Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS :

LAPORAN PENDAHULUAN DAN


ASUHAN KEPERAWATAN KMB MINGGU KE 2
PADA Ny. D DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)
DI KRI RAMDANI HUSADA

KEPERAWATAN KMB

DISUSUN OLEH :

DINDA INDRASWARI
NIM : 2021001804

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
PROFESI NERS T.A. 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada wanita. Di karenakan uretra wanita
yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih.
Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang
uretra sewaktu berhubungan kelamin. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya
infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran
kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteri uria
yang bermakna. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik
di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih
sering menderita dari pada pria. ISK memunculkan gejala-gejala nyeri yang sering dan rasa
panas ketika berkemih, Spasame pada area kandung kemih, hematuria, nyeri punggung dapat
terjadi, demam, menggigil, nyeri panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih, malaise, mual
dan muntah sehingga terjadi gangguan eliminasi urine (Sepalanita, 2012).

B. Etiologi Infeksi Saluran kemih (ISK)


Escherichia coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela, enterobakteri,
pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (Sudoyo, Aru, dkk, 2009).
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a) Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
b) Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif.
b) Mobilitas menurun
c) Nutrisi yang sering kurang baik
d) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e) Adanya hambatan pada aliran darah
f) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat berbagai jenis organisme dapat
menyebabkan ISK.

C. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Jenis infeksi kandung kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan letak peradangan yaitu:
1. Kandung kemih (sistitis) yaitu organ yang bertanggug jawab mengeluarkan air kemih.
Gejala utamanya, meningkatnya frekuensi berkemih, nyeri saat berkemih dan kadang-
kadang darah dalam air kemih, intensitasnya bervariasi dari satu orang ke orang yang
lain. Sistitis lebih cennderung mengenai wanita. Tanda pertama pada wanita adalah rasa
panas, kadang-kadang nyeri seperti disayat pisau saat berkemih, yang perlahan-lahan
menjadi nyeri tajam di bagian bawah perut. Saat peradangan menyambar, penderita
merasakan sakit punggung yang tidak jelas disertai tidak enak badan.
2. Uretra (uretritis) adalah peradangan atau infeksi uretra, saluran yang mengangkut urine
dari kandung kemih keluar dari tubuh.
3. Prostat (prostatitis) adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kelenjar prostat,
yaitu kelenjar yang memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk memberi makan dan
membawa sperma. Prostatitis bisa terjadi pada semua laki-laki dari segala usia.
4. Ginjal (pielonefritis) adalah penyakit infeksi pada ginjal disebabkan oleh bakteri atau
virus. Kandung kemih menyimpan urine sebelum di kelurkan oleh tubuh.
(M. Clevo Rendy dan Margareth TH, 2012)

D. Manifestasi Klinis Infeksi Saluran kemih (ISK)


1. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba untuk
berkemih namun tidak air yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa bewarna putih, coklat,
atau kemerahan dan baunya sagat menyengat.
3. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
4. Nyeri pada pinggang.
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi
rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-sembuh dapat
menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.

E. Pathofisiologi Infeksi Saluran kemih (ISK)


Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen
kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif: streptococcus, S.
Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila
terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga
timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan
vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra
secara asenden.
Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu
berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan
vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma,
sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman
yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih
maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra kuman
pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan
penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi
pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang kurang,
menyebabkan urine sedikit keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa
metabolisme adalah 1400–1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada
vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena
mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine,
dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir
urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya kuman
menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi kerusakan.
Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih
yang tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat
terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. (Corwin J, 2009).

F.Komplikasi Infeksi Saluran kemih (ISK)


Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses
reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan :
1. Pyelonefritis. Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal. Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan
kronik.

G. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat,
membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga
dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
dengan :
1. Perawatan dapat berupa:
a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
b) Perubahan pola hidup diantaranya : Membersihkan perineum dari depan ke belakang,
Pakaian dalam dari bahan katun dan Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan
a) Antibiotik: Untuk menghilangkan bakteri.
1) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
2) Antibiotik jangka panjang (baik dengan obat yang sama atau di ganti) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu
3) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur
dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada
komplikasi lebih lanjut.

H. Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Saluran kemih (ISK)


1. Laboratorium
a) Analisa urine: terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b) Urine kultur : Menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya:
streptococcus, E. Coli, dll. Dan menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c) Darah: terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram (BNO – IVP)
a) Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
b) Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy: Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih
(M. Clevo Rendy dan Margareth TH, 2012)

I. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Pada klien penderita infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari
semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita dari pada
pria
b. Keluhan utama penyakit infeksi saluran kemih
Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien infeksi saluran kemih, nyeri saat
berkemih, sering bolak balik kamar mandi tetapi kemih yang dikeluarkan hanya sedikit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang di derita oleh klien dan
mulai timbulnya keluhan yang di rasakan sampai klien di bawa ke Rumah Sakit, dan
apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain sekalin Rumah Sakit umum serta
pengobatan apa yang pernah di berikan dan bagaimana perubahan data yang didapatkan
saat periksa.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit infeksi saluran kemih
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluarga ada yang pernah
mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yanglain yang ada di dalam
keluarga.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
g. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi
Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya tentang
pengetahuan dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih dengan gangguan eliminasi
urine
2) Pola nutrisi
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat
nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat makan hanya sedikit bahkan
tidak makan sama sekali
3) Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring
lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang
masuk sehingga urine tidak lancar
4) Pola aktivitas/istirahat
Penderita sering mengalami susah tidur, letih, lemah, karena nyeri yang dialami
5) Nilai dan keyakinan
Gambaran tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan penyakit yang d
ideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan akan kesembuhan, tujuan
dan harapan akan sakitnya.
(Sudoyo Aru, dkk, 2009)

2. Diagnosa Keperawatan
a) Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
b) Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan ISK.
c) Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
d) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Infeksi yang Immune status - Pertahankan teknik aseptik
berhubungan dengan Knowledge: infection - Batasi pengunjung bila perlu
adanya bakteri pada control - Cuci tangan setiap sebelum dan
saluran kemih Risk control sesudah tindakan keperawatan
Setelah dilakukan tindakan - Gunakan baju, sarung tangan
keperawatan selama 3x24 sebagai alat pelindung
jam pasien tidak mengalami - Ganti letak IV perifer dan dressing
infeksi dengan kriteria hasil: sesuai dengan petunjuk umum
- Klien bebas dari tanda - Gunakan kateter intermitten untuk
dan gejala infeksi menurunkan infeksi kandung
- Menunjukkan kemih
kemampuan untuk - Tingkatkan intake nutrisi
mencegah timbulnya - Berikan terapi antibiotic
infeksi - Monitor tanda dan gejala infeksi
- Jumlah leukosit dalam sistemik lokal
batas normal - Inspeksi kulit dan membran
- Menunjukkan perilaku mukosa terhadap kemerahan,
hidup sehat panas, drainase
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
- Kaji suhu badan pada pasien setiap
4 jam
-
Perubahan pola - Kontinensia/ Bladder Training
eliminasi urine (disuria, pengendalian urin - Kaji kemampuan klien untuk
dorongan, frekuensi, adekuat menahan BAK
dan atau nokturia) yang - Eliminasi urin terkontrol - Lakukan rangsangan untuk BAK
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan dengan kompres hangat dingin
ISK keperawatan selama 3x24 - Ajarkan pada klien untuk
jam: meningkatkan interval jadwal
- Klien mampu ke toilet BAK (1 jam menjadi 2 jam dan
secara mandiri selanjutnya bertahap)
- Tidak adanya infeksi di - Ajarkan teknik kegel exercise
saluran kencing - Kolaborasi dengan tim medis:
- Berkemih lebih dari 150 pemberian terapi, pemasangan
cc setiap kali BAK DC, pemeriksaan penunjang
- Eliminasi urin tidak Manajemen Eliminasi Urin
terganggu: bau, jumlah, - Monitor eliminasi urin meliputi:
warna urin dalam frekuensi, konsistensi, bau,
rentang yang diharapkan, volume dan warna urin
tidak ada hematuri, - Ambil specimen urin pancar
disuria, nokturia tengah untuk urinalisis
- Ajarkan pada klien/keluarga:
tentang tanda dan gejala infeksi
saluran kemih dan libatkan
keluarga untuk mencatat haluaran
urin
- Anjurkan klien untuk minum
sebanyak 200 cc setelah makan
dan batasi menjelang tidur bila
ada riwayat ngompol
- Kolaborasi ke tim medis jika ada
gejala dan tanda infeksi
Nyeri yang Pain level - Lakukan pengkajian nyeri secara
berhubungan dengan Pain control komprehensif termasuk lokasi,
ISK Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
Setelah dilakukan tindakan kualitas dan faktor presipitasi
keperawatan selama 3x24 - Observasi reaksi non verbal dari
jam pasien tidak mengalami ketidaknyamanan
nyeri, dengan kriteria hasil: - Bantu pasien dan keluarga untuk
- Mampu mengontrol nyeri mencari dan menemukan
(tahu penyebab nyeri, dukungan
mampu menggunakan - Kurangi faktor presipitasi nyeri
teknik non farmakologi - Ajarkan teknik non farmakologi:
untuk mengurangi nyeri, nafas dalam, relaksasi, distrasi,
mencari bantuan) kompres hangat atau dingin
- Melaporkan bahwa nyeri - Berikan analgetik untuk
berkurang dengan mengurangi nyeri
menggunakan - Tingkatkan istirahat
manajemen - Monitor vital sign sebelum dan
- Mampu mengenali nyeri sesudah pemberian analgesik
(skala, intensitas, pertama kali
frekuensi dan tanda
nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam
rentang normal
- Tidak mengalami
gangguan tidur
Kurang pengetahuan Pengetahuan: proses - Kaji tingkat pengetahuan pasien
yang berhubungan penyakit dan keluarga
dengan kurangnya Pengetahuan: perilaku sehat - Jelaskan patofisiologi dari
informasi tentang Setelah dilakukan tindakan penyakit dan bagaimana hal
proses penyakit, metode keperawatan selama 3x24 tersebut berhubungan dengan
pencegahan, dan jam pasien menunjukkan anatomi dan fisiologi, dengan
instruksi perawatan di pengetahuan tentang proses cara yang tepat
rumah penyakit dengan kriteria - Gambarkan tanda dan gejala yang
hasil: biasa muncul pada penyakit,
- Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
menyatakan telah - Gambarkan proses penyakit,
memahami tentang dengan cara yang tepat
penyakit yang diderita - Identifikasi kemungkinan
pasien, bagaimana penyebab, dengan cara yang tepat
kondisi pasien saat ini, - Sediakan informasi pada pasien
prognosis dan program tentang kondisi, dengan cara yang
pengobatan tepat
- Pasien dan keluarga - Sediakan informasi bagi keluarga
mampu melaksanakan tentang kemajuan kondisi pasien
prosedur dengan cara yang tepat
penatalaksanaan yang - Diskusikan pilihan terapi atau
telah dijelaskan oleh penanganan
tenaga kesehatan secara - Dukung pasien untuk
benar mengeksplorasi atau
- Pasien dan keluarga mendapatkan second opinion
mampu menjelaskan dengan cara yang tepat atau
kembali apa yang telah diindikasikan
dijelaskan oleh tenaga - Eksplorasi kemungkinan sumber
kesehatan atau dukungan, dengan cara yang
tepat

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat
dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengumpulkan,
mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status kesehatan pasien dengan kriteria
hasil yang diinginkan. Evaluasi adalah aktivitas yang terus-menerus, berkelanjutan, dan
terencana yang melibatkan pasien, keluarga, perawat dan anggota tim kesehatan lain
(Christensen & Kenney, 2009). Evaluasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan utamanya adalah
menentukan kemajuan pasien dalam mencapai kriteria hasil yang sudah dirancang. Tujuan
penting lainnya adalah menilai efektivitas komponen proses keperawatan dalam membantu
pasien mencapai kriteria hasil (Christensen & Kenney, 2009).
Evaluasi melibatkan perbandingan respons pasien saat ini dengan perilaku dasar untuk
menentukan kemajuan pasien dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Penilaian mengenai kemajuan pasien dibuat dengan menganalisis dan menilai data objektif
dan subjektif oleh perawat, pasien, keluarga, dan anggota tim. Jika kemajuan tidak cukup
dalam mencapai kriteria hasil, maka pasien dan perawat memperbaiki rencana asuhan
(Christensen & Kenney, 2009).

REFERENSI
Aru W, Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II edisi V. Jakarta : Interna
Publishing.

Corwin, EJ. 2009.Buku Saku Patofisiologi, 3 end. Jakarta: EGC.

Jennifer P, et al. Asymptomatic Bacteriuria in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors and


Causative Organisms. Sri Lanka Journal of Infectious Disease.

Kiran, dkk. 2013. Predicitive Value of Various Risk Factors for Preterm Labor. J Obstet Gyneol
India.

Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Mesikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Ronald. 2013. The Etiology of Urinary Tract Infection: Traditional and Emerging Phatogens.
Dis. Mon

Sepalanita. 2012. Pengaruh Perawatan Kateter Urine INDEWELLING MODEL AMERICAN


ASSOCIATION OF CRITICAL CARE NURSES (AACN) terhadap Bakteriuria di RSU
Raden Mattaher Jambi. Tesis Mahasiswa Magister Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Depok.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI


RUANG RAWAT INAP RAMDANI HUSADA

I. Pengkajian (tgl 7 April 2021, pukul : 12.30 WIB)


1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. D
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Tidak ada
Alamat : Ngardirejo
MRS tgl/ jam : 7 April 2021
Ruangan : Anggrek 2A
No. Reg : 024***
Dx. Medis : ISK

1.2 Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. J
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Tidak terkaji
Alamat : Ngardirejo
Hub. Dengan klien : Suami

1.3 Keluhan Utama : Ny. D mengatakan ”badan lemas, perut bagian kanan
bawah terasa sakit tidak tertahankan sampai terasa pusing”
1.4 Riwayat Penyakit Sekarang : Ny. D mengatakan ”nyeri perut kanan bagian bawah
hilang timbul, kalau pas sakit rasanya terus menerus hingga tembus ke punggung, sudah 1
mingguan, kadang-kadang juga terasa mual hingga muntah terus kalau di buat kencing sakit
sekali”. Ny D mengatakan ”tidak tau kenapa bisa sakit seperti ini, dan juga tidak tau ini sakit
apa kok sampai rasanya sesakit ini”
1.5 Riwayat Penyakit Dahulu : Ny D mengatakan ”pernah di rawat di rs karena sakit
magh dan darah tinggi”
1.6 Riwayat Penyakit Keluarga : Ny. D mengatakan ”tidak ada keluarga yang menderita
penyakit gula, asma maupun hernia”
1.7 Riwayat Psiko, Sosio, Spiritual:
Riwayat Psiko : Ny D mengatakan ”kalau pas sakit saya tidak bisa nahan sering
menangis”
Riwayat Sosial : Ny D mengatakan ”aktif mengikuti kegiatan di RT maupun RW,
rutin ikut kegiatan posyandu maupun tahlilan di rumah”
Riwayat Spiritual : Ny D mengatakan ”sholat 5 waktu dan rajin mengikuti kegiatan
tahlilan maupun tibaan di lingkungan rumah”

1.8 ADL (Activity Daily of Life):


1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : makan sehari 3kali
Selama sakit : sehari makan 1-2 kali sehari dengan porsi hanya 2-3 sendok
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 3-4 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
Selama sakit : belum BAB kurang lebih 3 hari, BAK 3 kali sehari dan terasa
sakit, sering terbangun terasa ingin kencing tapi tidak bisa, kencingnya hanya sedikit-
sedikit dan sakit, urine berwarna kuning kemerahan
3. Pola Istirahat
Sebelum sakit : tidur kurang lebih 6 jam sehari
Selama sakit : tidur menjadi tidak nyenyak, dan sering terbangun, sehari kurang
lebih hanya tertidur 3-4 jam saja
4. Pola Personal Higiene
Sebelum sakit : mandi 3-4 kali sehari
Selama sakit : mandi hanya 1 kali sehari itupun di seka
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : menjadi ibu rumah tangga, memasak, membersihkan rumah, dll
Selama sakit : hanya berbaring di tempat tidur, badan terasa lemas

2. Pemeriksaan
2.1 Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis, GCS : 456
TD : 143/97 mmhg
Suhu : 35,5°C
Nadi : 105 x/menit
RR : 22x/menit
BB : 53 kg
TB : 161 cm

2.2 Pemeriksaan Fisik:


Kepala : tidak ada benjolan, rambut kusut berwarna hitam, wajah tampak meringis
menahan sakit
Mata : kelopak mata normal, sclera tidak ikterus
Hidung : penciuman normal
Mulut : bibir kering
Telinga : pendengaran normal, simetris kiri dan kanan, serumen (-)
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, jejas (-)
Thorax :
I: bentuk dada simteris, pengembangan dinding dada normal
P: tidak terdapat benjolan
P: tidak terkaji
A: bunyi jantung lup dup
Abdomen :
I: tidak ada jejas
A: tidak terkaji
P: terdapat nyeri tekan di bagian perut bawah sebelah kanan hilang timbul,
kalau pas sakit rasanya terus menerus hingga tembus ke punggung, sudah
1 mingguan, dengan skala nyeri 7
P: tidak teraba benjolan, memar (-)

Genetalia : nyeri tekan di supra pubis,

Ekstremitas :
Atas : Kanan: tidak ada edema, jejas (-) tepasang infus.
Kiri : tidak ada edema, jejas (-)
Bawah : Kanan: tidak ada edema, jejas (-)
Kiri : tidak ada edema, jejas (-)

2.3 Pemeriksaan Penunjang: tidak terkaji


2.4 Therapi
1. Ivfd RL 20 tpm
2. Inj Ranit 2x1
3. Inj Ketorolac 2x1
4. PO :
- Pamol 3x1
- Ondan 3x4mg
- Sucralfle syr 3x2cth

Kepanjen, 7 April 2021


Mahasiswa
Yang mengkaji

DINDA INDRASWARI
NIM. 2021001804
ANALISA DATA

NAMA : Ny. D RUANG : Anggrek 2A


UMUR : 45 Tahun NO.REG : 024***
NO ANALISIS DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Ny. D mengatakan ”badan Infeksi saluran kemih Nyeri akut
lemas, perut bagian kanan bawah
terasa sakit tidak tertahankan sampai
terasa pusing. Ny. D mengatakan
”nyeri perut kanan bagian bawah
hilang timbul, kalau pas sakit rasanya
terus menerus hingga tembus ke
punggung, sudah 1 mingguan,
kadang-kadang juga terasa mual
hingga muntah kalau di buat kencing
sakit sekali”. kalau di buat kencing
sakit sekali”.

DO : TD : 143/97 mmhg, Nadi : 105


x/menit, BAK 3x/hari, Skala nyeri 7,
px tampak meringis

2. DS : Ny. D mengatakan ”kalau Iritasi kandung kemih Gangguan eliminasi


kencing terasa sakit, sering terbangun urine
terasa ingin kencing tapi tidak bisa,
kencingnya hanya sedikit-sedikit dan
sakit”

DO : TD : 143/97 mmhg, BAK 3


x/hari, urine tampak kuning
kemerahan, nyeri tekan supra pubis

3. DS : Ny D mengatakan ”tidak tau Perubahan status Kurang pengetahuan


kenapa bisa sakit seperti ini, dan juga kesehatan
tidak tau ini sakit apa kok sampai
rasanya sesakit ini”

DO : TD : 143/97 mmhg, px tampak


kebingungan dan tampak meringis
RUMUSAN DIAGNOSA

NAMA : Ny. D RUANG : Anggrek 2A


UMUR : 45 Tahun NO.REG : 024***
NO RUMUSAN DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TTD
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut berhubungann dengan infeksi 7 April 2021 Belum Teratasi
saluran kemih

2. Gangguan eliminasi urine berhubungan 7 April 2021 9 April 2021


dengan iritasi kandung kemih

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan 8 April 2021 9 April 2021


kurang terpapar informasi
INTERVENSI

NAMA : Ny. D RUANG : Anggrek 2A


UMUR : 45 Tahun NO. REG : 024***
TGL/ DX. KEP TUJUAN INTERVENSI TTD
JAM
8 April Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi TTV
2021 / berhubungann dengan 1x24 jam, nyeri yang dirasakan px hilang 2. Observasi tingkat dan lokasi nyeri
15.30 infeksi saluran kemih KH : 3. Anjurkan klien membatasi aktivitas
WIB 1. Skala nyeri berkurang 4. Berikan posisi yang nyaman untuk klien
2. Tidak merasakan sakit saat BAK 5. Ajarkan relaksasi nafas dalam saat klien
merasakan nyeri
6. Pemberian obat anti nyeri

8 April Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Anjurkan minum banyak air putih 8 gelas/hari
2021 / urine berhubungan 1x24 jam, klien dapat BAK dengan normal. 2. Monitor eliminasi urine termasuk warna,
15.40 dengan iritasi kandung KH : intensitas, frekuensi dan jumlah
WIB kemih 1. Nyeri saat BAK berkurang 3. Anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam sehari
2. Klien BAK 5-6 kali sehari 4. Anjurkan tidak menahan BAK saat ingin
3. Warna urine normal berkemih
4. Tidak sering terbangun saat tidur 5. Anjurkan posisi yang nyaman saat berkemih

9 April Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi TTV
2021 / berhubungann dengan 1x24 jam, nyeri yang dirasakan px hilang 2. Observasi tingkat dan lokasi nyeri
14.45 infeksi saluran kemih KH : 3. Ajarkan relaksasi nafas dalam saat klien
WIB 1. Skala nyeri berkurang merasakan nyeri
2. Tidak merasakan sakit saat BAK
9 April Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Anjurkan minum banyak air putih 8 gelas/hari
2021 / urine berhubungan 1x24 jam, klien dapat BAK dengan normal. 2. Monitor eliminasi urine termasuk warna,
14.50 dengan iritasi kandung KH : intensitas, frekuensi dan jumlah
WIB kemih 1. Nyeri saat BAK berkurang 3. Anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam sehari
2. Klien BAK 5-6 kali sehari 4. Anjurkan tidak menahan BAK saat ingin
3. Warna urine normal berkemih
Tidak sering terbangun saat tidur 5. Anjurkan posisi yang nyaman saat berkemih

9 April Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
2021 / berhubungan dengan 1x24 jam, klien dan keluarga mengerti tentang 2. Beri KIE kepada klien tentang penyakit yang di
15.15 kurang terpapar penyakit yang di derita derita
WIB informasi KH : 3. Jelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan
1. Klien paham akan penyakit yang di derita diri
4. Jelaskan langkah-langkah mencegah timbulnya
penyakit yang berulang
5. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
tentang penyakitnya
IMPLEMENTASI

NAMA : Ny. D RUANG : Anggrek 2A


UMUR : 45 Tahun NO.REG : 024***
NO DX. KEP TGL/ JAM IMPLEMENTASI TTD
1. Nyeri akut berhubungann 8 April 1. Mengobservasi TTV dengan melakukan pengecekkan tekanan darah, suhu, nadi dan
dengan infeksi saluran 2021 / jumlah pernafasan per/menitnya
kemih 15.30 WIB 2. Mengobservasi tingkat dan lokasi nyeri dengan melakukan pengkajian nyeri
menanyakan intensitas, frekuensi, lokasi, skala nyeri hingga jenis nyeri
3. Menganjurkan klien membatasi aktivitas
4. Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
5. Mengajarkan relaksasi nafas dalam saat klien merasakan nyeri
6. Membemberikan obat anti nyeri kepada klien

2. Gangguan eliminasi urine 8 April 1. Menganjurkan minum banyak air putih 8 gelas/hari
berhubungan dengan iritasi 2021 / 2. Memonitor eliminasi urine dengan melihat warna, intensitas, frekuensi dan jumlah
kandung kemih 15.40 WIB urine px
3. Menganjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam sehari
4. Menganjurkan tidak menahan BAK saat ingin berkemih
5. Menganjurkan posisi yang nyaman saat berkemih

3. Nyeri akut berhubungann 9 April 1. Mengobservasi TTV dengan melakukan pengecekkan tekanan darah, suhu, nadi dan
dengan infeksi saluran 2021 / jumlah pernafasan per/menitnya
kemih 14.45 WIB 2. Mengobservasi tingkat dan lokasi nyeri dengan melakukan pengkajian nyeri
menanyakan intensitas, frekuensi, lokasi, skala nyeri hingga jenis nyeri
3. Mengajarkan relaksasi nafas dalam saat klien merasakan nyeri

4. Gangguan eliminasi urine 9 April 1. Menganjurkan minum banyak air putih 8 gelas/hari
berhubungan dengan iritasi 2021 / 2. Memonitor eliminasi urine dengan melihat warna, intensitas, frekuensi dan jumlah
kandung kemih 14.50 WIB urine px
3. Menganjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam sehari
4. Menganjurkan tidak menahan BAK saat ingin berkemih
5. Menganjurkan posisi yang nyaman saat berkemih

5. Defisit pengetahuan 9 April 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien


berhubungan dengan kurang 2021 / 2. Memberikan KIE kepada klien tentang penyakit yang di derita, dengan menjelaskan
terpapar informasi 15.15 WIB tentang penyakit isk dan tanda gelaja yang timbul
3. Menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
4. Menjelaskan langkah-langkah mencegah timbulnya penyakit yang berulang
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang penyakitnya
EVALUASI

NAMA : Ny. D RUANG : Anggrek 2A


UMUR : 45 Tahun NO.REG : 024***
NO DX. KEP TGL/ JAM CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1. Nyeri akut berhubungann 8 April S : Ny. D mengatakan ”perut bagian bawah masih sakit terasa sampai ke punggung, terasa
dengan infeksi saluran 2021 / terus meneruh nyekot-cekot dan masih terasa sakit kalau mau kencing”.
kemih 16.30 WIB
O : TD : 136/90 mmhg, Nadi : 113 x/menit, BAK 7x/hari sedikit-sedikit dan sakit, urine
kekuningan, Skala nyeri 6, px tampak meringis

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2. Gangguan eliminasi urine 8 April S : Ny. D mengatakan ”masih terasa sakit kalau mau kencing kencingnya hanya sedikit-sedikit
berhubungan dengan iritasi 2021 / dan sakit kalau mau kencing, kencingnya juga sudah lumayan banyak, tadi sudah minum
kandung kemih 16.55 WIB air putih hanya sedikit 2 gelas saja”

O : 136/90 mmhg, Nadi : 113 x/menit, BAK 7x/hari sedikit-sedikit dan sakit, urine
kekuningan, nyeri tekan supra pubis

A : Masalah Belum Teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

3. Nyeri akut berhubungann 9 April S : Ny. D mengatakan ”perut bagian bawah masih sakit tapi sekarang sudah jarang, dan dibuat
dengan infeksi saluran 2021 / kencing sudah tidak sakit, dan sekarang kencing sudah terasa plong”.
kemih 16.25 WIB
O : TD : 141/98 mmhg, Nadi : 98 x/menit, BAK 5x/hari, Skala nyeri 3,

A : Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi

4. Gangguan eliminasi urine 9 April S : Ny. D mengatakan ”kalau kencing sedikit sakit, tapi sekarang sudah banyak kencingnya,
berhubungan dengan iritasi 2021 / kalau tidur juga sudah tidak terbangun mau kencing, sehari ini sudah minum air putih
kandung kemih 16.35 WIB banyak 5 gelas”

O : TD : 141/98 mmhg, Nadi : 98 x/menit, BAK 5x/hari, skala nyeri 3, urine tampak
kekuningan

A : Masalah teratasi Sebagian

P: Hentikan Intervensi

5. Defisit pengetahuan 9 April S : Ny. D mengatakan ”sudah paham akan penyakit yang diderita, dan akan melakukan cara
berhubungan dengan kurang 2021 / nafas dalam kalau sakitnya datang lagi”
terpapar informasi 16.55 WIB
O : TD : 141/98 mmhg, Nadi : 98 x/menit, px tampak paham dan mempraktikan relaksasi
nafas dalam dan aktif bertanya

A : Masalah Teratasi

P: Hentikan Intervensi

TTD Pembimbing Lahan

Anda mungkin juga menyukai