Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

STUDY LARAP RUAS JALAN D

1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendukung Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan ini berisikan
petunjuk dan penjelasan tentang ketentuan-ketentuan, dan tahapan untuk penyusunan
rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali atau yang selanjutnya disebut
Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP).
Penyusunan LARAP di bidang Jalan tidak mempunyai penjelasan secara langsung di dalam
peraturan perundang–undangan Republik Indonesia. Meskipun demikian, karena LARAP
masih terkait dengan proses pengadaan tanah untuk pembangunan jalan maka terdapat
peraturan perundang–undangan, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang
menjadi acuan.
Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat D adalah yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab dalam bidang infrastruktur, dimana Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat D bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan jalan
dan jembatan yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, Pemerintah D c.q Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat D, melalui sumber DANA ………………………

2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan STUDY LARAP RUAS JALAN D untuk mendapatkan data indikatif
kepemilikan tanah, bangunan dan informasi lainnya yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan pembebasan lahan.

Tujuan Kegiatan
Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah : Untuk merumuskan kebijakan dalam pengambilan
keputusan berkaitan dengan rencana pembebasan tanah, pelaksanaan baik pra maupun
pasca konstruksi.

Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan adalah : Tersedianya acuan atau
pedoman bagi Pemerintah dan/atau menata kembali pembebasan lahan.

3. LOKASI KEGIATAN
Ruas Jalan D D terletak dalam wilayah D. Lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan dengan
menggunakan jalur darat perkiraan waktu tempuh selama ± 15 menit dari D.

4. SUMBER DANA

……………………………………………………………………………………………

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama Kuasa Pengguna Anggaran : ………………………………………….
Satuan Kerja Pemerintah D

6. DATA DASAR
Perolehan data dasar dapat dilakukan dengan menghubungi instansi-instansi terkait di
daerah dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat D.

7. STANDAR TEKNIS
 Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
 Perpres No. 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Perpres No. 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum;
 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 6 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;

8. STUDI – STUDI TERDAHULU


Pengumpulan data sekunder yang diperlukan dalam perencanaan ini dapat diperoleh di
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat D berupa data-data studi terdahulu yang
terkait dan yang pernah dilakukan untuk keperluan kegiatan pendahuluan yang akan
dilakukan.

9. REFERENSI HUKUM
 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
 Perpres No. 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Perpres No.
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum;
 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 6 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;

10. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalaha :
a. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder;
b. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data Kepemilikan tanah dan aset lainnya,
serta data SOSBUD;
c. Melakukan Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan ;
d. Melakukan Analisis hasil Inventarisasi dan Identifikasi LARAP;
e. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP;
f. Menyusun dan menyiapkan Data Kepemilikan Tanah;
g. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah dengan metode skala perioritas;
h. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Pembebasan tanah;
i. Menyusun Laporan Hasil Studi LARAP;

Uraian Lingkup Kegiatan

a. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder

Survey Pendahuluan

Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan juga untuk
orientasi/pengenalan lokasi studi, dalam tahap ini penyedia jasa harus melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan berdiskusi yang erat kaitannya dengan
peraturan maupun kebijakan yang berlaku di daerah dalam kaitannya dengan LARAP
tersebut. Adapun beberapa peraturan maupun kebijakan yang berlaku meliputi;
 Hak-hak kaum minoritas dan penduduk asli;
 Tata cara mendapat informasi dan keterlibatan penduduk setempat;
 Proses pembebasan tanah dan tata caranya (Surat keputusan tingkat nasional dan
daerah).
Peraturan serta kebijakan tersebut diatas khususnya yang terkait dengan LARAP sangat
diperlukan dengan melakukan pengumpulan data dan peta wilayah lokasi yang akan
dibebaskan termasuk daerah dan/atau lokasi baru untuk resettlement.

Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder

Inventarisasi Lapangan

Penyedia Jasa harus menginventarisasi setiap permasalahan yang ada di wilayah


tersebut, baik permasalahan yang ada saat ini maupun potensi yang yang dapat
dikembangkan dikemudian hari di wilayah yang direlokasi (jika ada relokasi penduduk).
Beberapa aspek penting yang terdapat dan harus diidentifikasi meliputi;
i) Inventarisasi data/informasi mengenai kondisi eksisting dan permasalahan
kawasan di sekitar bangunan utama dan sepanjang trase jaringan Jalan.
ii) Inventarisasi dan analisis evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan
masyarakat dilokasi studi.
iii) Inventarisasi infrastruktur yang ada di sekitar bangunan utama dan sepanjang
trase jaringan Jalan.
iv) Inventarisasi data demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur, pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan jumlah kepala
keluarga) terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan
pemilik lahan.
v) Inventarisasi kegiatan ekonomi .
vi) Inventarisasi pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah
sekitar bangunan utama dan sepanjang trase jaringan Jalan.
vii) Inventarisasi pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang
diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan bangunan utama dan jaringan Jalan
serta relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah
ditetapkan.
viii) Penyiapan dan penggunaan peta meliputi :
- Penggunaan peta citra satelit pada lokasi terpilih
- Penyiapan peta dasar skala (orientasi wilayah) (kawasan terpilih).
- Digitasi lokasi bangunan utama dan jaringan Jalan.

Data dan Peta

Dilakukan sesuai dengan kebutuhan analisis yang akan dilakukan pada daerah studi yang
terkena dampak antara lain sebagai berikut:

No Jenis Data Sumber Data Periode Waktu


I. Undang-undang dan Kementerian, instansi Terkini
Peraturan Pemerintah terkait
II. Kebijakan Nasional, Pemerintah Pusat, Terkini
Pemerintah Provinsi, kementerian PU,
Pemkab/Kota Tentang KEMDAGRI,
Pertanahan. KEMHUTserta instansi
terkait.
III. Data Umum
A. Data Kab.Dalam Angka; BPS Tahunan (4 tahun terakhir)
- Data Dinamika
Kependudukan
- Data Dinamika PDRB
B. Data Laporan Tahunan Kementerian, Dinas Tahunan
Terkait. (kondisi terkini).

C. Data Rencana Tata Ruang - Bappeda Tk. I & Sesuai jangka waktu/tahun
Tk. II berlakunya (kondisi
- PUPR Tk. I &Tk. II terkini).

D. P e t a
- Peta Tanah
- Peta Penggunaan Lahan
- BPN Terkini Terkini,
- BPN, BIG, LAPAN thn, 10 thn
IV. A. Data Teknis Terkini Data min 5 Tahun
- Data dan Peta - Dinas PUPR D
Jaringan Jalan

V. Lain-lain Instansi Terkait Instansi Tahunan 4 (thn terakhir)


A. Dinamika Kondisi Terkait Instansi Terkait Terkini
Lingkungan
B. Dinamika Kondisi Sosbud
C. B. Dinamika Kondisi
Ekonomi

b. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data Kepemilikan Tanah dan Aset


lainnya, Pemetaan Rencana Pembebasan Tanah, serta data SOSBUD
1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknis / informasi pada instansi-instansi
terkait untuk keperluan penyelidikan
2. Melakukan:
- Penyusunan tim yang dipimpin oleh tenaga ahli dibidangnya;
- Melakukan orientasi dan survei lapangan;
- Inventarisasi, identifikasi permasalahan, analisis dan evaluasi.

Secara garis besar pengukuran dan pemetaan Persil Kepemilikan meliputi :

 Indikatif batas kepemilikan


 Peta RBI sebagai acuan peta Lokasi
 Sistim grid yang digunakan WGS 84

Lingkup Kegiatan Survei

 Pengukuran Kerangka Utama


 Pengukuran batas indikatif kepemilikan
 Pengukuran rencana relokasi Penduduk (bila ada).

