Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Herfinitha Nurmala Lubis

NIM: 41717010063

1. Kenapa dollar naik/rupiah melemah?


2. Apa dampak kenaikan dollar bagi ketahanan nasional terutama di bidang
ekonomi?
- Dampak positif
- Dampak negatif

Jawab:
1.
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata
uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power)
mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-
negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara
Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara
yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner
dagangnya.
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat
suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata
uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara
tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang
lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral
menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga
maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli
barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut
membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan
pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut
membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan
nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan
sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat
terhadap negara partner dagang.
4. Hutang publik (Public debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-
proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public
debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit
anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan
bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal
bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan
cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
5. Ratio harga ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang
negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara
tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan
sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan politik dan ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan
kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung
beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada
kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
nilai tukar mata uang negara tersebut.

2.

A.              Dampak Positif
-        Nilai gaji WNI dalam Dolar AS akan meningkat

-        Sektor industri pariwisata mengalami peningkatan pengunjung karena sebagian besar


wisatawan jadi lebih memilih pariwisata domestik. Wisatawan mancanegara pun
memilih berwisata ke Indonesia karena lebih murah.
-        Dapat meningkatkan ekspor karena harga barang Indonesia di luar negeri menjadi
murah sehingga meningkatkan permintaan akan barang dari Indonesia.
B.              Dampak Negatif
-        Menaiknya gaji dalam bentuk dolar AS yang dibayarkan kepada WNA.
-        Kenaikan harga barang-barang impor. Sebagian besar perdagangan luar negeri
indonesia dijalankan dengan perantaraan dolar AS, sehingga mahalnya dolar AS akan
membuat harga barang impor juga makin mahal, semakin memberatkannya hutang
negara dan swasta.
-        Dampak terhadap sektor riel dan pengangguran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
menurunnya order dari rekanan di luar negeri sehingga banyak perusahaan kesulitan
memasarkan produknya yang pada akhirnya harus melakukan efisiensi atau
rasionalisasi supaya dapat bertahan hidup dan melemahnya daya beli masyarakat
indonesia karena melemahnya mata uang rupiah dan kenaikan inflasi serta kesulitan
likuiditas atau modal kerja dari perbankan yang mengetatkan kebijakan pemberian
kreditnya. Kedua hal tersebut mengakibatkan industri di sektor riel menjadi tertekan,
sehingga apabila hal ini berlarut-larut akan melemahkan daya tahan perusahaan yang
akan berimbas pada kemungkinan melakukan phk bagi para karyawannnya demi
mengurangi beban perusahaan atau karena memang perusahaan sudah tidak mampu
lagi beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai