Anda di halaman 1dari 4

NAMA : CHESI SAILENDRA

NIM : 19306011012
SEMESTER : 4 (EMPAT)
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS

Persamaan & Perbedaan Dalam Sistem Hukum


Penemuan persamaan dan perbedaan di antara sistem -sistem hukum yang
diperbandingkan dengan sendirinya mencuatkan pertanyaan “Mengapa” ? salah satu
tugas hukum yang paling menarik dan paling penting ialah berupaya menjelaskan
persamaan dan perbedaan seperti itu. Saat mencari penjelasan yang dapat dimengerti
itulah akan diketahui faktor-faktor mana yang memp[engaruhi sturuktur,
perkembangan, dan muatan-muatan substansif sistem hukum tersebut.
Persamaan dan perbedaan di antara sistem-sistem hukum adalah dua sisi mata uang
yang sama. Persamaan menujukkan kurangnya perbedaan, sementara perbedaan
menujukkan kurangnya persamaan. Karena itu, baik persamaan maupun perbedaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama, walaupun arahnya berlawanan, misalnya, jika
persamaan-persamaan di antara sistem-sistem ekonomi dianggap menimbulkan
persamaan di antara sistem hukum, maka perbedaan di antara sistem-sistem ekonomi
harus dianggap turut menyumbang perbedaan di bidang hukum.
Uraian berikut ini akan membahas beberapa faktor yang sering menjadi acuan dalam
literatur perbandingan hukum sebagai penjelasan persamaan dan perbedaan sistem
hukum. Faktor-faktor ini memang saling mempengaruhi tapi lebih baik dianggap saling
terkait.
1. Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi
di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara
dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut
mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies)
memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi
hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa
melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara
sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun
di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana,
bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah
Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan
ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah
umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara
perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah
melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi
perusahaan swasta.
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional
(terencana dan pasar), yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya.
Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen
provitnya, yaitu sistem bagi hasil.
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan
ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di
tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis
yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab
kepada warganya serta komunis yang ekstrem [, ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi
dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,
memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha
Normalnya sistem hukum berkembang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan
perekonomian, bukan sebaliknya. Siapapun takakan percaya bahwa manusia
menemukan peluang untuk berjual beli sebagai konsekuensi dari pengenalan hukum
penjualan, yang ada karena kebutuhan untuk mengatur dan melindungi transaksi yang
sering terjadi dan kita namakan sebagai penjualan dan pembelian.
2. Ideologi dan Sistem Poilitik
Sistem hukum sangat dipengaruhi oleh sistem politik negara, khususnya dalam
persoalan hukum tata negara, pidana, dan hukum tata usaha negara. Akan nampak
perbedaan di bidang hukum jika negara menerapkan suatu pemerintahan diktator
dibandingkan dengan pemerintahan demokrasi. Dalam sistem poltik pada akhirnya
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain, seperti sturuktur ekonomi negara.
3. Agama
Sikap dan keyakinan agama populasi dapat berperan penting bagi sistem hukum,
khususnya dalam hukum keluarga, tetapi juga dalam hukum pidana., misalnya aturan-
aturan agama (Misalnya Al-Quran di negara Muslim dan Perjanjian Lama di Israel) sering
secara langsung memperoleh status sebagai hukum atau digabungkan dengan cara lain
ke dalam sistem hukum.
Sebuah negara yang didominasi umat Kristen akan kesulitan menerima poligami,
sementara di negara Muslim, bisa diharapkan sikap sebaliknya. Di beberapa negara
Muslim masih ada hukum yang memerintahkan memanggal tangan seorang pencuri.
Bisa dibayangkan larangan agama untuk mengkonsumi alkohol akan mengakibatkan
larangan alkohol oleh negara.
4. Sejarah dan Georgrafi
Sistem hukum terbentuk I bawah pengaruh kuat perkembangan sejarah negaranya.
Aspek-aspek fundamental sturkutur ketatanegaraan sebuah negara, bentuk negara itu
apakah republik atau kerajaan misalnya bisa dijelaskan mengacu pada faktor-faktor
sejarah.
Latar belakang sejarah penjajahan sebagian besar negara dunia ketiga, meninggalkan
jejak yang mendalam pada sistem hukumnya. Di negara-negara sesungguhnya warisan
sejarah dari masa penjajahlah yang menentukan “keluarga hukum” sistem hukum,
walaupun seringkali aturan-aturan hukum yang diterima dari negara penjajah sudah
berubah dan diadaptasikan dengan kebutuhan lokal.
Sistem hukum sebuah negara jelas kelihatan dipengaruhi oleh kondisi fisik yang ada di
negara-negara tersebut, terutama geografi, iklim dan sumber dayanya. Resiko gempa
bumi mempengaruhi aturan-aturan hukum mengenai konstruksi, pengendalian bahan
pangan, ladang dan minyak bumi tentunya semua ini diperlukan legislasi tentang
eksplorasi minyak dll.
5. Faktor Demografi
Umat manusia bisa dibagi menjadi beberapa ras, yang masing-masing terdiri dari
sejumlah besar kelompok etnis berbeda. Karena perbedaan ini seringkali
menimbulkanketidakcocokan hukum dengan ras tertentu dalam satu wilayah (sistem
hukum). Hal ini terbukti pada masa berlakunya Apartheid  di Afrika Selatan, dimana ada
pemisahan ras yang berpengaruh terhadap hak sipil ras kulit hitam di Afrika Selatan.

Anda mungkin juga menyukai