ST
RA
CT
Ba
b
ini
me
mb
ah
as
me
ng
en
ai
pe
MODUL KEWIRAUSAHAAN TERAPAN (EDISI UJI COBA) UNIMA
Bab I
Menjadi Wirausaha
Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan ekonomi. Kemajuan
ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit kewirausahaan, yang kuat dari warga bangsanya. China
adalah contoh konkret dan paling dekat. Setelah menggelar pesta akbar Olimpiade 2008 yang
mencengangkan banyak orang beberapa waktu lalu, mereka kembali membuat dunia berdecak
dengan kesuksesan astronotnya berjalan-jalan di angkasa luar. Kini, dunia menantikan China turun
tangan membantu mengatasi krisis keuangan global. Tanpa kemajuan ekonomi, tentu semua itu tak
mungkin dilakukan China. Salah satu faktor kemajuan ekonomi China adalah semangat
kewirausahaan masyarakatnya, yang didukung penuh pemerintahnya.
Menurut McClelland (2000), salah satu faktor yang menyebabkan sebuah negara menjadi maju
adalah ketika jumlah wirausahawan yang terdapat di negara tersebut berjumlah 2% dari populasi
penduduknya. Saat ini, jumlah wirausaha yang terdapat di Indonesia mencapai 400 ribu jiwa atau
kurang dari 1% populasi penduduk Indonesia yang berkisar 200 juta jiwa. Kondisi ini sangat
berbanding terbalik dengan yang terjadi di Amerika Serikat misalnya yang memiliki jumlah
wirausaha sebesar 11,5% dari populasi penduduknya atau negara tetangga yaitu Singapura dengan
7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha. Efeknya tidak mengherankan bila kedua negara
tersebut menjadi salah satu negara dengan perkembangan ekonomi termaju di dunia.
Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk memposisikan Indonesia sebagai negara maju,
setidaknya masih butuh waktu 25 tahun lagi untuk mencapainya (Rukka, 2011). Estimasi waktu yang
cukup lama tersebut menuntut perlu segera diupayakan langkah-langkah agar jumlah wirausaha
baru dapat bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan penciptaan wirausaha baru yang berasal dari lulusan perguruan
tinggi. Penciptaan lulusan perguruan tinggi yang menjadi seorang wirausahawan tidak serta merta
mudah untuk dilaksanakan. Berdasarkan bukti empiris di lapangan, terdapat kecenderungan bahwa
lulusan perguruan tinggi lebih senang memilih bekerja dengan tingkat kenyamanan/keamanan serta
kemapanan dalam waktu yang singkat. Hal tersebut terbutki dengan membludaknya jumlah
pendaftar pegawai negeri sipil (PNS) yang berasal dari PT setiap tahunnya.
Meskipun setiap tahun pemerintah membuka pendaftaran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian besar dari mereka yang mendaftar mengalami kekecewaan karena tidak berhasil lulus.
Peluang untuk menjadi PNS semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan adanya penundaan
sementara (moratorium) terhadap penambahan formasi untuk penerimaan PNS. Hal itu sudah
dilakukan sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012. Dan pada tahun 2014 lalu pemerintah
telah berencana akan melakukan moratorium penerimaan CPNS di tahun 2015. Yuddy Crinsandi
(MenPAN-RB) mengatakan, “pemerintah perlu melakukan kajian terkait rasio jumlah pegawai
negeri yang tepat jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia”
(http://makassar.lan.go.id/index.php/survei/refleksi/535-kebijakan-moratorium-cpns-menpan-rb-
yuddy-crisnandi ). Keterbatasan terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor pemerintah
menyebabkan perhatian beralih pada peluang bekerja pada sektor swasta, namun beratnya
persyaratan yang ditetapkan terkadang membuat peluang untuk bekerja di sektor swasta juga
semakin terbatas.
Satu-satunya peluang yang masih sangat besar adalah bekerja dengan memulai usaha mandiri.
Hanya saja, jarang ditemukan seseorang sarjana yang ingin mengawali kehidupannya setelah lulus
dari perguruan tinggi dengan memulai mendirikan usaha. Kecenderungan yang demikian, berakibat
pada tingginya residu angkatan kerja berupa pengangguran terdidik. Jumlah lulusan perguruan
tinggi dalam setiap tahun semakin meningkat. Kondisi ini tidak sebanding dengan peningkatan
ketersediaan kesempatan kerja yang akan menampung mereka.
Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom
Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at
certain prices in order to combine them”. Adapun makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta
berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata : “wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti
manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pionir,
pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri.
Istilah kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris
di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan
untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara
lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi
baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis
yang baru atau pun yang telah ada.
Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses
kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan
secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke- dan akhiran -an yang membuat kata
benda wirausaha mempunyai pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha
(KBI, 2008). Menurut Kemendiknas (2010), kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya, dan bersahaja, serta berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Pengertian lain yang relevan menurut hasil
Simposium Nasional Kewirausahaan (1995), kewirausahaan diartikan sebagai kesatuan terpadu dari
semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan
unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah kepada
pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, termasuk masyarakat,
bangsa, dan negara.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara
esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang
mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk
memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.
Selain itu, kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada, setidaknya terdapat 6 hakekat penting kewirausahaan. Di antaranya :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up
phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan
sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalanmengkombinasikan
sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai
tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa
yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar,
sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan,
mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah
mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung
asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang.
Berdasarkan hal tersebut, maka definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha
yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997).
Menurut Gary Rabbior, Executive Director, Canadian Foundation for Economic Eduation, March
1994, kewirausahaan merupakan identifikasi peluang (kebutuhan, keinginan, dan masalah) dan
penggunaan sumber daya untuk menerapkan ide-ide inovatif dalam membangun usaha yang baru,
dan direncanakan dengan serius.
dan inovatif seseorang dapat menemukan peluang. Pada bab ini, akan dikemukakan lebih mendalam
mengenai karakter seorang wirausaha berdasarkan pendapat para pakar kewirausahaan maupun
pebisnis itu sendiri.
Adapun menurut pendapat Bygrave (1996), karakter seorang wirausahawan adalah irisan dari berbagai
sikap mental positif dan membutuhkan proses yang berasal dari internal maupun eksternal sebagaimana
ditampilkan pada gambar 1 dan 2.
Disamping itu, dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Pemuda Versi
Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Controll
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Menurut Gary Rabbior, Executive Director, Canadian Foundation for Economic Eduation, March
1994, Karakteristik Wirausaha meliputi;
Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan mencapai prestasi pribadi
Memiliki semangat petualang
Memiliki rasa percaya diri dan mandiri
Inovatif, kreatif, dan serba bisa
Berorientasi pada tujuan
Gigih
Pekerja keras dan enerjik
Memiliki sikap positif
Bersedia untuk mengambil inisiatif
Memiliki komitmen yang kuat
Keterampilan sebagai pengusaha:
Identifikasi Peluang
Networking/Jaringan
Evaluasi dan penilaian
Penentuan tujuan
Komunikasi
Perencanaan
Organisasi
Pengambilan keputusan
Membentuk tim
Formulasi ide
Kepemimpinan
Manajemen stres
Pencatatan
Manajemen keuangan
Perencanaan keuangan
Negosiasi
Analisa pasar
Pemasaran
1.3.3. Profil Seorang Wirausaha secara Global, Indonesia, dan Sulawesi Utara
Dilihat dari Jenis Kelamin, Secara global, seorang wirausahawan adalah:
a) Kebanyakan laki-laki;
b) Kebanyakan perempuan;
c) Di bagi rata berdasarkan jenis kelamin; atau
d) Bervariasi menurut negara/wilayah, tergantung faktor sosial dan ekonomi?
Cher mungkin dapat dikatakan sebagai pengusaha wanita yang paling sukses di dunia.
Kekayaannya terutama berasal pekerjaannya sebagai ‘co-founder’ dari HTC. Ia tidak dilahirkan
sebagai orang kaya dan tidak menghasilkan uang karena bekerja di perusahaan yang besar.
Dia memiliki kekayaan kira-kira senilai $ 6800000000, smartphone HTC nya terkenal dengan
cepat dan pada tahun 2010, menyumbang 20% dari pasar smartphone.
Dilahirkan di Calcutta, India, Indra Nooyi merupakan salah satu perempuan terkuat dalam bisnis
dan telah/sedang memegang posisi-posisi eksekutif pada banyak perusahaan terkemuka di
dunia.
Saat ini ia merupakan Pimpinan dan CEO dari Pepsico yang merupakan perusahaan makanan
dan minuman kedua terbesar di dunia.
Dia tidak hanya unggul dalam bisnis, tetapi juga dalam bidang akademik, yang mendapatkan
gelar di bidang Fisika, Kimia dan Matematika serta MBA di bidang manajemen di negara asalnya,
India, kemudian ia melanjutkan dan mendapatkan gelar Master di bidang Manajemen Publik
dan Swasta di Yale.
Di lihat dari segi usia, Secara global usia paling baik bagi seseorang untuk menjadi seorang
wirausahawan adalah:
a) Usia di bawah 30 tahun;
b) Antara 30 dan 50 tahun; atau
c) Usia di atas 50 tahun?
Mark Zuckerberg
Mark adalah seorang wirausaha Amerika yang mendirikan dan saat ini adalah CEO dari jejaring
sosial raksasa yang kita kenal sebagai Facebook.
Berasal dari White Plains, New York, Mark memulai programnya di usia yang sangat muda saat
di “Sekolah Menengah” dan sepertinya telah terbayar lunas.
Saat ini memiliki kurang lebih 24% dari Facebook, Mark saat ini adalah seorang Multi-Jutawan,
dengan kekayaan kira-kira $6.9milyar dan sedang berkembang
Catherine Cook
Catherine Cook membantu menciptakan industri media sosial pada usia muda yaitu 18 tahun
dengan website yang sangat dikagumi yaitu MyYearBook.com.
Sebagai salah satu jutawan, ia telah menghasilkan uang melalui pendapatan iklan yang dimuat
di dalam websitenya tersebut.
Apabila Anda belum masuk dalam the website, yang ditujukan untuk yang berusia dibawah 18
tahun, berasal dari Amerika Serikat, Anda harus memeriksanya. Pikirkan Facebook yang
dicampur dengan Friends Reunited.
Ray Kroc:
Lahir pada tahun 1902.
Karir awal sebagai :
Penjual cangkir kertas
Pemain piano
DJ di sebuah radio lokal.
Ia bekerja untuk penginapan/kamar di sebuah restoran, berharap untuk mempelajari bisnis.
Colonel Sanders
Harland Sanders berhenti sekolah di kelas 6, bukan karena ia malas, tetapi karena ia harus menjaga adik-
adik laki-lakinya.
Kentucky Fried Chicken
Selama 50 tahun berikutnya, Harland Sanders gagal dalam usaha-usahanya, termasuk menjadi
buruh tani, tentara, operator motel, calon pengacara, calon politikus yang gagal, dan menjadi
‘dokter kandungan amatir.’
Pada usia 65 tahun ia bangkrut. Tetapi, ia menggunakan cek jaminan sosialnya untuk membuka
jaringan pertama dari Kentucky Fried Chicken!
Production Manager. Program-program yang dilahirkan selama di Indosiar antara lain Pesta, Gebyar
BCA, Patroli dan Saksi.
Tahun 2001, Ia pindah ke Trans TV menjadi Kepala Divisi Produksi. Tiga tahun kemudian, kariernya
menanjak menjadi Direktur Operasional, dan setahun berikutnya menjadi Wakil Direktur Utama. Pada
saat pengambilan saham mayoritas TV7 oleh kelompok usaha Para Group pada tahun 2006, ia ditunjuk
menjadi Direktur Utama TV7 yang kemudian berubah nama menjadi Trans7. Dua tahun kemudian,
Wishnutama ditunjuk menjadi Direktur Utama Trans TV. Program-program yang diproduksi di bawah
kepemimpinan Wishnutama selama di Trans Corp antara lain Extravaganza, Dunia Lain, Termehek-
Mehek, Opera Van Java, Empat Mata, dan Indonesia Mencari Bakat. Penghargaan yang pernah dia raih
baik skala nasional maupun Asia, antara lain Asian Television Award dan Panasonic Awards. Ia juga
pernah terpilih menjadi The Best CEO in Indonesia 2010 pilihan majalah SWA. Di luar karirnya di dunia
broadcasting, Tama masih sempat menyalurkan hobinya di bidang musik dengan membentuk dan
menjadi pemain Band Soulful Corp.
Karir:
• Kepala Produksi dan Produser Eksekutif Berita Indosiar (1994-2001)
• Direktur Pemrograman dan Operasional Penyiaran Trans TV dan Trans 7 (2006-2012)
• Direktur Utama Trans7 (2006-2008)
• Direktur Utama Trans TV (2008-2012)
• Direktur detik.com (2010-2012)
• Komisaris Utama Parc19 (2012-sekarang)
• Direktur Utama NET. (2013-sekarang)
Bob Sadino
tidak heran rasanya jika sejak kecil, Bob Sadino sudah sering dipanggil dengna sebutan “sinyo” oleh
beberapa temannya.
Fakta menarik dari Bob Sadino adalah bahwa ternyata pemillik Kem Chick ini pernah putus kuliah hanya
karena ikut-ikutan temannya saja. Setelah keluar dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Bob
bekerja sebagai seorang pelaut. Dari situlah Bob bisa berkeliling dunia. Bob Sadino juga menetap di
Belanda selama 9 tahun. Disanalah, Bob bertemu dengan Soelami Soejoed yang menjadi pendampin
hidupnya. Setelah cukup lama menetap di luar negeri, Bob akhirnya kembali ke Jakarta bersama
istrinya. Pada waktu itu, Bob pulang dengna membawa dua buah mobil Mercedesnya.
Untuk memulai bisnisnya di Indonesia, Bob Sadino menjual mobil Mercedesnya, dan dari hasil
penjualannya Bob membeli sebuah tanah di daerah kemang. Sedangkan mobilnya yang satu direntalkan
dengna Bob Sadino sendiri sebagai supirnya. Ketika menjadi supir, Bob menalami sebuah kecelakaan
hingga mobilnya rusak berat. Karena Bob tidak memiliki uang untuk memperbaikinya akhirnya Bob
beralih pekerjaan sebagai seorang tukang batu.
Bob masih ingat betul masa-masa sulitnya saat itu. Ia tidak akan pernah lupa ketika ia hanya mendapat
upah sebesar Rp. 100. Dalam sebuah kesempatan, ia berbagi kisah mengenai pengalaman berharga
dalam hidupnya tersebut.
Sebagai seorang kepala keluarga, tentu saja Bob Sadino memiliki tanggu jawab yang sangan bersar
untuk keluarganya. Kemudian terpikir olehnya untuk mencari peluang bisnis. setelah berpikir cukup
lama, akhirnya Bob Sadino pun memutuskan untuk menekuni bisnis telur ayam.
“Pada waktu itu orang Indonesia hanya mengenal telur ayam kampong saja. Hal tersebut memuat kaum
ekspartriat kesulitan untuk mendapatkan telur. Karena selain berbeda jenis, kapasitas ayam kampong
dalma bertelur paling hanya belasan terlur pertahunnya.”
Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Bob Sadino pun menuliskan sebuah surat kepada temannya
untuk menyediakan anak-anak ayam petelur dan juga bibit ayam pedaging. Dari situ Bob Sadino berjanji
kepada dirinya sendiri untuk bisa focus dan mengembangkan bisnis terlurnya tersebut.
Sandiago Uno
Pengusaha muda yang usianya masih berkepala ‘’3’’ ini sejak 2005 termasuk yang paling bersemangat
membangun Sulut melalui berbagai terobosan bisnisnya. Berawal ‘’hanya’’ dari sebuah warung kecil
berjualan handphone dan pulsa di kawasan Jalan Sudirman Manado awal 2000 lalu, Jemy Asiku tampil
menggebrak bisnis Mall di Manado dengan menghadirkan Mall khusus menjual peralatan Informasi
Teknologi (IT) dan Gadget tekno terkemuka di Sulut lewat IT Center di kawasan Boulevard. Inovasi anak
muda yang juga dikenal aktif dalam berbagai pelayanan rohani mendampingi keluarga dan anak muda
bermasalah di Manado ini, tak cukup dengan suksesnya IT Center.
Terbukti, pada awal 2012 lalu, Asiku ekspansi melalui kerjasama bisnis membangun sebuah mall baru
bernama ‘’M-Walk’’ yang berlokasi di kawasan bisnis Marina.
Satu hal yang juga menjadikan sosok ini menjadi istimewa dalam penilaian tim untuk dimasukkan
sebagai pengusaha ekspansif dan inspiratif adalah melalui payung bisnis handphone (hp) ‘’Parafone’’,
Asiku mampu menghadirkan berbagai merk hp dan IT lainnya bersaing ketat di Manado seperti HP
produk Cina dengan berbagai merk hingga pada produk Samsung dengan beragam jenis gadget yang
kian menjamur.
Tak hanya ribuan tenaga kerja yang bergantung dari bisnis yang telah digebrak Asiku, namun sosok anak
muda rendah hati ini memperlihatkan bagaimana bekerja keras, cerdas disertai doa, merupakan taburan
potensial untuk hasilkan tuaian luar biasa, dimana kinerja seperti itu kian sulit dijumpai pada
kebanyakan anak muda dewasa ini
Menyebut nama Hengky Wijaya, semua pebisnis akan mengarah pada pusat belanja terkemuka di Sulut,
Manado Town Square (Mantos). Yah, Hengky Wijaya berhasil menyulap sebuah kawasan kumuh di
pantai Manado menjadi sorga belanja paling diminati di Indonesia Timur.
Buktinya, sejak beroperasi pada tahun 2000-an lalu, Mantos telah menjadi tempat belanja dan kawasan
usaha papan atas. Pola bisnis retail dipadu kuliner dan entertain yang diusung Hengky Wijaya dinilai
menjadi modal kawasan ini bertumbuh pesat.
Bahkan, pada 2012 lalu, ketika Hengky memutuskan berekspansi dengan menghadirkan Mantos 2 di
bagian selatan, kian membuat Kota Manado dipercantik dan menjadi pusat bisnis paling berkelas dan
nyaman di Sulut bahkan Indonesia Timur. Lihat saja, seiring dengan dioperasikannya Mantos 2, berbagai
tenant yang mengusung merk belanja dunia pun ikut hadir.
Jika melihat perjalanan bisnis Hengky Wijaya, pengusaha lokal Sulut ini telah malang melintang berpuluh
tahun di bidang kontraktor di daerah ini. Bahkan saat nama pasukan sepakbola kesayangan Sulut
Persma Manado berkiprah pada 1995-2000 lalu, Hengky Wijaya adalah man behind the gun saat itu.
Setelah sempat membangun gedung Kantor Walikota Manado di kawasan Tikala pada 1997-1998,
Hengky Wijaya memilih banting stir. Bersama kawasan-kawasan pebisnis property yang akan
mereklamasi Pantai Manado saat itu seperti Kicky Wangkar di kawasan Bahu, Beny Tungka di Kawasan
Mega Mas dan Sujono di Kawasan Marina, Hengky Wijaya pun ikut meramaikan ‘’bisnis reklamasi’’ saat
itu.
Siapa sangka, ketajaman bisnis yang dimiliki pengusaha handal ini sukses mendulang keberuntungan di
bisnis Mantos. Kader penerus pun ditempuhnya dengan menghadirkan sang putra tercinta bernama
Rudini Wijaya yang mulai ikut memanej Mantos dan kawasan di tempat itu. Sosok Hengky Wijaya di
balik suksesnya telah menginspirasi Sulut bahwa ketajaman bisnis disertai kerja keras dan kerendahan
hati untuk bersahabat dengan siapa saja merupakan modal utamanya
Stephen Covey
Jika pola pikir dipahami sebagai hasil dari proses pembelajaran, maka pola pikir dapat diubah dan ditata
ulang. Pola pikir menjadi pencari kerja dapat diubah menjadi pencipta kerja. Dengan demikian,
pandangan tentang “sukses jika sudah dapat menjadi orang gajian” (seperti PNS, karyawan, dan buruh)
diubah menjadi “sukses jika sudah dapat menggaji orang”. Menjadi wirausaha adalah salah satu cara
untuk dapat menggaji orang lain. Pola pikir menjadi pengarah dalam kehidupan termasuk dalam
memilih pekerjaan.
Menurut Kiyosaki (2011) dalam teori Cashflow Quadrant, terdapat empat kuadran sumber pendapatan
yaitu: Employee (E); Self-Employed (S); Business Owner (B); dan Investor (I). Keempat kuadran tersebut
ditunjukkan pada Gambar 1.4.1
Pilihan sumber pendapatan dapat saja dimulai dari kuadran kiri (E atau S). Ketika seseorang memiliki
pola pikir seperti seorang pemilik bisnis, maka mental wirausaha dalam dirinya akan terus
bertransformasi ke kuadran kanan yaitu B dan jika bisa ke I. Kalau pun tidak dapat bertransformasi,
maka orang tersebut tetap menjadi pekerja yang memiliki jiwa kewirausahaan dengan etos kerja,
disiplin, dan inovatif. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab seperti pemilik perusahaan.
Oleh karena itu, berbicara tentang wirausaha (entrepreneur) tidaklah selalu berkaitan dengan uang dan
bisnis, tetapi juga berbicara tentang jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Seorang wirausaha adalah
pribadi yang mencintai perubahan, karena dalam perubahan tersebut peluang selalu ada. Ia akan selalu
mengejar peluang tersebut dengan cara menyusun suatu organisasi (Drucker,1996).
Bila mengacu kepada konsep manajemen tentang bagaimana sebuah impian/tujuan itu seharusnya
dirumuskan, maka kita akan merujuk kepada sebuah konsep yang bernama SMART. Konsep dasar yang
harus disadari terlebih dahulu adalah, sukses itu bukanlah sebuah kebetulan, namun sukses adalah by
Design. Oleh karena itu impian yang kita buat harus SMART “Cerdas”, Apakah impian yang SMART itu?
Impian yang SMART adalah Impian yang :
Specific. Artinya Anda harus jelas mengenai apa yang anda inginkan, dengan demikian anda akan
lebih mudah dalam membuat perencanaan. Dengan demikian, istilah “Saya memiliki impian
menjadi orang sukses” diganti dengan misalnya ; “Saya memiliki impian untuk menjadi seorang
manajer pemasaran di PT X dengan penghasilan Rp X” atau “saya ingin menjadi seorang
wirausahawan di bidang X dengan penghasilan sebesar Rp X dan lainnya.
Measurable . Artinya impian haruslah terukur. Dengan demikian, anda akan tahu kapan impian
anda telah tercapai.
Achieveble. Artinya Impian anda harus dapat anda raih. Jika impian itu terlalu besar, anda perlu
memecah impian itu menjadi impian yang lebih kecil dulu sebagai langkah awal atau bagian
dalam pencapaian impian besar.
Realistic. Artinya, impian Anda harus masuk akal. Makna masuk akal ini biasanya dikaitkan
dengan kemampuan/ketersediaan sumber daya yang dimiliki.
Time Bond. Impian haruslah memiliki garis waktu yang jelas kapan impian tersebut ingin Anda
raih. Misalnya : “ saya memiliki impian mendirikan sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu 10
tahun dari sekarang”.
1.4.3. Apakah Wirausaha Dilahirkan atau Dibuat?
Perdebatan antara apakah wirausaha itu dilahirkan ( is borned) yang menyebabkan seseorang
mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi wirausaha, atau sebaliknya wirausaha itu dibentuk atau
dicetak (is made) masih berlangsung hingga saat ini. Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausaha itu
dilahirkan dan sebagian mengatakan bahwa wirausaha dapat dibentuk dengan berbagai contoh dan
argumentasi. Misalnya Mr. X tidak mengenyam pendidikan tinggi, tetapi dia menjadi pengusaha
besar nasional. Di lain pihak, banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi
reputasinya belum melebihi Mr. X tersebut. Berwirausaha bukan hanya bakat bawaan sejak lahir,
namun dapat dipelajari dan diajarkan melalui proses pendidikan formal atau informal. Contohnya,
setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran perang di Amerika belajar berwirausaha, melalui suatu
pendidikan atau pelatihan, baik pendidikan/pelatihan singkat maupun pendidikan/pelatihan yang
berjenjang. Mereka berwirausaha dengan modal pengetahuan dan fasilitas lainnya. Contoh, Samuel
Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi retailer terbesar dunia adalah veteran yang memulai
usahanya pada usia 47 tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri
sebagai presiden Amerika dari partai independen juga seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi
wirausaha. Ada yang mengatakan bahwa seseorang menjadi wirausaha itu karena lingkungan. Misalnya,
banyak orang WNI keturunan menjadi wirausaha yang sukses karena mereka hidup di lingkungan
para wirausaha atau pelaku usaha.
Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausaha itu
dilahirkan, dibentuk atau karena lingkungan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi
wirausaha tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk. Wirausaha
yang akan berhasil adalah wirausaha yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk melalui suatu
pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia binis.
Seseorang yang meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan/pelatihan, tidak akan
mudah untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan dunia usaha pada era global menghadapi
permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya. Sebaliknya,
orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam jika ia memiliki minat dengan
motivasi yang kuat akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausaha. Untuk mempelajari
kewirausahan, tidak cukup hanya berpedoman pada berbakat atau tidak, tetapi juga harus ditunjang
dengan minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.
Ujian yang diambil dari The Small Business Bible ini dapat membantu dalam menentukan apakah
Anda memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil.
Pertanyaannya bukan apakah kewirausahaan cocok untuk Anda, tetapi apakah Anda cocok
untuk menjadi wirausahawan? Dapatkah Anda menangani stres (tekanan), kebebasan,
kurangnya keteraturan, ketidakpastian, dan kesempatan yang menunggu saat Anda
memutuskan untuk memulai bisnis sendiri? Ini bukanlah sesuatu yang cukup memberitekanan.
Tidak ada keraguan bahwa Anda akan menjadi hebat dalam usaha bisnis, kalau Anda tidak
berhenti karena emosional, maka itu adalah sebuah jalan yang sukar. Tidak ada rasa malu dalam
bisnis. Beberapa orang adalah artis dan yang lain adalah pengacara, yang lain adalah
pengembara dan yang lain senang tinggal dalam rumah, beberapa adalah wirausahawan dan
yang lain bukan.
Jadi, yang manakah Anda? Dengan tujuan untuk membantu Anda, ikutilah tes pendek ini. Ini
akan membantu Anda mengevaluasi kualifikasi Anda. Hal yang paling penting adalah kejujuran
Anda dalam menjawab pertanyaan. Tidak ada alasan untuk menjawab dengan ‘benar’ apabila
itu tidak menggambarkan kepribadian Anda.
5. Dapatkah Anda memecat seseorang yang sangat membutuhkan pekerjaan dalam usaha Anda?
o Ya, saya tidak suka memecat, tetapi kadang kala itu harus terjadi.
o Saya harap demikian.
o Saya tidak bisa melakukannya.
12. Apakah Anda memiliki kemauan yang keras dan disiplin diri?
o Ya.
o Saya berdisiplin kalau diperlukan.
o Tidak juga.
16. Apakah Anda mudah menyesuaikan dan mau merubah arah saat segala sesuatu tidak berjalan
lancar?
o Ya.
o Saya suka berpikir demikian tetapi orang lain mungkin tidak setuju.
o Tidak, saya mempunyai kepribadian yang agak kaku.
17. Apakah Anda memiliki pengalaman dalam bisnis yang Anda rencanakan?
o Ya.
o Beberapa.
o Tidak.
Penilaian:
5 poin untuk setiap jawaban pertama
3 poin untuk setiap jawaban kedua
0 poin untuk setiap jawaban ketiga
80 – 100:
Anda memiliki watak dan keterampilan kewirausahaan.
60 – 79:
Anda bukanlah seorang wirausahawan yang alamiah, tetapi dapat berhasil apabila berusaha.
Dibawah 60:
Anda harus bijak untuk berpikir mencari pekerjaan selain wiraswasta.
Ujian ini tidak saja member pemahaman tentang IQ kewirausahaan Anda tetapi juga member
wawasan kepada sifat – sifat dan karakter –karakter prototype kewirausahaan.
No A B C D
.
1 Terorganisir Kreatif Mandiri Antusias
2 Tepat Waktu Komunikatif Rasa ingin kesenangan
tahu
3 Detail fleksibel Sabar Kompetitif
4 Bertanggung Perhatian Analitis Panjang akal
jawab
5 Berkomitmen Sensitive Berusaha Berani
6 berhati-hati Cooperative Teknial Energik
7 Dapat Hangat Otonom Petualang
dipertanggung
j awabkan
8 Respektif Original Kompeten Pemurah
9 Dapat diduga Mengasuh Invstigatif Spontan
10 Ketika membuat keputusan saya cenderung…………
Membuat Mendiskusikan Berdasarkan Berdasarkan
alternative dengan orang fakta-fakta naluri
perencanaan lain
11 Ketiaka bekerja sama dengan orang lain, saya cenderung sebagai……
Coach (pelatih) Team player Problem Trouble
solver shooter
12 Saya merasa nyaman dengan lingkungan kerja yang…..
Stabil/tenang Harmonis Memberikan Memberikan
privasi kebebasan
Total Score …… …… …… ……
. . .
Bab 1. Menjadi Wirauhasa
MODUL KEWIRAUSAHAAN TERAPAN (EDISI UJI COBA) UNIMA
Keterangan:
Dari tes Brain Color , jika jumlah skor Anda lebih tinggi pada total A, maka warna otak Anda adalah
kuning. Jika skor tertinggi pada total B, berarti warna otak Anda adalah biru. Jika pada total C, berarti
warna hijau, dan skor tertinggi pada total D menunjukkan warna otak oranye.
1. Otak Kuning
Dapat diandalkan, bertanggung jawab, hati-hati, dan pengambil keputusan yang disiplin.
Cenderung detail dan ingin memberikan perintah, cenderung unggul dalam bidang/posisi
sebagai bankir, CEO, manajer, administrator dan pendidik.
Di tempat kerja mereka siap, akurat dan terorganisir, serta memimpin dengan rencana, langkah
demi langkah.
Menghargai kesetiaan, keteguhan dan rasa moral yang kuat mengenai apa yang benar dan yang
salah.
Mudah frustrasi jika terdapat ketidakteraturan (disorganisasi) sehingga cenderung menghakimi
dan keras kepala (birokratis dan pengendali)
Bekerja dengan baik di lingkungan yang terorganisir, tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan
dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
Bila salah dipahami, orang-orang ini dapat menjadi pencemas.
2. Otak Biru
Antusias, kreatif, ramah, pemimpin yang mengayomi, hangat, penuh perhatian, kalem dan
komunikatif.
Disukai banyak orang karena ingin membantu dan cenderung unggul dalam bidang/posisi
sebagai artis, penyedia layanan kesehatan, tempat penitipan anak, musisi dan kerja sosial.
Memotivasi, menginspirasi dan interaktif di tempat kerja.
Menghargai integritas, empati dan pemahaman.
Mudah frustrasi jika kurang terjalin kerjasama dalam kelompok kerja, dianggap terlalu idealis,
sensitif dan tergantung perasaan.
Bekerja dengan baik dalam lingkungan yang mendukung kepercayaan, keselarasan dan
fleksibilitas. Menunjukkan kreativitas yang tinggi ketika antusiasisme, perhatian dan integritas
mereka diakui.
Bila salah dipahami, mereka dapat dengan mudah menjadi patah semangat dan emosional.
3. Otak Hijau
Independen, teknis, pemecah masalah, pemimpin yang visioner.
Orang-orang ini ingin mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuat keputusan,
kalkulatif dan unggul di bidang/posisi sebagai akuntan, teknisi komputer, pengacara, ahli
kimia/fisika, peneliti dan insinyur.
Di tempat kerja, mereka bekerja dengan baik secara mandiri/pemain tunggal dan asyik dengan
pekerjaan mereka sendiri.
Sulit mengikuti kehendak orang lain, karena kritis dan rasional, serta sangat mengandalkan
fakta. Tidak mudah percaya pada gosip atau mitos.
Menghargai inovasi, pengetahuan, penelitian, kompetensi, keadilan, dan berpegang pada
sesuatu yang logis dan ilmiah.
Jika menghadapi orang-orang yang tidak kompeten, mereka cenderung kurang toleran dan
kurang komunikatif. Hal ini dapat dirasakan oleh orang lain sebagai sikap yang
mengintimidasi, dingin dan kurang terampil menghadapi orang lain.
Efisien di tempat kerja ketika kecerdasan, kompetensi dan rasa ingin tahu mereka diakui.
Mereka akan merasa lebih dihargai ketika lingkungan mereka mengutamakan kejujuran.
Senang dengan lingkungan kerja yang menyediakan teknologi.
Cenderung menarik diri dan bimbang bila salah dipahami.
4. Otak Oranye
Berani, bersemangat, antusias, pemimpin yang mampu mengambil risiko.
Menyelesaikan masalah secara teknis (trouble shooter), banyak akal, membuat keputusan
secara spontan dan cenderung unggul dalam bidang/posisi sebagai pemadam kebakaran,
atlet, pekerja konstruksi dan penjualan.
Di tempat kerja, mereka adalah tipe wirausaha dan mampu bekerja dalam lingkungan yang tidak
terstruktur, luwes, mudah bergaul, dan terbuka.
Menghargai hasil, sumber daya dan kegigihan, berani mengambil risiko, mampu melihat
peluang dan mengubah ancaman menjadi peluang.
Tidak menyukai konflik. Bila terjadi konflik, mereka ingin mendamaikan.
Berurusan dengan terlalu banyak aturan dapat membuat mereka frustrasi, memicu
ketidaktaatan mereka dan menjadi emosional. Kurang toleran terhadap rutinitas dan hal yang
berulang-ulang. Cara berpikirnya kadang terlihat tidak sistematis dan dianggap berbeda dengan
orang lain pada umumnya.
Berkembang di tempat kerja saat ide-ide, kemampuan multitasking dan kerendahan hati
mereka diakui. Bekerja dengan baik ketika diberi kebebasan dan berkompetisi, serta tidak
harus mengikuti aturan orang lain.
Cenderung kasar dan akan meninggalkan tempat bila salah dipahami.
Dengan memahami tipe warna otak, seorang wirausaha juga dapat merencanakan penempatan
karyawannya pada posisi tertentu sesuai warna otaknya. Misalnya, menempatkan otak oranye sebagai
konseptor, orang kuning di struktur manajemen, atau menempatkan orang-orang yang memiliki
perpaduan dengan kedua warna ini (multicolor) di salah satu posisi pemimpin. ‘ Team player’ adalah
orang yang memiliki otak biru dan akan menyelesaikan masalah dengan bekerjasama dengan orang
lain, hangat dan perhatian, dapat diserahi posisi sebagai pengelola SDM. Sementara orang yang
memilik otak hijau, yang hati-hati, teliti, penyendiri dan cenderung melakukan penelitian dan
pekerjaan secara independen daripada bergabung dengan tim, dapat diserahi tugas yang
dikerjakan secara individual, misalnya di bagian keuangan atau di bagian produksi.