Anda di halaman 1dari 87

Tugas Pribadi E-Learning 4

Rabu, 14 April 2020

MAKALAH

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

“Assesment Penalaran”

OLEH :
LAURA ALIYAH AGNEZI (19175006)

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika
dengan judul “Assensment Penalaran”.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun


dengan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, MS., dan Dr.
Fatni Mufit, S.Pd, M.Si.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.


Maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Padang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3
D. Manfaat Penulisan...................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................4
A. Landasan Pemikiran................................................................................4
B. Pengertian Asesmen.................................................................................8
C. Tujuan Asesmen dalam Proses dan Hasil belajar..................................9
D. Prinsip Asesmen Proses dan Hasil belajar..........................................10
E. Asesmen Penalaran................................................................................13
F. Bentuk Asesmen Penalaran...................................................................13
G. Dasar Pemikiran Asesmen Penalaran..................................................14
H.Bentuk-bentuk Mengases Hasil Belajar dalam Pembelajaran
Fisika.........................................................................................................30
BAB III PEMBAHASAN................................................................................46
A. Matrik Pengertian Asesmen..................................................................46
B. Matrik Tujuan Asesmen........................................................................46
C. Matrik Asesmen Penalaran...................................................................48
D. Matrik Dasar Pemikiran Asesmen Penalaran.....................................50
E. Contoh Soal.............................................................................................54
F. Bentuk-bentuk Mengases Hasil Belajar dalam Pembelajaran
Fisika........................................................................................................63
BAB IV.............................................................................................................82
A. Kesimpulan.............................................................................................82
B. Saran.......................................................................................................82

ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................83

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia pendidikan, kurikulum sangat penting karena merupakan


penyangga terlaksananya sebuah proses belajar mengajar di kelas. Proses
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas akan berjalan dengan lancar,
kondusif, interaktif apabila kurikulum benar-benar dijadikan pedoman atau
penyangga sebuah proses pembelajaran. Pendidikan di Indonesia saat ini
menerapkan kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Di dalam proses
pembelajaran asesmen digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik. Kategori rancangan asesmen yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku
adalah di antaranya ialah asesmen yang berbasis pada penalaran.

Asesmen yang berbasis penalaran ini sangat penting karena dapat melatih
peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir seseorang harus
dilatih sejak usia sekolah, jika pada saat usia tersebut seseorang mendapat latihan
berpikir tingkat tinggi, maka seseorang akan terbiasa berpikir tingkat tinggi
sehingga daya pikirnya juga tinggi, begitu sebaliknya ketika usia tersebut
seseorang mendapat latihan berpikir tingkat rendah maka daya pikirnya juga
rendah. Maksud dari kemampuan berpikir tersebut ialah kemampuan
menggunakan daya pikirnya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Hal ini
berkaitan erat dengan salah satu karakteristik pembelajaran Fisika, yaitu
penyelesaian masalah seputar gejala alam dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi telah menjadi salah satu prioritas dalam
pembelajaran Fisika. Tuntutan kompetensi pengetahuan, bahwa peserta didik
diharapkan mampu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

1
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan. Begitu juga pada kompetensi inti, keterampilan peserta didik
diharapkan mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

Pada praktiknya, penilaian berbasis penalaran bukan hal yang mudah


dilakukan oleh guru, perlu persiapan yang matang dan guru harus betul-betul
menguasai materi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa guru
Fisika di lapangan dapat disimpulkan bahwa ternyata di lapangan guru-guru
Fisika sudah menyadari pentingnya asesmen berbasis penalaran. Namun pada
pelaksanaannya asesmen yang dilakukan oleh guru ternyata belum dapat
megembangkan kemampuan penalaran peserta didik secara optimal.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan penalaran peserta didik


diperlukan kemampuan untuk membuat hubungan antara pengalaman dan
pengetahuan agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis menyusun sebuah makalah yang akan
membahas tentang bagaimana seorang guru dapat merancang penilaian yang
mampu meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik dan penerapannya
dalam pembelajaran Fisika.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Bagaimana bentuk-bentuk asesmen penalaran dalam pembelajaran fisika?

2. Bagaimana merancang asesmen penalaran pembelajaran fisika?

3. Bagaimana bentul-bentuk mengases hasil belajar dalam pembelajaran fisika?

4. Bagaimana merancang bentul-bentuk mengases hasil belajar dalam


pembelajaran fisika?

2
C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Menjelaskan tentang bentuk-bentuk asesmen penalaran.

2. Mengetahui rancangan asesmen penalaran

3. Menjelaskan bentul-bentuk mengases hasil belajar dalam pembelajaran fisika?

4. Mengetahui bentul-bentuk mengases hasil belajar dalam pembelajaran fisika?

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk guru.
2. Membantu peserta didik memahami tentang bagaimana pelaksanaan evaluasi
dalam pendidikan.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Pemikiran

1. Landasan Religius
a. Q.S Al Ankabut ayat 2-3
Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam
pencapaian hasil yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan
pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang evaluasi pendidikan, akan
dipaparkan tafsiran surat al-ankabut ayat 2-3 tentang evaluasi pendidikan.

Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 2-3:

)2( َ‫يُ ْفتَنُون‬  ‫اَل‬ ‫ َو ُه ْم‬ ‫آَ َمنَّا‬ ‫يَقُولُوا‬  ْ‫أَن‬ ‫يُ ْت َر ُكوا‬  ْ‫أَن‬ ‫اس‬ ُ َّ‫الن‬ ‫س َب‬ ِ ‫أَ َح‬
َ   َ‫الَّ ِذين‬ ُ ‫هَّللا‬  َّ‫فَلَيَ ْعلَ َمن‬ ‫قَ ْبلِ ِه ْم‬  ْ‫ ِمن‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫فَتَنَّا‬ ‫ َولَقَ ْد‬ 
)3( َ‫ا ْل َكا ِذبِين‬  َّ‫ َولَيَ ْعلَ َمن‬ ‫ص َدقُوا‬
Artinya: (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?(3) “Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta”.
Evaluasi itu perlu dilakukan, dengan mengingat akan sifat-sifat manusia itu
sendiri yaitu manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang suka
membantah dan ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak salah namun
mempunyai batas untuk sadar kembali. Tetapi di sisi lain manusia juga merupakan
makhluk terbaik dan termulia, yang dipercaya Allah untuk mengemban amanat
yang istimewa, yang diangkat sebagai khalifah di bumi dan yang telah diserahi
Allah apa yang ada di langit dan di bumi.
Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan hal-hal prinsipal bahwa
manusia itu ternyata memiliki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
tertentu, sehingga perlu diperbaiki baik oleh dirinya sendiri maupun pihak lain.
Namun manusia itu juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu sehingga

4
kemampuan tersebut perlu dikembangkan dan manusia mempunyai kemampuan
untuk mencapai posisi tertentu sehingga perlu dibina kemampuannya untuk
mencapai posisi tersebut. Dengan mengingat hal-hal tersebut, maka evaluasi
amatlah diperlukan, apalagi dalam proses pendidikan.
b. Q.S Al Mujadillah ayat 11
Guru adalah seorang pendidik sebagai insan yang mulia dan berjasa kerana
merekalah yang bertanggungjawab mendidik manusia bagi melahirkan generasi
Muslim yang beriman dan beramal soleh serta sanggup melaksanakan tugas
terhadap diri, keluarga, masyarakat dan negara. Guru dalam sejarah hidupnya
sentiasa menghargai kejayaan anak didiknya serta sanggup bekorban dan
melakukan apa sahaja untuk manfaat dan kesejahteraan orang lain. Dan agama
Islam sangat menghargai orang – orang yang berilmu pengetahuan
(guru/ulama),sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf
ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah dalam Q.S Al- Mujadillah ayat 11:

Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 
Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan
suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar
kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik

5
kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru
tetapi semakin lama semakin mandiri.

c. Q.S Al Baqarah ayat 284


Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai
pertanggung jawaban atas perbuatan mereka selama di dunia. Begitu juga
karakteristik test yang baik memiliki praktikabilitas yang mudah memeriksanya
dan memiliki petunjuk – petunjuk yang jelas. Allah SWT dengan kuasanya adalah
mudah bagi-Nya untuk memeriksa amalan hambaNya selama hidup di dunia.
Pentingnya ujian dalam kehidupan manusia.Seperti yang dijelaskan, bahwa hidup
dan mati sengaja diciptakan Allah swt sebagai ujian bagi setiap manusia, agar Dia
tahu siapa yang terbaik di antara mereka.

Surat al baqarah : 284

Artinya; “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. Dan jika kamu melahirkanapa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S Al-Baqarah : 284)

d. Q.S An-Nahl ayat 43


Pembelajaran dilakukan dengan berbagai tingkatan. Dimulai dari yang
rendah sampai pada tingkat analisis. Proses pemecahan masalah diawali dengan

6
proses menanya. Allah telah memerintahkan untuk bertanya melalui Q.S An-Nahl
ayat 43

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang


lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”

2. Landasan Yuridis
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah
menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Kemudian pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 juga telah
dijelaskan tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu berjumlah delapan buah:
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Dari delapan standar pendidikan
nasional, standar penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan dari
standar nasional pendidikan lainnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016


Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah menyatakan bahwa
pembelajaran dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu egiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Di dalam kegiatan inti terdapat pendekatan scientific yang dilakukan
melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diajarkan
harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan.

7
Permendikbud No 24 tahun 2016 lampiran 8 tentang KI dan KD Kurikulum
2013 mata pelajaran Fisika menyebutkan bahwa tujuan kurikulum mencakup
empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang standar penilaian menjelaskan


bahwa penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
B. Pengertian Asesmen

Asesmen adalah proses pengumpulan informasi guna membuat keputusan.


Pengertian asesmen menurut Widoyoko (2012: 3) adalah kegiatan menafsirkan
data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Asesmen juga memiliki terminologi khusus guna mendeskripsikan sekalian
aktivitas yang dikerjakan oleh pengajar untuk mendapatkan informasi tentang
pengetahuan, keterampilan dan sikap dari para pebelajar.  Asesmen dapat juga
didefinisikan sebagai suatu istilah umum yang meliputi belajar peserta didik
(observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian kemajuan
belajar (Abidin, 20014). Tindakan asesmen sangat erat kaitannya dengan
pengambilan keputusan.  Semakin meningkat jumlah peristiwa pengambilan
keputusan dari asesmen tentang nasib pebelajar, semakin serius konsekuensi dan
implikasinya dalam jangka panjang. Berdasarkan informasi tersebut guru akan
dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan
kenyataan objektif.

Sedangkan asesmen menurut Dariyanto (2010:130) adalah suatu proses


untuk menyimpulkan hasil pengukuran melalui analisis yang sistematis dengan
menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak cocok sesuai dengan
penilaian kriteria masing-masing. Sejalan dengan itu Trisnawaty dan Ibrahim
(2011) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa asesmen merupakan sarana
memperoleh informasi terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dan

8
memenuhi tujuan pembelajaran memungkinkan untuk mencakup seluruh
kompetensi peserta didik (sikap, pengetahuan dan keterampilan).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan
peserta didik dalam pembelajaran. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian
yang lebih dari seorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus
dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital (utama)
dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu (peserta didik) maupun
bagiorganisasi/ kelompok.

C. Tujuan Asesmen dalam Proses dan Hasil belajar

Menurut Uno dan Satria (2012) secara umum penilaian adalah suatu
tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan, yaitu mengukur
kemajuan, menunjang penyusuan rencana dan memperbaiki atau melakukan
penyempurnaan kembali. Selain itu dijelaskan pula tujuan asesmen oleh Sudjana
(2005) yaitu sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para peserta didik sehingga dapat diketahui


kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuh;
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para peserta didik
ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan;
c. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya;
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis asesmen
yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang
berkenaan dengan proses pembelajaran.

9
Sedangkan Balitbang Depdiknas (2006: 3) secara rinci menyatakan bahwa
tujuan asesmen proses dan hasil belajar adalah:

a.       Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses


pembelajaran berlangsung.

b.      Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

c.       Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami


peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

d.      Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,


kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

e.       Untuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.

f.       Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektivitas pendidikan.

Beberapa karakteristik asesmen yang menggambarkan tujuannya dalam


pembelajaran menurut Kusairi (2012) dalam jurnalnya antara lain adalah: (1)
Mengumpulan berbagai informasi tentang peserta didik dalam pembelajaran; (2)
Melakukan analisis dan interpretasi terhadap data dan informasi yang berhasil
dikumpulkan; (3) Menginterpretasi menghasilkan keputusan-keputusan tentang
pembelajaran; (4) Untuk dapat menindaklanjuti keputusan yang dihasilkan.

D. Prinsip Asesmen Proses dan Hasil belajar

Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen


pembelajaran adalah patokan yang harus dipedomani oleh guru dalam melakukan
asesmen proses dan hasil belajar. Ada beberapa prinsip dasar asesmen
pembelajaran yang harus dipedomani seperti berikut ini.

a.       Memandang asesmen dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga


penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.

10
b.      Mengembangkan tugas-tugas asesmen yang bermakna, terkait langsung
dengan kehidupan nyata.

c.       Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat asesmen sebagai


evaluasi diri siswa.

d.      Melakukan berbagai strategi asesmen di dalam program pembelajaran untuk


menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.

e.       Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

f.       Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam


pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

g.      Menggunakan teknik  dan instrument asesmen yang bervariasi. Asesmen


kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, proyek, dan pengamatan partisipasi peserta didik dalam proses
pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai.

h.      Melakukan asesmen secara berkesinambungan terhadap semua Standar


Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil dalam bentuk tes formatif dan sumatif.

           Disamping prinsip-prinsip seperti tersebut di atas, Balitbang Depdiknas


(2006 : 4) dan Slameto (2005) menyatakan bahwa dalam asesmen proses dan hasil
belajar, instrument asesmen harus memenuhi kriteria instrumen yang baik.
Kriteria tersebut yakni:

1. Sahih (Valid)
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan
penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi”. Apabila yang diukur sikap, tetapi
asesmen mengukur pengetahuan, maka asesmen tersebut tidak valid. Kesahihan
asesmen biasanya diukur dalam prosentase atau dalam derajat tertentu dengan alat
ukur tertentu.

11
2. Konsisten  (Reliable)
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan
yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan. Contoh, dalam menguji
kompetensi peserta didik dalam melakukan eksperimen di laboratorium. Sepuluh
peserta didik melakukan eksperimen dan masing-masing menulis laporannya.
Penilaian ini reliable jika guru dapat membandingkan taraf penguasaan sepuluh
peserta didik itu dengan kompetensi eksperimen yang dituntut dalam kurikulum.
Penilaian ini reliable jika tiga puluh peserta didik yang sama mengulangi
eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan hasilnya ternyata sama. Jika
alat asesmen yang sama dilakukan terhadap kelompok peserta didik yang sama
beberapa kali dalam waktu yang berbeda-beda atau situasi yang berbeda-beda,
memberikan hasil yang sama, maka asesmen dinyatakan ajeg.

3. Objektif
Objektif dalam konteks penilaian adalah bahwa proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif
dari guru. Dalam implementasinya, penilaian harus dilaksanakan secara objektif.
Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,
menggunakan bahasa yang dapat dipahami peserta didik, dan menerapkan kriteria
yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor). Asesmen
dikatakan objektif jika tidak mendapat pengaruh subjektif dari pihak penilai.

4. Komprehensif
Asesmen proses dan hasil belajar hendaknya menyeluruh, mengases semua
ranah kompetensi peserta didik, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Dengan menggunakan beragam teknik dan instrumen asesmen, sehingga mampu
menggambarkan profil kompetensi peserta didik secara utuh.

5. Mendidik

12
Asesmen dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

E. Asesmen Penalaran

Hakikat penalaran atau reasionoing dijelaskan oleh Pariangan (2016)


dalam jurnalnya bahwa penalaran merupakan aktivitas atau proses-proses
berpikir. Proses berpikir merupakan seperangkat operasi mental yang
meliputi; pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penelitian. Reasoning
merupakan bagian bepikir yang berada diatas level retention atau recall.

Sedangkan pengertian penalaran menurut Tim Balai Pustaka (Suratman,


2005), istilah penalaran mengandung tiga pengertian, yaitu:

a. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis.


b. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan
dengan perasaan atau pengalaman.
c. Proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran adalah suatu cara berpikir manusia yang mampu mengaitkan
suatu ide dengan pemikiran lain yang tidak hanya ada di fisika tetapi juga dalam
ilmu pengetahuan lain dan kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh
Kusumah (Yuniarti, 2007) mengungkapkan bahwa penalaran adalah cara berpikir
yang memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat dan
aturan yang telah diakui kebenarannya dengan menggunakan langkah-langkah
hingga mencapai suatu kesimpulan.

Jadi, Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang


dilakukan secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan
pengetahuan agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.

13
F. Bentuk Asesmen Penalaran

Kemampuan penalaran dapat dievaluasi melalui beberapa bentuk asesmen,


yaitu:
1. Selected Respons Assessment
Asesmen ini dapat menilai beberapa bentuk penalaran.
2. Essay Assessment
Asesmen ini menuntut deskripsi dalam bentuk penulisan dari solusi
permasalahan kompleks yang memberikan pemikiran ke arah penalaran.
3. Performance Assessment
Melalui asesmen ini, peserta didik dapat diamati langsung saat mereka
menyelesaikan suatu permasalahan atau menguji suatu produk, dan menarik
kesimpulan melalui keterampilan penalaran peserta didik.
4. Personal Communication
Asesmen ini melatih peserta didik untuk menyampaikan pemikirannya secara
lisan atau dapat diberikan pertanyaan balik mengenai penalarannya terhadap
suatu hal.
G. Dasar Pemikiran Asesmen Penalaran

Nuryani Rustaman menyatakan bahwa kerangka dalam asesmen penalaran


terdiri dari Taksonomi Bloom, Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan
dimensi pembelajaran Marzano. Masing-masing dasar pemikiran tersebut akan
diuraikan selanjutnya.

1. Taksonomi Bloom
Secara umum, Bloom menyatakan klasifikasi kemampuan hasil belajar
terbagi menjadi:

a. Ranah Kognitif
Merupakan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

14
b. Ranah Afektif
Berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan
terhadap suatu obyek

c. Ranah Psikomotor
Kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan
(berkaitan dengan gerak fisik).

