Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat atau “Zoon politicon”
(Aristoteles). Oleh karena itu manusia akan selalu berinteraksi satu dengan lainnya dan
setiap manusia mempunyai berbagai kepentingan dan kepentingan itu cenderung saling
bertentangan sehingga cenderung terjadi benturan kepentingan yang menimbulkan
berbagai konflik dalam masyarakat. Yang dimaksud kepentingan disini adalah suatu
tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi.
Norma sosial atau kaedah sosial pada hakekatnya merupakan pandangan mengenai
perilaku atau sikap yang seyogyanya dilakukan atau yang seyogyanya tidak dilakukan,
yang dilarang dijalankan atau yang dianjurkan untuk dilakukan. Singkatnya, norma
adalah pedoman, patokan atau ukuran untuk berperilaku atau bersikap dalam
kehidupan bersama.
2. Kaedah kesusilaan.
Kaedah kesusilaan berhubungan dengan manusia sebagai individua atau
menyangkut kehidupan pribadi manusia. Kaedah ini ditujukan kepada umat
manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi. Kaedah ini berasal dari manusia
sendiri yang bersifat otonom yang ditujukan kepada sikap batin manusia. Kalau
terjadi pelanggaran terhadap kaedah ini maka sanksinya berasal dari diri sendiri
seperti rasa penyesalan, rasa bersalah, rasa malu dan sebagainya.
2 Kaedah hukum.
Mengingat bahwa manusia dalam hidup bermasyarakat tidak selamanya dan tidak
semua manusia taat dan patuh kepada norma agama, kesusilaan dan norma
sopan santun. Agar kehidupan manusia dapat terjaga ketertibannya dan
terjaminnya ketentraman manusia hidup bermasyarakat maka dibutuhkan norma
yang lebih kuat yaitu kaedah hukum. Kaedah hukum ditujukan kepada si pelaku
pelanggaran secara konkrit. Kaedah hukum mengatur perbuatan lahir manusia
yang berisi hak dan kewajiban yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa
Sanksi Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari masyarakat Dari masyarakat
secara tak resmi secara resmi
1………………….2 3…………..…..4
Keterangan :
1. Dalam kandungan ibu hukum sudah mengatur dan memberi perlindungan. Misalnya
“barang siapa menggugurkan kandungan …….. dihukum”
2. Pada saat lahir hukum sudah mengatur dan memberi perlindungan. Misalnya, pada
saat lahir hukum sudah mengatur, dimana hukum menentukan pada saat kelahiran
itu timbullah hubungan hukum antara orang tua dengan anak.
3. Saat meninggal dunia sudah diatur oleh hukum. Misalnya, dengan meninggalnya
orang tua maka terbukalah hak untuk mewaris.
4. Saat dikubur sudah diatur oleh hukum. Misalnya, tentara yang berjasa kepada
negara berhak dikubur di Taman Makam Pahlawan.
Hukum dan masyarakat mempunyai hubungan bertimbal balik. Di satu sisi, hukum
dipengaruhi oleh masyarakat, yang berarti hukum itu merupakan manifestasi dari
filsafat hidup, tata nilai, norma Susila, norma kesopanan dan aspek kehidupan
bermasyarakat. Dengan kata lain, hukum merupakan cermin budaya masyarakat yang
mempunyai sifat universal. Jadi pertumbuhan hukum dipengaruhi oleh kenyataan-
kenyataan masyarakat. Di sisi yang lain, hukum mempunyai potensi mengarahkan gerak
masyarakat mencapai cita-cita. Potensi hukum untuk menggerakkan masyarakat
terutama di bidang kehidupan yang bersifat netral/ non spiritual.