Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN BERTINGKAT ENAM

DENGAN KONSTRUKSI BAJA

Afrizal, Wardi, Taufik


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta Padang
Email : Afrizal_jarsam@yahoo.com, Wardi_ubh@yahoo.com,
Taufikfik88@rocketmail.com

Abstrak

Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh
karena itu baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban
jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Semua bagian-bagian
dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di
lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi. Agar perancangan struktur optimal
baru dapat dikembangkan setelah hubungan tegangan – regangan diketahui dengan baik., sehingga
hasil rancangan cukup aman dan ekonomis, pada dasarnya komponen utama struktur baja terdiri
dari perencanaan kolom, perencanaan balok dan perencanaan sambungan dengan melakukan analisa
pada masing-masing komponen tersebut menggunakan program bantu SAP 2000 agar diperoleh
hasil perencanaan perencang mendekati kenyataan yang ada. Ketentuan perencanaan pembebanan
pada gedung ini berdasarkan PPIUG 1983, perencanaan beban gempa berdasarkan SNI 1726-2012,
Perencanaan struktur baja yang di rencanakan mengacu pada LRFD (Load Resistance and Factor
Design) sesuai SNI 1729-2002.

Kata Kunci : Perencanaan, Konstruksi, Baja


PLANNING OFFICE BUILDING SIX STORE STEEL CONSTRUCTION

Afrizal, Wardi, Taufik


Department of Civil Enginering, Faculty of Civil Engineering and Planning
Bung Hatta University in Padang
Email : Afrizal_jarsam@yahoo.com, Wardi_ubh@yahoo.com, Taufikfik88@rocketmail.com

Abstract

Steel has high strength and powerful on the strength of the pull or press, and therefore steel in a
structural element that has a limited choice that will withstand the load type axial tensile, axial
compression, and bending with similar facilities. All parts of the steel construction can be prepared
in the activity of mounting the parts construction. In order to design the structure of the optimal new
can be developed after the stress-strain relations are well known. So the design is quite safe and
economical, basically the main component of steel structure consists of a planning column,
planning beam planning and connections with analysis on each component using the program SAP
2000 in order to obtain the results of the planning approaching reality. The provisions of the
planning the loading on this building is based on PPIUG1983, the planning of earthquake loads
based on ISO 1726-2012, planning the structure of the steel which the plan refers to the LRFD
(Load and Resistance Factor Design) in accordance to SNI 1729-2002.
Keywords : planning, construction, steel

I. PENDAHULUAN digunakan untuk kepentingan umum sedangkan


Latar Belakang Bangunan gedung khusus adalah bangunan
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil teknik sipil lainnya yang tidak termasuk
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan bangunan gedung, gedung umum dan gedung
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya tertentu yang dalam pembangunan atau
berada di atas dan di dalam tanah atau air, yang pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan khusus dan memiliki kompleksitas tertentu yang
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat dapat menimbulkan dampak penting terhadap
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, masyarakat dan lingkungannya seperti
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan menara/tower telekomunikasi,menara transmisi,
khusus . tanki bahan bakar, jembatan, billboard/megatron
Bangunan gedung umum adalah bangunan dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber
yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik daya alam.
berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun Perencanaan struktur dapat di defenisikan
fungsi sosial dan budaya, Bangunan gedung sebagai campuran antara seni dan ilmu
tertentu adalah bangunan gedung yang pengetahuan yang di kombinasikan dengan
intuisi seorang ahli struktur mengenai perilaku 2000 Mpa. Kekuatan yang tinggi ini
struktur dengan dasar dasar pengetahuan dalam mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja
statika, dinamika, mekanika bahan, dan analisa pada umumnya mempunyai ukuran tampang
struktur, untuk menghasilkan suatu struktur yang relatif kecil jika dibandingkan dengan
yang ekonomis dan aman, selama masa struktur dari bahan lain. Oleh karena itu struktur
layaknya, salah satu tahapan penting dalam cukup ringan sekalipun berat jenis baja tinggi.
perencanaan suatu struktur bangunan adalah Akibat lebih lanjut adalah pemakaian pondasi
memilih jenis material yang akan di gunakan. yang lebih hemat.
Jenis-jenis material yang selama ini di kenal Agar perancangan struktur dapat optimal,
dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja, sehingga hasil rancangan cukup aman dan
beton bertulang, serta kayu. ekonomis, maka sifat-sifat mekanika bahan
Baja merupakan salah satu bahan yang struktur perlu diketahui dengan baik. Untuk
digunakan untuk struktur bangunan. Suatu memahami sifat-sifat baja struktur kiranya perlu
struktur Baja merupakan komponen-komponen dipelajari diagram tegangan-regangan. Diagram
individual yang dapat mendukung dan ini menyajikan informasi yang penting pada
menyalurkan beban-beban ke seluruh struktur baja dalam berbagai tegangan. Cara
dengan tepat berdasarkan konvigurasi struktural perencanaan struktur baja yang memuaskan
serta beban-beban desain. baru dapat dikembangkan setelah hubungan
Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan tegangan – regangan diketahui dengan baik.
sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas
dan oleh karena itu baja adalah elemen struktur maka dari itu tugas akhir ini penulis beri judul
yang memiliki batasan sempurna yang akan “Perencanaan Bangunan Kantor Bertingkat
menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, Enam dengan Konstruksi Baja”
dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama.
II. METODOLOGI
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa
Untuk menyelesaikan penulisan studi ini
dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya
diperlukan bebarapa tahapan yaitu sebagai
kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah
berikut:
kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi
yang telah dipersiapkan. Sifat dari baja yang
dapat mengalami deformasi yang besar di
bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi
tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas.
Menurut Kozai Club (1983) kekuatan baja
terhadap tarik ataupun tekan tidak banyak
berbeda dan bervariasi dari 300 Mpa sampai
beban yang diterima lebih kecil dari pada pelat
lantai sehingan perencanaan diposisikan pada
lantai.
W F 5 8 8 .3 0 0 .2 0 .2 8

W F 3 9 0 .3 0 0 .1 0 .1 6

2 2 5 cm

W F 390.300.10.16

W F 390.300.10.16
W F 1 9 8 .1 5 0 .6 .9
4 5 0 cm

W F 3 9 0 .3 0 0 .1 0 .1 6

3 0 0 cm

Gambar 3.1 Peninjauan pelat lantai

,
ℎ= = 121,19
, , ,

mm ≈ 130 mm  125 mm
Gambar, 2.1 Langkah-langkah Metodologi
Penulisan Maka tebal pelat yang akan di rencanakan

Dalam perencanaan gedung perkantoran ini juga adalah 130 mm

dibutuhkan data umum bangunan sebagai hf =130 mm

berikut : Beton bertulang

Profil WF 390.300.10.16
- Jenis Bangunan : Gedung Bertingkat
hw = 390 mm

- Jenis struktur : Struktur Baja


- Fungsi : Perkantoran
bw = 300 mm
- Lokasi : Padang, Sumatra Barat
- Tinggi keseluruhan gedung: 18,5 meter Gambar 3.2 Ketebalan pelat

- Jumlah lantai : 6 lantai dengan atap  Perhitungan pembebanan pada pelat


DL = 461 kg/cm2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN LL = 250 kg/cm2
Perencanaan struktur sekunder Beban Ultimate (qu)
 Perencanaan struktur pelat
Untuk tinjauan 1 m pelat maka :
Perhitungan pelat yang dibuat dalam
Qu = 1,2 x qd + 1,6 x ql
mendesain suatu komponen struktur harus biasa
= 1,2 x 461 + 1,6 x 250
mewakili untuk keseluruhan komponen struktur
= 953,20 kg/
pelat tersebut. Untuk desain perhitungan pelat
diambil data pelat lantai karena pada pelat atap - Perhitungan momen design pelat lantai
Terdapat 3 tipe pelat yang terdapat pada 612 ,50
=
denah gedung, dengan menggunakan tabel 0,25 x3,14 x10 2

Gedeon digunakan momen masimum dari = 7,8025 8 buah


ketiga perhitungan pelat: Jarak tulangan
Mlx = 224,39 kg.m b
S =
Mly = 120,64 kg.m n
1000
Mtx = -436,71 kg.m =  125 mm
8
Mty = -364,33 kg.m
Jarak maksimum
Mtix = 112,19 kg.m
S =2xh
Mtiy = 60,,32 kg.m
= 2 x 130
- Perencanaan Tulangan Lapangan Arah X
= 260 mm
b = 1000 mm
As yang timbul
d = 105 mm
= 8 x 0,25 x 3,14 x ( 10 2 )
Mu=224,39x 10 4 =2243892,375 N.mm
= 628 > As
Mu 2243892 ,375
Mn  = = 2804865,469
 0,8
Jadi digunakan tulangan Ø 10 - 150 mm
Mn 2804865,469
Rn =   0,25440957
bxd 2 1000x11025 Tabel 3.1 Rekapitulasi Tulangan Pelat Lantai
fy 240
M =   11,294
0,85 xfc ' 0,85 x 25

