Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH, KEDUDUKAN,

DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampuh : Sutrisno, S.Pd, M. Hum

Disusun oleh:
Kelompok 1
- Ratih Widiasari
- Nurfadillah Mallo
- Zahwa Naysella Putri
- Malyana

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami tak lupa panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah,
Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia” dengan tepat waktu.

Tentu pula terselesaikannya makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak khususnya kepada,

1. Bapak Sutrisno, S.Pd, M. Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan bimbingannya, sehingga tidak ada hambatan yang begitu besar
untuk menyelesaikan makalah ini;
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan izin untuk kerja kelompok bersama-sama
untuk menyelesaikan makalah;
3. Serta teman-teman kelompok dan juga teman-teman seruangan yang juga turut membantu
kami untuk memberikan sedikit arahan sehingga makalah ini dapat terselesauikan dengan
baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami meminta
saran dan juga kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini nantinya, atas
pengertiannya kami ucapkan terima kasih.

Kolaka, 30 juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1

A. Latar Pengantar ……………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat ……………………………………………………………………… 2

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………... 3

A. Sejarah Bahasa Indonesia …………………………………………………… 3


B. KedudukanBahasa Indonesia ……………………………………………….. 6
C. Fungsi Bahasa Indonesia ……………………………………………….…… 7

BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………… 9

A. Kesimpulan …………………………………………………………………. 9
B. Saran ………………………………………………………………………... 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………... 10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa merupakan salah satu bagian dalam
kebudayaan di mana manusia memegang peranan penting sebagai mahluk sosial. Bahasa
juga turut ambil bagian dalam peran manusia itu dikarenakan fungsinya sebagai alat
komunikasi untuk berinteraksi yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman manusia itu.

Begitu pula Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting
mengingat kami sebagagai mahasiswa dituntut untuk lebih memahami Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dengan begitu kami juga harus mengetahui mengenai sejarah,
kedudukan dan juga fungsi dari Bahasa Indonesia.

Dan dengan begitu, pembahasan ini sangat penting umtuk dipelajari dan dipahami
karena sangat penting untuk diketahui tentang sejarah, kedudukan, dan juga fungsi Bahasa
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana fungsi Bahasa Indonesia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk memahami kedudukan Bahasa Indonesia
3. Untuk mengerti Fungsi Bahasa Indonesia

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui bagaimana sejarah Bahasa Indonesia
2. Dapat memahami kedudukan Bahasa Indonesia
3. Dapat mengerti fungsi Bahasa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari
cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di
Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa
Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara pulau Sumatera, mengindikasi bahwa
bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat
penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.

Istilah melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari
Kerajaan Melayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu
yang digunakan di Jambi menggunakan dialek “o” sedangkan dikemudian hari bahasa dan
dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam.

Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat


dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan
bahasa Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20
perpecahan dalam bentuk buku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti
yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka
tahun 683 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti
itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak
hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan
prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka 942 M yang
juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu
bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai

3
bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para
pedagang yang datang dari luar Nusantara.

Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di
Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-
louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun
(Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19),
yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa
perhubungan (Lingua Franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari


peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan
di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan
ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu,
Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya


agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat
Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau. antarsuku, antarpedagang,
antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal tingkat tutur kata.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin


berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya, Bahasa Melayu yang dipakai di daerah
di wilayah Nusantara dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa
Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa
Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan


mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi
antarkepulauan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda
Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh
bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

4
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1)
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, baqngsa Indonesia,
dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal
dengan nama Sumpah Pemuda.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah
bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia (Bab XV, pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,


menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan
sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan


pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar
dalam memodernkan bahasa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 telah


mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai
bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia,
baik di tingkat pusat maupun daerah.

5
B. Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini
tercantum dalam sumpah pemuda (28 Oktober 1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.
Penjabarannya adalah sebagai berikut.

1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal


kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa
Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa
persatuan. Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mempunyai fungsi sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan
bangsa, alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan
sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda, dan alat penghubung antarbudaya
dan antardaerah.

2. Sebagai Bahasa Resmi/Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara,


kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD
1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut. Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
Pendidikan, bahasa resmi dalam penghubung tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan bahasa resmi
dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.

C. Fungsi Bahasa Indonesia


1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus, yaitu:
a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
6
2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mempunyai fungsi:
a. Bahasa resmi kenegaraan;
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah;
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu


dibakukan atau distandarkan.

 Ejaan Van Ophuijen (1901)


 Ejaan Soewandi (1947)
 Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972)
 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Istilah (1975)
 Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988)
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu:
a. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia memersatukan suku bangsa yanmg berlatar
budaya dan bahasa yang berbeda-beda;
b. Fungsi pemberi ke-khasan, bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan
bahasa yang lain;
c. Fungsi penambah kewibawaan, bagi orang yang mahir berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar;
d. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang
menjadi tolak ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan
bahasa atau ragam bahasa.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini
tercantum dalam sumpah pemuda (28 Oktober 1928). Ini berarti bahwa bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa
Negara.
3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Negara, dan
Bahasa Baku.

B. Saran
1. Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat
komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di
daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan budaya).
2. Diharapkan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dapat memungkinkan kita membina
dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-
ciri dan identitasnya sendiri yang membedakannya dengan Negara lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/sekilas%20Tentang
%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia
http://furanaa.com/blog/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
http://algrid.wordpress.com/2011/11/06/kedudukan-bahasa-indonesia/
http://blog-kuliah.blogspot.com/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19936/4/Chapter%20I.pdf
http://blogbersama1908.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-sejarah-bahasa-indonesia.html
https://www.academia.edu/8969688/Sejarah_Kedudukan_serta_Fungsi_Bahasa_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai