Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hatukan kehadirat Allah SWT atas rahmat,

nikmat dan karuiaNYA, karena dengan rahmat dan hidayahNYA saya

dapat menyelesaikan makalah pengelasan ini guna memperoleh salah

satu ilmu dan referensi untuk pembuatan makalah berikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini adalah

berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moril

maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang pihak-pihak yang

telah membantu.

Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat

pahala

dan mendapat amal yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik untuk perbaikan makalah

ini akan penulis terima dengan senang hati dan yang terakhir. Semoga

karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.

kendari, 10 desember 2020


DAFTAR ISI

Kata

pengantar...................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................3

1.2 rumusan masalah............................................................................3

1.3 tujuan pembahasan............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelasan……………………………………………..5

2.2 Cara Pengelasan dan Pemotongan………………………………5

2.3 Proses Pengelasan…………………………………………………………6

2.4macam-macam pengelasan.....

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………17

3.2 Sar an……………………………………………………………………..17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik pengelasan secara sedeerhana telah diketemukan dalam

rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listik

diergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesatnya

sehingga manjadi suatu teknik yang mutahir. Hingga saat ini telah

dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las

biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari

reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan

praktek yang banyak dan waktu yang lama maka sekarang penggunaan

proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konstruksi las

merupakan hal yang umum disemua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membatu

memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar

ukuran bangunan konstruksi yang dapat di las. Dengan kemajuan yang

dapat dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting

dalam masyarakat industri modren.


Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi

sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi

dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan.

Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta

mendampingi praktek. Secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa

perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las,

harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan, cara

pemeriksaan, bahan las, dan jenis yang akan digunakan, berdasarkan

fungsi dan bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.

1.2 rumusan masalah

1.apa yang dimaksud dengan pengelasan?

2.bagaimana cara pengelasan dan pemotongan?

3.bagaimana proses pengelasan?

1.3 Tujuan pembahasan

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penyusunan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian pengelasan.

2. Untuk mengetahui cara pengelasan dan pemotongan.

3. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses

pengelasan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelasan

Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen)

adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah

sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan

energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai

dengan tekanan dan material tambahan (filler material).

2.2 Cara Pengelasan dan Pemotongan

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian

yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya

kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara

pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu

klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan (sumber panas) dan

klasifikasi berdasarkan cara kerja.


Ditinjau berdasarkan sumber panasnya klasifikasi pengelasan dapat

dibedakan tiga:

1. Mekanik

2. Listrik

3. Kimia

Berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat dibagi dalam tiga

kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan

dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik

atau sumber api gas yang terbakar.

2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan

dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan

disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik

cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
2.3 Proses Pengelasan

Las gastungsten (Las TIG) adalah proses pengelasan dimana

busur nyala listirk ditimbulakan oleh elektroda tungsten (elektroda tak

terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh

gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar.

Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk

sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas. Perangkat yang

dipakai dalam pengelasan las gastungs ten adalah:

1. Mesin

Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC

yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC

atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung

Adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan

helium yang digunakan di dalam mengelas gastungs ten.

`
3. Regulator gas lindung

Adalah pengatur tekanan gas yang akan digunalan di dalam

pengelasan gan tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan

tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.

4. Flowmeter untuk gas

Dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang di

pakai di dalam pengelasan gastungs


5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya

Berfungsi sebagai pengubung gas dari tabung menuju pembakar

las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung

menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.

6. Kabel elektroda dan selang

Berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las,

begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang. Kabel masa berfungsi

untuk menghantarkan arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)

Berfungsi untuk menyatukan system untuk menyatukan system las

yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama

dilakukan pengelasan.
8. Elektroda tungsten

Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan

pengelasan. Elektroda ini tidak berfugsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat las

Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahan kawat jika bahan dasar

yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

10. Assesories

Pilihan dapat berupa system pendinginan air untuk pekerjaan

pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

2.4 macam-macam Pengelasan

a. Las listrik dengan elektroda berselaput (SMAW)

Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan

tambahan. Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan

dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar.

Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas

yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap

pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan

menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap

pengaruh luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik

pengukuran, misal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada

benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.

b. Las Listrik TIG

Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari


pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang. Prinsip : Panas dari
busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam induk akan
meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi
oleh gas mulia (Ar atau He).

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia)


menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram
sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada
saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik
untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar
pada saat pengelasan.

Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang


digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram
dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai gas inert seperti
argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya
tergantung dari jenis logam yang akan dilas.

c. Las Listrik Submerged (SAW)


Las listriksubmerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis

menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.

Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timbunan

fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las

listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata

(helm las).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku

dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat

dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las. Elektora yang

merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju

oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik.

d. Las Listrik MIG

Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas

ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar.

Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya

diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan

dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan

nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari

botol gas melalui slang gas.

Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan

baja. Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan


aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat

secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan

pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang

seluruhnya dilaksanakan secara otomatik. Elektroda keluar melalui

tangkai bersama- sama dengan gas pelindung.

bAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah

ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang


dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Berdasarkan cara kerjanya

klasifikasi pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :

pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. Pada pengelasan TIG

ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik baik AC maupun DC.

Tenaga listrik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya untuk

membuat busur nyala pada elektoda, bagian-bagian pendukung lainya

masih disuplai dari alat lain. Peralatan yang sering digunakan sebagai

pendukung dari las TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain

dapat melindungi proses pengelasan dari pengaruh udara luar. Membuat

proses SMAW ini mempunyai aplikasi luas mulai dari refinery piping

hingga pipelines, dan bahkan untuk pengelasan di bawah laut guna

memperbaiki struktur anjungan lepas pantai.

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas yang ingin

mengetahui tentang teknik pengelasan dan bermanfaat kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://agamweld.blogspot.com/2009/06/pendahuluan-definisi-pengelasan-

menurut.html

Anda mungkin juga menyukai