Oleh
MHD NURUL HUSIEN
132500081
Orisinalitas ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi ................................................................................................ v
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur – unsur yang dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. Kebutuhan
dasar manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan
fisiologis, aman nyaman, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Perry,
2010).
Teori Maslow merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk
memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan
keperawatan. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan
keperawatan. Bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan, kemungkinan ada
satu atau beberapa kebutuhan dasar klien yang terganggu. Teori keperawatan
Virginia Henderson mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia yang dibagi
menjadi 14 kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan atau lebih
sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson dan kebutuhan cairan terdapat
dalam urutan ke-2 yaitu “makan dan minum cukup” (Potter & Perry, 2010).
Gangguan volume cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak mengalami
kehilangan air, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare pada anak perlu
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak mempengaruhi
tumbuh kembang anak (A.Aziz Alimul H.2010).
Kebutuhan volume cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak mengalami
kehilangan air, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare pada anak perlu
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak mempengaruhi
tumbuh kembang anak (A.Aziz Alimul H.2010).
Gangguan Volume cairan terdapat pada diare. Diare dikatakan sebagai
keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam
pertama, dengan temperatur rectal diatas 38oC dan muntah – muntah (Soegeng
Soegijanto, 2002).
C. Manfaat
- Bagi penulis berguna sebagai pengalaman berharga, meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan dalam menjalankan asuhan keperawatan serta menambah
wawasan penulis mengenai Gangguan Volume Cairan: Kurang dari Kebutuhan
Tubuh.
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water–TBW) kira-kira 60%
dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit
menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga
jumlah volume cairan lebih rendah dari pria.Usia juga berpengaruh terhadap TBW
dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya (Tarwoto dan Wartonah,
2010). Menurut Pranata (2013), komponen cairan tubuh sangat bervariasi
jumlahnya, yaitu: pada bayi yang lahir prematur komposisi cairan di dalam tubuh
sekitar 80% dari berat badan, pada bayi yang lahir normal komposisi cairan di
dalam tubuh berkisar antara 70-75% dari berat badan tubuh, pada masa remaja
komposisi cairan tubuh ini berkisar antara 65-70% dari berat badan tubuh, dan
pada orang dewasa komposisi cairan tubuh berkisar antara 50-60% dari berat
badan tubuh.
Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang (tidak ada), dan warna feses
berubah menjadi kehijau – hijauan karena bercampur empedu.
1) Jika intake air terlalu banyak, maka tubuh akan mengurangi sekresi ADH
(hormon anti diuretik) dari hipofisis posterior. Sehingga, terjadi penurunan
dalam reabsorbsi air di tubulus distal dan haluaran urine akan meningkat.
2) Dengan adanya peningkatan pada volume plasma, maka venous return juga
meningkat yang menyebabkan peregangan dinding atrium kanan. Regangan ini
akan merangsang pelepasan Atrial Natriuretic Peptide (ANP) dan terjadilah
peningkatan pengeluaran natrium dan air lewat urine.
3. Asupan Cairan
4. Pengeluaran/Haluaran Cairan
2) Kulit. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.Zat terlarut utama dalam keringat
adalah natrium, klorida, dan kalium. Kehilangan keringat yang nyata dapat
bervariasi dari 0 sampai 1000 ml atau lebih setiap jam, tergantung pada suhu
lingkungan. Kehilangan air yang terus menerus melalui evaporasi (kurang
lebih 600 ml/hari) terjadi melalui kulit sebagai perspirasi tidak– kasat mata
(Smeltzer & Bare, 2002).Insensible Water Loss (IWL) merupakan kehilangan
3) Paru-paru. Saat kita melakukan ekspirasi, tidak hanya CO2 yang kita keluarkan,
tetapi unsur air juga ikut keluar bersama karbondioksida. Jika kita
menghembuskan napas di depan kaca, maka kaca tersebut akan mengembun.
Itulah sebagai bukti bahwa udara ekspirasi mengandung air.IWL dari udara
pernapasan sekitar 400 ml setiap harinya.Akan tetapi, jumlah tersebut bisa
meningkat terkait perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
- Output/cairan keluar: feses dan urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang
kateter maka hitung dalam ukuran di urobag.
- IWL (Insensible Water Loss): jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit dihitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
1) Usia
2) Temperatur
3) Diet
4) Stres
5) Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan
kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan
sistem dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan hormonal, yang dapat
mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan (Alimul, 2006).
Diare didefenisikan sebagai pasase feses cair lebuh dari tiga kali dalam
sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses. Secara
Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat.Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal –
oral melalui makanan dan minuman yang tercemar.Diare cair akut menyebabkan
dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,
bahkan kematian yang di sebabkan oleh dehidrasi.
1. Pengkajian
2. Analisa Data
Dehidrasi ringan
Gangguan volume cairan:
kurang dari kebutuhan
tubuh
3. Rumusan Masalah
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 Bulan
Status Perkawinan :-
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Jln. Saudara, gg. Kelapa, Perumahan kelapa asri
Tanggal Pengkajian :31 Mei 2016
B. Tanda-tanda vital
- Suhu Tubuh : 380C.
- Tekanan Darah :-
- Nadi : 150 x/menit.
- Pernafasan : 40 x/menit.
- PB : 67,5cm.
- BB : 7,6Kg.
Leher
- Posisi trakhea : Simetris.
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan.
- Suara : Nyaring.
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.
- Vena jugularis : Teraba.
- Denyut nadi karotis : Teraba.
Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : Bersih.
- Kehangatan : Hangat.
- Warna : Agak Pucat.
- Turgor : turgor kulit kembali normal dalam 1-2
detik.
- Kelembapan : Lembab.
- Kelainan pada kulit : Tidak ada.
Pemeriksaan Thoraks/Dada
- Inspeksi : Pengembangan dada simetris.
- Pernafasan : Frekuensi (reguler)dan Irama (vesikuler).
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada.
Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitas
- Kesimetrisan : simetris.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data diatas ditemukan 1 diagnosa
keperawatan utama yaitu: Gangguan volume cairan: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan intake cairan ditandai
dengan Ny. S mengatakan bahwa ia memberikan susu formula kepada An. A dan 3
jam kemudian setelah minum susu An. A mencret dan muntah. An. A mencret
selama 2 hari sebelum masuk RS. Frekuensi mencret 5 kali dalam 24 jam, dengan
konsistensi cair dan sedikit ampas.
6. Evaluasi
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian yang dilakukan kepada An.A didapatkan Data Subjektif: Ny.
S mengatakan bahwa ia memberikan susu formula kepada An. A dan 3 jam
kemudian setelah minum susu An. A mencret dan muntah. An. A mencret
selama 2 hari sebelum masuk RS. Frekuensi mencret 5 kali dalam 24 jam,
dengan konsistensi cair dan sedikit ampas.Data Objektif: An. A tampak
lemah dan rewel,mukosa bibir kering. An. A tampak gelisah, dan mata An.
A cekung .
2. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa diatas ditemukan 1 diagnosa
keperawatan utama yaitu: Gangguan volume cairan: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan mekanisme
pengaturan intake cairan ditandai dengan Ny. S mengatakan bahwa ia
memberikan susu formula kepada An. A dan 3 jam kemudian setelah
minum susu An. A mencret dan muntah. An. A mencret selama 2 hari
sebelum masuk RS. Frekuensi mencret 5 kali dalam 24 jam, dengan
konsistensi cair dan sedikit ampas.
3. Setelah intervensi asuhan keperawatan disususn, penulis melakukan
implementasi sesuai dengan intervensi tersebut. Selain itu penyusun juga
menyusun intervensi yang tidak ada diimplementasi pemberian agens
mikroba sesuai ketentuan untuk mengobati patogen khusus yang
menyebabkan kehilangan cairan berlebihan. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan penulis mengenai intervensi tersebut. Mengukur tanda tanda
vital selalu dilakukan pada saat melakukan implemntasi, meskipun tidak
tercantum dalam susunan intervensi yang telah disusun sebelumnya.
4. Evaluasi yang dilaksanakan selama dua hari masalah keperawatan belum
teratasi karena klien belum mampu mencukupi asupan kebutuhan cairan
secara adekuat.
Saran dari penulis setelah menyusun karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagi Keluarga
Keluarga adalah orang terdekat dari klien, diharapkan dapat saling bekerja
sama dalam menemukan intervensi paling tepat dan dapat membantu klien untuk
mengatasi masalah gangguan volume cairan: kurang dari kebutuhan tubuh.
Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Patricia & Perry, Anne. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 8-Buku
2. Jakarta: EGC
Potter, Patricia & Perry, Anne. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 8-Buku
3. Jakarta: EGC
Hari/
Pukul Implementasi evaluasi
Tanggal
Selasa, 31 08.00 1. Melakukan pengkajian Subjektif:
Mei 2016 14.00 Ny. S mengatakan
kepada klien
WIB
bahwa anaknya
2. Mengkaji tanda – tanda vital
masih rewel dan
dan turgor kulit klien untuk
gelisah, setiap diberi
mengetahui
ASI muntah.
perkembangannya
Objektif:
3. Memberikan larutan
An. A tampak lemas.
rehidrasi oral dengan 100
Mukosa bibir
mg air hangat, 1 sendok teh
tampak kering.
gula, ¼ sendok teh garam,
Hasil pengukuran
diberikan sedikit demi
TTV:
sedikit apabila anak muntah.
HR : 150 x/menit
4. Mengganti popok klien
RR : 40 x/menit.
apabila klien BAB dan
Temp: 38oC.
BAK.
Assessment:
5. Membersihkan bokong klien
Masalah belum
setelah mengganti popok
Teratasi.
klien.
6. Memberikan keadaan yang
Planning:
nyaman pada bokong untuk
Intervensi
mencegah agar tidak terjadi
dilanjutkan.
kemerahan.
7. Kolaborasikan dengan status
klien tentang pemasukan
dan pengeluaran cairan.