Berdasarkan klasifikasi dari kemampuan hasil belajar tersebut, penalaran


termasuk pada ranah kognitif. Pada tahun 1956, Benjamin Bloom menulis
“Taxonomy atas Tujuan Pendidikan: Domain Kognitif”, dan sejak saat itu
deskripsi dari enam tingkat proses berpikir yang dibuatnya dengan segera
diadaptasi serta digunakan dalam berbagai macam ragam konteks. Daftar atas
proses kognitif yang dibuatnya, disusun dan diurutkan dari yang paling sederhana,
mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki, sampai dengan yang paling
rumit, yaitu memutuskan nilai dan manfaat dari suatu gagasan. Tabel 1
menunjukkan tingkat pemikiran yang pada awalnya dikemukakan Bloom :

Tabel 1. Taksonomi Bloom awal


Tahap Definisi Kata Kunci
Pemikiran
Pengetahuan Mengingat kembali Identifikasi, deskripsi, nama,
informasi label, pengenalan,
reproduksi, menyertai,
mengikuti
Pemahaman Pemahaman terhadap Ringkasan, mengubah,
makna, interpretasi dari mempertahankan,
sebuah konsep mengartikan, interpretasi,
pemberian contoh
Penerapan Penggunaan dari informasi Membangun, membuat,
atau konsep dalam suatu model, perkiraan, prediksi,
situasi yang baru persiapan

15
Analisis Memecah informasi atau Membandingkan, memecah,
konsep ke dalam beberapa membedakan, memilih,
bagian untuk memisahkan
menjadikannya lebih mudah
dipahami
Sintesis Menggabungkan beberapa Kategorisasi, generalisasi,
gagasan secara bersama rekonstruksi
untuk membentuk sesuatu
yang baru
Evaluasi Memutuskan nilai dan Meninjau, kritik, menilai,
manfaat argumentasi, dukungan

Sebagaimana model teoretik lainnya, taksonomi yang dibuat oleh Bloom


memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekuatan terbesarnya adalah taksonomi
tersebut mengangkat topik yang sangat penting mengenai proses berpikir dan
menempatkan sebuah struktur di seputar topik tersebut yang bermanfaat bagi para
praktisi. Banyak guru yang memiliki pertanyaan seputar belajar dan mengajar
terangsang untuk menghubungkannya dengan berbagai tingkat dari taksonomi
yang dibuat oleh Bloom, dan dapat dipastikan menjadikan guru-guru tersebut
bekerja lebih baik, khususnya dalam mendorong terwujudnya kemampuan
berpikir dengan tingkat keteraturan yang lebih tinggi.

Pada tahun 1999, Lorin Anderson bersama dengan beberapa rekan kerjanya
menerbitkan sebuah versi terbaru dari taksonomi Bloom yang mempertimbangkan
jangkauan yang lebih luas dari berbagai faktor yang berdampak pada kegiatan
pembelajaran. Taksonomi yang diperbaharui ini berusaha memperbaiki beberapa
kekeliruan yang ada pada taksonomi yang asli. Tidak seperti versi 1956,
taksonomi yang baru membedakan antara “tahu tentang sesuatu” (knowing what),
isi dari pemikirannya itu sendiri, dan “tahu tentang bagaimana melakukannya”
(knowing how), sebagaimana prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah. Oleh karena itu, dimensi proses kognitif atas perbaikan taksonomi yang

16
dibuat oleh Bloom tersebut, sebagaimana versi aslinya, memiliki enam kecakapan
seperti Tabel 2.

Tabel 2. Taksonomi Bloom Terbaru


Tahap Definisi Kata Kunci
Pemikiran
Mengingat pengenalan kembali dan mengenali, memanggil ulang
(remembering) memanggil ulang (recall)
informasi yang sesuai dari
ingatan jangka panjang
Memahami kemampuan untuk mengartikan dan memaknai
(understanding mengartikan dan memaknai sendiri, mencontohkan,
) dari bahan pendidikan, membuat klasifikasi, meringkas,
seperti bahan bacaan dan menyimpulkan,
penjelasan guru membandingkan, menjelaskan
Menerapkan mengacu kepada penggunaan mengeksekusi / melaksanakan,
(applying) sebuah prosedur yang telah menerapkan
dipelajari baik dalam situasi
yang telah dikenal maupun
pada situasi yang baru
Menganalisis memecah pengetahuan membedakan,
(analyzing) menjadi bagian-bagian kecil mengorganisasikan,
dan memikirkan bagaimana
memberikan atribut
bagian-bagian tersebut
berhubungan dengan struktur
keseluruhan seutuhnya

Evaluasi mencakup pemeriksaan memeriksa, mengkritisi


(checking) dan pengritisian
(evaluating)
(critiquing)
Menciptakan melibatkan usaha untuk membangkitkan, merencanakan,
(creating) meletakkan berbagai hal

17
secara bersama untuk menghasilkan
menghasilkan suatu
pengetahuan baru

2. Norris-Ennis’s Framework
Menurut Norris-Ennis Framework dalam Stiggin (1994) terdapat dua belas
indikator keterampilan kritis yang dikelompokkan dalam lima aspek keterampilan
berpikir kritis seperti di tunjukkan pada Tablel 3:
Tabel 3. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Norris Ennis

Keterampilan berpikir kritis Sub keterampilan berpikir kritis

1. Memberikan 1. memfokuskan pertanyaan


penjelasan sederhana (elementary 2. menganalisis argumentasi
clarification) 3. bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan pertanyaan yang
menantang
2. Membangun 1. Mempertimbangkan kredibilitas
keterampilan dasar (basic (kriteria suatu sumber)
support) 2. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
3. Meyimpulka 1. Membuat dedukasi dan
n (inference) mempertimbangkan hasil dedukasi
2. Membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi
3. Membuat dan mempertimbangkan
nilai keputusan
4. Membuat penjelasan lebih lanjut 1. Mendefenisikan istilah,
(advanced clarification) mempertimbangkan defenisi
2. Mengidentifikasi asumsi
5. Strategi dan taktik (strategies and 1. Memutuskan suatu tindakan
tactics) 2. Berinteraksi dengan orang lain

18
3. Marzano’s Dimension of Learning
Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, telah mengusulkan
apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan” (2000).
Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah
digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan berpikir yang
dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas,
yang mempengaruhi bagaimana siswa berpiki, dan menghadirkan teori yang
berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para
siswanya.

Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan
Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar.
Ketiga system tersebut adalah Sistem-Diri (Self-System), Sistem Metakognitif,
dan Sistem Kognitif. Sewaktu berhadapan dengan pilihan untuk memulai tugas
baru, Sistem-Diri memutuskan apakah melanjutkan kebiasaan yang dijalankan
saat ini atau masuk dalam aktivitas baru; Sistem Metakognitif mengatur berbagai
tujuan dan menjaga tingkat pencapaian tujuan-tujuan tersebut; Sistem Kognitif
memroses seluruh informasi yang dibutuhkan, dan Domain Pengetahuan
menyediakan isinya.

Dimensi belajar pertama kali diperkenalkan oleh Robert J. Marzano tahun


1992 dalam bukunya yang berjudul A different Kind of Classroom. Ada lima
dimensi belajar yang dikemukakan MArzano (1992), yaitu:

a. Sikap dan persepsi (attitude dan perceptions)


b. Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (acquire and integrate
knowledge)
c. Mengembangkan dan menghaluskan pengetahuan (extend and refine
knowledge)
d. Menggunakan pengetahuan secara bermakna (use knowledge meaningfully)
e. Kebiasaan berpikir produktif (productive habits of mind)

19
Kelima dimensi belajar yang telah disebutkan diatas saling berhubungan
satu sama lain dan tidak dapat berjalan dalam keadaan terpisah. Dimensi pertama
dan kelima merupakan dasar untuk menjalankan dimensi kedua, ketiga, dan
keempat. Jika peserta didik memiliki sikap persepsi negatif terhadap
pembelajaran, maka proses belajar yang meliputi dimensi dua, tiga dan empat
pada peserta didik a tidak akan berjalan dengan baik. Sebaliknya bila peserta didik
memiliki sikap dan persepsi positif maka peserta didik akan belajar lebih banyak
dan hal-hal yang terkait dengan dimensi dua, tiga dan empat dapat dilaksanakan
dengan baik. Demikian halnya bila peserta didik telah terbiasa berpikir secara
produktif, maka proses belajar pada diri siswa akan terfasilitasi. Dimensi belajar
tersebut saling berinteraksi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Dimensi belajar

Tugas utama peserta didik adalah “mengumpulkan dan mengintegrasikan


pengetahuannya” (acquiring and integrating knowledge) pada dimensi kedua.
Melalui dimensi ini peserta didik harus dapat mengintegrasikan pengetahuan baru
dan keterampilan-keterampilan yang telah diketahuinya. Di sini terjadi proses
subjektif berupa interaksi dari informasi lama dan informasi baru. Kemudian
sejalan proses waktu, peserta didik mengembangkan pengetahuan barunya
melalui kegiatan yang membantu siswa “memperluas dan menghaluskan
pengetahuannya” (extending and refining knowledge) pada dimensi ketiga, dan
pada akhir tujuan pembelajaran, peserta didik dapat “menggunakan

20
pengetahuan dengan cara bermakna” (Using Knowledge Meaningfully) (dimensi
keempat). Seperti yang terlihat dalam Gambar 1, dimensi kedua, ketiga dan
keempat bekerja seperti konsep, satu sama lain tidak terpisahkan. Kelima dimensi
belajar ini membentuk kerangka yang dapat digunakan untuk mengorganisasi
kurikulum, instruksi pembelajaran dan asesmen.

Marzano (1993) membagi habits of mind ke dalam tiga kategori yaitu: self
regulation, critical thinking dan creative thinking. Self regulation meliputi: (a)
menyadari pemikirannya sendiri, (b) membuat rencana secara efektif, (c)
menyadari dan menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, (d)
sensitif terhadap umpan balik dan (e) mengevaluasi keefektifan tindakan.
Critical thinking meliputi: (a) akurat dan mencari akurasi, (b) jelas dan mencari
kejelasan, (c) bersifat terbuka, (d) menahan diri dari sifat impulsif, (e)
mampu menempatkan diri ketika ada jaminan, (f) bersifat sensitif dan tahu
kemampuan temannya. Creative thinking meliputi: (a) dapat melibatkan diri
dalam tugas meski jawaban dan solusinya tidak segera nampak, (b) melakukan
usaha semaksimal kemampuan dan pengetahuannya, (c) membuat, menggunakan,
memperbaiki standar evaluasi yang dibuatnya sendiri, (d) menghasilkan cara baru
melihat situasi yang berbeda dari cara biasa yang berlaku pada umumnya.