 Perlu = 1  2 xRnxm 

x 1 
m  fy 

1  2,0 x0,2544 x11,294 


= x1  
  Perencanaan balok anak
11,294  240 
= 0,00107 Balok anak yang terletak pada lantai atap di
Syarat :  min <  Perlu <  max rencanakan menggunakan profil WF 194 x 150
: 0,0058 < 0,00107 < 0,0403 x 6 x 9 dengan data-data sebagai berikut :
Maka digunakan  min = 0,0058

As =  x b x d
= 0,0058 x 1000 x 105
= 612,50 mm2
Jumlah tulangan (n)
As
n =
1 xxd 2
4
1680 1680
p    106,3
fy 250
2 25 cm
 w   p  25,00  106,3 kompak
W F 19 4.15 0.6.9
4 50 cm Karena penampang kompak, maka Mn = Mp
- Faktor bentuk penampang arah x

Zx = bxt xH  t xt


f f w
1  1 
 xH  t f  x xH  t f 
3 00 cm 2  2 

= 150x9x194  9x6 x194  9  x x194  9 


Gambar 3.3 Denah balok anak pelat lantai 1 1
2  2 
Beban – beban yang bekerja
Beban mati DL = 1074 kg/m = 296214 mm3

Beban hidup = 250 kg/m (Tabel 3.1 PPIUG


tf = 9 m m
1993)
r = 13 m m
Ql = 2,25 m x 250 kg/m =562,5 kg/m
Qu Lantai
h= 150 m m
H = 194 m m
Qu = 1,2 x qd + 1,6 x ql tw = 6 m m

= 1,2 x 1074 + 1,6 x 562,5


= 2188,7 kg/m
- Gaya yang bekerja pada balok bf = 150 m m

Momen
Gambar 3.4 Bentuk penampang arah x balok anak
1 1
M u  xquxL2  x2188,7 x3 2  2462,3 kg.m pelat lantai
8 8
Geser - Tahanan momen plastis
1 1 Mp = Zx x fy
Vu  xquxL2  x2188,7 x3 2  3283,1 kg.m
2 2 = 296214 x 250
- Kontrol momen lentur = 74053500 N.mm
Pelat sayap = 74,0535 kN.m
bf 150 - Periksa pengaruh tekuk lateral
f    8,333
2tf 2 x9
E 200000
Lp = 1,76 xry x  1,76 x36,1x
170 170 fy 250
p    10,75
fy 250
= 1792,1 mm
 f   p  8,333  10,75 kompak
x 
Pelat badan Lr = ry x 1  x 1  1  x 2 xf L2
 fL 
h 150
w    25,00
tw 6 Dimana :
fL = f y  fr = 4837,59 mm

= 250 - 70 - Cek kondisi tekuk


= 180 Mpa Karena Lb < Lr Balok berada pada zona
1
J =  x xbxt 3 bentang menengah
3
Kondisi momen nominal pada bentang
=  x150 x 729    x (150  2 x9) x 6,0 3 
1 1
menengah
3  3 
  L  Lp 
Mn= C b x M p  M p  M r x b   M P
= 45954,0 mm4   L  L 
  r p 

Dimana :
h2 f  f
s x x f y  f r 
Lw = lyx
4 Mr =
= 277000 x ( 250 - 70 )
507 x
150  9 
2

= 4 =49860000 Nmm
=49,85 kN. m
4
= 2519916,8 mm
Dari gambar, faktor penggali momen (Cb)
diambil sebesar :
 ExGxJxA
X1 = x
sx 2 Cb = 1,14
Maka :
 200000 x80000 x 45954,0 x3900
= x   Lb  L p  
C b x M p  M p  M r x
277000 2 
Mn =   L  L 
  r p 
= 13573,41 Mpa
 
74053500
1,14x74053500 x 30001797,1 
,0  49860000
 s  l
2
  4837,591797,1
X2 = 4 x x  x w = 73509193,14 N mm
 GxJ  l y
= 73,509 < 74,54 Kn m
2
 277000  2519917
4 x  x
=  80000 x 45954,0  507 Maka Mn diambil sebesar : 73,509 kN m

= 0,000113 M n  M u

0 ,9 x 73 , 709  24 , 62
Oke.
Maka : 66 ,158  24 , 62

x 
Lr = ry x 1  x 1  1  x 2 xf L2 - Cek kelangsingan penampang terhadap
 fL 
geser
 13573,41 h 150
36,1x  x 1  1  0,0001129x180 w    25,000
2
=  180  tw 6
5 5
kn  5   5  5,05 2 8 5 cm
a
 
1500 x150
2

h 1 4 0 cm

k n xE 5,05x 200000
1,10 x  1,10 x  69,917 2 ,9
fy 250
2 8 0 cm
Maka :
Vn = 0,6 x fy x A xW
= 0,6 x 250 x ( 194 x 6 )
1 3 5 cm 1 3 5 cm
= 174600 kg/m
= 174,60 kN Gambar 3.5 Denah tangga
Kuat geser rencana balok
Vn  0,9 x174,60  157,14kN  32,831kN .m
200 cm
Oke..
- Kontrol defleksi 400 cm

L = 3000 mm 200 cm

∆ = 5 qxL2
x
384 Exl 280 cm 140 cm

5 21887 ,4 x300 2
= x  0,04768 cm
384 200000 x 2690 Gambar 3.6 Tampak samping tangga

L 300 Ketentuan untuk perencanaan anak tangga dan


∆ = x  0,8333 cm
360 360 kemiringan tangga menurut (Rahman, 2016) :

∆ = 0,047675 < 0,8333 oke.... 60 ≤ L + ( 2 x t) ≤ 65 cm

Jadi profil WF 194 x 150 x 6 x 9 dapat di 250 ≤ a ≤ 400


gunakan sebagai balok anak pada pelat lantai
Dimana : t = Tinggi anak tangga (optrade)
 Perencanaan struktur tangga
L = Lebar pijakan anak tangga (antrade)
Data Perencanaan Tangga
a = Kemiringan tangga
Tipe tangga = Tangga tetap
Lebar tangga = 135 cm Asumsikan tinggi tanjakan dan lebar
Panjang bordes = 140 cm pijakan pada tangga:
Elevasi bordes = 200 cm
Optrade ( t ) = 18 cm
Perbedaan elevasi tangga = 400 cm
Antrade (A) = 29 cm Antrade ( L ) = 29 cm
Optrade (O) = 18 cm
Kontrol dimensi anak tangga :
60 ≤ L + ( 2 x t) ≤ 65 = 0,716 ton/m

60 ≤ 29 + ( 2 x 18 ) ≤ 65 Dari hasil perhitungan beban yang sudah


dianalisa dengan metoda cross maka di
60 ≤ 65 ≤ 65 cm Ok...
dapatkan momen dan gaya geser :
- Perhitungan jumlah injakan dan
Mu = 5,16638 kN.m
kemiringan tangga :
= 5166380 N mm
Tangga bawa ≈ Tangga atas Vu = 9,15030 kN.m
= 9150399 N.mm
Jumlah optrade (O) : 200 / 18= 11,111 Buah
Lb = 2800 N.mm
Jumlah antrade (A) : 11,111 − 1 =10 Buah Fy = 250 Mpa
Fu = 410 Mpa
Kemiringan Tangga ( a )
E = 200000 Mpa
arc tg (optrade / antrade ) < 420 G = 80000 Mpa ( SNI 1729-2002)

arc tg ( 18 / 29 ) = 30,370 < 400


- Perencanaan dimensi balok tangga
- Perhitungan pembebanan tangga
Balok utama tangga di rencanakan
Pada balok tangga menggunakan profil IWF 150 x 100 x 6 x 9
dengan data- data sebagai berikut :
DL = 118 kg/m

LL = 300 kg/m

Beban terfaktor
(Qu 1) = (1,2 x Qdl + 1,6 xQll )
=(1,2x118+1,6x300)=621,54
kg/m

= 0,6215 ton/m
- Periksa kelangsingan penampang
Pada balok bordes Pelat sayap
b 50
DL = 196,3kg/m f    3 ,571
2 xt f 2 x7
LL = 300 kg/m 170 170
p    10 , 752
fy 250
Beban terfaktor
 f  p
(Qu 1) = (1,2 x Qdl + 1,6 xQll )
=(1,2x196,3+1,6x300)=715,57 kg/m 3,571 < 10,750 kompak
Pelat badan f y  fr
fL =
h 70
w    14,000
tw 5 = 250 - 70
1680 1680
p    106,253 = 180 Mpa
fy 250
1
J =  x xbxt 3
w   p 3

