Resume Pelatihan Implementasi
Resume Pelatihan Implementasi
KURIKULUM 2013
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya,
standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar
penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran
atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:1)dari berpusat pada
guru menuju berpusat pada siswa;2)dari satu arah menuju interaktif; 3)dari pasif menuju aktif-menyelidiki; 4)dari
maya/abstrak menuju konteks dunia nyata; 5)dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim;
6)dari alat tunggal menuju alat multimedia; 7)dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif; 8)dari kontrol
terpusat menuju otonomi dan kepercayaan; 9)dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan; 2)Kedudukan Mata Pelajaran : Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi; 3)Pendekatan : Tematik Terpadu dalam semua mata
pelajaran.
Selain hal di atas perubahan juga tentang Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) meliputi:
1)holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya); 2)jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6; 3)jumlah jam
Proses Pembelajaran mengalami perubahan meliputi:1)Pembelajaran Tematik Terpadu; 2)Standar Proses yang
semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta; 3)belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat; 4)guru bukan satu-satunya sumber belajar; 5)sikap tidak diajarkan secara
Penilaian Hasil Belajar : 1)Penilaian berbasis kompetensi; 2)ergeseran dari penilain melalui tes [mengukur
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian autentik [mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]; 3)memperkuat PAP (Penilaian Acuan
Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal) ; 4)penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL ; 5)mendorong
SKL; SKL meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan; KI terdiri dari KI.1, KI.2, KI.3 dan KI.4; KI.1 (sikap
spiritual) dikembangkan dalam KD1.1, KD1.2, KD1.3 dan KD1.4; KI.2 (sikap sosial) dikembangkan dalam KD2.1,
KD2.2, KD2.3 dan KD2.4; KI.3 (pengetahuan) dikembangkan dalam KD3.1, KD3.2, KD3.3 dan KD3.4; KI.4
(keterampilan) dikembangkan dalam KD4.1, KD4.2, KD4.3 dan KD4.4; KD dikembangkan dalam indikator.
pada awal tahun 1970-an; PTP diyakini sebagai salah satu model pengajaran yang efektif (highly effective
teaching model);Pembelajaran Tematik Terpadu mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi
emosi, fisik, dan akademik; secara empirik pembelajaran tematik terpadu (PTP) berhasil memacu percepatan
dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory
capabilities of learners) untuk waktu yang panjang; menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat
mengkonseptualisasi dan mensintesis; menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Kelebihan Pembelajaran Tematik Terpadu antara lain: memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different)
dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat
tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple
thinking skills); dan sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu antara lain: 1)suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
2)menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang
mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah; 3)mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas
yang ramah otak (brain-friendly classroom); 4)peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses
informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru
dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap; 5)materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
6)peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh
guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;7)program
pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan
Tahap Pembelajaran Tematik Terpadumeliputi: 1)menentukan tema, dimungkinkan disepakati bersama dengan
peserta didik; 2)mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. dengan mengedepankan dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; 3)mendesain rencana pembelajaran. Tahapan ini mencakup pengorganisasian
sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema; 4)aktivitas
kelompok dan diskusi. Yang memberi peluang berpartisipasi dan mencapai berbagi persepektif dari tema. Hal ini
Model Pembelajaran Tematik Terpadu adalah model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari
pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat
kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran. (Robin Fogarty 1991.)
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific(McCollum : 2009) antara
lain:1)menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder);
2)meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation); 3)melakukan analisis ( Push for analysis)
Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah
antara lain:1) keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah; 2)keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-
Langkah-langkah metode ilmiah(Helmenstine, 2013) antara lain: melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,
merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesisdan
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Istilah Assessment merupakan sinonim dari
penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel.
Secara konseptual penilaianautentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda
terstandar sekali pun.Ketika menerapkan penilaianautentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta
didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013.Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaianautentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
Penilaianautentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang
sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan
mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan
Pada penilaianautentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian
keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaianautentik mencoba menggabungkan
kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan
belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus
pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.Penilaianautentik harus
mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta
didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu
menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang
sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut Ormiston, belajar autentik
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.Penilaian
autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
ada.
Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.Konstruksi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.
Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific,
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan
apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru dan peserta didik memiliki tanggung
jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu
mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi
pengetahuan baru.
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses
pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu:1)mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran; 2)mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi
peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan;3)menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat
informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik;4)menjadi kreatif tentang bagaimana proses
belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
Jenis-jenis Penilaian Autentik:Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio, Penilaian Tertulis.
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-
aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-
unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja: daftar cek (checklist),catatan anekdot/narasi
(anecdotal/narative records), skala penilaian (rating scale), dan memori atau ingatan (memory approach).
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek: 1)keterampilan peserta didik dalam
memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi
yang diperoleh, dan menulis laporan;2)kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik;3)keaslian sebuah proyek
1. c. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai
sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:1) Guru menjelaskan
secara ringkas esensi penilaian portofolio;2)Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat;3)Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran;4)Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya;5)Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu;6)Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan;7)Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang
sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
G. RPP
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.RPP disusun
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan
RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
1. Identitas Sekolah
2. Tema/subtema
3. Kelas/ semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar
KD - KI 1
KD – KI 2
KD – KI 3
Indikator ....
KD – KI 4
Indikator...
1. Materi Pembelajaran
2. Alokasi waktu
3. Metode pembelajaran
4. Media Pembelajaran
5. Sumber belajar
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Pada kurikulum 2013, istilah standar kompetensi tidak dikenal lagi. Namun muncul istilah kompetensi inti.
Kompetensi inti adalah gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan tema; Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran.
Prinsip Penyusunan RPP meliputi:1)memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2)mendorong partisipasi
aktif peserta didik;3)mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4)memberikan umpan balik dan tindak
1. 1. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi:Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, menampilkan slide animasi (jika
Pemberian Acuan
2. Acuan dapat berupa penjelasan tema dan materi dari beberapa mata pelajaran.
pembelajaran
5. Kegiatan Inti
Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan tema, yang dapat
meliputi proses:
o Eksplorasi;
o Elaborasi;
o Konfirmasi; dan
o Pendekatan Scientific
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan guru membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Pemberian tes atau tugas, dan memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan
Pada langkah pembelajaran dalam RPP pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan harus
pembelajaran.
Kelas/Semester : ..........................................................
Tema : ...........................................................
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan pembelajaran
D. Materi ajar
1. Metode pembelajaran
F. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Inti
Penutup
- Sumber Belajar
-Teknik
- Bentuk
-Tugas
Demikian resume materi Pelatihan Kurikulum 2013 di Jakarta tanggal 13 – 17 Januari 2014 yang saya buat.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tarakanita Pusat dan Yayasan Tarakanita Wilayah Bengkulu
yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk belajar memahami konsep maupun implemetasi Kurikulum
2013. Sebagai tindak lanjut dari work shop ini, saya merencanakan untuk mengimbaskan materi work shop
Kurikulum 2013 ini kepada rekan-rekan guru di unit SD melalui 2 tahap yakni:
1. Pengenalan konsep Kurikulum 2013 dengan segala perangkatnya pada awal Februari 2014