Habits of mind memerlukan banyak keterampilan majemuk, sikap,


pengalaman masa lalu dan kecenderungan. Hal ini berarti bahwa kita menilai satu
pola berpikir terhadap yang lainnya. Oleh karena itu hal tersebut menunjukkan
bahwa kita harus memiliki pilihan pola mana yang akan digunakan pada waktu
tertentu. Termasuk juga kemampuan apa yang diperlukan untuk mengatasi
sesuatu di lain waktu, sehingga habits of mind dijabarkan sebagai beriku.
Pertama, value, memilih menggunakan pola perilaku cerdas daripada pola lain
yang kurang produktif; (b) Inclination, kecenderungan, perasaan dan tendensi
untuk menggunakan pola perilaku cerdas; (c). Sensitivity, tanggap terhadap
kesempatan dan kelayakan menggunakan pola perilaku; (d) Capability, memiliki
keterampilan dasar dan kapasitas dalam hubungannya dengan perilaku; (e)

21
Commitment adalah secara konstan berusaha untuk merefleksi dan meningkatkan
kinerja pola perilaku cerdas (Costa & Kallick, 2000a; Costa & Kallick, 2000b).

4. Quellmalz’s Framework
Quellmalz (1987) memberikan kita visi lain yang sangat baik dari proses
penalaran. Proses berfikir yang dikemukan oleh Quellmalz relatif sederhana,
gamblang, sangat mudah untuk dianalisa dan dipakai oleh guru dan peserta didik.
Setelah mengkaji kerangka kerja pendidikan, psikologi dan kerangka filsafat yang
disajikan dalam literatur profesional selama beberapa dekade, Quellmalz
menemukan bahwa hal-hal tersebut memiliki elemen-elemen dasar: ingatan
(recall), analisa (analysis), perbandingan (comparison), kesimpulan (inference),
dan penilaian (evaluation).
Dari semua uraian yang dipelajari, dilaporkan bahwa pengoperasian prinsip
dalam belajar tidak ada yang isinya bebas berfikir, semua penalaran dan
pemecahan masalah bersumber dari dasar ilmu pengetahuan. Tanpa pengetahuan
prasyarat, tidak ada masalah yang dapat diselesaikan. Sehingga dimulai dengan
mengingat (recall) sebagai masukan pertama dalam kerangka kerja Quellmalz.
Stiggins (1988) mengemukakan kerangka pemikiran Quellmalz tentang penalaran
seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Quellmalz Framework of Thinking Skills (Stiggins, et.al, 1988)
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
Mengingat Kebanyakan Definisi, daftar, Dapatkah Knowledge
(recall) pertanyaan dari label, nama, kamu and
kategori ini identitas, siapa, mengemukaka comprehen
mengharuskan apa, kapan. n kembali atau sion
untuk mengingat memparafrase
atau mengenal pengetahuan

22
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
fakta-fakta yang penting?
penting, definisi,
konsep, aturan,
dan prinsip.
Pertanyaan
“mengingat”
mengharuskan
siswa untuk
mengulang kata
demi kata atau
menguraikan
informasi yang
diberikan
dengan kata-kata
sendiri. Untuk
mengingat
informasi, siswa
harus sering
berlatih dan
menghubungkan
satu konsep
dengan konsep
yang lain.

23
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom

Analisis Pada kategori Menganalisis, Apa saja hal- Analysis


(analysis) ini, siswa memutuskan, hal /
membagi hubungan, komponen-
keseluruhan bagaimana komponen/ele
elemen menjadi sesuatu men-elemen
beberapa beroperasi, yang penting
komponen- bagaimana dan
komponen. sesuatu bagaimana
Memahami digunakan, hubungan
hubungan antara memberikan antara satu
keseluruhan dan contoh. dengan
bagian- lainnya?
bagiannya dan
antara sebab dan
akibat;
menyortir dan
mengkategorika
n; memahami
bagaimana suatu
proses dan
bagaimana
bagian dari
sesuatu cocok
satu sama lain;
memahami

24
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
hubungan
kausal,
mendapatkan
informasi dari
chart, grafik,
diagram, dan
peta. Analisis
lebih dari
sekedar
mengulang
hafalan;
sebaliknya,
analisis
melibatkan
penyusunan
ilmu
pengetahuan
secara reflektif
dan dengan cara
yang baru.

Perbandin Pertanyaan pada Membandingkan Bagaimana Analysis


gan kategori ini , hal-hal ini
(comparis mengharuskan memperlihatkan sama atau
on) siswa untuk perbedaan,

25
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
mengenal atau menghubungkan berbeda?
menjelaskan , membedakan.
persamaan dan
perbedaan.
Perbandingan
sederhana
didasarkan pada
satu atau
beberapa sifat
yang lebih
nyata,
sedangkan
perbandingan
kompleks
memerlukan
identifikasi yang
lebih luas dari
sejumlah
karateristik
tentang suatu hal
yang ingin
dibandingkan.
Perbandigan
dimulai dengan
keseluruhan/seb
agian hubungan

26
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
dalam kategori
analisis dan
membawanya ke
tahapan
selanjutnya.

Penarikan Jenis pertanyaan Hipotesis, Mengingat apa Application


kesimpula pada kategori ini sintesis, yang anda and
n terdiri dari penggunaan ketahui, apa synthesis
(inference penalaran secara fakta, yang akan
) induktif atau menggunakan terjadi jika kita
deduktif. Dalam aturan, melakukan
tugas deduktif, menggeneralisas sesuatu berikut
penalaran siswa ikan, ini?
dimulai dari menciptakan,
generalisasi ke menduga,
pemisalan memprediksi,
spesifik dan menyimpulkan,
diminta untuk menggunakan,
mengenalkan memecahkan.
atau
menjelaskan
fakta-fakta.
Dalam tugas
induktif, siswa

27
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
diberi pemisalan
atau uraian dan
mampu
menghubungkan
dan
mengintegrasika
n informasi
untuk menuju ke
generalisasi.

Penilaian Kategori ini Mempertimbang Menurut Synthesis


(evaluatio menuntut siswa kan, pendapatmu, and
n) untuk mengevaluasi, yang mana evaluation
mengungkapkan solusi terbaik, yang akan
dan membenarkan, menjadi
mempertahanka mempertahanka tindakan yang
n pendapat. n, mengkritik. terbaik?
Tugas menilai Mengapa?
mengharuskan
siswa untuk
mempertimbang
kan kualitas,
kredibilitas,
manfaat atau
kegunaan
menggunakan

28
Persamaan
dengan
Contoh
Kategori Definisi Kata Kunci Kategori
Penyelidikan
Taksonomi
Bloom
kriteria yang
telah ditetapkan
dan menjelaskan
bagaimana
kriteria tersebut
cocok atau tidak.

Berdasarkan keempat dasar pemikiran para ahli tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa penalaran merupakan suatu keterampilan berpikir dengan
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan,
rencana, dan lainnya. Tingkatan penalaran dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Analisis
Kata kunci: Komponen, bagian, unsur, urutan logis, langkah-langkah, ide
pokok, uraian pendukung, membedah, menentukan, urutan.
2. Menyamakan/ membedakan
Kata kunci: Membedakan antara serupa dan berbeda, membedakan antara
kemiripan dan pertentangan, mensejajarkan.
3. Sintesis
Kata kunci: menggabungkan, mencampurkan, memformulasikan,
mengorganisasi, mengadaptasi, memodifikasi
4. Klasifikasi
Kata kunci: mengelompokkan, memisahkan, menggolongkan, memberikan
contoh
5. Menduga dan menarik kesimpulan
Kata kunci: menerjemahkan, implikasi, menggambarkan kesimpulan,
memprediksi, menghipotesis, mengeneralisasi

29
6. Evaluasi
Kata kunci: membenarkan, mendukung opini, berpikir kritis, menghargai,
mengkritik, berdebat, mempertahankan, membantah, mengevaluasi,
mengadili, dan membuktikan.
H. Bentuk-bentuk Mengases Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika

Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai


kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Cara yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi Sikap

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku
atau tindakan yang diharapkan.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta
didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya,
dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

a. Observasi

Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui


pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun
secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait
dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama
proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri,
rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli
lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar
sekolah selama perilakunya dapat diamati guru.

30
Contoh : Format Pengamatan sikap dalam Laboratorium Fisika

Aspek yang dinilai Keterangan

No Nama Rasa
Bekerjasam Peduli
Ingin Disipilin
a Lingkungan
Tahu
1 Abdul
Somad
2 Bunga
3 …
Sumber: (Permendikbud No. 104 Tahun 2014)

Catatan:

Kolom aspek sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:

4= sangat baik
3= baik
2 = cukup
1= kurang
b. Penilaian diri (self assessment)

Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan


(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian
diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran
dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri
(autonomous learning).

Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri


terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria
yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas
perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

2) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.

31
3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala
penilaian.

Contoh : Format penilaian diri untuk aspek sikap

Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok


Nama :

Nama-nama anggota kelompok :

Kegiatan kelompok :

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d 6, isilah dengan angka
rentangan 4 sampai 1 di depan tiap pernyataan:

4 : selalu 2 : kadang-kadang

3 : sering 1 : tidak pernah

1 --- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan

2 --- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu

3--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan

4 --- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya

5 Selama kerja kelompok, saya …

--- mendengarkan orang lain

--- mengajukan pertanyaan

--- mengorganisasi ide-ide saya

--- mengorganisasi kelompok

32
--- mengacaukan kegiatan

--- melamun

6 Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?

-------------------------------------------------------------------
Sumber : (Permendikbud No. 104 Tahun 2014)
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek
sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek
keterampilan dan pengetahuan.

c. Penilaian Teman Sebaya (Peer Assessment)

Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik


penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh
peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya. Format yang
digunakan untuk penilaian sejawat dapat menggunakan format seperti
contoh pada penilaian diri.

Contoh : Format penilaian teman sebaya

Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
1. Teman saya berkata benar, apa adanya
kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan sendiri tugas-
tugas sekolah
3 Teman saya menaati peraturan (tata tertib)
yang diterapkan
4 Teman saya memperhatikan kebersihan
diri sendiri

33
5 Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olah raga,
laboratorium yang sudah selesai dipakai
ke tempat penyimpanan semula
6 Teman saya terbiasa menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
7 Teman saya terbiasa menyelesaikan tugas
tepat waktu apabila diberikan tugas oleh
guru
8 Teman saya berusaha bertutur kata yang
sopan kepada orang lain
9 Teman saya berusaha bersikap ramah
terhadap orang lain
10 Teman saya menolong teman yang sedang
mendapatkan kesulitan
11 ……
Sumber : (Permendikbud No. 104 Tahun 2014)
Keterangan:

4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Sangat jarang
d. Penilaian Jurnal (Anecdotal Record)

Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga


kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau
negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.

Contoh : Format penilaian melalui jurnal

JURNAL

Nama : …………………………….

34
Kelas : …………………………….

Hari, Tanggal Kejadian Keterangan

Sumber : (Permendikbud No. 104 Tahun 2014)

2. Kompetensi Pengetahuan

a. Tes Tertulis

Bentuk soal tes tertulis, yaitu:

1) Memilih jawaban, dapat berupa:

a) Pilihan ganda

b) Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

c) Menjodohkan

d) Sebab-akibat

2) Mensuplai jawaban, dapat berupa:

a) Isian atau melengkapi

b) Jawaban singkat atau pendek

c) Uraian
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal
yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti
soal-soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.

35
b. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.

Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan


melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik
ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru
dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan
(fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang
orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan
pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan.

Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik


dan benar menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan
memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat. Seorang peserta didik yang
dengan sistematis dan jelas dapat menceritakan misalnya hukum Pascal
kepada teman-temannya, pada waktu menyajikan tugasnya atau menjawab
pertanyaan temannya memberikan informasi yang sahih dan autentik
tentang pengetahuannya mengenai hukum Pascal dan mengenai penerapan
hukum Pascal jika yang bersangkutan menjelaskan bagaimana hukum
Pascal digunakan dalam kehidupan (bukan mengulang cerita guru, jika
mengulangi cerita dari guru berarti yang bersangkutan memiliki
pengetahuan).

c. Penugasan

Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang


dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai degan karakteristik tugas.

1. Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan :

a. Unjuk Kerja/ Kinerja/ Praktik

36
Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu seperti praktikum di laboratorium

Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal


berikut :

1) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk


menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi

2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas

4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati

5) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-


langkah pekerjaan yang akan diamati
Pengamatan unjuk kerja/ kinerja/ praktik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya
untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan
terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato,
bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik
akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium
dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum.

37
Contoh Penilaian Unjuk Kerja

Pelaksanaan Hasil Laporan Total Nilai


Nama Persiapan Pengambilan
No. Merangkai Tabulasi Data Menganalisis Kesimpulan
Siswa Data
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Indikator Skor
Aliran laminer dan turbulens
Persiapan 2 Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demostrasi yang dilakukan oleh
guru

Pelaksanaan
3 Menyalakan keran air dengan memvariasikan skala kecepatan air keluar dari keran
(Pengambilan data)
Mengamati bentuk aliran air untuk setiap variasi
Mengambil foto dari aliran air

38
(Tabulasi data) 2 Melukis kembali gambar bentuk aliran airnya
Memasukkan data pada tabel

Hasil
2 Mengidentifikasi bentuk aliran air (laminer dan turbulens) sesuai dengan ciri-cirinya
(Menganalisis)
Menganalisis perbedaan aliran laminer dan turbulens

(Kesimpulan) 2 menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan


menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

Laporan 3 melakukan percobaan sesuai prosedur


Mengisi semua perintah yang ada di LKPD
membersihkan alat dan bahan percobaan

Asas Kontinuitas
Persiapan 3 Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja

39
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh
guru
Mencek kondisi alat ukur yang digunakan

Merangkai alat seperti gambar di LKPD


Pelaksanaan
3 Menetapkan dua titik sebagai acuan dalam percobaan
(Merangkai)
Menetapkan diameter titik pertama

Mengukur diameter selang di titik pertama


Memvariasikan diameter selang di titik kedua
(Pengambilan data) 4
Mengukur diameter selang di titik kedua untuk setiap variasi
Mengukur kecepatan aliran air di titik pertama dan kedua untuk setiap variasi

memasukkan data pada tabel


2
(Tabulasi data) mengecek kembali hasil percobaan

Hasil 3 Menghitung debit aliran fluida untuk setiap percobaan

40
Menghitung kecepatan aliran air dengan rumus
(Menganalisis)
Membuat grafik hubungan luas penampang dengan kecepatan aliran air untuk tiap percobaan

menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan


(Kesimpulan) 3 menjelaskan kesalah-kelasahan yang terdapat saat melakukan percobaan
menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

Laporan 2 melakukan percobaan sesuai prosedur


Mengisi semua perintah yang ada di LKPD
Asas Bernoulli
Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh
Persiapan 3
guru
Mencek kondisi alat ukur yang digunakan

Pelaksanaan Melubangi botol plastic dengan ketinggian yang berbeda


3
(Merangkai) Menutup semua lubang dengan selotip

41
Mengisi penuh botol dengan air

Mengukur tinggi tinggi botol


(Pengambilan data) 3 Mengukur tinggi setiap lubang
Mengukur jangkauan mendatar aliran air yang keluar dari setiap lubang

memasukkan data pada tabel


2
(Tabulasi data) mengecek kembali hasil percobaan

Menghitung kecepatan aliran air dengan rumus


Hasil
3 Menghitung jangkauan mendatar air dengan rumus
(Menganalisis)
Membuat grafik hubungan tinggi lubang dengan jangkauan mendatar air

menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan


(Kesimpulan) 3 menjelaskan kesalah-kelasahan yang terdapat saat melakukan percobaan
menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

42
melakukan percobaan sesuai prosedur
Laporan 2
Mengisi semua perintah yang ada di LKPD

43
b. Projek

Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,


kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas.

Penilaian pojek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanan, sampai


pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan
kriteria penilaian atau rubrik.

c. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh:
membuat roket sederhana, membuat pompa hidrolik, dan lain-lain).

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu


diadakan penilaian yaitu:

1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan


merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.

2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta


didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang


dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya
berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika.

Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik.

1) cCara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan


terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).

44
2) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.

d. Portofolio

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik


secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta
didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan
peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta
didik dan terus menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan dinamika kemampuan belajar peserta
didik melalui sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan
penelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh
dari pengalaman.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


penilaian portofolio.

1) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri

2) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan

3) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder

4) Beri tanggal pembuatan

5) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik

6) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka secara


berkesinambungan

7) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka


waktunya

45
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua

e. Tertulis

Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga


digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis
karangan, menulis laporan, dan menulis surat.

46
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matrik Pengertian Asesmen

No Nama Ahli Pendapat


1 Widoyoko (2012: kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran
3) berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan
tertentu
2 (Abidin, 20014) sebagai suatu istilah umum yang meliputi
belajar peserta didik (observasi, rata-rata
pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian
kemajuan belajar
3 Dariyanto suatu proses untuk menyimpulkan hasil
(2010:130) pengukuran melalui analisis yang sistematis
dengan menggunakan kriteria seperti baik,
buruk, cocok tidak cocok sesuai dengan
penilaian kriteria masing-masing
4 Trisnawaty dan asesmen merupakan sarana memperoleh
Ibrahim (2011) informasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
sesuai dan memenuhi tujuan pembelajaran
memungkinkan untuk mencakup seluruh
kompetensi peserta didik (sikap, pengetahuan
dan keterampilan).
Penulis (kesimpulan) suatu proses pengumpulan informasi secara
menyeluruh yang dilakukan secara terus
menerus untuk mengetahui kemampuan atau
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran

B. Matrik Tujuan Asesmen

No Nama Ahli Tujuan


1 Uno dan Satria tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki
(2012) tiga tujuan, yaitu mengukur kemajuan,
menunjang penyusuan rencana dan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan

47
kembali
2 Sudjana (2005) a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para
peserta didik sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuh;
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah
laku para peserta didik ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan;
c. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen,
yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program
pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya;
d. Memberikan pertanggungjawaban
(accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh
karena itu, penggunaan jenis asesmen yang
tepat akan menentukan keberhasilan dalam
memperoleh informasi yang berkenaan
dengan proses pembelajaran.
3 Balitbang a. Untuk mengetahui tingkat pencapai
Depdiknas (2006:
kompetensi selama dan setelah proses
3)
pembelajaran berlangsung.
b. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta
didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi.
c. Untuk memantau kemajuan dan

48
mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik sehingga dapat dilakukan
pengayaan dan remedial.
d. Untuk umpan balik bagi guru dalam
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan,
dan sumber belajar yang digunakan.
e. Untuk memberikan pilihan alternatif
penilaian kepada guru.
f. Untuk memberikan informasi kepada orang
tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan

4 Kusairi (2012) (1) Mengumpulan berbagai informasi tentang


peserta didik dalam pembelajaran; (2)
Melakukan analisis dan interpretasi terhadap
data dan informasi yang berhasil dikumpulkan;
(3) Menginterpretasi menghasilkan keputusan-
keputusan tentang pembelajaran; (4) Untuk dapat
menindaklanjuti keputusan yang dihasilkan.