=  x50 x343    x 70 x125 


14,000 < 106,25 kompak 1 1
3  3 
- Faktor bentuk penampang arah x
= 8633,3333 mm4
Zx = bxt f xH  t f xt w  xH  t f  x xH  t f 
1 1
2  2 
h2 x f  f
Lw = ly x
= 50x7x100 7x5 x100 7 x x100 7 
1 1 4
2  2 
= 41795 mm3 148000 x
100  7 2
= 4
tf = 9 m m
= 320013000 mm4
r = 11 m m

 ExGxJxA
X1= x
sx 2
H = 150 m m h= 120 m m
tw = 6 m m

 200000x80000x8633,3333x1185
= x
37500 2
bf = 100 m m
= 23966,91 Mpa
Gambar 3.7 Bentuk penampang arah x balok tangga
2
 s  l
X2 = 4 x x  x w
- Tahanan momen plastis  GxJ  l y
Mp = Zx x fy
2
 37500  320013000
= 41795 x 250 4x  x
=  80000x8633,3333 148000
= 10448750 N.mm
= 10,449 kN.m = 0,000025
- Periksa pengaruh tekuk lateral Maka :
E 200000
Lp = 1,76 xry x  1,76 x11,2 x x 
fy 250 Lr = ry x 1  x 1  1  x 2 xf L2
 fL 
= 557,5 mm
 23966,91
11,2x x 1 1 0,000025x180
2
x 
Lr = ry x 1  x 1  1  x2 xf L2 =  180 
 fL 
= 2286,73 mm
Dimana :
- Cek kondisi tekuk 5 5
kn  5   5  5,01
Karena Lp < Lb < Lr Balok berada pada a
 
1400,0 x70
2

h
zona bentang menengah
Kondisi momen nominal pada bentang k n xE 5,01x 200000
1,10 x  1,10 x  69,657
menengah fy 250

  L  Lp  Maka :
Mn = C b x M p  M p  M r x b   M P
  L  L  Vn = 0,6 x fy x A xW
  r p 
= 0,6 x 250 x ( 100 x 5 )
Dimana :
s x x f y  f r 
= 75000 kg/m
Mr =
= 75.00 kN
= 37500 x ( 250 - 70 )
Kuat geser rencana balok
= 6750000 Nmm
 V n  0 ,9 x 75 , 00  67 ,5 kN  9 ,150 kN .m Oke..
= 6,75 Kn. M
- Kontrol defleksi
Dari gambar, faktor penggali momen (Cb)
diambil sebesar : L = 2800 mm
Cb = 1,14
Maka : 5 qxL2
x
∆ = 384 Exl
  Lb  L p  
C b x M p  M p  M r x 
 L  L 
2
Mn =  = 5 x 6215 ,4 x 280 ,00  0,210095613 cm
  r p 
384 200000 x151

 
,0010448750
1,14x10448750 x 2800557,5 
,006750000 ∆ =
L 280,00
x  0,7777778
 ,73557,5
 2286 cm
360 360

= 6443406,78 N mm ∆ = 0,210095613 < 0,7777778 oke....

= 6,443 ≤ 10,449 Kn m Jadi profil IWF 150 x100 x 6 x 9 dapat


digunakan sebagai balok utama tangga
Maka Mn diambil sebesar : 6,443 kN m
 Analisa gaya gempa
M n  M u
Analisa dan perhitungan beban gempa
0 , 9 x 6 , 443  5 ,17
Oke...
5 , 799  5 ,17 terlebih dahulu ditentukan parameter gempa
rencana, sistem dan parameter struktur, serta
- Cek kelangsingan penampang terhadap analisa gempa yang digunakan. Adapun
geser tahapannya ditunjukkan di bawah ini :
h 70 - Bangunan yang di rencanakan masuk
w    14,000
tw 5 kedalam kategori II
- Faktor keutamaan gempa = 1,0
- Nilai spektra percepatan Tabel 3.2 Distribusi vertikal dan horizontal gaya
- Ss = 1,352 g gempa untuk portal As -2
- S1 = 0,599 g
- Klasifikasi situs (jenis tanah) = Tanah
lunak (analisa didasarkan pada hasil N-
SPT)
- Koefisien situs Fa dan Fv
 Fa = 1,0
 Fv = 1,5
- Percepatan spektra desain parameter
 Perencanaan struktur primer
spektrum respons percepatan:
Setelah melakukan permodelan struktur
 SMs = 1,351
3 dimensi dengan menggunakan program bantu
 SM1 = 0,8985 SAP 2000, elemen- elemen struktur akan
- Parameter percepatan spektral desain: dianalisa sesuai dengan ketentuan- ketentuan
 SDs = 0,901 perencanaan struktur berdasarkan SNI 03-1729-
 SD1 = 0,599 2002.
- Kategori desain seismik KDS = Kategori  Perencanaan balok
desain seismik D (KDS-D) Balok induk yang terletak pada lantai 1 di
- Menentukan perioda fudamental rencanakan menggunakan profil WF 390 x 300
pendekatan Ta =0,6 detik x 10 x 16 dengan data-data sebagai berikut :
- Menentukan spektrum respon desain
 To = 0,133
 Ts = 0,665
- sistim pemikul momen khusus untuk
rangka baja, diperoleh :
 R=8
 = 3 W F 3 9 0 .3 0 0 .1 0 .1 6

 =5
225 cm
W F 390.300.10.16

W F 390.300.10.16

- Distribusi vertikal gaya gempa :


450 cm

 =C xV
W X , hxk
 C =
Wi,h i
k W F 3 9 0 .3 0 0 .1 0 .1 6

300 cm

Gambar 3.8 Denah balok nduk


Pada perhitungan balok induk dengan
menggunakan analisis SAP 2000 dipilih balok
elemen 32 pada lantai 1 dan di peroleh momen
maksimum, gaya geser dan lendutan.

Mu = 2569381,87 kg.mm

Vu= 1456,89 kg

f = 0,164105 mm
Tabel 4.9 Momen akibat beban grafitasi dan
Tabel 3.3 Rekapitulasi Profil Balok Induk lateral kolom lantai 1

 Perencanaan kolom
Pada perencanaan ini ditunjukan contoh
perhitungan pada kolom lantai dasar elemen
770. Direncanakan menggunakan profil WF 588  Kontrol Interaksi “Balok – Kolom”
x 300 x 12 x 20 dengan panjang kolom 400 cm.
≤ 0,2 = + + ≤ 1,0
∅ 2∅ ∅ ∅
berikut data- data profil yang digunakan:
30764,15 307337,58 394862,89
+ + ≤ 1,0
2.284940,02 0,85. 10772500 0,85. 2300000

0,34 ≤ 1,0 (OK)


Tabel 3.4 Rekapitulasi Profil Kolom

Hasil dari output SAP 2000 diperoleh


gaya- gaya yang bekerja pada frame 31 lantai 1
sebagai berikut:
Perencanaan sambungan = 0,75.0,5.5000 .2 . 0,5024
 Sambungan balok anak lantai dengan = 1884,0 kg
balok induk  Kuat tumpu baut
Sambungan antara balok anak lantai Ø.Rn = Ø . 2,4 . db .tp .fu
perkantoran dan balok induk direncanakan = 0,75 . 2,4 . 0,8 . 0,6 . 4100
dengan baut yang hanya memikul beban geser = 3542,40 kg
dari balok anak, sehingga dalam analisa Vu 3283,1
= = = 0,93 ≈ 2 ℎ
Ø. Rn 3542,40
dianggap sebagai sendi.
Dipasang 2 buah baut diameter 8 mm
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh
 Kontrol kekuatan siku penyambung
gaya geser yang bekerja pada balok anak
Dipakai siku penyambung 60 x 60 x 6
sebesar 3283,1 kg, dengan dimensi balok anak
BJ41 (fu = 4100 kg/cm2)
WF 198.150.6.9 dan balok induk WF
Ø lubang = 8 mm + 1,5 mm (lubang dibuat
390.300.10.16. Pada sambungan ini
dengan bor)
direncanakan dengan profil siku 60 x 60 x 6.
= 9,5 mm = 0,95 cm
 Sambungan Pada Badan Balok Anak:
Luas bidang geser
Øbaut = 8 mm (Ab = 0,5024 cm2)
= × = 12 − 2 × 0,95 × 0,6
Mutu baut BJ.50 (fu = 5000 kg/cm2)
= 6,06
Ulir tidak pada bidang geser (r1 = 0,5)
Kuat rencana
 Kuat geser baut:
= 0,6 × ×
Ø.Vn = Ø.r1.fu.m.Ab
= 0,75 × 0,6 × 4100 × 6,06
= 0,75.0,5.5000.2 .0,5024 = 11180,7
= 1884,0 kg Terdapat 2 siku, sehingga
 Kuat tumpu baut 2 = 2 × 11180,7 = 22361,7
Ø.Rn = Ø . 2,4 . db .tp .fu Syarat:
= 0,75 . 2,4 . 0,8 . 0,6 . 4100 ≤ 2 → 3283,1 kg < 22361,7 ( )
= 3542,40 kg Kontrol jarak baut
Vu 3283,1 Jarak ke tepi = 1,5 db s.d (4tp+100 mm)
= = = 0,93 ≈ 2 ℎ
Ø. Rn 3542,40
atau 200 mm
Dipasang 2 buah baut diameter 8 mm
= 12 mm s.d. 200 cm
 Sambungan Pada Badan Balok Induk:
Terpasang = 30 mm
Øbaut = 8 mm (Ab = 0,5024 cm2)
Jarak antar baut = 3 db s.d 15 tp atau 200
Mutu baut BJ.50 (fu = 5000 kg/cm2)
mm
Ulir tidak pada bidang geser (r1 = 0,5)
= 24 mm s.d 200 mm
 Kuat geser baut: Terpasang = 60 mm
Ø.Vn = Ø.r1.fu.m.Ab
WF390.300.10.16 WF194.150.6.9 WF390.300.10.16 WF194.150.6.9 = 0,75 . 2,4 . 0,8 . 0,4 . 4100
= 2361,60 kg
30 30 30

60 60 60 Vu 871,015
= = = 0,368
SIKU60.60.6 Ø. Rn 2361,60
30 30 30

BAUTBJ.50D8 BAUTBJ.50D8
≈ 2 ℎ
SIKU60.60.6
Dipasang 2 buah baut diameter 8 mm
 Sambungan balok penumpu tangga
dengan siku
Øbaut = 8 mm (Ab = 0,5024cm2)
Gambar .3.9 Sambungan balok anak dan
balok induk lantai Mutu baut BJ.50 (fu = 5000 kg/cm2)

 Sambungan balok utama tangga Ulir tidak pada bidang geser (r1 = 0,5)

dengan balok penumpu tangga  Kuat geser baut:

Sambungan antara balok utama tangga dan Ø.Vn = Ø.r1.fu.m.Ab

balok penumpu tangga direncanakan dengan = 0,75.0,5.5000 .2 . 0,5024

baut yang hanya memikul beban geser dari = 1884,0 kg

balok anak, sehingga dalam analisa dianggap  Kuat tumpu baut


sebagai sendi. Ø.Rn= Ø . 2,4 . db .tp .fu
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh =0,75 . 2,4 . 10,8 . 0,4 . 4100
gaya geser yang bekerja pada balok utama = 2361,60 kg
tangga sebesar 871,015 kg, dengan dimensi Vu 871,015
= = = 0,368 ≈ 2 ℎ
Ø. Rn 2361,60
balok utama tangga WF 150.100.6.9 dan balok
Dipasang 2 buah baut diameter 8 mm
penumpu tangga WF 194.150.6.9. Pada
 Kontrol kekuatan siku penyambung
sambungan ini direncanakan dengan profil siku
Dipakai siku penyambung 40 x 40 x 4
40 x 40 x 4.
BJ41 (fu = 4100 kg/cm2)
 Sambungan balok utama tangga dengan
Ø lubang = 8 mm + 1,5 mm (lubang dibuat
siku
dengan bor)
Øbaut = 8 mm (Ab = 0,5024 cm2)
= 9,5 mm = 0,95 cm
Mutu baut BJ.50 (fu = 5000 kg/cm2)
Luas bidang geser
Ulir tidak pada bidang geser (r1 = 0,5)
= × = 12 − 2 × 0,95 × 0,4
 Kuat geser baut:
= 4,04
Ø.Vn = Ø.r1.fu.m.Ab
Kuat rencana
=0,75.0,5.5000.2 . 0,5024
= 0,6 × ×
= 1884,0 kg = 0,75 × 0,6 × 4100 × 4,04 = 7453,8
 Kuat tumpu baut Terdapat 2 siku, sehingga
Ø.Rn = Ø . 2,4 . db .tp .fu 2 = 2 × 7453,8 = 14907,6
Syarat: 16 16
Pelat t. 16 mm

≤ 2 → 871,015 kg 64 WF 390.300.10.16

Las t. 13.5 mm
115
< 14907,6 ( )
 Kontrol jarak baut 115

64 BAUT BJ.50 D16


Jarak ke tepi = 1,5 db s.d (4tp+100 mm) 812
64
atau 200 mm
115
= 12 mm s.d. 200 cm
Terpasang = 30 mm 115

64
Jarak antar baut = 3 db s.d 15 tp atau 200
64 64

mm
Gambar. 3.10 Sambungan balok induk dan kolom
=24mms.d200mmTerpa
sang = 60 mm 1616 WF 588.300.12.20

