Anda di halaman 1dari 18

BAHAYA RADIASI SINAR ROTGEN

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas OHN

Dosen pengampu : Dewi Indah Sari SKM MKM

Disusun oleh :

Esy Riza Utari P27904117016


Deviyanti Agustin P27904117008
Dina Gita Cintanati P27904117010
Eka Yuni Astuti P27904117013
Fauziah Siti Rozanah P27904117017
Lula Dimah Pangestu P27904117030
Rezki Nur Oktayani P27904117039
Siska Nurul A P27904117045
Sity Maryatul Kudriah P27904117047
Vani Septidian Sari P27904117051
TINGKAT IV/VII

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PRODI D IV KEPERAWATAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan pertolongan-Nya kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini
dengan segala kekuasaan-Nya. Salah satu kenikmatan yang Allah berikan yaitu
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sinar X sebagai Media
Rontgen”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi


Muhammad saw yang telah menuntun umat manusia dari kebodohan hingga
menuju ilmu pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa


dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Tangerang, 19 oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman cover................................................................................
........................................................................................................i
Kata pengantar................................................................................
.......................................................................................................ii
Daftar isi..........................................................................................
.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................
.............................................................................................1
2. Identifikasi Masalah..............................................................
.............................................................................................2
3. Batasan Masalah...................................................................
.............................................................................................2
4. Tujuan...................................................................................
.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Sinar X................................................................
.............................................................................................4
2. Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen....................................
.............................................................................................4
3. Tahapan-tahapan dalam Proses Rontgen..............................
.............................................................................................7
4. Dampak Sinar X Bagi Tubuh................................................
...........................................................................................10

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan...........................................................................
...........................................................................................12

3
2. Saran.....................................................................................
...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
......................................................................................................iv

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi
minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber
energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang
dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat
besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu
alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan. Isu energi nuklir yang
berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir
dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya
reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk
dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal,
pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas
energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi
atas masalah kesehatan.

Penemuan Sinar-X untuk Alat Rontgen Pada tanggal 5 Januari


1896, sebuah surat kabar Austria melaporkan penemuan Röntgen tentang
jenis baru radiasi yang kini disebut sinar-X. Röntgen dianugerahi gelar
kehormatan Doctor of Medicine gelar dari Universitas Würzburg setelah
penemuannya.Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik
yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet,
tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat
menembus benda-benda. Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu
bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar
antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam
jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis

5
gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari
radiasi ion dan dapat berbahaya.

Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat


kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun
pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam
menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat,
sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita
yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan
penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter
tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara
berlebihan. Meskipun besar menfaatnya, penggunaan sinar-x harus
memperhatikan prosedur keadaan pasien. Karana daya tembusnya cukup
besar, jaringan tubuh manusia dapat rusak terkena paparan sinar-x terlalu
lama. Oleh karana itu, pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan
sesingkat mungkin.

B. Identifikasi masalah
1. Apakah pengertian sinar X?
2. Bagaimana pemanfaatan sinar X dalam proses rontgen?
3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses rontgen?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan metode
rontgen bagi tubuh?
C. Batasan masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari
tujuan yang semula direncanakan, maka penulis menetapkan batasan-
batasan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi nuklir hanya membahas metode
rontgen
2. Pembahasan sinar x hanya sebatas pada pemanfaatannya
3. Metode rontgen yang akan dibahas penulis meliputi tahapan-tahapan
rontgen serta dampak yang ditimbulkan.

6
D. Tujuan
1. Memahami sinar X
2. Mengetahui pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi nuklir dalam proses
rontgen
3. Memahami tahapan-tahapan dalam proses rontgen
4. Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
metode rontgen bagi tubuh

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sinar X
Sinar-X adalah radiasi elektromagnet dengan rentang panjang
gelombang kurang lebih dari 0,01 hingga 10 nm (energinya kurang lebih dari
100eV hingga 100keV).Beberapa atom yang membentuk sebuah kisi dapat
memantulkan sinar-X yang dijatuhkan pada kristal ke semua arah, namun
hanya pada satu arah tertentu, “riak gelombang” yang dihambur akan
berinterferensi secara maksimum sehingga menghasilkan suatu berkas
terpantul. Dalam hal ini, pantulannya dapat dipandang terjadi pada suatu
bidang yang digambarkan melalui barisan atom-atom tersebut. (Keadaan ini
mirip dengan pemantulan cahaya dari sebuah cermin—berkas cahaya yang
terpantulkan dapat dipandang terjadi pada sebuah bidang dengan sudut datang
sama dengan sudut pantul).
Jika berkas sinar-X yang digunakan berpanjang gelombang tunggal,
maka agak sulit bagi untuk mendapatkan sudut dan himpunan bidang pantul
yang tepat guna mengamati interferensi. Tetapi jika digunakan berkas sinar-X
dengan rentang panjang gelombang yang kontinu, maka untuk tiap-tiap jarak
dan sudut datang, interferensinya akan terjadi bagi suatu panjang gelombang
tertentu, sehingga akan terjadi suatu pola maksimum interferensi pada sudut-
sudut pantul yang berbeda. Pola maksimum interferensi tidaklah bergantung
pada panjang gelombang berkas sinar-X yang datang (yang distribunya
kontinu), melainkan pada jarak dan susunan atom dalam Kristal.1

B. Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen


Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir adalah merupakan
salahsatu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah

Kenneth Krane, Fisika Modern, UI Press, Jakarta, 2006, hal 84-86


1

8
cukupberagam mulaidari radiasi untuk diagnostik,pemeriksaan sinar-X gigi
danpenggunaan radiasi sinar-X untuk terapi. 2
Pada awalnya, tidak lama setelah penemuan sinar X, diketahui bahwa
sinar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan manusia. Karena
itu mulailah dilakukan pengobatan kanker dengan sinar X tanpa dasar
pengetahuan patologi onkologi serta radiobiologi. Pada sebagian besar pasien
terjadi kematian jaringan kanker. Selain itu jaringan sehat juga mengalami
kerusakan yang cukup hebat sehingga tidak jarang mengakibatkankematian
pasien. Pada saat itu belum diketahui jenis kanker apa saja yang dapat diatasi
dengan pengobatan sinar dan mana yang tidak dapat.
Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
denganpenggunaan semua modalitas yang menggunakan energi radiasi
pengion maupunnon-pengion, untuk kepentingan imajing diagnosis dan
prosedur terapi denganmenggunakan panduan radiologi, termasuk teknik
ultrasonografi dan radiasi radiofrekuensi elektromagnetik oleh atom-atom.
Foto radiografi adalah gambaran duadimensi dari suatu obyek tiga dimensi
dimana gambaran dari obyek tersebutdiproyeksikan pada suatu media
perekam sebagai gambar dua dimensi.3
Teknik radiografi adalah salah satu teknik diagnosa dimana sumber
sinar X ditembuskan kebagian tubuh pasien yang akan diperiksa dengan
kondisi penyinaran tertentu. Radiasi sinar X yang akan tembus akan
mempunyai besaran yang berbeda sesuai dengan daya serap organ-organ
tubuh yang akan ditembusnya. Perbedaan akan besaran tersebut akan
ditangkap oleh film X-ray dan akan membentuk bayangan laten, gambar laten
tersebut setelah melalui berbagai proses pencucian akan menghasilkan
gambaran foto dari organ yang diperiksa. Untuk radigrafer pada saat

2
Bandu, Karmila. 2014. Efek Radiasi Sinar X Pada Anak-Anak.halaman 2

3
N Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil Trimester
Pertama halaman 1

9
pemotretan harus berada di belakang tabir atau di ruangan lain yang
terproteksi dari radiasi sinar X. 4
Penggunaan alat sinar X untuk diagnose dan pengobatan memerlukan
ke hati‐hatian karena tingginya resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dari
penggunaannya atau hal lain yang diakibatkan radiasi ionisasi.Semua
jaringan pada hewan dan manusia peka terhadap radiasi .Penggunaan dosis
minimum dengan nilai yang melebihi batas tertentu dapat menyebabkan
kerusakan atau perubahan pada jaringan yang terpapar.Jaringan yang sangat
rentan terhadap bahaya radiasi antara lain adalah: kulit, limfatik, hemopoetik,
leukopoetik, glandulamamary, thyroid, tulang (pada pusat pertumbuhan
epifise), epitel germinal atau gonad. Oleh sebab itu, kehati‐hatian dalam
penggunaan radiasi sangat diperlukan, karena kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam penggunaan radiasi sangat besar. Radiasi ionisasi
mempunyai sifat tidak berwujud/ tampak, tidak berbau dan tidak memberikan
rangsangan fisik langsung pada objek yang terpapar. Efek radiasi pada objek
yang terpapar sangat berbahaya dan bersifat kumulatif dari penyinaran yang
terus menerus. Efek yang sering muncul antara lain erithema, alergi hingga
mutasi genetik. 5
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma
atau sinar-x yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh
komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis)
yang sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga
menyebabkan tulang muda patah.

4
Sari, Silvia. 2012.Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar X Di Unit Kerja
Radiologi Rumah Sakit XYZ Tahun 2011halaman 9

5
Tim Penyusun. Bahan Ajar Mandiri Computer ‐ Assisted Instruction (BAM ‐ CIA) Mata Kuliah
Radiologi Veteriner (KLV 441/KRP 322) Bagian Bedah dan Radiologi halaman 2

10
Pemanfaatan radiasi di Indonesia diawasi oleh Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (BAPETEN). Oleh karena itu, pemanfaatan sinar-x sebagai
radiodiagnostik bidang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Kearnanan Sumber Radioaktif serta Surat Keputusan Kepala
BAPETEN Nomor 01 IKa- BAPETENIV-99 tentang Ketentuan Keselamatan
Kerja dengan Radiasi Radiografi rnerupakan sarana penunjang diagnostik
yang sudah berkembang pesat baik di dunia kedokteran manusia maupun
dalam dunia kedokteran hewanyang bertujuan untuk kesejahteraan.
Pemanfaatan sinar-x dalam radiodiagnostik dunia kedokteran hewan sangat
menunjang dalam penegakkan diagnosa. 6

C. Tahapan-Tahapan dalam Proses Rontgen


Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinarX dalam mendeteksi kelainan pada berbagai
organ tubuh, diantaranya yaitu pada dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter,
kandung kemih, tengkorak, dan rangka.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar X yang
sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk
melakukan skrinning (deteksi dini dari suatu penyakit) dari berbagai
kelainan yang ada pada organ.
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Radiografi konvesional tanpa persiapan
Yaitu saat datang bisa langsung difoto tanpa melakukan persiapan
lainnya. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
2. Radiografi konvesional dengan persiapan
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan yaitu
di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan diminta
6
Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008. Pemanfaatan Radlografi Sebagai Sarana Dlagnostik
Penunjang Dalam Dunla Kedokteran Hewan Yang Aman Bagi Hewan, Manusia Dan
Lingkungan.halaman 397

11
untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan
begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas
memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras.
Yaitu sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan
cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke
pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan
selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau
lambung dicurigai terputar. Untuk yang dicurigai menderita
Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus
tidak memiliki persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat
anus. Sedangkan untuk yang mengalami kelainan ginjal atau saluran
kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul
reaksi alergi pada beberapa. Indikasinya adalah gatal, kemerahan,
muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas. Oleh karena itu,
alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang
pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan
rontgen menggunakan kontras.
Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang
digunakan selama proses berlangsung. Misalnya organ vital akan
ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, diharuskan memakai
pelindung khusus yang disebut shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke
tubuhpun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir
kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah
dipikirkan untuk memprioritaskan keamanan pasien.7
Sementara tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan
pelaksanaan pemeriksaan rontgen yaitu:
1. Melakukan informed consent (persetujuan tindakan medik)
2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.

Nugrahawati, Dewi. 2011. Rontgen, halaman 3


7

12
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (posterior anterior) dapat
dilakukan dengan posisi berdiri dan foto AP (anterior posterior) lateral
dapat juga dilakukan,baju harus diturunkan sampai ke pinggang, baju
kertas atau baju kain dapat digunakan dan perhiasan dapat dilepas,
anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada waktu
pengambilan foto sinar X.
4. Pada jantung foto PA  dan lateral kiri dapat diindikasi untuk
mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung, perhiasan pada leher harus
dilepaskan, baju diturunkan hingga ke pinggang.
5. Pada abdomen pelaksanaan fotoharus dilakukan sebelum pemeriksaan
IVP, baju harus dilepaskan dan digunakan baju kain/kertas. Pasien tidur
telentang dengan tangan menjauh dari tubuh,testis harus dilindungi.
6. Pada tengkorak, sebelum pelaksanaan foto, penjepit rambut harus
dilepaskan, kaca mata gigi palsu sebelum pemeriksaan.
7. Pada rangka bila dicurigai terdapat fraktur anjurkan puasa, dan
imobilisasi pada daerah fraktur.

Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X


sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat
bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.
Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara
tempat penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.
Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang.
Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut
dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam,
sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih.8

8
http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

13
Gambar 1. Proses rontgen dengan sinar X

D. Dampak sinar X bagi tubuh


Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi penggunaan secara
berlebihan kepada sinar-X dapatmenyebabkan :
 Pemusnahan sel-sel dalam tubuh
 Perubahan struktur genetik suatu sel
 Penyakit kanker basah
 Kesan-kesan buruk seperti rambut rontok
 Kulit menjadi merah dan berbisul
 Keguguran pada perempuan hamil
 Leukimia
 Luka permukaan yang dangkal
 Kerusakan kulit (skin demage)
 Epilasi (epilation)
 Kuku rapuh (brittleness of nails)9

9
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-4.htm

14
15
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sinar X adalah radiasi electromagnet dengan rentang panjang gelombang
kurang lebih dari 0.01 hingga 10 nm. Beberapa atom dapat memantulkan
sinar X yang dijatuhkan pada kristal membentuk pola maksimum
interferensi (titik) pada plat foto yang pola tersebut tidak bergantung pada
panjang gelombang sinar X melainkan pada jarak dan susunan atom
dalam kristal.
2. Pemanfaatan sinar X untuk rontgen adalah salah satu dari pemanfaatan
sinar X di bidang kesehatan untuk keperluan diagnosa penyakit baik pada
manusia maupun hewan
3. Dalam proses rontgen, persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu, Radiografi konvensional tanpa persiapan, Radiografi
konvensional dengan persiapan dan pemeriksaan dengan kontras.
Sedangkan tahapan-tahapan yang harus dilalui pasien sebelum melakukan
rontgen yaitu yang pertama harus melakukan informed consent, dan
mematuhi peraturan yang ada yaitu melepas semua benda yang ada di
sekitar bagian tubuh yang akan di rontgen.
4. Penggunaan sinar rontgen atau sinar x yang berlebihan berpengaruh pada
tubuh manusia, diantaranya dapat menyebabkan pemusnahan sel-sel
dalam tubuh, luka, leukimia, kerusakan kulit.

B. SARAN
Mengingat manfaat yang diperoleh dari proses rontgen bagi manusia,
maka diperlukan terobosan untuk mengurangi dampak-dampak yang
ditimbulkan. Penulis mengharapkan agar generasi muda dapat
menyempurnakan aplikasi nuklir pada prosesrontgen sehingga dampak
negatif dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada proses rontgen adalah tahapan-tahapannya. selain itu kondisi tubuh

16
pasien juga perlu diperhatikan. Pasien tidak boleh terlalu lama dan terlalu
sering terpapar sinar X karena dapat memberikan dampak negatif seperti yang
dijelaskan dalam makalah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kenneth, Krane. 2006. Fisika Modern. Jakarta: UI Press

Nugrahawati, Dewi. 2011.


Rontgenhttp://dewinugrahawati.blog.uns.ac.id/files/2011/05/tugas-
fisling-pdf.pdf diakses tanggal

Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil
Trimester Pertama. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar

Sari, Silvia. 2012. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar


X Di Unit Kerja Radiologi Rumah Sakit XYZ Tahun 2011. Skripsi
Universitas Indonesia

Tim Penyusun. BahanAjarMandiriComputer‐AssistedInstruction(BAM‐


CIA)MataKuliahRadiologiVeteriner(KLV441/KRP322) Bagian
BedahdanRadiologihttp://www.oocities.org/radiologi_vet/bab_11.pdf

Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008.Pemanfaatan Radlografi Sebagai Sarana


Dlagnostik Penunjang Dalam Dunla Kedokteran Hewan Yang Aman
Bagi Hewan, Manusia Dan Lingkungan. Jurnal proceeding of KIVNAS

http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-
4.htm

http://rudi.staff.uns.ac.id

18

Anda mungkin juga menyukai