C. Matrik Asesmen Penalaran

No Nama Ahli Pendapat


1 Pariangan (2016) penalaran merupakan aktivitas atau proses-
proses berpikir.
2 Tim Balai a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para
Pustaka
peserta didik sehingga dapat diketahui
(Suratman, 2005)
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuh;
4) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa

49
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah
laku para peserta didik ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan;
5) Menentukan tindak lanjut hasil asesmen,
yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program
pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya;
6) Memberikan pertanggungjawaban
(accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh
karena itu, penggunaan jenis asesmen yang
tepat akan menentukan keberhasilan dalam
memperoleh informasi yang berkenaan
dengan proses pembelajaran.
3 Kusumah penalaran adalah cara berpikir yang
(Yuniarti, 2007)
memperlihatkan hubungan antara dua hal atau
lebih berdasarkan sifat dan aturan yang telah
diakui kebenarannya dengan menggunakan
langkah-langkah hingga mencapai suatu
kesimpulan.
Penulis (kesimpulan) kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara
pengalaman dan pengetahuan agar dapat
menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan
disimpulkan.

50
D. Matrik Dasar Pemikiran Asesmen Penalaran
Matrik Perbedaan Taksonomi Bloom lama dan baru

Taksonomi Bloom Awal Taksonomi Bloom Terbaru


Tahap Definisi Kata Kunci Tahap Definisi Kata Kunci

Pemikiran Pemikiran
Pengetahua Mengingat kembali Identifikasi, deskripsi, Mengingat Pengenalan kembali dan Mengenali,
n informasi nama label, memanggil ulang memanggil ulang
pengenalan, informasi yang sesuai
reproduksi, menyertai, dengan ingatan jangka
mengikuti. panjang.
Pemahaman Pemahaman terhadap Ringkasan, mengubah, Memahami Kemampuan untuk Mengartikan dan
makna, interpretasi mempertahankan, mengartikan dan memaknai sendiri,
dari sebuah konsep. mengartikan, memaknai dari bahan mencontohkan,
interpretasi, contoh. pendidikan seperti bahan membuat
bacaan dan penjelasan klasifikasi,
guru. meringkas,
menyimpulkan,

51
membandingkan,
menjelaskan.
Penerapan Penggunaan dari Membangun, model, Menerapkan Mengacu pada Mengeksekusi,
informasi atau konsep membuat, perkiraan, penggunaan sebuah melaksanakan,
dalam suatu situasi prediksi, persiapan. prosedur yang telah menerapkan.
yang baru. dipelajari baik dalam
situasi yang telah dikenal
maupun pada situasi yang
baru.
Analisis Memecah informasi Membandingkan, Menganalisis Memecah pengetahuan Membedakan,
atau konsep ke dalam memecah, menjadi bagian-bagian mengorganisasikan,
beberapa bagian untuk membedakan, kecil dan memikirkan memberi atribut.
menjadikannya lebih memilih, meimisah. bagaimana bagian-bagian
mudah dipahami. tersebut berhubungan
dengan struktur
keseluruhan seutuhnya.
Sintesis Menggabungkan Kategorisasi, Evaluasi Mencangkup pemeriksaan Memeriksa,
beberapa gagasan generalisasi, dan pengritisian. mengkritisi
secara bersamaan

52
untuk membentuk rekontruksi.
sesuatu yang baru.
Evaluasi Memutuskan nilai dan Meninjau, kritik, Mencipta Melibatkan usaha untuk Membangkitkan,
manfaat. menilai, argumentasi, meletakkan berbagai hal merencanakan,
dukungan. secara bersama untuk menghasilkan.
menghasilkan suatu
pengetahuan baru.
Hubungan Taksonomi Bloom, Norris-Ennis, Marzano, dan Quellmalz

Kategori Taksonomi Bloom Norris-Ennis’s Marzano’s Dimension Quellmalz Framework


Framework of Learning
Pencetus Benjamin Bloom Norris dan Ennis Marzano Quellmalz
Tahun 1956 1989 1992 1987
Tahap Pemikiran Taksonomi Bloom awal : Mengingat, Pengetahuan (retrieval), Mengingat (recall),
Menganalisis, Pemahaman Analisis (analysis),
Pengetahuan,
Membandingkan, (comprehension), perbandingan
Pemahaman,
Menyimpulkan, dan Analisis (analysis), dan (comparison), Penarikan
Penerapan,
Mengevaluasi Penggunaan (utilization) kesimpulan (inference),
Analisis, dan Penilaian

53
Sintesis, Evaluasi (evaluation)

Taksonomi Bloom
Terbaru :

Mengingat,

Memahami,

Menerapkan,
Menganalisis,
Mengevaluasi/Menilai,
Mencipta

E. Contoh Soal

Taksonomi
No Indikator Soal
Bloom
1 C.1. Mengingat Mengidentifikasi bentuk- 1. Bentuk-bentuk energi adalah sebagai berikut:

54
(Remember) bentuk energi 1) energi kimia
2) energi listrik
3) energi panas
4) energi mekanik
5) energi kinetik
6) energi potensial

Manakah yang termasuk dalam energi mekanik?

a. 1) dan 2) c. Hanya 4)
b. 2) dan 3) d. 5) dan 6)

2 C.2. Memahami Menjelaskan konsep suhu Ketika Andi sakit, dia diajak ke doker oleh ibunya. Dokter mengatakan
(Understand) dan pengukurannya bahwa suhu tubuh Andi sangat tinggi, hal itu yang menyebabkannya demam.
Kemudian dokter menyarankan kepada ibu untuk mengkompres kepala Andi
dengan air yang suhunya rendah. Berdasarkan cerita tersebut, bisakah kalian
menjelaskan apa yang dimaksud dengan suhu?
3 C.3. Menghitung besar usaha Berapakah usaha yang diperlukan untuk mempercepat suatu benda yang
Mengaplikasikan yang diperlukan untuk bermassa 3 kg dari keadaan diam sampai mencapai kecepatan 10 m/s?
(Apply) memindahkan sebuah
a. 150 Joule
benda

55
b. 160 Joule
c. 200 Joule
d. 250 Joule

4 C.4. Menganalisis hukum Tony dan Andri sedang bermain bola bersama teman-temannya. Ketika
Menganalisis kekekalan energi mekanik permainan berlangsung, Tony menendang bola yang diam hingga bola
(Analyze) pada suatu benda yang melambung tinggi ke atas dan saat bola mendarat disambut dengan sundulan
sedang bergerak. kepala yang bagus oleh Andri, namun kepala Andri menjadi pusing akibat
menyundul bola tersebut. Mengapa kepala Andri merasa pusing ketika
menyundul bola yang jatuh dari atas….

b. Karena adanya perpaduan energi yang dimiliki oleh Andri dan bola.

c. Karena adanya perpaduan energi yang dimiliki oleh Tony dan bola.

d. Karena adanya perubahan energi potensial menjadi energi kinetik


pada bola.
e. Karena adanya perubahan energi kinetik menjadi energi potensial pada
bola.

5 C.5. Evaluasi Membuktikan hubungan Apabila sebuah benda berbentuk tiga dimensi dipanaskan atau suhunya
(Evaluate) antara koefisien muai dinaikkan, maka volume benda tersebut (panjang, lebar, dan tingginya) akan
panjang, luas, dan volume bertambah panjang. Dengan kata lain, volume benda tersebut akan

56
bertambah sehingga mengalami pemuaian volume. Besarnya pertambahan
volume salah satunya dipengaruhi oleh koefisien muai volume ( γ ) yang
besarnya sama dengan tiga kali koefisien muai panjang ( α ). Buktikanlah
bahwa γ=3 α !
6 C.6. Membuat Siswa mengatur letak Gambar di bawah ini menunjukkan suatu rangkaian listrik. Pilihlah
kedudukan dari (1), (2), (3) atau (4) untuk pemasangan sebuah sakelar agar
(Create) saklar dalam suatu
kedua lampu dapat dihubungkan (on) dan diputuskan (off) pada saat yang
rangkaian listrik. bersamaan?
Perjelaslah jawabanmu, mengapa memilih kedudukan tersebut!

(1) (2)
(3) (4)

57
Tabel 9. Contoh Aplikasi Quellmalz Framework Pada Bentuk-Bentuk Assesment Exercises
Personal
Indikator Selected Response Essay Performance Assesment
Communication

Mengingat Ide awal mengenai gravitasi Apakah perbedaan energi kinetik Buatlah grafik posisi terhadap waktu. Hukum Newton
(recall) muncul ketika seorang ahli melihat dan energi potensial? Apa Kecepatan terhadap waktu, dan ada 3. Coba
fenomena jatuhnya buah apel dari hubungan keduanya? percepatan terhadap waktu pada ungkapkan ketiga
pohonnya. Orang yang GLB dan GLBB! hukum tersebut
dimaksudyaitu .... beserta persamaan
a. Einstein dan contoh
b. Archimedes kejadiannya!
c. Newton
d. Dalton

Analisis sebuah mobil yang mogok, Sebuah benda (m=1 kg) mula- Sebuah mobil bergerak dipercepat Apakah kamu
(analysis) didorong oleh Andi dan Budi. mula diam, kemudian benda dari keadaan diam pada jalan yang mengetahui apa
Namun, mobil tersebut tidak tersebut akan didorong ke atas lurus. Kemudian dalam waktu yang terjadi saat
bergerak sedikitpun. Jika mobil bidang miring dengan singkat mobil kembali diperlambat mobil yang
memiliki berat 1200 newton, maka kemiringan 30o dengan sampai berhenti dan kembali pada bergerak tiba-tiba
gaya minimal yang harus diberikan kecepatan 10 m/s. Jika benda titik awal. Gambarkanlah grafi berhenti? Coba

58
Personal
Indikator Selected Response Essay Performance Assesment
Communication

kedua orang tersebut agar mobil tersebut berhenti setelah keadaan gerak mobil tersebut. ceritakan secara
tepat akan bergerak adalah... menempuh jarak 20 m, maka detail.
(koefisien gesek = 0,5) berapakah gaya dorong minimal
a. Andi = 200 N, Budi = 200 N pada benda tersebut?
b. Andi = 300 N, Budi = 300 N
c. Andi = 300 N, Budi = 200 N
d. Andi = 400 N, Budi = 300 N
Perbandingan Sebuah benda jatuh bebas dari Sebuah benda jatuh bebas dari Jika benda
(comparison) ketinggian 50 m. Perbandingan ketinggian 100 m. Jika bergerak mendaki
energi kinetik dan energi potensial percepatan gravitasi adalah 10 sebuah bidang
benda ketika berada pada m/s, berapakahperbandingan miring, menurutmu
ketinggian 30 m di atas permukaan energi kinetik dan energi bagaimanakah
tanah adalah... potensial benda ketika berada perbandingan gaya
a. 1 : 2 pada ketinggian 60 m di atas dan kecepatan
b. 2 : 1 permukaan tanah? benda pada lantai
c. 1 : 4 licin dan lantai
d. 4 : 1 kasar?

59
Personal
Indikator Selected Response Essay Performance Assesment
Communication

Penarikan 3 buah peluru ditembakkan pada Sebuah mobil bergerak dengan Lakukanlah analisis gerak motor DC
kesimpulan waktu, ketinggian dan kelajuan kecepatan 30 m/s. Tiba-tiba menggunakan ticker timer. Apa yang
(inference) yang sama. Peluru pertama mobil tersebut melihat anak bisa kamu simpulkan dari kegiatan
ditembakkan vertikal ke bawah, yang berjarak 200 m di tersebut?
peluru kedua pada arah mendatar, depannya. Butuh waktu 2 secon
dan peluru ketiga vertikal ke atas. bagi pengemudi untuk sadar dan
Maka kesimpulan yang benar kemudian menginjak rem.
adalah... Apakah hal yang akan terjadi
a. Peluru pertama mencapai saat mobil berhenti?
tanah paling awal dengan
kelajuan paling besar
b. Peluru ketiga mencapai tanah

60
Personal
Indikator Selected Response Essay Performance Assesment
Communication

paling akhir dengan kelajuan


paling kecil
c. Peluru pertama mencapai
tanah paling awal dengan
kelajuan paling kecil
d. Peluru ketiga mencapai tanah
paling akhir dengan kelajuan
sama dengan kedua peluru
lainnya.

Penilaian - Menurut
(evaluation) pendapatmu, apa
upaya terbaik untuk
mengurangi resiko

61
Personal
Indikator Selected Response Essay Performance Assesment
Communication

kecelakaan pada
mobil dan motor di
jalan raya?

62
F. Bentuk-bentuk Mengases Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika

1. Contoh Rubrik Penilaian Sikap

Aspek yang
Skor Indikator
dinilai
Selalu berani dalam presentasi, mengeluarkan
4
pendapat, menanggapi dan member masukan
Sering berani dalam presentasi, mengeluarkan
3
pendapat, menanggapi dan member masukan

Percaya Diri Kadang-kadang berani dalam presentasi,


2 mengeluarkan pendapat, menanggapi dan member
masukan
Tidak pernah berani dalam presentasi,
1 mengeluarkan pendapat, menanggapi dan member
masukan
Selalu menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi,
4 bertanya kepada guru, dan mencari informasi dari
sumber lain
Sering menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi,
3 bertanya kepada guru, dan mencari informasi dari
sumber lain
Ingin tahu
Kadang-kadang menunjukkan rasa ingin tahu
2 yang tinggi, bertanya kepada guru, dan mencari
informasi dari sumber lain
Tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu yang
1 tinggi, bertanya kepada guru, dan mencari
informasi dari sumber lain
Komunikati Selalu bertanya dan melakukan hal yang
f 4 bermanfaat, bekerja sama dalam kelompok, dan
berkomunikasi dengan baik
Sering bertanya dan melakukan hal yang
3 bermanfaat, bekerja sama dalam kelompok, dan
berkomunikasi dengan baik
Kadang-kadang bertanya dan melakukan hal yang
2 bermanfaat, bekerja sama dalam kelompok, dan
berkomunikasi dengan baik
1 Tidak pernah bertanya dan melakukan hal yang

63
bermanfaat, bekerja sama dalam kelompok, dan
berkomunikasi dengan baik
Selalu datang tepat waktu, mematuhi tata tertib
4
belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya
Sering datang tepat waktu, mematuhi tata tertib
3
belajar dan mengumpulkan tugas pada waktunya

Disiplin Kadang-kadang datang tepat waktu, mematuhi


2 tata tertib belajar dan mengumpulkan tugas pada
waktunya
Tidak pernah datang tepat waktu, mematuhi tata
1 tertib belajar dan mengumpulkan tugas pada
waktunya
Selalu mengerjakan tugas yang diberikan, amanah
4 terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam
kelompok
Sering mengerjakan tugas yang diberikan, amanah
3 terhadap pekerjaan, dan berperan aktif dalam
Tanggung kelompok
Jawab Kadang-kadang mengerjakan tugas yang
2 diberikan, amanah terhadap pekerjaan, dan
berperan aktif dalam kelompok
Tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan,
1 amanah terhadap pekerjaan, dan berperan aktif
dalam kelompok
Kerja keras Selalu mencintai setiap pekerjaan yang
dilakukan, bersungguh-sungguh , bertindak
4
secara efektif dan efien terhadap waktu dan tidak
mengeluh dalam melakukan pekerjaan
Sering mencintai setiap pekerjaan yang
dilakukan, bersungguh-sungguh , bertindak
3
secara efektif dan efien terhadap waktu dan tidak
mengeluh dalam melakukan pekerjaan
Kadang-kadang mencintai setiap pekerjaan yang
dilakukan, bersungguh-sungguh, bertindak secara
2
efektif dan efien terhadap waktu dan kaang
mengeluh mengeluh dalam melakukan pekerjaan
1 Tidak pernah mencintai setiap pekerjaan yang
dilakukan, bersungguh-sungguh, bertindak secara

64
efektif dan efien terhadap waktu dan selalu
mengeluh dalam melakukan pekerjaan

65
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP MENGGUNAKAN LKPD
UNTUK PESERTA DIDIK SMA
Kelas :

Materi Pokok : …………………..

Sikap Total Skor


No Nama PD IT KM DS TJ KK

1
2
3

2. Rubric Penilaian Keterampilan (Contoh: Unjuk Kerja)

Indikator Skor
Aliran laminer dan turbulens
Persiapan 2 Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demostrasi yang dilakukan oleh

66
guru

Pelaksanaan
3 Menyalakan keran air dengan memvariasikan skala kecepatan air keluar dari keran
(Pengambilan data)
Mengamati bentuk aliran air untuk setiap variasi
Mengambil foto dari aliran air

(Tabulasi data) 2 Melukis kembali gambar bentuk aliran airnya


Memasukkan data pada tabel

Hasil
2 Mengidentifikasi bentuk aliran air (laminer dan turbulens) sesuai dengan ciri-cirinya
(Menganalisis)
Menganalisis perbedaan aliran laminer dan turbulens

(Kesimpulan) 2 menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan


menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

Laporan 3 melakukan percobaan sesuai prosedur

67
Mengisi semua perintah yang ada di LKPD
membersihkan alat dan bahan percobaan

Asas Kontinuitas
Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh
Persiapan 3
guru
Mencek kondisi alat ukur yang digunakan

Merangkai alat seperti gambar di LKPD


Pelaksanaan
3 Menetapkan dua titik sebagai acuan dalam percobaan
(Merangkai)
Menetapkan diameter titik pertama

Mengukur diameter selang di titik pertama


Memvariasikan diameter selang di titik kedua
(Pengambilan data) 4
Mengukur diameter selang di titik kedua untuk setiap variasi
Mengukur kecepatan aliran air di titik pertama dan kedua untuk setiap variasi

68
memasukkan data pada tabel
2
(Tabulasi data) mengecek kembali hasil percobaan

Menghitung debit aliran fluida untuk setiap percobaan


Hasil
3 Menghitung kecepatan aliran air dengan rumus
(Menganalisis)
Membuat grafik hubungan luas penampang dengan kecepatan aliran air untuk tiap percobaan

menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan


(Kesimpulan) 3 menjelaskan kesalah-kelasahan yang terdapat saat melakukan percobaan
menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

melakukan percobaan sesuai prosedur


Laporan 2
Mengisi semua perintah yang ada di LKPD
Asas Bernoulli
Persiapan 3 Membaca tujuan pratikum, alat dan bahan, dan langkah kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan serta mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh
guru

69
Mencek kondisi alat ukur yang digunakan

Melubangi botol plastic dengan ketinggian yang berbeda


Pelaksanaan
3 Menutup semua lubang dengan selotip
(Merangkai)
Mengisi penuh botol dengan air

Mengukur tinggi tinggi botol


(Pengambilan data) 3 Mengukur tinggi setiap lubang
Mengukur jangkauan mendatar aliran air yang keluar dari setiap lubang

memasukkan data pada tabel


2
(Tabulasi data) mengecek kembali hasil percobaan

Menghitung kecepatan aliran air dengan rumus


Hasil
3 Menghitung jangkauan mendatar air dengan rumus
(Menganalisis)
Membuat grafik hubungan tinggi lubang dengan jangkauan mendatar air

(Kesimpulan) 3 menyimpulkan tentang percobaan yang dilakukan

70
menjelaskan kesalah-kelasahan yang terdapat saat melakukan percobaan
menyimpulkan perbandingan hipotesis dengan hasil percobaan

melakukan percobaan sesuai prosedur


Laporan 2
Mengisi semua perintah yang ada di LKPD

Pelaksanaan Hasil Laporan Total Nilai


Nama Persiapan Pengambilan
No. Merangkai Tabulasi Data Menganalisis Kesimpulan
Siswa Data
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3

3. Penilaian Pengetahuan

71
Penilaian Aspek Pengetahuan

Tingkat Kesukaran Kunci Bobot


Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Nomor soal Soal Jawaban Soal
C1 C2 C3 C4 C5
Objektif

Terlampir
3.1Mendeskripsikan 1. Menjelaskan karakteristik Diberikan beberapa 1 V 20
sifat-sifat gas ideal gas ideal pernyataan tentang
monoatomik 2. Menjelaskan satuan yang siswa kinetik gas
berhubungan dengan dapat menjelaskan
persamaan gas ideal besaran tekait.
3. Memformulasikan Hukum
Boyle-Gay Lussac Diberikan beberapa 2 V 20
4. Memformulasikan pernyataa siswa
persamaan umum gas dapat membedakan
ideal besaran-besaran
tekait.
Diberikan beberapa 3 V 20
nilai besaran siswa
dapat menentukan
salah satu besaran
tekait.
Diberikan beberapa 4 V 20

72
nilai besaran suhu,
volum dan tekanan
siswa dapat
menentukan salah
satu besaran tekait.
Diberikan beberapa 5 V 20
nilai besaran massa,
suhu, volum dan
tekanan siswa dapat
menentukan salah
satu besaran tekait.
Essay
Diberikan pernyatan 1 V 20
tentang gas ideal,
siswa dapat
menyebutkan
persamaan gas
ideal.
Diberikan pernyataan 2 V 15
dalam kehidupan
sehari- hari, siswa
dapat menjelaskan
sifat- sifat gas ideal.
Diberikan nilai, siswa 3 V 30

73
dapat

menyelesaikan

soal- soal tentang

gas ideal
Diberikan nilai besaran 4 V 35
terkait siswa dapat
menyelesaikan soal
yang berhubungan
dengan persamaan
gas ideal.

Tingkat
NO SOAL Kemampuan JAWABAN SKOR
Berfikir
Objektif
1 Menurut teori kinetik gas, tekanan gas C2 Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak 10
dalam ruangan tertutup adalah .............. bocor) dijaga tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak.
A. Sebanding dengan volum ruangan. Jawaban : B
B. Berbanding terbalik dengan suhu

74
ruangan.
C. Sebanding dengan massa jenis gas.
D. Berbanding terbalik dengan massa
jenis gas.
E. Sebanding dengan kecepatan rata-
rata partikel gas.
2 Faktor yang mempengaruhi energi C2 Energi kinetik gas : 10
kinetik gas di dalam ruang tertutup: Ek = 3/2 kT
(1) tekanan
(2) volume dimana 
(3) suhu Ek = energi kinetik (untuk satu partikel gas)
(4) jenis zat k = tetapan Boltzmann
Pernyataan yang benar adalah.... T = suhu gas (dalam Kelvin)
A. (1) dan (2) Jawab : Suhu saja
B. (1) dan (3) Jawaban : E
C. (1) dan (4)
D. (2) saja
E. (3) saja
3 Persamaan keadaan gas ideal C2 PV = nRT 10
dinyatakan oleh suatu fungsi dengan
variabel. P = Tekanan
V = Volum
1. Suhu.
2. Tekanan. n = jumlah partikel
3. Volum. R = konstanta Boltzman
4. Jumlah partikel.
T = suhu

75
Jawaban : E
Jawaban yang benar adalah ....

A. 1, 2, 3
B. 1, 3
C. 2, 4
D. 4
E. 1, 2, 3, 4

4 Suatu gas yang massanya 1,95 kg pada C4 Diket : m = 1,95 kg = 1950 gr 20


suhu 270C memiliki volum 600 liter dan T = 27 + 273 = 300 K
tekanan 5 atm. Tentukan massa molekul
relatif (Mr) gas tersebut.
V = 600 liter
P = 5 atm
A. 14 Dit : Mr ...... .. .. ... .. .. ?
B. 16 Jawab :
C. 18 PV = nRT
D. 20
E. 25
m
PV = RT
Mr
mRT
Mr =
PV
(1950 )(0,082)(300)
=
(5)(600)
= 16
128

76
Jawabannya : B
5 Gas nitrogen pada suhu 270C memiliki C3 Diket : T1 = 27 + 273 = 300 K 15
volum 25 liter dan 105 N/m2. Jika V1 = 25 liter
tekanannya diubah menjadi 2 x 105
N/m2 pada suhu 1270C, maka volum gas P1= 105 N/m
tersebut adalah ............ T2 = 127 + 273 = 400 K
A. 15,45 liter
P2= 2 x 105 N/m 2
B. 16,67 liter Dit : V 2 .. ..... ......... ... ?
C. 14,64 liter Jawab :
D. 13,14 liter P1 V 1 P2 V 2 129
E. 11,24 liter =
T1 T2
P1 V 1 T 2
V 2=
P2 T 1
(105 )(25 )(400 )
=
(2x105 )(300 )
= 16,67 liter .
Essay

130
77
6 Jika suatu gas ideal dimanfaatkan pada C1 PV =NKT 15
suhu tetap sampai volumenya dikP=P
setengahnya, apa yang terjadi…
T =T
N=N
1
V= V
2
1
VP=NKT
2
Sesua dengan persamaan VP=2 T
Tekanannya tetap, suhu dinaikkan 2 kali lipat.

7 Apa yang terjadi pada sebuah ban jika C2 Pada siang hari yang sangat tarik, suhu udara dalam ban akan 15
berada di bawah panas matahari yang bertambah sehingga tekananya juga akan bertambah,
sangat terik? Jelaskan! kemungkinan ban akan meletus karena tekanan udara dalam ban
yang melewati batas

131
78
8 Tentukan massa jenis udara (m = 28,8 C3 dikM =28 , 8 kg/mol 15
kg/mol) pada suhu 200 C dan tekanan T =200 C
atmosfer normal (1 atm)
P=1 x105
PV =nRT
m
PV = RT
M
m PM
ρ= =
v RT
10 5 x28 , 8
ρ=
8314 x 293
ρ=1 , 182 kg/m 3

79
9 Suatu gas yang massanya 1,95 kg pada C3 m=1,95kg
suhu 270C memiliki volum 600 liter dan T=27+273=300 K
massa molekul relative 16 gas tersebut,
berapakah tekanannya
V=600liter
M r =16
ditP ....?
PV =nRT
1,95
PV = (0,082)(300)
16
PV =2,998
2,998
p= =5atm
0,6
132

80
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memahami penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:


1. Asesmen penalaran adalah kegiatan pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja untuk membuat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
agar dapat menjelaskan apa yang dilihat, dipikirkan dan disimpulkan.
2. Kerangka dalam asesmen penalaran terdiri dari Taksonomi Bloom,
Kerangka Norris-Ennis, Kerangka Quellmalz, dan dimensi pembelajaran
Marzano.
3. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi
atau bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap
spritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran.
4. Cara mengases hasil belajar pada aspek sikap dapat dilakukan dengan cara
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Pada
aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan cara tes tertulis, observasi
terhadap diskusi, tanyajawab, dan percakapan, serta penugasan. Pada aspek
keterampilan bisa berupa unjuk kerja, proyek, produk, portofolio, dan tertulis
B. Saran

Sebagai seorang guru Fisika kita harus bisa mampu mengaplikasikan


asenesmen penalaran. Dari mulai merancang hingga ke pelaksanaanya di dalam
kelas. Agar setiap penalaran peserta didik dapat dinilai dengan baik.

81
DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.


Bandung: Refika Aditama.
Anderson, O. W. & Krathwohl, D. R. 2001. A taxonomy for learning, teaching,
and assessing: a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives.
New York: Longman.
Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:
Depdiknas.

Desmauli, Pariangan. PROSIDING SNIPS 2016: Kemampuan Penalaran Siswa


pada Pembelajaran Fisika dengan Teknik Pembelajaran Think- Talk- Write
Kelas XI SMA Negeri 1 Inderalaya. 21-22 Juli 2016, Hal. 843-847

Kusairi, Sentot. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan: Analisis Asesmen


Formatif Fisika SMA Berbantuan Komputer
Phil, E. H. M. & Indrawati. 2009. Penilaian Hasil Belajar untuk Guru SMP.
Bandung: PPPPTK IPA
Slameto, 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
Suryabrata, S. 2005. Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Stiggins, R. J. Maggie, M. G, Karen, R.W. (1988). Measuring Thinking Skills in
the Classroom. Journal of Education Measurement, Vol. 26, No. 3, pp. 233-
246.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosadakarya

Trisnawaty dan Ibrahim. Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas


Negeri Surabaya: Pengembangan Instrumen Asesmen yang Berpusat pada
Siswa dalam Pembelajaran Fisika. Vol: 1, No. 1, November 2011, Hal. 1-5

Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

82
Quellmalz, Edys. (1987). Developing Reasoning Skills in Baron, J & Sternberg,
R. Teaching Skills: Theory & Practice. New York: Freeman Press.
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

83

Anda mungkin juga menyukai