Anda di halaman 1dari 4

MANUSIA, MASYARAKAT DAN NORMA HUKUM.

Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat atau “Zoon politicon”
(Aristoteles). Oleh karena itu manusia akan selalu berinteraksi satu dengan lainnya dan
setiap manusia mempunyai berbagai kepentingan dan kepentingan itu cenderung saling
bertentangan sehingga cenderung terjadi benturan kepentingan yang menimbulkan
berbagai konflik dalam masyarakat. Yang dimaksud kepentingan disini adalah suatu
tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi.

Mengingat manusia dalam hidup bermasyarakat menghadapi berbagai ancaman baik


binatang buas atau serangan dari manusia atau kelompok manusia lainnya, maka akan
lebih terjamin perlindungannya apabila manusia hidup secara berkelompok yang disebut
masyarakat. Masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama yang terorganisir untuk
mencapai dan merealisir tujuan bersama. Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang akan selalu berhubungan satu dengan yang lain yang dapat
menimbulkan hubungan yang menyenangkan atau hubungan yang menimbulkan
pertentangan atau konflik. Konflik ini bisa terjadi apabila dalam melaksanakan atau
mengejar kepentingannya menimbulkan kerugian bagi manusia lainnya. Oleh karena itu,
manusia dalam hidup bermasyarakat memerlukan perlindungan akan kepentingannya.
Perlindungan kepentingan itu bisa terwujud apabila manusia mempunyai pedoman atau
peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam
masyarakat agar tidak merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Pedoman atau
peraturan hidup ini disebut Norma atau kaedah sosial.

Norma sosial atau kaedah sosial pada hakekatnya merupakan pandangan mengenai
perilaku atau sikap yang seyogyanya dilakukan atau yang seyogyanya tidak dilakukan,
yang dilarang dijalankan atau yang dianjurkan untuk dilakukan. Singkatnya, norma
adalah pedoman, patokan atau ukuran untuk berperilaku atau bersikap dalam
kehidupan bersama.

Kaedah sosial itu meliputi (periksa Mengenal Hukum – Sudikno Mertokusumo) :

a. Kaedah yang mengatur kehidupan pribadi, yang meliputi :


1. Kaedah kepercayaan atau keagamaan.
Kaedah kepercayaan atau keagamaan ditujukan kehidupan beriman, ditujukan
terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri. Bertujuan
untuk mengatur kehidupan batin seseorang agar baik dan benar.

2. Kaedah kesusilaan.
Kaedah kesusilaan berhubungan dengan manusia sebagai individua atau
menyangkut kehidupan pribadi manusia. Kaedah ini ditujukan kepada umat
manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi. Kaedah ini berasal dari manusia
sendiri yang bersifat otonom yang ditujukan kepada sikap batin manusia. Kalau
terjadi pelanggaran terhadap kaedah ini maka sanksinya berasal dari diri sendiri
seperti rasa penyesalan, rasa bersalah, rasa malu dan sebagainya.

b. Kaedah yang mengatur kehidupan antar pribadi, yang meliputi :


1 Kaedah sopan santun atau tata krama.

Kaedah sopan santun ini menyangkut perbuatan lahir hidup bermasyarakat,


sehingga kaedah ini didasarkan atas kebiasaan, kepatutan, atau kepantasan yang
berlaku dalam masyarakat. Kaedah sopan santun ditujukan kepada sikap lahir
pelakunya yang konkrit demi penyempurnaan atau ketertiban dan bertujuan
menciptakan perdamaian, tata tertib dan menyangkut perilaku antara manusia
dalam masyarakat yang bersifat lahiriah. Contoh kaedah sopan santun misalnya
kita wajib bersikap ramah terhadap tamu yang datang ke rumah kita walaupun
kita tahu saat itu waktu orang tidur. Apabila kaedah ini dilanggar maka yang
memberi sanksi adalah kekuasaan yang berasal dari luar diri kita, berupa tegoran,
cemoohan, pengucilan oleh individu lain dalam masyarakat. Sanksi adalah suatu
reaksi, akibat atau konsekuensi pelanggaran kaedah sosial. Sanski ini bertujuan
untuk memulihkan keseimbangan tatanan masyarakat yang telah terganggu oleh
pelanggaran-pelanggaran kaedah agar kembali dalam keadaan semula.

2 Kaedah hukum.

Mengingat bahwa manusia dalam hidup bermasyarakat tidak selamanya dan tidak
semua manusia taat dan patuh kepada norma agama, kesusilaan dan norma
sopan santun. Agar kehidupan manusia dapat terjaga ketertibannya dan
terjaminnya ketentraman manusia hidup bermasyarakat maka dibutuhkan norma
yang lebih kuat yaitu kaedah hukum. Kaedah hukum ditujukan kepada si pelaku
pelanggaran secara konkrit. Kaedah hukum mengatur perbuatan lahir manusia
yang berisi hak dan kewajiban yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

Persamaan dan perbedaan antar kaedah sosial.

Kaedah Kaedah Kaedah Sopan Kaedah


Kepercayaan Kesusilaan santun Hukum

Tujuan Umat manusia: Perbuatan yang konkrit:


Penyempurnaan manusia,jangan ketertiban masyarakat; jangan
sampai manusia jahat sampai ada korban

Isi Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa

Sanksi Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari masyarakat Dari masyarakat
secara tak resmi secara resmi

Daya Kerja Membebani Membebani Membebani Membebani


kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban dan
memberi hak

Kedudukan Hukum Dalam masyarakat.

Kedudukan hukum artinya membicarakan hukum dalam keberadaannya dalam masyarakat,


sifatnya statis.

a. Kedudukan Hukum dalam kehidupan pribadi.

Hukum sebagai institusi sosial dalam kehidupan manusia hukum mempunyai


kedudukan yang sangat luas, karena hukum sebagai institusi sosial sudah mengatur
manusia sejak dalam Rahim ibu sampai meninggal dunia.

1………………….2 3…………..…..4

Keterangan :
1. Dalam kandungan ibu hukum sudah mengatur dan memberi perlindungan. Misalnya
“barang siapa menggugurkan kandungan …….. dihukum”
2. Pada saat lahir hukum sudah mengatur dan memberi perlindungan. Misalnya, pada
saat lahir hukum sudah mengatur, dimana hukum menentukan pada saat kelahiran
itu timbullah hubungan hukum antara orang tua dengan anak.
3. Saat meninggal dunia sudah diatur oleh hukum. Misalnya, dengan meninggalnya
orang tua maka terbukalah hak untuk mewaris.
4. Saat dikubur sudah diatur oleh hukum. Misalnya, tentara yang berjasa kepada
negara berhak dikubur di Taman Makam Pahlawan.

b. Kedudukan Hukum dalam kehidupan bermasyarakat.

Hukum dan masyarakat mempunyai hubungan bertimbal balik. Di satu sisi, hukum
dipengaruhi oleh masyarakat, yang berarti hukum itu merupakan manifestasi dari
filsafat hidup, tata nilai, norma Susila, norma kesopanan dan aspek kehidupan
bermasyarakat. Dengan kata lain, hukum merupakan cermin budaya masyarakat yang
mempunyai sifat universal. Jadi pertumbuhan hukum dipengaruhi oleh kenyataan-
kenyataan masyarakat. Di sisi yang lain, hukum mempunyai potensi mengarahkan gerak
masyarakat mencapai cita-cita. Potensi hukum untuk menggerakkan masyarakat
terutama di bidang kehidupan yang bersifat netral/ non spiritual.

Anda mungkin juga menyukai