Umum
a. Semua data penting yang digunakan untuk menentukan koordinat titik pengukuran
diperoleh dengan cara pengukuran langsung dilapangan.
b. Semua alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan baik setelah dilakukan
pengecekan oleh tim teknis/Direksi dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta.
c. Sebelum pekerjaan dimulai pelaksana pekerjaan harus menyerahkan program kerja
yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personil, daftar peralatan
dan rencana keberangkatan untuk dibahas bersama .
d. Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan waktu
pelaksanaan sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.

c. Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan


Survey dan Pemetaan
Kegiatan survey dan pemetaan Rencana Pembebasan Lahan meliputi :
1. Pemetaan rencana pembebasan lahan diukur berdasarkan jaringan kerangka
utama dan kerangka cabang yang telah dipasang, dengan melakukan survey
penginderaan jarak jauh terhadap data kepemilikan dan batas-batas kepemilikan
pada rencana jaringan Jalan.
2. Pemetaan relokasi penduduk pengukuran dilakukan detail juga dilakukan dengan
penginderaan jarak jauh yang mengambarkan kondisi existing di relokasi
penduduk. Pemetaan relokasi penduduk dilengkapi dengan titik ketinggian dan
garis kontour.
3. Pengukuran petak lahan kepemilikan dilakukan dengan mencantumkan kode
kepemilikan dan batas kepemilikan dilakukan dengan receiver satelit Navigasi
(GPS, GLONASS, GALILEO), citra satelit dan survey lapangan.
4. Data kepemilikan dan batas kepemilikan berupa indikatif dari surveyor lokal dan
menjadi input untuk penetapan lanjutan oleh BPN.
5. Melakukan pengambaran hasil pengukuran batas persil kepemilikan tanah
dengan skala 1 : 2.000, dan skala 1 : 5.000 atau dengan skala disesuaikan
dan/atau dengan petunjuk lain atas persetujuan Direksi.
6. Nomor kode serta luasan masing-masing kepemilikan ditampilkan pada gambar
skala 1 : 2.000 dan skala 1 : 5.000 atau dengan skala disesuaikan.
7. Pada kolom keterangan gambar ditampilkan kode dan luas lahan masing-masing
kepemilikan yang terdapat pada setiap lembar gambar.
8. Melakukan analisis/telaah terhadap upaya dan rencana pembebasan lahan.
Dalam melakukan kajian ini para tenaga ahli tersebut memerlukan dasar-dasar
pertimbangan sebagai berikut:
- Kondisi eksisting dan permasalahan disekitar kawasan rencana
pembangunan.
- Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan masyarakat
dilokasi studi termasuk issue ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah
untuk: hak atas tanah; bangunan; tanaman; benda-benda lain yang berkaitan
dengan tanah.
- Infrastruktur yang ada di sekitar daerah Jaringan Jalan.
- Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan jumlah kepala keluarga)
terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan pemilik
lahan.
- Kegiatan ekonomi (Pertanian, kehutanan, perikanan) di daerah rencana
pelaksanaan pekerjaan.
- Pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah rencana
pelaksanaan pekerjaa.
- Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi
pelaksanaan pembangunan Jaringan Jalan serta relokasi berdasarkan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah ada, dan bagi daerah yang belum
menetapkan RUTR pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan
ruang wilayah atau kota yang telah ada (Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
yang terakhir diubah dengan Perpres No. 148 Tahun 2015).

Penggambaran
i. Setiap gambar peta harus disesuaiakan dengan kaedah kartografi
ii. Penggambaran kode kepemilikan dalam album peta A3 dengan skala
disesuaikan

d. Melakukan Analisis Inventarisasi dan Identifikasi LARAP


Studi LARAP terutama untuk masyarakat yang diperkirakan terkena dampak
langsung yang disusun sebagai laporan LARAP. Analisa dan pengumpulan data akan
dilakukan pada lingkungan sekitar Wilayah Study yang telah ditentukan, dengan
ukuran menurut peraturan yang berlaku di Indonesia.

Analisis yang dilakukan oleh tim konsultan diantaranya berupa:


 Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum,
termasuk peraturan dasar pokok-popok pertanahan nasional
 Pokok-pokok kebijakan pengadaan tanah;
 Panitia, Musyawarah, dan ganti kerugian.
 Hasil analisis tersebut akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan LARAP.

e. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP


Penyedia jasa harus membuat skenario terhadap penyelesaian permasalahan yang
akan timbul sebagai akibat rencana relokasi dalam tingkatan urgensitas masyarakat
yang terkena dampak nyata. Penyusunan skenario ini diperlukan oleh pengambil
kebijakan dalam rangka upaya merelokasikan penduduk dari tempat asalnya
ketempat yang lain, dan juga skenario ini diperlukan oleh panitia ganti rugi tanah
dalam rangka pelaksanaan ganti rugi/pengadaan tanah untuk keperluan
Pembangunan Ruas Jalan D D, agar tepat sasaran didalam pelaksanaan tugasnya.
Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP ini juga memuat :

1. Tata Cara Pembebasan Tanah/Lahan (land Acquisition)


Penyedia jasa harus melakukan analisis dan menyusun rekomendasi atau tata
cara pembebasan tanah dan penanda tanganan persetujuan ganti rugi dan
perbaikan. Rekomendasi tata cara dan mekanisme pembebasan/pengadaan
tanah ini sangat diperlukan oleh pemangku kebijakan dalam rangka untuk
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang
berhak atas tanah tersebut dalam upaya rencana Pembangunan Ruas Jalan D D.

2. Tata Cara Ganti Rugi dan Alternatif Peluang Usaha


Ganti kerugian adalah penggantian atas nilai tanah berikut bangunan, tanaman
dan/atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah sebagai akibat pelepasan
atau penyerahan hak atas tanah.
Penyedia jasa diharuskan melakukan analisis dan menyusun tata cara ganti rugi
termasuk alternatif peluang usaha dan rekomendasi pelatihan bagi masyarakat
yang terkena dampak langsung proyek pembangunan Jaringan Jalan tersebut.
Penyusunan tata cara ganti rugi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan tanah
dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut
dimana pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan
hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang
dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah.
Untuk dasar dan tata cara perhitungan ganti kerugian tanah ditetapkan atas
dasar :
- Harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya, dengan
memperhatikan nilai jual objek Pajak Bumi dan Bangunan yang terakhir
untuk tanah yang bersangkutan;
- Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab dibidang bangunan;
- Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab di bidang pertanian.
3. Penyusunan dan Pendataan Permasalahan Berdasarkan Urgensi Masyarakat
Penyedia jasa harus melakukan analisis terhadap hasil pendataan permasalahan
yang ditemui dilokasi kegiatan, serta menyusun konsep tingkatan permasalahan
yang dihadapi berdasarkan urgensi masyarakat yang diperkirakan terkena
dampak langsung akibat Pembangunan Ruas Jalan D D.

f. Menyusun dan menyiapkan Data Kepemilikan Tanah


Penyedia jasa berdasarkan pendataan/inventarisasi kepemilikan tanah harus
menggambarkan setiap petak (blok) kepemilikan tanah serta menyiapkan data
inventarisasi kepemilikannya secara lengkap. Data ini sangat diperlukan oleh tim
pembebasan tanah pada saat akan dilakukannya proses ganti rugi atas hak atas
tanah, bangunan, tanaman serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
g. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah dengan metode skala
prioritas.
Penyedia jasa berdasarkan penyusunan skenario yang telah dilakukan maka
selanjutnya diharuskan menyusun rekomendasi tata cara penyelesaian masalah
ganti rugi dan relokasi (LARAP) dengan membuat metode skala prioritas.

h. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (EE) Pembebasan dan Pengadaan


tanah serta relokasi penduduk
Penyedia jasa diharuskan menyusun perkiraan biaya (EE) yang diperlukan dalam
pelaksanaan pembebasan tanah dan relokasi penduduk (bila ada relokasi
penduduk) sesuai dengan tingkat urgensinya. Besarnya biaya perkiraan
pembebasan dan pengadaan tanah didasari pada hasil inventarisasi atau pendataan
yang telah dilakukan oleh tim. Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan didalam
penyusunan perkiraan biaya tersebut diantaranya adalah;
- Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan
benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan
dilepaskan atau diserahkan.
- Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang atasnya akan
dilepaskan atau diserahkan.
- Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian secara keseluruhan
dengan nilai biaya pada saat ini atau atas petunjuk lain akibat fluktuasi.
- Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah
mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut.

i. Melaksanakan Lokakarya/PKM LARAP


Untuk menampung aspirasi para pihak yang berkepentingan, Penyedia Jasa harus
melakukan kegiatan Lokakarya LARAP tingkat Pemerintahan Daerah/Kabupaten
khusunya melibatkan para pemangku kepentingan, serta masyarakat di lokasi
Rencana Pembangunan Ruas Jalan D D.
Tujuan dilaksanakan kegiatan Lokakarya LARAP ini dilakukan adalah untuk
memperoleh masukan, tanggapan, koreksi dari masyarakat, dan seluruh pemangku
kepentingan terhadap data keseluruhan yang di inventarisasi, identifikasi kondisi
lingkungan dan identifikasi masalah yang telah dilakukan untuk dibangun suatu
kesepakatan-kesepakatan dari semua para pihak yang berkepentingan dalam upaya
pembebasan lahan dan relokasi terkait dengan Rencana Pembangunan Ruas Jalan D
D.
Penyedia jasa harus memfasilitasi kegiatan lokakarya tersebut dari baerbagai
Instansi Lintas Sektor terkait melalui BAPPEDA Kabupaten, unsur Kecamatan,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perangkat Desa (Geuchik Gampong dan
masyarakat) didalam memperoleh masukan, tanggapan masyarakat, seluruh
pemangku kepentingan/kebijakan.

j. Menyusun Laporan Hasil Studi LARAP


Penyedia jasa diharuskan menyusun laporan hasil studi LARAP beserta laporan daftar
identifikasi/pendataan masyarakat yang terkena dampak terhadap rencana
Pembangunan Jalan Ruas D D terkait dengan ganti rugi aset serta gambar-gambar
lokasi pembebasan dan relokasinya.
Hasil yang akan dicapai dalam pekerjaan Studi LARAP ini adalah :
1. Rekomendasi batas-batas (base line) lokasi pembebasan tanah dan relokasi
dari hasil inventarisasi, identifikasi serta analisis dan evaluasi lapangan.
2. Usulan metode tata cara penyelesaian masalah ganti rugi berdasarkan hasil
analisis dengan beberapa metode skala perioritas.
3. Usulan biaya rencana pelaksanaan (RAB) pembebasan dan pengadaan tanah
serta relokasi penduduk.
4. Usulan pengadaan tanah unutk merelokasi penduduk yang tepat untuk
rencana pengembangan permukiman yang sesai dengan Rencana Umum Tata
Ruang (RUTR) yang ada.

11. PENGAWASAN PEKERJAAN


Direksi akan mengadakan pengawasan rutin terhadap mutu, arah serta jalannya
penyelidikan, pengukuran dan perencanaan agar dapat memperoleh hasil-hasil yang
memuaskan. Pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan :
1. Pengawasan program kerja
2. Pengecekan alat yang dipakai
3. Pengecekan personil yang ditugaskan
4. Daftar/absensi personil
5. Surat-surat perjanjian, dsb
6. Pengawasan pelaksanaan di lapangan
7. Pengawasan hasil kerja

12. DISKUSI DAN ASISTENSI PEKERJAAN


Untuk menjamin penyelesaian pekerjaan selesai tepat mutu dan tepat waktu
diperlukan suatu pengendalian tahapan kegiatan sebagai berikut;
 Konsultan diharuskan melakukan diskusi dan asistensi minimal 1 (satu) bulan
sekali atau dilakukan setiap waktu sesuai keperluan, diskusi dan asistensi
dilakukan oleh tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaanya kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) guna
untuk memperoleh masukan serta kesepahaman bersama baik secara lisan
maupun tulisan, diskusi dilakukan terhadap permasalahan yang akan dibahas
mengenai pekerjaan yang sedang berjalan dan yang telah diselesaikan, diskusi
serta asistensi termasuk menyampaikan alternatif pilihan, guna memperoleh
persetujuan serta pengajuan program kerja untuk selanjutnya.
 Diskusi dan asistensi ini dilakukan secara kontinu di Kantor Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat D Bidang Teknik dan Konstruksi.
 Konsultan diharuskan melakukan presentasi rencana dan hasil kerja pada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
 Dalam hal kealpaan diskusi dan asistensi oleh pihak Konsultan sebagaimana yang
telah diatur, hal ini diluar tanggung jawab Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
 Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan secara kontinu, maka diskusi
pekerjaan juga dapat dilakukan menggunakan media elektronik, untuk asistensi
harus dilakukan secara tatap muka di kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat D Bidang Teknik dan Konstruksi.

13. PEMBAHASAN DAN EKSPOSE HASIL KERJA


Secara keseluruhan terkait dengan penyusunan Dokumen LARAP konsultan juga
diwajibkan untuk melakukan expose, yang terdiri atas:
 Expose Laporan Pendahuluan
Membahas rencana kerja (time schedule), Laporan Mutu Kontrak dan survey
pendahuluan termasuk draft laporan pendahuluan yang diajukan oleh Konsultan
dengan pihak Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK). Konsultan akan membahas rencana kerja survey primer
termasuk rencana memobilisasi personil dan peralatan serta persiapan
administrasi lainnya yang diperlukan untuk proses kelancaran pekerjaan.
 Expose Laporan Draft Final
Expose Draft Final dilaksanakan bersama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat D Bidang Teknik dan Konstruksi untuk membahas secara
keseluruhan hasil pekerjaan guna untuk memperoleh berbagai masukan, saran
serta kesepakatan dari beberapa pihak yang diikut sertakan dalam pembahasan
tersebut. Disamping itu jika diperlukan, Konsultan wajib mengexpose kembali hasil
pelaksanaan pekerjaan tersebut jika diundang oleh pihak pengguna jasa dengan
waktu dan tempat yang akan ditentukan kemudian.

14. KELUARAN
untuk Studi LARAP, output yang diharapkan berupa Dokumen LARAP dan Gambar
peta rencana pembebasan lahan.

15. PERALATAN, MATERIAL, DAN PERSONIL DAN FASILITAS DARI KUASA


PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
a. Peralatan;
Peralatan yang disediakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
b. Material;
Material Kantor yang disediakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
c. Personil;
Personil yang ditugaskan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pengawas
pekerjaan dalam mengawasi pelaksanaan jasa konsultansi mulai dari tandatangan
kontrak kerja sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai;
d. Fasilitas;
Fasilitas yang disediakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;

16. PERALATAN, MATERIAL DARI PENYEDIA JASA


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a. Peralatan;
Peralatan disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan harus diperlihatkan
dan dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
dan/atau Pengawas Lapangan;
 Peralatan, fasilitas laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai
ketelitian dan standar yang telah ditentukan berdasarkan aturan – aturan yang
terkait.
 Konsultan diharapkan dapat memberikan hasil pekerjaan yang berkualitas
tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Konsultan menanggung biaya
pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak
memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) dan/atau Pengawas Lapangan.
 Transportasi lokal : Kendaraan Roda 4 (sewa).
 Peralatan kantor: seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
b. Material;
Material Kantor disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan dan harus
diperlihatkan serta harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan/atau Pengawas Pekerjaan;

17. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan
kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan,
serta resiko lain yang tidak dapat diduga; pihak ketiga sebagai akibat kecelakan di
tempat kerjanya,
b. Hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi
c. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
nilai kontrak.

18. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan waktu selama 90 (Sembilan Puluh) hari
kalender atau 3,0 (Tiga koma Nol) bulan dari tanggal diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK)

19. PERSONIL

Kualifikasi
Posisi Jumlah Orang

Pendidikan Keahlian Pengalaman

Tenaga Ahli :

TL/Project Min. S1/Teknik Ahli Muda Teknik


Min. 5 tahun 1 x 3,0 OB
Koordinator Sipil Jalan (202)

Min
Ahli Pertanahan/ Ahli
S1/Geodesi/GIS/
Geodesi/GIS/Pengind Geodesi/GIS/Peng Min. 3 tahun 1 x 3,0 OB
Penginderaan
eraan Jauh inderaan Jauh
Jauh
Min S1/Teknik Ahli Muda Teknik
Ahli Jalan Raya Min. 3 tahun 1 x 3,0 OB
Sipil Jalan (202)
Kualifikasi
Posisi Jumlah Orang

Pendidikan Keahlian Pengalaman

Tenaga Pendukung :

Min. 3 atau 2
Surveyor D3 Teknik Sipil 4 x 3,0 OB
tahun
Min. 3 atau 2
Drafter/CAD/GIS D3 Arsitektur/GIS 1 x 3,0 OB
tahun

Tenaga Harian Lokal D3/SLTA - - 9 x 1,0 OB

 Proffesional Staff

a. Ahli Jalan Raya/Ketua Tim (Team Leader)


Mempunyai Sertifikasi Keahlian Teknik Jalan/Ahli Pemetaan sebagai Ahli Muda yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang
Jasa Kontruksi (LPJK)

Team Leader/Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1


(S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan sejenis lebih diutamakan/disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan yang
telah mempunyai pengalaman sebagai Team Leader/Ketua Tim m i n i m a l
5 tahun (ahli muda), diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai Team Leader/Ketua Tim, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota
tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

b. Ahli GIS
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Pertanahan sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi Strata. 1. Tenaga ahli
yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi Strata 1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 tahun (ahli muda). Tugas tenaga ahli tersebut adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pemetaan.

c. Ahli Jalan Raya


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Jalan sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 3 tahun (ahli muda), Tugas Tenaga ahli tersebut adalah merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah
di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan
perhitungan – perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data,
analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap
digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat – sifat
dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan.

20. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pekerjaan LARAP, meliputi :


1. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder;
2. Melakukan Sosialisasi Masyarakat;
3. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data Kepemilikan tanah dan aset
lainnya, serta data SOSBUD;
4. Melakukan Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan dan relokasi penduduk
(Bila ada relokasi penduduk);
5. Melakukan Analisis hasil Inventarisasi dan Identifikasi LARAP;
6. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP;

7. Menyusun dan menyiapkan Data Kepemilikan Tanah;


8. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah dengan metode skala
prioritas;
9. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Pembebasan tanah dan Relokasi
Penduduk (bila ada relokasi penduduk);
10. Melaksanakan Lokakarya/PKM LARAP;
11. Menyusun Laporan Hasil Studi LARAP;

21. LAPORAN

Laporan-laporan yang harus dipenuhi oleh konsultan adalah :

1. Laporan LARAP, terdiri atas:


o RMK
o Laporan Pendahuluan.
o Laporan Antara
o Laporan Survey Inventarisasi/Pendataan Lapangan
o Laporan Akhir
o Album Peta A3
o Laporan SoftCopy (CD/USB Drive)

2. Peta LARAP Uk.A3 (Album Peta)


3. Peta LARAP Uk.A1 (Lembar Kepemilikan)
4. Dokumentasi/Album Foto

22. PERSYARATAN KERJA SAMA


Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka harus memenuhi persyaratan yang tertuang dalam
dokumen kontrak.

23. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pengumpulan Data Lapangan harus memenuhi persyaratan standar teknis yang


berlaku.
24. ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka Konsultan harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf Bidang Teknik dan Konstruksi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang D.
Dalam pekerjaan ini Konsultan akan mengadakan pelatihan singkat untuk staf bidang
Teknik dan Konstruksi didalam mengakses program yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai