4232 ID Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Suatu Perspektif
4232 ID Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Suatu Perspektif
I September 2000 : 37 - 45 37
Abstract
Indonesia today is having a very big problem of drugs abuse. The problem
encountered in this paper is, in fact, no longer our contemporary problem since this has
existed centuries ago. Thousands of young people, especially students of junior and
senior high school would have been the potential target of this problem. According to
law perspective, it is realised that there are two regulations concerning the problem, ie.
the Law number 22 of 1997 and the Law number 5 of 1997 . Unfortunately , those two
regulation could not be enforced efectively as there is no strong political will given by
the govenrment. Generally speaking, lacking of seriousness amongst law enforcement
officers would also be a critical factor in combating drug abuse.
satu core bussines-nya memang secara sosiologis: antara lain struktur keluarga,
sangat jeli dan sengaja pendidikan, kelompok dominan. Dengan
menginvestasikan sebagian dananya demikian, pendekatan teori kontrol
melalui cara-cara penyuapan atau sosial ini berbeda dengan teori kontrol
bahkan dengan membina oknum aparat lainnya.
VHEDJDL ³NDGHU´-nya dalam salah satu Gagasan di masyarakat untuk
mata rantai pengedaran narkoba. Hal itu menggelar aksi pemberantasan narkoba
GLODNXNDQ JXQD PHPEXDW µWDML¶ DSDUDW secara begitu marak, bisa dilihat di
penegak hukum tumpul. Dalam kondisi jalan-jalan perkampungan dan
demikian upaya penanggulangan akan perumahan di sekitar Jabotabek.
menjadi sulit, jika hukum tidak 6HEDJDL PLVDO ³:DUJD 5: .DOLEDWD
ditegakkan secara tegas, tanpa pan- PHQ\DWDNDQ SHUDQJ GHQJDQ QDUNRED´
dang bulu, transparan dan adil. Tidak cukup sampai di situ, muncul aksi
Barangkali, hal-hal demikian tadi pemberantasan narkoba oleh
, ditambah semakin meluasnya wilayah masyarakat, akibat sudah tak tahan lagi
peredaran dan jatuhnya semakin menyaksikan ulah para pemakai,
banyak korban di kalangan generasi pengedar dan bandar narkoba.
muda bahkan anak-anak, menyebabkan Penggunaan teori kontrol sosial
masyarakat menjadi tidak sabar dan ini diakibatkan oleh tiga ragam
berusaha secara kolektif ikut serta perkembangan dalam kriminologi yaitu
bahu-membahu guna memberantas (Romli ,1992; h 31) :
sarang serta menggerebek tempat- a. Adanya reaksi terhadap orientasi
tempat yang diduga kuat menjadi labeling dan konflik dan kembali
sarang pengedar serta bursa jual-beli kepada penyelidikan tentang tingkah
narkoba. laku kriminal. Kriminologi konservatif
Seiring dengan itu, kita melihat kurang menyukai kriminologi baru
saat ini tekad memberantas narkoba dan hendak kembali kepada subyek
menjadi fenomena di mana-mana. Hal semula, yaitu penjahat.
itu tergambar jelas terpampang b. Munculnya studi tentang criminal
spanduk-spanduk yang ditempel di justice (atau peradilan pidana)
mana-mana yang intinya perang sebagai suatu ilmu baru telah
terhadap narkoba sedang dikobarkan. membawa pengaruh terhadap
kriminologi guna menjadi lebih
Beberapa Pendekatan pragmatis dan berorientasi pada
sistem
Kondisi yang telah diuraikan tadi c. Teori kontrol sosial telah dikaitkan
membuat para pakar mencoba menga- dengan suatu teknik riset baru,
nalisa penyebab maraknya penggunaan khususnya bagi tingkah laku
narkoba. Pertama, yang dapat dipotret anak/remaja, yakni self-report
adalah kemandirian individu dalam survey
menghadapi permasalahan tertentu, Perkembangan awal dari teori ini
yang dapat dikaji melalui teori kontrol. tidak lepas dari gagasan Durkheim
Teori kontrol atau social control theory (1895) ketika ia menyatakan sebagai
menunjuk kepada setiap perspektif yang berikut :
membahas ihwal pengendalian tingkah
laku manusia. ³ $ VRFLHW\ ZLOO DOZD\V KDYH D FHUWDLQ
Pengertian teori kontrol sosial number of deviants and that deviance is
atau social control theory sendiri UHDOO\ D QRUPDO SKHQRPHQRQ ´«
menunjuk kepada pembahasan deviance assists in maintaining social
order, because there are vague moral
delinkuensi dan kejahatan dikaitkan
boundaries that define which acts are
dengan variabel-variabel yang bersifat
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. I September 2000 : 37 - 45 41
allowed and shich are disapproved. menjadi persoalan besar, untuk bisa
These boundaries specify the various memahami keadilan masyarakat dan
degree of disapprofal for various acts, keadilan hukum, karena para pengedar
ranging from mild displeasure to legal dan pemakai narkoba itu seakan tak
sanctions and imprisonment. Since the
tersentuh hukum. Sedangkan usaha
actual boundary lines are not clear, it is
WKH VRFLDO UHDFWLRQ WR VRPH RQH HOVH¶V masyarakat tadi sudah melalui proses
deviant act that helps people determine dan pengamatan yang panjang.
what they should not do. Thus Fenomena pengedaran narkoba
,behaviour is controlled by social saat ini dilakukan secara terorganisir
reaction (displeasure, imprisonment). dan profesional. Jaringan peredarannya
sudah merasuk ke sekitar sekolah,
Ada reaksi dari masyarakat yang bahkan ke dalam ruang-ruang kelas . Di
resah akibat peredaran narkoba dalam sekolah disebarkan kaki tangan
tersebut. Seperti yang terjadi di daerah pengedar dan bandar di kalangan siswa
sekitar Kampus C Universitas Trisakti sekolah itu sendiri. Ciri-cirinya kurang
pada tanggal 12 Agustus tahun lalu, berminat sekolah (malas, kesulitan
penggerebekan tempat-tempat penggu- mengikuti pelajaran di sekolah), dan
naan dan pengedaran narkoba, merupa- sering mengeluh bermasalah degan
kan inisiatif yang melibatkan unsur- guru, orangtua maupun teman sebaya.
unsur masyarakat. Ciri lainnya siswa yang kurang percaya
Warga dari segenap lapisan, diri, atau terlalu percaya diri dan berani
termasuk para ustadz, pengurus masjid, tambil berbeda dari yang lain, mudah
pemuda dari Karang Taruna, dan ibu- bosan dan suka melakukan kegiatan
ibu PKK sepakat untuk memberantas beresiko tinggi , dan diketahui mudah
narkoba di wilayah mereka denga mendapatkan uang.
ramai-ramai turun merazia rumah yang Selain siswa, situasi sekolah
dicurigai. Hasilnya, di sekitar kampus juga mendorong maraknya penggunaan
Trisakti langsung tertangkap tujuh narkoba. Misalnya, kurangnya kontrol
mahasiswa yang diduga sebagai guru/petugas keamanan sekolah pada
pengguna narkoba. Juga di perkam- tempat-tempat tersembunyi di ling-
pungan yang terletak persis di belakang kungan sekolah, saat istirahat, jam
kampus juga tertangkap enam peng- belajar dan setelah sekolah. Juga
guna narkoba. banyaknya warung di sekitar sekolah
Sepekan kemudian dilanjutkan yang dapat dijadikan tempat transaksi.
aksi razia kedua, dengan pola warga Disamping itu, penerapan sanksi
melakukan koordinasi dan evaluasi yang kurang konsekuen terhadap
dengan polisi. Dibahas buruk-baiknya pelanggaran peraturan sekolah.
pelaksanan razia serta hal-hal apa saja 6HNRODK GLMDGLNDQ WHPSDW ³WRQJNURQJDQ´
yang masih perlu ditingkatkan. alumni pengguna narkoba, serta
Pada rapat evaluasi terakhir, kurangnya pemahaman guru, siswa,
warga mempertanyakan ihwal dilepas- petugas sekolah, orangtua siswa
kannya dua tersangka dari 20 orang mengenai bahaya penyalahgunaan
yang ditangkap pada razia kedua narkoba.
tersebut. Namun jawaban polisi sangat Sedangkan kondisi sekolah yang
mengecewakan. Dijawab bahwa polisi secara tidak langsung berhubungan
tidak ditemukan cukup bukti, dan dengan penggunaan narkoba, keter-
akibatnya tak bisa menahan mereka. libatan orang tua adalah dalam hal
Masyarakat sangat menyayangkan, menyimak antara lain karena peraturan
mengingat mereka tahu betul aktifitas sekolah yang terlalu keras atau terlalu
kedua orang tadi sehari-hari sering lunak, komunikasi yang kurang lancar
terlibat dalam urusan narkoba. Ini antara guru ,kepala sekolah, siswa dan
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. I September 2000 : 37 - 45 42
Daftar Pustaka
Sudarto
1980 Pembaruan Hukum Pidana di
Indonesia, Jakarta: BPHN
Atmasasmita, Romly
1992 Teori dan Kapita Selekta
Kriminologi. Jakarta: Eresco.
Haskell, Martin R.
1974 Criminology: Crime and
Criminality. USA : Rand McNally
College Publisher.
Musick, David
1995 An Introduction to the
Sociology of Juvenile
Delinquency. NY: University of
NY Press.
Zingraff, Matthew T.
1993 Child Maltreatment and
Youthful Problem Behavior.
Washington : American Society of
Criminology.