Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sindy Anjarwati

Nomor : 30
Kelas : XI IPA 2
Tanggal: 24 Mei
Daring 16

Mekanisme pertahanan tubuh sehingga tubuh bisa mengatasi Antigen asing shg tubuh tetap
sehat

Dengan adanya sistem pertahanan tubuh, maka kita mampu menangkal berbagai zat asing
yang diduga bisa merugikan kesehatan. Mekanisme pertahanan tubuh dibedakan menjadi 2,
yaitu mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik dan mekanisme pertahanan tubuh spesifik.

1. Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Pertahanan tubuh nonspesifik merupakan respons pertama terhadap patogen yang


masuk ke dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik berfungsi untuk melawan berbagai
jenis infeksi yang umum terjadi tanpa melibatkan adanya proses seleksi dan memori
terhadap jenis patogen tertentu. Mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik dibagi menjadi 2
tahap, diantaranya:

Pertahanan Garis pertama

Pertahanan garis pertama dibedakan menjadi pertahanan secara fisik dan kimiawi.
Pertahanan fisik merupakan barrier pertama yang mencegah patogen masuk ke dalam
tubuh. Pertahanan fisik diperankan oleh kulit, membrane mukosa dan silia. Sedangkan
pertahanan kimiawi merupakan senyawa kimia hasil sekresi yang berfungsi untuk
membunuh patogen yang masuk.

Beberapa contoh dari pertahanan kimiawi adalah keringat yang disekresikan oleh kelenjar
keringat pada kulit berfungsi untuk membunuh mikroorganisme. Asam klorida (HCl) yang
disekresikan oleh lambung berfungsi untuk membunuh patogen yang masuk bersamaan
dengan makanan. Mukus atau lendir di saluran pernafasan berperan untuk membunuh
patogen yang masuk bersama dengan udara. Kelenjar saliva dan air mata mengandung
enzim lisozim yang bersifat sebagai antibakteri.

Pertahanan Garis Kedua

Patogen yang berhasil melewati pertahanan garis pertama akan diatasi oleh pertahanan
garis kedua. Pertahanan garis kedua meliputi fagositosis, inflamasi, demam, interferon, dan
sistem komplemen.

Fagositosis, adalah proses dimana sel fagosit menelan atau memakan sel lain atau patogen.
Inflamasi atau peradangan, merupakan respon tubuh terhadap suatu infeksi yang ditandai
dengan adanya pembengkakan, nyeri, panas, dan kemerahan.

Demam yang merupakan suatu kondisi ditandai dengan naiknya suhu tubuh diatas ambang
normal. Demam berfungsi untuk menghambat penyebaran dan
pertumbuhan patogen yang masuk.
Interferon merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh leukosit akibat adanya infeksi virus.
Terdapat 3 jenis interferon yaitu IFN-α, IFN-β, dan IFN-Y yang berfungsi untuk melawan
virus.
Sistem Komplemen, protein komplemen dapat memberikan respon pertahanan dengan cara
melekat pada dinding bakteri dan menyebabkan pembentukan lubang pada dinding bakteri,
sehingga cairan dan ion dari sel bakteri akan keluar sehingga menyebabkan kematian sel
bakteri.

2. Pertahanan Tubuh Spesifik

Pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melawan
patogen tertentu dan akan diaktifkan apabila pertahanan tubuh nonspesifik tidak mampu
mengatasi infeksi patogen. Sistem pertahanan tubuh spesifik yaitu limfosit, dimana dibagi
menjadi 2 macam yaitu lifosit T dan limfosit B.

Sel limfosit T
Sel limposit T dibentuk di sumsum tulang belakang namun pematangannya terjadi di
kelenjar timus. Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem limfatik yang bertugas untuk
memproduksi dan menyimpan sel-sel yang melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.
Ketika sudah matang, maka limfosit T juga akan menyebar ke seluruh tubuh. Ada 4 jenis sel
limfosit T yaitu :

Sel T Sitotoksik, berfungsi menghancurkan bakteri, virus, dan patogen lainnya.


Sel T Penolong, berfungsi mengaktifkan sel T Sitotoksik dan memicu produksi antibody oleh
sel limfosit B.
Sel T Supresor, berfungsi menekan produksi antibody yang dihasilkan oleh sel-sel B plasma.
Sel T memori, berfungsi mengingat antigen yang pernah menyerang tubuh.
Sel limfosit B
Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang, dan ketika sudah matang
atau siap digunakan akan menyebar ke seluruh tubuh. Sel limfosit B berfungsi membentuk
sistem kekebalan humoral dengan menghasilkan antibodi ke dalam darah dan limfa.

Sel B ini juga mampu membentuk sel memori yang berfungsi untuk membentuk kekebalan
tubuh dalam jangka panjang. Jika pada suatu saat antigen yang sama masuk kembali ke
dalam tubuh maka sel memori ini akan segera memicu pembentukan antibodi oleh sel B
plasma.

Anda mungkin juga menyukai