WF 194.150.6.9
WF 150.100.6.9 64

115 WF 390.300.10.16
30

60
115 Baut A- 325 12D24
30 SIKU 40.40.4

BAUT BJ.50 D8
64
812 Baut A- 325 12D30
64

115

115

64

64 64
Gambar .3.10 Sambungan balok utama tangga dan Pelat t. 16 mm

penumpu tangga
Gambar 3.11 Tampak samping sambungan kolom-

 Sambungan Balok Induk dengan kolom

Kolom
WF 390.300.10.16

Sambungan balok induk dengan kolom Pelat t. 16 mm


Pelat t. 16 mm
direncanakan dengan sambungan kaku (rigid Baut A- 325 12D30

connection) dimana sambungan memikul beban Baut A- 325 12D24 Baut A- 325 12D24

geser Pu dan momen Mu. Pada perencanaan


WF 390.300.10.16 WF 390.300.10.16
sambungan antar kolom direncanakan baut
Pelat t. 16 mm WF 588.300.12.20
dengan mutu fu =8250 dan ketebalan pelat WF 390.300.10.16

penyambung 16 mm.
Gambar 3.12 Tampak atas sambungan kolom-kolom
IV. PENUTUP 390 x 300 x 10 x 16 dengan mutu baja BJ-
 Kesimpulan 41.
Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah
• Dimensi kolom lantai 1 menggunakan
dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
profil WF .588 x 300 x 12 x 20,
sebagai berikut :
• Dimensi kolom lantai 2-5 menggunakan
1. Hasil perhitungan struktur sekunder:
profil WF .588 x 300 x 12 x 20,
• Pelat lantai atap menggunakan beton
 Saran
bertulang dengan ketebalan 12 cm dengan
tulangan diameter ø 10 mm – 140 mm Berdasarkan hasil penelitian, saran yang
perlu dikembangkan dalam penelitian ini adalah
• Pelat lantai menggunakan beton bertulang
Diharapkan dilakukan studi yang
dengan ketebalan 13 cm dengan tulangan
mempelajari tentang perencanaan struktur
diameter ø 10 mm – 125 mm
dengan sistim rangka pemikul momen khusus
• Dimensi balok anak pada atap (SRPMK) lebih dalam dengan
menggunakan profil WF 200 x 100 x 5,5 x mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis,
8 dengan mutubaja BJ-41. dan estetika. Sehingga perencanaan dapat
dimodelkan semirip mungkin dengan kondisi
• Dimensi balok anak pada pelat lantai
sesungguhnya di lapangan.
menggunakan profil WF 194 x 150 x 6 x 9
dengan mutubaja BJ-41.
 Daftar pustaka
• Dimensi balok bordes menggunakan profil
WF 100 x 50 x 5 x 7 1. Badan Standardisasi Nasional.
“Persyaratan Beton Struktural Untuk
• Dimensi balok utama tangga
Bangunan Gedung, SNI 2847:2013”.
menggunakan profil WF 150 x 100 x 6 x 9
Jakarta : 2013.
2. Hasil perhitungan struktur Primer : 2. Badan Standardisasi Nasional. “Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
• Dimensi balok induk lantai atap
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
perkantoran arah X dan Y menggunakan
Non Gedung”. Jakarta: 2012.
profil WF 294 x 200 x 8 x 12 dengan
3. Standard Nasional Indonesia. 2002 “Tata
mutu baja BJ-41.
Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
• Dimensi balok induk lantai perkantoran Bangunan Gedung”. SNI 03-1729-2002.
arah X dan Y menggunakan profil WF
4. Standar Pembebanan. 1983 “Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung”.Bandung:1981.
5. Rudi Gunawan dan Morisco. 1988.
“Tabel Profil Konstruksi Baja”
Yogyakarta: Kanisius.
6. Setiawan Agus. 2008. “Perencanaan
Struktur Baja Dengan Metode LRFD”
Jakarta: Erlangga.
7. Muslinang Moestopo, Bambang
Suryaatmono dan Djoni Simanta. 2005.
“Short Course Konstruksi Baja
Berdasarkan SNI 03-1729-2002”. Hotel
Borobudur Jakarta.
8. W.C. Vis dan Gideon Kusuma. 1993.
“Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-
1991-03 Seri Beton 1”. Jakarta: Erlangga.
9. Charles G. Salmon dan John E.
Johnson.1997. “Struktur Baja Disain dan
Perilaku Edisi Kedua Jilid 1” Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai