Anda di halaman 1dari 8

KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

KAJIAN EKSTRAK ETANOL BUNGA BOGENVIL (Bougenvillea spectabillis Willd)


SEBAGAI BIOINDIKATOR ASAM BASA

[Study of Acid-Base Bioindicator from Ethanolic Extract of Bogenvil Flowers


(Bougenvillea spectabillis Willd)]

Nurhaeni1, Fitri A Bande1*, Rismawaty Sikanna2


1)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611
2)
Universitas Islam Negeri Alauddin
Jl. Sultan Alauddin No.63, Romangpolong, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

*)Coresponding author: fitribande@gmail.com

Diterima 25 Juli 2017, Disetujui 15 Oktober 2017

ABSTRACT
Studies of ethanol extract of bougainvillea flowers (Bougenvillea spectabillis Willd) as bioindicators of
the acid-base has been done. The aims to determine the content of chemical compounds contained in
extracts of bougainvillea flowers and bougainvillea flower extract pH stretch. Achievement of the
objectives has done through the test of ethanol extract of bougainvillea identification of compounds
and the determination of the acid-base stretch of pH indicator is. The obtained results showed that
bogenvil ethanol extract containing flavonoids with 401 nm absorption and provided a color change in
the acid and alkaline condition the color is yellow. The appropriate acid-base titration is used as
bioindicators of a strong acid titration with a strong base, weak acid with a strong base and a weak
base with a strong acid.

Keywords : Flowers bougainvillea, indicators, bases acid titration

ABSTRAK
Telah dilakukan kajian ekstrak etanol bunga bogenvil (Bougenvillea spectabillis Willd) sebagai
bioindikator asam basa dengan tujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung
dalam ekstrak bunga bogenvil dan trayek pH ekstrak bunga bogenvil. Pencapaian tujuan dilakukan
melalui uji ekstrak etanol bunga bogenvil yaitu uji identifikasi jenis senyawa dan penentuan trayek pH
indikator asam basa. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak etanol bunga bogenvil mengandung
senyawa flavonoid dengan serapan 401 nm serta memberikan perubahan warna pada suasana asam
berwarna kuning pudar dan basa berwarna kuning pekat. Titrasi asam basa yang sesuai untuk
dijadikan bioindikator yaitu titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa lemah dan basa lemah dengan asam kuat.

Kata kunci: Bunga bogenvil, bioindikator, titrasi asam basa

Nurhaeni dkk. 277


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG (2013) ekstrak bunga wora-wari berwarna


Indikator asam basa yang sering merah dalam asam dan berwarna hijau
digunakan yaitu indikator sintetik misalnya dalam basa serta mengandung antosianin
indikator fenoftalein, metil jingga, metil jenis sianidin. Ekstrak kubis ungu
merah, bromintol biru dan lain-lain. menghasilkan warna ekstrak merah
Indikator sintetik sering dijadikan sebagai keunguan dan memiliki trayek pH 8,8 –
indikator asam basa karena memiliki 10,7 yang menunjukkan ada kandungan
perubahan warna yang sangat jelas. antosianin (Marwati, 2012). Hasil
Indikator sintetik memiliki beberapa penelitian Pruetong et al., (2009) dalam
kelemahan, seperti ketersediaan, polusi asam yang sangat kuat (pH 1)
kimia, dan biaya produksi yang tinggi. menunjukkan bahwa semua ekstrak
Indikator sintetik titrasi asam basa tumbuhan berubah menjadi warna merah,
harganya yang relativ mahal dan sangat sedangkan dalam larutan basa pada pH
sulit untuk didapatkan di daerah 11-12 sebagian dari ekstrak yang berwana
pedesaan. Indikator sintetik dapat hijau dan kuning berubah warna menjadi
digantikan dengan indikator dari berbagai kuning kecoklatan. Berdasarkan temuan-
bahan-bahan alam seperti ekstrak temuan tersebut di atas terdapat praduga
mahkota bunga sepatu (Nuryanti, 2010). bahwa bunga bogenvil juga dapat
Berdasarkan temuan dari Nuryanti dijadikan sebagai bioindikator asam basa
et al., (2010) ekstrak bunga sepatu dapat karena bunga ini berwarna, dan di
digunakan sebagai bioindikator asam samping itu bunga ini belum pernah diteliti
basa. Perubahan warna dalam asam sebelumnya dalam pemanfaatan sebagai
berwarna merah dan basa berwarna hijau. bioindikator.
Perubahan warna dapat diketahui karena
METODE PENELITIAN
mengandung flavonoid, yakni antosianin
Bahan dan Peralatan
jenis pelargonidin yang berubah warna
Bahan dasar yang digunakan pada
dalam daerah/trayek pH tertentu, atau
penelitian ini yaitu Bougenvillea
yang dapat berperan sebagai bioindikator.
spectabillis willd yang berasal dari kota
Berbagai jenis bunga digunakan sebagai
Palu. Bahan lain mencakupi serbuk
bioindikator asam basa. Hasil penelitian
Magnesium, natrium bikarbonat 0,1 N,
Kurniawati (2015) menunjukkan bahwa
asam asetat 4%, indikator fenolftalein
ekstrak etanol bunga johar hanya
(PP), indikator metil orange (MO), etanol
mengandung satu jenis kelompok
96 % , natrium hidroksida 0,1 N, dan asam
senyawa, yakni kelompok flavonoid dan
klorida 0,1 N, kertas saring, alumunium
memiliki trayek pH 5-9, pada pH di bawah
foil.
5 berwarna kuning dan pH di atas 9
berwarna oranye. Menurut Nuryanti et al.,

Nurhaeni dkk. 278


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

Alat yang digunakan antara lain selain itu dilakukan uji adanya kelompok
blender, ayakan 60 mesh, neraca analitik, senyawa flavonoid.
spektrofotometri UV-Vis (T90 + UV/VIS Uji Flavonoid (Nurbaya, 2014)
spektrometer PG Instrument), pH meter, Ekstrak etanol bogenvil diambil
corong buchner, pompa vakum, rotary sebanyak 1 mL, kemudian ditambahkan
evaporator, serta alat-alat gelas yang sedikit serbuk magnesium dan beberapa
umum digunakan dalam laboratorium tetes asam klorida pekat. Bila bereaksi
Kimia. positif akan menghasilkan larutan yang
berwarna jingga, merah muda atau merah.
ProsedurPenelitian
Preparasi sampel bunga bogenvil Penentuan trayek pH (Nuryanti et al.,
Bunga bogenvil dibersihkan dan 2010)
Ekstrak sampel yang telah dikering
dikeringkan hingga kering dengan cara
bekukan ditimbang sebanyak 0,1 g
mengangin anginkan. Bunga bogenvil
kemudian ditambahkan etanol 96%
yang telah kering diblender, kemudian
sebanyak 10 mL. Siapkan larutan buffer 1-
diayak dengan ayakan 60 mesh untuk
13, masukkan dalam plat tetes sebanyak
mendapatkan bunga bogenvil dalam
5 tetes, kemudian kedalamnya tambahkan
bentuk tepung (sampel).
tiga tetes ekstrak bunga bogenvil, dan
Ekstraksi (Nuryanti et al., 2010)
mencatat perubahan warnanya.
Ekstraksi dilakukan menggunakan
metode maserasi dengan menggunakan Aplikasi ekstrak bunga bogenvil pada
titrasi asam kuat-basa Kuat (Nuryanti et
pelarut etanol 96% yakni dengan cara
al., 2010)
menimbang serbuk bunga bogenvil Larutan asam klorida 0,1 N diambil
sebanyak 50 gram, kemudian dimasukkan dengan pipet volume sebanyak 5 mL,
ke dalam erlenmeyer 1000 mL, kemudian dimasukkan ke dalam
selanjutnya ditambahkan 500 mL etanol erlenmeyer 100 mL. Larutan selanjutnya
96% . Campuran didiamkan selama 2 jam, ditambahkan ekstrak bunga bogenvil
kemudian disaring dengan penyaring sebanyak 3 tetes, kemudian dititrasi
vakum, filtrat yang dihasilkan dipisahkan dengan larutan NaOH 0,1 N hingga
pelarutnya secara vakum dengan rotari larutan berubah warna. Volume yang
vakum evaporator. Ekstrak pekat yang diperlukan hingga berubah warna dicatat.
diperoleh ditimbang untuk mengetahui Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali,
rendemennya, diukur spektrum selanjutnya dilakukan juga titrasi dengan
serapannya dengan spektrofotometer UV- mengganti indikator ekstrak bunga
VIS, diambil spektrum IR dengan bogenvil dengan indikator PP sebagai
spektrofotometer FT-IR untuk pembanding. Selanjutnya volume NaOH
memprediksi jenis gugus fungsi yang ada, yang diperlukan dibandingkan antara

Nurhaeni dkk. 279


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

ekstrak bunga bogenvil dengan indikator hingga terjadi perubahan warna, volume
PP. yang digunakan dicatat. Titrasi dilakukan 3
kali, demikian juga titrasi dilakukan untuk
Aplikasi ekstrak bunga bogenvil pada
titrasi asam lemah-basa kuat (Nuryanti penggunaan indikator penholptalein
et al., 2010) sebagai pembanding, dan hasilnya
Asam asetat 4% diambil dengan
dibandingkan
pipet volume sebanyak 5 mL, kemudian di
masukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL. HASIL DAN PEMBAHASAN
Larutan ditambahkan 3 tetes ekstrak Rendemen Dan Kelompok Senyawa
Ektrak Etanol Bunga Bogenvil
bunga bogenvil, selanjutnya dititrasi
Bunga bogenvil diekstrak dengan
dengan NaOH 0,1 N hingga terjadi
menggunakan pelarut etanol. Warna
perubahan warna, volume yang digunakan
bunga bogenvil hasil ekstraksi berwarna
dicatat. Titrasi dilakukan 3 kali, demikian
merah muda, hasil yang diperoleh setelah
juga titrasi dilakukan untuk penggunaan
pengenceran ekstrak etanol berwarna
indikator penholptalein sebagai
oranye, Ekstrak etanol bunga bogenvil
pembanding, dan hasilnya dibandingkan.
kemudian dipekatkan dengan
Aplikasi ekstrak bunga bogenvil pada menggunakan alat pengering beku.
titrasi basa lemah – asam kuat
Ekstrak etanol yang telah dipekatkan
(Nuryanti et al., 2010)
Larutan natrium bikarbonat 0,1 N kemudian ditimbang diperoleh berat 2,135

diambil dengan pipet volume sebanyak 5 gram dari berat bunga bogenvil sebesar

mL, kemudian di masukkan ke dalam 50 gram. Berdasarkan hasil yang

erlenmeyer 100 mL, selanjutnya diperoleh maka hasil rendemen ekstrak

ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga bunga bogenvil sebesar 4,27 % ekstrak.

bogenvil sebagai bioindikator. Campuran Senyawa yang terdapat dalam

dititrasi dengan asam klorida 0,1 N hingga ekstrak bunga bogenvil dapat diketahui

terjadi perubahan warna. Titrasi diulang dengan melakukan analisis kualitatif yaitu

hingga 3 kali, demikian pula titrasi juga uji warna. Hasil yang diperoleh

dilakukan dengan menggunakan indikator menunjukkan ekstrak etanol bunga

metil orange sebagai pembanding. bogenvil mengandung senyawa flavonoid


yang ditunjukkan dengan terbentuknya
Aplikasi ekstrak etanol bunga bogenvil
pada titrasi asam lemah-basa lemah buih dan perubahan warna larutan
Asam asetat 4% diambil dengan menjadi merah bata. Menurut Nuryanti et
pipet volume sebanyak 5 mL, kemudian di al., (2010) dalam larutan asam ekstrak
masukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL. bunga sepatu berwarna merah dan
Larutan ditambahkan 3 tetes ekstrak berwarna hijau dalam larutan basa. Hal
bunga bogenvil, selanjutnya dititrasi tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
dengan ammonium hidroksida 0,1 N bunga sepatu mengandung flavonoid jenis

Nurhaeni dkk. 280


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

antosianin. Ekstrak bunga kembang telang mengandung antosianin, sebab senyawa


juga menunjukkan hal yang sama, antosianin mempunyai serapan khas pada
berwarna merah dalam asam dan panjang gelombang antara 465 dan 560
berwarna hijau dalam basa serta (Andersen dan Markham, 2006). Nuryanti
mengandung antosianin (Nurbaya, 2014). (2013) menemukan serapan optimum
Berdasarkan temuan di atas maka dapat senyawa antosianin dalam bunga dari
dinyatakan ekstrak bunga bogenvil tidak spesies Hibiskus 536 nm, sementara yang
mengandung antosianin karena ekstrak ditemukan dalam bunga bogenvil 401 nm.
bunga bogenvil dalam larutan asam
Tabel 1 Perbandingan Rentang spektrum
berwarna kuning pudar dan dalam basa serapan UV-Vis
-1
berwarna kuning pekat. Bilangan gelombang (cm )
No Ekstrak Magfira Sukadan Nuryanti Gugus
Spektrum Serapan UV-Vis dan FTIR
Etanol (2016) (2010) (2013) fungsi
Ekstrak Etanol Bunga Bogenvil
Telah diuraikan sebelumnya bahwa
1 3337 3268 3300 3441 OH
ekstrak bunga bogenvil mengandung
3230 3600
flavonoid bukan dari kelompok antosianin.
2 2926 2929 2800 - CH Alifatik
Untuk memprediksi jenis senyawa yang
2859 2950
ada, dilakukan analisis spektrum serapan C=O
ultra lembayung dan tampak (UV-Vis) dan 3 1724 1716 1700 1630
spectrum FTIR. Hasil analisis spektrum 1725
serapan UV-Vis ekstrak bogenvil disajikan C=C

pada Gambar 1. 4 1637 1644 1400 1630 Aromatik


1650 C-O
Alkohol
5 1074 1056 990 -
1100

Menurut Makham (1988), spektrum


serapan UV-Vis flavonoid yang khas terdiri
Ganbar 1 Spektrum Uv-Vis Ekstrak Etanol
Bunga Bougenvil atas dua maksima pada rentang 240 –

Gambar 1 memperlihatkan serapan 285 nm (pita II) dan 300 – 550 nm (pita I).

optimum berada pada panjang gelombang Rentang spectrum serapan UV-Vis

401 nm, berada pada daerah sinat tampak disajikan pada Tabel 1. Rentang serapan

yang mencirikan senyawa berwarna. Data flavonoid yang ada di daerah sekitar 401

serapan tersebut mendukung praduga nm adalah jenis auron sehingga terdapat

bahwa ekstrak etanol bunga bogenvil tidak

Nurhaeni dkk. 281


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

dugaan ekstrak etanol bunga bogenvil mengandung salah satu jenis flavonoid.

90

898.83
%T

862.18
819.75
75

773.46
60

669.30
1724.36
45

1637.56
30
2926.01

1386.82
15

1074.35
-0
3377.36

4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
fitri 1/cm

Gambar 2 Spektrum Inframerah Ekstrak Etanol Bunga Bougenvile

Hasil spektrum FTIR yang diperoleh yang menyatakan suatu senyawa


dari bunga bogenvil (Gambar 2) terdiri flavonoid.
atas pita bahu, lemah, medium dan yang
Daerah pH Ektrak Etanol Bunga
kuat. Pita serapan pada bilangan Bogenvil
gelombangnya 2926.01 cm-1; 1724.36 cm- Untuk mengetahui trayek pH
1
; pita lemah berada pada bilangan ekstrak etanol bunga bogenvil dapat
gelombang 773,46 cm-1; pita medium dilakukan dengan menganalisis
berada pada bilangan gelombang 898.83 perubahan warna menggunakan larutan
cm-1; 862.18 cm-1; 819.75 cm-1; dan pita buffer phosphat pH 1 sampai pH 13. Hasil
kuat berada pada bilangan gelombang yang diperoleh menyatakan bahwa pH 1 -
3377,36 cm-1; 1637,56 cm-1; 1386.82 cm-1; 3 dari tidak berwarna hingga cenderung
1074.35 cm-1 dan 669.30 cm-1. berwarna merah muda, Kemudian pH 4
Berdasarkan penelitian Sukadana sampai pH 7 berwarna merah muda, pH 8
(2010), dapat diinterpretasikan bahwa ciri sampai pH 11 menunjukkan warna kuning
umum senyawa flavonoid karena adanya selanjutnya pH 11 dan pH 12 berwarna
gugus karbonil (C=O), yang berada pada hijau.
daerah serapan bilangan gelombang 1724 Ekstrak Bunga Bogenvil sebagai
-1
cm . Hal ini diperkuat berdasarkan Indikator Titrasi Asam Basa
Hasil yang diperoleh antara titrasi
penelitian Magfira (2016), yang
asam lemah dengan basa kuat
menyatakan adanya gugus OH, CH
menggunakan ekstrak bunga bogenvil
alifatik, C=O, C=C aromatik, C-O alkohol

Nurhaeni dkk. 282


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

sebagai indikator menunjukkan perubahan bogenvil dapat digunakan sebagai


warna dari tak berwarna menjadi kuning. indikator dalam titrasi asam kuat-basa
Indikator pembanding dinggunakan kuat. Titik ekivalen titrasi menggunakan
fenolftalein yang memberikan perubahan indikator ekstrak bunga bogenvil dicapai
warna dari tak berwarna menjadi merah setelah volume titran NH4OH sebanyak
muda. Volume NaOH 0,1N yang 5,77 mL dan pada pengunaan indikator
diperlukan untuk ektraksi bunga bogenvil fenoftalein diperoleh volume titran 5,4 mL.
mencapai titik akhir ekivalen yaitu 12,1 mL Hasil yang diperoleh pada titrasi asam
sedangkan indikator pp sebanyak 11,7 kuat dan basa lemah dengan
mL. Hasil data yang diperoleh menggunakan ekstrak bunga bogenvil
menunjukkan bahwa bunga bogenvil sebagai indikator memberikan perubahan
dapat dijadikan sebagai indikator pada warna dari kuning menjadi tidak berwarna,
titrasi asam lemah - basa kuat. sedangkan untuk penggunaan indikator
Hasil yang diperoleh pada titrasi larutan metil oranye terjadi perubahan
asam kuat dan basa kuat dari ekstrak warna kuning menjadi merah. Dari hasil
bunga bogenvil menunjukkan perubahan beberapa titrasi yang dilakukan diperoleh
warna dari tak berwarna menjadi kuning, hasil bahwa ekstrak etanol bunga bogenvil
sedangkan indikator pembanding yang dapat dijadikan sebagai indikator titrasi
digunakan yaitu indikator pp memberikan asam basa yaitu sebagai pengganti
perubahan warna dari tak berwarna indikator fenoftalein pada titrasi asam kuat
menjadi merah muda. Ekstrak bunga - basa kuat dan titrasi asam lemah - basa
bogenvil dapat digunakan sebagai kuat, juga dapat digunakan sebagai
indikator dalam titrasi asam kuat-basa indikator metil oranye pada titrasi asam
kuat. Titik ekivalen titrasi menggunakan kuat-basa lemah. Hasil ini sama dengan
indikator ekstrak bunga bogenvil dicapai hasil yang dicapai oleh peneliti
setelah volume titran NaOH 0,1 N sebelumnya dengan menggunakan
sebanyak 5,07 mL dan pada pengunaan ekstrak bunga sepatu, yang dapat
indikator fenoftalein diperoleh volume berperan sebagai indikator untuk titrasi
titran 4,93 mL. asam kuat dengan basa kuat, basa lemah
Hasil yang diperoleh pada titrasi asam dengan asam kuat, asam lemah basa
lemah dan basa lemah dengan lemah serta titrasi asam lemah dengan
menggunaka ekstrak bunga bogenvil basa kuat (Nurianti, dkk., 2010).
sebagai indicator memberikan perubahan
KESIMPULAN
warna dari kuning menjadi tidak berwarna.
Ekstrak etanol bunga bogenvil
Sedangkan untuk indikator pp terjadi
mengandung senyawa flavonoid dan juga
perubahan warna dari tak berwarna
dapat berfungsi sebagai bioindikator
menjadi merah muda. Ekstrak bunga

Nurhaeni dkk. 283


KOVALEN, 3(3):277-284, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat, Nurbaya. 2014. Kajian Ekstrak Etanol
asam lemah dengan basa kuat, asam Kembang Telang (Clitoria ternate)
Sebagai Bioindikator Asam Basa.
lemah dengan basa lemah dan asam kuat
(Skripsi). Palu: .Jurusan Kimia
dengan basa lemah. Trayek pH ekstrak FMIPA UNTAD.
etanol bunga bogenvil berada antara pH 6 Nuryanti.S.; S. Matsjeh; C. Anwar; T.J.
dan pH 8, di bawah pH 6 berwarna merah Raharjo. 2010. Indikator Titrasi
Asam Basa Dari Ekstrak Bunga
muda dan di atas pH 8 berwarna hijau
Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L).
Agritech. 30(3).
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati M. 2015. Kajian ekstrak Nuryanti, S, S. Matsyeh, C. Anwar, T.J.
tanaman johar (Cassia siamea L) Raharjo, B. Hamzah. 2013. Corolla
sebagai bioindikator asam basa. of roselle (Hibiscus sabdariffa L) as
(Skripsi). Palu: Jurusan kimia FMIPA acid-base indicator. Eurjchem. 4(1):
UNTAD. 20-24.

Markham, K.R.. 1988, Cara Pruetong, S., S. Saijeen, K. Thongfak.,


Mengidentifikasi Flavonoid 2009. Study and processing of plant
diterjemahkan oleh Kosasih extracts for use as ph indicators,
Padmawinata, 15, Bandung: International conference on the role
Penerbit ITB, of Universities in Hands-On
Education Rajamangala University
Marwati, S. 2012. Ekstraksi dan preparasi of Technology Lanna, Chiang-Mai,
zat warna alami sebagai indikator Thailand 23-29 august 2009
titrasi asam basa. Prosiding
seminar nasional penelitian, Sukadana, I.M. 2010. Aktivitas senyawa
pendidikan dan penerapan MIPA. flavonoid dari kulit akar awar-awar.
FMIPA UNY, 2 Juni 2012. Jurnal Kimia. 4 (1): 63-67.

Nurhaeni dkk. 284

Anda mungkin juga menyukai