Disusun Oleh :
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya “Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
I Provinsi Papua Tahun 2021 di Kabupaten Boven Digoel.” dapat diselesaikan.
Penulisan rancangan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa bimbingan
dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan di setiap daerah
otonom di Indonesia berada dalam naungan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Melalui undang-undang tersebut
pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah terus berupaya untuk
mewujudkan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alenia ke-4 (empat) yang berbunyi ”Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan
tersebut, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama-sama
menjalankan urusan pemerintahan dengan pembagian kewenangan yang
terintegrasi.
Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa:“Urusan pemerintahan adalah
kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
pemerintahan daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat ”Pelaksanaan urusan pemerintahan
dilaksanakan oleh kementrian negera dan penyelenggara pemerintahan
daerah, dimana kementerian negara menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat (disebut urusan
pemerintahan absolut) dan perangkat daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan penyelenggara pemerintahan
daerah (disebut urusan pemerintahan konkuren).
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, roda organisasi
kementerian negara dan perangkat daerah dijalankan oleh pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN). Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara menerangkan bahwa:“Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut ASN adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan”.
Penjelasan di atas menerangkan bahwa ASN merupakan profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang menyelenggarakan urusan pemerintahan melalui tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan. Pegawai ASN diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan,
pegawai ASN memiliki peranan yang sangat penting dalam struktur
organisasi unsur penyelenggara urusan pemerintahan dalam negeri.
Menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, diperlukannya manajemen ASN dalam pengelolaan
PNS dan PPPK. Landasan hukum yang mengatur pengelolaan PNS tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil.
PNS sebagai salah satu komponen dalam struktur organisasi unsur
penyelenggara urusan pemerintahan dalam negeri harus senantiasa
menyadari kedudukan dan perannya, yakni sebagai pelaksana kebijakan,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, maka
seorang PNS dituntut untuk memiliki tiga (3) kompetensi sebagaimana yang
disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Tiga (3) kompetensi tersebut adalah
Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural.
Langkah awal untuk memiliki ketiga kompetensi tersebut yaitu melalui
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang bagi calon PNS pada masa
percobaan sebelum diangkat menjadi PNS.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) membentuk
pedoman penyelenggaraan pelatihan yang tertuang dalam Peraturan LAN-RI
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon PNS. Pelatihan ini
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di lokasi pelatihan dan di
lokasi orientasi calon PNS, yang memungkinkan peserta 7 untuk
menginternalisasikan, mengaktualisasikan, dan membuatnya menjadi
kebiasaan sehingga menjadikannya sebagai pribadi yang professional.
Penyusun sebagai salah satu peserta Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan II di Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia
di Kabupaten Sanggau telah mengikuti pelatihan selama kurang lebih tiga
minggu dimulai tanggal 6 mei 2019. Selama mengikuti pelatihan penyusun
mendapatkan pembelajaran terstruktur dan terintegrasi berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh LAN-RI mengenai Bela Negara, Nilai-
Nilai Dasar PNS (yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi serta Pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan Whole
of Government). Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tersebut, seluruh
peserta Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II melakukan best practice
dengan cara menetapkan isu yang terdapat pada lokasi orientasi lapangan
Calon PNS, kemudian menentukan suatu gagasan dan menyusun rancangan
aktualisasi dengan mengacu pada materi pembelajaran yang telah diterima
untuk diaktualisasikan guna menangani isu yang terjadi.
Latar belakang penyusun sebagai CPNS di Balai Penyuluh Pertanian
harus melakukan orientasi lapangan Calon PNS dalam
mengimplementasikan rancangan aktualisasi dimana penyusun diwajibkan
menggali isu yang aktual, problematik, kehalayakan serta layak pada Bidang
Pertanian untuk diangkat menjadi karya ilmiah yang akan disusun kedalam
laporan Rancangan Aktualisasi.
Berdasarkan pembahasan dan diskusi dengan mentor, kegiatan yang
sedang dilakukan pada Bidang Pertanian yaitu penanaman padi, menanam
tanaman hortikultura, serapan gabah (SerGap) dan program padi, jagung,
kedelai (PAJALE).
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penyusunan rancangan aktualisasi diharapkan penulis mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Dengan
nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, anti korupsi dalam mewujudkan birokrasi yang berkelas
dunia dan professional.
C. Kompetensi
Rancangan aktualisasi bagi penyusun sebagai peserta Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan II dari Balai Penyuluh Pertanian Distrik Iniyandit,
Kabupaten Boven Digoel dapat memberikan kompetensi sebagai berikut :
1. Mampu mewujudkan nilai akuntabilitas dalam menjalankan tugas di
Balai Penyuluh Pertanian Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven Digoel;
2. Mampu mengamalkan sila-sila Pancasila dalam menjalankan tugas di
Balai Penyuluh Pertanian Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven Digoel;
3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan
tugas di Balai Penyuluh Pertanian Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven
Digoel;
4. Mampu mengedepankan kinerja untuk peningkatan mutu pelayanan
dan pengembangan Sistem Informasi atau jaringan di Balai Penyuluh
Pertanian Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven Digoel;
5. Mampu untuk tidak korupsi dan mendorong pemberantasan korupsi
dalam hal apapun di lingkungan Balai Penyuluh Pertania, Distrik
Iniyandit, Kabupaten Boven digoel.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Organisasi
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai visi dan misi
1.Visi
2. Misi
Nilai-Nilai Organisasi :
1. Prosedural
2. Lancar
3. Kredibel
4. Profesional
5. Tuntas
POPT. PHP
Penyuluh WKPP
SEI. TEKAM
D. Tugas Dan Fungsi Balai Penyuluh Pertanian Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven
Digoel
10. Memandu pelaksanaan demonstrasi usaha tani dengan cara demonstrasi plot
Peran aparatur sipil negara dalam mewujudkan birokrasi yang berkelas dunia
dan profesional tak bisa lepas dari sikap dan tindakan Aparatur Sipil Negara (ASN) itu
sendiri. Nilai ANEKA yang merupakan akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi merupakan nilai dasar yang wajib dimiliki
setiap ASN dalam mengemban dan melaksanakan tugas jabatan sebagai aparatur sipil
negara.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), accountability). Akuntabilitas dan akuntabilitas vertical adalah
horizontal (horizontal pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas.Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa
ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholder(Dwiyanto, dkk, 2015).
Indikator komitmen mutu adalah:
a. Efektivitas
b. Efisiensi
c. Inovasi
d. Berorientasi Mutu
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951)
atau "corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya dikatakan
bahwa "corruption" berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih
tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt"
(Inggris), "corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda).
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan integritas dengan baik. Berdasarkan Dwiyanto, dkk (2015).
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang
prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti
korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung
prinsipprinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran,
kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta,
untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi Indikator nilai-nilai dasar Anti
Korupsi antara lain:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Kerja keras
e. Sederhana
f. Mandiri
g. Adil
h. Berani
i. Peduli.
1.Manajemen ASN
3.Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang dan atau pelayanan administrasi
yang disediakan oleh penyelenggaraan publik. Di dalam pelayanan publik terdapat
beberapa nilai indikator yaitu kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, keamanan,
kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, disiplin/ sapa/ ramah, dan
kenyamanan.(Purwanto, dkk, 2017)
BAB IV
KRITERIA RANK
No ISU AKTUAL £
A P K L
1 Rendahnya serapan gabah dari 5 4 3 4 16 I
petani
2 Kurangnya penggunaan pupuk 4 4 3 4 15 II
organik
3 Keterbatasan lahan sawah 3 4 3 4 14 III
Sumber: Analisis Penulis, 2019
Berdasarkan tabel di atas, maka isu aktual yang menjadi prioritas adalah
“Rendahnya serapan gabah dari petani”. Pemilihan isu prioritas tersebut juga
berdasarkan penempatan tugas penulis di bidang penyuluh lapangan yang bertugas
dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Adapun cara menentukan masalah pokok prioritas tersebut digunakan metode USG
(Urgency, serious, growth) dengan skala penilaian 1 sampai 5.
a. Petani belum mengetahui varietas padi unggul dan komposisi pupuk terbaik untuk
memaksimalkan hasil
b. Kurangnya pengetahuan petani tentang pengoptimalan penggunaan lahan
c. Hasil panen masih digunakan untuk konsumsi pribadi
Tabel 4.2 Aspek Prioritas
No Aspek U S G ∑ Rank
1 Petani belum mengeta 5 4 5 14 I
hui varietas padi unggul dan
komposisi pupuk terbaik untuk
memaksimalkan hasil
Unit Kerja
Identifikasi Isu
:
2. Kurangnya Penggunaan Pupuk Organik 3. Keterbatasan Lahan Sawah
No Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Hasil
Kegiatan
22
Penguatan
Nilai-
Nilai Organisasi
2
3
Mempersiapkan
Pada
rencana
pelaksanaan
melakukan:
pendukung
untuk
a. Melakukan
untuk
kegiatan,
dan pelaksanaan
penyusun
sudah kegiatan,
tahap Tersedianya
Konsultasi koordinasi
kegiatan
menerapkan
Koordinator
(Akuntabilitas,
Pertanian
IndikatorKerja
b. Menyiapkan data
dan
berkas
Kejelasan
(Nasionalisme,
Sekayam
tani yg
dalam mempersiapkan
Maka
Keras),
Terwujudnya
Publik,
23
organisasi
pemerintah
pelayanan dibidang
sudah nilai
pertanian.
(Etika
memberikan
meningkatkan
untuk
terhadap,
Target),
Kecamatan
kelompok
Indikator
PNS
dasar ANEKA:
Penyuluh
dasar
dengan
Balai
(Anti
tepat
Korupsi,
Indikator Mandiri) 2.
a. Berkonsultasi
Menyiapkan dokumen
dan
dengan
Tersedianya
Kepala materi
Dalam
Bidang
penyuluhan
penyuluhan
Penyuluhan
kelompok tani
penunjang
harus
jelas
mencari
dan
menerapkan
nilai
atau Leaflet)
Target)
(Brosur
Kejelasan
Publik,
Mutu,
Indikator Efisien)
24
dan
Indikator
materi
sumber
penyampaian
materi penyuluhan saya penyuluhan yang sesuai dan dengan kepala bidang
bahan
b. Membuat absensi bahan
mencari
penyuluhan
yang
PROSEDURAL
(Anti
Korupsi,
Indikator
Tanggung
Jawab)
3.
a. Berkoordinasi
dan
dengan
Tersedianya
Dengan
dan
lokasi nilai
dasar
penyuluhan
melakukan
untuk melakukan
penyuluhan
jadwal
menetapkan waktu
serta
dalam Terlaksananya
penentuan penyuluhan
lokasi/tempat
c. Menentukan dan
PNS
dan
penyusun
sudah penyusun
Kontribusi memberikan
lokasi terhadap,
penguatan organisasi
penyuluhan,
maka
yaitu:
penyusun
sudah
Misi:
lokasi
penyuluhan
(Akuntabilitas, Indikator
Kejelasan
Target)
Mengembangkan sistem PROSEDURAL penyuluhan yang
sesuai
dengan
kebutuhan petani.
25
pertanian
sehat
sebagai
(Nasionalisme,
wadah
apartur
sipil
Indikator
negara
Musyawarah)
meningkatkan pelayanan
(Etika
Publik,
dalam
di
bidang
pertanian
Mutu,
Korupsi,
Indikator
Tanggung
jawab) 4.
Melaksanakan penyuluhan
a. Menyiapkan berkas
(materi penyuluhan
b. Berangkat lokasi
leaflet)
dasar
PNS
melakukan
dalam penyuluhan
menggunakan berorientasi
penguatan, Penyusun
ke
lebih oleh
mudah motivasi pada petani, Maka penguatan organisasi para penyusun sudah
membeikan yaitu:
26
yang
PROSEDURAL
dasar Terwujudnya
penyuluhan yang
Nilai-nilai
sudah ditetapkan
ANEKA:
(Akuntabilitas,
Indikator
Kejelasan
saing. Misi:
target) (Komitmen
Mutu,
Mengupayakan peningkatan
Indikator
Kerja
Sama) (Etika
Publik,
Indikator
Disiplin,
sopan
dan
Korupsi, Tanggung
jawab)
27
mutu
informasi
dan pada
pangan berbasis
kerjasama) (Anti
produksi,
produktivitas, akses
(Nasionalisme,
Indikator
pertanian
5.
Evaluasi Kegiatan
a. Mengolah
data Dokumen
Dengan
melakukan Dengan
melakukan
tahap Dengan
evaluasi
kegiatan
terlihat
penyuluhan
laporan
b. Menyimpulkan hasil
dari
pencapaian
hasil
dari membeikan
penyuluhan,
maka terhadap,
penyusun
sudah Visi:
TUNTAS
penyuluhan
dasar ANEKA:
pertanian
(Akuntabilitas,
sanggau
Indikator
Terwujudnya
Kejelasan
kabupaten yang
berkelanjutan
dan
berdaya saing.
target) (Nasionalisme,
Misi:
Publik,
Indikator Cermat) (Komitmen
Mutu,
Indikator
sehat
wadah
sebagai
apartur
negara
sipil dalam
meningkatkan pelayanan
Berorientasi mutu)
pada
pemerintah pertanian
28
memberikan penguatan
organisasi yaitu:
hasil evaluasi
Penyusun
Kontribusi nilai
kegiatan
c. Menindak lanjuti
melakukan
di
bidang
(Anti Indikator
Korupsi, Tanggung
29
Kegiatan
1.
Mempersiapkan
pelaksanaan
11 Juni 2019
untuk
pelaksanaan kegiatan 2.
Menyiapkan dokumen dan bahan 12 Juni 2019 –
Tersedianya
penyuluhan
14 Juni 2019
bahan
materi
penunjang
penyuluhan 3.
penyuluhan
tersedianya
19 Juni 2019
lokasi
penyuluhan 4.
Melaksanakan penyuluhan
20 Juni 2019 –
Foto
21 Juni 2019
penyuluhan dan absensi
kegiatan
5.
Evaluasi
24Juni 2019 –
14 Juli 2019