tinggi. Dengan memahami fungsi, tugas dan

tujuan perpustakaan perguruan tinggi tersebut, diharapkan para

pustakawan bisa lebih meningkatkan pelayanan secara optimal dan juga

11
Mubasyaroh, p. 86.
15

mampu memperbaiki kinerja mereka secara profesional, sehingga

perpustakaan tetap menjadi sarana pembelajar sepanjang hayat.

3. Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Layanan perpustakaan merupakan sarana penghubung antara jasa

yang ditawarkan oleh pengelola perpustakaan dengan perlakuan yang

diterima oleh pemustaka. Artinya salah satu titik hubung terpenting antara

pengelola dan pemakai jasa perpustakaan adalah layanan itu sendiri.12

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi dan tujuan yang saling

berkaitan demi memberikan layanan terbaik di perpustakaan. Dengan

adanya jasa pelayanan didalam tujuan perpustakaan perguruan tinggi hal

tersebut membuat pemustaka mudah dalam memanfaatkan fungsi

perpustakaan.

a. Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan memiliki beberapa jenis variasi layanan yang

bertujuan meningkatkan dan memaksimalkan penggunaan bahan

pustaka di perpustakaan. Jenis-jenis layanan yang diberikan

perpustakaan diselenggarakan untuk menunjang tujuan, fungsi, dan

sasaran yang ingin dicapai oleh perpustakaan. Jenis-jenis layanan yang

terdapat di perpustakaan antara lain:

1. Layanan ruang baca

2. Layanan sirkulasi dan referensi

3. Layanan akses internet

4. Layanan koleksi audiovisual


12
Andi Ibrahim, ‗Konsep Dasar Manajemen Perpustakaan dalam Mewujudkan Mutu
Layanan Prima Dengan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Digital‘, Jurnal Ilmu
Perpustakaan Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 2.2 (2014), 129–38 (p. 132).
16

5. Layanan fotokopi

6. Layanan Pendidikan pemustaka

7. Layanan informasi kilat

8. Layanan penyebaran informasi terseleksi

9. Layanan pembuatan paket informasi

10. Layanan penerjemah13

b. Faktor Keberlangsungan Layanan Perpustakaan

Ada beberapa faktor pendukung agar terlaksananya kegiatan

pelayanan di perpustakaan, faktor tersebut antara lain:

1. Koleksi atau bahan pustaka

2. User atau pemustaka

3. Staf perpustakaan atau pustakawan

4. Fasilitas

5. Dana atau anggaran

6. Manajemen14

Dalam hal tersebut pustakawan merupakan salah satu faktor

pendukung berlangsungnya kegiatan perpustakaan. Kegiatan layanan

perpustakaan pada umumnya berupa jasa bukan barang. Oleh

karenanya jasa layanan perpustakaan dilakukan oleh pustakawan atau

staf perpustakaan. Namun, perpustakaan perlu memperhatikan

sejumlah faktor agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik. Faktor-

faktor itu antara lain adalah:

13
Lisda Rahayu and Ramatun Anggraini Kiemas, Materi Pokok Pelayanan Bahan Pustaka
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2013), p. 1.14-1.18.
14
Himayah, ‗Layanan dan Pelayanan Perpustakaan: Menjawab Tantangan Era Teknologi
Informasi‘, Jurnal Khizanah Al-Hikmah, 1.1 (2013), 1–6 (p. 3).
17

1. Layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka

2. Diusahakan agar pemustaka merasa senang dan puas

3. Prosesnya mudah, sederhana, dan efisien

4. Caranya cepat dan tepat waktu serta tepat sasaran

5. Menciptakan suasana ramah, supel, dan menarik

6. Bersifat membimbing, namun tidak terkesan menggurui

7. Menimbulkan perasaan ingin tahu lebih jauh bagi pelanggan

8. Menimbulkan kesan baik, sehingga terdorong ingin sering ke

perpustakaan

Untuk menciptakan suatu sistem layanan perpustakaan yang

diinginkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang ikut mempengaruhi.

Baik berasal dari dalam maupun dari luar perpustakaan, sifatnya

manusiawi, teknis, dan nonteknis. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Suasana kerja yang kondusif

2. Tim kerja yang solid dan kompak

3. Komunikasi yang harmonis antara sesama rekan kerja, kedalam

atau keluar organisasi

4. Ketenangan dan kesenangan bekerja pegawai

5. Kesejahteraan pegawai

6. Perhatian dan perlindungan pimpinan terhadap bawahan

7. Rasa saling hormat menghormati

8. Kebersamaan dan perasaan senasib seperjuangan

9. Faktor kemungkinan pengembangan karir dan promosi

10. Keteladanan pemimpin


18

11. Kelengkapan sarana dan prasarana

12. Keamanan dan keselamatan kerja15

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa baik

buruknya suatu perpustakaan dapat dilihat atau dinilai dari layanannya.

Dalam menciptakan suatu layanan yang optimal terdapat beberapa hal

yang sifatnya manusiawi yang secara psikologis mempengaruhi baik

atau buruknya pustakawan dalam memberikan layanan kepada

pemustaka. Program atau kegiatan yang dilaksanakan di perpustakaan

akan berjalan lancar jika pustakawan dapat mengoptimalkan layanan

dengan baik. Dalam mengembangkan layanan perpustakaan dituntut

adanya sikap profesional dari petugas perpustakaan atau pustakawan.

B. Pustakawan

1. Definisi Pustakawan

Pustakawan atau librarian adalah seorang tenaga kerja bidang

perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik

melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun kegiatan sekolah formal.

Pustakawan ialah orang yang bertanggung jawab terhadap gerak maju roda

perpustakaan.16 Pustakawan juga dapat diartikan sebagai orang yang

bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan

perpustakaan secara formal (di Indonesia kriteria pendidikan minimal D2

dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi).17

15
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), pp.
63–64.
16
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009), p. 62.
17
Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), p. 3.
19

Dalam UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, di

perpustakaan terdapat 2 kelompok pustakawan antara lain pustakawan dan

tenaga teknis perpustakaan. Pustakawan merupakan seseorang yang

memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan

kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan tenaga

teknis perpustakaan yaitu tenaga nonpustakawan yang secara teknis

mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis

komputer, audiovisual, ketatausahaan.18

Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan dan bertugas

melaksanakan pengelolaan serta pelayanan di perpustakaan. Adapun

persyaratan yang wajib dimiliki tenaga pelayanan agar layanan yang

diberikan lebih berhasil, yaitu:

a. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk melayani orang lain lebih

ramah, baik, sopan, teliti dan tekun.

b. Berpenampilan menyenangkan agar orang tidak segan meminta tolong.

c. Pandai bergaul sehingga orang merasa diperhatikan.

d. Memiliki pengetahuan umum yang luas sehingga dapat diajak bicara

mengenai berbagai macam topik.19

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan pustakawan

merupakan suatu profesi yang memiliki pendidikan dan atau mengikuti

18
Testiani Makmur, Budaya Kerja Pustakawan Di Era Digital: Perspektif Organisasi,
Relasi, dan Individu (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), p. 8.
19
Imran Berawi, ‗Peningkatan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Iqra, 7.1
(2013), 42–57 (p. 51).
20

pelatihan khusus dibidang perpustakaan dan merupakan profesi yang

memiliki tanggung jawab serta tugas untuk melaksanakan pegelolaan dan

pelayanan perpustakaan.

2. Tugas Pokok Pustakawan

Tugas pokok pustakawan adalah tugas kepustakawan yang wajib

dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai dengan jenjang jabatannya. Tugas

pokok pustakawan antara lain:

a. Tugas pokok pustakawan tingkat terampil

1) Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka.

Kegiatannya: pengembangan koleksi, pengolahan, penyimpanan

dan pelestarian bahan pustaka, dan pelayanan informasi.

2) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

Kegiatannya: penyuluhan, publisitas, dan pameran.

b. Tugas pokok pustakawan tingkat ahli

1) Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka.

Kegiatannya di antaranya, pengembangan koleksi, pengolahan

bahan pustaka, penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka, dan

pelayanan informasi.

2) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Kegiatannya di antaranya, penyuluhan, publisitas, dan pameran.

3) Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi. Bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah dan

menganalisis data berdasarkan metodologi tertentu untuk


21

mengetahui akar permasalahan yang ada, dan hasilnya di

informasikan kepada pihak lain dalam bentuk laporan.20

3. Profesi Pustakawan

Profesi terkait erat dengan pekerjaan, namun memiliki arti lebih dari

sekedar pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian

dan latar belakang pendidikan atau pelatihan khusus yang sesuai dengan

bidang profesi tersebut. Dalam perkembangannya, sebuah profesi berarti

pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang

diperoleh tidak sebatas dari praktik, tetapi juga dari teori dan diuji dalam

bentuk ujian oleh universitas atau lembaga yang berwenang.21

Profesi pustakawan bukan hanya sekedar pekerjaan, akan tetapi

suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan penuh tanggung

jawab dalam bekerja. Pustakawan sangat berperan penting didalam

kemajuan suatu perpustakaan yang dikelolanya. Beberapa jenis pekerjaan

di perpustakaan, mulai dari pengadaan, pengolahan dan pelayanan

sebagian besar dari itu menuntut keahlian dan profesionalitas dalam

mengerjakannya. Pustakawan dapat dianggap sebagai profesi karena

memiliki kriteria yang telah dimiliki yaitu:

a. Memiliki lembaga pendidikan (pendidikan formal dapat ditempuh pada

tingkat diploma, sarjana, atau pascasarjana)

b. Memiliki organisasi profesi

c. Memiliki kode etik (sebagai acuan moral dalam melaksanakan tugas

dan kewajiban pustakawan)


20
Rachman dan Zulfikar, p. 50.
21
Heriyanto, Pawit M. Yusuf, and Agus Rusmana, ‗Makna dan Penghayatan Profesi
Pustakawan‘, Jurnal Kajian Informasi Dan Perpustakaan, 1.2 (2013), 147–56 (p. 149).
22

d. Memiliki majalah ilmiah (sebagai sarana pengembangan ilmu dan

komunikasi antara anggota seprofesi)

e. Memiliki tunjangan profesi22

Berdasarkan syarat-syarat di atas, pustakawan dapat dikatakan

sebuah profesi jika sudah memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah profesi

dan sudah diakui sebagai sebuah profesi. Sebagai suatu profesi,

pustakawan juga dituntut untuk menunjukan kinerjanya secara profesional

dalam mengemban tugas-tugas kepustakawanan.

4. Kompetensi Pustakawan

Pengertian kompetensi dalam SKKNI Bidang Perpustakaan adalah

seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

yang dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas

sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Secara umum kompetensi

terdiri atas kompetensi profesional dan kompetensi personal. Kompetensi

profesional pustakawan mencakup aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap

kerja, sedangkan kompetensi personal mencakup aspek kepribadian dan

interaksi sosial.23

Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. 83 tahun 2012 tentang SKKNI Bidang Perpustakaan,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja diwujudkan dalam 4 (empat)

unit kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan, yaitu:

22
Purwono, p. 60.
23
Wahid Nashihuddin and Dwi Ridho Aulianto, ‗Strategi Peningkatan Kompetensi dan
Profesionalisme Pustakawan Di Perpustakaan Khusus‘, Jurnal Perpustakaan Pertanian, 24.2
(2015), 51–58 (p. 52).
23

a. Kompetensi umum, yaitu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh

setiap pustakawan untuk melakukan tugas-tugas perpustakaan,

meliputi: mengoperasikan komputer tingkat dasar, menyusun rencana

kerja perpustakaan, membuat laporan kerja perpustakaan. Kompetensi

umum ini melekat dalam kompetensi inti dan khusus

b. Kompetensi inti, yaitu kompetensi fungsional yang harus dimiliki oleh

setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas inti di perpustakaan,

meliputi: melakukan seleksi dan pengadaan bahan pustaka, melakukan

pengatalogan deskriptif dan subjek, melakukan perawatan bahan

pustaka, melakukan layanan sirkulasi dan referensi, melakukan

promosi perpustakaan, melakukan kegiatan literasi informasi, dan

memanfaatkan jaringan internet untuk layanan perpustakaan.

c. Kompetensi khusus, yaitu kompetensi tingkat lanjut yang bersifat

spesifik, meliputi: merancang tata ruang dan prabot perpustakaan,

melakukan perbaikan bahan perpustakaan, membuat literatur sekunder,

melakukan penelusuran informasi kompleks, melakukan kajian

perpustakaan dan membuat karya tulis ilmiah.

d. Kompetensi Kunci

Kompetensi kunci adalah sikap kerja yang harus dimiliki pustakawan

untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan

unit kompetensi (umum, inti, dan khusus).24

Seorang pustakawan yang kompeten harus memiliki pengetahuan

yang luas, keahlian khusus di bidang perpustakaan dan sikap atau perilaku

24
Nurmalina, ‗Eksistensi dan Kompetensi Pustakawan‘, Tamaddun, 15.1 (2015), 223–237
(p. 231).
24

yang baik ditunjang dengan kepribadian dan interaksi sosial yang bagus

akan menjadi modal dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada

pemustaka.25 Untuk memperoleh predikat profesional, seorang pustakawan

harus memiliki kompetensi sesuai standar yang telah ditentukan. Tanpa

sikap profesional dari pustakawan, perpustakaan yang modern, lengkap

dan canggih akan kurang berarti. Oleh karenanya, perlu dikembangkan

dengan baik upaya peningkatan profesionalitas pustakawan untuk

meningkatkan layanan perpustakaan. Umumnya, sertiap orang dalam

tindakan maupun perilaku yang ditimbulkan olehnya dalam psikologi

berhubungan dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan perilaku. Dalam hal

tersebut, ilmu yang berhubungan dengan perilaku di antaranya secara garis

besar yaitu tentang motivasi.26

C. Motivasi Kerja

1. Definisi Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan. Tiap kegiatan yang dilakukan individu

didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan

pendorong inilah yang disebut motivasi.27 Menurut Santoso Soroso dalam

buku Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, menyatakan bahwa motivasi

merupakan satu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan

25
Dwi Nuriana, ‗Kompetensi Pustakawan dan Kepuasan Pemustaka‘, Jurnal Insan
Cendekia, 1.1 (2014), 43–53 (p. 44).
26
Nurussakinah Daulay, ‗Penerapan Ilmu Psikologi Pada Perpustakaan‘, Jurnal Iqra, 9.1
(2015), 14–28 (p. 23).
27
Rismawaty, Kepribadian dan Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), p. 49.
25

bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada

tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way).28

Motivasi juga dapat diartikan sebagai upaya penggunaan hasrat yang

paling dalam untuk mencapai sasaran, membantu inisiatif, bertindak

efektif dan bertahan dalam menghadapi kegagalan. Orang yang memiliki

motivasi tinggi akan berusaha keras dan penuh kreativitas dalam mencapai

sasaran. Dalam diri mereka akan timbul inisiatif untuk mencari jalan atau

cara berupa tindakan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien.

Mereka yang memiliki motivasi tinggi tidak mudah goyah bahkan mereka

mampu bertahan dalam menghadapi kegagalan.29

Motivasi kerja merupakan dorongan atau ketekunan seseorang dalam

mencapai tujuannya dalam suatu organisasi yang dikondisikan dengan

kemampuannya. Disamping itu, dorongan ini bisa muncul dari dalam diri

karyawan ataupun dipengaruhi dari lingkungan diluar diri karyawan.30

Luthans (1998) asserted that motivation is the process that arouses,


energizes, directs, and sustains behavior and performance and it is the
process of stimulating individual to action and to achieve a desired task.31

Hal tersebut menyatakan bahawa, Luthans menegaskan bahawa motivasi

adalah proses yang membangkitkan, memberi energi, mengarahkan, dan

menopang perilaku dan kinerja, ini merupakan proses rangsangan individu

untuk bertindak dalam mencapai suatu tugas atau target yang diinginkan.

28
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2012), p. 143.
29
Agung Nugrohoadhi, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Setelah
Keluarnya Jabatan Fungsional Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Khizanah
Al-Hikmah, 2.1 (2014), 28–37 (p. 29).
30
Puspita Wulansari, Andre Harjana Damanik, and Arif Partono Prasetio, ‗Pengaruh
Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan Di Departemen Sumberdaya Manusia PLN Kantor
Distribusi Jawa Barat dan Banten‘, Jurnal Manajemen Indonesia, 14.2 (2014), 163–71 (p. 166).
31
Ifeoma A. Ajie, Opeyemi D. Soyemi, and Oluwatobi I. Omotunde, ‗Personnel Motivation
as Correlate of Organizational Commitment in Academic Libraries in Lagos State Nigeria‘, Global
Journal of Human-Social Science, 15.12 (2015), 22–30 (p. 25).
26

Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Counter dalam buku

Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis menyatakan bahwa,

motivasi kerja adalah sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi

dalam mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.32

Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, menurut Ernest J.

McCormick dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Perusahaan, mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan suatu

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.33

Menurut Lufthans dalam buku Manajemen SDM dalam Organisasi

Publik dan Bisnis, menyatakan bahwa motivasi kerja antara lain berkenaan

dengan, yaitu:

a. Kebutuhan akan kekuasaan. Seperti, mempengaruhi orang mengubah

sikap atau perilaku, mengontrol orang dan aktivitas serta berada pada

posisi berkuasa melebihi orang lain.

b. Kebutuhan akan untuk berprestasi. Seperti, melakukan sesuatu lebih

baik dari pada pesaing, memperoleh atau melewati sasaran yang sulit,

dan menyelesaikan tugas yang menantang dengan berhasil.

c. Kebutuhan akan afiliasi. Seperti, disukai banyak orang, diterima

sebagai bagian kelompok, bekerja dengan orang yang ramah, dan

mempertahankan hubungan yang harmonis dan mengurangi konflik.

32
Suwanto and Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis
(Bandung: Alfabeta, 2013), p. 171.
33
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), p. 94.
27

d. Kebutuhan keamanan. Seperti dilindungi dari kehilangan penghasilan

atau masalah ekonomi, mempunyai perlindungan sakit dan cacat, dan

dilindungi dari gangguan fisik dan kondisi berbahaya.

e. Kebutuhan akan status. Seperti, bekerja pada perusahaan yang tepat

dengan pekerjaan yang tepat, mempunyai gelar dari universitas

ternama, mempunyai mobil dan mengenakan pakaian yang tepat.34

2. Teori Motivasi

Terdapat berbagai macam teori yang membahas mengenai motivasi.

Sebagian teori menyatakan bahawa kondisi kekurangan merupakan

pendorong bagi seorang individu untuk berperilaku atau melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Teori-teori yang paling lazim

mengenai motivasi merujuk kepada kebutuhan sebagai kekuatan dalam

mendorong perilaku manusia. Kebutuhan ialah sesuatu yang diperlukan,

yang bersifat penting dan tidak terhindarkan dalam rangka untuk

memenuhi suatu kondisi. Istilah kebutuhan juga digunakan untuk

menggambarkan kondisi kekurangan sesuatu. Teori motivasi yang

didasarkan pada kebutuhan yaitu:

a. Teori Hierarki

A theory of human motivation merupakan teori motivasi dari

Abraham Maslow. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan yang

diinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama

telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi

kebutuhan yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah

34
Suwanto and Donni Juni, p. 174.
28

terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya

sampai tingkat kebutuhan kelima. Karena menyangkut kebutuhan

manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukan kebutuhan

seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk

bekerja.35

Abraham Maslow menyatakan bahawa setiap diri manusia itu

terdiri atas lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:36

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Pada titik awal atau tingkatan terendah hierarki teori motivasi

terdapat kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan

kebutuhan paling dasar atau tingkat terendah, seperti: kebutuhan

untuk makan, minum, perlindungan fisik. Kebutuhan tersebut perlu

dipenuhi untuk tetap bertahan hidup.

2. Kebutuhan Rasa Aman (Saftey Needs)

Ketika kebutuhan pertama sudah terpenuhi, maka kebutuhan

tingkat selanjutnya yaitu kebutuhan rasa aman. Kebutuhan akan

perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan

hidup, tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,

psikologikal dan intelektual.

3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Tingkatan kebutuhan selanjutnya yaitu kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk merasa memiliki

35
Suwanto and Donni Juni, p. 176.
36
Suwanto and Donni Juni, p. 176.
29

yaitu kebutuan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi,

berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

4. Kebutuhan akan Harga Diri atau Pengakuan (Esteem Needs)

Kebutuhan harga diri dapat terungkap dalam keinginan untuk

dihormati, dipuji, dan dihargai atau diakui segala bentuk usahanya

oleh orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)

Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan skill, potensi, kebutuhan untuk

berpendapat. Kebutuhan ini melalui pengembangan kemampuan

dan keahlian yang dimiliki untuk memperoleh prestasi dalam

bekerja.

Ketika kebutuhan seorang pegawai tidak dapat terpenuhi maka

pegawai tersebut akan menunjukan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika

pegawai dapat memenuhi kelima tingkatan kebutuhannya dan

bersamaan dengan imbalan yang diperolehnya, maka pegawai tersebut

akan memperlihatkan perilaku yang gembira manifestasi dari rasa

puasnya, dan akan memotivasi orang untuk bekerja lebih giat.37

Kelima kebutuhan tersebut berlaku secara hierarkis, artinya pemenuhan

berawal dari tingkatan yang paling rendah atau bawah, yaitu kebutuhan

fisik, hingga tingaktan yang paling tinggi, yaitu kebutuhan akan

aktualisasi diri, Kebutuhan yang hierarkinya lebih tinggi cenderung

37
Anwar Prabu, p. 94.
30

tidak akan memotivasi pegawai sekiranya kebutuhan pada hierarki

yang lebih bawah belum terpenuhi.38

Karena hierarkis biasanya diartikan sebagai tingkat-tingkat yang

dapat dianalogikan dengan anak tangga, maka secara logika anak

tangga kedua tidak mungkin dinaiki tanpa menaiki anak tangga pertama

terlebih dahulu dan seterusnya hingga pada anak tangga terakhir.

Dalam kenyataan, berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan

pemuasnya secara simultan, meskipun intensitas yang berbeda-beda.

Perbedaan intesitas tersebut biasanya diwarnai oleh persepsi seseorang

tentang kebutuhannya yang paling mendesak untuk dipuaskan atau

dipenuhi terlebih dahulu pada suatu kondisi tertentu. Dengan persepsi

tertentu, dengan kemampuan yang ada, orang berusaha memenuhi

pemuasan kebutuhan yang di rasakan paling mendesak, dengan tidak

mengabaikan sama sekali kebutuhan yang lain.39

Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori ini adalah untuk

memotivasi orang agar bekerja lebih giat sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan masing-masing individu. Hierarki kebutuhan tersebut

digambarkan pada ilustrasi berikut ini.

38
Indo Yama Nasarudin and Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), p. 189.
39
Faustion Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi, 2003),
p. 191.
31

•Kebutuhan pernyataan atau


pemenuhan diri
Aktualisasi
Diri
•Kebutuhan akan penghargaan
Penghargaan
atau gengsi
•Kebutuhan diterima dalam
Sosial
pergaulan sosial
•Kebutuhan keamanan
Keamanan
dan keselamatan

•Kebutuhan pangan,
Fisik
sandang, dan papan

Gambar 2.1 : Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow.40

b. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)

Teori ERG merupakan teori motivasi yang diperkenalkan oleh

Clayton Alderfer. Akronim ―ERG‖ dalam teori Alderfer merupakan

huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu Existence (kebutuhan akan

eksistensi), Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak

lain), dan Growth (kebutuhan akan pertumbuhan). Menurut Clayton

Alderfer terdapat tiga dasar kebutuhan, yaitu:

a. Existence needs

Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai,

seperti makan, minum, pakaian, gaji, keamanan kondisi kerja.

b. Relatedness needs

Kebutuhan interpersonal, meliputi kepuasan dalam berinteraksi

dalam lingkungan kerja.

40
Bambang Kussriyanto, Meningkatkan Produktivitas Karyawan (Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo, 1986), p. 117.
32

c. Growth needs

Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal

ini berhuungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.41

Secara konseptual teori Alderfer memiliki kesamaan dengan teori

atau model yang dikembangkan oleh Maslow. Karena “Existence”

dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori

Maslow, “Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan

keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna

sama dengan “Self actualization” menurut Maslow.42

c. Teori Dua Faktor

Frederick Herzberg mengembangkan teori yang dikenal dengan

model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional atau faktor

kepuasan (intrinsik) dan faktor hygiene atau faktor ketidakpuasan

(ekstrinsik). Faktor kepuasan atau motivasional (intrinsik) merupakan

daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang.

Sedangkan faktor ketidakpuasan atau hygiene (ekstrinsik) merupakan

pendorong yang datang dari luar diri yang turut menentukan perilaku

seseorang dalam kehidupan seseorang, terutama dari organisasi

tempatnya bekerja.43 Teori dua faktor membagi dua faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi antara lain:

41
Anwar Prabu, p. 98.
42
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), p.
289.
43
Sondang P. Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), p. 107.
33

a. Faktor Kepuasan (Motivasional)

Disebut juga sebagai motivator factor atau pemuas

(statisfiers). Pada faktor ini ialah faktor-faktor pendorong bagi

motivasi dan semangat kerja antara lain, prestasi (achievement),

pengakuan (recognition), pekerjaan itu sendiri (work it self),

tanggung jawab (responbility), dan kemajuan (advancment). Faktor

kepuasan dapat dikatakan sebagai faktor pemuas karena dapat

memberikan kepuasan kerja seseorang dan juga dapat

meningkatkan prestasi para pekerja, tetapi faktor ini tidak dapat

menimbulkan ketidakpuasan bila hal itu tidak terpenuhi. Jadi faktor

keupasan bukanlah merupakan lawan dari faktor ketidakpuasan.

b. Faktor Ketidakpuasan (Hygiene)

Hygiene factor merupakan faktor yang bersumber dari

ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor tersebut, antara lain, kebijakan

dan administrasi perusahaan (company policy and administration),

pengawasan (supervision), penggajian (salary), hubungan kerja

(interpersonal relation), kondisi kerja (working condition),

keamanan kerja (job security), dan status pekerjaan (job status).

Faktor ketidakpuasan bukanlah kebalikan dari faktor kepuasan.

Bahwa dengan tidak terpenuhinya faktor-faktor ketidakpuasan

bukanlah penyebab kepuasan kerja melainkan hanya mengurangi

ketidakpuasan kerja saja.44

44
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Erlangga, 2012), p. 319.
34

Teori ini pada dasarnya sama dengan teori hierarki Abraham

Maslow sama-sama bertujuan mendapatkan cara yang terbaik dalam

memotivasi semagat kerja karyawan, agar mereka mau bekerja giat

untuk mencapai suatu prestasi kerja yang optimal.

Dari teori-teori motivasi di atas dapat disimpulkan bahawa faktor-

faktor yang dapat memotivasi karyawan menurut teori hierarki adalah

kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

penghargaan, dan aktualisasi diri. Kemudian, teori dari Alderfer yang

mengatakan bahawa manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan inti

(core needs) yang disebutnya, Eksistensi, Hubungan, dan Pertumbuhan

(Existence, Relatedness, and Growth – ERG). Sedangkan teori dua faktor

menyatakan bahawa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kerja

karyawan yaitu faktor berasal dari dalam (motivator factor) dan faktor dari

luar (hygiene factor).

3. Sumber Motivasi

Teori motivasi yang sudah lazim dipakai untuk menjelaskan sumber

motivasi sedikitnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi

dari dalam diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang menyebabkan orang

berpartisipasi berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri individu.

Aspek-aspek dari motivasi intrinsik terdiri dari aspek perasaan, aspek

minat, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek kepuasan, dan

kebutuhan
35

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang menyebabkan orang

berpartisipasi secara maksimal karena adanya perangsang dari luar.

Macam-macam motivasi ekstrinsik terdiri dari aspek penghargaan,

aspek persaingan atau kompetisi, aspek hadiah, aspek pujian, aspek

lingkungan, dan hubungan interpersonal antara rekan-rekan dengan

atasan maupun bawahan.45

4. Tujuan dan Fungsi Motivasi

a. Adapun beberapa tujuan motivasi kerja adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

tugasnya46

Dari uraian tersebut menjelaskan bahawa tujuan dari motivasi kerja

adalah untuk meningkatkan semangat kerja, disiplin kerja, loyalitas kerja,

kreatifitas, produktivitas kerja, dan tanggung jawab pegawai terhadap

45
Aditya Kamajaya Putra and Agus Frianto, ‗Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Motivasi
Ekstrinsik Terhadap Kepuasan Kerja‘, Jurnal Ilmu Manajemen, 1.1 (2013), 377–87 (p. 381).
46
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
p. 146.
36

tugas-tugasnya dengan cara mendorong pegawai bekerja dengan segala

daya dan upayanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetepakan sebelumnya, sehingga diharapkan pegawai dapat mencapai

target dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

b. Motivasi memiliki fungsi bagi manusia, fungsi tersebut antara lain:

1. Sebagai energi penggerak bagi manusia.

2. Sebagai pengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih

kegiatan yang bertentangan. Dengan memperkuat suatu motivasi,

akan memperlemah motivasi yang lainnya, maka seseorang hanya

akan melakukan satu aktivitas dan meninggalkan aktivitas lainnya.

3. Sebagai pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas.

Dengan kata lain setiap orang hanya akan memilih dan berusaha

untuk mecapai tujuan yang motivsinya tinggi dan bukan

mewujudkan motivasi yang lemah.47

5. Kendala dan Faktor Pendukung Motivasi kerja

a. Kendala-Kendala Motivasi Kerja

Biasanya dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan tak jarang

kita menemukan hambatan yang mampu menghambat pencapaian

tujuan kegiatan tersebut. Begitu halnya dengan motivasi kerja

karyawan yang tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan. Hal

tersebut disebabkan oleh adanya kendala-kendala yang harus

dihadapi. Berikut adalah kendala-kendala motivasi kerja di antaranya:

47
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2011), p. 359.
37

1) Menentukan alat motivasi yang paling tepat, karena keinginan

setiap individu pegawai berbeda-beda

2) Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan

insentif

3) Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu pegawai

4) Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak.48

b. Faktor Pendukung Motivasi Kerja

Secara psikologis motivasi merupakan suatu bentuk yang

tumbuh dalam diri seseorang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Berikut merupakan tabel faktor motivasi kerja menurut para ahli.49

Tabel 2.1: Faktor Motivasi Kerja

Alderfer Herzberg Maslow


No.
(ERG) (Dua Faktor) (Hierarki)
1. Insentif Gaji Fisiologis

Kondisi dan Kondisi dan keamanan


2. Rasa aman
keamanan kerja kerja
Hubungan antar
Hubungan antar rekan pribadi dengan atasan,
3. Sosial
kerja bahawan dan rekan
kerja
4. - Status Penghargaan
Pekerjaan yang
Pengembangan karir menantang
Pengembangan Prestasi Aktualisasi diri
5.
pekerjaan secara Penghargaan
kreatif Tanggung jawab
Kemajuan

48
Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), p. 102.
49
Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002), p. 261.
38

Berikut merupakan uraian mengenai faktor motivasi kerja menurut Abraham

Malow, Clayton Alderfer, dan Herzberg.

1. Gaji

Faktor utama penyebab kurangnya antusias dan semangat kerja

pustakawan adalah faktor kebutuhan. Faktor tersebut sangat berpengaruh

besar karena tujuan utama seseorang untuk bekerja adalah memenuhi

kebutuhan hidupnya, jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi maka

motivasi untuk bekerja akan menurun. Untuk memenuhi kebutuhannya,

gaji adalah upah yang diberikan untuk dapat memenuhi kebutuhan seorang

pegawai dan untuk memotivasi pegawai agar motivasi dan produktivitas

kerjanya tinggi.50 Produktivitas pegawai sangat erat kaitannya dengan gaji

dan insentif yang mereka terima, karena dapat berdampak positif terhadap

motivasi kerjanya yang akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai

dalam suatu organisasi. Gaji merupakan sejumlah uang yang diterima oleh

tenaga-tenaga manajerial dan tata usaha atas sumbangan jasanya, yang

menerima uang dengan jumlah yang tetap berdasarkan tarif bulanan.51

2. Kondisi dan Keamanan Kerja

Kondisi fisik tempat bekerja yang nyaman serta menyenangkan

diperlukan dan memberikan kontribusi yang nyata dalam mendorong

motivasi kerja dan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Kondisi

fisik yang menyenangkan sangat berperan dalam pemeliharaan kesehatan

50
Nining Sumbangsih and Malta Nelisa, ‗Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Motivasi
Kerja Pustakawan Di Perpustakaan Universitas Bung Hatta Padang‘, Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan, 2.1 (2013), 178–85 (p. 179).
51
Marianus Subianto, ‗Kinerja Karyawan Pada PT.Serba Mulia Auto Di Kabupaten Kutai
Barat‘, Jurnal Administrasi Bisnis, 4.3 (2016), 698–712 (p. 699).
39

dan keselamatan kerja dan bahkan juga dalam mencegah terjadinya

kejenuhan dan kebosanan.52

Menurut Maslow, kebutuhan rasa aman dapat terpenuhi dalam

berbagai bentuk seperti:

a. Karyawan yang bekerja mampu menyisihkan gaji untuk ditabung

b. Bagi seorang karyawan memiliki pekerjaan yang ada jaminan pensiun,

asuransi kesehatan atau jiwa, dan sejenisnya

c. Kondisi kerja yang menyenangkan, termasuk memiliki pimpinan yang

asipiratif

d. Keamanan dalam tempat tinggal53

Kebutuhan akan rasa aman merupakan dasar dari kebutuhan

manusia. Karenanya, organisasi maupun perusahaan tertentu baiknya

memiliki program kesehatan dan keselamatan yang dapat menurunkan

frekuensi kecelakaan dan meningkatkan semangat kerja yang dapat

meningkatkan produktivitas kerja, dan memiliki program kesejahteraan

karyawan guna memberikan rasa aman dan nyaman untuk karyawannya.

3. Kebutuhan Sosisal

Keinginan untuk mendapatkan kawan, cinta dan perasaan diterima.

Sebagai mahluk sosial manusia senang apabila mereka disenangi dan

berusaha memenuhi kebutuhan sosial pada saat bekerja dengan jalan

membantu kelompok-kelompok formal maupun informal, dan bekerja

52
Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, p. 22.
53
Irham, p. 145.
40

sama dengan rekan-rekan kerja mereka, kemudian turut terlibat dalam

kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dimana mereka bekerja.54

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang timbul karena adanya

hubungan antara pimpinan dengan bawahan atau hubungan antara rekan

kerja dan lingkungan sosial tempat bekerja. Komunikasi merupakan salah

satu kebutuhan sosial yang harus diperhatikan dalam menciptakan kondisi

kerja yang menyenangkan. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan

pegawai dapat memotivasi pegawai dalam bekerja.55 Menerima saran yang

berhubungan dengan organisasi, dan memberikan pujian atas kinerja yang

baik merupakan hal yang perlu dilakukan seorang pimpinan guna

memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan efisien.

Dalam meningkatkan produktivitas kerja, kebutuhan sosial juga

harus diperhatikan seperti, kerjasama, diterimanya keberadaan mereka

oleh karyawan lain, perasaan dicintai, rasa percaya diri dan dihargai, serta

dalam hal komunikasi juga perlu diperhatikan dan terus dibina agar

hubungan yang telah dibangun antara pimpinan dengan bawahan dapat

terjalin dengan baik.

4. Pengakuan dan Penghargaan

Penghargaan yaitu imbalan yang diberikan dalam bentuk material

dan non material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada

karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan motivasi yang tinggi dan

berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain

54
Iskandar, ‗Implementasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Peningkatan Kinerja Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah
Al-Hikmah, 4.1 (2016), 24–34 (p. 27).
55
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), p.
287.
41

pemberian penghargaan dimaksud untuk meningkatkan produktivitas dan

mempertahankan karyawan yang berprestasi agar tetap berada dalam

perusahaan. Pemberian sistem penghargaan dimaksud sebagai dorongan

agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan

motivasi sehingga dapat mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik

sesuai dengan tanggung jawabnya bahkan melebihi target pekerjaan yang

telah ditetapkan perusahaan.56

Pengakuan dapat membangun semangat kepada setiap karyawan.

Bentuk lain dari pengakuan antara lain ketika pimpinan mendengarkan apa

yang dikatakan oleh karyawan dalam suatu ikatan pekerjaan dan dalam

suatu hubungan antara atasan dengan bawahan di sebuah organisasi.

5. Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang

manusia. Apabila seseorang telah melewati atau terpenuhi keempat

kebutuhan yang pertama, maka kebutuhan tingkat akhir akan muncul,

yakni kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri ini menurut

Maslow merupakan kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri secara

maksimal. Misalnya seorang pustakawan, berusaha bagaimana supaya ia

menjadi ―pustakawan teladan‖ di tempat ia bekerja. Kebutuhan aktualisasi

diri ini adalah realisasi diri secara lengkap dan penuh. Pemenuhan

kebutuhan aktualisasi diri ini antara orang yang satu dengan yang lain akan

berbeda. Program pendidikan jangka panjang bergelar dan pelatihan

56
Rumbiati, ‗Pengaruh Aktualisasi Diri dan Penghargaan Terhadap Kinerja Penyulu
Pertanian Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi
Banyuasin‘, Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 7.1 (2016), 30–41 (p. 31).
42

(pendidikan jangka pendek) di dalam satu institusi atau perusahaan adalah

merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri bagi karyawan.57

Maslow observed the need for self actualization at the top of the hierarchy
by indicating that one has to grow from lower needs to higher ones of self
fulfillment.58
Pernyataan tersebut mengartikan bahwa, menurut Maslow kebutuhan

aktualisasi diri berada di puncak hierarki dengan menunjukan bahawa

seseorang harus tumbuh dari kebutuhan yang lebih rendah terlebih dahulu

kemudian dilanjutkan ke kebutuhan pemenuhan diri yang lebih tinggi.

D. Produktivitas Kerja

1. Definisi Produktivitas

Productivity on the part of employees is important because getting


your job done will help the company's growth. Productivity is good to
everyone and serves as an important ingredient for the survival and
sustainable growth of every organization.59
Pernyataan di atas mengungkapkan bahawa, produktivitas bagi karyawan

merupakan hal yang penting karena dengan menyelesaikan pekerjaan

sesuai target maka akan membantu pertumbuhan perusahaan.

Produktivitas penting bagi semua orang dan berfungsi sebagai unsur dalam

kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi organisasi.

Some employees productivity problems are within the work


environment such as irregular and non-payment of salaries and wages,
lack of working tools, uncomfortable office design and preferential
treatment of some set of employees at the expense of other members of

57
Elvi, ‗Analisis Motivasi Kerja Karyawan Pada PT.Riau Karsa Pelita Pekanbaru‘, Journal
Of Management, 1.2 (2014), 1–14 (p. 7).
58
Oludele Mayowa Solaja, ‗Exploring The Impact of Employss Self-Actualization on
Organizational Performance in Nigerian Investment Company‘, Sky Journal of Business
Administration and Management, 3.4 (2015), 25–31 (p. 26).
59
Japheth Abdulazeez Yaya, ‗The Correlational Analysis of Motivation and Productivity of
Librarians in Public Universities in Nigeria‘, Journal of Educational Research, 1.6 (2016), 15–32
(p. 18).
43

staff in the organization while some had attitudinal and emotionally


related issues which greatly affected their productivity.60
Hal tersebut mengungkapkan bahawa, beberapa masalah produktivitas

karyawan ada pada dalam lingkungan kerja seperti tidak teratur atau tidak

membayar gaji atau upah kerja, kurangnya alat kerja, desain kantor yang

tidak nyaman dan perlakuan istimewa terhadap beberapa karyawan dengan

mengorbankan anggota staf lainnya dalam organisasi sementara beberapa

memiliki masalah yang berhubungan dengan emosional yang sangat

mempengaruhi produktivitas mereka.

Dalam kaitannya dengan bidang ilmu perpustakaan, produktivitas

kerja pustakawan merupakan kemampuan seseorang pustakawan dalam

mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk memperoleh keluaran

atau hasil yang optimal dalam rangka pelaksanaan tugas dan pencapaian

hasil kerja seorang pustakawan.61

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Setiap perusahaan atau organisasi selalu berkeinginan agar tenaga

kerja yang di miliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi.

Menurut Tiffin dan Cormick dalam buku Manajemen Sumber Daya

Manusia, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja dapat disimpulkan menjadi dua golongan, yaitu:

60
Japeth Abdulazeez Yaya, Oluseyi A. Akintayo, and Chioma Euriel Uzohue, ‗Emotional
Intelligence and Productivity of Librarians in Public Universities in Nigeria‘, European Journal of
Open Education and E-Learning Studies, 1.1 (2016), 76–127 (p. 76).
61
Muhammad Sabri Ali, ‗Sertifikasi Profesi Pustakawan Barometer Kompetensi dan
Produktivitas Pustakawan‘, JUPITER, 14.2 (2015), 58–65 (p. 62).
44

a. Faktor dari dalam individu, yaitu umur, tempramen, keadaan fisik

individu, dan motivasi.

b. Faktor dari luar individu, yaitu, penerangan, fasilitas, waktu istirahat,

lingkungan sosial, lama kerja, upah atau gaji, penghargaan, bentuk

organisasi, pengetahuan (pendidikan) dan keluarga.62

Dengan demikian, motivasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja. Sikap mau bekerja keras dan atusias

timbul karena adanya motivasi dari pegawai itu sendiri. Apabila motivasi

tidak muncul dari diri pegawai maka akan mengakibatkan kekecewaan

dari banyak pihak terutama bagi organisasi itu sendiri sehingga tujuan

organisasi yang diharapkan tidak akan tercapai.63 Produktivitas kerja

seorang pustakawan yang dilandasi 4 faktor di atas, akan membangun

etos kerja yang tinggi. Terkait dengan faktor-faktor produktivitas kerja,

dalam hal tersebut motivasi merupakan faktor dari dalam diri seseorang

mempengaruhi produktivitas kerja.

3. Hubungan Motivasi Dengan Tingginya Produktivitas

Motivasi dan produktivitas merupakan suatu bagian yang saling

terkait satu sama lainnya. Peningkatan motivasi kerja akan mempengaruhi

peningkatan produktivitas, dan begitu pula sebaliknya. Suatu produktivitas

yang baik tidak akan mungkin terbentuk tanpa dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang menjadi pendukungnya. Menurut Faustino Cordoso Gomes

dalam buku Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi menyatakan bahawa,

62
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1st edn (Jakarta: Kencana, 2009), p.
102.
63
Darti Daryanti, Rohanda, and Sukaesih, ‗Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Propinsi Bengkulu‘, Jurnal
Kajian Informasi dan Perpustakaan, 1.2 (2013), 127–135 (p. 129).
45

banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahawa produktivitas sangat

dipengaruhi oleh faktor yaitu antara lain, knowledge, skills, abilities,

attitudes dan behaviors. Dari faktor-faktor tersebut semua berhubungan

dengan perilaku manusia yang didalamnya terdapat motivasi yang

memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan

produktivitas.64

Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki sikap mental tidak

produktif harus dididik dan dilatih untuk menjadi SDM yang memiliki

sikap mental positif terhadap pekerjaan, jika mereka tidak bersedia

mengubah sikap mentalnya setelah menerima pendidikan dan pelatihan,

manajemen harus mengambil tindakan tegas, yaitu memutus hubungan

kerja dengan pihak yang bersangkutan.65

Motivasi memiliki peranan penting karena dengan motivasi

diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai produktivitas yang tinggi. Produktivitas juga mempunyai

keterkaitan atau memberikan dampak terhadap kegiatan lainnya. Dengan

meningkat atau tingginya produktivitas, disamping memberikan kepuasan

kerja individu atau kelompok, dapat pula mendorong motivasi mereka

untuk meningkatkan kinerja lebih baik lagi.66

Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahawa motivasi

merupakan daya pendorong yang menyebabkan karyawan dapat bekerja

dengan giat, karena dengan motivasi akan dapat menentukan produktivitas

64
Irham, p. 154.
65
Darsono P and Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21
(Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), p. 170.
66
Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: Rajawali Press, 2012), p. 118.
46

kerja seseorang. Dan motivasi yang dimiliki seorang karyawan

berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan sehingga tercapai

tujuan suatu organisasi atau perusahaan.

E. Penelitian Terdahulu

Sebelum mengadakan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan

tinjauan pustaka untuk melihat dan mencari judul skripsi yang relevan dengan

judul penelitian ini. Beberapa hasil penelitian yang relevan:

1. Skripsi yang pertama berjudul ―Motivasi Kerja Di Perpustakaan Bagi

Pustakawan Lulusan Non Ilmu Perpustakaan Studi Kasus Perpustakaan

Kementerian Kesehatan RI‖ yang disusun oleh Reni Puspita, program studi

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2015. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah untuk

mengetahui motivasi pustakawan lulusan non ilmu perpustakaan bekerja di

Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI. Yang kedua adalah untuk

mengetahui faktor yang mendorong motivasi pustakawan lulusan non ilmu

perpustakaan dalam bekerja di Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif. Yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu terletak pada objek yang

memfokuskan kepada pustakawan. Penelitian ini memfokuskan kepada

pustakawan yang memiliki latar belakang non ilmu perpustakaan,

sedangkan penelitian yang penulis lakukan memfokuskan kepada

pustakawan yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan.


47

2. Skripsi yang kedua berjudul ―Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Atasan

Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Staf Perpustakaan PPPPTK

Bisnis dan Pariwisata‖ yang disusun oleh Akhmad Radhitya R, program

studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah

untuk mengetahui motivasi apa saja yang diberikan atasan terhadap staf

perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata, yang kedua adalah untuk

mengetahui meningkat atau tidaknya produktivitas kerja staf perpustakaan

staf perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata, dan yang ketiga adalah

mengetahui bentuk peningkatan produktivitas kerja staf perpustakaan

PPPPTK Bisnis dan Pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian dengan

metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

objek penelitian ini tertuju kepada staf perpustakaan dan kepala di

Perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata. Sedangkan penulis

memfokuskan objek penelitian kepada pustakawan dan kepala

perpustakaan di Perpustakaan Universita Trisakti.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa

adanya. Penelitian deskriptif ini mengkaji pola hubungan korelasional antara

beberapa variabel.67 Penelitian deskriptif ini dilakukan penulis dengan tujuan

untuk memberikan gambaran secara umum mengenai motivasi kerja di

perpustakaan bagi pustakawan yang berlatar belakang pendidikan ilmu

perpustakaan di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada data yang berbentuk non angka seperti: kalimat-kalimat, foto, atau

rekaman suara dan gambar.68 Penelitian kualitatif obyeknya merupakan

manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Obyek itu diteliti

dalam kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya atau

secara naturalistik. Oleh karena itu penelitian kualitatif diartikan sama dengan

penelitian naturalistik.69

67
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STAN-LAN, 2004), p. 61.
68
Prasetya, p. 86.
69
Hadari Nawawi and Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1992), p. 208.

48
49

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil

observasi dan wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan

yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan.

Pada penelitian ini, data primer diperoleh dari 7 pustakawan berlatar

belakang pendidikan ilmu perpustakaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder biasanya diambil dari

dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, dan majalah).

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi yang dapat berupa publikasi atau dalam file digital. Dalam penelitian

ini, yang dijadikan data sekunder adalah buku, jurnal, catatan

dokumentasi, dan dokumen lainnya yang menunjang penelitian.

C. Pemilihan Informan

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.70 Konsepsi pemilihan

informan dengan melakukan observasi awal ke Perpustakaan Universitas

Trisakti. Dalam tahap awal ditentukan satu orang informan kunci yaitu Kepala

Perpustakaan Universitas Trisakti. Selanjutnya, setelah dilakukan wawancara

mendalam tentang tujuan penelitian, beberapa orang informan lainnya

ditetapkan lagi sesuai aspek-aspek yang berhubungan dengan permasalahan

70
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2001), p. 90.
50

yang diteliti. Penulis memilih informan sebanyak 8 orang, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3.1: Informan

Latar Tamatan
Masa
NO. Nama Posisi/Jabatan Belakang Perguruan
Kerja
Pendidikan Tinggi
S1 Ilmu
UPI/IKIP
Perpustakaan
Dra. Farida Kepala Bandung & 35
1. & Magister
Salim, MM Perpustakaan Universitas Tahun
Manajemen
Trisakti
SDM
Dra.Diana Kasub Unit S1 Ilmu UPI/IKIP 31
2.
Ganefa Pengolahan Perpustakaan Bandung Tahun
UIN Syarif
Husnul S1 Ilmu 1,6
3. Staf Pengolahan Hidayatullah
Khotimah, S.Ip Perpustakaan Tahun
Jakarta
Rizka Medina, S1 Ilmu Universitas 1,6
4. Staf Pengolahan
S.Hum Perpustakaan Indonesia Tahun
Kasub Unit
Andriyana S1 Ilmu Universitas 21
5. Pengadaan dan
Puspitasari, SS Perpustakaan Indonesia Tahun
Administrasi
D3
Kasub Unit
Reny Hari Manajemen Universitas 12
6. Layanan
Susanti, AMd Informasi dan Indonesia Tahun
Pemakai
Dokumen
Irza Rasyid, Staf Layanan S1 Ilmu Universitas 22
7.
SS Pemakai Perpustakaan Indonesia Tahun
Kasub Unit
Dwi Silvana S1 Ilmu Universitas 17
8. Multimedia dan
Dewi, S.Kom Komputer Binus Tahun
Referensi

Penulis mengutamakan karyawan yang berlatar belakang pendidikan

ilmu perpustakaan dan masa kerjanya lebih dari 1 tahun untuk dijadikan

informan, kemudian masing-masing informan diambil dari 4 Sub Unit yang

berbeda di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu Sub Unit Pelayanan

Administrasi, Pengolahan, Pelayanan Pemakai, dan Referensi.


51

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengambilan data melalui pertanyaan

yang diajukan secara lisan kepada responden, wawancara juga dapat

diartikan sebagai percakapan dengan maksud tujuan tertentu. Dalam

penelitian ini penulis melakukan tanya jawab secara lisan kepada informan

mengenai motivasi kerja, faktor yang mempengaruhi motivasi kerja,

kemudian mengenai produktivitas kerja, dan kendala motivasi kerja.

2. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik yang peneliti lakukan untuk

mengumpulkan data. Observasi merupakan suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan kompleks dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.71 Teknik pengamatan

dilakukan dengan mengamati apa yang dilakukan informan, baik verbal

maupun nonverbal, dan apa yang terjadi di sekitar informan. Sekecil

apapun gerakan yang dilakukan informan (seperti mengetuk jari ketika

sedang diwawancarai dan nada suara yang meninggi) tidak luput dari

pengamatan peneliti.72 Dalam penelitian ini, penulis melakukan

pengamatan secara langsung dan yang menjadi objek penelitian

diutamakan seorang pustakawan berlatar belakang pendidikan ilmu

71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), p. 145.
72
Putu Laxman Pendit, Merajut Makna: Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan dan
InformasiI (Jakarta: Citra Karyakarsa Mandiri, 2009), p. 72.
52

perpustakaan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

3. Kajian Kepustakaan

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk

media cetak maupun elektronik.73 Untuk mendapatkan beberapa

penjelasan dasar dari penelitian ini penulis menggunakan kajian

kepustakaan. Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data melalui kegiatan

membaca dari berbagai macam sumber referensi atau literatur yang

relevan dengan tema yang dibahas. Sumber-sumber yang dimaksud

diperoleh dari jurnal, buku, artikel, dan skripsi.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses sistematis terhadap data, yang telah

penulis kumpulkan. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dicatat

dengan rinci dan dikelompokan sesuai keperluan penulis. Pada penelitian

kualitatif, umumnya dilakukan dengan mengolah data yang telah diperoleh

dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

bermacam-macam dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh

sehingga mendapatkan sebuah informasi yang matang.

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

berupa data penelitian yang diperoleh dari jawaban narasumber dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dan wawancara.

73
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, 1st
edn (Jakarta: Kencana, 2011), p. 141.
53

Setelah data diperoleh, hasil dari rekaman wawancara dicatat dan dibuat

transkripnya untuk kemudian di analisis.

Dalam pengambilan data untuk diolah diperlukan sebuah instrumen

yang menunjang. Instrumen penelitian ialah alat yang digunakan untuk

mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena ini

disebut sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian kualitatif instrumen atau

alat penelitian yang utama adalah peneliti itu sendiri. Namun secara spesifik

instrumen penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk daftar pertanyaan

untuk wawancara.

2. Tekik Analisis Data

Data yang telah didapatkan melalui beberapa teknik pengumpulan data

selanjutnya data-data tersebut harus diinterpretasikan atau dianalisis. Analisis

data merupakan proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola

dengan maksud untuk memahami maknanya. Analisis data yang dilakukan di

antaranya:

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.74 Data yang diperoleh

penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci,

dikelompokan serta memfokuskan pada hal penting dengan demikian data

yang didapat bisa memberikan gambaran jelas.

74
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
2nd edn (Jakarta: Erlangga, 2009), p. 150.
54

b. Penyajian Data

Setelah reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Pada

tahap ini, data disajikan dan dianalisis dengan menghubungkan data yang

di peroleh dari studi pustaka dengan data yang ditemukan melalui

wawancara dan observasi. Adapun dalam penelitian ini, penulis

menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

c. Penarikan Kesimpulan

Data-data yang terangkum kemudian dijabarkan dalam bentuk naratif,

penulis buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk memberikan

gambaran yang jelas mengenai data yang didapat.

F. Tempat dan Jadwal Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Trisakti yang

beralamat di Kampus A, Gedung M Lantai 2, 3 dan 5, Jl. Kyai Tapa No.1

Grogol, Jakarta Barat 11440.

2. Jadwal Penelitian

Setelah penulis menentukan tempat penelitian, selanjutnya penulis

melakukan observasi awal dan permintaan izin untuk melakukan

penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Agustus 2017.

Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:


55

Tabel 3.2: Jadwal Kegiatan

Tahun 2017
No Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt
Pengajuan
Proposal
1. Skripsi dan
Dosen
Pembimbing
Bimbingan
2.
Skripsi
Pengumpulan
Literatur
3.
Mengenai
Skripsi
Observasi dan
4.
Wawancara
5. Analisis Data
Penyerahan
6. Laporan
Skripsi
7. Sidang Skripsi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan Universitas Trisakti

1. Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Trisakti

Sejarah berdiri Universitas Trisakti pada tanggal 29 November

1965, Perpustakaan Universitas Trisakti sudah merupakan salah satu unit

yang ada didalamnya. Pada tanggal 1 Oktober 1992, berdasarkan SK No.

161/USAKTI/SKR/X/1992 dibentuk Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan

yang dipimpin oleh Kepala Perpustakaan yang bertanggung jawab kepada

Rektor melalui Pembantu Rektor 1. Selain menetapkan bagian-bagian

pada UPT Perpustakaan, SK ini juga menyebutkan bahawa di Fakultas

ditempatkan petugas-petugas perpustakaan yang mengurus Perpustakaan

Dosen dan merupakan tenaga penunjang dari SUB Bagian Pengolahan dan

Pengadaan UPT Perpustakaan Universitas.

Pada tanggal 5 Oktober 1994 keluar keputusan Rektor Universitas

Trisakti No.176/USAKTI/SKR/X/1994 yang menyatakan bahawa

Perpustakaan Fakultas diaktifkan kembali. Kemudian pada tanggal 15

November 1995 SK Rektor No.203/USAKTI/SKR/IX/1995, bahwa ada

penambahan Sub Unit Referens pada UPT Perpustakaan Universitas. Pada

tanggal 29 Juli 1996 keluar SK Rektor No. 171/USAKTI/SKR/VII/1996

yang menyatakan bahawa UPT Perpustakaan dipimpin oleh seorang

Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Rektor dibantu oleh

Sekertaris Perpustakaan dan membawahi 4 Sub Unit, yaitu:

56
57

a. Sub Unit Pelayanan Administrasi

b. Sub Unit Pengolahan

c. Sub Unit Pelayanan Pemakai

d. Sub Unit Referens

Pada tanggal 9 Februari 1999 melalui SK Rektor No.

027/USAKTI/SKR/II/1999 ditetapkan bahawa Jabatan Sekertaris

Perpustakaan ditiadakan. Saat ini Perpustakaan Universitas Trisakti

merupakan Unit Pelaksana Teknis, dan disetiap fakultas disediakan

pelayanan perpustakaan untuk pemustaka.

2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Visi

Menjadikan Perpustakaan Universitas yang andal, berstandar

internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan budaya untuk

meningkatkan kualitas hidup dan peradaban.

b. Misi

1) Menyediakan kebutuhan koleksi yang relevan dengan kebutuhan

pemustaka.

2) Mengembangkan pusat repositori lokal konten (deposit) yang open

access.

3) Menyelenggarakan pelayanan prima yang memenuhi standar

pelayanan perpustakaan.
58

3. Struktur Organisasi Perpustakaan Trisakti

Perpustakaan Universitas Trisakti dipimpin oleh seorang kepala

perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Dalam

melaksanakan tugasnya kepala perpustakaan dibantu oleh beberapa bagian

Sub Unit yaitu Sub Unit Pengolahan, Sub Unit Pelayanan Administrasi,

Sub Unit Pemakai dan Sub Unit Referensi. Berikut merupakan bagan

struktur perpustakaan:

Kepala
Perpustakaan
"Dra. Farida
Salim"

Sub Unit
Pelayanan Sub Unit Sub Unit
Sub Unit
Administrasi Pemakai Referens
Pengolahan
"Andriyana "Renny Hari "Dwi Silvana
"Dra. Diana G"
Puspitasari, SS" Susanti, AMd" Dewi, S.Kom"

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Trisakti

4. Koleksi Perpustakaan Trisakti

Koleksi Perpustakaan Universitas Trisakti meliputi semua bidang

pengajaran dalam kurikulum dari sembilan Fakultas beserta jurusannya

yang mampu memenuhi kebutuhan civitas akademika. Koleksi

perpustakaan terdiri dari bahan pustaka yang mutakhir dan dapat

memberikan peluang kepada pengguna untuk mengembangkan dirinya

sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Adapun jenis-jenis koleksi yang

dimiliki Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu di antaranya:

a. Buku teks dan buku referensi


59

b. Jurnal (dalam dan luar negeri)

c. CDD/DVD/Video/Kaset

d. E-Journal, di antaranya:

1) ProQuest (http://search.proquest.com)

Database jurnal elektronik yang mencakup beberapa bidang ilmu di

antaranya, ekonomi dan bisnis, kedokteran, disertasi bidang

ekonomi dan bisnis.

2) Emerald (http://emeraldinsight.com)

Database jurnal elektronik mencakup bidang ilmu ekonomi.

e. KBI (Kumpulan Berita Indonesia)

Database elektronik yang berisi kliping surat kabar nasional yang

dilanggan mulai dari tahun 2002 meliputi bidang, ekonomi dan bisnis,

politik, hukum, dan HAM, sosial budaya dan pariwisata, teknologi,

lingkungan, pertanian dan kehutanan.

f. BEJ (Bursa Efek Jakarta)

Database elektronik yang berisi laporan keuangan dan transaksi

keuangan yang berasal dari 360 perusahaan di Indonesia.

g. Usakti-ana

Koleksi bahan pustaka hasil karya civitas akademika Usakti, yang

terdiri dari skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, tugas akhir,

ceramah dan pidato ilmiah, jurnal institusi, prosiding, buku yang

ditulis dosen Usakti, artikel yang ditulis doesn Usakti, buku pedoman,

dan laporan tahunan rektor.


60

5. Layanan Perpustakaan Universitas Trisakti

Jenis layanan yang terdapat pada Perpustakaan Universitas Trisakti

meliputi:

a. Layanan Bimbingan Pemakai g. Layanan Internet

b. Layanan Sirkulasi h. Layanan Jurnal/Majalah

c. Layanan Referensi i. Layanan BI Corner

d. Layanan Multimedia j. Layanan Fotokopi

e. Warnet dan Scanning k. Peminjaman Ruang Diskusi

f. Silang Layanan

Berikut adalah jam buka layanan di Perpustakaan Universitas Trisakti:

Jam Buka
Lokasi
Senin - Kamis Jum’at Sabtu
Lantai 2
 Ruang Baca dan Diskusi 08.00 – 16.00 08.00 – 16.00
Mahasiswa
Lantai 3 08.00 – 11.00
08.00 – 15.30
 Ruang Sirkulasi 13.00 – 15.30
Lantai 5
 Ruang Kepala UPT
Perpustakaan
 Ruang Administrasi 08.00 – 11.00
08.00 – 15.30
 Ruang Pengolahan Buku 13.00 – 15.30
 Ruang Referensi & Fotocopy
 Ruang
Multimedia/AudioVisual
Tabel 4.1: Jam Kerja Perpustakaan Universitas Trisakti

6. Tata Tertib Perpustakaan Universitas Trisakti

Adapun tata tertib pengunjung Perpustakaan Universitas Trisakti,

adalah sebagai berikut:


61

a. Mengisi daftar pengunjung (Khusus untuk pemustaka atau pengunjung

dari luar Universitas Trisakti harus menunjukan Surat Kunjungan).

b. Menjaga ketenangan, kesopanan, dan kebersihan bahan pustaka yang

digunakan atau dipinjam.

c. Menitipkan tas, jaket, map dan semua barang yang tidak diperlukan

dalam lemari atau loker yang telah disediakan dengan meninggalkan

kartu identitas. (Catatan: keamanan barang di dalam lemari penitipan

menjadi tanggung jawab penitip).

d. Tidak membawa makanan dan minuman dalam ruangan.

e. Bagi anggota yang melakukan peminjaman diharuskan atas nama

sendiri.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil penelitian

yang penulis peroleh melalui wawancara dan dikaitkan dengan teori yang

penulis bahas di bab sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang diperoleh

penulis dan diuraikan kedalam bentuk narasi, hasilnya sebagai berikut:

1. Motivasi Kerja Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Daya Tarik Perpustakaan Universitas Trisakti

Pustakawan merupakan sumber daya manusia yang menjalankan

segala kegiatan ataupun pekerjaan yang ada di perpustakaan. Dalam

melaksanakan pekerjaannya pustakawan memiliki motivasi kerja yang

merupakan suatu keinginan pustakawan untuk bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti. Penulis telah melakukan penelitian sebagaimana

diketahui bahwa adanya motivasi dari pustakawan untuk bekerja di


62

Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut merupakan pemaparan yang

disampaikan oleh informan mengenai motivasi kerja pustakawan yang

membuat mereka menjatuhkan pilihannya untuk bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Bisa milih disini karena deket ya awalnya, saya dari kebon jeruk.
Sebenernya juga disini saya ada saudara ya kerja disini jadi enak.75
Saya pernah bikin lamaran ke perpustakaan khusus dan perpustakaannya
di kedutaan Amerika. ....kata ibu saya ya tolong dipikirkan aja kalau
bekerja di kedutaan Amerika, niat kita bekerja kan selain untuk mencari
nafkah, menggali pengalaman dan juga akhirnya untuk mengamalkan ilmu
kita, kalau di perpustakaan perguruan tinggi itu banyak amalnya kata ibu
saya gitu, kalau di Trisakti sedikit banyak bisa turut membantu membuat
pandai mahasiswa Trisakti....,kalau orang tua udah berkata seperti itu
saya timbang-timbang iya juga, akhirnya okelah saya disini aja, walaupun
kemudian akhirnya saya itu diterima di LOC.76
....mungkin kalau perguruan tinggi itu ilmu pengetahuan cepat
berkembangnya, dibandingkan sekolah SMP/SMA, itu mungkin alasannya.
Dan Universitas Trisakti cukup ternama ya, jadi saya tertarik dan
berminat disini lalu saya coba.77
Dari awal ya memang perpustakaan yang dituju ya, kalau jiwa aku sih
memang ya aku seneng kerja di perpustakaan, ketemu orang lain terus
melayani, membantu lah ya aku seneng aku ngerasa jiwa aku ya untuk itu
gitu. Aku juga di panggil kesini, karena dulu aku pernah PKL disini,
mereka butuh aku dan butuh orang saat itu....78
Waktu di akbid saya kaya kurang cocok di sana, lingkungannya saya
kurang seneng, pertama lingkupnya kecil itu kan akbid. ...Makanya saya
pikir-pikir kalau ada yang lebih baik yang saya senang kenapa
engga,....pengen ngerasain kerja yang di tempatnya gede istilahnya gitu.
Dan akhirnya saya dapet di Trisakti.79
Motivasinya supaya ilmu nya ketuang aja kali ya, karena kan udah belajar
selama 4 tahun kalau misalkan kerja di luar perpustakaan kayanya sayang
aja, passion nya lebih kesini, dan karena saya juga udah cinta perpus.80
....motivasinya yang penting kerja itu awalnya karena saya belum punya
pekerjaan saat itu, yang kedua saya pengen coba sejauh mana kompetensi
diri saya sendiri untuk berkecimpung di dunia pendidikan.81

75
Dwi Silvana Dewi, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
76
Andriyana Puspitasari, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
77
Diana Ganefa, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
78
Irza Rasyid, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
79
Reny Hari Susanti, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
80
Husnul Khotimah, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
63

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, yang memotivasi

informan untuk bekerja dan menjadi pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti yaitu antara lain, faktor keluarga yang telah lebih dulu

bekerja di Trisakti, saran dari orang tua untuk bekerja di perpustakaan

perguruan tinggi, berminat bekerja di Trisakti karena Trisakti merupakan

universitas yang ternama, perpustakaan dijadikan sebagai tujuan awal

tempat untuk bekerja, pernah menjalani masa praktek kerja lapangan

(PKL) di Perpustakaan Universitas Trsakti kemudian dipanggil kembali

untuk bekerja, untuk pengembangan intelektual, cinta dunia perpustakaan,

dan berkeinginan untuk bekerja di ranah pendidikan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, terlihat

bahwa motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Univeristas Trisakti

cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari absensi kehadiran pustakawan,

kedisiplinan pustakawan dalam memaksimalkan waktu kerja, dan dalam

memberikan pelayanan kepada pemustaka dalam memenuhi kebutuhan

informasi.

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja pustakawan sudah ada didalam diri

pustakawan dan dalam pelaksanaannya sudah cukup baik. Seiring

berjalannya waktu jika hal tersebut dapat dipertahankan dengan

meningkatkan serta menerapkan motivasi kerja yang dimiliki akan

berdampak positif bagi kinerja mereka di perpustakaan, hal tersebut demi

kemajuan perpustakaan di masa mendatang.

81
Rizka Medina, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
64

b. Kesesuaian Dengan Keahlian Yang Dimiliki, Mutasi Dan Nasib

Motivasi kerja pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

disebabkan oleh adanya sejarah atau cerita yang akhirnya membuat

mereka bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut pemaparan

informan mengenai hal-hal yang mendasari pustakawan bekerja di

Perpustakaan Univerisitas Trisakti sebagai berikut:

Saya kerja disini itu tahun 1988 dulu itu kasub waktu di fakultas
ekonomi,....Tahun 1991 dipindah ke pusat itu rangkap saya di ekonomi
juga dan tahun 1999 sebagai kepala perpustakaan pusat juga, nah tahun
2002 saya disuruh milih, saya serahkan ke pimpinan, akhirnya disuruh
disini di pusat dari tahun 1999 sampai sekarang.82
....lulus kuliah itu berarti udah bukan di apotik lagi, title nya udah sarjana
komputer, terus nyari apa yang sesuai dengan bidang saya dan terus
ngelamar ke perpustakaan, dan diterima dibagian multimedia.83
....waktu tau informasi lowongan kerja di Trisakti dari teman yang sudah
lebih dulu kerja disini, teman saya itu Irza yang di sirkulasi,... saya coba-
coba masukin, di interview segala macem, dan ternyata saya masuk....84
Jadi memang dari awal berkarier di perpustakaan UNINUS Bandung, dan
mengapa memilih di Trisakti, karena sesuai juga dengan pengalaman
kerja saya sebagai pustakawan di perguruan tinggi waktu di Bandung,
dan kenapa meninggalkan pekerjaan sebelumnya lalu pindah ke Jakarta
ya itu karena saya mau menikah dan calon ada di Jakarta, yasudah saya
cari pekerjaan di Jakarta. Lalu masuklah saya ke Trisakti, alasannya ya
karena memang Trisakti sendiri sudah punya nama bahwa ini adalah
perguruan tinggi swasta favoritlah ya bagus, gitu.85
Jadi emang awalnya ada temen di fakultas Trisakti, terus ngasih tau kalau
disini ada lowongan untuk perpus pusat, dan emang kebetulan saya
pengen banget di perpustakaan sampe beroda-doa, dan coba akhirnya
naruh disini, sebelumnya pernah naruh lamaran di mana-mana itu ga
pernah dipanggil, yaudah akhirnya dipanggil disini.86
Awal dapet info kerja disini itu dari ibu saya,....,saya coba disini saya
nyerahin berkas terus wawancara segala macem,...Karena saya belum
punya pekerjaan pada saat itu, jadi yaudah deh coba aja di universitas.87

82
Farida Salim, Motivasi Kerja Pustakawan, 2017.
83
Dwi Silvana Dewi.
84
Andriyana Puspitasari.
85
Diana Ganefa.
86
Husnul Khotimah.
87
Rizka Medina.
65

Berdasarkan jawaban para informan di atas, diketahui bahwa kisah

dari pustakawan yang menjelaskan bagaimana mereka dapat bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti disebabkan karena, dipindah tugaskan

dari pihak Trisakti untuk ke pusat (mutasi), menginginkan pekerjaan yang

sesuai dengan keahlian yang dimiliki, kesesuaian dengan pengalaman

kerja yang dimiliki di perpustakaan perguruan tinggi, berkeinginan untuk

bekerja di perpustakaan, dan mencoba peruntungan di perpustakaan

perguruan tinggi.

c. Manfaat Atau Keuntungan Yang Dirasakan

Sehubungan dengan motivasi pustakawan bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti, penulis juga menanyakan manfaat atau keuntungan

yang dirasakan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Berikut pemaparan informan mengenai manfaat atau keuntungan yang

dirasakan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti adalah,

sebagai berikut:

....ya alhamdulillah kita masih diterima bekerja disini, sebetulnya saya itu
sudah pensiun, sudah 2 tahun di perpanjang disini sebagai kepala.88
Dibanding sama yang dulu, kalo dulu kan sistemnya kecil ya lingkupnya
kecil apotik, kalo ini kan kita pendidikan, lebih banyaklah untuk
kedepannya juga. Enaknya disini hari kerja kita fleksibel, hari sabtu libur,
bagi saya untuk perempuan udah enak.89
Keuntungan dan manfaatnya tuh karena ini satu-satunya ladang saya, dan
juga akhirnya saya ketemu jodoh disini hehe,....90
Jam kerja nya kalau untuk saya, karena saya ibu rumah tangga pekerja,
bukan wanita karier, ya jadi cocok bangetlah dengan Trisakti ini, kan kita
kerja dari jam 8-4 sore ya, jadi cocoklah saya bisa membagi waktu antara
pekerjaan disini dengan yang dirumah,....91

88
Farida Salim.
89
Dwi Silvana Dewi.
90
Andriyana Puspitasari.
91
Diana Ganefa.
66

Ya salah satunya kita bisa mengembangkan diri juga disini.92


Saya senang bisa bekerja di perpustakaan yang universitasnya sudah
punya nama bagus, kan prestasi lumayan gede.93
Manfaatnya bisa mengaplikasikan ilmu saya sih ya, saya juga masih terus
belajar,....ilmunya jadi makin banyak juga.94

Berdasarkan jawaban para informan dapat disimpulkan bahwa, ada

beberapa manfaat atau keuntungan yang dirasakan ketika bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti, masing-masing informan menyebutkan

bahawa manfaat atau keuntungan yang dirasakan yaitu, masih dipercaya

untuk mengemban tugas sebagai kepala perpustakaan, lingkup kerja besar,

dapat bertemu jodoh di Trisakti, merasa cocok dengan jam kerja karena

sebagai ibu rumah tangga pekerja, bisa mengembangkan diri, senang bisa

bekerja di universitas yang ternama, dapat mengaplikasikan ilmu yang

dimiliki, dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.

d. Menjadikan Pekerjaan Saat Ini Untuk Selamanya

Berkaitan dengan manfaat atau keuntungan yang dirasakan

pustakawan dengan bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti, hal

tersebut selaras dengan ungkapan pustakawan yang menyatakan bahwa

pekerjaan yang digelutinya saat ini telah dijadikannya sebagai pekerjaan

selamanya. Berikut pemaparan informan:

Kalau saya ya udah tua, ya selamanya.95


Insyaallah pekerjaan ini akan selamanya, sampai saya dipensiunkan.96
Untuk saya selamanya, kan udah lama juga saya disini.97

92
Irza Rasyid.
93
Reny Hari Susanti.
94
Husnul Khotimah.
95
Farida Salim.
96
Andriyana Puspitasari.
97
Diana Ganefa.
67

Saya bukan termasuk orang yang suka loncat-loncat sebetulnya, jadi


ketika dalam keadaan baik saya lebih suka di situ, dan untuk saat ini saya
lebih suka disini, saya tidak berpikir untuk mencari pekerjaan lain,....98
Insyaallah akan jadi pekerjaan selamanya untuk saya. Karena saya cinta
dunia perpustakaan.99
Kalau secara profesi saya masih ingin bertahan jadi pustakawan ya, dan
untuk tempat sampai detik ini sih masih mau disini....100

Berdasarkan jawaban para informan di atas, disimpulkan bahwa

seluruh informan yang merupakan pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti telah menjadikan profesi saat ini untuk pekerjaan selamanya, yang

artinya pustakawan telah memantapkan hati mereka dan tidak memikirkan

atau berencana untuk pindah atau bahkan keluar dari pekerjaannya sebagai

pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti.

e. Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi Secara Mandiri Dalam Bekerja

Demi kemajuan perpustakaan, Perpustakaan Universitas Trisakti

berperan dalam hal pengembangan sumber daya manusia yang

dimilikinya, namun disamping itu pustakawan juga berupaya

meningkatkan motivasi kerjanya. Adapun upaya yang dilakukan

pustakawan untuk meingkatkan motivasi kerja di Perpustakaan Universitas

Trisakti. Berikut pemaparan hasil wawancara dengan para informan

mengenai upaya yang dilakukan pustakawan dalam meningkatkan

motivasi kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti, yaitu sebagai berikut:

Kalau untuk bekerja sehari-hari buat saya tetap menomer satukan


tanggung jawab. Tapi kalau jenuh kita pergi jalan-jalan keluar rame-rame
seperti studi banding atau mengadakan rapat diluar kantor....,biar ga
jenuh di kantor terus. Pokoknya kita membuat suasana kekeluargaan,
kebersamaan, jadi tidak ada jarak antara atasan dan bawahan.101

98
Reny Hari Susanti.
99
Husnul Khotimah.
100
Rizka Medina.
101
Farida Salim.
68

Biasanya saya setiap bulan dikasih target. Nanti setiap 2 minggu sekali
kita rapatin kita cek di evaluasi apa yang udah kita kerjain minggu ini dan
untuk minggu besok kita kerjain apa gitu, dengan begitu kan jadi motivasi,
nah untuk bulan depan kita uber harus kita kerjain. Jadi kita mengikuti
program kerja tahunan yang sudah dibikin.102
....saya selalu menegaskan bahawa ini ladang saya untuk mencari nafkah,
untuk beramal, untuk mengaplikasikan keahlian saya, jadi berdasarkan
ketiga faktor ini saya berusaha bekerja sebaik mungkin.103
Yang mendasari membuat saya semangat kerja setiap hari ya karena cinta
saya terhadap perpustakaan terutama dibagian pengolahan karena saya
suka, yang kedua bekerja itu ibadah.104
Dari diri sendiri ya saya memang niatnya kerja nyari pahala ya kan untuk
keluarga juga, kalau dari sisi materi sih jelas itu juga salah satunya. Dari
suasana kerja juga membuat nyaman diri sendiri dalam bekerja gitu.105
Niat sih ya, punya tujuan dan tekad. Niat kita emang untuk bekerja, tujuan
saya ya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tekad saya mau
mengaplikasikan ilmu yang udah di pelajari selama 4 tahun di kampus.106
Motivasi pertama itu satu saya mau menambah ilmu dengan bekerja di
universitas, yang kedua saya mau sukses, intinya saya mau berkarir
memang dibidang saya. Karena ibu saya juga pustakawan, jadi saya
harus punya ilmu lebih dari ibu saya, saya harus bisa lebih baik dari ibu
saya.107
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, dapat

disimpulkan bahwa adanya upaya yang dilakukan pustakawan untuk

meningkatkan motivasi kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu,

dengan menomer satukan tanggung jawab, mengadakan studi banding atau

rapat diluar kantor, menciptakan suasana lebih kekeluargaan dan

membangun kebersamaan dilingkungan kerja, pemberian target kerja

untuk setiap bulannya, selalu menegaskan diri sendiri bahawa pekerjaan

saat ini merupakan ladang untuk mencari nafkah, beramal, dan untuk

mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, memiliki semangat kerja karena cinta

102
Dwi Silvana Dewi.
103
Andriyana Puspitasari.
104
Diana Ganefa.
105
Irza Rasyid.
106
Husnul Khotimah.
107
Rizka Medina.
69

perpustakaan, menganggap bekerja sebagian dari ibadah, niat bekerja demi

memenuhi kebutuhan hidup, memiliki hasrat untuk menambah ilmu

dengan bekerja di perpustakaan perguruan tinggi, dan selalu bertekad

untuk menjadi pustakawan yang sukses yang lebih baik dari orang tua.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, bahwa adanya upaya

pustakawan dalam meningkatkan motivasi kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti yaitu terlihat pustakawan saling terbuka (sharing)

dengan rekan kerjanya ketika terdapat kendala atau hal-hal yang baru

dalam pekerjaannya.

f. Adanya Peran Kepala Perpustakaan Dalam Pemberian Motivasi

Perpustakaan Universitas Trisakti juga berupaya meningkatkan

motivasi kerja para pustakawannya dengan tujuan agar dapat memberikan

kinerja yang maksimal dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala perpustakaan bahawa adanya

pemberian motivasi oleh kepala perpustakaan kepada pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakti dalam bekerja, yaitu sebagi berikut:

Saya sekolahkan mereka, yang mau sekolah ya sekolah, yang mau kursus
kita kursuskan. Pokoknya yang penting dia dapet izin, kita kasihlah nanti
satu orang 30 juta sampai selesai sekolah, yang penting ada motivasi ada
kemauan dari mereka. Studi banding, seminar juga yang mau ikut boleh
silahkan. Kita juga suka makan bareng disini rame-rame, tiap tahun kita
jalan, ya pokoknya untuk membuat kita betah.108

Berdasarkan jawaban tersebut, adanya pemberian motivasi dari

kepala perpustakaan kepada pustakawan Universitas Trisakti seperti,

mengadakan seminar, studi banding, dan memberi kesempatan kepada

pustakawan untuk bisa melanjutkan pendidikan kembali, selain itu rekreasi


108
Farida Salim.
70

dan kumpul bersama sering dilakukan guna mempererat hubungan antar

rekan kerja. Hal tersebut diharapkan agar menstimulus motivasi dan

produktivitas kerja pustakawan, meningkatkan disiplin kerja, membina dan

menjaga hubungan kerja yang baik antar rekan kerja, pustakawan lebih

bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, dan meningkatkan

profesionalitas dalam bekerja. Hal senada juga diungkapkan oleh para staf

dan kasub setiap unit mengenai peran kepala perpustakaan dalam

meningkatkan motivasi kerja pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti. Sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

....Kalau secara personal biasanya kita ngobrol, bisa dipanggil sama bu


Farida, apa nih kebutuhan yang kurang, apa yang mau kita kerjain gitu
biasanya.109
Beliau disini caranya memotivasi kita kerja itu sama-sama. Walaupun kita
dibagi dalam 4 unit, tapi pada hakekatnya itu kita sama, jadi satu sama
lain itu saling membantu....,Jadi kita tuh selalu oleh ibu diajak apapun
semua bareng-bareng, dan itu cukup pengaruh dengan kita....110
Memang dengan kepala perpustakaan disini itu terbuka ya, jadi kita tidak
ada jarak, kaku dan lain sebagainya. Beliau juga memberikan kebebasan
untuk kita ya meskipun dengan aturan-aturan yang telah diterapkan.111
Paling kita diajak refreshing keluar gitu sama pimpinan,....112
Entah lagi ga semangat kerja atau gimana itu biasanya sih datang ke ibu
atau ibu panggil kita, tapi biasanya kalau kita datang ke ibu pun beliau
dengan terbuka senang hati menerima kita, beliau mau dengerin kita,
biasanya beliau ngasih win win solution untuk kita.113
Biasanya lewat pujian, lebih ke verbal ya, kalau kitanya lagi banyak
pekerjaan beliau menyemangati. Beliau sendiri mencontohkan dengan
baik, jadi saya juga termotivasi oleh beliau dalam bekerja.114

Berdasarkan jawaban para informan disimpulkan bahwa cara yang

dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi kerja

109
Dwi Silvana Dewi.
110
Andriyana Puspitasari.
111
Diana Ganefa.
112
Irza Rasyid.
113
Reny Hari Susanti.
114
Rizka Medina.
71

pustakawan di antaranya dengan cara, mengadakan pertemuan seperti

rapat agar ada pembicaraan antara bawahan dengan pimpinan, melakukan

pembicaraan secara personal kepada setiap pustakawan, membangun

kebersamaan di lingkungan kerja dengan selalu menyertakan semua

karyawan dalam berbagai hal untuk membangun kedekatan hubungan satu

sama lain, pimpinan bersikap terbuka dengan ide ataupun keluhan dari

pustakawan, memberi kebebasan dalam bekerja namun berdampingan

dengan anturan yang ada, rekreasi, memberi perhatian seperti

menyemangati, membimbing dan memberikan pujian atas hasil kerja dari

para pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti sangat tinggi, hal tersebut

ditunjukan dengan adanya upaya yang dilakukan pustakawan untuk

meningkatkan motivasi dalam bekerja seperti, pemberian target kerja

perbulan, berhasrat untuk terus menambah ilmu, memiliki niat, tujuan, dan

tekad bekerja demi memenuhi kebutuhan fisik. Selain itu, banyak manfaat

yang didapat pustakawan ketika bekerja di perpustakaan perguruan tinggi

khususnya Universitas Trisakti salah satunya untuk pengembangan diri, dapat

mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, menambah wawasan ilmu pengetahuan

dan kesenangan tersendiri bekerja di universitas yang ternama. Kepala

perpustakaan juga ikut andil dalam meningkatkan motivasi kerja

pustakawannya agar pustakawan dapat menghasilkan kinjera yang baik

berbarengan dengan produktivitas yang tinggi demi kemajuan Perpustakaan

Universitas Trisakti.
72

2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pustakawan di


Perpustakaan Universitas Trisakti

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakt merupakan hal vital dalam rangka

memberikan pelayanan informasi kepada pemustaka. Tingginya motivasi kerja

akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi pula, begitu pula

sebaliknya ketika suatu organisasi ataupun perusahaan tidak memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja maka dapat dipastikan

perusahaan tersebut tidak akan mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini

faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti ialah sebagai berikut:

a. Gaji Dan Upah Lain

Upah merupakan suatu imbalan yang diterima para karyawan dari

atasan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan.

Tingkat kesejahteraan karyawan dapat diukur dari tinggi rendahnya upah

yang diterima masing-masing karyawan. Dalam memenuhi kebutuhan

fisik, seorang karyawan membutuhkan gaji dalam bekerja. Gaji diberikan

sesuai dengan bentuk pekerjaan baik harian, mingguan, maupun bulanan.

Gaji merupakan hal pokok yang harus diberikan oleh Universitas Trisakti

kepada karyawan UPT Perpustakaan Universitas Trisakti sebagai bentuk

imbalan jasa yang ditujukan untuk meningkatkan semangat kerja

karyawan dalam bekerja. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,

para informan memaparkan mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi

dalam bekerja di perpustakaan yang disebabkan oleh pemenuhan atas

kebutuhan fisik, sebagai berikut:


73

Untuk gaji ya lumayan cukuplah, dibilang kurang juga berapapun pasti


kurang, kalau membandingkan gaji dengan yang lain ya dicukup-cukupin
aja.115
Iya tujuan saya kerja ya untuk memperoleh gaji, supaya bisa memenuhi
kebutuhan saya. Tapi dibandingin tempat lain kayanya Trisakti biasa aja
deh.116
Gaji juga berpengaruh yang mendorong saya untuk bekerja,....,saya rasa
untuk segitu cukup untuk memenuhi kebutuhan dirumah.117
Sebetulnya gaji mempengaruhi juga, cuma memang kalau gaji relatif lah
itu kan sesuai dengan kebutuhan masing-masing ya.118
Itu juga yang mendorong aku untuk bekerja, alhamdulillah kalau gaji yah,
ya tercukupi kebutuhanku lah.119
Alhamdulillah sih disini ya, walaupun saya ga bisa nyebutin nominalnya
berapa, tapi cukuplah untuk saya.120
Gaji ya cukuplah pokoknya untuk saat ini.121
Ukuran gaji untuk saya pribadi minus. Kalau gaji rata-rata disini gajinya
kecil semua mas, kalau mikir gaji mereka tidak akan memilih untuk
bekerja di perpustakaan Trisakti.122

Berdasarkan jawaban para informan di atas, gaji merupakan salah

satu hal yang mendorong pustakawan bekerja di Perpustakaan Universitas

Trisakti. Pada umumnya setiap orang yang bekerja menginginkan imbalan

atas sumbangsih atau jasa yang telah ia lakukan dengan maksud untuk

memenuhi kebutuhannya. Jikalau gaji yang diterima tidak sesuai harapan

maka akan berdampak pada motivasi kerja. Maka dari itu, gaji merupakan

faktor yang memotivasi pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

dalam bekerja, walaupun untuk ukuran gaji yang diterima bagi sebagian

pustakawan masih rendah.

115
Farida Salim.
116
Dwi Silvana Dewi.
117
Andriyana Puspitasari.
118
Diana Ganefa.
119
Irza Rasyid.
120
Husnul Khotimah.
121
Rizka Medina.
122
Reny Hari Susanti.
74

Berkaitan dengan materi atau honor yang diterima, penulis juga

menanyakan mengenai honor yang diterima pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti diluar gaji pokok, sebagai berikut:

Kalau disini ada uang-uang lain disamping gaji, ada tunjangan juga,
pokoknya sebagai pustakawan ada tambahan selain gaji ada yang 300,
500, ada yang 750 ribu.123
Tunjangan paling kalo kasub ya tunjuangan kasub, kalo pustakawan kita
dapet tunjangan pustakawan.124
Kalau untuk gaji pokok saja itu kurang, karena ditambah dengan
tunjangan-tunjangan lainnya itu saya merasa cukup.125
Kalau saya juga kan ada tambahan-tambahan lain. Karena kalau dari gaji
mungkin Trisakti itu kalau dibandingkan diluar sana kayanya kurang, tapi
ya cukuplah. Biasanya kita 17 Agustus dapet juga uang tambahan, ulang
tahun Trisakti, kepanitiaan-panitiaan juga.126
Untuk tunjangan ada, terus juga kalau disini mungkin ada proyek apa gitu
terus kita nanti ada bagiannya sendiri. Bonus juga sering ada, kaya 17
agustus, THR, gaji ke 13, lembur juga ada kita dapet.127

Berdasarkan jawaban informan di atas mengenai pendapatan

pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti, bahwa selain gaji pokok

pustakawan juga menerima tambahan uang diluar gaji pokok yang

meningkatkan semangat kerja mereka antara lain, tunjangan staf dan

tunjangan kasub, serta bonus-bonus yang didapat dihari-hari tertentu

seperti 17 Agustus, gaji ke 13, THR, ulang tahun Trisakti, kepanitiaan dan

upah lembur.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa, gaji merupakan hal

yang mendorong pustakawan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan,

walaupun sebagian kecil masih ada keluahan mengenai ukuran gaji pokok

123
Farida Salim.
124
Dwi Silvana Dewi.
125
Andriyana Puspitasari.
126
Diana Ganefa.
127
Husnul Khotimah.
75

yang diberikan Trisakti untuk pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti. Adanya tunjangan serta bonus-bonus yang diterima menjadi

faktor pelengkap yang meningkatkan motivasi kerja sekaligus menutupi

kekurangan dari gaji pokok yang diterima pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti. Pemberian gaji ditambah dengan tunjangan serta

bonus di waktu tertentu dapat dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi

pustakawan dalam bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

b. Kondisi Dan Keamanan Kerja

Kebutuhan akan rasa aman merupakan salah satu faktor penting

dalam motivasi seseorang, timbulnya keinginan yang dimiliki manusia

akan rasa aman, terlindungi, kebebasan, dan jauh dari ancaman. Dalam hal

ini faktor kondisi dan keamanan kerja yang dimaksud adalah kenyamanan

dan keamanan dalam bekerja serta kondisi fisik di tempat kerja. Kondisi

fisik seperti fasilitas kerja yang memadai juga sangat mempengaruhi

kinerja karyawan demi mendukung kelancaran pekerjaannya. Dengan

terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman membuat pustakawan lebih

maksimal dalam bekerja. Berdasarkan penjelasan di atas, informan

menyatakan mengenai kondisi dan keamanan kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Keamanan kerjanya disini baik, kondisi lingkungannya juga enak.128


Untuk kemanan kerja kita punya jaminannya 2, in-health sama BPJS.129
Keamanan kerja yang aku rasa sih karena kita punya asuransi in-health
jadi menjamin, kalau aku bilang itu udah bagus banget.130

128
Dwi Silvana Dewi.
129
Andriyana Puspitasari.
130
Irza Rasyid.
76

Keamanan kerja cukup terpenuhi disini, kondisinya lumayan nyaman buat


kita, ruangannya pun yang sudah tertata dengan baik kondisi ruangnya
udah nyamanlah buat kita 131
Kondisi nyaman ya, reka-rekan kerjanya juga enak. Keamanan kerja juga
ada kita jaminan kesehatan in-health, cuman karena saya baru belum
dibikinin.132

Berdasarkan hasil pemaparan para informan di atas disimpulkan

bahwa keamanan kerja di Pepustakaan Universitas Trisakti telah terpenuhi,

hal tersebut dibuktikan dengan adanya jaminan yang dimiliki Perpustakaan

Universitas Trisakti yaitu in-health dan BPJS. Pustakawan juga merasakan

kenyamanan didalam lingkungan kerja, baik sosial maupun fisik. Dua

informan lainnya tidak penulis tampilkan dikarenakan memiliki jawaban

yang sama perhial jaminan yang dimilik perpustakaan.

Berkaitan dengan kondisi dan keamanan kerja, fasilitias atau alat

kerja merupakan hal penting yang tak dapat dikesampingkan dalam rangka

untuk menunjang pekerjaan pustakawan. Berikut penjelasan yang telah

disampaikan beberapa informan mengenai fasilitas kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Untuk fasilitas tidak ada masalah,....Cuma yang saya keselnya ini


perpustakaannya jadi satu di gedung rektorat, ini kan lahannya kecil.
Sebetulnya ya saya pengen perpustakaan itu satu gedung sendiri....133
Untuk fasilitas cukup sih ya, cuma kalo bisa ditingkatkan untuk
mahasiswa, kaya komputer masih kurang kalo bisa ditambah, tapi itu kan
mentok lagi sama budget angaran dari di atas kan. Paling kita bertahap,
tetap ada kemajuan namun bertahap.134
Dari fasilitas kayanya itu agak mengecewakan, dari saya mulai disini saya
perlu komputer dikasihnya operan dari yang lain, jadi saya merasa
pekerjaan saya ga dianggep penting gitu. Terus saya butuh kursi, saya

131
Reny Hari Susanti.
132
Husnul Khotimah.
133
Farida Salim.
134
Dwi Silvana Dewi.
77

udah lama minta, kenapa saya minta ganti kursi karena saya pernah jatuh
dari sini makanya saya ganjel ini pake bantal.135
Fasilitasnya sih sangat menunjang ya untuk pekerjaan saya sebagai
kataloger, dengan sistem yang bagus ya sekarang untuk mengolah,....136
Untuk fasilitas sih agak kurang ya, komputernya ya lumayan sabar hehe,
jaringan juga kadang naik kadang turun, untuk desain interior
perpustakaannya ya lumayanlah walaupun kaku-kaku juga.137
Fasilitas kerja saat ini sudah lebih baik dari pada dulu mas....,makin
kesini peralatan kerja sudah membaik jadi membuat kita lebih nyaman
lagi dalam bekerja,.... Sebenernya untuk kekurangan itu masih ada, kalau
dari segi teknologi kita masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan
perpustakaan lain, yang lain udah pada pake touchscreen mas kita belum
gitu,...Jadi kalau misalnya ditanya sudah puas atau belum, saya jawab
belum, karena masih banyak yang mau kita kejar yang mau kita raih.138
Fasilitas lumayan ya cukup terpenuhi, internet cepet, komputer juga
speknya bagus, kemudahan untuk fotocopy, scanner, telfon, rak, troli ya
kebutuhan kerja fasilitas memadailah.139

Dari pemaparan para informan di atas, dapat disimpulkan bahwa

fasilitas atau alat kerja yang ada di Perpustakaan Universitas Trisakti telah

menunjang pustakawan dalam bekerja. Akan tetapi pustakawan juga

memiliki keluhan menyangkut fasilitas seperti, internet yang kadang naik

turun, perlunya tambahan komputer untuk bagian layanan referensi dan

multimedia, komputer yang kurang mendukung dari segi kemajuan

teknologi, dan lamanya realisasi fasilitas kerja permintaan pustakawan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, fasilitas yang ada di

Perpustakaan Universitas Trisakti masih kurang memadai seperti

perpustakaan belum memiliki bangunan atau gedung sendiri untuk

Perpustakaan Universitas Trisakti dan masih bergabung dengan rektorat,

sehingga lahan yang dimiliki perpustakaan cukup terbatas.

135
Andriyana Puspitasari.
136
Diana Ganefa.
137
Irza Rasyid.
138
Reny Hari Susanti.
139
Rizka Medina.
78

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi dan keamanan kerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti telah memadai, baik fisik maupun sosial

yang mencakup unsur lingkungan, perlengkapan dan manusia. Dari

kondisi fisik, fasilitas atau alat kerja yang ada di Perpustakaan Universitas

Trisakti sudah cukup menunjang pustakawan dalam bekerja seperti

fotocopy, scanner, troli, telfon, komputer, internet dan sistem

perpustakaan. Namun masih terdapat keluhan mengenai fasilitas seperti,

penerapan teknologi lamban mengikuti perkembangan zaman, lamanya

realisasi fasilitas kerja, dan perpustakaan belum memiliki gedung sendiri.

c. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial juga merupakan salah satu unsur dalam kebutuhan

motivasi. Kebutuhan sosial berkaitan dengan hubungan antar sesama rekan

kerja dan suasana atau lingkungan kerja. Dalam hal ini penulis ingin

menggambarkan mengenai suasana kerja, dukungan dan kerja sama antar

pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti dalam bekerja.

Berikut merupakan hasil wawancara dengan para informan

mengenai suasana kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti, seperti:

Suasana kerja disini ya sudah seperti keluarga, jadi kita mencoba


membuat suasana kerja senyaman mungkin, agar kita betah dan selalu
maksimal dalam mengerjakan pekerjaan setiap harinya.140
Suasananya disini enak, saya punya staf 3 orang. 3 orang cewe termasuk
saya, kita itu kerjanya udah bagus banget udah solid, obrolannya
nyambung banget, kebetulan yang satu sudah pensiun.141
Mendukung ya suasananya, dan saya juga mempunyai staf Medin dan
Husnul sudah sangat membantu dan baik kerjasamanya. Rekan kerja
dibagian lain juga bersahabat ya.142
140
Farida Salim.
141
Andriyana Puspitasari.
79

Suasana enak ya nyaman, rekan-rekan kerja juga bersahabat.143


Kebersamaannya sih yang berasa, misalnya kaya kemarin kita keluar
jalan-jalan makan-makan,....144
Suasananya enak ya, apalagi saya dibagian pengolahan ini punya rekan
kerja yang seumuran itu dia kak Husnul, jadi ya seneng sih.145

Berdasarkan pemaparan informan di atas berkaitan dengan

kebutuhan sosial dari keadaan atau suasana kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti disimpulkan bahwa suasana kerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti pustakawan merasa nyaman, kekeluargaan, ada

kebersamaan yang kuat, dan rekan-rekan kerja yang bersahabat dan

kompak.

Hubungan yang baik antar karyawan akan menciptakan koordinasi

dan komunikasi yang baik dalam bekerja sehingga akan berdampak

terhadap pencapaian kinerja yang baik pada organisasi. Keeratan yang

terjalin antara sesama rekan kerja umumnya didasari oleh kebersamaan

para karyawan dimana mereka merasa satu tujuan, satu nasib, dan

sepenaggungan. Hubungan kerja antar pustakawan juga merupakan

kebutuhan sosial yang tak boleh dilewatkan. Berikut pemaparan dari para

informan, sebagai berikut:

Kalau saya deket dengan mereka, karena mereka kalau ada apa-apa
langsung ke kita. Jadi hubungan sesama rekan kerja baik, bawah atas kiri
kanan semuanya kita menjalin hubungan yang baik.146
Baik ya, kita kan kerja udah lama, jadi kita kerja udah kenal sifat masing-
masing. Jadi ya saling toleransi ajalah dengan perbedaan sifat masing-
masing,....147
Hubungannya dengan rekan kerja semuanya baik-baik aja sih.148
142
Diana Ganefa.
143
Irza Rasyid.
144
Husnul Khotimah.
145
Rizka Medina.
146
Farida Salim.
147
Dwi Silvana Dewi.
80

Hubungan kita bagus ya, jadi saya itu selalu mendiskusikan target
pekerjaan yang akan di kerjakan, jadi selalu kita diskusikan.149
Alhamdulliah baik disini dengan rekan kerja di perpustakaan.150
Untuk disini lumayan cukup baik, di atas pun lumayan cukup baik.151
Baik-baik aja hubungannya, ya walaupun makin lama makin tau gitu
karakter masing-masing jeleknya gimana bagusnya gimana.152
Sejauh ini sih baik-baik aja dengan yang lain, termasuk dengan kepala
baik hubungannya. Alhamdulillah disini kalau ada masalah cepet
diselesaikan, kalaupun ada hal yang ga enak langsung diomongin.153

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, kedekatan atau

hubungan sesama rekan kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti dapat

disimpulkan terjalin hubungan yang baik, ada keakraban antara pimpinan

dengan bawahan, saling toleran, adanya interaksi yang baik dalam bekerja

seperti selalu melakukan diskusi dan cepat tanggap dalam mengatasi

masalah hubungan sesama rekan kerja.

Hubungan sesama rekan kerja juga berkaitan dengan baik atau

buruknya kerja sama yang dilakukan pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti. Berikut merupakan pemaparan hasil wawancara dengan para

informan mengenai jalinan kerja sama sesama pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Kerja samanya baik ya. Kalo kita punya grup Whatsapp sendiri untuk
layanan referensi, masing-masing kalo pagi udah datang harus
absen,....,minimal saya bisa tau kalau ada yang belum datang jadi yang
lain bisa gantiin kerjaannya, kita bisa bagi-bagi tugas. Setiap unit juga
berapa bulan sekali mengadakan rapat.154
Iya disinikan adminsitrasi, banyak orang yang berurusan dengan
administrasi, terutama karyawan perpustakaan sendiri, jadi mereka butuh

148
Andriyana Puspitasari.
149
Diana Ganefa.
150
Irza Rasyid.
151
Reny Hari Susanti.
152
Husnul Khotimah.
153
Rizka Medina.
154
Dwi Silvana Dewi.
81

mau cuti, mereka terlambat atau izin ga masuk ya dengan disini gitu, jadi
misalnya mereka mau mengurus BPJS disini juga gitu.155
Jadi kerjasamanya ketika ada yang terbaru kita selalu diskusikan.156
Kita biasanya sudah mempunyai tugas masing-masing,....,kalau untuk
bekerja semuanya bekerja, tapi disini kita tetap saling membantu dan
saling mengisi.157
Kerjasama misalnya kaya IC, IC itu pengenalan perpustakaan ke setiap
fakultas setiap 1 tahun sekali. Itu dibagi satu tim 3 orang dan ada
pembagian tugas ke setiap fakultas.158
Kerjasamanya kita baik, terutama bagian pengolahan, komunikasi antara
rekan kerja terjalin baik, kalau ada tugas dari bu Dian itu pasti
kerjasamanya maksimal komunikasi terus. Antar unit pengolahan dan
pelayanan jalinan komunikasinya baik, misalnya dibagian pelayanan
butuh bantuan walaupun kita dipengolahan tapi kita bantu kesana.159

Berdasarkan jawaban para informan di atas dapat disimpulkan

bahwa, adanya kerjasama yang baik antar pustakawan dalam bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti, terlihat dari adanya pembagian tugas

untuk setiap pustakawan sehingga mereka berkontribusi dengan perannya

masing-masing, akan tetapi setiap unit juga sangat kooperatif dalam

bekerja demi menyuguhkan pelayanan yang terbaik untuk pemustaka.

Kemudian diskusi juga kerap dilakukan pada setiap sub unit perpustakaan.

Kepala perpustakaan juga memiliki peran penting dalam kerja sama

yang dilakukan antar pustakawan. Kepala perpustakaan bertugas

membentuk team work yang bagus dan baik, sehingga mampu

menghasilkan produktivitas, kualitas, dan loyalitas dalam bekerja. Berikut

adalah pemaparan yang disampaikan oleh kepala perpustakaan mengenai

team work di Perpustakaan Universitas Trisakti, yaitu:

155
Andriyana Puspitasari.
156
Diana Ganefa.
157
Reny Hari Susanti.
158
Husnul Khotimah.
159
Rizka Medina.
82

Ya team work itu diusahakan sebaik mungkin. Sudah diberikan tugas-


tugas masing-masing untuk setiap kasub, nah untuk para staf itu terserah
dari kasubnya, nanti kalau ada yang tidak terselesaikan baru bicara
dengan saya. Team work kita di perpustakaan ini bagus tidak ada
masalah, karena kita disini saling terbuka.160

Berdasarkan jawaban tersebut dapat disimpulkan bahawa, kepala

perpustakaan selalu berusaha membentuk kerja sama tim yang baik,

dengan cara memberi tugas dan memberi kepercayaan untuk kasub dalam

membimbing para stafnya, adanya keterbukaan dari masing-masing

karyawan perpustakaan juga membuat kerja sama tim di Perpustakaan

Universitas Trisakti bagus dan tidak ada masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam hal

kebutuhan sosial seperti hubungan kedetakan dan kerjasama sesama

pustakawan terjalin sangat baik, komunikatif dan saling toleran sesama

rekan kerja. Terlihat kerjasama yang dilakukan pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti seperti saling membantu atau memberi sokongan

tenaga antar unit perpustakaan dan tanggap dalam mengatasi masalah

dalam pekerjaan. Di dalam unit pun komunikasi berjalan dengan baik, hal

ini dapat dilihat dari diskusi-diskusi kecil yang biasa dilakukan atau rapat

mingguan yang diadakan setiap unit. Selain itu, kepala perpustakaan juga

tetap berupaya membentuk team work yang baik demi kelancaran

perpustakaan untuk mencapai tujuan bersama.

d. Penghargaan

Kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat untuk memiliki citra

positif, menerima perhatian, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain.

Dalam organisasi kebutuhan untuk dihargai menunjukan motivasi untuk


160
Farida Salim.
83

diakui, tanggung jawab yang besar, status yang tinggi, dan pengakuan atas

kontribusi pada organisasi. Dalam hal ini yang berkaitan dengan

penghargaan adalah pemberian penghargaan atas hasil kerja baik secara

lisan maupun yang berwujud dan perhatian yang diberikan oleh atasan.

Berikut ini adalah pemaparan yang disampaikan oleh informan mengenai

penghargaan atas hasil kerjanya di Perpustakaan Universitas Trisakti:

Paling kalo penghargaan ya kalo misalnya setiap tahun kita diajak jalan
sama kepala perpus,....161
Kalau pimpinan itu biasanya memberikan honor-honor, kalau pujian udah
pasti itu. Jadi beliau itu ngeliat pekerjaan bagus atau buruknya kita
keliatan dari sumbangsih atau jasa kita ke pekerjaan itu, misalnya siapa
lebih besar perannya lebih besar juga dapetnya gitu.162
....kalau dari masa kerja saya sudah berkarier dalam 10 tahun sekali itu
dikasih penghargaan emas, kalau 5 tahun sekali dapet sertifikat, tetapi
makin kesini itu dirubah dalam bentuk uang yang emas itu. Ada juga di
Trisakti dari satu unit kalau pas ulang tahun Trisakti dipilihlah karyawan
teladan, dan yang memilih itu kepala perpustakaan.163
Penghargaannya pujian biasanya, dan beliau menghargai setiap hasil
kerja kita, itu yang bikin semangat, kita ngerasa dihargain banget.164
....sejauh ini penghargaan yang diberikan ke saya menurut saya paling
besar ya itu diajak jalan-jalan. Jadi penghargaannya itu paling secara
materi, hiburan rekreasi, dan pujian atau ucapan selamat, gitu.165

Dari pemaparan informan di atas dapat disimpulkan bahawa,

penghargaan yang diperoleh atau didapat selama bekerja di Perpustakaan

Univeristas Trisakti berupa pujian yang membuat karyawan merasa

dihargai atas kerja kerasnya, kemudian beberapa penghargaan yang

diperoleh selain pujian yaitu, rekreasi, honor atau bonus materi, dan

161
Dwi Silvana Dewi.
162
Andriyana Puspitasari.
163
Diana Ganefa.
164
Husnul Khotimah.
165
Rizka Medina.
84

mendapat penghargaan berupa sertifikat untuk 5 tahun sekali dan uang

tunai setiap 10 tahun sekali.

Dari hasil observasi, penulis menemukan bahwa adanya respon

positif atas kinerja pustakawan, respon tersebut diperoleh dari sesama

pustakawan maupun kepala perpustakaan. Serta adanya perhatian dan

bimbingan dari kepala perputakaan untuk kasub dan staf, dan dari kasub

untuk staf di Perpustakaan Universitas Trisakti apabila terdapat kendala

dalam pekerjaan, sehingga pustakawan pun merasa dirangkul dan dihargai

kemudian timbul semangat kerja yang tinggi.

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

adanya penghargaan yang diberikan oleh kepala perpustakaan terhadap

kinerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti. Penghargaan

yang diberikan oleh kepala perpustakaan berupa pujian, honor, dan

rekreasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja pustakawan dimasa yang

akan datang. Adanya dukungan dan penguatan berupa kondisi rekan kerja

yang saling apresiasi, perhatian dan saling membantu dalam bekerja, dapat

mempengaruhi aktivitas pustakawan dalam interaksi sosial.

Sudah sewajarnya setiap karyawan termasuk pustakawan berhak

menerima perhatian dari pimpinannya di perpustakaan, yang diharapkan

dapat memotivasi pustakawan untuk lebih giat dalam bekerja. Adapun hal

yang berkaitan dengan penghargaan ialah bentuk perhatian dari kepala

perpustakaan dalam hal motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti, berikut merupakan hasil wawancara dengan para

informan sebagai berikut:


85

Ya kalo misalnya ada kegiatan-kegiatan pasti dia perhatiin, kita juga


setiap tahun pasti refreshing kita jalan-jalan....166
....digenjot disemangatin, seneng bercanda juga ibu nya dengan kita.167
Iya, beliau selalu mengevaluasi pekerjaan pengolahan sudah sampai
dimana, dan harus dibikin report. ...selalu mengadakan kepanitiaan atau
apa gitu ya pokoknya sekitaran materi.168
Paling kalau rapat kali ya, itu kan kita ngerasa di perhatikan, kita juga
kan diajak bicara dengan pimpinan.169
Ada perhatian, disini ibu memberi kepercayaan untuk kasub bagaimana
saya bisa mengajak mereka (staf) untuk bisa bekerja selalu semangat....170
Ada perhatiannya, the best hehee. Kalau ngarahin atau ngasih tau segala
macem itu kaya orang tua ke anaknya sendiri gitu.171
Ada dong perhatian dari pimpinan, perhatiannya biasanya bonus terus
secara verbal omongan, ucapan semangat, pujian, sama rekreasi sih ya
kita jalan-jalan.172

Berdasarkan jawaban dari para staf dan kasub Perpustakaan

Universitas Trisakti, dapat disimpulkan bahawa ada perhatian yang

diberikan oleh kepala perpustakaan untuk para pustakawan seperti, diajak

bicara, kemudian kepala perpustakaan memberi masukan, pujian, memberi

semangat, memberi arahan dalam bekerja, saling bersedau gurau, menaruh

kepercayaan kepada kasub untuk menangani para stafnya, dan pemberian

bonus bagi para pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti dari segi

materi dan rekreasi.

Berdasarkan dari pemaparan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa kebutuhan akan penghargaan bagi pustakawan di Perpustakaan

Trisakti telah terpenuhi dengan sangat baik. Hal tersebut dibuktikan

dengan adanya pemberian motivasi dari pimpinan yang dimaksudkan

166
Dwi Silvana Dewi.
167
Andriyana Puspitasari.
168
Diana Ganefa.
169
Irza Rasyid.
170
Reny Hari Susanti.
171
Husnul Khotimah.
172
Rizka Medina.
86

untuk meningkatkan motivasi serta kinerja pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti. Pimpinan perpustakaan juga menunjukan sikap

menghargai atas hasil kerja pustakawan. Selain mengapresiasi, kepala

perpustakaan juga memberikan perhatian untuk pustakawan seperti,

memberikan pujian, memberikan semangat, membimbing, memberikan

bonus materi, dan rekreasi yang sering diadakan setiap tahun.

e. Pengembangan Diri

Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mengalami pemenuhan diri.

Kebutuhan ini di antaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan

potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan

kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Pengembangan diri

oleh organisasi dapat dipenuhi dengan memberikan kesempatan orang-

orang untuk tumbuh, mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan

pelatihan untuk mendapatkan tugas yang menantang serta melakukan

pencapaian. Berikut ini pemaparan informan mengenai pengembangan

sumber daya manusia bagi pustakawan di Perpustakaan Universitas

Trisakti, sebagai berikut:

Bisanya seminar, diklat, studi banding. Setiap ada seminar kita ikut,
kadang setahun sekali, siapa yang mau ikut diklat silahkan. Kalau untuk
hal-hal seperti itu kami tidak mempersulit, kalau karyawannya mau ya
silahkan, ada yang mau kursus ya kita kursusin.173
Ini sih saya ikut-ikut seminar, pelatihan juga. Dalam 1 tahun kegiatan
seperti itu mungkin 4 kali itu ada, tapi kan untuk saya ikutan itu harus
berbagi dengan yang lain, jadi ga cuma saya lagi saya lagi.174
Kita dibawa oleh bu Ida studi banding, kita sering itu dibawa studi
banding keluar, kemudian seminar-seminar, dan selama ini saya itu aja

173
Farida Salim.
174
Andriyana Puspitasari.
87

mungkin diklat, seminar dan studi banding. Kalau studi banding kita udah
sempet ke Malaysia, Singapur, China.175
Paling disini banyaknya pelatihan dan ikut seminar, terus misalnya ada
kesempatan untuk bisa sekolah lagi ya diambil. Untuk masing-masing
orang dapet jatah 2 seminar dalam 1 tahun.176
....Disini juga mendukung kita untuk lanjut sekolah lagi.177

Berdasarkan pemaparan dari para informan dapat disimpulkan

bahawa, dalam hal pengembangan diri pihak Perpustakaan Universitas

Trisakti meningkatkan kompetensi pustakawannya dengan cara,

pustakawan diikutsertakan dalam acara seminar, pelatihan atau diklat,

studi banding, kemudian memberi kesempatan untuk bisa melanjutkan

pendidikan kembali, dan kursus.

Dalam kaitannya dengan pengembangan diri, program peningkatan

jenjang karir pustakawan juga merupakan salah satu perhatian yang harus

diperhatikan oleh pustakawan demi meningkatnya kualitas kerja

pustakawan. Berikut pemaparan dari informan sebagai berikut:

Jenjang karir kan disini udah berdasarkan yang di atas ya, kita setiap 2
tahun sekali itu naik gaji berkala, 4 tahun sekali naik bonus.178
Kalau disini ya jabatan paling tinggi jadi kepala perpustakaan, saya
sendiri kan disini sudah memegang jabatan sebagai kasub unit
pengolahan dan sudah mempunyai 2 staf....179
Kalau dari Trisaktinya sendiri ya setiap 2 tahun naik berkala, kaya aku
pas pertama kali masuk sini kan karena S1 itu 3A terus 3B itu 2 tahun
terus lanjut ke 3C, 3D, nanti dari 3D naik ke 4A itu kaya ada ujian dinas
gitu loh ada diklatnya ada ujiannya, berarti kan naik juga gaji kita ya
alhamdulillah walaupun kecil hehee.180
Untuk program jenjang karir, saya kuliah lagi aja lanjut ke S1.181

175
Diana Ganefa.
176
Reny Hari Susanti.
177
Rizka Medina.
178
Dwi Silvana Dewi.
179
Diana Ganefa.
180
Irza Rasyid.
181
Reny Hari Susanti.
88

Jadi memang ada kaya review buat pengajuan-pengajuan itu, kaya gaji
berkala, kenaikan golongan. Misalnya saya dari cakar (calon karyawan)
ke karyawan tetap itu 3 bulan aja, jadi pas waktu 3 bulan itu bu Anna
(Administrasi) kirim ke bagian SDM, nanti tunggu lagi balasannya.182

Berdasarkan jawaban para informan dapat disimpulkan bahawa

program jenjang karir di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu, setiap

dua tahun sekali kenaikan gaji berkala dan empat tahun sekali kenaikan

bonus, kemudian memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan

setiap 2 tahun naik berkala 3A, 3B, 3C, 3D dan 4A dengan mengikuti

ujian dinas atau diklat yang diselenggarakan.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, jenjang karir di

Perpustakaan Universitas Trisakti sudah berjalan dengan baik. Pustakawan

diikut sertakan dalam diklat perpustakaan dan pihak perpustakaan

mendukung sepenuhnya bagi pustakawan untuk dapat melanjutkan

pendidikan kembali.

Melanjutkan pendidikan kembali merupakan salah satu bentuk

kesempatan untuk berkembang dari kebutuhan motivasi. Pihak

Perpustakaan Universitas Trisakti tidak mempersulit dalam hal

pengembangan diri, hal ini dibuktikan dengan memberi kesempatan untuk

para pustakawan dapat melanjutkan pendidikannya kembali. Dalam hal

ini, penulis menanyakan mengenai minat pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti dalam meneruskan pendidikannya kembali, seperti

yang telah dipaparkan oleh informan sebagai berikut:

Tahun ini sebenernya ada rencana untuk kuliah lagi S2, udah nanya-
nanya belum ada pendaftaran tahun ini, adanya tahun depan 2018.183

182
Rizka Medina.
183
Dwi Silvana Dewi.
89

Kemarin sih sempet disuruh sekolah lagi, yaudah, walaupun sebenernya


saya udah males gitu, yaudahlah kalau misalnya tertangani boleh lah, ada
sih rencananya. Insyaallah tahun depan.184
Sebetulnya beliau pernah nyuruh saya untuk sekolah lagi, cuma kita-
kitanya aja yang males hehe, saya menganggap udahlah cukup S1 aja.185
Kalau untuk aku sendiri sih engga ya udah tua hehee.186
Untuk saat ini rencananya saya melanjutkan pendidikan lagi ke S1, ini kan
saya masih D3.187
Keinginan sih ada,...Lagi nikmatin lagi enjoy sama kerjaan ini dulu sih.188

Berdasarkan jawaban informan di atas disimpulkan bahawa,

sebagian besar pustakawan berkeinginan untuk bisa melanjutkan

pendidikannya kembali. Namun ada beberapa pustakawan yang merasa

dirinya sudah cukup dengan gelar sarjana yang dimilikinya, beberapa di

antaranya dikarenakan faktor usia yang tidak muda lagi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, kesempatan untuk

berkembang bagi pustakawan yang dilakukan oleh pihak perpustakaan

dengan memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kembali bagi

pustakawan, dan terdapat tiga orang pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti yang akan melanjutkan pendidikannya kembali ditahun ajaran

baru mendatang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa, faktor motivasi kerja dalam hal aktualisasi diri pustakawan di

Perpustakaan Univesitas Trisakti yaitu, adanya kegiatan seperti seminar,

studi banding, kesempatan untuk mengikuti kursus, dan adanya program

peningkatan jenjang karir dengan memberi kesempatan bagi pustakawan

184
Andriyana Puspitasari.
185
Diana Ganefa.
186
Irza Rasyid.
187
Reny Hari Susanti.
188
Husnul Khotimah.
90

untuk bisa melanjutkan pendidikannya kembali, dengan harapan

pustakawan mampu meningkatkan kompetensinya sehingga kemampuan

dalam bekerja meningkat dan produktivitas kerja tinggi. Hal tersebut

dilakukan demi meningkatkan motivasi kerja dan terpenuhinya kebutuhan

aktualisasi diri bagi karyawan, dan untuk kemajuan Perpustakaan

Universitas Trisakti.

3. Upaya Pustakawan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Upaya Agar Produktif Dalam Bekerja

Produktivitas kerja merupakan hal penting dalam suatu pekerjaan,

apabila pustakawan memiliki produktivitas yang rendah, maka hasil yang

dicapai dari pekerjaan tersebut pun tidak maksimal atau bisa dikatakan

tidak produktif dalam bekerja dan dapat pula diartikan tidak adanya

peningkatan dalam bekerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa

adanya efektivitas dan efeisiensi dalam bekerja dapat meningkatkan

produktivitas dalam bekerja. Terkait dengan penjelasan penulis di atas,

penulis melakukan wawancara kepada pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti terkait bagaimana upaya yang dilakukan pustakawan

agar selalu produktif dalam bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh informan sebagai berikut:

Pokoknya kita tetap berusaha minial setiap 3 bulan itu ada kemajuan,
....setiap tahun ada kemajuan-kemajuan. Kita selalu rutin sebulan sekali
ada rapat dengan fakultas,....Kalau produktivitas ya nanti ide-ide muncul
dalam setiap pertemuan. Pokoknya diusahakan seitap tahun itu ada hal-
hal baru yang diciptakan oleh kita.189

189
Farida Salim.
91

Paling kita atur waktu, ya itu tadi bikin jadwal, saya kasih target tiap
bulan dan saya bagi-bagi tugas dengan yang lain.190
Saya kan orangnya gampang lupa,....,jadi supaya produktif hari ini saya
mengerjakan apa itu saya catet, saya tulisin di agenda gitu.191
Jadi kalau di pengolahan ini sebetulnya tidak ada kata diam. Tergantung
dari kitanya sendiri, mau bekerja atau tidak, itu aja. Dan kalau saya
motivasinya karja itu adalah ibadah....192
Dari mulai awal kita dari rumah berangkat kerja memang sudah niat tulus
mau kerja untuk keluarga, untuk anak.193
....itu dimaksimalkan pekerjaannya, jadi ada jam-jam dimana kita kerja
maksimal dan ada jam untuk kita tetep bisa santai. Jam 09.00-11.00 itu
waktu maksimal kita untuk bekerja, habis jam istirahat baru kita maksimal
lagi kerjanya dari jam 13.00-15.30.194
....kalau misalnya ga paham atau ga tau sesuatu ketika jam kerja itu saya
nanya ke Medin, ini gimana caranya nanti dikasih tau diajarin.195
Upaya saya sendiri biar produktif cari hiburan biasanya disela-sela
kesibukan. Pokoknya untuk supaya produktif saya ngakalinnya ketika saya
bosen itu saya harus jangan bosen, ya itu saya cari hiburan, pokoknya
pinter-pinter kita deh, paling sering nonton youtube sih.196

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas, hal tersebut

dapat disimpulkan bahawa, pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

selalu berusaha produktif dalam bekerja dengan cara, memberi target kerja

setiap bulan, mencatat setiap kegiatan atau pekerjaan yang telah

dikerjakan, memiliki niat untuk bekerja demi anak dan keluarga, mencari

hiburan disela-sela kesibukan, mengingat bahwa bekerja sebagian dari

ibadah, memaksimalkan pekerjaan pada saat jam kerja dan memanfaatkan

waktu senggang untuk bersantai, dan selalu berusaha minimal setiap tiga

bulan ada kemajuan yang diperoleh serta setiap tahun tahun ada hal-hal

baru yang diciptakan.

190
Dwi Silvana Dewi.
191
Andriyana Puspitasari.
192
Diana Ganefa.
193
Irza Rasyid.
194
Reny Hari Susanti.
195
Husnul Khotimah.
196
Rizka Medina.
92

Dari hasil observasi yang dilakukan, penulis melihat adanya program

kerja tahunan yang dibuat oleh Perpustakaan Universitas Trisakti, dalam

setiap bulan diberi target untuk masing-masing unit, sehingga pustakawan

terpacu untuk terus menyelesaikan sasaran kerja yang sudah ada, dan

kemudian dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja masing-masing

pustakawan disetiap bulannya.

b. Mengutamakan Produktivitas Kerja Yang Tinggi

Sehubungan dengan itu, penulis juga menanyakan mengenai

keutamaan dari produktivitas kerja yang tinggi bagi para pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut merupakan pemaparan dari

para informan:

Harus kalau itu iya, kalau kita selalu berusaha produktif dalam pekerjaan
berarti kinerja kita juga bagus kan. Kita kan paling engga setiap sebulan
itu ada peningkatan, jadi setiap tahun ada kemajuan.197
Iya itu harus, jadi dalam setiap hari itu harus ada sesuatu yang
meningkat, dan yang kurang itu harus diperbaiki.198
Iya produktivitas tinggi itu harus, karena kinerja kita diukur dari situ.199
Iya harus, ya karena itu kinerja kita. Tapi kadang namanya cewe kan
mood berubah-ubah ya, misalkan diluar kantor ada masalah ya saya
bersikap profesional aja, masalah diluar kantor jangan sampe
mempengaruhi produktivitas kerja kita di kantor.200
Oo iya, karena saya udah tau nih capaian kerja saya sendiri berarti saya
termotivasi harus lebih dong dari itu, jadi kaya tolak ukur diri juga kan.201

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, disimpulkan

bawah pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti terus berupaya untuk

tetap produktif dalam bekerja, memberikan kinerja yang maksimal dengan

197
Farida Salim.
198
Diana Ganefa.
199
Reny Hari Susanti.
200
Husnul Khotimah.
201
Rizka Medina.
93

mengutamakan produktivitas kerja yang tinggi, mengesampingkan

masalah pribadi dan tetap bersikap profesional di lingkungan kerja dan

pustakawan juga termotivasi untuk bisa melebih capaian kerja yang telah

diperoleh. Dua jawaban dari informan lainnya tidak penulis tampilkan

karena memiliki jawaban yang sama yaitu mengutamakan produktivitas

kerja yang tinggi.

c. Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu

Kecepatan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan juga merupakan keproduktifan seorang karyawan dalam bekerja.

Dalam hal ini penulis juga menanyakan upaya pustakawan untuk selalu

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan pekerjaan terakhir yang telah

diselesaikan di Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut hasil wawancara

dengan informan:

Iya tentu, biasanya rata-rata untuk permintaan luar kita selalu tepat
waktu 95%. Tapi untuk target kerja kita kadang tidak tepat waktu.202
Iya dong, terakhir pekerjaan yang diselesaikan kita bikin SOP
perpustakaan, revisi sebenernya dari tahun 2010,2013,2017.203
Saya tuh selalu berusaha tepat waktu, tapi kayanya kerjaan disini susah
untuk tepat waktu, jadi akhirnya walaupun saya maksudnya ingin sekali
tepat waktu, pasti minta perpanjangan minta tambahan waktu lagi gitu.204
Iya pasti itu, baru-baru ini yang sudah diselesaikan itu buku pembelian,
itu diselesaikan sebelum libur lebaran kemarin.205
Iya dong harus itu. Terkahir kita itu stock opname waktu lagi puasa pas
bulan ramadhan, selesainya kemarin ya hampir 2 minggu.206
Iya, karena kalau misalnya kita lelet itu akan berimbas dengan yang lain
juga, karena setiap unit itu berkaitan, pekerjaan itu muter terus mas.207

202
Farida Salim.
203
Dwi Silvana Dewi.
204
Andriyana Puspitasari.
205
Diana Ganefa.
206
Irza Rasyid.
207
Reny Hari Susanti.
94

Iya, karena bu Dian pernah berpesan “kalau kerja itu kita emang butuh
kecepatan, cuman harus juga diimbangi dengan ketepatan dan ketelitian”.
Terakhir banget itu kita penyeragaman koleksi yang sama.208
Oiya jelas, saya tipikal orang yang kalau punya tugas dan misalnya besok
harus selesai jam 4 ya saya pasti diselesaikan sebelum jam 4. Yang udah
diselesaikan itu kita ngolah buku, klasifikasi skripsi.209

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan hal ini dapat

disimpulkan bahawa, pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti selalu

berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, walaupun terkadang

pekerjaan yang diselesaikan tidak selalu tepat waktu. Selain itu

pustakawan juga menyebutkan pekerjaan terakhir mereka yang telah

diselesaikan antara lain seperti, revisi SOP, stock opname, penyeragaman

koleksi yang sama, dan klasifikasi skripsi.

d. Motivasi Yang Dimiliki Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh motivasi, oleh karena itu

individu yang memiliki motivasi tinggi cenderung lebih produktif dari

pada individu yang memiliki motivasi yang lemah. Hal tersebut yang

penulis tanyakan mengenai hubungan motivasi yang dimiliki dengan

produktivitas kerja pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut

pemaparan informan:

Naik turun, tapi biasanya motivasi itu kalau sudah banyak kegiatan ya
mau ga mau motivasi harus kan....210
Lumayan sih meningkat kita jadi produktif kerjanya....211
Iya terjadi peningkatan, kalau saya sendiri pribadi tergantung
pimpinannya sih mas....212
Iya terjadi dong, berubah-ubah sesuai kebutuhan saya,....213

208
Husnul Khotimah.
209
Rizka Medina.
210
Farida Salim.
211
Dwi Silvana Dewi.
212
Reny Hari Susanti.
95

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara dengan para informan,

hubungan antara motivasi yang dimiliki dengan produktivitas kerja dapat

disimpulkan bahawa, pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

merasa menjadi lebih produktif karena memiliki motivasi dalam bekerja.

Selain motivasi yang mereka miliki, pustakawan juga sudah memiliki

tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan

target pada program kerja yang telah dibuat.

e. Pemberian Motivasi Oleh Kepala Perpustakaan Meningkatkan

Produktivitas Kerja Pustakawan

Berkaitan dengan motivasi kerja, penulis juga menanyakan

mengenai pengaruh pemberian motivasi dari kepala perpustakaan terhadap

produktivitas kerja pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti. Hal ini

seperti yang dituturkan oleh kepala perpustakaan yaitu:

Iya terjadi, ada peningkatan. Jadi kita kasih kebebasan, karena kalau dia
harus kerja di forsir seperti itu kan capek jenuh juga. Kaya kemarin
kebetulan ada yang baru pensiun, kita jalan keluar makan-makan ke
Bogor rame-rame. Jadi banyak hal-hal yang dibuat menyenangkan, kalau
motivasi mah walaupun dia nya kita kasih motivasi tapi kalau dia ga mau
ya tetep aja, jadi semua kembali lagi ke masing-masing orangnya, kalau
saya tetep memberikan motivasi untuk karyawan disini.214

Berdasarkan jawaban kepala perpustakaan yang menyatakan bahawa

motivasi yang diberikan untuk para pustakawan mampu meningkatkan

produktivitas mereka dalam bekerja. Kepala perpustakaan memberi

kebebasan dalam bekerja agar pustakawan tidak merasa jenuh karena

harus mengejar target kerja setiap bulannya, namun kebebasan yang

diberikan tetap berdampingan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

213
Rizka Medina.
214
Farida Salim.
96

Selain itu, kepala perpustakaan juga menciptakan atau membuat hal-hal

yang menyenangkan untuk para karyawannya, seperti mengadakan

rekreasi dan makan bersama.

Hal tersebut senada dengan pemaparan dari para staf dan kasub unit

Perpustakaan Universitas Trisakti bahwa adanya pengaruh dari pemberian

motivasi oleh kepala perpustakaan terhadap produktivitas kerja

pustakawan. Berikut pemaparan dari para informan:

Pengaruhnya ya paling kalau motivasi pas lagi kumpul gitu aja, nanti kita
bikin target kalau udah selesai udahannya kita pergi kemana, bonusnya
itu. Jelas mempengaruhi kan jadi semangat kita kerjanya.215
Wih pengaruh banget kalau itu, ngebuat kita semangat, kita merasa
diperhatikan ketika beliau memberi motivasi ke kita.216
Iya kalau itu jelas, ya kita merasa di perhatikan berarti dong, kita senang
kalau diperhatikan seperti itu, urusan duit mah belakangan,....217
Sangat mempengaruhi, karena pimpinan itu tempatnya kita curhat tempat
kita berbagi tempatnya kita dapet solusi.218
Iya ada dong, motivasi dari pimpinan tentu jadi jauh lebih produktif.
Pimpinan itu punya motivasi semangat kerja yang baik, jadi tanpa
disadari saya termotivasi dari pimpinan.219
Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara dengan para informan,

diketahui bahwa motivasi yang diberikan oleh kepala perpustakaan

mampu membuat pustakawan menjadi lebih produktif dalam bekerja,

pustakawan merasa semangat dan merasa diperhatikan oleh pimpinannya,

sehingga tercipta kedekatan yang baik antara bawahan dengan atasan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakuakan penulis, kepala

perpustakaan sering memberikan perhatian disela-sela kesibukan, seperti

215
Dwi Silvana Dewi.
216
Andriyana Puspitasari.
217
Irza Rasyid.
218
Reny Hari Susanti.
219
Rizka Medina.
97

memberi semangat, bersenda gurau, dan tak jarang kepala perpustakaan

melakukan pembicaraan dengan satu atau dua pustakawan secara personal.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, bahwa

dalam pemberian motivasi yang dilakukan kepala perpustakaan

mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas kerja pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti dengan memberi semangat, memberi

kepercayaan, dan tak jarang ikut bersendau gurau dengan karyawan

lainnya di perpustakaan. Hal seperti itu yang membuat pustakawan merasa

lebih semangat dan merasa ada kedekatan dan diperhatikan oleh

pimpinannya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

f. Capaian Atau Hasil Kerja

Produktivitas kerja yang meningkat dapat dilihat dari hasil atau

capaian kerjanya, apakah hasil kerjanya maksimal atau tidak. Apabila hasil

kerja pustakawan maksimal maka akan terlihat dari bentuk peningkatan

produktivitasnya yang semakin hari terus berkembang, baik dari

peningkatan kemampuan individu maupun peningkatan dari hasil kerja

terhadap perkembangan Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut

pemaparan informan mengenai capaian kerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti adalah sebagai berikut:

Kita sudah dapat akreditasi A kan itu merupakan sudah suatu


kebanggaan. Karena kita kompak, kita kerja keras bener-bener, mereka
menghargai kita pimpinan dekan-dekan, ya alhamdulillah.220
Saya bisa jadi kasub mungkin itu capaian kerja saya. Selama 17 tahun di
tahun 2014 saya baru jadi kasub, yang tadinya saya cuma megang
multimedia jadi sekarang saya megang referensi dan multimedia.221

220
Farida Salim.
221
Dwi Silvana Dewi.
98

Karena saya dibagian pengolahan dan disini memiliki sistem yang baik
dan bagus, itu saya rasa saya sudah cukup puas, karena itu
mempermudah kami dalam pekerjaannya, jumlah yang diolah tadinya
sedikit terus menjadi banyak, dan kemudian repository banyak dipakai
oleh user, itu jadi produktivitas dibagian pengolahan.222
Ya melayani mahasiswa dengan baik aja,....,jadi kita bisa membantu itu
udah kepuasan tesendiri dan capaian tersendiri.223
Waktu itu pas IC pengenalan perpus ke fakultas-fakultas, kan harus
ngomong di atas podium gitu, sedangkan saya itu anaknya males ga
pernah untuk yang kaya gitu-gituan. Walaupun waktu itu cuma bawain
lomba kuis doang, itu sih capaiannya, bisa ngomong didepan banyak
mahasiswa diacara IC pengelanan perpus, pertama kali saya kaya gitu.224
Mungkin sampai saat ini karena saya terhitung baru ya, jadi capaian
kerja saya paling bisa jadi karyawan tetap disini itu udah suatu capaian
tersendiri untuk saya.225

Berdasarkan jawaban para informan di atas, capaian kerja yang telah

diperoleh pustakawan selama bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti

antara lain adalah, perpustakaan telah mendapat akreditasi A, bisa

menjabat sebagai kepala bagian sebuah unit, sistem perpustakaan yang

baik meningkatkan jumlah buku yang diolah semakin banyak dan

repositori banyak dipakai oleh user, bisa menjadi karyawan tetap di

Perpustakaan Universitas Trisakti, merasa puas ketika bisa membantu

mahasiswa, dan mampu menjadi pembawa acara dalam sebuah kegiatan

pengenalan perpustakaan ke setiap fakultas di Universitas Trisakti.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, bentuk

peningkatan produktivitas kerja dilihat dari perkembangan perpustakaan,

Perpustakaan Universitas Trisakti telah menyandang sebagai perpustakaan

yang berakreditasi A.

222
Diana Ganefa.
223
Reny Hari Susanti.
224
Husnul Khotimah.
225
Rizka Medina.
99

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis,

capaian atau hasil kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti

antara lain yaitu kenaikan jabatan, berhasil menjadi karyawan tetap,

kepuasan tersendiri dalam membantu pemustaka, jumlah buku yang diolah

bertambah banyak karena memiliki sistem yang baik, mampu tampil

dalam acara perpustakaan di setiap fakultas Universitas Trisakti, dan

Perpustakaan Universitas Trisakti telah mendapat akreditasi A. Dengan

adanya capaian kerja dari masing-masing pustakawan ataupun dari

perkembangan perpustakaan itu sendiri, diharapkan dapat meningkatkan

motivasi kerja pustakawan dan tetap produktif dalam bekerja.

4. Kendala Motivasi Kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Hambatan Dalam Pemberian Motivasi

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, seseorang

sering menemukan hambatan yang mampu menghambat pencapaian tujuan

dari kegiatan tersebut. Pelaksanaan motivasi kerja karyawan tidak

selamanya berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat pimpinan

sebelumya. Ada beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi kepala

perpustakaan Universitas Trisakti dalam memotivasi karyawannya dalam

bekerja. Berikut merupakan pemaparan dari kepala perpustakaan:

Ya gitu kadang-kadang mereka suka males saya suruh sekolah lagi,


mereka merasa cukup, nyaman di zonanya. Mungkin karena faktor usia
juga ada beberapa karyawan yang usianya tidak muda lagi. Kalau
masalah didalam pekerjaan pasti banyak, ada aja yang ngerjain tidak
selesai-selesai, kita juga pusing yaudahlah, mungkin karena Trisakti juga
tidak terlalu ketat, mereka juga udah percaya ke kita. Ya pokoknya kita
komunikasi terus dengan karyawan yang lainnya membangun kedekatan
hubungan antara pimpinan dengan bawahan.226

226
Farida Salim.
100

Berdasarkan pemaparan dari informan di atas, kendala yang dihadapi

kepala perpustakaan dalam memotivasi pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti salah satunya yaitu, beberapa pustakawan sudah

merasa cukup untuk tidak ingin melanjutkan pendidikan kembali, beberapa

di antaranya karena faktor usia yang tidak muda lagi. Selain itu, ada

beberapa karyawan yang lamban dalam menyelesaikan pekerjaannya,

namun kepala perpustakaan tetap memberikan motivasi untuk pustakawan

dan mempererat kedekatan hubungan antara pimpinan dengan bawahan.

b. Menentukan Alat Motivasi

Menentukan alat motivasi merupakan tugas dari seorang kepala

perpustakaan, alat motivasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

pustakawan dapat meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam hal ini penulis

juga menanyakan mengenai peran kepala perpustakaan dalam menentukan

alat motivasi kerja untuk para pustakawan di Perpustakaan Universitas

Trisakti. Berikut merupakan pemaparan dari kepala perpustakaan:

Kesulitasan sih engga ya, saya selalu menyemangati, selalu komunikasi


dengan mereka. Misalnya kalau ada proyek apa dan ada karyawan yang
kerja nya lebih dibandingkan dengan yang lain ya biasanya saya kasih
lebih juga untuk mereka, tidak secara terbuka, itu untuk meningkatkan
motivasi kerja mereka juga jadi lebih terpacu semangat kerjanya jadi
lebih rajin. Selain itu juga saya sering ajak mereka studi banding keluar.
Untuk karyawan yang sudah lama juga kita berikan penghargaan untuk
mereka.227

Berdasarkan jawaban informan di atas, kepala perpustakaan tidak

merasa kesulitan dalam menentukan alat motivasi untuk para karyawan,

hal tersebut dilakukannya dengan cara, selalu memberikan semangat dan

tetap perhatian ke setiap pustakawan, memberi bonus lebih untuk setiap

227
Farida Salim.
101

pustakawan yang mampu memberikan sumbangsih lebih dari pada yang

lain untuk setiap proyek atau kegiatan di perpustakaan dan diberikan

secara tertutup, dengan tujuan untuk memacu semangat kerja agar lebih

disiplin dan rajin. Selain itu, studi banding juga menjadi salah satu cara

untuk memotivasi atau menumbuhkan kembali semangat kerja

pustakawan. Penghargaan juga diberikan untuk karyawan yang sudah lama

bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

c. Memahami Keinginan Setiap Pustakawan

Berkaitan dengan motivasi kerja, kepala perpustakaan menyandang

peran penting dalam hal meningkatkan motivasi kerja para pustakawan.

Dalam memotivasi, kepala perpustakaan diharuskan dapat memahami

keinginan dari masing-masing pustakawan. Berikut pemaparan dari kepala

perpustakaan mengenai upaya dalam memahami keinginan dari masing-

masing pustakawan, sebagai berikut:

Agak sulit, karena kan setiap orang berbeda-beda,....Ketenangan,


kenyamanan selalu saya ciptakan dilingkungan kerja disini membuat
nyaman karyawan. Sering juga kita makan bersama rame-rame, anak-
anak saya bawa semuanya ke pulau tidung, ancol, bangkok,
singapur,...sering kita pergi-pergi.228

Berdasarkan pemaparan informan di atas dalam kaitanya dengan

pemberian motivasi untuk pustakawan, kendala lainnya yang dihadapi

kepala perpustakaan yaitu kepala Perpustakaan Universitas Trisakti cukup

merasa kesulitan untuk memahami keinginan masing-masing setiap

karyawan, karena perbedaan karakter atau kebutuhan dari setiap

pustakawan. Namun kepala perpustakaan selalu berupaya menciptakan

ketenangan dan kenyamanan di lingkungan kerja perpustakaan, tujuannya


228
Farida Salim.
102

agar pustakawan senantiasa nyaman dan betah bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti.

d. Peran Kepala Perpustakaan Dalam Mengatasi Masalah Kerja

Kepala perpustakaan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu

yang sifatnya menghalangi, membatasi, atau yang dapat mencegah

jalannya pencapaian target kerja di perpustakaan. Dalam hal ini peran

kepala perpustakaan sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah atau

kendala kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti. Berikut

hasil wawancara dengan para informan:

Iya diberi solusi, biasanya suka dipanggil juga.229


Oh iya itu, beliau sering memberi masukan-masukan untuk bagian
pengolahan. Jadi selalu saya diskusikan dengan kepala terkait kendala
kerja, beliau mencoba untuk memberi arahan-arahan untuk kita.230
Iya ngasih solusi, kalau misalnya ada kendala atau apa beliau itu
orangnya mau melihat, istilahnya tidak terus duduk-duduk dimejanya.231
Kalau ada kendala pasti pimpinan saya bu Dian ataupun kepala perpus bu
Ida selalu memberi solusi, beliau sih membimbing kita. Pasti ada tukar
pikir gitu selalu ada omongan terkait kendala kerja.232
Iya, ngobrol biasanya disemangatin, perhatian ke kita suka nanya kerjaan
udah sampe mana, gitu-gitu,...suka ngebantu kalau saya kadang masih
ada yang belum ngerti, beliau selalu membimbing.233
Berdasarkan hasil jawaban dari para informan dapat disimpulkan

bahwa, kepala perpustakaan Universitas Trisakti selalu memberi solusi

atau masukan-masukan terkait kendala dalam pekerjaan, baik dari kepala

perpustakaan yang menyadari secara langsung adanya permasalahan atau

pustakawan yang melapor kepada kepala perpustakaan, dan juga kepala

perpustakaan selalu membimbing pustakawan dalam pekerjaannya, selalu

229
Andriyana Puspitasari.
230
Diana Ganefa.
231
Reny Hari Susanti.
232
Husnul Khotimah.
233
Rizka Medina.
103

ada pembicaraan terkait kendala kerja yang dihadapi pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti.

e. Cara Memberi Teguran Atau Mendisiplinkan Pustakawan

Teguran merupakan motivasi yang diberikan guna untuk

memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat seseorang. Hal tersebut yang

juga diungkapkan oleh kepala perpustakaan mengenai cara yang

dilakukannya ketika memberi teguran untuk karyawan yang bermasalah

didalam pekerjaan. Berikut pemaparan dari kepala perpustakaan:

Biasanya saya kasih surat teguran kalau masalahnya berat. Tapi kalau
yang ringan sih biasanya saya panggil saya marahin, saya orangnya
galak, ya artinya masalah harus segera cepat diselesaikan ya kan.
Pokoknya kalau ada masalah diselesaikan,....234
Berdasarkan jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa, kepala

perpustakaan sangat bertanggung jawab untuk segara menyelesaikan

permasalahan yang bisa mengganggu motivasi kerja pustakawannya. Hal

ini dibuktikan perhatian dari kepala perpustakaan dalam memberikan

teguran yang dilakukannya dengan cara pemanggilan dan memberikan

teguran secara lisan dan tertutup, serta memberi surat secara tertulis untuk

karyawan yang tersangkut masalah berat.

f. Hambatan Atau Gangguan Terhadap Motivasi Kerja

Berkaitan dengan motivasi kerja pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti, ada beberapa gangguan yang menyebabkan

menurunnya motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas

Trisakti. Berikut adalah hasil wawancara dengan para informan:

234
Farida Salim.
104

Kalau yang menghambat sih sebetulnya keadaan eksternal, kondisi di luar


perpustakaan.235
Ya itu, keadaan atau kondisi tempat kerja, fasilitasnya. Kita punya target
ini kita ingin ngajuin ini, mentok lagi di dana.236
Sebenernya gaji sih ya, emang gaji kita tuh di bawah UMR, mengganggu
motivasi saya banget sebenernya dalam bekerja....237
Kadang-kadang kondisi juga ya yang menghambat kita dalam bekerja.
Misalnya sistem, saya di pengolahan ingin sistem begini gini, tapi ya
kendalanya uangnya yang ga ada, jadi itu kan berarti kondisi
pekerjaannya ya yang tidak mendukung.238
Kalau aku lebih ke gaji sih, ya dibanding dengan yang diluar-luar kalau
disini mah ya segitu aja. Selain gaji untuk aku sih kayanya penghargaan,
soalnya belum pernah dapet gitu penghargaan untuk aku selain pujian.239
Lebih ke kondisi dan keamanan kerja,....,berkaitan dengan rektor yang
baru, kalau nanti peraturannya dirubah lagi kalau lebih bagus
alhamdulillah, kalau engga ya kita jadi was-was sendiri, ini apa gajinya
akan nambah atau malah banyak yang dikurangi lagi. Karena sekarang
ini kan yang jadi kendala banyak bonus-bonus yang lumayan gede
ibaratnya justru dihilangkan, itu juga jadi beban bagi karyawan untuk
saat ini, ketakutan untuk kehilangan pendapatan lagi itu yang terbesar
dari semua karyawan yang ada disini.240
Kondisi kerjaan sih, mati lampu kadang, pernah mati lampu disini lama,
kesel, lagi semangat-semangatnya input buku tiba-tiba mati lampu,....241
Gaji deh,....242

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, ada beberapa

faktor yang menghambat motivasi kerja pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

menganggap kondisi kerja perihal fasilitas kerja yang kurang memuaskan

dan keadaan eksternal perpustakaan dalam kaitannya dengan rektor baru

pustakawan khawatir dengan peraturan yang baru karena banyak bonus

yang terbilang besar telah dihilangkan. Kemudian beberapa di antaranya


235
Farida Salim.
236
Dwi Silvana Dewi.
237
Andriyana Puspitasari.
238
Diana Ganefa.
239
Irza Rasyid.
240
Reny Hari Susanti.
241
Husnul Khotimah.
242
Rizka Medina.
105

menganggap rendahnya gaji juga menjadi faktor penghambat motviasi

kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Sehubungan dengan hambatan motivasi kerja, hal tersebut

memungkinkan pustakawan timbul perasaan negatif terkait menurunnya

motivasi kerja. Dalam hal ini penulis menanyakan mengenai hal yang

dirasakan pustakawan ketika motivasi kerjanya menurun dan kemampuan

pustakawan dalam memotivasi diri secara mandiri. Berikut pemaparan dari

para informan:

Kayanya semua orang disini sama, melihat kondisi Trisakti lagi seperti
ini....,motivasi kerja kita juga jadi turun, mungkin itu....243
Adakalanya lagi hilang moodnya perasaan down, solusinya buka internet
paling cari yang bersifat untuk membangkitkan semangat. Terutama yang
bikin semangat itu yang mengingatkan bahwa kita tuh bekerja termasuk
ibadah, semuanya juga satu sama lain harus saling mengingatkan.244
....di usia udah 30 tahun bekerja ada titik jenuhnya juga kadang-kadang
begitu. Kalau udah mulai jenuh ya kita cuti dulu hehee, tapi karena kita
ada kebutuhan untuk keluarga dan sebagainya, ya kita termotivasi lagi
karena harus menyekolahkan dan lain-lainnya. Dan kemudian saya sudah
berkomitmen, saya juga sudah di gaji oleh Trisakti ya saya harus
bertanggung jawab terhadap kewajiban saya.245
....,ketika kita memang bener-bener lagi down itu sebenernya ga usah
dipaksa juga untuk memotivasi diri. Karena kita ada temen-temen kerja
disini, jadi kita harus selalu deket sama temen-temen kita sih, kalau saya
sendiri begitu, jadi saya ga merasa kesulitan. Selama kita punya tim kerja
yang solid yang kompak itu kita ga akan kesulitan,....246
Cewe kan mood-moodan ya, sebelum kerja pas sampe kantor itu biasanya
saya buka online shoplah buka gosip, ngilangin stres dulu,....247
....paling berat itu adalah kalau lagi males sama ngurusin usaha diluar
pustakawan ini, selain kerja disini saya punya usaha kaya party planner
gitu dekorasi buat ulang tahun. Ketika kerja disini kadang suka inget
sama kerjaan saya yang dekor itu, makanya kadang saya suka ngerjain

243
Farida Salim.
244
Andriyana Puspitasari.
245
Diana Ganefa.
246
Reny Hari Susanti.
247
Husnul Khotimah.
106

pekerjaan lain ketika sedang jam kerja di perpustakaan, otomatis motivasi


kerja saya yang di perpustakaan di bawah dong, nah itu kendalanya....248

Berdasarkan jawaban para informan di atas disimpulkan bahwa, hal

yang dirasakan pustakawan ketika motivasi kerjanya menurun antara lain

timbulnya rasa jenuh dalam bekerja, perasaan down yang kemudian

menimbulkan kemalasan dan sulit berkonsentrasi ketika bekerja. Akan

tetapi pustakawan mampu untuk kembali memotivasi diri sendiri dengan

berbagai cara yang dilakukan mulai dari membuka internet, mengambil

cuti, termotivasi kembali karena harus memenuhi kebutuhan dan selalu

dekat dengan rekan kerja, sehingga hal tersebut tidak menimbulkan

dampak yang lebih buruk terhadap kinerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti.

g. Tekanan Dan Tantangan Didalam Pekerjaan

Dalam bekerja, seorang karyawan pasti akan menemukan berbagai

hambatan atau masalah, suka atau tidak suka sejumlah masalah akan

muncul disaat bekerja. Berkaitan dengan kendala motivasi kerja, penulis

juga menanyakan mengenai kendala terbesar yang pernah dihadapi

karyawan Perpustakaan Universitas Trisakti dalam bekerja. Berikut

merupakan hasil wawancara dengan para informan:

Kendalanya ya malu aja yang ada, dengan usia saya yang sudah segini,
saya terus aja jadi kepala, ga ada yang gantiin, sudah lama sekali saya
jadi kepala. Nah kendala lainnya kalau saya berhenti diposisi saya saat
ini, saya takut dosen yang jadi kepala perpustakaan, dan saya tidak rela
dia kan bukan pustakawan.249

248
Rizka Medina.
249
Farida Salim.
107

Saya rasa sih masalah hubungan atasan bawahan ya, jadi bawahan saya
yang under educated, kadang-kadang itu juga yang bikin saya
frustasi,....250
Mungkin kendalanya di saya selama ini jadi saya sampai sekarang itu
kepengen ada peraturan untuk serah simpan, namun Trisakti sendiri
belum ada peraturan untuk serah simpan seperti itu....251
Kalau untuk segi fasilitas kerja, ya kita lapor untuk hal-hal yang kurang
tapi kalau kita ga dikasih gimana, ya tapi tetep kita lapor.252
Kendala terbesar, ya dulu sih sebenernya sistem ke karyawanan yang
tidak menentu yang memakan waktu terlalu lama, jadi tingkat
kepegawaian yang berjenjang-jenjang itu ga enak, istilahnya kita
pembayarannya juga cuma setengah dari yang seharusnya sementara kita
dituntut untuk bekerja lebih keras dari pada yang lain, sekarang mah udah
nafas mas.253
Kendalanya ketika motivasi kerja saya di perpustakaan itu sedang di
bawah soalnya saya sambil nyambi-nyambi kerjaan yang lain, kendalanya
itu sih suka terpikir pekerjaan yang lain. Pekerjaan lain diluar pekerjaan
yang utama ini mengganggu motivasi kerja saya disini.254

Berdasarkan jawaban informan di atas disimpulkan bahwa kendala

terbesar yang sedang atau pernah dihadapai yaitu, adanya perasaan malu

karena faktor usia yang tidak muda lagi sementara di sisi lain masih

dipercaya untuk memimpin perpustakaan, kemudian persoalan hubungan

antara atasan dengan bawahan yang under educated, belum adanya

peraturan serah simpan perpustakaan, sistem kekaryawanan yang

berjenjang memakan waktu terlalu lama, dan memiliki kesibukan diluar

pekerjaan di Perpustakaan Universitas Trisakti sehingga fokus kerja

menjadi terbagi. Hal-hal tersebut yang mengganggu motivasi kerja

pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti.

250
Andriyana Puspitasari.
251
Diana Ganefa.
252
Irza Rasyid.
253
Reny Hari Susanti.
254
Rizka Medina.
108

Berkaitan dengan kendala motivasi kerja, tekanan juga merupakan

salah satu keadaan dimana seseorang tidak merasa tenang atau senang

dengan kondisi yang dialaminya. Bagi karyawan yang tidak dapat

mengendalikan perasaannya, tekanan dalam pekerjaan dapat menurunkan

motivasi kerjanya, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini penulis juga

memaparkan dari beberapa informan yang pernah mengalami tekanan

ketika bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Pernah. Jadi waktu saya pindah dari fakultas ke pusat, itu tuh motivasi
saya mungkin berada di titik terendah dari selama saya bekerja disini,
motivasi saya kecil banget. Karena saya pindah kesini juga bukan atas
kemauan saya, bukan juga karena atas penghargaan, entah kenapa tiba-
tiba saya dipindahkan. Di sana padahal udah nyaman, udah enak, tiba-
tiba di pindahkan, ya seperti itu rasanya gimana ya, jadi saya tertekan.255
....Kadang tekanan-tekanan itu aja sih pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam sekian waktu yang singkat, dan alhamdulillah teratasi.256
Pernah, sempat tidak suka sebenernya waktu rolling tempat, udah kita ga
kenal tempatnya lalu kita didorong untuk bisa melakukan perubahan di
tempat itu, saya aja lagi kesulitan menyesuaikan diri, ini sudah harus
dituntut untuk melakukan perubahan di tempat itu, itu tekanan juga sih.257

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dari delapan pustakawan yang

dijadikan informan, beberapa di antaranya mengaku pernah merasa

tertekan semasa kerjanya di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu ketika

dipindah tugaskan dari fakultas ke pusat dan ketika mengalami rotasi atau

perpindahan tempat kerja, tekanan tersebut menurunkan motivasi kerja

pustakawan. Kemudian informan lainnya memaparkan bahwa tekanan

yang ada hanya berupa keterbatasan waktu dimana pekerjaan harus

diselesaikan dalam waktu yang singkat.

255
Andriyana Puspitasari.
256
Diana Ganefa.
257
Reny Hari Susanti.
109

Sehubungan dengan tekanan dalam pekerjaan, ketika seorang

pekerja bisa mengendalikan perasaannya terhadap tekanan pekerjaan, ia

akan mengekspresikan hal tersebut sebagai tantangan guna untuk

meningkatkan kualitas diri. Berikut hasil wawancara dengan para informan

mengenai tantangan yang pernah dihadapi pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti, sebagai berikut:

Tantangan terbesar ya itu mau meningkatkan fasilitas yang ada di


perpustakaan.258
Tantangannya, memiliki bawahan yang under educated megang komputer
itu masih kurang, itu dijadikan tantangan terbesar untuk saya, kalau saya
bisa mengajari mereka bekerja dengan baik sampai masa pensiunnya tiba,
saya anggap saya sudah cukup sukses, tanpa dipindahkan dari tempat ini
gitu.259
Salah satunya ya itu, gaji yang kecil juga jadi tantangan buat saya bekerja
disini.260
Tantangan biasanya kerjaan deadline sih, kita punya kerjaan targetnya
misal sebulan, tapi ditengah jalan diminta minggu depan harus selesai.261

Berdasarkan jawaban informan dapat disimpulkan, tantangan

terbesar selama bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu, ingin

meningkatkan fasilitas perpustakaan, memiliki bawahan yang under

educated, rendahnya gaji yang diterima, dan menyelesaikan pekerjaan

dengan waktu yang terbatas. Keterkaitan antara tantangan pekerjaan

dengan motivasi kerja yang dimiliki dapat dilihat dari bagaimana

pustakawan menerima dan menyikapi tantangan itu sendiri, pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti menyikapinya dengan membiasakan diri

dalam menghadapi berbagai rintangan atau tantangan dalam bekerja di

258
Dwi Silvana Dewi.
259
Andriyana Puspitasari.
260
Reny Hari Susanti.
261
Husnul Khotimah.
110

Perpustakaan Universitas Trisakti, sehingga hal tersebut memberi aura

positif yang dapat meningkatkan mental dan semangat kerja pustakawan.

h. Kendala Dalam Pencapaian Target Kerja

Tujuan melahirkan motivasi, motivasi melahirkan tindakan. Jika

tujuan sulit tercapai, motivasi akan terganggu atau menurun. Berhubungan

dengan kendala kerja yang pernah dihadapi pustakawan, penulis juga

menanyakan mengenai kendala dalam pencapaian target kerja. Berikut

hasil wawancara dengan para informan:

....misalnya sistem perpustakaan yang harusnya gini jadi tidak bisa-bisa.


Kita berusaha pekerjaan seberat apapun masalahnya bisa diselesaikan.262
Porgram kerja biasanya. Misalnya program kerja kita hari ini mau
sosialisasi ke fakultas ga kesampean, kendalanya ada hari libur.263
Yang selama ini jadi kendala disini dalam pekerjaan itu sistem kerja,
peralatan atau alat kerja dan tempat kerja yang tidak baik itu tidak enak.
Dulu itu pada abal-abal semua, sekarang udah mendingan,....264
Pernah ya, waktu itu eror sistem cuman cepet sih diatasinnya ga terlalu
lama bisa langsung diatasi, bukan kendala yang berat banget.265
Ada, kendalanya itu waktu, waktu yang mepet biasanya. Saya harus
menyelsaikan pekerjaan yang ini dengan waktu yang mepet dan masih ada
pekerjaan lain yang menanti yang harus diselesaiin.266

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, disimpulkan

bahwa pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti pernah mengalami

kendala dalam pencapaian target kerja. Kendala yang dimaksud perihal

sistem perpustakaan yang bermasalah seperti maintenance system,

program kerja yang terhambat karena hari libur, fasilitas atau alat kerja

yang kurang baik, dan keterbatasan waktu yang dimiliki dalam

262
Farida Salim.
263
Dwi Silvana Dewi.
264
Reny Hari Susanti.
265
Husnul Khotimah.
266
Rizka Medina.
111

menyelesaikan pekerjaan. Berkenaan dengan motivasi pustakawan, bahwa

kendala dalam pencapaian target kerja sedikit banyak mempengaruhi

pekerjaan pustakawan terutama yang berkaitan dengan fasilitas kerja,

karena mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja pustakawan.

i. Menyikapi Kritik Didalam Pekerjaan

Kritik memang masukan yang berguna dan bersifat konstruktif,

namun kebanyakan orang respon pertama dalam menyambut kritik berupa

tanggapan defensif, hal tersebut dengan maksud tujuan untuk membuat

dirinya merasa lebih baik, yang mana pada saat itu juga agar tidak

mengganggu suasana hatinya. Karena kritikan paling halus sekalipun bisa

membuat orang merasa ditolak atau kehilangan motivasi dalam mengapai

tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan motivasi kerja, penulis

menanyakan sikap pustakawan dalam menanggapi kritik didalam

pekerjaan. Berikut merupakan hasil wawancara dengan para informan:

Kalau dapet kritik malah bagus ya, kita malah diperhatiin berarti kan....267
Semua kritik oke saya terima dan pertimbangkan tapi untuk diaplikasikan
tunggu dulu, ada pemikiran-pemikiran lain, saya saring dulu.268
Untuk kritik, ya aku kan orangnya ga mau berbenturan, jadi aku liat dulu
nih bener ga kalau kata orang aku kaya gini-gini, jadi itu ya buat masukan
aku aja sih ga terlalu dianggep yang gimana-gimana sampai mengganggu
kerja itu engga.269
Untuk kritikan, saya termasuk orang yang sering di kritik.....,menyikapinya
yaudah biarin aja, tinggal kitanya aja kalau menurut kita baik yaudah
diterima, kalau ga baik dari pada pusing abaikan aja.....270
Untuk kritik dalam pekerjaan sih saya lebih terbuka, dan intropeksi diri
biasanya, ga sampe ganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari itu engga.271

267
Dwi Silvana Dewi.
268
Andriyana Puspitasari.
269
Irza Rasyid.
270
Reny Hari Susanti.
271
Rizka Medina.
112

Berdasarkan jawaban para informan di atas disimpulkan bahwa,

sikap pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti dalam menyikapi

kritik didalam pekerjaan yaitu tetap menerima kritikan dengan terbuka

akan tetapi kritik yang datang tidak langsung diterima mentah-mentah,

namun mengkonfirmasi terlebih dahulu sehingga ada pertimbangan-

pertimbangan untuk hal tersebut, baik atau buruknya kritik yang diterima

pustakawan tetap menganggap sebagai masukan untuk dirinya dalam

berkarier di Perpustakaan Universitas Trisakti dan tidak mengganggu

motivasinya dalam bekerja.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kendala motivasi

kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti ditunjukan dengan adanya kendala

dari kepala perpustakaan dalam memotivasi pustakawan, namun kepala

perpustakaan tetap selalu memberi motivasi pustakawan, menjaga komunikasi

sekaligus mempererat kedekatan hubungan antara pimpinan dengan bawahan.

Selain kendala dalam memotivasi pustakawan, kepala perpustakaan juga

kesulitan untuk memahami keinginan dari setiap pustakawan, namun kepala

perpustakaan selalu berupaya menciptakan ketenangan dan kenyamanan di

lingkungan kerja perpustakaan. Bukan hanya kepala perpustakaan yang

menemukan kendala motivasi kerja, beberapa pustakawan juga merasakan

adanya faktor yang menghambat motivasi kerja mereka, hal tersebut di

antaranya disebabkan oleh kondisi kerja dan rendahnya gaji yang diterima,

sehubungan dengan itu pustakawan terkadang merasa jenuh, suasana hati tidak

mendukung dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, pustakawan juga menemui

kendala dalam pekerjaannya seperti keterbatasan waktu dalam menyelesaikan


113

pekerjaan. Berkenaan dengan kendala motivasi kerja pustakawan, kepala

perpustakaan selalu memberi masukan-masukan atau solusi terkait kendala

kerja pustakawan di Perpustakaan Perpustakaan Universitas Trisakti.

C. Pembahasan

Pada bagian pembahasan ini, penulis akan menganalisa motivasi kerja

pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti dengan mengaitkan teori

motivasi dari Abraham Maslow, Clayton Alderfer, dan Frederick Herzberg

yang telah penulis bahas pada bab sebelumnya.

1. Motivasi Kerja Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Motif Bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti

Motivasi kerja yang dimiliki oleh pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti bersumber dari dalam diri pustakawan itu sendiri

yaitu motivasi intrinsik. Motivasi yang muncul dan tumbuh serta

berkembang dalam diri orang tersebut sehingga mempengaruhi dalam

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian

ini ditemukan bahwa adanya motivasi pustakawan untuk bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu adanya keinginan dari diri

pustakawan untuk bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti. Yang

memotivasi pustakawan bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti

yaitu karena, adanya keinginan untuk memiliki pekerjaan sesuai

dengan keahlian yang dimiliki, berkeinginan bekerja di perpustakaan

perguruan tinggi, berminat karena pengaruh nama besar dari

Universitas Trisakti, menginginkan lingkup kerja yang lebih besar,

faktor keluarga yang telah lebih dulu bekerja di Trisakti, saran dari
114

orang tua, pengembangan intelektual, dan berkeinginan untuk bekerja

diranah pendidikan.

Hal tersebut ditunjukan dengan semangat kerja pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakti dalam rangka mencapai tingkat

kepuasan dalam bekerja. Motivasi kerja pustakawan terlihat dari

kegiatan yang dilakukan pustakawan dalam memberikan pelayanan

dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa (pemustaka) di

Perpustakaan Universitas Trisakti. Motivasi kerja pustakawan sudah

ada didalam diri pustakawan dan dalam pelaksanaannya sudah cukup

baik, hal tersebut memiliki dampak positif untuk kemajuan

perpustakaan di masa yang akan datang. Pustakawan dapat

meningkatkan serta menerapkan motivasi kerja yang dimiliki, sehingga

hal tersebut akan berpengaruh baik terhadap kinerja mereka di

perpustakaan.

b. Manfaat Atau Keuntungan Yang Didapat

Ada pula beberapa manfaat atau keuntungan yang dirasakan oleh

pustakawan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

Manfaat atau keuntungan yang dirasakan pustakawan yaitu, masih

dipercaya untuk mengemban jabatan kepala perpustakaan, lingkup

kerja besar, dapat bertemu jodoh di Trisakti, merasa cocok dengan jam

kerja karena sebagai ibu rumah tangga pekerja, bisa mengembangkan

diri, merasa senang karena dapat bekerja di universitas yang sudah

ternama, dapat mengaplikasikan ilmu dimiliki, dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan.


115

c. Upaya Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja

Adapun upaya yang dilakukan pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti dalam meningkatkan motivasi kerja secara mandiri

yaitu, dengan tetap menomer satukan tanggung jawab, mengadakan

rapat diluar kantor, membuat suasana lebih kekeluargaan dan

membangun kebersamaan dilingkungan kerja, pemberian target kerja

untuk setiap bulan, selalu menegaskan diri sendiri bahawa pekerjaan

saat ini merupakan satu-satunya ladang untuk mencari nafkah, beramal,

dan untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, menumbuhkan

semangat kerja karena cinta perpustakaan, niat bekerja untuk mencari

pahala demi keluarga, memiliki hasrat untuk menambah ilmu dengan

bekerja di perpustakaan perguruan tinggi, dan menumbuhkan tekad

untuk menjadi pustakawan sukses yang lebih baik dari orang tua.

d. Peran Kepala Perpustakaan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja


Pustakawan

Adanya pemberian motivasi dari kepala perpustakaan kepada

pustakawan Universitas Trisakti yaitu dengan cara mengadakan

seminar, melakukan studi banding, dan memberi kesempatan kepada

pustakawan untuk bisa melanjutkan pendidikan kembali, selain itu

quality time selalu diupayakan oleh kepala perpustakaan dengan

mengadakan rekreasi dan kumpul bersama, hal tersebut dilakukan guna

mempererat hubungan antar rekan kerja.

Beberapa staf dan kasub di Perpustakaan Universitas Trisakti

juga memberi tanggapan mengenai peran dari kepala perpustakaan

dalam meningkatkan motivasi kerja mereka yaitu, kepala perpustakaan


116

bersikap terbuka mau mendengarkan berbagai ide maupun keluhan dari

pustakawan, rutin mengadakan rapat, melakukan pembicaraan secara

personal, kepala perpustakaan selalu menyertakan semua karyawan

dalam berbagai kegiatan untuk membangun kebersamaan atau

kedekatan hubungan satu sama lain, memberi perhatian seperti

menyemangati, membimbing dan memberikan pujian atas hasil kerja

pustakawan. Motivasi yang diberikan oleh kepala perpustakaan

meningkatkan produktivitas kerja pustakawan, meningkatkan disiplin

kerja, dan menjaga hubungan kerja yang baik antar pustakawan, dan

meningkatkan profesionalitas dalam bekerja.

Berdasarkan hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya

motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti, hal

tersebut ditunjukan dengan upaya yang dilakukan pustakawan untuk

meningkatkan motivasi dalam bekerja, seperti pemberian target kerja

perbulan, memiliki niat, tujuan, dan tekad bekerja demi memenuhi

kebutuhan fisik. Selain itu, banyak manfaat yang didapat pustakawan

ketika bekerja di perpustakaan perguruan tinggi khususnya Universitas

Trisakti salah satunya untuk pengembangan diri, menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan kebanggaan tersendiri dapat bekerja di universitas yang

ternama. Selain pustakawan yang memiliki motivasi intrinsik untuk

bekerja, pihak perpustakaan juga berperan dalam meningkatkan motivasi

kerja pustakawannya agar pustakawan tersebut dapat menghasilkan kinjera

yang baik berbarengan dengan produktivitas yang tinggi demi kemajuan

Perpustakaan Universitas Trisakti.


117

2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Pustakawan Di


Perpustakaan Universitas Trisakti

Menurut para ahli ada beberapa faktor yang mendorong motivasi

kerja yaitu gaji, kondisi dan keamanan kerja, kebutuhan sosial,

penghargaan, dan pengembangan diri. Berdasarkan kelima faktor

tersebutlah motivasi seseorang dipengaruhi dalam bekerja.

a. Pendapatan

Memperoleh gaji merupakan sala satu hal yang mendorong

pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti untuk bekerja demi

memenuhi kebutuhan, walaupun beberapa pustakawan masih mengeluh

mengenai ukuran gaji pokok yang diberikan Trisakti untuk pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti. Adanya tunjangan serta bonus-

bonus yang diterima menjadi salah satu faktor yang meningkatkan

motivasi kerja sekaligus menutupi kekurangan dari gaji pokok yang

diterima pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti. Pemberian

gaji ditambah dengan tunjangan serta bonus di waktu tertentu dapat

dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi pustakawan dalam bekerja

di Perpustakaan Universitas Trisakti.

b. Kondisi Dan Keamanan Kerja

Kebutuhan akan rasa aman di Perpustakaan Universitas Trisakti

telah terpenuhi, baik dari kondisi sosial maupun fisik. Perpustakaan

Universitas Trisakti melindungi dan menanggung keamanan,

keselamatan dan kesehatan setiap karyawan perpustakaan melalui

tunjangan yang dimiliki yaitu BPJS dan In-Health. Dan fasilitas yang

ada di Perpustakaan Universitas Trisakti cukup menunjang pustakawan


118

dalam bekerja. Meski kekurangan fasilitas masih dirasakan oleh

pusakawan, akan tetapi perpustakaan perlahan-lahan terus memperbaiki

fasilitas atau alat kerjanya, kemajuan tetap dirasakan namun betahap.

c. Kebutuhan Sosial

Dalam hal kebutuhan sosial seperti hubungan kedetakan dan

kerja sama antar pustakawan terjalin sangat baik di Perpustakaan

Universitas Trisakti. Terlihat kerjasama yang dilakukan pustakawan

Perpustakaan Universitas Trisakti seperti saling membantu atau

memberi sokongan tenaga antar unit perpustakaan dan cepat tanggap

dalam mengatasi masalah hubungan kerja antar pustakawan, hal

tersebut lantaran karena adanya hubungan yang cukup intim antar

rekan kerja, kepercayaan dan keterbukaan dalam bekerja menciptakan

jalinan komunikasi yang baik. Didalam unit pun komunikasi berjalan

dengan baik, hal ini dapat dilihat dari diskusi-diskusi kecil yang biasa

dilakukan atau rapat mingguan yang diadakan oleh setiap unit. Selain

itu, kepala perpustakaan juga berupaya untuk terus menciptakan team

work yang baik demi kelancaran kegiatan atau program kerja

perpustakaan dan mencapai tujuan bersama.

d. Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan bagi pustakawan di Perpustakaan

Trisakti telah terpenuhi dengan sangat baik. Hal tersebut dibuktikan

dengan adanya pemberian motivasi dari kepala perpustakaan untuk

seluruh karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan

produktivitas dan semangat kerja pustakawan Perpustakaan Universitas


119

Trisakti. Kepala perpustakaan juga menunjukan sikap menghargai atas

hasil kerja pustakawan. Adanya perhatian dari kepala perpustakaan

Universitas Trisakti juga merupakan suatu penghargaan bagi

pustakawan, perhatian yang dimaksud yaitu mendapat pujian dan

disemangati, dibimbing atau diarahkan, pemberian bonus secara

finansial dan rekreasi yang sering diadakan setiap satu tahun sekali.

e. Pengembangan Diri

Faktor motivasi kerja dalam hal aktualisasi diri pustakawan di

Perpustakaan Univesitas Trisakti yaitu, adanya kegiatan seperti

seminar, studi banding, kesempatan untuk mengikuti kursus, dan

adanya program peningkatan jenjang karir dengan memberi

kesempatan bagi pustakawan untuk bisa melanjutkan pendidikannya

kembali, dengan harapan pustakawan mampu meningkatkan

kompetensinya sehingga kemampuan dalam bekerja meningkat dan

produktivitas kerja tinggi. Hal-hal tersebut dilakukan demi memotivasi

pustakawan untuk bekerja dalam kebutuhan aktualisasi diri bagi setiap

pustakawan, dan demi kemajuan Perpustakaan Universitas Trisakti.

Dari hasil wawancara dan observasi, ditemukan faktor yang paling

mempengaruhi motivasi pustakawan dalam bekerja di Perpustakaan

Universitas Trisakti adalah pendapatan berupa gaji, bonus dan tunjangan,

kebutuhan sosial, dan pengembangan diri. Namun ada beberapa faktor

yang dapat dikatakan belum sepenuhnya terpenuhi dalam rangka

memotivasi kerja bagi pustakawan yaitu kondisi kerja terkait fasilitas kerja

dan ukuran gaji pokok di Perpustakaan Universitas Trisakti.


120

3. Upaya Pustakawan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti

a. Selalu Berupaya Meningkatkan Produktivitas Kerja

Pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti selalu berusaha

produktif dalam bekerja dengan cara, mencatat setiap kegiatan atau

pekerjaan yang telah dikerjakan, mencari hiburan disela-sela kesibukan

agar terhindar dari rasa jenuh, memaksimalkan pekerjaan pada saat jam

kerja dan memanfaatkan waktu senggang untuk bersantai, dan selalu

berusaha minimal setiap tiga bulan ada kemajuan yang diperoleh serta

setiap tahun tahun ada hal-hal baru yang diciptakan. Adanya program

kerja tahunan yang dibuat oleh Perpustakaan Universitas Trisakti juga

merupakan upaya dari pihak perpustakaan untuk meningkatkan

motivasi dan produktivitas kerja pustakawan, dengan begitu tujuan dan

target kerja sudah jelas dan pustakawan dapat fokus dalam menembus

target.

b. Mengutamakan Produktivitas Kerja Yang Tinggi

Dalam bekerja produktivitas merupakan hal yang patut

diutamakan demi kemajuan dan perkembangan organisasi. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan, pustakawan Perpustakaan Universitas

Trisakti selalu berupaya untuk produktif dalam bekerja, memberikan

kinerja yang maksimal dengan mengutamakan produktivitas kerja yang

tinggi, mengesampingkan masalah pribadi dan tetap bersikap

profesional di lingkungan kerja dan pustakawan juga termotivasi untuk

bisa melebih capaian atau hasil kerja yang telah diperoleh. Pustakawan
121

Perpustakaan Universitas Trisakti juga berupaya untuk selalu

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, walaupun pekerjaan yang

diselesaikan tidak selalu tepat pada waktunya. Selain itu, ada beberapa

pekerjaan terkahir yang telah diselesaikan oleh pustakawan yaitu

membuat SOP, stock opname, dan melakukan penyeragaman koleksi.

c. Adanya Pengaruh Pemberian Motivasi Dari Kepala Perpustakaan

Terhadap Produktivitas Kerja

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, ditemukan adanya

pengaruh dari motivasi yang diberikan oleh kepala perpustakaan

terhadap peningkatan produktivitas kerja pustakawan di Perpustakaan

Universitas Trisakti. Kepala perpustakaan memberi kebebasan dalam

bekerja agar pustakawan tidak merasa jenuh karena harus mengejar

target kerja setiap bulannya, namun kebebasan yang diberikan tetap

berdampingan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Selain

memberi motivasi, kepala perpustakaan juga menciptakan atau

membuat hal-hal yang menyenangkan untuk para karyawannya, seperti

berekreasi dan makan bersama.

Hal yang sama juga dirasakan oleh para staf dan kasub

Perpustakaan Universitas Trisakti bahwa motivasi yang diberikan oleh

kepala perpustakaan mampu membuat pustakawan menjadi lebih

produktif dalam bekerja, pustakawan merasa semangat dan merasa

diperhatikan oleh pimpinannya. Kepala perpustakaan selalu

menyempatkan diri untuk memberi perhatian kepada para pustakawan

disela-sela kesibukan, seperti memberi semangat, bersenda gurau, dan


122

tak jarang kepala perpustakaan melakukan pembicaraan dengan satu

atau dua pustakawan secara personal sehingga tidak ada jarak antara

pimpinan dengan bawahan.

d. Capaian Atau Hasil Kerja

Capaian kerja yang telah diperoleh pustakawan selama bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti antara lain yaitu, menyandang

jabatan sebagai kepala unit di Perpustakaan Universitas Trisakti, sistem

perpustakaan yang baik meningkatkan jumlah buku yang diolah

semakin banyak dan repositori banyak dipakai oleh user, bisa menjadi

karyawan tetap di Perpustakaan Universitas Trisakti, merasa puas

ketika bisa membantu mahasiswa. Selain itu bentuk peningkatan

produktivitas kerja dilihat dari perkembangan perpustakaan,

Perpustakaan Universitas Trisakti telah memperoleh akreditasi A.

4. Kendala Motivasi Kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

a. Kepala Perpustakaan

1) Kurangnya Kesadaran Pustakawan Terhadap Pentingnya

Pengembangan Diri

Keluhan yang dirasakan kepala perpustakaan dalam

pemberian motivasi untuk pustakawan yaitu, sebagian pustakawan

sudah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki sehingga mereka

tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya kembali,

beberapa di antaranya dikarenakan faktor usia yang tidak muda lagi

sehingga motivasi kerja terhadap pengembangan diri tidak menjadi

hal yang diperhitungkan.


123

2) Beberapa Karyawan Lamban Dalam Bekerja

Kepala perpustakaan Universitas Trisakti kadang kala

menjumpai beberapa pustakawan yang lamban dalam

menyelesaikan pekerjaannya, akibatnya kepeningan dirasakan oleh

kepala perpustakaan. Namun kepala perpustakaan tetap menjaga

komunikasi, tetap memberi motivasi dan membangun kedekatan

hubungan antara pimpinan dengan bawahan.

3) Menentukan Alat Motivasi

Kepala perpustakaan Universitas Trisakti tidak merasa

kesulitan dalam menentukan alat motivasi untuk pustakawan, hal

tersebut dilakukannya dengan cara, selalu memberikan semangat

dan tetap perhatian ke setiap pustakawan, memberi bonus lebih

untuk setiap pustakawan yang mampu memberikan sumbangsih

lebih dari pada yang lain untuk setiap proyek atau kegiatan di

Perpustakaan Universitas Trisakti dan diberikan secara tertutup,

dengan tujuan untuk memacu semangat kerja agar lebih disiplin

dan rajin. Selain itu, studi banding juga menjadi salah satu cara

untuk memotivasi atau menumbuhkan kembali semangat kerja

pustakawan. Penghargaan juga diberikan untuk karyawan yang

sudah lama bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti.

4) Kesulitan Memahami Keinginan Setiap Pustakawan

Dalam pemberian motivasi, kepala Perpustakaan Universitas

Trisakti cukup merasa kesulitan untuk dapat memahami kebutuhan

dan keinginan masing-masing setiap karyawan, karena keinginan


124

dan kebutuhan masing-masing karyawan berbeda-beda, sikap dan

cara pustakawan dalam menuangkan keluhan juga berbeda-beda.

Namun kepala perpustakaan selalu berupaya menciptakan

ketenangan dan kenyamanan di lingkungan kerja perpustakaan,

tujuannya agar pustakawan senantiasa nyaman dan betah bekerja di

Perpustakaan Universitas Trisakti.

5) Peran Kepala Perpustakaan Mengatasi Kendala Kerja Pustakawan

Beberapa pustakawan Universitas Trisakti menyatakan

bahwa adanya upaya dari Kepala Perpustakaan Universitas Trisakti

dalam mengatasi kendala kerja seperti, dilakukannya diskusi untuk

pemberian solusi atau masukan-masukan terkait kendala dalam

pekerjaan, memotivasi pustakawan agar semangat dalam bekerja

dan juga kepala perpustakaan turut membimbing atau memberi

arahan pustakawan dalam bekerja. Kepala perpustakaan juga

memberikan perhatiannya berupa teguran untuk karyawan yang

bermasalah didalam pekerjaan, hal tersebut dilakukan dengan cara

pemanggilan dan memberikan teguran secara lisan dan tertutup,

serta pemberian surat secara tertulis untuk karyawan yang

tersangkut masalah berat.

b. Pustakawan

1) Rendahnya Gaji Pokok

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi motivasi kerja pustakawan Perpustakaan

Universitas Trisakti, hal tersebut merupakan dorongan atas


125

kesediaan pustakawan untuk melakukan hal yang lebih atas apa

yang dikerjakan, demi terpenuhinya kebutuhan fisik. Bagi

pustakawan gaji merupakan sumber penghasilan pokok yang

menjadi pendapatan utama mereka. Dalam hal ini, rendahnya gaji

yang diterima pustakawan berdampak pada motivasi kerja

pustakawan yang terkadang menurun, hal itu nampak ketika dalam

pelaksanaan kerja beberapa pustakawan mengeluh atas ukuran gaji

yang diterima, kurang bergairah dalam bekerja, sehingga

mempengaruhi naik turunnya produktivitas dan kepuasan kerja

pustakawan, oleh karena itu ada kecenderungan pustakawan

mengharapkan gaji yang tinggi dan seimbang dengan kebutuhan

hidupnya. Pemberian gaji yang setimpal dapat memicu motivasi

kerja yang tinggi sehingga kinerja pustakawan meningkat dan

mempengaruhi kemajuan perpustakaan.

2) Fasilitas Atau Alat Kerja Kurang Mutakhir

Dalam hal ini lingkungan fisik terkait fasilitas atau alat kerja

yang kurang mutakhir merupakan salah satu kendala motivasi

pustakawan dalam bekerja. Penerapan teknologi lamban mengikuti

perkembangan zaman dirasakan oleh sebagian pustakawan, hal

tersebut nampak bahwa beberapa pustakawan mengeluh mengenai

komputer yang digunakan kurang memuaskan dari segi kemajuan

teknologi dan beberapa keluhan menyangkut fasilitas kerja seperti

permintaan alat kerja yang lama terealisasi, koneksi internet yang

tidak stabil dan perlunya tambahan komputer untuk di unit


126

multimedia dan referensi. Selain itu, berdasarkan hasil temuan

dilapangan bahwa Perpustakaan Universitas Trisakti belum

memiliki gedung secara khusus dan masih berada dalam satu

bangunan bersamaan dengan rektorat, hal tersebut yang dikeluhkan

beberpa pustakawan bahwa pustakawan mengharapkan

perpustakaan memiliki gedung tersendiri agar lahan yang dimiliki

luas dan tidak terbatas. Pustakawan membutuhkan kenyamanan

kerja, bukan hanya gaji yang tinggi. Lingkungan kerja yang sesuai

dengan keinginan pustakawan akan membuat motivasi kerja

semakin tinggi.

3) Tekanan Didalam Pekerjaan

Sedikit dari pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti

yang sempat mengalami tekanan dalam bekerja, berdasarkan hasil

wawancara tekanan yang dialami pustakawan yaitu ketika

perpindahan dan rotasi tempat kerja. Mereka merasa bahwa

kenyamanan dan kebersamaan telah mereka dapatkan di tempat

sebelumnya kemudian dituntut untuk bisa melakukan perubahan di

tempat yang baru, sedangkan di sisi lain pustakawan kembali harus

menyesuaikan diri di posisi atau di tempat yang baru. Hal tersebut

yang menyebabkan menurunnya motivasi pustakawan dalam

bekerja. Selain itu, tekanan yang ada berupa keterbatasan waktu

dalam menyelesaikan pekerjaan dan ingin meningkatkan fasilitas

perpustakaan, namun pustakawan menjadikan hal tersebut sebagai

tantangan dalam bekerja.


127

Kritikan juga salah satu tekanan dalam bekerja. Dalam

menanggapi kritik pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

menerima kritik dengan sangat terbuka dan tetap memfilter kritikan

dengan pemikiran-pemikiran yang ada. Dengan adanya kritikan,

pustakawan merasa ada yang memperhatikan dan peduli

terhadapnya, kemudian menjadikan kritik sebagai koreksi terhadap

perbuatan, sikap, atau kesalahan dalam bekerja. Pustakawan tetap

rileks menghadapi kritik didalam pekerjaannya, sehingga

pustakawan tidak merasa terganggu dengan kritikan yang datang

untuk dirinya. Pustakawan menganggap kritik sebagai masukan

bagian dari pembelajaran dalam berkarier untuk dapat meraih

performa yang apik dalam bekerja di Perpustakaan Universitas

Trisakti.

Sehubungan dengan tekanan dalam bekerja, ada beberapa hal

ketika motivasi kerja pustakawan menurun yang mengakibatkan

terganggunya mood saat bekerja, jenuh dengan pekerjaan, perasaan

down, kurang bersemangat (malas) dan sulit berkonsentrasi dalam

bekerja di Perpustakaan Universitas Trisakti. Namun, disamping

itu pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti tidak merasa

kesulitan untuk dapat memotivasi kembali dirinya sendiri secara

mandiri terkait tekanan yang dihadapi dalam bekerja, hal tersebut

dilakukan dengan, selalu mendekatkan diri dengan teman sejawat,

membuka internet mencari hal-hal yang membangkitkan semangat,

dan termotivasi karena ada kebutuhan untuk keluarga dirumah.


128

4) Kendala Didalam Pekerjaan

Pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti juga pernah

menjumpai kendala didalam pekerjaan, bahwa kendala terbesar

yang pernah dihadapai yaitu, adanya perasaan malu karena faktor

usia yang tidak muda lagi sementara di sisi lain masih dipercaya

untuk memimpin perpustakaan, persoalan hubungan antara atasan

dan bawahan yang under educated mengakibatkan atasan frustasi,

belum adanya peraturan serah simpan hasil karya yang

mengakibatkan pustakawan pusat selalu menjemput bola satu

persatu ke setiap fakultas di Universitas Trisakti untuk meminta,

sistem kekaryawanan berjenjang yang memakan waktu terlalu

lama, dan memiliki pekerjaan diluar sebagai pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakti sehingga fokus kerja menjadi

terbagi. Hal-hal tersebut yang pernah mengganggu motivasi kerja

pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti.

Di sisi lain pustakawan Perpustakaan Universitas Trisakti

juga pernah mengalami kendala dalam pencapaian target kerja,

kendala yang dimaksud seperti, permasalahan sistem perpustakaan,

program kerja yang terhambat karena hari libur, dan keterbatasan

waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Berkenaan dengan motivasi

pustakawan, bahwa kendala dalam pencapaian target kerja sedikit

banyak mempengaruhi pekerjaan pustakawan terutama yang

berkaitan dengan fasilitas atau alat kerja yang kurang mutakhir,

karena menyangkut kinerja dan kepuasan kerja pustakawan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data

dan pembahasan dalam penelitian ini perihal motivasi kerja pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakti, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti

merupakan motivasi intrinsik, yang merupakan keinginan dari diri

pustakawan untuk bekerja di perpustakaan perguruan tinggi salah satunya

sebagai pengembangan intelektual dan keinginan untuk bekerja diranah

pendidikan dan di universitas yang ternama.

2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pustakawan di

Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu pendapatan yang berupa gaji

pokok ditambah dengan bonus dan tunjangan, kebutuhan sosial, dan

kesempatan untuk berkembang.

3. Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti selalu mengutamakan

produktivitas yang tinggi dalam bekerja, hal tersebut ditunjukan dengan

adanya upaya yang terus dilakukan agar selalu produktif dalam bekerja

salah satunya dengan mencatat setiap kegiatan yang telah dikerjakan,

selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mencari hiburan

disela-sela kesibukan demi menghindari rasa jenuh, mengatur waktu kerja

(jadwal) dan pemberian target kerja disetiap bulan. Kemudian adanya

capaian atau hasil kerja yang diperoleh Perpustakaan Universitas Trisakti

yaitu memperoleh akreditasi A. Selain upaya dari pustakawan agar tetap

129
130

produktif dalam bekerja, kepala perpustakaan juga berperan dalam

memberikan motivasi demi meningkatkan produktivitas kerja pustakawan.

4. Kendala motivasi kerja di Perpustakaan Universitas Trisakti yaitu perihal

gaji dan fasilitas kerja. Walaupun gaji menjadi salah satu dorongan

motivasi pustakawan untuk bekerja, namun gaji yang diterima kurang

sesuai atau masih rendah dan fasilitas atau alat kerja kurang mutakhir

dalam menunjang kegiatan Perpustakaan Universitas Trisakti. Kepala

perpustakaan menemui kendala dalam motivasi kerja yaitu kesulitan dalam

memahami keinginan dari setiap pustakawan, sehingga beberapa

kebutuhan motivasi kerja pustakawan belum terpenuhi, seperti kebutuhan

kondisi kerja yang menyangkut fasilitas atau alat kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disebutkan di atas, penulis

hendak mengemukakan beberapa saran kepada karyawan Perpustakaan

Universitas Trisakti mengenai motivasi kerja, sebagai berikut:

1. Diharapkan kepala perpustakaan lebih melakukan pendekatan emosional

terhadap para karyawan, terutama dalam pemenuhan motivasi akan

kebutuhan pengembangan diri, kepala perpustakaan diharapkan dapat lebih

mendorong pustakawan untuk terus belajar dan mengembangkan

keterampilan yang dimiliki.

2. Pihak Perpustakaan Universitas Trisakti sebaiknya lebih memperhatikan

beberapa kebutuhan motivasi kerja pustakawan dalam hal pengelolaan

perpustakaan yaitu mengenai kebutuhan kondisi kerja, seperti fasilitas

untuk menunjang kebutuhan perpustakaan, karena dapat meningkatkan


131

motivasi dan produktivitas kerja pustakawan. Selain itu kebutuhan akan

penghargaan juga harus lebih diperhatikan kembali, karena dalam hal ini

beberapa pustakawan merasa belum terpenuhi kebutuhannya akan

penghargaan.

3. Hendaknya Perpustakaan Universitas Trisakti juga harus memperhatikan

peningkatan produktivitas kerja pustakawan yaitu terus melakukan

perbaikan, peningkatan mutu hasil kerja, pemberdayaan SDM sehingga

perpustakaan akan mampu mewujudkan peningkatan produktivitas kerja

pustakawan.

4. Pihak Perpustakaan Universitas Trisakti sebaiknya memberikan peralatan

kerja yang lebih memadai atau lebih mutakhir guna menunjang pekerjaan

karyawan secara efektif dan efisien. Lebih bertindak cepat untuk dapat

merealisasi kebutuhan pustakawan didalam pekerjaannya demi

meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja pustakawan. Selain itu,

diharapkan pihak Perpustakaan Universitas Trisakti lebih peka terhadap

keluhan-keluhan yang dirasakan karyawannya dan lebih memperhatikan

kesejahteraan karyawannya dalam hal finansial yang berupa gaji pokok

pustakawan, diharapkan pihak Universitas Trisakti kembali melakukan

survey gaji terhadap perpustakaan perguruan tinggi lainnya yang satu

level, sehingga pustakawan akan loyal terhadap perpustakaan.


DAFTAR PUSTAKA

Afrizawati, ‗Pengaruh Kualitas Layanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Dan


Intensitas Kunjungan Mahasiswa Pada Perpustakaan Jurusan Administrasi
Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya‘, Jurnal Ekonomi Dan Informasi
Aknuntansi, 4 (2014), 16–23

Ajie, Ifeoma A., Opeyemi D. Soyemi, and Oluwatobi I. Omotunde, ‗Personnel


Motivation as Correlate of Organizational Commitment in Academic
Libraries in Lagos State Nigeria‘, Global Journal of Human-Social
Science, 15 (2015), 22–30

Anwar Prabu, Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Dan


Perusahaan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001)

Bangun, Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Erlangga, 2012)

Berawi, Imran, ‗Peningkatan Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal


Iqra, 7 (2013), 42–57

Darsono, P, and Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21


(Jakarta: Nusantara Consulting, 2011)

Daryanti, Darti, Rohanda, and Sukaesih, ‗Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Pegawai Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi
(BPAD) Propinsi Bengkulu‘, Jurnal Kajian Informasi Dan Perpustakaan,
1 (2013), 127–35

Daulay, Nurussakinah, ‗Penerapan Ilmu Psikologi Pada Perpustakaan‘, Jurnal


Iqra, 9 (2015), 14–28

Elvi, ‗Analisis Motivasi Kerja Karyawan Pada PT.Riau Karsa Pelita Pekanbaru‘,
Journal of Management, 1 (2014), 1–14

F, Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)

Gomes, Faustion Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:


Andi, 2003)

Handoko, Hani, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002)

Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi


Aksara, 2000)

———, Organisasi Dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas (Jakarta:


Bumi Aksara, 2010)

132
133

Heriyanto, Pawit M. Yusuf, and Agus Rusmana, ‗Makna Dan Penghayatan


Profesi Pustakawan‘, Jurnal Kajian Informasi Dan Perpustakaan, 1
(2013), 147–56

Himayah, ‗Layanan Dan Pelayanan Perpustakaan: Menjawab Tantangan Era


Teknologi Informasi‘, Jurnal Khizanah Al-Hikmah, 1 (2013), 1–6

Ibrahim, Andi, ‗Konsep Dasar Manajemen Perpustakaan Dalam Mewujudkan


Mutu Layanan Prima Dengan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis
Digital‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah,
2 (2014), 129–38

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif Dan


Kuantitatif, 2nd edn (Jakarta: Erlangga, 2009)

Irham, Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, Dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2012)

Iskandar, ‗Implementasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap


Peningkatan Kinerja Pustakawan‘, Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi,
Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4 (2016), 24–34

Khusnul, Khotimah, ‗Eksistensi Pustakawan Dalam Peningkatan Kualitas


Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Akreditasi Perpustakaan‘,
Libraria, 4 (2016), 333–64

Kussriyanto, Bambang, Meningkatkan Produktivitas Karyawan (Jakarta: Pustaka


Binaman Pressindo, 1986)

Makmur, Testiani, Budaya Kerja Pustakawan Di Era Digital: Perspektif


Organisasi, Relasi, Dan Individu (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015)

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2001)

Mubasyaroh, ‗Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan


Perguruan Tinggi‘, Libraria, 4 (2016), 77–104

Muhammad Sabri, Ali, ‗Sertifikasi Profesi Pustakawan Barometer Kompetensi


Dan Produktivitas Pustakawan‘, JUPITER, 14 (2015), 58–65

Nasarudin, Indo Yama, and Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis Dan Manajemen
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

Nashihuddin, Wahid, and Dwi Ridho Aulianto, ‗Strategi Peningkatan Kompetensi


Dan Profesionalisme Pustakawan Di Perpustakaan Khusus‘, Jurnal
Perpustakaan Pertanian, 24 (2015), 51–58

Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang


Kompetitif (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2011)
134

Nawawi, Hadari, and Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial


(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992)

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya


Ilmiah, 1st edn (Jakarta: Kencana, 2011)

Nugrohoadhi, Agung, ‗Motivasi Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Setelah Keluarnya Jabatan Fungsional Pustakawan‘, Jurnal Ilmu
Perpustakaan Dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 2 (2014), 28–37

Nuriana, Dwi, ‗Kompetensi Pustakawan Dan Kepuasan Pemustaka‘, Jurnal Insan


Cendekia, 1 (2014), 43–53

Nurmalina, ‗Eksistensi Dan Kompetensi Pustakawan‘, Tamaddun, 15 (2015),


223–237

Pendit, Putu Laxman, Merajut Makna: Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan


Dan InformasiI (Jakarta: Citra Karyakarsa Mandiri, 2009)

Prasetya, Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan


Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula
(Jakarta: STAN-LAN, 2004)

Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan (Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2013)

Putra, Aditya Kamajaya, and Agus Frianto, ‗Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan
Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kepuasan Kerja‘, Jurnal Ilmu Manajemen, 1
(2013), 377–87

Qodratilah, Meity Taqdir, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta:


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2011)

Rachman, Hermawan S, and Zen Zulfikar, Etika Kepustakawanan: Suatu


Pendekatan Terhadap Profesi Dan Kode Etik Pustakawan Indonesia
(Jakarta: Sagung Seto, 2006)

Rahayu, Lisda, and Ramatun Anggraini Kiemas, Materi Pokok Pelayanan Bahan
Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 2013)

Rismawaty, Kepribadian Dan Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)

Riyadi, Fuad, ‗Menggagas Perpustakaan Terakreditasi Di Perguruan Tinggi


Islam‘, Libraria, 4 (2016), 249–66

Rohanda, ‗Perilaku Pencarian Informasi Oleh Mahasiswa Melalui Pemanfaatan


Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Sosial Humaniora, 5
(2003), 96–107
135

Rumbiati, ‗Pengaruh Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Kinerja Penyulu


Pertanian Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan
Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin‘, Jurnal Ilmiah Ekonomi Global
Masa Kini, 7 (2016), 30–41

Siagian, Sondang P., Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja (Jakarta: Rineka


Cipta, 2002)

———, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

———, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 1992)

Solaja, Oludele Mayowa, ‗Exploring The Impact of Employss Self-Actualization


on Organizational Performance in Nigerian Investment Company‘, Sky
Journal of Business Administration and Management, 3 (2015), 25–31

Subianto, Marianus, ‗Kinerja Karyawan Pada PT.Serba Mulia Auto Di Kabupaten


Kutai Barat‘, Jurnal Administrasi Bisnis, 4 (2016), 698–712

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung:


Alfabeta, 2012)

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1st edn (Jakarta: Universitas


Terbuka, 2010)

Sumbangsih, Nining, and Malta Nelisa, ‗Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap


Motivasi Kerja Pustakawan Di Perpustakaan Universitas Bung Hatta
Padang‘, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 2 (2013),
178–85

Sutarno, NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:


Sagung Seto, 2006)

———, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003)

Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1st edn (Jakarta: Kencana,
2009)

Suwanto, and Priansa Donni Juni, Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik
Dan Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2013)

Suwarno, Wiji, Psikologi Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009)

Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: Rajawali Press, 2012)

Wulansari, Puspita, Andre Harjana Damanik, and Arif Partono Prasetio,


‗Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan Di Departemen
Sumberdaya Manusia PLN Kantor Distribusi Jawa Barat Dan Banten‘,
Jurnal Manajemen Indonesia, 14 (2014), 163–71
136

Yaya, Japeth Abdulazeez, Oluseyi A. Akintayo, and Chioma Euriel Uzohue,


‗Emotional Intelligence and Productivity of Librarians in Public
Universities in Nigeria‘, European Journal of Open Education and E-
Learning Studies, 1 (2016), 76–127

Yaya, Japheth Abdulazeez, ‗The Correlational Analysis of Motivation and


Productivity of Librarians in Public Universities in Nigeria‘, Journal of
Educational Research, 1 (2016), 15–32
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Permohonan Dosen Pembimbing
Lampiran 2
Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing
Lampiran 3
Surat Pergantian Judul
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian
Lampiran 5
Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 6
Biodata Karyawan
Lampiran 7
Absensi Karyawan 3 Bulan Berturut-turut (April, Mei, Juni)
Lampiran 8
Foto Bersama Dengan Narasumber

Kepala Perpustakaan: “Farida Salim” Kasub Unit Pengadaan & Administrasi:


“Andriyana Puspitasari”

Kasub Unit Pengolahan: “Diana Ganefa” Staff Pengolahan: “Husnul Khotimah”

Staff Pengolahan: “Rizka Medina” Kasub Unit Multimedia & Referensi:


“Dwi Silvana Dewi”
Kasub Unit Layanan Sirkulasi: “Reny Hari Susanti”

Staff Layanan Sirkulasi: “Irza Rasyid”


Lampiran 9
Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 10
Transkrip Wawancara

Informan : Dra. Farida Salim, MM.


Jabatan : Kepala Perpustakaan Universitas Trisakti
Wawancara : 10 Juli 2017

LATAR BELAKANG

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
FS : Posisi saya sebagai kepala perpustakaan, saya sudah 35 tahun bekerja di Trisakti,
dan sudah 18 tahun jadi kepala di perpustakaan pusat dari tahun 1999.
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
FS : S1 saya ilmu perpustakaan, S2nya manajemen. Yang S1 saya dari IKIP/UPI,
angkatan 1979 masuk ke perpustakaan. UI belum ada S1 dulu itu masih D3, nah
yang satu-satunya ada di Indonesia hanya UPI. Tahun 1982 di UPI sudah tidak ada
lagi perpustakaan, karena UPI itu harus mengajar, jadi tahun 1982 ilmu
perpustakaan pindah di UNPAD. S2 saya di Trisakti, jurusan Manajemen SDM.
Karena saya sebagai pimpinan, jadi saya pengen tau bagaimana sih membina SDM.
Memang saya tidak ngambil S2 perpustakaan, waktu itu saya komunikasi dengan
beberapa orang perpustakaan, saya disarankan kalau sebagai pimpinan sebaiknya
ngambil S2 di luar perpustakaan.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
Mengapa dahulu Ibu keluar dari tempat ibu bekerja?
FS : Sebelumnya pustakawan juga saya. Tadinya pertama saya masuk di HANKAM
tapi karena saya tidak betah ya begitulah. Tapi memang waktu di HANKAM tes
nya juga berbelit-belit, wah kalau zaman dulu mah riweh lah, zaman orde baru lah
itu mah.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu yang ibu miliki?
FS : Iya sesuai dengan ilmu yang saya miliki

MOTIVASI KERJA

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
FS : Ya mungkin kalau bekerja dimanapun pasti ada kurang lebihnya, ada kepercayan
pimpinan kepada kami, saling percaya, jadi kita juga diberi kemudahan-kemudahan,
teman-temannya juga baik. Jadi mereka percaya dengan saya, ya saya juga percaya,
jadi kegiatan perpustakaan apapun kita minta ke mereka, mereka kasih, kalaupun
mereka tidak kasih ya kita beri alasan dan mereka juga beri alasan, jadi ada
hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan kita.
P : Apa manfaat/keuntungan yang ibu rasakan ketika bekerja di perpustakaan
universitas?
FS : Jadi kalau keuntungannya ya alhamdulillah kita masih diterima bekerja disini,
sebetulnya saya itu sudah pensiun, sudah 2 tahun di perpanjang disini sebagai
kepala. Dan lingkungannya tidak terikat tidak harus gimana-gimana, artinya
diwaktu kita minta ya kita diberikan, jadi ya keuntungannya banyak.
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
FS : Saya kerja disini itu tahun 1988 dulu itu kasub waktu di fakultas ekonomi, tapi jadi
kepala di pusat itu 1999. Itu pun saya diminta sama rektor, ya mungkin karena saya
sudah lama, dan mereka tau prestasi saya disini, dan di iming-imingi ―nanti kamu
diajak keluar‖, memang sih kita diajak kemana-mana, dipenuhi sih. Saya dulu
begitu masuk Trisakti kan di fakultas ekonomi, tahun 1991 dipindah ke pusat itu
rangkap saya di ekonomi juga dan tahun 1999 sebagai kepala perpustakaan pusat
juga, nah tahun 2002 saya disuruh milih, saya serahkan ke pimpinan, akhirnya
disuruh disini di pusat dari tahun 1999 sampai sekarang.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di perpustakaan ini? Hal-hal apa saja yang ibu lakukan?
FS : Biasanya sih kalau lagi ga mood, yaudah saya bawa anak-anak jalan, saya minta
ke atas saya bawa mereka ke jogja kita bilang mau studi banding, saya udah jenuh,
ke jogja kita rame-rame. Pokoknya kita happy deh, mereka juga diajak nginep di
hotel yang bagus, kita kan jarang seperti itu. Jadi kalau jenuh kita pergi jalan-jalan
keluar rame-rame seperti studi banding atau mengadakan rapat diluar kantor melihat
dunia luar sambil meningkatkan motivasi kerja kita juga kan menumbuhkan
kembali gairah atau semangat kerja, biar ga jenuh di kantor terus. Ya kalau untuk
bekerja sehari-hari buat saya tetap menomer satukan tanggung jawab kita ketika
sudah bekerja, jadi kita merasa memilik tugas dan kewajiban yang harus tetap
dilaksanakan. Walaupun kadang tidak ada kerjaan ya kita motivasinya dengan
ketemu anak-anak disini aja udah seneng, ketawa-ketawa bareng mereka, pokoknya
kita membuat suasana kekeluargaan, kebersamaan, jadi tidak ada jarak antara atasan
dan bawahan. Ya seberapa besar pun gajinya, kalau kita merasa sendiri-sendiri itu
tidak akan enak, jadi ciptakanlah suasana kekeluargaan.
P : Bagaimana cara ibu sebagai Kepala Perpustakaan meningkatkan motivasi
kerja para pustakawan di Perpustakaan ini?
FS : Saya sekolahkan mereka yang ingin sekolah melanjutkan pendidikannya lagi, yang
mau sekolah ya sekolah, yang mau kursus kita kursuskan. Ada yang masih D3 bu
Reny, saya tawarkan untuk sekolah lagi dan dia juga mau, sekolah di Yarsi,
biayanya dari kita perpustakaan, kita yang minta. Pokoknya yang penting dia dapet
izin, kita kasihlah nanti satu orang 30 juta sampai selesai sekolah, yang penting ada
motivasi ada kemauan dari mereka. Mau apa saya kasih, selama dia mau dan
anggaran dikasih, ga masalah untuk disini. Studi banding, seminar juga yang mau
ikut boleh silahkan. Kita juga suka makan bareng disini rame-rame, tiap tahun kita
jalan, ya pokoknya untuk membuat kita betah.
P : Apakah profesi pustakawan ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau
hanya untuk sementara waktu saja? Mengapa demikian?
FS : Kalau saya ya udah tua, ya selamanya.
FAKTOR MOTIVASI KERJA

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja ibu di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
FS : Untuk saya kebutuhan sosial ya dan kondisi tempat kita bekerja, kita bisa bertemu
teman-teman jadi tidak terlalu jenuh, kita bisa memberikan yang terbaik buat
mahasiswa, ada komunikasi yang baik antara kita sesama rekan kerja atau kita
dengan mahasiswa, disamping kita udah tua nih sekarang, kalau dulu waktu masih
muda yang dikejar adalah uang, tapi ternyata tidak dengan uang pun dengan
kebaikan kita dan kita yakin rezeki itu dari Allah, semua apa yang saya inginkan
terpenuhi. Jadi karena sudah tua mungkin pikirannya sudah lain, ya disamping ada
kewajiban ada tanggung jawab, lain usia yang masih muda dengan yang sudah tua,
soalnya suasana kerja nya sudah enak, kalau suasana kerja ga enak orang mau
masuk aja udah males. Jadi nomer satu itu pimpinannya, kalau pimpinannya enak
kita buat enak ya mereka enak, tidak terasa sudah sekian tahun seperti ini. Jadi yang
nomer satu itu suasana kerja, yang penting nyaman.
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
FS : Untuk gaji ya lumayan cukuplah, dibilang kurang juga berapapun pasti kurang,
kalau membandingkan gaji dengan yang lain ya dicukup-cukupin aja, jadi kalau
memang kita lagi ga punya duit yaudah kita pikir pekerjaan apa nanti ada tambahan
lain.
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
FS : Kalau disini ada uang-uang lain disamping gaji, ada tunjangan juga, pokoknya
sebagai pustakawan ada tambahan selain gaji ada yang 300, 500, ada yang 750 ribu.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
FS : Kondisi kerjanya enak ya, tidak ada masalah, fasilitas tidak ada masalah. Soalnya
saya minta server ratusan juta dikasih, pokoknya pinter-pinternya kita. Saya beli
jurnal ratusan juga dikasih, ya walaupun dengan berbagai kendala, tapi lancar-
lancar aja kalau menurut saya. CD room aja setahun itu hampir 500jt loh kita. Cuma
yang saya keselnya ini perpustakaannya jadi satu di gedung rektorat, saya kan
pengen diluar, ini kan lahannya kecil. Sebetulnya ya saya pengen perpustakaan itu
satu gedung sendiri, saya bisa sampe jam 9 malem, saya bisa bikin cafe, sebenernya
tahun 2005 sudah pengen bikin di lantai 2 cuma tidak di izinkan.
P : Bagaimana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
FS : Suasana kerja disini ya sudah seperti keluarga, jadi kita mencoba membuat
suasana kerja senyaman mungkin, agar kita betah dan selalu maksimal dalam
mengerjakan pekerjaan setiap harinya.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
FS : Baik, tapi ga tau kalau mereka ya hehee. Kalau saya deket dengan mereka, karena
mereka kalau ada apa-apa langsung ke kita, dan kita yang memutuskan. Kalau saya
merasa ada sesuatu yang tidak baik saya akan jelaskan. Kita juga selalu ngadain
rapat koordinasi dengan fakultas, ya karena mereka di bawah kita, untuk
penyamaan aturan, surat simpan hasil karya dan sebagainya, komunikasi masih
tetep berjalan dengan baik lah. Jadi hubungan sesama rekan kerja baik, bawah atas
kiri kanan semuanya kita menjalin hubungan yang baik.
P : Apakah ada kerjasama antar sesama pustakawan dalam bekerja? Misalnya
seperti apa?
FS : Iya ada kerjasama. Antar sesama pustakawan dengan fakultas-fakultas kita kan
juga kerjasama. Misalnya perihal jurnal, kita tidak langganan ini, saya sarankan
ekonomi untuk langganan yang lain, jadi biar banyak, karena ekonomi punya
anggaran sendiri. Kedokteran juga begitu. Terus kerjasama antar pustakawan pusat
dengan di fakultas untuk bebas pinjam kan mereka bertanggung jawab di
fakultasnya, banyak beberapa kerjasama antara pustakawan pusat dengan fakultas.
Bahkan nanti semuanya akan digabung jadi satu, jadi nanti seluruh pustakawan di
Trisakti akan jadi satu gedung, sentralisasi. Kita juga kerja sama dengan peneliti,
terus Biro Kemahasiswaan, kemudian dengan mahasiswa, BEM. Nanti kita harus
ada MOUnya, karena itu nanti diminta untuk akreditasi kan harus ada kerjasama
intern dan ekstern.
P : Apa yang ibu lakukan untuk menyusun team work yang baik?
FS : Agak susah yah. Misalnya saya sudah menyusun team work sedemikian rupa, eee
kelompok ini tuh ada aja yang meleset, pasti ada seperti itu. Ya team work itu
diusahakan sebaik mungkin, misalnya kaya bu Dian (Kasub Pengolahan) itu bagus,
bu Dewi (Kasub layanan referensi & multimedia) juga bagus, jadi kita kasih
kebebasan. Sudah diberikan tugas-tugas masing-masing untuk setiap kasub, nah
untuk para staff itu terserah dari kasubnya, nanti kalau ada yang tidak terselesaikan
baru bicara dengan saya. Team work kita di perpustakaan ini bagus tidak ada
masalah, karena kita disini saling terbuka.
P : Pernahkah karyawan perpustakaan disini mengeluh masalah pribadinya
kepada ibu, lalu apa yang ibu lakukan sebagai Kepala Perpustakaan?
FS : Macem-macem ya, kalau mereka itu ada yang curhat ke saya tentang masalah
kerjaan dan ada juga masalah pribadi. Ya kalau ada karyawan seperti itu datang ke
saya, ya saya kasih jalan keluarnya. Kalau ada apa-apa kita selalu mengambil
keputasan berasama, walaupun saya sendiri bisa untuk mengambil keputusan, tapi
coba deh kita bicarakan dengan orang-orang yang terkait, baiknya gimana, jadi ada
komunikasi. Kalau untuk masalah berat di kerjaan biasanya kita rame-rame
membicarakan, ambil kesimpulan. Tapi kalau yang ringan-ringan bisa saya
putuskan sendiri.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
FS : Penghargaan, rasanya tiap hari juga dikasih penghargaan, semua juga berkesan
buat saya. Misalnya kaya kemarin kita dapet A kita minta ke rektor untuk jalan-
jalan dikasih. Penghargaan itu artinya begini, saya minta apapun yang menurut
mereka baik tidak pernah ditolak, kalau misalnya penghargaan hanya selembar
kertas itu ya sering kita dikasih penghargaan-penghargaan. Penghargaan itu, dengan
saya minta kebutuhan untuk perpus dan mereka memberi, itu udah sesuatu. Karena
di Trisakti tidak semua seperti itu, ada orang yang minta tapi susahnya minta
ampun, kita mah dikasih, ya gampangnya kita dengan pinter-pinternya kita
menjelaskan ke mereka bahwa ini harus begini. Ya hubungan komunikasi kita
dengan atasan itu baik.
P : Apakah ada pemberian tanggung jawab dari setiap pustakawan dalam
menjalankan pekerjaannya dan pemberian penghargaan atas hasil kerja?
FS : Untuk pemberian tanggung jawab ya ada, mereka kan sudah megang jobdesk
mereka masing-masing, jadi sudah tau apa-apa saja yang mesti di kerjakan setiap
hari, dan sudah ada target yang diselesaikan dari masing-masing pekerjaan.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di perpustakaan ini?
FS : Swasta lain sih ya, kalau misalnya seperti kenaikan pangkat sudah otomatis, jadi
semua karyawan saya ada bagian administarasi menulis kamu masuk tanggal berapa
dapet berapa, saya ajukan kan tergantung ajuan dari pimpinan, selama anak buah
saya maju ya saya ikut maju kan, kalau untuk kenaikan pangkat alhamdulillah tidak
pernah dipersulit, semua lancar, tidak ada yang tersendat. (Ya mungkin dengan usia
saya yang sudah tidak muda dan saya masih menjabat sebagai kepala perpustakaan
sampai saat ini menurut saya ini prestasi tersendiri ya untuk saya)
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
FS : Bisanya seminar, diklat, studi banding. Setiap ada seminar kita ikut, kadang-
kadang setahun sekali, kemarin terakhir saya ke uin yang ke jogja ya, waktu itu saya
juga pernah ke korea. Kadang-kadang kita juga diundang oleh perpustakaan
nasional, siapa yang mau ikut diklat silahkan, paling 2 orang. Kalau untuk hal-hal
seperti itu kami tidak mempersulit, kalau karyawannya mau ya silahkan, ada yang
mau kursus ya kita kursusin.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
FS : Untuk saat ini karena usia saya udah segini ya kayanya ga memungkinkan untuk
saya melanjutkan pendidikan kembali, ya walaupun mencari ilmu itu tidak
mengenal umur atau usia, sampai akhir hayat pun kita masih bisa menimba ilmu ya
kan.

PRODUKTIVITAS KERJA

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
FS : Saya sudah males sudah kelamaan kerja sebenernya hehee. Produktif kerja ya
pokoknya kita tetap berusaha minial setiap 3 bulan itu ada kemajuan, kalau perlu
tiap bulan, jadi pokoknya setiap tahun ada kemajuan-kemajuan yang dulu tidak
begini jadi bisa begini, contohnya yang dulu tidak pakai laporan sekarang sudah
pakai, jadi si IT nya kita tingkatkan. Jadi kita selalu rutin sebulan sekali ada rapat
dengan fakultas-fakultas, kadang-kadang kalau mendadak bisa seminggu sekali,
sesering mungkin kita rapat sebulan sekali, dua minggu sekali. Jadi ada take and
give ya, mereka memberi kita menerima begitupun sebaliknya. Kalau produktivitas
ya nanti ide-ide muncul dalam setiap pertemuan. Pokoknya diusahakan seitap tahun
itu ada hal-hal baru yang diciptakan oleh kita. Soalnya kalau kita mikir sendiri ga
kepikir, kalau banyak orang jadi ide nya kan muncul, dan itu harus di denger oleh
kita. Pernah kita kerjasama dengan mahasiswa, ada mahasiswa desain kita suruh
bikin tentang pengelanan mengenai perpustakaan, perlu biaya minta keatas dikasih
dan jadilah videonya di youtube pengenalan tentang perpustakaan pusat, dibuat
model animasi.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
FS : Iya tentu, biasanya sih rata-rata untuk permintaan luar kita selalu tepat waktu. Tapi
untuk target kerja kita kadang-kadang tidak tepat waktu, tapi untuk diluar minta
apapun harus tepat waktu, selalu tepat waktu 95%. Kaya kemarin terkahir ada acara
mendadak jam 4 sore, akhirnya kita rapatin karena berhubung sudah jam waktu
pulang, yang ga bisa ya pulang, yang bisa lemburin kasih 100/200rb kita kasih deh.
Kaya gitu mau ga mau kan harus, begitu tamu datang kesini kita jamu kita siapkan
semua yang diperlukan.
P : Ketika ibu memberikan motivasi kepada para pustakawan, apakah terjadi
peningkatan produktivitas kerja terhadap pustakawan di perpustakaan ini?
FS : Iya terjadi, ada peningkatan. Jadi kita kasih kebebasan, kalau kamu mau internetan
ya silahkan jangan macem-macem internetnya, mau ngobrol dengan mahasiswa ya
silahkan. Karena kalau dia harus kerja di forsir seperti itu kan capek jenuh juga,
kalau mau sholat ya sholat bareng jama‘ah. Kalau motivasi ya kadang-kadang
manusia sih naik turun ya. Kaya kemarin kebetulan ada yang baru pensiun, kita
jalan-jalan keluar makan-makan ke Bogor rame-rame. Jadi banyak hal-hal yang
dibuat menyenangkan, kalau motivasi mah walaupun dia nya kita kasih motivasi
tapi kalau dia ga mau ya tetep aja, jadi semua kembali lagi ke masing-masing
orangnya, kalau saya tetep memberikan motivasi untuk karyawan disini.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
FS : Naik turun, kalau kita lagi jenuh ya males, tapi biasanya motivasi itu kalau sudah
banyak kegiatan ya mau ga mau motivasi harus kan. Sekarang kan mahasiswa lagi
santai belum masuk, nanti agustus harus dikejar, kejar target, harus memberikan
pelayanan seperti biasanya. Jadi kita itu sudah bikin program kerja, sudah ada
jadwalnya, kita ngikutin program kerja yang sudah kita buat, kita yang bikin sendiri
dari kita untuk kita, apa aja yang harus dikerjakan jadi kita sudah ada panduannya.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
FS : Harus kalau itu iya, kalau kita selalu berusaha produktif dalam pekerjaan berarti
kinerja kita juga bagus kan. Kita kan paling engga setiap sebulan itu ada
peningkatan, jadi setiap tahun ada kemajuan.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, Pecapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
FS : Kita sudah dapat akreditasi A kan itu merupakan sudah suatu kebanggaan. Karena
kita kompak, kita kerja keras bener-bener, mereka menghargai kita pimpinan dekan-
dekan, ya alhamdulillah. Itu salah satunya kita sudah dapet akreditasi A.

KENDALA MOTIVASI KERJA

P : Apa saja kendala yang ditemui ibu sebagai pimpinan dalam memotivasi para
pustakawan?
FS : Ya gitu kadang-kadang mereka suka males saya suruh sekolah lagi, sudah mereka
merasa cukup, nyaman di zonanya. Mungkin karena faktor usia juga ada beberapa
karyawan yang usianya tidak muda lagi. Kalau masalah didalam pekerjaan pasti
banyak, ada aja yang ngerjain tidak selesai-selesai, kita juga pusing yaudahlah,
mungkin karena Trisakti juga tidak terlalu ketat, mereka juga udah percaya ke kita,
kita usahakan kerjasama dengan beberapa orang juga kita lancar, ya pokoknya kita
komunikasi terus dengan karyawan yang lainnya membangun kedekatan hubungan
antara pimpinan dengan bawahan, kita juga komunikasi dengan mahasiswa
membangun kedekatan.
P : Apakah ibu kesulitan menentukan alat motivasi yang tepat & efektif untuk
para karyawan?
FS : Kesulitasan sih engga ya, saya selalu menyemangati, selalu komunikasi dengan
mereka. Misalnya kalau ada proyek apa dan ada karyawan yang kerja nya lebih
dibandingkan dengan yang lain ya biasanya saya kasih lebih juga untuk mereka,
tidak secara terbuka, itu untuk meningkatkan motivasi kerja mereka juga jadi lebih
terpacu semangat kerjanya jadi lebih rajin. Selain itu juga saya sering ajak mereka
studi banding keluar, ke jogja aja 6 hari waktu itu. Malah kemarin studi banding
karyawan sini saya ajak beberapa orang, setiap bagian harus tau hal-hal baru ide-ide
baru yang bisa diterapkan di perpustakaan, nah itu kan salah satu cara
meningkatkan motivasi kerja untuk mereka. Bukan hanya untuk karyawan yang
rajin, untuk karyawan yang sudah lama juga kita berikan penghargaan untuk
mereka.
P : Apakah ibu suilt memahami keinginan masing-masing setiap karyawan?
Bagaimana ibu mengatasi hal tersebut?
FS : Agak sulit, karena kan setiap orang berbeda-beda. Misalnya gini, saya pindahkan
si A kesana, dia tidak mau kalau di sana, nah saya harus memahami kenapa dia
tidak maunya, saya ajak bicara empat mata. Jadi memang harus dengan pengalaman
yang lama ya, mungkin karena saya sudah lama jadi kepala, jadi saya tau
permasalahan-permasalahan orang, saya dulu kan pernah jadi bawahan juga dan
pernah merasankan enak dan tidak enaknya ketika jadi bawahan, jadi ketika saya
sudah menjadi atasan saya tidak pernah memperlakukan bawahan seenaknya.
Ketenangan, kenyamanan selalu saya ciptakan dilingkungan kerja disini membuat
nyaman karyawan. Sering juga kita makan bersama rame-rame, anak-anak saya
bawa semuanya ke pulau tidung, ancol, bangkok, singapur, bali, jogja, malang,
bromo, sering kita pergi-pergi, tahun depan kalau tidak ada halangan kita mau ke
maroco rame-rame, cuma beberapa orang, ada yang tidak ikut pergi.
P : Bagaimana cara ibu memberikan teguran atau mendisiplinkan karyawan
perpustakaan ini?
FS : Biasanya saya kasih surat teguran kalau masalahnya berat. Tapi kalau yang ringan
sih biasanya saya panggil saya marahin, saya orangnya galak, ya artinya masalah
harus segera cepat diselesaikan ya kan. Pokoknya kalau ada masalah diselesaikan,
kecuali kalau yang menyangkut masalah berat saya bikin surat teguran untuk yang
bersangkutan. Kalau ada 2 orang berantem, dua-duanya saya panggil.
P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di perpustakaan? Bagaimana cara ibu mengatasinya?
FS : Kayanya semua orang disini sama, melihat kondisi Trisakti lagi seperti ini ga
selesai-selesai konflik, motivasi kerja kita juga jadi turun, mungkin itu. Tapi untuk
perpustakaan kita jalani aja, jadi sekarang kita sudah komit dengan posisi kita, kita
selesaikan pekerjaan kita seperti air mengalir, kalau ngedenger ini itu kita ga usah
denger, yang penting perpustakaan jalan, pekerjaan yang ditugaskan bisa selesai.
Kita komitmen, dan ada kepercayaan juga.
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di Perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri). Ceritakan bagaimana itu bisa
menggangu pekerjaan ibu?
FS : Kalau yang menghambat sih sebetulnya keadaan eksternal, kondisi di luar
perpustakaan. Misalnya birokrasinya berbelit-belit, birokrasi yang dibuat-buat yang
saya suka marah, tapi sebetulnya selesai, yang harusnya selesai 3 hari, itu seminggu
baru bisa selesai, gitu kan kesel. Biasanya yang suka bikin kita kesel menghambat
motivasi kerja kita itu keadaan eksternal perpustakaan. Kalau internal sih lancar-
lancar saja, internal ga begitu masalah. Kalau gaji sih yah cukuplah, ga sampe
menghambat motivasi kerja saya.
P : Pernahkah ibu merasa tertekan dengan posisi dan pekerjaan ibu saat ini?
Ceritakan bagaimana ibu menghadapi hal tersebut?
FS : Ga pernah ya, lancar-lancar saja, kalau tertekan ya saya keluar. Sebetulnya saya itu
sudah pensiun, tapi mereka masih percaya tetep saya tidak boleh berhenti. Ada ga di
swasta lain coba, saya sudah 2 tahun di perpanjang disini sebagai kepala, karena ini
swasta. Dan saya sudah bilang siapa nih yang mau gantiin saya, ga ada yang mau,
karena memang berat jadi kepala itu.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi? Bagaimana ibu
mengatasinya?
FS : Kendalanya ya malu aja yang ada, dengan usia saya yang sudah segini, saya terus
aja jadi kepala hehee, ga ada yang gantiin, sudah lama sekali saya jadi kepala. Ada
perasaan masa sih ga ada yang mau jadi kepala gantiin saya. Nah kendala lainnya
kalau saya berhenti di posisi saya saat ini, saya takut dosen yang jadi kepala
perpustakaan, dan saya tidak rela dia kan bukan pustakawan. Nah saya lagi
memperjuangkan untuk nanti ada tim pustakawan, termasuk dosen.
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana ibu mengatasinya?
FS : Ya pasti kendala sih ada, tapi kendalanya macem-macem, kasusnya macem-
macem. Misalnya sistem, sistem perpustakaan yang harusnya gini jadi tidak bisa-
bisa. Justru dengan ada kendala itu memotivasi kita untuk lebih baik, kalau tidak
ada kendala ya lurus terus. Kita berusaha pekerjaan seberat apapun masalahnya bisa
diselesaikan. Biasanya kendala itu datang dari luar, tetapi kalau kendala yang kecil-
kecil itu jadi motivasi kita untuk bisa lebih baik, kalau tidak ada kendala kita tidak
bisa maju, kalau kita mau mencapai target pekerjaan itu kan pasti ada kendala yang
harus dihadapi.
Informan : Andriyana Puspitasari, SS.
Jabatan : Kasubnit Administrasi & Pengadaan
Wawancara : 12 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
AP : Posisi saya disini sebagai kasub unit pelayanan administrasi dan pengadaan. Saya
megang di jabatan ini bulan september 2016, dari awal masuk kerja tahun 1996 jadi
KUPTS (Kepala Unit Pelaksana Teknis Fakultas) di FTI, itu 19 tahun saya di FTI,
kemudian baru kesini, ditarik kesininya 2015, kemudian saya ditempatkan di
sirkulasi. Jadi di FTI itu kan 19 tahun, di Pusat 2 tahun, berarti sudah 21 tahun
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
AP : Pendidikan terakhir ilmu perpustakaan, dari UI. Angkatan 89 saya masuk
diplomanya dulu di perpustakaan juga, terus tahun 1990nya saya masuk S1nya, jadi
dari angkatan 90.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
AP : Ga pernah hehee, jadi langsung. Begitu tahun 1996 saya lulus kuliah langsung
ngelamar kerja disini, dan langsung keterima.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang ibu miliki?
AP : Iya sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan saya.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
AP : Jenis perpustakaan kan banyak yah, ada perpustakaan umum, sekolah, khusus,
perguruan tinggi, dan nasional juga, kenapa saya ngambil perpustakaan perguruan
tinggi swasta lagi, dulu saya juga pernah bikin lamaran ke perpustakaan khusus dan
perpustakaannya di kedutaan Amerika, karena waktu itu posisi yang kosong untuk
akuisisi, nah kemudian saya ngobrol-ngobrol dengan ibu saya. Kata ibu saya ya
tolong di pikirkan aja kalau bekerja di kedutaan Amerika, niat kita bekerja kan
selain untuk mencari nafkah, menggali pengalaman dan juga akhirnya untuk
mengamalkan ilmu kita, kalau di perpustakaan perguruan tinggi itu banyak amalnya
kata ibu saya gitu, kalau di Trisakti sedikit banyak bisa turut membantu
memintarkan membuat pandai mahasiswa Trisakti, jadi secara tidak langsung juga
turut mencerdaskan kehidupan bangsa gitu hehe. Kalau saya tuh cenderung lebih ke
pemikir dan saya tuh banyak pertimbangan ya, kalau orang tua udah berkata seperti
itu saya timbang-timbang iya juga, akhirnya oke lah saya disini aja, walaupun
kemudian akhirnya saya itu diterima di LOC. Dulu itu sebenernya pertimbangannya
honor ya gaji, gaji di Trisakti bisa cuman 1/3 dengan gaji di sana gitu, itu
pertimbangannya dulu kenapa bisa daftar di LOC, setelah itu ditimbang-timbang
lagi karena faktor orang tua juga dan faktor keamanan untuk diri sendiri, itu kan
kalau bekerja di perusahaan asing juga kalau misalnya kondisi politik kita dengan
negara tersebut bisa mengganggu pekerjaan kita juga gitu.
P : Apa manfaat yang ibu rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
AP : Banyak yah, keuntungannya dan manfaatnya tuh karena ini satu-satunya ladang
saya, dan juga akhirnya saya ketemu jodoh disini hehee. Saya juga jadi banyak
teman, trisakti ini kan luas jumlah karyawannya sendiri ada kurang lebih 2000
orang, itu dengan jumlah yang segitu besar kan ketemu orang itu paling cuma se-
fakultas aja, keuntungan saya punya temen di fakultas A,B,C bisa memperluas
pergaulan dan pertemanan jadi lebih besar lagi lebih banyak lagi teman.
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
AP : Jadi ceritanya, dulu saya waktu tau ada informasi tentang lowongan kerja di
Trisakti dari teman yang sudah lebih dulu kerja disini, teman saya itu Irza yang di
sirkulasi (Staff Sirkulasi), dia ngasih tau saya, terus saya sebenernya tinggal nunggu
ijazah waktu itu, terus saya coba-coba masukin, di interview segala macem, dan
ternyata saya masuk. Dari situ saya dengan teman-teman yang lain, bareng-bareng
juga masuknya. Jadi awalnya Trisakti dulu itu butuh orang untuk di FTI, setelah
diwawancara ternyata yang kirim lamaran kesini adalah orang-orang yang lumayan
baguslah nilai-nilainya, jadi akhirnya pak warek 1 saat itu berpikiran bahwa yang
butuh pustakawan untuk di fakultas bukan cuma FTI, jadi Trisakti itu butuh
pustakawan. Sehingga saya berenam akhirnya diterima semua disini, yang ngelamar
saat itu teman-teman saya semua satu angkatan bareng-bareng, dan tersebar
dibeberapa fakultas di Trisakti hehee. Sebenernya sih banyak enaknya, kalau
misalnya jam istirahat sering kita ngumpul-ngumpul bareng.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di Perpustakaan? Hal-hal apa saja yang ibu lakukan?
AP : Memang ya kalau motivasi itu kadang naik dan turun, kadang kalau mood kita lagi
bagus kita kerja semangat, tapi saya selalu menegaskan bahawa ini ladang saya,
ladang saya untuk mencari nafkah, untuk beramal, untuk mengaplikasikan keahlian
saya, jadi berdasarkan ketiga faktor ini saya berusaha bekerja sebaik mungkin.
Pertama kali waktu masuk ke Trisakti itu saya dihadapkan pada posisi perpustakaan
yang tidak punya penanggung jawab selama hampir 5 tahun tidak ada kepala
perpustakaan, ada orang yang ngurusin tapi tidak ada orang yang bertanggung
jawab. Makanya FTI mencari kepala perpustakaan ya karena itu, kemudian saya
juga dihadapi pada staff-staff perpustakaan ya biasalah yang males-malesan
kerjanya semaunya, dan itu bertahun-tahun saya hadapi.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja ibu?
AP : Jadi kalau ibu disini (Kepala Perpustakaan) caranya memotivasi kita, kerja itu
sama-sama. Walaupun kita dibagi dalam 4 unit, tapi pada hakekatnya itu kita sama,
jadi satu sama lain itu saling membantu gitu. Kita ga ada persaingan unit ini merasa
lebih bagus, lebih bermanfaat, lebih menghasilkan untuk perpustakaan atau untuk
unit, itu tidak, pokoknya satu perpustakaan untuk semua. Jadi kita tuh selalu oleh
ibu diajak apapun semua bareng-bareng, kaya waktu itu pernah ngadain acara
talkshow, kita sama-sama semua jadi panitianya, kita juga pernah ngadain kalau
dulu tuh suka ada pameran gitu, pameran buku kita selenggarakan, ya gitu seperti
itu juga panitia semuanya. Dan itu cukup pengaruh dengan kita, karena saya pikir
motivasi seseorang itu yang terutama kedekatan hubungan satu sama lain, jadi
interpersonalnya gimana yang membuat kita betah untuk bekerja.
P : Apakah profesi ibu saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
AP : Insyaallah pekerjaan ini akan selamanya, sampai saya dipensiunkan.

FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja ibu di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
AP : Mungkin kalau saya sendiri itu lebih ke pengembangan diri. Itu karena buat saya
pengembangan diri ini yang penting, penting buat saya karena merasa ilmu saya
terus bertambah.
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
AP : Gaji juga berpengaruh yang mendorong saya untuk bekerja, walaupun saya
sebagai perempuan seorang istri yang ga terlalu ini sama kebutuhan keluarga ya,
apalagi saya belum dikaruniai anak, saya rasa untuk segitu cukup untuk memenuhi
kebutuhan dirumah. Tapi kalau untuk gaji pokok saja itu kurang.
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
AP : Tunjangan itu ada, nah kalau dikatakan cukup atau tidaknya karena ditambah
dengan tunjangan-tunjangan lainnya itu saya merasa cukup, gaji dengan tunjangan-
tunjangan lainnya. Untuk upah lembur udah ga ada, kan kalau kasubag kan ada
tunjangan jabatan itu sudah termasuk lembur.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
AP : Untuk kemanan kerja kita punya jaminannya 2, in-health sama BPJS, untuk BPJS
itu baru karena diwajibkan, tapi in health dipertahankan karena karyawan disini
banyak yang merasa terbantu dengan adanya in-health gitu. Dari fasilitas kayanya
itu agak mengecewakan, agak mengecewakannya gini, jadi dari saya mulai disini
saya perlu komputer dikasihnya operan dari yang lain, jadi saya merasa pekerjaan
saya ga dianggep penting gitu. Terus saya butuh kursi karena kursi yang ini suka
merosot mulu duduknya, saya udah lama minta, mungkin karena saya juga tipenya
ga terlalu ngoyo minta sesuatu, akhirnya di nomer sekiankan gitu, kenapa saya
minta ganti kursi karena saya pernah jatuh dari sini makanya saya ganjel ini pake
bantal.
P : Bagaiamana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
AP : Suasananya disini enak, saya punya staff 3 orang, tadinya disini ada 3 orang cewe
termasuk saya, kita itu kerjanya udah bagus banget udah solid, obrolannya
nyambung banget, kebetulan yang satu sudah pensiun, yang satu juga Bu Endang
sedang ada musibah suaminya meninggal makanya dia cuti, jadinya saya keliatan
sibuk banget ini itu dan sebagainya, karena 2 orang ini ga ada, makanya saya tarik
anggota saya yang terakhir itu si Dayat, mas Dayat ini anggota saya juga
administrasi cuma ditaruhnya di referensi untuk membantu referensi sekalian.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
AP : Hubungannya dengan rekan kerja semuanya baik-baik aja sih, ya katakanlah kita
disini kan kerja untuk itu tadi mencari nafkah, untuk mengembangkan diri. Jadi
saya sih kalaupun ada sikap 1 atau 2 orang yang tidak berkenan dengan saya,
memang saya kesel pada awalnya, kemudian saya tekankan dalam hati ya buat
pelajaran, kalau di tempat lain mungkin saya ga dapet perlakuan seperti ini, gitu aja.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, misalnya kerja
sama seperti apa?
AP : Iya disini kan adminsitrasi, banyak orang yang berurusan dengan administrasi,
terutama karyawan perpustakaan sendiri, jadi mereka butuh mau cuti, mereka
terlambat atau izin ga masuk ya dengan disini gitu, jadi misalnya mereka juga mau
mengurus BPJS disini juga gitu. Selain itu saya juga menangani kerja sama antar
perpustakaan, misalnya saya juga melaksanakan MOU dengan Perpustakaan
Nasional, MOU dengan Perpustakaan Bank Indonesia, saya juga yang ngerjain gitu.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
AP : Bu Ida (Kepala Perpustakaan) untuk memotivasi saya itu terutama dengan
pekerjaan. Misalnya, kita ini lagi nyusun buku pedoman serah simpan dokumen,
nah itu digenjot disemangatin ―ayuk cepetan, kerjanya dipercepat biar nanti cepet
dapet honornya‖ hehee gitu biasanya, seneng bercanda juga ibu nya dengan kita.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
AP : Kalau pimpinan itu biasanya memberikan honor-honor, kalau pujian udah pasti itu
mah. Kalau yang saya liat disini itu kan saya terhitung baru ya disini, jadi beliau itu
ngeliat pekerjaan bagus atau buruknya kita keliatan dari sumbangsih atau jasa kita
ke pekerjaan itu, misalnya pekerjaan seperti menyusun buku pedoman misalnya
siapa lebih besar perannya lebih besar juga dapetnya gitu.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di Perpustakaan ini?
AP : Kalau dari awal masuk kerja itu tahun 1996 saya pernah dapet penghargaan
sebagai karyawan terbaik sefakultas FTI, untuk di perpustakaan pusat karena saya
cenderung baru 1 setengah tahun sih saya ya disini belum ada ya, paling yang ibu
bilang bagus itu kerja saya waktu kita adakan launching pelayanan BI Corner
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
AP : Ini sih saya ikut-ikut seminar, pelatihan juga. Dalam satu tahun kegiatan seperti itu
mungkin 4 kali itu ada, tapi kan untuk saya ikutan itu harus berbagi dengan yang
lain kan, jadi ga cuma saya lagi saya lagi.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
AP : Wah kayanya ga ada lagi, disini tuh kalau udah masuk unit kaya saya, karier untuk
seorang pustakawan yang paling tinggi mentok kepala perpustakaan gitu. Ibu
(Kepala Perpustakaan) sih selalu menawarkan kepada pustakawan-pustakawan
senior seperti Bu Dian (Kasub Pengolahan), saya juga di tawarkan, dan teman-
teman saya yang barengan masuk itu, ―ayo siapa yang mau menggantikan saya, ibu
udah lama jadi kepala‖, dan ga ada yang mau gitu hehee.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
AP : Ada rencananya sih, dulu waktu di fakultas juga ada rencana belum sempet
terlaksana. Untuk sekarang ya kemarin sih sempet disuruh sekolah lagi, yaudah,
walaupun sebenernya saya udah males gitu, yaudahlah kalau misalnya tertangani
boleh lah, ada sih rencananya. Insyaallah tahun depan barangkali, kan tahun ini ibu
Reni dulu yang satu-satunya kasub bukan sarjana, jadi dia dulu.

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
AP : Jadi gini, saya kan orangnya gampang lupa, apalagi semenjak saya sakit, sakitnya
agak-agak berhubungan dengan kepala lah gitu, jadi saya punya sakit darah tinggi
dan pernah dirawat juga dan sebagainya, jadi supaya produktif hari ini saya
mengerjakan apa itu saya catet gitu. Misalnya hari ini saya mau bikin surat ini, mau
telpon ini, itu saya tulisin di agenda, jadi seperti itu.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
AP : Itu yang susah hehee. Saya tuh selalu berusaha gitu ya tepat waktu, tapi kayanya
kerjaan disini susah untuk tepat waktu, jadi akhirnya walaupun saya maksudnya
ingin sekali tepat waktu, tapi kalau dipikir-pikir dari selama 1 setengah tahun disini
pasti aja minta perpanjangan minta tambahan waktu lagi gitu.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas ibu dalam bekerja?
AP : Wih pengaruh banget kalau itu, peran pimpinan vital banget untuk kelangsungan
kerja kita, ngebuat kita semangat, kita merasa diperhatikan ketika beliau memberi
motivasi ke kita.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
AP : Iya karena saya termotivasi harus menyelesaikan pekerjaan saya sesegera mungkin
dan ini memang tanggung jawab saya kemudian ada targetnya harus segera
diselesaikan gitu, kalau engga pekerjaan lain saya bakal gini-gini aja gitu.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
AP : Kalau saya sih sebenernya iya. Jadi kadang-kadang motivasi kita soal
pengembangan diri, kadang penghargaan, dan kadang soal kebutuhan sosial, suka
berbeda-beda gitu. Nah untuk yang ini dalam produktivitas sehari-hari ya kadang 3
faktor itu yang mempengaruhi.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, pencapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
AP : Sebenernya kalau disini tuh pekerjaan yang dari perpustakaan itu selalu dikerjakan
bersama-sama, kaya kemarin itu kita sedang membuat SOP pekerjaan di sebuah unit
harus ada SOP nya, itu paling terakhir yang saya kerjakan. Jadi SOP itu saya bikin
lebih karena ya memang karena saya yang berkewajiban bikin SOP itu, karena
kebutuhannya untuk SOP itu perlu banget disini itu jadi harus dibuat memang.

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di perpustakaan? Bagaimana cara ibu mengatasinya?
AP : Engga, saya ga pernah kesulitan dalam memotivasi diri sendiri, tapi katakanlah ini
kadang-kadang ya, adakalanya lagi hilang moodnya perasaan suka down, ya
solusinya buka internet paling cari yang bersifat untuk membangkitkan semangat,
kadang suka baca broadcast di hp ada kiriman dari temen-temen gitu. Terutama
yang bikin semangat itu yang mengingatkan bahwa kita tuh bekerja termasuk
ibadah. Kalau udah baca-baca gitu udah semangat lagi, semuanya juga gitu satu
sama lain harus saling mengingatkan.
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
AP : Sebenernya gaji sih ya, emang gaji kita tuh di bawah UMR. Tapi ya sebenernya
yang bikin kita suka kesel sama ngedown sikap dan perilak kita untuk bekerja ya
karena gaji, mengganggu motivasi saya banget sebenernya dalam bekerja. Tapi
kembali lagi kalau dilihat dari pekerjaannya saya suka gitu disini, lebih banyak
sukanya dibanding dukanya, semua tidak melulu soal uang gitu, gaji itu nomer
sekianlah.
P : Pernahkah ibu bekerja di bawah tekanan? Ceritakan bagaimana ibu
menyikapinya?
AP : Pernah, tapi bukan karena masalah gaji ya. Jadi waktu saya pindah dari fakultas ke
pusat, itu tuh motivasi saya mungkin berada di titik terendah dari selama saya
bekerja disini, motivasi saya kecil banget. Karena saya pindah kesini juga bukan
atas karena kemauan saya, bukan juga karena atas penghargaan, entah kenapa tiba-
tiba saya dipindahkan. Di sana padahal udah nyaman, udah enak, tiba-tiba di
pindahkan, ya seperti itu rasanya gimana ya, jadi saya tertekan, jadi bertanya-tanya
apa saya salah, kalau ditanya apa saya salah itu engga ga ada masalah, memang ini
kepindahan biasa aja gitu, dan sebuah organisasi itu biasa pindah itu.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi? Bagaimana ibu
mengatasinya?
AP : Saya rasa sih masalah hubungan atasan bawahan ya, jadi bawahan saya yang
under educated, kadang-kadang itu juga yang bikin saya frustasi. Jadi di kita dulu
itu menerima pendidikan SMP, jadi mereka sama komputer itu kurang, jadi itu
kendala saya.
P : Menurut ibu, apa tantangan terbesar dalam bekerja di perpustakaan
universitas?
AP : Ya tadi itu tantangannya, memiliki rekan kerja bawahan yang under educated
megang komputer itu masih kurang, dan itu jadikan tantangan terbesar untuk saya,
kalau saya bisa mengajari mereka bisa bekerja dengan baik sampai masa
pensiunnya tiba, saya anggap saya sudah cukup sukses, tanpa dipindahkan dari
tempat ini gitu.
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
AP : Pasti pernah ya, dalam setiap pekerjaan kan kita pasti ada target kerja yang harus
dicapai, pasti kendala-kendala itu ada.
P : Bagaimana ibu menyikapi kritik yang diberikan kepada ibu dalam bekerja?
AP : Pasti ada ya kalau kritik, semua kritik oke saya terima dan pertimbangkan tapi
untuk diaplikasikan tunggu dulu, ada pemikiran-pemikiran lain, saya saring dulu.
Sebenernya kritikan itu awalnya sedikit banyak mengganggu pekerjaan sih,
pertamanya saya kesel dulu walaupun kemudian saya ketahui hal itu mempengaruhi
pekerjaan saya dan kan ga enak bekerja sambil hati mengkel gimana gitu, ya saya
berusaha menghilangkan aja suasana kaya itu gitu.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
AP : Iya diberi solusi, biasanya suka dipanggil juga, misalnya saya bilang ke beliau
saya terganggu dengan sikapnya si A, terus ibu biasanya langsung memanggil orang
itu. Mungkin beliau punya pertimbangan sendiri kan, siapa yang benar atau siapa
yang salah atau mungkin dua-duanya benar, dua-duanya salah. Disini pernah ada
kasus 2 karyawan saling tidak bertegur sapa untuk jangka waktu yang lumayan
lama, terusterang kalau kita sih biasa aja, tapi saya sampaikan ke ibu ―Bu kalau saya
yang manggil, yang satu staff saya yang satu bukan, takutnya malah dikira belain
yang staff saya ini‖ yaudah alhamdulillah ibu kemudian manggil dua-duanya dan
akhirnya mereka baik-baik sekarang juga. Biar bagaimanapun sebuah unit
tergantung pimpinannya banget, kalau misalnya tenaga kerjanya baik semuanya
bagus pinter-pinter, tapi pimpinannya ga bagus ya melempem, dan kalau
pimpinannya bagus banget terus karyawannya ga bisa kerja, itu ga terlalu ini juga,
tapi kan kalau ga bisa kerja bisa dibantu dengan cara ngadain pelatihan gitu segala
macem, yang utama justru malah hubungan antar personal di bawah koordinasi
pimpinan.
Informan : Dwi Silvana Dewi, S.Kom
Jabatan : Kasubnit Layanan Referensi dan Multimedia
Wawancara : 11 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
DS : Posisi saya sebagai kasub layanan referensi & multimedia. Saya kerja disini sudah
dari tahun 2000 ya sudah 17 tahun, tapi mulai jadi kasub dari tahun 2014an lah jadi
udah 3 tahun jadi kasub disini.
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
DS : Saya alumni dari Universitas Binus, jurusan ilmu komputer
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
Mengapa dahulu ibu keluar dari tempat ibu bekerja?
DS : Awalnya itu kerja di apotik dari semenjak kuliah, sambil kuliah sambil kerja ya 4
tahunanlah di apotik, setelah lulus kuliah baru kerja disini.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu atau latar
belakang pendidikan yang ibu miliki?
DS : Iya sudah sesuai, latar pendidikan saya ilmu komputer, sebenernya pas awal kerja
saya megang di multimedia, karena ada pergantian kasub jadi saya megang
referensi dan multimedia, awalnya sih saya megang multimedia komputer kan
berarti hubungannya.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
DS : Bisa milih disini karena deket ya awalnya, saya dari kebon jeruk. Sebenernya juga
disini saya ada saudara ya kerja disini jadi enak, tau Trisakti kerja sabtu libur
yaudah disini.
P : Apa keuntungan yang ibu rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Univ
Trisakti?
DS : Dibanding sama yang dulu, kalo dulu kan sistemnya kecil ya lingkupnya kecil
apotik, kalo ini kan kita pendidikan, lebih banyaklah untuk kedepannya juga. Kalo
enaknya disini hari kerja kita fleksibel, hari sabtu libur, bagi saya untuk perempuan
udah enak, tinggal kitanya aja ningkatin motivasi kerjanya.
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
DS : Sejarah masuk kesini ya pertama lulus kuliah itu berarti udah bukan di apotik lagi,
title nya udah sarjana komputer, terus nyari apa yang sesuai dengan bidang saya dan
terus ngelamar ke perpustakaan, dan diterima dibagian multimedia. Kalau dulu itu
namanya bukan multimedia, tapi CD Room. Bisa milih disini ya karena itu tadi kan
deket rumah, dan karena ada saudara juga disini ya jadi enak.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di Perpustakaan? Hal-hal apa saja yang ibu lakukan?
DS : Biasanya kalo saya setiap bulan dikasih target, atau engga setiap tahun kita
ngadain rapat, setiap bulan kita bikin target untuk per unit. Setiap rapat dibagi
dalam 3 kelompok, ada bagian promosi, ada bagian keanggotaan, satu lagi bagian
administrasi, dari 3 unit ini kita pecah masing-masing kita kasih target, nanti kita
bagi-bagi lagi target setiap bulan, ini yang nanti setiap 2 minggu sekali kita rapatin
kita cek kita evaluasi apa yang udah kita kerjain minggu ini dan untuk minggu
besok kita kerjain apa gitu, dengan begitu kan jadi motivasi, apa nih yang mau kita
kerjain, nah untuk bulan depan kita uber harus kita kerjain, setiap bulan kita rapat 2
minggu sekali kita rapatin awal sama akhir. Untuk bulan ini bulan Juli, rencananya
sih kita mau bikin seminar ya, pokoknya di perpustakaan yang ngadain
perpustakaan, terus ngadain tentang literasi informasi untuk mahasiswa-mahasiswa
lama yang mau ngerjain skripsi pelatihan tentang cara penelusuran e-book, jurnal.
Jadi kita mengikuti program kerja tahunan yang sudah dibikin.
P : Apa saja yang dilakukan pimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja ibu?
DS : Kan setiap 2 minggu sekali rapat, itu paling kita bicarain apa sih yang mau kita
kerjain. Kalau secara personal biasanya kita ngobrol, bisa dipanggil sama Bu Farida
satu-satu, apa nih kebutuhan yang kurang, apa yang mau kita kerjain gitu biasanya.
P : Apakah profesi ibu saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
DS : Selamanya. Malah kasubnya sendiri dipanggil sama kepala perpusnya untuk
kuliah lagi, jadi kalo yang D3 bisa S1, yang S1 bisa jadi S2, maksudnya untuk
memperdalam lagi ilmu, rencananya kita mau sentralisasi kan seluruh perpustakaan
mau di jadi satu, jadi harus tau masing-masing harus meningkatkan kompetensinya.

FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja Ibu di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
DS : Kayanya apa ya, kenyamanan deh, itu yang paling dominan, soalnya kita kalo
kerja ga nyaman lingkungan kerja yang ga mendukung juga ga enak kan, mau gaji
besar juga tapi kerjaan stres ga akan enak, yang penting kenyamanan sama situasi
dan kondisi disini gimana sih kerjanya, menurut saya lingkup kerjanya teman
sejawatnya saling mendukung. Mungkin kebutuhan sosial, kita bisa ketemu sama
orang lain rekan kerja atau mahasiswa, ngajarain mahasiswa misalnya cara
penelusuran, itu kan jadi kepuasan tersendiri kan bisa menerangkan mahasiswa
yang tidak tau. Senang bisa membantu mahasiswa, lebih kepada kepuasan gitu ya,
apa yang mereka butuhkan kita bisa bantu
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
DS : Iya tujuan saya kerja ya untuk memperoleh gaji, supaya bisa memenuhi kebutuhan
saya. Tapi dibandingin tempat lain kayanya Trisakti biasa aja deh hehe.
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
DS : Untuk tunjangan paling kalo kasub ya tunjuangan kasub ya, kalo pustakawan kita
dapet tunjangan pustakawan. Untuk bonus dari Trisakti biasanya kita kalo ada 17
Agustus kita dapet bonus, gaji ke 13 kan udah biasa, terus ulang tahun Trisakti juga
dapet.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
DS : Keamanan kerjanya disini baik, kondisi lingkungannya juga enak. Untuk fasilitas
cukup sih ya, cuma kalo bisa ditingkatkan untuk mahasiswa, kalo kaya komputer
masih kurang kalo bisa ditambah, tapi itu kan mentok lagi sama budget angaran dari
di atas kan. Paling kita bertahap, jadi kita minta komputer berapa, nanti tahun depan
unit lain yang minta, jadi paling bertahap tetap ada kemajuan namun bertahap.
P : Bagaiamana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
DS : Suasananya nyaman, bisa meningkatkan motivasi kerja saya lah hehee.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
DS : Baik ya, kita kan kerja udah lama ya, jadi kita kerja udah kenal sifat masing-
masing. Misalnya kamu kaya gini nih, jeleknya kamu kaya gitu ya udah tau, jadi ya
saling toleransi aja lah dengan perbedaan sifat/sikap masing-masing, sikapnya dia
keras ya jangan dikerasin lagi, bahkan kita kerja ngga sehari dua hari kan udah
tahunan, jadi udah taulah sifat masing-masing.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, kerja sama seperti
apa?
DS : Kerja samanya baik ya, untuk pelayanan referensi kita masuk pagi jam 8 kita teng
harus udah ada disini, kalo kita punya grup Whatsapp sendiri untuk layanan
referensi, masing-masing kalo pagi udah datang harus absen, jadi saya tau yang
udah datang pagi dan yang belum datang siapa, jadi kalo pagi yang belum datang
dia bisa kirim Whatsapp ke grup kenapa belum datang, minimal saya bisa tau kalau
ada yang belum datang jadi yang lain bisa gantiin kerjaannya, kita bisa bagi-bagi
tugas. Setiap unit juga berapa bulan sekali mengadakan rapat, apasih yang mau kita
majuin di uint ini gitu.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
DS : Ya kalo misalnya ada kegiatan-kegiatan pasti dia perhatiin, kita juga setiap tahun
pasti refreshing kita jalan-jalan. Soalnya kebetulan bos kita seneng traveling hehe.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah Ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
DS : Paling kalo penghargaan ya kalo misalnya setiap tahun kita diajak jalan sama
kepala perpus, kaya kemarin kita jalan-jalan kemana sekalian kaya ada seminar
gitu. Terakhir kita ke Jogja sama kasub-kasub sama kepala perpustakaan juga,
terakhirnya lagi kita ke Garut sama kepala perpus, kita kalau jalan-jalan gitu
minimal nginep 2 hari.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di perpustakaan ini?
DS : Kalau untuk di Trisakti sudah ada patokannya, setiap 10 tahun baru dapet
penghargaan. Tapi kalo untuk di perputakaan sendiri ya paling itu aja, kita dikasih
bonus ya jalan-jalan rame-rame, tapi kalo bentuk penghargaan seperti piala belum
ada. Saya sih sebenernya kepengen, kan kita ada hari perpustakaan ya hari
pustakawan, sebenernya sih mau ngajuin udah pernah ngomong tapi belum
kesampean, minimal sesama perpustakaan kita kasih nih yang udah berpengalaman
siapa yang paling lama siapa kita kasih reward kita bikin gathering mau nya sih
seperti itu, tapi belum kesampean, belum ada waktunya, soalnya kan kalau
keseluruhan dari perpustakaan berarti dari 9 fakultas perlu data besar.
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
DS : Kalau untuk staf biasanya kalau ada pelatihan dan seminar kita ikut sertakan, kita
udah ngomong sih ke temen-temen cari minimal yang free yang gratis cari tentang
perpustakaan, kemudian ajukan ke administrasi, nanti kita usahakan supaya dia bisa
ikut, kalau memang yang berbayarpun bisa diajuin tapi ya gantian kan ngga
semuanya bisa ikut kan, paling yang mewakili aja setiap ada seminar 1 orang, nanti
ada lagi 1 orang lagi, tapi tetep kita ada seperti itu. 1 tahun itu minimal 4x bisa.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
DS : Jenjang karir kan disini udah berdasarkan yang di atas ya, kita setiap 2 tahun sekali
itu naik gaji berkala, 4 tahun sekali naik bonus.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
DS : Tahun ini sebenernya ada rencana untuk kuliah lagi S2 di IPB, terus udah nanya-
nanya belum ada pendaftaran tahun ini, adanya tahun depan 2018. Kalau dari kepala
perpusnya sendiri udah ngajuin ada 2 orang, saya sama Ardi harus sekolah lagi S2,
di IPB ngambil Ilmu Perpus S2. Mudah-mudahan, insyallah kalau jadi, kan untuk
meningkatkan kompetensi kita juga untuk kedepannya.

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
DS : Paling kita atur waktu, ya itu tadi bikin jadwal, hari ini saya mau ngerjain apa nih
yang mau kita kerjain apa aja. Kan dibagian multimedia ada film, saya kasih target
tiap bulan saya bagi-bagi tugas dengan yang lain, Irwan download film barat 6 film,
saya download film Indonesia 6 film, dalam 1 bulan kita bisa dapet 12 film kita
taruh disini supaya mahasiswa bisa nonton film. Untuk yang lain ada yang saya
kasih tugas untuk download jurnal atau e-book, gitu kita bagi tugas makanya dalam
1 bulan minimal segini musti ada. Jadi tidak cuma hanya belajar lihat jurnal
mahasiswa juga bisa refreshing.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
DS : Iya dong, terakhir pekerjaan yang diselesaikan kita bikin SOP, SOP perpustakaan,
revisi sebenernya dari tahun 2010,2013, sekarang 2017.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas ibu dalam bekerja?
DS : Pengaruhnya ya paling kalau motivasi pas lagi kumpul gitu aja, nanti kita bikin
target kalau udah selesai udahannya kita pergi kemana, bonusnya itu. Jelas
mempengaruhi kan jadi semangat kita kerjanya.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
DS : Lumayan sih meningkat kita jadi produktif kerjanya, hasilnya dari mulai saya
pegang tahun 2014 ya yang tadi pengunjungnya tidak terlalu banyak sekarang udah
mulai banyak, dari mulai absen kan terlihat dari mulai pendapatan juga meningkat,
sama fasilitas sih fasilitas disini makin membaik jadi pengunjung jadi tambah
banyak kan.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
DS : Iya tentu, kita harus terus berupaya untuk selalu produktif dalam bekerja, karena
kinerja kita dinilai dari situ juga kan.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, pecapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
DS : Pencapaian kerja apa ya, saya bisa jadi kasub mungkin itu capaian kerja saya.
Selama 17 tahun di tahun 2014 saya baru jadi kasub, yang tadinya saya cuma
megang multimedia jadi sekarang saya megang referensi dan multimedia.
Sebenernya 1 unit sih referensi, referensi dan multimedia, cuma karena kita 2 ya
jadi kan yang dikembangin harus 2, satu saya harus ngembangin bagian
komputernya satu lagi saya harus ngembangin referensinya untuk mahasiswa kan,
sebenernya 1 unit referensi itu.

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di Perpustakaan? Bagaimana cara ibu mengatasinya?
DS : Paling kalau lagi jenuh kali ya, ya cari ide lagi, ini apa ya yang harus dikerjain ya
biar semangat, apa yang harus dikerjain biar ada hasilnya, ya itu paling kaya gitu
saya bikin target, target ini bulan ini harus kelar nih gitu jadi semangat lagi. Lagi
pula karena ini memang sudah bidang saya berhubungan dengan komputer, jadi ya
bisa browsing aja internetan cari informasi sesuatu kalau lagi jenuh.
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
DS : Ya itu, keadaan atau kondisi tempat kerja, fasilitasnya. Kita punya target ini kita
ingin ngajuin ini, mentok lagi di dana. Pasti ada kemajuan tapi bertahap, ga bisa
langsung cepet ini diganti yang baru, gitu jadi bertahap. Jadi ya mentoknya didana,
pengennya misalnya minimal audio visual itu monitornya besar, paling engga
24inch lah, cuma ya itu kita nunggu, soalnya kan ga cuma saya aja yang minta
fasilitas, unit lain juga minta.
P :Pernahkah ibu bekerja di bawah tekanan? Ceritakan bagimana ibu
menyikapinya?
DS : Engga sih, nyantai aja, dibawa enjoy aja kita kerja.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi? Bagaimana ibu
mengatasinya?
DS : Kendala terbesar apa ya, saya ga pernah dimasukin ke hati sih ya hehee, jadi
kayanya ga ada kendala terbesar deh, kerja santai aja, dibawa enak aja ga dibikin
stres, penyakitnya banyak nanti hehee, ngapain dibikin stres. Orang kita cuma
duduk ngelayanin udah gitu doang, browsing, mahasiswa sepi kita santai,
mahasiswa ramai baru kita stres hehee tapi yaudah kita layanin aja santai
dinikmatin.
P : Menurut ibu, apa tantangan terbesar dalam bekerja di Perpustakaan
Universitas?
DS : Tantangan terbesar ya itu mau meningkatkan fasilitas yang ada di perpustakaan,
saya sendiri kepengen komputer core i3 semua disini, tapi kita baru core2duo,
masih banyak yang pengen kita rapihin, layout nya juga kepengen yang modern nah
ini masih belum bisa, tantangannya itu. Pengennya sih kita punya desain interior
kan, mau nya sih kerja sama dengan orang desain layout perpustakaan seperti apa
yang digandrungi anak muda sekarang gitu jadi lebih dinamis kan, kita masih belum
kesampean itu, jadi tantangannya itu gimana sih supaya perpustakaan jadi dinamis
mahasiswa suka. Ini aja kita minta nge cat sampe bertahun-tahun baru 2 tahun yang
lalu baru di cat, karena itu ya mentoknya ke dana, dulu ini warnanya kusam banget
warna tembok abu-abu, sekarang agak bersih, makanya waktu pertama kali saya
masuk kesini saya kira perpustakaan belum jadi hehee. Tantangannya ya
meningkatkan fasilitas di perpustakaan.
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana ibu mengatasinya?
DS : Porgram kerja biasanya. Misalnya program kerja kita hari ini mau sosialisasi ke
fakultas ga kesampean, kendalanya misalnya ada hari libur, terus kemarin waktu
bulan puasa harusnya kita ke fakultas ga bisa soalnya tanggal 20 udah libur kan
cuma berapa hari kerja jadi ga bisa.
P : Bagaimana ibu menyikapi kritik yang diberikan dalam bekerja?
DS : Kalau dapet kritik malah bagus ya, itu kita malah diperhatiin berarti kan, masukan
malah untuk saya kalau kaya gitu, berarti dia memperhatikan kerja saya, kadang
dari situ kita bisa meningkatkan diri juga. Dibanding kita dicuekin berarti kita ga
tau loh, berarti kan masa bodo mau bagus mau jelek terserah gitu kan, tapi kalau
dikritik berarti seengganya dia merhatiin kerja saya, malah bagus untuk saya kalau
dikritik.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
DS : Iya pasti beliau ngasih solusi terkait kendala dalam pekerjaan, biasanya dikasih
masukan, yang pasti beliau lebih pengalamanlah, kepala perpus ini kan sebelum
megang pusat beliau megang fakultas, pengalaman pasti lebih banyak, beliau pasti
kasih masukan untuk karyawan-karyawan disini. Pasti kita kalau ada apa-apa juga
langsung diberi masukan oleh kepala. Misalnya solusi tentang kerjaan kita disini.
Informan : Dra.Diana Ganefa
Jabatan : Kasubnit Pengolahan
Wawancara : 14 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
DG : Posisi saya sebagai kasub unit pengolahan, dari awal kerja di Trisakti sudah
hampir 30 tahun berarti dari tahun 1987.
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
DG : Ilmu perpustakaan dari UPI Bandung, IKIP dulu yah di Bandung, lulus tahun
1986.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
Mengapa dahulu ibu keluar dari tempat ibu bekerja?
DG : Saya dulu pustakawan juga, dari awal memang sudah jadi pustakawan, dulu
pernah kerja di UNINUS Bandung di perpustakaannya. Dulu sebelum saya lulus itu
sudah kerja di UNINUS pas begitu lulus masih di sana kan kerja, tapi ga lama
kurang lebih 1 tahun, kemudian karena saya mau menikah dan calon ada di Jakarta,
jadi saya ya nyari kerja di Jakarta, hehee. Kemudian yang dipilih Trisakti karena
sama-sama perguruan tinggi.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu yang ibu miliki?
DG : Iya sudah sesuai dengan ilmu yang saya miliki.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
DG : Karena perpustakaan perguruan tinggi kan di dunia pendidikan ya, akan
berkembang terus dan pasti dituntut untuk berkembang terus dan perpustakaan itu
pasti akan berkaitan dengan dunia pendidikan, nah itu mungkin alasannya. Mungkin
kalau di perguruan tinggi itu ilmu pengetahuan cepat berkembangnya, dibandingkan
dengan sekolah SD,SMP atau SMA kaya gitu. Nah dulu kan Universitas Trisakti
cukup ternama ya, ya mungkin sampe sekarang juga hehee. Ya kalau swasta di
Jakarta paling nomer satu lah istilahnya, jadi saya tertarik dan berminat disini lalu
saya coba.
P : Apa manfaat yang ibu rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
DG : Yang pertama itu, kalau di perguruan tinggi itu ilmu pengetahuan berkembangnya
cepat, kemudian yang kedua jam kerja nya kalau untuk saya, karena saya ibu rumah
tangga pekerja hehee, bukan wanita karier, ya jadi cocok bangetlah dengan Trisakti
ini, kan kita kerja dari jam 8-4 sore ya, jadi cocoklah saya bisa membagi waktu
antara pekerjaan disini dengan yang dirumah, masih bisa diatur, ga sampe malem
tengah malem dan sebagainya.
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
DG : Sejarahnya, jadi saya dari awal karier memang sudah jadi pustakawan ya. Dulu tuh
sebenernya saya watu zaman SMA kepengen jadi ekonomi, tapi bagaimana nih
kalau saya tidak diterima di UNPAD, kemudian di IKIP apa yah yang tidak
mengajar, karena saya tidak suka mengajar hehe. Kemudian saya masuklah ke
jurusan perpustakaan, ada yang ngasih tau ―udah masuk aja ke perpustakaan, itu ga
ngajar‖ gitu kan, akhirnya terjerumuslah saya jadi pustakawan, tapi setelah dijalani
asik juga, jadi memang dari awal berkarier di perpustakaan UNINUS Bandung,
kemudian saya juga masuk ke Trisakti perpustakaan juga. Jadi awal mula bekerja di
perpustakaan sesuailah dengan pendidikan saya, dan mengapa memilih di Trisakti,
karena sesuai juga dengan pengalaman kerja saya sebagai pustakawan di perguruan
tinggi waktu di Bandung, dan kenapa meninggalkan pekerjaan sebelumnya lalu
pindah ke Jakarta ya itu karena saya mau menikah dan calon ada di Jakarta, yasudah
saya cari pekerjaan di Jakarta. Lalu masuklah saya ke Trisakti, alasannya ya karena
memang Trisakti sendiri sudah punya nama bahwa ini adalah perguruan tinggi
swasta favoritlah ya bagus, kemudian dari jam kerja kalau dulu itu hari jumat sampe
jam 11 udah pulang zaman dulu gitu, hehee. Jadi sebenernya dari awal disini itu
dulu saya di FALTL (Fakultas Arsitektur Lansekap & Teknik Lingkungan) dulu
saya di sana, kemudian pada tahun 1982 ada peraturan rektor untuk sentralisasi,
akhirnya pustakawan yang ada di fakultas di tarik ke perpustakaan pusat, tapi tetep
waktu itu di fakultas ada perpustakaan untuk dosen. Nah setelahnya waktu itu
dianggap gagal untuk sentralisasi, karena kita masih konvensional tidak ada sistem,
kemudian juga ada beberapa alasan kenapa kita gagal untuk sentralisasi. Akhirnya
saya waktu itu akan ditarik lagi ke fakultas, tapi saya tidak bersedia, kenapa saya
dipusat karena disini pembagian tugasnya sudah jelas, jadi kalau misalnya di
layanan ya bertanggung jawab dilayanan, begitu juga di bagain pengolahan. Sudah
jelas tugasnya enak disini, jadi saya menolak untuk di sana. Akhirnya di fakultas
menerima pustakawan-pustakawan baru, jadi saya tetep di perpustakaan pusat. Tapi
waktu tahun 1982 pas sentralisasi itu saya pernah ditempatkan di layanan sirkulasi
sekitar 4 tahunan lah ya, terus akhirnya saya disini dipengolahan.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di perpustakaan? Hal-hal apa saja yang ibu lakukan?
DG : Yang pertama ya karena memang saya suka dengan perpustakaan, terutama untuk
mengelola buku memang sesuai dengan karakter saya, dan saya juga tidak suka
dibagian layanan. Jadi saya memang suka ngotak-ngatik buku gitu, mengorganisir
buku, dari awal memang saya lebih banyak di pengolahan. Nah pertama yang
mendasari membuat saya semangat kerja setiap hari ya karena cinta saya terhadap
perpustakaan terutama dibagian pengolahan karena saya suka, yang kedua bekerja
itu ibadah.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja ibu?
DG : Nah memang dengan kepala perpustakaan disini itu terbuka ya, jadi kita tidak ada
jarak, kaku dan lain sebagainya, bu Ida (Kepala Perpustakaan) itu sangat terbuka,
kerjasama baik secara pribadi maupun di dalam kantor itu cukup baik ya
hubungannya dengan bu Ida, dan beliau juga memberikan kebebasan untuk kita ya
meskipun dengan aturan-aturan yang telah diterapkan, kita diberikan kebebasan
untuk berkreasi dalam bekerja hehee.
P : Apakah profesi ibu saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
DG : Untuk saya selamanya, kan udah lama juga saya disini. Tapi kalau setelah pensiun
ya mungkin bekerja yang lain hehee.

FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja ibu di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
DG : Saya lebih ke kebutuhan sosial sih ya, karena kita hubungan disini sudah seperti
saudara, hubungannya baik lah kebersamaannya kuat. Tapi kalau dari kondisi
Trisaakti dari gaji relatif engga, jadi sebetulnya kebutuhan sosial kalau saya.
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
DG : Sebetulnya gaji mempengaruhi juga, cuma memang kalau gaji relatif lah itu kan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing ya, kalau saya juga kan ada tambahan-
tambahan lain lah. Karena kalau dari segi gaji mungkin Trisakti itu kalau
dibandingkan diluar sana kayanya kurang, tapi ya cukuplah. Tapi kalau motivasinya
karena gaji, saya rasa ya bukan disini gitu.
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
DG : Jadi di Trisakti itu selain gaji yang kita terima setiap bulan, biasanya kita 17
Agustus dapet juga uang tambahan, kemudian ulang tahun Trisakti, kepanitiaan-
panitiaan juga. Kalau untuk tunjangan-tunjangan itu sudah termasuk kedalam
Trisakti, cuma di Trisakti itu ada kaya 17 agustus kita dapet uang juga, uang
seragam, ulan tahun Trisakti juga dapet uang, dan kepanitian-kepanitiaan, mungkin
kalau dari gaji relatif tapi ada tambahan-tambahan lain. Kalau saya si dari segi
waktu yang bisa diatur sedemikan, tidak terlalu menuntut saya harus selalu stay di
kantor.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
DG : Bagus sih untuk keamanan, kita ada 2 jaminan juga disini, in health dan BPJS.
Dari fasilitasnya sih sangat menunjang ya untuk pekerjaan saya sebagai kataloger,
dengan sistem yang bagus ya sekarang untuk mengolah karena kita tidak mengolah
buku aja, tapi kita juga mengolah yang lain dan sitemnya sudah disiapkan, jadi itu
sangat memudahkan kita. Komputernya bagus tidak lemot, jaringan juga udah
bagus jadi sangat menunjang, jadi tinggal ada bahan yang diolah atau tidak
kemudian atas kemauan kita gitu.
P : Bagaiamana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
DG : Mendukung ya suasananya, dan saya juga mempunyai staff Medin dan Husnul
sudah sangat membantu dan baik kerjasamanya. Rekan kerja dibagian lain juga
bersahabat ya.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
DG : Hubungan kita bagus ya, jadi saya itu selalu mendiskusikan target pekerjaan yang
akan di kerjakan, jadi selalu kita diskusikan, tapi kita juga menuntut ke mereka
untuk kreatif ya, misalnya jadi jangan selalu mereka mengerjakan sesuai perintah
kita, jadi kalau misalnya ada perbaikan usulan atau apa kita bicarakan kalau
misalnya memang harus di oke ya oke kerjakan gitu. Misalnya dari sistem gitu,
kayanya ada yang kurang gini segala macem, kalau memungkinkan kita tampung
ide mereka dan kita terapkan.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, misalnya kerja
sama seperti apa?
DG : Jadi kerjasamanya ketika ada yang terbaru kita selalu diskusikan, terutama yang
sekarang ini yang kita lakukan untuk sistem, bagaimana sistem ini bisa mendukung
sepenuhnya dibagian pengolahan, pokoknya bagaimana sistem itu memudahkan
kita dalam bekerja sebagai kataloger disini, gitu. Jadi sekarang pekerjaan kita itu
ada verifikasi, kemudian yang bertugas verifikasi itu saya, medin, dan husnul, nah
pada sistem mungkin ada yang kurang atau segala macem, itu kita diskusi bersama
lalu kita kasih masukan ke bagian sistem.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
DG : Iya, beliau selalu mengevaluasi pekerjaan pengolahan sudah sampai dimana, dan
harus dibikin report, kemudian kita juga diberikan tugas di pengolahan untuk
program kerja untuk kedepan gitu ya, apa sih yang akan dilakukan untuk kemajuan
pengolahan, dan itu selalu evaluasi oleh beliau. Kemudian juga motivasinya
mungkin selain pekerjaan, kita selalu mengadakan kepanitiaan atau apa gitu ya
pokoknya sekitar dari materi.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
DG : Penghargaan paling kita dari mata kerja aja ya. Dari Trisakti sendiri kalau dari
masa kerja saya sudah berkarier dalam 10 tahun sekali itu dikasih penghargaan
emas, kalau 5 tahun sekali dapet sertifikat, tetapi makin kesini itu dirubah dalam
bentuk uang yang emas itu. Dan ada juga di Trisakti dari satu unit kalau pas ulang
tahun Trisakti dipilihlah karyawan teladan, dan yang memilih itu kepala
perpustakaan, tapi kriterianya tetep dari atas, misalnya dari segi absen itu harus full
ga boleh kesiangan, iya itu salah satunya.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di perpustakaan ini?
DG : Kalau saya pribadi sih untuk prestasi belum, saya belum pernah disini.
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
DG : Kita dibawa oleh bu Ida studi banding, kita sering itu dibawa studi banding keluar,
kemudian seminar-seminar, dan selama ini saya itu aja mungkin diklat, seminar dan
studi banding. Dalam 1 tahun juga ga tentu paling 2/3 kali ikut seminar, kalau studi
banding kita udah sempet ke malaysia, singapur, china, supaya bisa melihat dunia
luar seperti apa gitu kan dan bisa ditempelkan di perpustakaan.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
DG : Kalau disini ya jabatan paling tinggi jadi kepala perpustakaan, saya sendiri kan
disini sudah memegang jabatan sebagai kasub unit pengolahan dan sudah
mempunyai 2 staff Medin dan Husnul. Tapi bu Ida sih sering menawarkan ke kita
untuk siapa yang mau menggantikan beliau untuk jadi kepala, tapi kita-kitanya aja
yang engga hehee.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
DG : Sebetulnya beliau juga pernah menyuruh saya untuk sekolah lagi, cuma kita-
kitanya aja yang males hehee. Untuk sekolah lagi itu sebetulnya udah lama banget
ditawarin sama beliau, tapi saya menganggap udahlah cukup S1 aja hehe.

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
DG : Emm jadi kalau di pengolahan ini sebetulnya tidak ada kata diam, karena di
pengolahan itu selalu ada. Kalau misalnya udah selesai buku masih tetep ada
skripsi, masih ada disertasi, habis itu kita edit. Jadi sebenarnya tergantung dari
kitanya sendiri, mau bekerja atau tidak, itu aja. Dan kalau saya motivasinya karja itu
adalah ibadah. Kalau misalnya tertunda ya sehari itu bisa numpuk, apalagi itu
sekarang ada verifikasi dilakukan oleh pusat, kalau misalnya kita tidak buka
komputer tidak diverifikasi bisa numpuk, bisa marah orang-orang fakultas sama
kita. Ya kalau kaya gitu ada atasan/tidak harus tetep dikerjakan. Kalau di
pengolahan itu tidak pernah tidak ada pekerjaan, pasti selalu ada.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Pekerjaan terakhir yang diselesaikan?
DG : Iya pasti itu, baru-baru ini yang sudah diselesaikan itu buku pembelian, itu
diselesaikan sebelum libur lebaran kemarin. Nah tetapi karena saya juga di
perpustakaan ini tidak 100% di pengolahan untungnya saya memiliki staff yang bisa
diandalkan diajak kerjasama Medin dan Husnul, jadi kadang-kadang saya cuma
kasih instruksi ―nih tolong kerjakan gini gini‖, karena saya juga banyak membantu
pekerjaan bu Ida untuk perpustakaan, misalnya untuk konsep sentralisasi. Jadi
malah mungkin saya lebih banyak menyerahkan ke Medin dan Husnul.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas ibu dalam bekerja?
DG : Iya sangat hehee, semangat kita jadinya kan, kita jadi merasa di perhatiin.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
DG : Iya terjadi peningkatan. Ya sebetulnya saya itu selalu memotivasi diri sendiri
untuk selesai ini selesai itu, cuma kadang-kadang hambatannya itu adalah bukan
dari perpustakaan itu sendiri, malah dari eksternal dari luar.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
DG : Oiya, iya itu harus, jadi dalam setiap hari itu harus ada sesuatu yang meningkat,
dan yang kurang itu harus diperbaiki. Misalnya seperti sistem yang tidak
tersambung itu terus saya kejar sampai itu selesai, selalu saya hubungin pa Edwin
yang bertanggung jawab untuk masalah sistem itu, pak Edwin dia itu dari Jogja tapi
tiap bulan dia dateng kesini, untuk maintenance ya kadang-kadang 2 minggu disini,
jadi ketika ada maintenance mereka datang ke kita ,tapi kadang-kadang mereka juga
bisa dari sananya jadi tidak perlu kesini untuk mengatasi maintenance seperti itu..
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, pecapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
DG : Ya mungkin sesuai dengan bidang saya sebagai kataloger, saya sebetulnya sudah
cukup puas, karena saya dibagian pengolahan dan disini memiliki sistem yang baik
dan bagus, itu saya rasa saya sudah cukup puas, karena itu mempermudah kami
dalam pekerjaannya. Hal lainya ya sesuai dengan bidang saya di pengolahan,
jumlah yang diolah saya tadinya sedikit terus menjadi banyak, dan kemudian
repository banyak dipakai oleh user, itu jadi produktivitas dibagian pengolahan.

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di Perpustakaan? Bagaimana cara ibu mengatasinya?
DG : Manusiawi sekali ya kadang-kadang seperti itu, apalagi di usia udah 30 tahun
bekerja ada titik jenuhnya juga kadang-kadang begitu. Kalau udah mulai jenuh ya
kita cuti dulu hehee, tapi karena kita ada kebutuhan dan tanggung jawab juga untuk
keluarga dan sebagainya, ya kita termotivasi lagi karena harus menyekolahkan dan
lain-lainnya. Dan kemudian saya sudah berkomitmen, saya juga sudah di gaji oleh
Trisakti ya saya harus bertanggung jawab terhadap kewajiban saya.
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
DG : Kadang-kadang kondisi juga ya yang menghambat kita dalam bekerja. Misalnya
seperti bebas pinjam, waktu dulu saya di layanan, harusnya semua fakultas itu
membuat bebas pinjam ke perpustakaan, tapi ada juga fakultas-fakultas yang tidak
melaksanakan padahal kita sudah memberi tahu kepada mereka, misalnya
mahasiswa harus bebas pinjam yang akan wisuda, biar terjaring mahasiswa-
mahasiswa yang sidang, masih ada juga fakultas-fakultas yang tidak support, dan
itu sangat menurunkan motivasi kita dalam bekerja. Atau ada lagi misalnya sistem,
saya di pengolahan ingin sistem begini gini, tapi ya kendalanya uangnya yang ga
ada, jadi itu kan berarti kondisi pekerjaannya ya yang tidak mendukung.
P : Pernahkah ibu bekerja di bawah tekanan? Bagaimana ibu menyikapinya?
DG : Engga sih ya selama ini. Paling kendalanya gini seperti kemarin kita kedatangan
KPK waktu itu, nah KPK itu minta koleksi repository bidang hukum, sedangkan di
kita koleksi repository tentang bidang hukum itu sedikit, nah kita kan waktu itu
minta ke fakultas hukum untuk hasil penelitian skripsi dan sebagainya, dan kata bu
Ida target ini kita seminggu harus selesai. Kadang tekanan-tekanan itu aja sih
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam sekian waktu yang singkat, dan
alhamdulillah teratasi.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi? Bagaimana ibu
mengatasinya?
DG : Mungkin kendalanya di saya selama ini jadi saya sampai sekarang itu kepengen
ada peraturan untuk serah simpan, namun Trisakti sendiri belum ada peraturan
untuk serah simpan seperti itu. Fakultas-fakultas itu kalau belum ada bebas pinjam,
itu kan mereka belum menyerahkan hasil karyanya, jadi bagian pengolahan itu
harus meminta satu-satu harus menjemput bola ke fakultas-fakultas untuk meminta,
ya jadi itu kendalanya. Jadi dibandingkan dengan repository universitas lain kita
masih sedikit.
P : Menurut ibu, apa tantangan terbesar dalam bekerja di perpustakaan
universitas?
DG : Untuk dibagian pengolahan sih tantangan terbesar menurut saya ga ada ya,
maksudnya bisa diatasi semualah kendala atau masalah pekerjaan kita disini.
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
DG : Tentu pernah, namun bisa diatasi kendala-kendalanya. Misalnya kemarin kita
ditugaskan untuk stok opname di bulan puasa, kebetulan sebagai sentarlnya bagian
pengolahan, karena sistem kita disini baru belum pernah kita coba untuk stok
opname, akhirnya saya minta ke pak Edwin untuk mendampingi kita selama stok
opname, selama kita melakukan kegiatan stok opname akhirnya ketemu
permasalahannya, namun tetap berjalan dengan baik. Awalnya target waktu itu 10
hari tapi malah lebih cepat seminggu udah selesai. Jadi gitu, selama ini hal-hal
seperti itu terutama di pengolahan bisa diatasi, tidak ada hal yang menyulitkan
sehingga membuat kita tidak bisa bekerja, itu tidak ada.
P : Bagaimana ibu menyikapi kritik yang diberikan dalam bekerja?
DG : Untuk kritik saya menerima ya dengan terbuka, tidak sampai menganggu motivasi
kerja saya, selama kritikannya itu baik untuk kemajuannya kita, kalaupun
sebaliknya ya kita tetep pertahankan asumsi/pendapat kita. Ya semuanya dengan
bicara dengan dialog lah.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
DG : Oh iya itu, beliau sering memberi masukan-masukan untuk bagian pengolahan.
Kaya ini aja, Medin dan Husnul termasuk baru ya, dulu itu saya punya staff cuma
satu dan dia akhirnya mau keluar karena menikah. Kemudian ada orang yang
magang, namun kurang mendukunglah, kemudian ga lama Medin dan Husnul
magang disini, alhamdulillah mereka bagus, dan saya ajukan sebagai karyawan
tetap. Jadi selalu saya diskusikan dengan kepala terkait kendala kerja, beliau
mencoba untuk memberi arahan-arahan untuk kita, memberi solusi dari setiap
masalah atau kendala kerja, namun solusi yang diberikan tetap saya diskusikan
dengan bu Ida untuk kebaikan kita disini.
Informan : Irza Rasyid, S.S
Jabatan : Staff Pelayanan Sirkulasi
Wawancara : 11 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
IR : Aku posisi disini sebagai staff layanan pemakai, sudah hampir 22 tahun bekerja
disini.
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
IR : Latar belakang pendidikannya S1 Ilmu Perpustakaan, alumni dari Universitas
Indonesia.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
Mengapa dahulu ibu keluar dari tempat ibu bekerja?
IR : Lulus dari UI kan S1, itu aku kerja di bank bali itu juga di perpustakaan, cuma
berapa bulan gitu aku di sana daerah ke arah kota gajah mada, sekitar 6 bulan di
sana.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu atau latar
belakang pendidikan yang ibu miliki?
IR : Iya sudah sesuai dengan ilmu saya.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
IR : Kalau motivasi dari awal ya memang perpustakaan yang dituju ya, setelah terjun
ke perpustakaan kalau jiwa aku sih memang ya aku seneng kerja di perpustakaan,
ketemu orang lain terus melayani pengunjung, membantu lah ya aku seneng aku
ngerasa jiwa aku ya untuk itu gitu. Aku juga di panggil kesini, tadinya kan aku di
bank bali, karena dulu aku pernah PKL disini, mereka butuh aku dan butuh orang
saat itu dan mereka sudah tau cara kerja aku lalu dipanggil deh aku kesini. Alasan
lain kenapa milih disini mungkin menurut aku kalau untuk lulusan sebagai
pustakawan di bidang pendidikan itu masuk banget ya.
P : Apa manfaat yang ibu rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Univ
Trisakti?
IR : Jam kerjanya lebih fleksibel aja mungkin untuk aku sebagai seorang ibu pekerja
hehee, ya salah satunya lagi kita bisa mengembangkan diri juga disini
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
IR : Kan dulu aku PKL nya disini juga, itu PKL sekitar 2-3 bulanan lah dulu sama
temen-temen disini, habis itu lulus kerja di bank bali terus 6 bulan kemudian saya
dipanggil kesini, udah terus jadi karyawan sampe sekarang. Temen aku juga yang
PKL disini udah jadi karyawan sini juga kerja di Trisakti.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di perpustakaan? Hal-hal apa saja yang ibu lakukan?
IR : Dari diri sendiri ya saya memang niat nya kerja ya nyari pahala ya kan untuk
keluarga juga, kalau dari sisi materi sih jelas itu juga salah satunya. Dari suasana
kerja juga membuat nyaman diri kita sendiri dalam bekerja gitu.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja ibu?
IR : Paling kita diajak refreshing keluar gitu sama pimpinan, pimpinan selalu mengajak
kita jalan-jalan keluar lebih terbuka untuk mengetahui apa aja yang baru diluar sana
didunia perpustakaan, jadi kan wawasan kita bertambah ya.
P : Apakah profesi ibu saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
IR : Tentu untuk selamanya hehee.

FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja Ibu di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
IR : Kalau aku sih lebih ke kebutuhan sosial ya, suasananya rekan-rekan kerja nya
bersahabat lah disini itu, kebersamaannya itu yang mempengaruhi motivasi kerja.
Di banding gaji walaupun itu termasuk ya, aku lebih milih itu tadi kebutuhan sosial
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
IR : Itu juga yang mendorong aku untuk bekerja, alhamdulillah kalau gaji yah, ya
tercukupi kebutuhanku lah
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
IR : Tunjangan pustakawan itu ada. Dari Trisakti juga selain gaji kita dikasih juga gaji
ke-13, THR juga, terus biasanya kalau ada acara ulang tahun Trisakti kita dapet itu
bonus. Untuk upah lembur sebenernya hitungannya bukan dilembur, setiap ada
acara-acara lain juga kita biasanya dikasih honor, kalau upah lembur ga ada sih
yang diluar jam kerja itu ga ada, kita jam 4 teng itu udah.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
IR : Keamanan kerja yang aku rasa sih karena kita punya asuransi in-health jadi
menjamin kalau aku bilang itu udah bagus banget. Untuk fasilitas sih agak kurang
ya, komputernya ya lumayan sabar hehee, jaringan juga kadang naik kadang turun,
untuk desain interior perpustakaannya ya lumayanlah walaupun kaku-kaku juga,
kalau disini itu kan tidak satu gedung khusus unutk perpustakaan ya, kita gabung di
atas sama rektorat juga.
P : Bagaimana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
IR : Suasana enak ya nyaman, rekan-rekan kerja juga bersahabat.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
IR : Alhamdulliah baik disini, aku baik ya hubungannya dengan rekan kerja di
perpustakaan.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, misalnya kerja
sama seperti apa?
IR : Ada kerjasama, misalnya itu kaya ini kan anak-anak lagi ngurusin bebas pinjam
perpus, kalau gitu memang harus kerja sama antara fakultas sama kita pusat, karena
kan ada bebas di sana baru ke kita, udah dah tuh tanda tangan. Hal lainnya,
misalnya aku lagi ngecek anak-anak yang tanggal pinjamnya udah ngelebihin batas
waktu, aku telfon deh sama fakultas, biasanya aku telfon dulu, kalau udah ga bisa
aku minta tolong ke fakultas tolong dikejar sampe ke kelas dicari anaknya gitu.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
IR : Paling kalau rapat kali ya, itu kan kita ngerasa di perhatikan, kita juga kan diajak
bicara dengan pimpinan, itu hal yang kecil tapi sebenarnya penting juga.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah Ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
IR : Biasanya sih paling pujian ya dari pimpinan, jadi kan termotivasi kita. Aku selama
22 tahun kerja 15 tahun kerja penghargaannya belum ada selain pujian hehee. Kalau
zaman dulu kita dikasih itu dikasih uang untuk pembinaan buat jalan-jalan sekarang
kan sudah dihapus.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di perpustakaan ini?
IR : Pokoknya kerja baik kita senang gitu aja paling, rewardnya paling kaya
kedatangan akreditasi kan perpustakaan kita dapet A terus kita di ajak jalan-jalan
waktu itu semua, kalau untuk prestasi pribadi disini belum pernah sih.
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
IR : Biasanya sih disekolahin lagi kalau disini, yang lain ada beberapa yang disekolah
kan lagi, tapi kalau aku engga. Paling kaya seminar gitu kita ikut, tapi untuk 1 tahun
terakhir kita ga kebagian ikut seminar hehe.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
IR : Kalau dari trisaktinya sendiri ya setiap 2 tahun naik berkala, kaya aku pas pertama
kali masuk sini kan karena S1 itu 3A terus 3B itu 2 tahun terus lanjut ke 3C, 3D,
nanti dari 3D naik ke 4A itu kaya ada ujian dinas gitu loh ada diklatnya ada
ujiannya, berarti kan naik juga gaji kita ya alhamdulillah walaupun kecil hehee. Jadi
gitu naik berkala ada 3A, 3B, 3C, 3D terakhir 4A
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
IR : Kalau untuk aku sendiri sih engga ya udah tua hehee. Kecuali diharuskan
diwajibkan dari sini untuk sekolah lagi ya baru, tapi kalau untuk keinginan diri
pribadi sih engga hehee.
PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
IR : Dari mulai awal berangkat kerja tadi aku bilang, kita dari rumah berangkat kerja
memang sudah niat tulus mau kerja untuk keluarga, untuk anak. Tapi alhamdulillah
sih kalau jenuh gitu belum pernah sama sekali aku ngerasain jenuh gitu loh disini
beneran.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
IR : Iya dong harus itu. Terkahir kita itu stok opname waktu lagi puasa pas bulan
ramadhan, selesainya sekitar semingguan sih kemarin ya hampir 2 minggu lah.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas ibu dalam bekerja?
IR : Ya iya kalau itu jelas, ya kita merasa di perhatikan berarti dong, ya kita senang
kalau diperhatikan seperti itu, urusan duit mah belakangan, jadikan semangat kan
kita nya kalau pimpinan memberi perhatian ke kita.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
IR : Iya dong terjadi peningkatan, ketika kita punya motivasi atau semangat kerja pasti
kan mempengaruhi produktivitas kerja kita juga kan jadi semakin produkif.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
IR : Iya itu jadi salah satu yang di utamakan juga
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, pecapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
IR : Paling ya itu tadi stok opname terakhir yang kita telah selesaikan pekerjaan kita di
bagian layanan sirkulasi dengan waktu yang terbilang lumayan cepet

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di perpustakaan?
IR : Engga sih ga pernah tuh, sejauh ini saya bisa memotivasi diri sendiri dalam
bekerja
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
IR : Kalau aku lebih ke gaji sih, ya dibanding dengan yang diluar-luar kalau disini mah
ya segitu aja. Selain gaji untuk aku sih kayanya penghargaan, soalnya belum pernah
dapet gitu penghargaan untuk aku selain pujian hehee. Tapi kalau kaya gitu
mengganggu juga tidak terlalu, kita kan harus tetap semangat, ya harus diterima
ikhlas tetep semangat, kalau ga nyaman dengan gitu-gitu kita harus hijrah katanya
gitu kan, tapi untuk aku engga sih aku udah nyaman disini.
P : Pernahkah ibu bekerja di bawah tekanan?
IR : Sama sekali belum pernah sih ya sudah selama ini aku kerja 22 tahun disini sejauh
ini sama sekali belum pernah bekerja di bawah tekanan seperti itu.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi?
IR : Ga ada sih ya, kita kerja enjoy banget kaya ga ada gitu ya sejauh ini hehee. Kalau
untuk segi fasilitas kerja, ya kita lapor untuk hal-hal yang kurang tapi kalau kita ga
dikasih gimana, ya tapi tetep kita lapor gitu misal fasilitasnya agak kurang memadai
atau gimana.
P : Menurut ibu, apa tantangan terbesar dalam bekerja di Perpustakaan
Universitas?
IR : Tantangan terbesarnya waktu itu sih dulu pimpinan kita belanda punya, lama
tinggal di belanda tiba-tiba kerja di kita, kan keliatan yang biasanya dia disiplin,
udah gitu tua banget tiba-tiba jadi kepala kita, kerjaan kita biasanya nyantai terus
ada beliau yaudah kaget aja kita jadinya, aku kan juga ngalaminlah beberpa kepala
yang berbeda paling ya itu sih
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana ibu mengatasinya?
IR : Ga pernah sama sekali kalau untuk aku ya.
P : Bagaimana ibu menyikapi kritik yang diberikan dalam bekerja?
IR : Untuk kritik, ya aku kan orangnya ga mau berbenturan, jadi aku liat dulu nih bener
ga kalau kata orang aku kaya gini-gini, kan belum tentu bener orang yang ngeritik
belum tentu bener juga menurut aku, jadi itu ya buat masukan aku aja sih ga terlalu
dianggep yang gimana-gimana sampai mengganggu kerja itu engga.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja?
IR : Iya kalau terkait kendala kerja pimpinan pasti memberikan solusi itu kan memang
sudah kapasitas beliau sebagai pimpinan.
Informan : Reny Hari Susanti, Amd
Jabatan : Kasubnit Pelayanan Sirkulasi
Wawancara : 11 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi ibu di perpustakaan dan sudah berapa lama ibu bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
RH : Saya kasub layanan sirkulasi. Pertama kali masuk kerja 2005, 12 tahunlah saya
disini.
P : Apa latar belakang pendidikan ibu? Ibu lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
RH : Saya D3 Manajemen Informasi dan Dokumen, dari UI.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi ibu sebelumnya?
Mengapa dahulu ibu keluar dari tempat ibu bekerja?
RH : Sebelumnya kuliah terus proyek-proyek segala macem, terus saya pernah di
perpustakaan Akbid dulu 1 tahun, di sana saya jadi kepala perpusnya. Di sana itu
lembaga pendidikan yang lingkupnya kecil, jadi saya ingin di tempat yang
lembaganya lebih besar. Saya lulus kuliah kerja di sana 1 tahun lalu pindah kesini
(Tirsakti). Saya lulus 2003, di akademi kebidanan 2004, sebelumnya juga kan
waktu belum lulus saya di Bank Muamalat selama beberapa bulan kaya
membangun perpustakaan di sana gitu. Jadi lulus terus ikut sama dosen tadinya saya
kerja lepas gitu sama dosen terus akhirnya kerja lepas sendiri di Muamalat, di
Muamalat bukan kerja lepas tapi karyawan cuma kontrak aja.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu atau latar
belakang pendidikan yang ibu miliki?
RH : Iya sudah sesuai.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
RH : Itu dari email aja awalnya, kita lagi cari-cari kerja kemudian masuk beberapa dari
grup pustakawan, itu juga dibilangnya cuma grup angkatan kita aja, dan ternyata
banyak juga ada beberapa kebetulan karena saya sudah di akademi kebidanan dan
yang terdekat itu disini (Trisakti) kan tinggal jalan, jadi saya kesini. Waktu itu kan
posisi kerja saya di Akademi kebidanan dekat dengan Trisakti, ga mungkin saya
meninggalkan pekerjaan saya untuk melamar pekerjaan di tempat lain kan ga
mungkin hehee, jadi karena deket pas jam makan siang mas saya main kesini, jadi
ga perlu izin dan sebagainya. Memang dulu cuma mau kerja di perpustakaan aja,
terus memang ga tau mengalir kesini aja, jadi memang tidak ada motivasi lain,
memang jalannya aja kesini.
P : Apa manfaat yang ibu rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
RH : Saya senang bisa bekerja di perpustakaan yang universitas nya sudah punya nama
bagus, kan prestasi lumayan gede. Dari brand nama aja mas kalau di tanya sama
orang kerja di mana saya tidak perlu menjelaskan bergerak dibidang apa, kampus
mana, mereka sudah tau semua, karena sudah terkenal nama Trisakti.
P : Bagaimana cerita dari ibu bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
RH : Waktu di akbid saya kaya kurang cocok di sana, lingkungannya saya kurang
seneng, pertama lingkupnya kecil itu kan akbid dan kebanyakan yang di sana
memang ga lama sih mas, setelah gantinya saya aja itu ga lama cuma setahun di
sana jadi kepala, dan dapet kerja juga di tempat lain. Jadi karena memang
lingkupnya kecil maaf sama seperti saya ngelola perpustakaan SMA. Makanya saya
pikir-pikir kalau ada yang lebih baik yang saya senang kenapa engga, makanya saya
ambil yang ada di grup itu, pengen ngerasain kerja yang di tempatnya gede
istilahnya gitu. Sempet juga pengen jadi pegawai negeri tapi kayanya ga dapet
hehee, bukan karena saya tidak mampu mas, karena memang sebelum ujian saya
sudah gagal, karena mereka meragukan D3 saya kan harus Ilmu Perpustakaan
sedangkan saya diplomanya itu D3 Manajemen Informasi dan Dokumen jadi ketika
saya memasukan lamaran mereka bilang harus D3 Perpustakaan, jadi mereka
kurang percaya dan saya gagal di awal, bukan karena saya tidak mampu. Dan
akhirnya saya dapet di Trisakti. Pernah juga waktu itu di arsip Jayakarta di sebelah
TIM, itu saya cuma sebentar dan ga lama.
P : Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja ibu
dalam bekerja di Perpustakaan? Hal-hal apa saja yang Ibu lakukan?
RH : Emm untuk bekerja di pelayanan sekarang ini, kan kebetulan saya sudah pernah
kerja dibagian Pengolahan, kemudian saya pindah ke sirkulasi, rolling kan, hampir
7-8 tahun lebih di pengolahan, kalau untuk di layanan sirkulasi saya sudah 1 tahun
lebih, tadinya saya di referensi 2 tahun, itu juga 2 tahun ga nyampe, kan 2 kali saya
cuti hamil hehee, kalau di hitung-hitung di referensi paling 1 tahun, kemudian saya
kesini dipindah. Kalau di pelayanan itu lebih enak mas, karena kita ketemu dengan
banyak orang, istilahnya ga harus selalu ngeliat kerjaan buku. Ya memang ada sisi
nyebelinnya juga, kalau kaya gitu kita becandain ga usah dibawa perasaan juga. Jadi
lebih komunikatif dengan mahasiswa aja, biasanya mereka dengan sendirinya akan
terbiasa dan lebih akrab sama kita gitu.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja ibu?
RH : Selama saya disini sih tidak terlalu banyak kendala yang sampe serius sekali itu
tidak pernah, karena pasti mereka ada tidak puasnya terhadap kita, mau maksud kita
baik pun belum tentu mereka menerimanya baik. Pernah juga ngobrol face to face
dengan kepala perpus, kayanya pimpinan juga bisa ngeliat karyawannya yang
mulai-mulai miring hehee, entah dia lagi ga semangat kerja itu biasanya sih datang
ke ibu atau ibu panggil kita, tapi biasanya kalau kita datang ke ibu pun beliau
dengan terbuka senang hati menerima kita, welcome dengan kita, beliau mau
dengerin kita. Saya juga kalau ada apa-apa ke ibu membicarakan masalah yang ada,
mungkin masalah dengan pekerjaan atau mungkin masalah dengan teman sejawat
itu diomongin ke ibu, biasanya beliau ngasih win win solution untuk kita.
P : Apakah profesi ibu saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
RH : Saya bukan termasuk orang yang suka loncat-loncat sebetulnya, jadi ketika dalam
keadaan baik saya lebih suka di situ, dan untuk saat ini saya lebih suka disini, saya
tidak berpikir untuk mencari pekerjaan lain, kalau terpikir untuk mencari pekerjaan
lain lebih baik dirumah ngurus anak-anak hehe

FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja ibu di


perpustakaan universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
RH : Kalau saya lebih ke kebutuhan sosial, penghargaan dan pengembangan diri.
Karena kita bekerja dari pagi sampai sore disini, lebih banyak di tempat kerja dari
pada dirumah, jadi saya membutuhkan tempat kerja yang nyaman untuk saya, itu
dari segi kebutuhan sosial, dimana saya tetap bisa bekerja dan saya tetap bisa
memantau anak-anak dirumah terus saya tetap bisa berkomunikasi, jadi ada waktu-
waktu dimana kita ga harus terus menerus bekerja di forsir gitu, kalau jam istirahat
kita bisa telpon ga dibatasi kan. Kemudian untuk penghargaan, disamping memang
kita berkewajiban untuk bekerja tapi di atas juga menghargai kita, kaya ibu suka
ngajakin kita pergi jalan-jalan, dan pengembangan diri ibu memberi saya
kesempatan untuk bisa sekolah lagi, di Yarsi tahun ini. Jadi itu, buat saya kebutuhan
sosial, penghargaan dan pengembangan diri sudah tercukupi.
P : Bagaimana dengan gaji yang ibu terima?
RH : Ukuran gaji untuk saya pribadi minus, cuma bisa balik modal, cuma buat bayar
gaji pembantu sama beli susu hehee. Kalau gaji rata-rata disini gajinya kecil semua
mas, kalau mikir gaji mereka tidak akan memilih untuk bekerja di perpustakaan
Trisakti.
P : Selain gaji yang ibu terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
RH : Kalau tunjangan itu ada, kaya tunjangan lebaran paling itu lebihnya yang paling
bikin kita semangat. Untuk bonus di waktu-waktu tertentu one day ada juga cuma
sekarang udah banyak yang di hilangkan, untuk upah lembur ada cuma kalau dari
universitas sendiri itu kecil, biasanya ibu (kepala perpustakaan) yang menambahkan
untuk kita, saya tidak tau beliau dapet dari mana, jadi upah lembur itu tidak sama
dengan upah lembur dari universitas biasanya dari unit sendiri, karena kalau dari
universitas kecil banget mas ga ada yang mau. Kalau saya pribadi saya ga pernah
lembur hehee, kalau ibu-ibu lebih seneng dirumah ya bu ya dari pada lembur hehee,
karena kecil mas.
P : Bagaimana dengan kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
RH : Keamanan kerja cukup terpenuhi disini, kondisinya lumayan nyaman buat kita,
ruangannya pun yang sudah tertata dengan baik kondisi ruangnya udah nyamanlah
buat kita, udah gitu perpustakaan pelan-pelan kan juga memperbaiki fasilitas alat
kerja. Fasilitas kerja saat ini sudah lebih baik dari pada dulu mas, dulu itu sekitar 5
tahun kebelakang itu parah banget itu komputer istilahnya kita kalau mau kerja
jadinya kesel sendiri, itu kan menyangkut kepuasan kerja kita juga kan, nah makin
kesini peralatan kerja sudah membaik jadi membuat kita lebih nyaman lagi dalam
bekerja, kemudian juga disini itu dulu panas banget sekarang udah ada AC dipasang
semua. Sebenernya untuk kekurangan itu masih ada, kalau dari segi teknologi kita
masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan perpustakaan lain, yang lain udah
pada pake touchscreen mas kita belum hehee gitu, memang kalau di setiap lembaga
itu harus ada titik pencapaian yang harus dicapai lebih, mungkin kita itu. Jadi kalau
misalnya ditanya sudah puas atau belum, saya jawab belum, karena masih banyak
yang mau kita kejar yang mau kita raih.
P : Bagaiamana suasana tempat ibu bekerja saat ini?
RH : Suasana kerjanya kami semua pribadi masing-masing saya rasa berusaha untuk
menciptakan suasana kerja yang terbaik untuk kita sendiri, jadi kalau misalnya ada
masalah tidak terlalu diperpanjang intinya begitu, dibicarakan itu harus supaya tidak
berlarut larut, soalnya kita setiap hari kerja dia lagi dia lagi ketemunya.
P : Bagaimana hubungan ibu dengan sesama rekan kerja di perpustakaan ini?
RH : Untuk disini lumayan cukup baik, di atas pun lumayan cukup baik.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, Misalnya kerja
sama seperti apa?
RH : Kita biasanya sudah mempunyai tugas masing-masing, jadi memang untuk
pembagian kerja itu memang harus ada, setiap unit itu ada pekerjaannya masing-
masing, cuma yang namanya pekerjaan kamu ya kamu aja ngerjain itu ga ada, tapi
setiap karyawan dia punya jadwal kerja sendiri, seperti bapak peminjaman, terus ibu
untuk kartu anggota, kalau untuk bekerja semuanya bekerja, karena mahasiswa
yang datang kadang-kadang itu mengembalikan buku semua, ga mungkin dia aja
yang kerja terus yang satunya diem aja kan ga mungkin, disini kita tetap saling
membantu dan saling mengisi.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
RH : Ada perhatian, disini ibu memberi kepercayaan untuk kasub bagaimana saya bisa
mengajak mereka (staff) untuk bisa bekerja selalu semangat, karena saya bekerja di
pelayanan itu kan harus bener-bener dateng pagi kan, mudah-mudahan ada reward-
reward tersendiri untuk mereka yang dateng lebih pagi, kan biasanya ada tuh jadi
saya membawa ke ibu untuk bisa dapet bonus sedikit, paling itu perhatian dari
kepala.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah ibu dapatkan selama bekerja
di perpustakaan ini?
RH : Saya belum ada, karena saya disini tergolong paling muda sebenernya. Untuk
pujian atau ucapan selamat itu ibu sering ke kita, kalau untuk pujian ibu ga pernah
pelit hehe.
P : Prestasi apa yang pernah ibu capai dalam bekerja di perpustakaan ini?
RH : Kalau untuk prestasi belum, karena saya masih tergolong baru kan mas disini, saya
baru karyawan disini itu baru 1 tahun setengah hampir 2 tahun dari 12 tahun saya
mengabdi disini. Sedangkan untuk mendapatkan itu harus jadi karyawan dulu kan
hehee. Jadi di Trisakti itu tingkat honor itu ada honor unit, honor rektor, ikatan
khusus, kemudian calon karyawan, baru kita karyawan, masing-masing tingkatan
itu 4 tahun, anda banyangkan berapa tahun yang harus dilalui untuk bisa jadi
karyawan yang sebetulnya, saya 2005 dan sudah jadi karyawan 2015.
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
RH : Paling disini banyaknya pelatihan dan ikut seminar, terus misalnya ada
kesempatan untuk bisa sekolah lagi ya di ambil. Sebetulnya untuk masing-masing
orang dapet jatah 2 seminar dalam 1 tahun, tapi untuk tahun ini saya ga dapet, sama
tahun kemarin juga ga dapet ikut seminar dan pelatihan.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
RH : Untuk program jenjang karir, saya kuliah lagi aja lanjut ke S1 hehe
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
ibu memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
RH : Untuk saat ini rencananya saya melanjutkan pendidikan lagi ke S1, ini kan saya
masih D3, tapi nanti kalau misalnya untuk lanjut lagi setelah S1 ke S2 iya saya juga
mau hehee, karena kita kalau ada kesempatan diambil aja lah, perkara jadi atau
tidaknya dilihat situasinya, tapi kalau keinginan itu harus tetap ada.

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya ibu agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
RH : Kita kan punya pekerjaan masing-masing, ya itu dimaksimalkan pekerjaannya,
jadi ada jam-jam dimana kita kerja maksimal dan ada jam untuk kita tetep bisa
santai, begitu datang kasihlah rest sedikit 30 menit kemudian kita kerja maksimal
sampai sekitar jam 11an, baru habis itu kita bisa santai sampai jam 12, kan sudah
mau waktu istirahat kan, jadi dari jam 09.00-11.00 itu waktu maksimal kita untuk
bekerja. Jadi jangan begitu dateng langsung kerjain ini itu engga mas ga sehat juga,
habis jam istirahat baru kita maksimal lagi kerjanya dari jam 13.00-15.30, setelah
itu baru kita bisa santai-santai lagi.
P : Apakah ibu selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
RH : Iya, karena kalau misalnya kita lelet itu akan berimbas dengan yang lain juga,
karena kan setiap unit itu berkaitan, kalau pekerjaannya mandek di saya yang
lainnya nanti nunggu lagi, sedangkan pekerjaan itu muter terus mas. Untuk
pekerjaan terakhir itu sebenernya kan kalau layanan itu rutinitas mas, jadi
pekerjaannya hanya itu-itu aja, kalau disini itu rutinitas aja.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas Ibu dalam bekerja?
RH : Sangat mempengaruhi, karena pimpinan itu tempatnya kita curhat tempat kita
berbagi tempatnya kita dapet solusi.
P : Dengan motivasi kerja yang ibu miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
RH : Iya terjadi peningkatan, kalau saya sendiri pribadi tergantung pimpinannya sih
mas, walaupun sebenernya kerja itu ga boleh tergantung pimpinan tapi kalau
pimpinannya cuek itu lama-lama kita juga males, ga usah reward deh, cara dia
memperhatikan kita aja dengan kita disapa aja kita udah seneng, sebenernya itu
perhatian aja.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang ibu utamakan
dalam bekerja? Mengapa demikian?
RH : Iya produktivitas tinggi itu harus, karena kan kinerja kita diukur dari situ.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja ibu, pecapaian seperti apa yang telah
ibu peroleh di perpustakaan ini?
RH : Ya melayani mahasiswa dengan baik aja, karena saya di pelayanan, jadi
bagaimana caranya si pengunjung itu mendapatkan apa yang dia cari dan itu adalah
kepuasan untuk saya, dengan dia menanyakan buku yang dia cari dan dia dapet itu
udah kesenangan untuk mereka, karena tidak semua mahasiswa bisa nyari di opac,
jadi kita bisa membantu itu udah kepuasan tesendiri dan capaian tersendiri.

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah ibu pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam bekerja
di Perpustakaan? Bagaimana cara ibu mengatasinya?
RH : Kalau perempuan itu tergantung mood kan kadang-kadang, ketika kita memang
bener-bener lagi down itu sebenernya ga usah dipaksa juga untuk memotivasi diri,
tapi karena kita ada temen-temen kerja disini kadang rasa ga enak itu perlu juga,
masa kita males terus temen-temen kita rajin kan ga enak, jadi kita harus selalu
deket sama temen-temen kita sih, kalau saya sendiri begitu, jadi saya ga merasa
kesulitan. Selama kita punya tim kerja yang solid yang kompak itu kita ga akan
kesulitan, makanya kerja itu sama orang yang enak itu perlu banget.
P : Menurut ibu, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja ibu dalam
bekerja di perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan sosial,
penghargaan, dan pengembangan diri)
RH : Kalau dulu itu sempet merasakan yang penghargaan dan pengembangan diri itu
mentok di situ, ketika kita tidak dihargai ngapain juga kita kerj rajin-rajin. Untuk
sekarang lebih ke kondisi dan keamanan kerja, untuk sekarang ini kan Trisakti itu
lagi ga jelas arahnya mau kemana, berkaitan dengan rektor yang baru, kalau nanti
peraturannya dirubah lagi kalau lebih bagus alhamdulillah, kalau engga ya kita jadi
was-was sendiri, ini apa gajinya akan nambah atau malah banyak yang dikurangi
lagi. Karena sekarang ini kan yang jadi kendala banyak bonus-bonus yang lumayan
gede ibaratnya justru dihilangkan, itu juga jadi beban bagi karyawan untuk saat ini,
ketakutan untuk kehilangan pendapatan lagi itu yang terbesar dari semua karyawan
yang ada disini.
P : Pernahkah ibu bekerja di bawah tekanan? Ceritakan bagaimana ibu
menyikapinya?
RH : Pernah, itu disaat kita tidak menyukai pekerjaan kita sebetulnya, sempat tidak suka
sebenernya waktu rolling tempat, udah kita ga kenal tempatnya lalu kita didorong
untuk bisa melakukan perubahan di tempat itu, saya aja lagi kesulitan menyesuaikan
diri, ini sudah harus dituntut untuk melakukan perubahan di tempat itu, itu tekanan
juga sih.
P : Kendala terbesar apa yang pernah ibu hadapi? Bagaimana ibu
mengatasinya?
RH : Kendala terbesar, ya dulu sih sebenernya sistem ke karyawanan yang tidak
menentu yang memakan waktu terlalu lama, sekarang mah udah nafas mas, dulu
kan ga enak banget, jadi tingkat kepegawaian yang berjenjang-jenjang itu ga enak,
istilahnya kita pembayarannya juga cuma setengah dari yang seharusnya sementara
kita dituntut untuk bekerja lebih keras dari pada yang lain. Cara mengatasinya ya itu
kita bikin enak sendiri aja, dengan teman-teman yang enak mas, situasi kerja yang
enak, ya itu tempat kerja yang nyaman istilahnya ga panas, setidaknya mengurangi
tingkat kebetean kita.
P : Menurut ibu, apa tantangan terbesar dalam bekerja di Perpustakaan
Universitas?
RH : Salah satunya ya itu, gaji yang kecil juga jadi tantangan buat saya bekerja disini.
Terus pimpinan yang cuek itu juga ga enak, mungkin waktu itu dia lagi ga mood
kali hehee. Rata-rata pimpinan disini cewe semua sih, dari 9 fakultas cuma 1 yang
cowo.
P : Pernahkah ibu mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana ibu mengatasinya?
RH : Yang selama ini jadi kendala disini dalam pekerjaan itu sistem kerja, peralatan
atau alat kerja dan tempat kerja yang tidak baik itu tidak enak. Dulu itu pada abal-
abal semua, sekarang udah mendingan, dulu juga panasnya minta ampun, sekarang
aja udah bagus, kayanya dari 2013/14an udah mulai ber AC semuanya.
P : Bagaimana ibu menyikapi kritik yang diberikan kepada Ibu dalam bekerja?
RH : Untuk kritikan, saya termasuk orang yang sering di kritik, walaupun saya bekerja
disini saya tidak pernah memposisikan diri saya bahwa adalah saya pimpinan
dibagian ini, jadi ibaratnya kalau kerja istilahanya memang saya pimpinan,
pimpinan itu kan tugasnya me-manage dalam bekerja, untuk keseharian kita biasa
aja, jadi kalau kritik itu saya sering mas dikritik, lebih sering saya malah hehee.
Saya rasa kebanyakan kritik itu datang dari rival kita, menyikapinya yaudah biarin
aja, tinggal kitanya aja kalau menurut kita baik yaudah diterima, kalau ga baik dari
pada pusing abaikan aja. Kalau dapet kritik itu tidak langsung ditelan, konfirmasi
dulu ke yang lain, betul apa tidak.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
RH : Iya ngasih solusi, kalau misalnya ada kendala atau apa memang kewajiban kita
untuk melapor ke beliau kan. Kebetulan saya pimpinan di unit ini jadi beliau
biasanya akan mengembalikan lagi ke kita jadi baiknya kaya gimana gitu, kalau
misalnya ada yang mendesak beliau turun tangan langsung, tapi kalau misalnya
engga itu hanya sekedar report aja dari kita. Pimpinan itu kan tidak harus turun
sendiri mas dia bisa mengutus yang lain, tapi kalau misalnya ada kegiatan, kaya
kemarin Stok Opname beliau langusng turun ke lapangan keliling, beliau itu
orangnya kalau ada apa-apa langsung turun kebagian itu dia mau melihat istilahnya
tidak terus duduk-duduk dimejanya, beliau mau ke bawah.
Informan : Husnul Khotimah, S.IP
Jabatan : Staff Pengolahan
Wawancara : 12 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi kakak di perpustakaan dan sudah berapa lama kakak bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
HK : Saya sebagai staff pengolahan, sudah hampir 2 tahun disini, tepatnya 1,6 tahun
P : Apa latar belakang pendidikan kakak? Lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
HK : Latar belakang pendidikan sarjana ilmu perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi kakak sebelumnya?
Mengapa dahulu kakak keluar dari tempat kakak bekerja?
HK : Jadi sebelumnya itu saya magang di perpustakaan bursa efek 2 bulan, terus kerja
di Kompas kurang lebih 9 bulan saya di sana, terus resign dan akhirnya kerja disini
(Trisakti). Pas kesini itu 4 februari 2016. Jadi waktu masih di Kompas itu karena
emang ada lowongan di Trisakti terus saya coba daftar dan dipanggil tes disini,
padahal itu masih kerja di Kompas. Kalau di Kompas waktu itu awalnya kan ada
temen di sana emang udah duluan di Kompas, terus nawarin ke saya mau apa engga
disini ada proyek itungannya kontrak juga gitu cuman dia di bawah naungan
outsourcing, itu juga awalnya kontrak 1 tahun, setelah 1 tahun itu ditengah jalan ada
lah sesuatu masalah, akhirnya saya memutuskan untuk cari yang lebih baik,
takutnya terus bertambahnya umur akan lebih sulit kan mencari pekerjaan nanti,
akhirnya saya nyari-nyari lowongan dan disini lagi buka lowongan juga, kebetulan
waktu itu emang kepengen banget masuk di perpustakaan pengen banget ilmu nya
kepake istilahnya, terus ngelamar disini dipanggil tes dan alhamdulillah. Dulu itu
ngelamar juga sendiri bener-bener sendiri.
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu yang kakak
miliki?
HK : Iya sesuai dengan latar belakang pendidikan saya.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi kakak untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
HK : Motivasinya supaya ilmu nya ketuang aja kali ya, karena kan udah belajar selama
4 tahun kalau misalkan kerja di luar perpustakaan kayanya sayang aja, passion nya
lebih kesini. Kenapa bisa milih disini waktunya felksibel, masuk jam 8 pulang jam
4 jadi ya enaklah untuk cewe dan sabtu minggu itu libur enak. Emang sih jujur ya,
temen itu udah ada yang masuk di perpustakaan universitas di UIN ya, namanya ka
Eca dia itu di PU kan, katanya enak ilmu nya ketuang semua ya. Ya itu sih
sebenernya biar ilmunya ketuang aja sih kepake, dan karena saya juga udah cinta
perpus
P : Apa manfaat yang kakak rasakan ketika bekerja di Perpustakaan Univ
Trisakti?
HK : Manfaatnya bisa mengaplikasikan ilmu saya sih ya, sampe sekarang juga belum
tau banget semuanya engga, saya juga masih terus belajar sama Bu Dian (Kasub
Pengolahan), masih suka banyak nanya juga kok, jadi ya manfaatnya ilmu nya jadi
makin banyak juga
P : Bagaimana cerita dari kakak bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
HK : Jadi emang awalnya ada temen di fakultas di Trisakti, terus ngasih tau kalau disini
ada lowongan untuk perpustakaan pusat, dan emang kebetulan saya pengen banget
di perpustakaan sampe beroda-doa, dan coba akhirnya naruh disini, sebelumnya
pernah naruh lamaran di mana-mana itu ga pernah dipanggil, yaudah akhirnya di
panggil disini, dan dalam keadaan saya masih kerja di Kompas makanya tanggal
resign nya harus nyesuain di sana dulu, padahal peraturannya itu sebulan
sebelumnya harus ada tanda tangan kalau mau resign, dan saya itu inget banget
waktu itu 2 minggu sebelumnya, akhirnya saya izin sama atasan saya waktu di
Kompas kalau saya udah dapet pekerjaan di perpustakaan Trisakti tanggal sekian
masuk kerja, terus katanya ga bisa harus sebulan sebelumnya, yaudah saya
mengikuti peraturan di sana. Dan saya inget kata-kata Pak Yogi sama Pa Pungki sih
―Kalau kamu cinta perpustakaan, aplikasi kan lah ilmu kamu, ajaklah orang-orang
agar minat bacanya tumbuh, jangan malu kalau kamu kerja di perpustakaan,
rubahlah mindset orang-orang kalau perpustakaan itu hanya ngeberesin buku‖ gitu,
dari situ saya inget banget kata-kata beliau seperti itu.
P : Bagaimana cara yang kakak lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja
kakak dalam bekerja di Perpustakaan? Hal-hal apa saja yang kakak lakukan?
HK : Niat sih ya dan tentunya punya tujuan dan tekad. Kalau niat kita emang untuk
bekerja yaudah pasti pagi-pagi emang udah kesetel gitu, bangun jam setengah 5
subuh udah siap. Kadang juga ada orang-orang yang bilang ―Kamu yakin grogol
jauh loh, yakin pamulang gorogol jauh itu loh‖, cuma karena emang niatnya udah
mau kerja yaudah jalanin aja, cape sih pasti ada, cuma tujuan saya ya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan tekad saya mau mengaplikasikan ilmu yang udah
di pelajari selama 4 tahun di kampus. Itu sih jadi dari niat, tujuan dan punya tekad.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja kakak?
HK : Biasanya Bu Dian (Kasub Pengolahan) sama Bu Ida (Kepala Perpustakaan)
lengkap sih memberi motivasi ke kitanya, kalau lagi di ruangan Bu Ida biasanya
ngobrol disemangatin sih ―ayo nih yang muda-muda, semangat terus‖ selalu kaya
gitu sih. Dan yang bikin motivasi kita jadi tinggi jadi semangat itu, beliau selalu
menceritakan pengalaman kerja pengalaman hidupnya ke kita, itu sih yang bikin
kita semangat kerja. Bu Dian juga koperatif sebagai kepala bagian pengolahan,
beliau itu setiap hari selalu nanya ―husnul ngerjain apa‖ gitu, perhatiannya juga ada,
Bu Ida juga kadang nanya bagian pengolahan lagi ngerjain apa gitu, sama-sama
perhatian. Kalau udah perhatian gitu jadi semangat sih kita.
P : Apakah profesi kakak saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
HK : Insyaallah akan jadi pekerjaan selamanya untuk saya. Karena saya cinta dunia
perpustakaan.
FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja kakak di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
HK : Gaji sih ya, tapi kalau gaji ga usah ditanya ya, orang jaman sekarang kerja ga
dibayar kan mana mau ya kan hehee. Tapi untuk saya yang paling mempengaruhi
motivasi kerja saya gaji.
P : Bagaimana dengan gaji yang kakak terima?
HK : Alhamdulillah sih disini ya, walaupun saya ga bisa nyebutin nominalnya berapa,
tapi cukuplah untuk saya.
P : Selain gaji yang kakak terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
HK : Untuk tunjangan ada, terus juga kalau disini mungkin ada proyek apa gitu terus
kita nanti ada bagiannya sendiri. Nah kalau bagian pengolahan kan suka input
laporan penelitian dari fakultas nah itu ada bagiannya sendiri, ya cukuplah untuk
menghidupi diri sendiri dan orang tua hehee. Bonus juga sering ada, kaya 17
agustus, THR, gaji ke 13, lembur juga ada kita dapet, paling kalau misalnya lembur
itu kaya waktu kemarin ada akreditasi kita lembur pulang sore hampir maghrib, dan
itu dapet. Terus kalau misalkan deadline nih sabtu masuk, waktu itu pernah
stokopname hari libur kita masuk dan dibayar.
P : Bagaimana kondisi dan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan
bagaimana dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang
pekerjaan?
HK : Kondisi nyaman ya, kalau misalkan ga nyaman ga betah pasti ngerasa dari
pamulang ke grogol jauh banget, pasti kaya gitu kan. Reka-rekan kerjanya juga
enak ya. Keamanan kerja juga ada kita jaminan kesehatan in-health, cuman karena
saya baru belum dibikinin, tapi ada kita itu in-health. Untuk fasilitas ga ada
masalah, semua lancar-lancar aja untuk menunjang pekerjaan sehari-hari.
P : Bagaiamana suasana tempat kakak bekerja saat ini?
HK : Kebersamaannya sih yang berasa, misalnya kaya kemarin kita keluar jalan-jalan
makan-makan, disini kan ada satu karyawan yang baru pensiun, itu kita diajak
jalan-jalan deh keluar.
P : Bagaimana hubungan kakak dengan sesama rekan kerja di perpustakaan
ini?
HK : Baik-baik aja hubungannya, ya walaupun makin lama makin tau gitu karakter
masing-masing jeleknya gimana bagusnya gimana, dari situ saya belajar menyikapi
karakter yang berbeda-beda didunia kerja, dan terjalin hubungan yang baik sih.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, Misalnya seperti
apa?
HK : Kerjasama misalnya kaya IC, IC itu pengenalan perpustakaan ke setiap fakultas
setiap 1 tahun sekali kan ada mahasiswa baru. Itu dibagi satu tim 3 orang dan ada
pembagian tugas ke setiap fakultas, kalau udah bagi-bagi tugas gitu kita kompak
sama yang lain, kalau misalnya ada 1 tim hari itu ga bisa ke fakultas mana, pasti
diganti sama tim yang lain, tuker waktu jadinya.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
HK : Ada perhatiannya, The Best hehee. Kalau ngarahin atau ngasih tau segala macem
itu kaya orang tua ke anaknya sendiri gitu.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah kakak dapatkan selama
bekerja di perpustakaan ini?
HK : Penghargaannya pujian biasanya. Misalnya ada tuh kerjaan yang deadline banget,
bayangin aja kita input laporan skripsi 210 kalau ga salah dan itu dalam waktu
seminggu dibulan puasa, dan atasan bilang ―keren kalian, cepet ya kalian hebat‖, ya
mungkin kesalahan itu pasti ada, dan beliau tetep menghargai setiap hasil kerja kita,
itu yang bikin semangat sih kita ngerasa dihargain banget.
P : Prestasi apa yang pernah kakak capai dalam bekerja di Perpustakaan ini?
HK : Paling stok opname sih kemarin dalam waktu 2 minggu itu. Sebenernya saya disini
ngerasanya bukan kerja, belajar juga, masih sering nanya banyak nanya, jadi
prestasi yang didapet itu dari kerjaannya, kadang kan antara teori dan praktek jauh
beda, kalau kita belum ke lapangan kan gambarannya hanya sebatas itu itu aja, pada
saat udah terjun ke dunia kerja kita bisa mengambil nilai yang kita petik gitu.
P : Dalam hal pengembangan diri, Bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
HK : Ada itu seminar diklat gitu-gitu sih, kalau saya belum, tapi waktu itu saya studi
banding udah pernah ke Jogja, ya istilahnya sambil belajar juga kan tentang
perpustakaan yang lain. Kalau pelatihan sih waktu itu paling pelatihan Siprus itu
katalog online, kalau seminar belum pernah.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
HK : Saya itu 8 bulan jadi honor unit, dari 8 bulan itu ada tes, tesnya itu bulan maret, tes
cakar namanya calon karyawan, habis itu bulan oktober keluar tuh surat cakar kita
SK nya, dan jadi cakarnya itu september 2016, lalu diajuin sama bagian
administrasi untuk jadi pegawai tetap, dan sekarang kita udah jadi pegawai tetap.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
kakak memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
HK : Keinginan sih ada, tapi dalam waktu dekat ini belum mau hehee, mau nikah dulu
hehee. Lagi nikmatin lagi enjoy sama kerjaan ini dulu sih.

PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya kakak agar produktif setiap saat dalam bekerja?


HK : Sarapan sebelum berangkat kerja, hehe. Ya kalau misalnya ga paham atau ga tau
sesuatu ketika jam kerja itu saya nanya ke Medin (Staff Pengolahan), ini gimana
caranya nanti dikasih tau diajarin, malah nanya mulu ke Medin, pasti Medin juga
bosen kali ditanyain mulu hehee.
P : Apakah kakak selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Pekerjaan terakhir yang telah
diselesaikan?
HK : Iya, karena Bu Dian (Kasub Pengolahan) pernah berpesan ―kalau kerja itu kita
emang butuh kecepatan, cuman harus juga diimbangi dengan ketepatan dan
ketelitian‖. Terakhir itu kia ya stok opname itu, sebelum libur lebaran itu udah
selesai stok opname, terus input buku sumbangan dari humas, yang terakhir banget
itu kita penyeragaman koleksi yang sama, dan yang lagi dikerjain sekarang input
pidato dan ceramah ilmiah.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas kakak dalam bekerja?
HK : Iya berpengaruh, dalam seminggu itu bu Dian (Kasub Pengolahan) selalu
perhatian komunikasi ke kita nanya udah sampe mana kerjaannya, dan itu emang
bikin ngerasa ada deadline juga, merasa termotivasi gitu karena perhatian beliau,
karena kita satu tima jadi ya ngerasa di perhatiin aja. Beliau juga suka bilang ―kalau
misalnya ada apa-apa bilang aja‖ gitu, Bu Ida (Kepala Perpustakaan) juga suka
nanya ke Bu Dian ―Ini pengolahan lagi ngerjain apa, udah sampe mana‖.
P : Dengan motivasi kerja yang kakak miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
HK : Iya otomatis, karena pasti ada peningkatan dalam diri ya, tingkatan diri, yang
tadinya belum tau dan yang tadinya ga ngerti karena nanya dan kita bener-bener liat
kaya gimana-gimananya pasti kan belajar juga, jadi kita tau.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang kakak
utamakan dalam bekerja? Mengapa demikian?
HK : Iya harus, ya karena itu kinerja kita, jadilah manusia yang produktif ya kan, tapi
kadang namanya cewe kan mood berubah-ubah ya, misalkan diluar kantor ada
masalah ya saya bersikap profesional aja, masalah diluar kantor jangan sampe
mempengaruhi produktivitas kerja kita di kantor, ya profesional dengan pekerjaan
kita. Tapi ketika emang kita moodnya bener-bener mengganggu pekerjaan biasanya
saya ngomong sih ke Medin (Satff Pengolahan) komunikasi aja dia juga paham.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja kakak, Pecapaian seperti apa yang
telah kakak peroleh di perpustakaan ini?
HK : Waktu itu pas IC pengenalan perpus ke setiap fakultas, kan emang ngomong di
atas podium gitu kan, sedangkan saya itu anaknya males ga pernah saya untuk yang
kaya gitu-gituan. Kan pas IC itu emang mengharuskan kita ngomong didepan
mahasiswa gitu kan, akhirnya pas dicoba dalem hati ―bisa juga saya ngomong
depan orang banyak‖ gitu dalem benak saya. Walaupun waktu itu cuma bawain
lomba kuis doang, itu sih capaiannya, bisa ngomong didepan banyak mahasiswa
diacara IC itu pengelanan perpus, pertama kali itu saya kaya gitu.

KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah kakak pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam


bekerja di Perpustakaan? Bagaimana cara kakak mengatasinya?
HK : Kesulitan sih engga yah, tapi cewe itu kan mood-moodan ya, saya juga ga muna
lah saya juga masih muda hehee, nih ya sebelum kerja pas sampe kantor itu
biasanya saya buka online shop lah buka gosip, ngilangin stres dulu hehee, kepoin
orang kan enak kaya gitu ya kan, ya ga harus dateng-dateng jam 8 langsung kerja
muna banget hehe.
P : Menurut kakak, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja kakak
dalam bekerja di Perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
HK : Kondisi kerjaan sih, mati lampu kadang, pernah mati lampu disini lama, kesel, lagi
semangat-semangatnya input buku tiba-tiba mati lampu, ga ke save kan otomatis
datanya. Kesel lagi semangat-semangatnya, dan udah gitu pas nyala udah jam 3 kan
udah mau pulang, yaudah inputnya lanjut besok jadinya hehee. Selain itu ga ada sih
yang menghambat motivasi kerja saya.
P : Pernahkah kakak bekerja di bawah tekanan? Bagiamana kakak
menyikapinya?
HK : Ga pernah sih. Kalau di marahin sih pernah ya sama pimpinan, tapi ga sampe
tertekan sih. Rekan-rekan kerja yang lain ngasih pengertian sih ke saya, mereka
bilang coba pahamin karakter satu-satu kaya apa, makin kesini makin paham sih
karakter masing-masing termasuk pimpinan. Tapi awal di marahin kaya gitu sih
pertama down ya, cuma ga terus-terusan dibawa perasaan kan cape juga lama-lama,
yang penting enjoy aja.
P : Kendala terbesar apa yang pernah dihadapi? Bagaimana kakak
mengatasinya?
HK : Belum pernah nemuin sih sampai saat ini kalau kendala terbesar, karena kan saya
hitungannya termasuk baru ya, tapi muna ya kalau bilang ga pernah ngalamin
kendala ketika bekerja, untuk sampai saat ini belum pernah nemuin kendala yang
berat banget bagi saya itu belum.
P : Menurut kakak, apa tantangan terbesar ketika bekerja disini?
HK : Tantangan biasanya kerjaan deadline sih, misalkan bayangan saya sebulan nih
waktunya bisa selesai, tapi ternyata engga, macem-macem sih kerjaannya skripsi,
input buku. Jadi itu tantangannya, kita punya pekerjaan yang targetnya misal 1
bulan, tapi di tengah-tengah jalan diminta minggu depan harus selesai, jadi
tantangan juga untuk saya.
P : Pernahkah kakak mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana kakak mengatasinya?
HK : Kendala pernah ada ya, pernah waktu itu eror sistem cuman cepet sih diatasinnya
ga terlalu lama itu bisa langsung di atasi, bukan kendala yang berat banget.
P : Bagaimana kakak menyikapi kritik yang diberikan dalam bekerja?
HK : Dalam menyikapi kritik, jadi saya banyak belajar nih dari Medin (Staff
Pengolahan), dia suka cerita cara menyikapi orang yang kaya gini tuh gimana, jadi
kritikan orang lain ya harus terima walaupun itu pait, dan dari situ saya jadi tau kan
kesalahan saya itu apa. Kaya kemarin aja, saya itu ganti tabel ternyata saya salah
masukin ISBN nya, Bu Dian (Kasub Pengolahan) langsung negor saya ―Husnul
salah masukin ISBNnya?‖, kalau misalnya ga ditegor pasti saya juga ga tau kan
kalau saya salah input. Jadi kalau ada kritik gitu ya ga sampe yang bikin baper,
diem-dieman lama, marahan, ga sampe hehee.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
HK : Selalu kalau untuk itu, ga mungkin kan kita kerja seenaknya aja, kalau ada kendala
pasti pimpinan saya bu Dian (Kasub Pengolahan) ataupun kepala perpus bu Ida
selalu memberi solusi, dan biasanya juga saya nanya sama Bu Dian dan beliau sih
membimbing kita. Biasanya solusi yang dikasih itu tentang cara penginputan itu
caranya gimana, bikin laporan mudahnya gimana, kaya gitu sih. Pasti ada tukar
pikir gitu selalu ada omongan terkait kendala kerja.
Informan : Rizka Medina, S.Hum
Jabatan : Staff Pengolahan
Wawancara : 12 Juli 2017

LATAR BELAKANG PUSTAKAWAN

P : Apa posisi kakak di perpustakaan dan sudah berapa lama kaka bekerja di
Perpustakaan Universitas Trisakti?
RM : Saya pustakawan bagian pengolahan. Akhir januari 2016 sudah kerja disini cuma
beda seminggu sama kak Husnul. Jadi sekitar 1 setengah tahun saya udah disini.
P : Apa latar belakang pendidikan kakak? lulusan dari Universitas apa
sebelumnya?
RM : Saya lulusan dari UI sarjana Ilmu Perpustakaan, angkatan 2011, masih muda
hehee.
P : Sebelum menjadi pustakawan disini, apakah profesi kaka sebelumnya?
Mengapa dahulu kakak keluar dari tempat kakak bekerja?
RM : Sebelum jadi pustakawan disini itu dulu jadi pustakawan juga di BPAD Cikini, itu
8 bulanan lah di sana, dari sebelum lulus sampai Desember kontrak habis dulu di
situ. Waktu perpanjang kontrak dulu itu saya harus ibadah umroh, jadi waktu tes
segala macemnya itu ga ikut karena kan harus ibadah jadi ga ikut tes gitu. Umroh
itu saya Desember, di Cikini itu saya belum selesai saya langsung ibadah umroh
terus pulang kesini, sebenernya bukan tidak diperpanjang, secara prosedural saya
sudah diperpanjang, tapi orang sana itu minta saya untuk di sana lagi di Cikini, tapi
menurut saya tidak ada perkembangan kalau di Cikini kerjaanya itu-itu aja. Jadi pas
temen-temen saya perpanjang dan saya ga lanjut perpanjang, pokoknya sekitar
sebulan kurang dari saya ga perpanjang di Cikin itu langsung kesini (Trisakti).
P : Apakah penempatan kerja saat ini sudah sesuai dengan ilmu yang kakak
miliki?
RM : Iya sudah sesuai dengan ilmu yang saya punya.

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apa yang memotivasi kakak untuk bekerja di Perpustakaan Universitas


Trisakti?
RM : Sebenernya motivasinya yang penting kerja itu awalnya, tapi memang pengennya
kan itu di ranah pendidikan dan pengennya sebenernya di sekolah internasional,
kemudian karena ada peluang disini jadi motivasi saya ya pertama pengen coba
pengen tau ilmu saya itu bisa apa engga sih di universitas, karena kan sebelumnya
saya di perpustakaan umum yang lebih general kan semua masyarakat ada, jadi saya
ingin coba sejauh mana saya bisa fokus disatu bidang, kalau di sana lebih luas kan
ya. Ya pokoknya karena saya belum punya pekerjaan saat itu, yang kedua saya
pengen coba sejauh mana kompetensi diri saya sendiri untuk berkecimpung di dunia
pendidikan.
P : Apa manfaat yang kakak rasakan ketika bekerja di Perpustakaan
Universitas Trisakti?
RM : Ya satu saya jadi nambah ilmu ya pastinya, terutama bagian saya ya otomatis
walaupun saya ga baca buku secara keseluruhan isinya apa tapi ketika saya ngolah
saya bisa tau oh ternyata ada ilmu ini saya baca, itu salah satu manfaatnya. Ilmunya
lebih banyak ketimbang di umum, karena pertama itu beda bagian, kalau dulu di
Cikini itu saya di pelayanan nah disini pengolahan, jadi beda sih ya manfaatnya
kalau di sana itu secara komunikasi saya lebih bagus karena pernah di bagian
pelayanan di sana.
P : Bagaimana cerita dari kakak bisa bekerja di Perpustakaan Universitas
Trisakti?
RM : Awal dapet info kerja disini itu dari ibu saya, kemudian saya tidak melanjutkan
kontrak kerja di kerjaan saya yang dulu. Habis pulang umroh terus tau ada
lowongan di Trisakti, terus saya coba disini saya nyerahin berkas terus wawancara
segala macem, jadi honorer dulu habis itu nunggu 8 bulanan. Kalau kenapa bisa
kepikiran milih di perpustakaan universitas, karena saya belum punya pekerjaan
pada saat itu hehee, jadi yaudah deh coba aja di universitas. Jadi sebenernya ibu
Diana ini (Kasub Pengolahan) sahabat deket dengan ibu saya, dulu ibu saya satu
jurusan dengan ibu Diana sama-sama Ilmu Perpustakaan, terus ibu saya nawarin
mau ga coba disini, awalnya ragu sih jauh banget bekasi bogor, bisa kebayang kan,
tapi setelah dicoba tidak sesulit apa yang dibayangkan. Dulu itu awalnya secara
perjalanan pertama jauh terus dulu saya ga tau arah jalan, kalau soal pekerjaannya
sih ga terlalu gimana-gimana.
P : Bagaimana cara yang kakak lakukan untuk meningkatkan motivasi kerja
dalam bekerja di Perpustakaan? Hal-hal apa saja yang kakak lakukan?
RM : Motivasi pertama itu satu saya mau menambah ilmu dengan bekerja di universitas,
yang kedua saya mau sukses, intinya saya mau berkarir memang dibidang yang
telah saya teknuni selama 4 tahun kuliah, motivasinya itu. Saya harus jauh lebih
baik karena ibu saya juga seorang pustakawan, jadi saya harus punya ilmu lebih dari
ibu saya, saya harus bisa lebih baik dari ibu saya, saya harus bisa berkembang dan
berkarir dibidang apa yang telah saya pelajari selama dibangku kuliah, dan harus
sejalan dengan apa yang saya udah ambil gitu.
P : Apa saja yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan motivasi
kerja kakak?
RM : Biasanya lewat pujian, lebih ke verbal ya. ―Oh bagus ya, hebat ya‖, biasanya
seperti itu, kalau kitanya juga lagi banyak pekerjaan beliau menyemangati ―Ayo
semangat-semangat kerjanya, pokoknya bisa‖, beliau sendiri mencontohkan dengan
baik, jadi saya juga termotivasi oleh beliau dalam bekerja.
P : Apakah profesi kakak saat ini akan dijadikan pekerjaan selamanya atau ada
rencana untuk bekerja di tempat lain?
RM : Kalau secara profesi saya masih ingin bertahan jadi pustakawan ya, dan untuk
tempat sampai detik ini sih masih mau disini. Pertama karena saya udah mau nikah,
jadi pertimbangannya kalau disini itu jam kerjanya enak ya jam 8 - 4, nanti kalau
sudah jadi karyawan tetap kita masuk jam 9 - 4, gajinya naik dan kekeluargaannya
itu yang mungkin takutnya saya ga bisa dapet di tempat lain. Sampai saat ini sih
saya ga terpikir untuk bekerja di tempat lain.
FAKTOR MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Faktor apakah yang paling mempengaruhi motivasi kerja kakak di


Perpustakaan Universitas? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
RM : Kondisi dan keamanan kerja, itu yang paling mempengaruhi, kondisinya
menyenangkan, hangat, kekeluargaan, dan tekanan untuk pekerjaan itu ringan
banget, secara kemanan itu ya mendukung, berarti bisa juga kan arahnya ke
kebutuhan sosial yang terpenuhi.
P : Bagaimana dengan gaji yang kakak terima?
RM : Gaji ya cukuplah pokoknya untuk saat ini, jadi sistem gajinya itu ada
tingkatannya, setiap naik golongan kan naik gaji, untuk saat ini walaupun saya
sekarang gajinya cuma segini ada kemungkinan bisa lebih, jadi ada tingkatan ga
stak cuma segitu, masih ada harapan lah masih bisa naik lagi gajinya.
P : Selain gaji yang kakak terima, apakah ada tunjangan lain yang diberikan?
Apakah ada bonus yang diberikan pada waktu-waktu tertentu?
RM : Tunjangan itu ada, kaya tunjangan kesehatan. Gaji saya itu masih 85% dari
seharusnya, dan tunjangan-tunjangan itu belum sampai ke saya. Untuk bonus juga
ada, biasanya kalau ada proyekan, acara 17 agustus, terus ulang tahun Trisakti.
P : Bagaimana dengan keamanan kerja di perpustakaan ini? Dan bagaimana
dengan fasilitas yang ada di perpustakaan ini dalam menunjang pekerjaan?
RM : Penempatan kerja disini juga cukup adil ya, sesuai dengan kapasitas yang memang
dimiliki setiap SDM yang ada disini. Dan untuk kemanan kerja, ada jaminan
kesehatan disini pakenya in-health ya. Terus fasilitas lumayan ya cukup terpenuhi,
paling lift sih ya liftnya lama banget, kalau dibagian ini internet juga cepet,
komputer juga spek nya bagus, kemudahan untuk fotocopy, scanner, telfon, rak,
troli ya kebutuhan kerja fasilitas memadai lah.
P : Bagaiamana suasana tempat kakak bekerja saat ini?
RM : Suasananya enak ya, apalagi saya dibagian pengolahan ini punya rekan kerja yang
seumuran itu dia kak Husnul, jadi ya seneng sih. Saya juga jadi punya temen baru,
bisa curhat soal kerjaan juga jadi nyambung kan, karena kan sama-sama satu bagian
kita.
P : Bagaimana hubungan kakak dengan sesama rekan kerja di perpustakaan
ini?
RM : Sejauh ini sih baik-baik aja dengan yang lain, termasuk dengan kepala baik
hubungannya. Alhamdulillah disini kalau ada masalah cepet diselesaikan, kalaupun
ada hal yang ga enak langsung diomongin.
P : Apakah ada kerjasama antar pustakawan dalam bekerja, Misalnya kerja
sama seperti apa?
RM : Kerjasamanya kita baik, terutama unit disini ya bagian pengolahan, komunikasi
antara rekan kerja terjalin baik, kaya kalau ada tugas dari bu Dian (Kasub
Pengolahan) itu pasti kerjasamanya maksimal komunikasi terus. Antar unit pun
pengolahan dan pelayanan jalinan komunikasinya baik, misalnya dibagian
pelayanan butuh bantuan walaupun kita dibagian pengolahan tapi kita bantu kesana,
begitupun bagian yang lain.
P : Apakah ada perhatian dari kepala perpustakaan dalam hal memotivasi kerja
pustakawaan di perpustakaan?
RM : Ada dong perhatian dari pimpinan, perhatiannya biasanya bonus terus secara
verbal omongan, ucapan semangat, pujian, sama rekreasi sih ya kita jalan-jalan.
Terkahir kita diajak jalan-jalan ke bogor makan-makan di sana, itu salah satu
bentuk perhatian beliau terhadap kita ya. Kalau misalkan perilaku atasan udah baik
ke kita, otomatis motivasi kerja kita meningkat dong, masa dia udah baik tapi kita
engga, membalasnya ya dengan kerja yang semangat dan maksimal.
P : Bentuk penghargaan seperti apa yang pernah kakak dapatkan selama
bekerja di perpustakaan ini?
RM : Karena saya juga baru, sejauh ini penghargaan yang diberikan ke saya menurut
saya paling besar ya itu diajak jalan-jalan. Karena kan kita udah capek kerja, jadi
mungkin itu bentuk apresiasinya untuk kita. Jadi penghargaannya itu paling secara
materi, hiburan rekreasi, dan pujian atau ucapan selamat, gitu
P : Prestasi apa yang pernah kakak capai dalam bekerja di Perpustakaan ini?
RM : Saya stok opname waktu itu 2 minggu selesai kita kerjain sama temen-temen.
Terus alhamdulillah bisa ngerjain semua tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Karena saya baru ya, kerjaan saya gini-gini aja, paling ya itu, ga ada
pencapaian lebih kayanya hehee, karena baru kali ya satu tahun setengah disini, jadi
belum ada pencapaian yang paling bikin wow.
P : Dalam hal pengembangan diri, bagaimana cara pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kompentensi pustakawan di perpustakaan ini?
RM : Diklat, seminar, iya itu salah satu cara meningkatkan kompetensi SDM termasuk
saya, karena saya baru satu tahun setengah jadi saya belum ikut diklat, kalau
seminar pernah saya ikut seminar tentang motivasi kerja waktu itu. Dan disini pun
sebenernya mendukung kita untuk lanjut sekolah lagi, tergantung kemaunan dari
masing-masing orang kan, jadi yang D3 jadi S1, S1 jadi S2, yang SMA minimal
D1.
P : Bagaimana dengan program peningkatan jenjang karir di perpustakaan ini?
RM : Iya kaya rancangan kerja selama 1 tahun raker gitu, jadi kita punya itu dan ke
bagian administrasi kaya review gitu yang udah sekalian bulan pengajuan untuk
kenaikan gaji berkala seperti itu. Jadi memang ada kaya review buat pengajuan-
pengajuan itu, kaya gaji berkala, kenaikan golongan, kenaikan pangkat. Misalnya
saya dari cakar (calon karyawan) ke karyawan tetap itu 3 bulan aja, jadi pas waktu 3
bulan itu Bu Anna (Administrasi) kirim ke bagian SDM, nanti tunggu lagi
balasannya.
P : Dalam meningkatkan kompetensi/keahlian di bidang perpustakaan, apakah
kakak memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan kembali ke perguruan
tinggi?
RM : Rencana sih ada ya, pengen S2, tapi ya itu liat nanti hehee, sekarang saya bilang
pengen kalau misalnya nanti udah nikah dan punya anak kan gimana. Tapi pengen
banget lanjut lagi S2 sebenernya, supaya bisa lebih meningkatkan kemampuan dan
keahlian saya di bidang perpustakaan.
PRODUKTIVITAS KERJA PUSTAKAWAN

P : Bagaimana upaya kakak agar produktif setiap saat dalam bekerja di


perpustakaan?
RM : Upaya saya sendiri biar produktif cari hiburan biasanya disela-sela kesibukan. Iya
kaya saya punya kerjaan 3 jenis nih, nah itu saya kerjain selang-seling biasanya biar
ga bosen, terus saya bisa nonton youtube, lihat gosip, online shop hehehe. Pokoknya
untuk supaya produktif saya ngakalinnya ketika saya bosen itu saya harus jangan
bosen, ya itu saya cari hiburan, pokoknya pinter-pinter kita deh, paling sering
nonton youtube sih.
P : Apakah kakak selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
demi meningkatan produktivitas kerja? Terakhir pekerjaan seperti apa yang
telah diselesaikan?
RM : Oiya jelas, saya tipikal orang yang kalau punya tugas dan misalnya besok harus
selesai jam 4 ya saya pasti diselesaikan sebelum jam 4, tapi kalau saya bosen ya
saya cari selingan, pokoknya sebelum jam 4 harus udah selesai, selalu saya
selesaikan tepat waktu. Yang udah diselesaikan itu kita ngolah buku, klasifikasi
skripsi, pokoknya semakin cepat pekerjaan saya selesai semakin cepat juga saya
nonton youtube lagi hehee, pokoknya kerjaan ya tetep nomer satu harus selesai
tepat waktu, selebihnya ya terserah. Kan harus seimbang ya kan, pokoknya
pekerjaan saya harus tetep selesai sesuai waktu yang ditentukan dan tidak menunda.
Harus multitasking dari pada saya bosen kan hehee.
P : Ketika pimpinan memberikan motivasi, apakah itu mempengaruhi
produktivitas kakak dalam bekerja?
RM : Iya ada dong, motivasi dari pimpinan tentu jadi jauh lebih produktif. Kalau
menurut saya motivasi itu sebagai cerminan diri saya ya, maksudnya atasan saya
udah memotivasi kalau saya ga termotivasi kayanya saya kurang ajar, saya
menghargai harga diri saya sendiri ketika sudah di motivasi itu pengaruh banget deh
motivasi dari pimpinan sangat berpengaruh buat saya. Pimpinan itu punya motivasi
semangat kerja yang baik, jadi tanpa disadari saya termotivasi dari pimpinan.
P : Dengan motivasi kerja yang kakak miliki, apakah terjadi peningkatan
produktivitas dalam bekerja di perpustakaan?
RM : Iya terjadi dong, berubah-ubah sesuai kebutuhan saya. Maksudnya gini, kalau di
awal saya masuk sini motivasi kerjanya itu mau mengembangkan diri sejauh mana
sih ilmu yang saya punya di perpustakaan. Dan tahun ini 2017 motivasi kerja saya
harus dapet uang karena saya mau nikah hehee, saya butuh uang jadi saya harus
kerja yang baik, saya harus rajin. Apapun motivasi saya pasti meningkatkan
produktivitas saya sendiri.
P : Apakah produktivitas kerja yang tinggi merupakan hal yang kakak
utamakan dalam bekerja? Mengapa demikian?
RM : Oo iya, karena saya udah tau nih capaian kerja saya sendiri berarti saya
termotivasi harus lebih dong dari itu, jadi kaya tolak ukur diri juga kan.
P : Bagaimana dengan pencapaian kerja kakak, pecapaian seperti apa yang
telah kakak peroleh di perpustakaan ini?
RM : Mungkin sampai saat ini karena saya terhitung baru ya, jadi capaian kerja saya
paling bisa jadi karyawan tetap disini itu udah suatu pencapaian tersendiri untuk
saya.
KENDALA MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

P : Apakah kakak pernah merasa kesulitan memotivasi diri sendiri dalam


bekerja di Perpustakaan? Bagaimana cara kakak mengatasinya?
RM : Pernah itu, paling berat itu adalah kalau lagi males sama ngurusin usaha diluar
sebagai pustakawan ini, jadi saya itu selain kerja disini saya punya usaha kaya party
planner gitu dekorasi buat ulang tahun, nah saya punya usaha itu, dan saya kan mau
nikah. Kendalanya adalah bagaimana caranya motivasi kerja saya disini sebagai
pustakawan itu sama dengan motivasi kerja saya untuk usaha dekor, karena beda.
Jadi itu kendalanya bagaimana saya menyamakan motivasi kerja saya yang di
perpustakaan dengan kerjaan saya yang lain, saya cukup merasa kesulitan untuk itu.
Iya kan saya mau nikah nih, ketika kerja di perpustakaan itu kadang suka inget
sama kerjaan saya yang dekor itu, makanya kadang saya suka ngerjain pekerjaan
lain ketika sedang jam kerja di perpustakaan, otomatis motivasi kerja saya yang di
perpustakaan di bawah dong, nah itu kendalanya. Cara mengatasinya kaya sadar diri
aja sih, sadar diri kalau pekerjaan utama saya ya di perpustakaan ini, dan ketika lagi
di jam kerja saya harus inget tugas dan kewajiban saya sebagai pustakawan disini.
Makanya kadang suka ngaca di cermin juga, sadar kalau lagi di jam kerja masa
ngerjain pekerjaan lain, bersikap profesional aja, itu cara mengatasinya.
P : Menurut kakak, hal apa yang dapat menghambat motivasi kerja kakak
dalam bekerja di Perpustakaan? (Gaji, kondisi & keamanan kerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, dan pengembangan diri)
RM : Gaji deh, karena kebutuhan saya banyak mungkin ya karena mau nikah soalnya,
jadi pekerjaan yang disini merasa kurang aja. Jadi gini, dulu waktu saya belum
berencana untuk menikah, saya merasa cukup, jadi menurut saya tidak perlu
mencari pekerjaan lain atau kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan, terus ketika
saya udah mau nikah otomatis kebutuhan nambah dan makanya saya punya usaha
dekor itu, kadang mengganggu motivasi saya ketika kerja disini sih. Soalnya saya
kan bagian desain untuk yang usaha dekor itu, desainnya kan di photoshop di
komputer, biarpun side job tapi kadang kepikiran gitu kan jadi kaya sambil nyambi-
nyambi aja pas depan komputer hehee. Jadi karena faktor gaji sih yang
menghambat.
P : Pernahkah kakak bekerja di bawah tekanan? Bagaimana kakak
menyikapinya?
RM : Ga pernah sih, dari segi bobot pekerjaan engga, dari segi waktu kerja juga engga,
dari hubungan dengan atasan ataupun yang lain sesama rekan kerja juga engga juga,
jadi ga pernah ngerasa tertekan sampai saat ini.
P : Kendala terbesar apa yang pernah kakak hadapi? Bagaimana mengatasinya?
RM : Itu tadi sih kendalanya, ketika motivasi kerja saya di perpustakaan itu sedang di
bawah soalnya saya sambil nyambi-nyambi kerjaan yang lain, kendalanya itu sih
suka terpikir pekerjaan yang lain. Pekerjaan lain diluar pekerjaan yang utama ini
mengganggu motivasi kerja saya disini. Kendala lain mungkin pas saya lagi ga
mood terus kerjaan banyak, jadi memaksakan diri sendiri aja, inget tanggung jawab
dan target waktu kerja.
P : Menurut kakak, apa tantangan terbesar dalam bekerja di Perpustakaan
Universitas?
RM : Kalau tantangan terbesar sampai saat ini saya rasa saya belum menemukan ya.
Kendala itu pasti ada dalam setiap pekerjaan tapi bisa diatasi kok, cuman saya
belum nemu belum ngerasain tantangan terbesar selama bekerja disini gitu.
P : Pernahkah kakak mengalami kendala dalam pencapaian target kerja?
Bagaimana kakak mengatasinya?
RM : Ada, kendalanya itu waktu, waktu yang mepet biasanya. Misalnya dengan waktu
segitu dan pekerjaan yang lebih dari satu itu kurang aja, jadi kendala kan. Kaya saya
harus menyelsaikan pekerjaan yang ini dengan waktu yang mepet dan masih ada
pekerjaan lain yang menanti yang harus diselesaiin. Pekerjaan saya 3 nih, saya
ngolah buku itu kita nginput buku, kedua kita harus verifikasi, keitga penyeragaman
koleksi. Jadi waktu yang kurang, karena kerjaan yang lebih dari satu. Cara
mengatasinya sih saya selalu dibantu juga sama yang lain, kerjasama aja kita, saling
komunikasi antara Husnul dan bu Dian karena kita sama-sama di bagian
pengolahan kan, dan akhirnya tercapai target kerja kita, ga pernah ga tercapai.
P : Bagaimana kakak menyikapi kritik yang diberikan kepada kakak dalam
bekerja?
RM : Untuk kritik dalam pekerjaan sih saya lebih terbuka, dan intropeksi diri biasanya,
ga sampe ganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari itu engga.
P : Apakah pimpinan perpustakaan memberikan solusi terkait masalah atau
kendala kerja? Misalnya solusi seperti apa yang diberikan kepala
perpustakaan?
RM : Iya, ngobrol biasanya disemangatin, perhatian ke kita suka nanya kerjaan udah
sampe mana, gitu-gitu. Kaya misalnya ibu (Kepala Perpustakaan) kaya ngasih tau
―Mei tenang aja mei kita pasti bisa pelan-pelan‖, biasanya tau-tau suka nanya ke
kita di waktu kerja ―Mei udah sampai mana, udah tenang aja bisa kita mah
seminggu‖ jadi teryakinkan sih dengan semangat yang diberikan oleh ibu. Biasanya
bu Dian juga sebagai kepala bagian pengolahan suka ngebantu kalau saya kadang
masih ada yang belum ngerti, beliau selalu membimbing.
BIODATA PENULIS

Ageng Cahyo Wibisono. Lahir di Wonogiri, 17 Maret 1996.


Penulis merupakan anak tunggal dari Ayahanda Marsono dan
Ibunda Eni Wahyuti. Penulis bertempat tinggal di Jalan Lurah
RT.005 RW.003 No.68, Kel.Pondok Benda, Kec.Pamulang, Kota
Tangerang Selatan, Banten. Riwayat pendidikan yang pernah
ditempuh penulis, yaitu mulai dari TPA/TK Al-Muttaqin (2000-
2001), SDN Pondok Benda 4 (2001-2007), SMP Waskito (2007-
2010), dan SMAN 9 Kota Tangerang Selatan (2010-2013). Kemudian, pada tahun 2013
penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan mengambil program studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul ―Motivasi Kerja
Pustakawan di Perpustakaan Universitas Trisakti. Penulis pernah menjalani PKL
(Praktek Kerja Lapangan) di KPAK Jakarta Barat pada tahun 2016 selama satu bulan,
dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Jambe, Kec.Tipar Raya, Kab.Tangerang,
Banten pada tahun 2016 selama satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai