Laporan Ruder Aam) - Dikonversi
Laporan Ruder Aam) - Dikonversi
RUDDER ARRANGEMENT
“MT SAMUDERA ABADI”
Disusun Oleh :
Muhammad ilham a
NRP. 0219030011
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Hariyanto Soeroso, MT.
2. Ir. Agus Wiyanto
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Gambar Rudder Arrangement
General Cargo “MT SAMUDERA ABADI”
Disusun
oleh :
Nama : Muhammad ilham a
Nrp : 0219030016
Prodi : D3- SB IV
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Muhammad ilham a
NRP. 0219030016
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya mata kuliah
Tugas Rudder Arrangement ini. Tanpa ada sedikitpun kendala yang menghadang,
berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha
menyelesaikan salah satu mata kuliah di politeknik perkapalan negeri Surabaya.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat
Ahli Madya pada program studi Teknik Bangunan Kapal.
Penyusun mengakui, bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai seorang mahasiswa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua
kekurangan dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan Tugas
Rudder Arrangement ini.
Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan bagi pembaca pada umumnya.
(Muhammad ilham a)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
1. DATA UKURAN UTAMA KAPAL.................................................................1
1.2 Definisi.........................................................................................................1
1.3 Langkah-langkah pelaksanaan rencana kemudi...........................................1
2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI..................................................3
2.1 Type Kemudi................................................................................................3
2.2 Menghitung L kontruksi...............................................................................3
2.3 Menentukan Luas Daun Kemudi...................................................................3
2.4 Menentukan Dimensi Utama Daun Kemudi.................................................4
2.5 Perencanaan Dimensi Utama Daun Kemudi.................................................5
2.6 Perencanaan lengkungan kemudi menurut tabel NACA 00-20 per section. 5
2.7 Gambar Persection.......................................Error! Bookmark not defined.
2.7 Perencanaan Jarak Antara Linggi, Propeller dan Rudder..............................6
3. PERHITUNGAN GAYA PADA DAUN KEMUDI...........................................6
4. MENENTUKAN TORQUE PADA TANGKAI DAUN KEMUDI....................9
5. MENENTUKAN DIAMETER TONGKAT (Rudder Stock)............................10
6. PERHITUNGAN RUDDER PLATING............................................................12
7. MENGHITUNG BEARING ( UPPER & LOWER BEARING )......................14
7.1 Merencanakan Upper Bearing....................................................................14
7.2 Merencanakan Lower Bearing...................................................................14
8. RUDDER COUPLING......................................................................................15
9. PERENCANAAN RUDDER CARRIER ( Product HI-SEA MARINE)..........17
10. PERENCANAAN TILLER.............................................................................17
11. PERHITUNGAN STEERING GEAR.............................................................20
Laporan Tugas Gambar Rudder Tito Ferian Jinata
0219030011
1.2 Definisi
Gambar Rencana Kemudi merupakan gambar perencanaan type
kemudi serta konstruksinya dan bagian-bagian penunjang pada kemudi
yang berdasarkan pada bentuk badan kapal dengan tujuan medapatkan
kecepatan manuver seperti yang diharapkan dalam perencanaan.
1
Berdasar pada data ukuran utama kapal di atas maka direncanakan sebagai
berikut:
a. Tipe baling-baling yang digunakan adalah jenis baling-baling
tunggal (single screw propeller)
b. Tipe kemudi yang dipilih adalah jenis Setengah Mengantung
Pemilihan tipe kemudi jenis Setengah Mengantung ini dengan
membuat bentuk persegi panjang. Ini dimaksudkan agar pada bagian daun
kemudi akan mendapatkan gaya tekan maksimum.
2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI
2.1 Tipe Kemudi
Kemudi yang digunakan pada kapal ini adalah Kemudi Setengah
Mengantung.
dimana:
c1 = faktor untuk Jenis Kapal
= 1,0 untuk kapal pada umumnya
= 0,9 untuk kapal muatan curah dan kapal tangki dengan displasemen>50.000 ton
= 1,7 untuk kapal tunda
Untuk nilai c1 yang diambil adalah 1 karena untuk kapal pada umumnya
c2 = faktor untuk Jenis Kemudi
= 1,0 untuk jenis umum
= 0,9 untuk jenis setengah menggantung (semi spade rudder)
= 0,8 untuk jenis double rudders
= 0,7 untuk jenis dengan daya angkat tinggi (high lift rudder)
Jenis kemudi yang direncanakan adalah jenis kemudi setengah
menggantung sehingga nilai c2 adalah 0,9.
c3 = Faktor untuk Bentuk Profil Kemudi
= 1,0 untuk profil NACA dan kemudi plat
= 0,8 untuk profil cekung dan profil campuran
(hollow and mixed profile)
Profil kemudi menggunakan profil NACA sehingga nilai c3 adalah
1,0. c4 = faktor untuk letak kemudi
= 1,0 untuk kemudi di belakang semburan baling-baling (propeller jet)
= 1,5 untuk kemudi di luar semburan baling-baling
Penempatan kemudi di belakang semburan baling-baling sehingga
nilai c4 adalah 1,0.
Sehingga dari nilai-nilai di atas dapat dicari luasan daun kemudi sebagai
berikut:
1,75 . 140,7 . 7,8 (m2)
𝐴 = 1 . 0,9 . 1 . 1 100
Menurut Biro Klasifikasi Indonesia Vol. II, 2001, bahwa diameter tangkai
daun kemudi (Rudder Stock) untuk mentransmisikan momen torque tidak
boleh kurang dari rumusan berikut :
𝐷𝑡 = 4,233√𝑄𝑟. 𝐾𝑟 (mm)
Material secara umum memiliki nilai minimum dari titik yield teratas ReH
kurang dari 200 N/mm2 dan nilai minimum tegangan tarik kurang dari 400
N/mm2 atau yang lebih dari 900 N/mm 2 tidak boleh digunakan untuk rudder
stock, pintles, key dan baut pengikat. Menurut ketentuan BKI bahwa nilai
minimum dari titik yield teratas ReH adalah 235 N/mm 2. Jika material yang
digunakan memiliki nilai ReH tidak sama dengan 235 N/mm 2 maka factor
kr material ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
235
𝐾𝑟 = ( )𝑒
𝑅𝑒 𝐻
dimana :
e = 0.75 untuk ReH ≥ 235 [N/mm2]
e = 1.00 untuk ReH ≤ 235 [N/mm2]
ReH = nilai minimum dari titik yield teratas (N/mm2)
tidak boleh lebih besar dari 0.7 Rm atau 450 N/mm2 diambil yang
terkecil.
Dimana Rm adalah nilai tegangan tarik / tensile strength dari material yang
digunakan. Dengan mengasumsikan bahwa material yang digunakan
memiliki tegangan tarik (Rm) 588 N/mm 2 (material st. 60), maka akan
didapat harga ReH.
ReH = 0,7 x 588 = 411,6 N/mm2
Maka diperoleh nilai kr
Jadi diameter rudder stock adalah
= 125,9596 Mm
Diameter Rudder Stock ditambah 10% 138,5555
𝐷𝑡 3 𝑥𝐾𝑏
𝐷𝑏 = 0,62 𝑥 √ [𝑚𝑚]
𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒
𝐷𝑡 3 𝑥𝐾𝑓
𝑇𝑓 = 0,62 𝑥 √ [𝑚𝑚]
𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒
3
𝑇𝑓 = 0,62 𝑥 √ 243 𝑥 0,89
0,89 𝑥 6 𝑥 180
Tf = 72 mm
Tebal Flange Coupling di luar lubang baut tidak boleh lebih dari:
6. PERHITUNGAN RUDDER PLATING
14
Laporan Tugas Gambar Rudder Tito Ferian Jinata
0219030011
8. RUDDER COUPLING
Berdasarkan BKI 1996 Vol II Section 14.D.1, ada beberapa aturan untuk
perencanaan rudder couplings :
a. Couplings di design untuk memungkinkan agar torsi dapat di teruskan
secara maximal dari rudder.
b. Jarak antara sumbu baut dari sisi flange tidak boleh kurang dari 1,2
diameter baut pada couplings horizontal ,setindaknya di pasang di
depan sumbu rudder stock.
c. Baut couplings di pasang dengan murnya secara efektif untuk mengunci
Horizontal Coupling
Berdasarkan BKI 1996 Vol II Section 14.D.1, besarnya diameter baut
coplings tidak boleh kurang dari:
𝐷𝑡 𝑥 𝐾𝑏
Db = 0,62 𝑥 √ 3
𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒
Dimana :
Dt = Diameter rudder stock = 188 mm
n = jumblah total baut direncanakan 6 buah
e = jarak rata-rata dari sumbu baut terhadap sumbu dari system baut atau
rludder stock direncanakan 180 mm.
Kr = factor material dari rudder stock = 0,89
Kb = material factor direncanakan 0,59
𝐷𝑏 = 61,4 𝑚𝑚 → 𝟔𝟐 𝐦𝐦
Tebal Flange di luar lubang baut tidak boleh lebih dari
T = 0,65 x Db
= 0,65 x 62
= 56 mm
Jarak dari sumbu baut dari pinggir flens tidak boleh kurang dari :
= 1,2 x Db
= 74,4 mm 75 mm
15
Maka diameter Coupling
Diameter Coupling = Dt + (2e – Dt) + (2 x 1.2Db)
= 188 + (360 – 188) + (150)
= 510 mm
9. PERENCANAAN RUDDER CARRIER (Product Hi-Sea Marine)
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖
Gaya total = 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Hasil W dari grafik harus lebih besar dari W perhitungan awal, untuk perencanaan
di atas sudah sesuai dan baru bisa direncanakan bentuk Tiller.
Menggunakan Profil H, dengan Ukuran Profil seperti gambar berikut:
Perencanaan Pasak
Panjang Pasak (L) = 1,5 x Dt
= 1,5 x 243
= 365 mm
Area Pasak (A) = 0,25 x Dt²
= 0,25 x 243²
= 14762,25 mm²
Lebar Pasak (B) = Area / Panjang
= 14762,25 / 365
= 40,44 mm diambil 41 mm
Tebal Pasak = 1/8 * Dt
= 1/8 * 243
= 30,38 mm
Dimana :
Qr = 54181,26 Nm
α = Sudut putar kemudi (maksimum 35°)
= 35°
t = Waktu putar kemudi (maksimum 28 detik)
= 28 detik
Maka yang di butuhkan adalah :
𝑄𝑟 𝑥 𝑊𝑟𝑠
𝑁𝑟𝑠 =
75
𝑄𝑟. 2. 𝑎. 𝜋
𝑁𝑟𝑠 =
𝑡. 180°. 75
54181,26 . 2 . 35 . 3,14
𝑁𝑟𝑠 =
28 . 180° . 75
11909040,95
𝑁𝑟𝑠 =
378000
𝑁𝑟𝑠 = 31,5 32 HP
Setelah diketahui harga dari daya pada tongkat kemudi maka untuk
selanjutnya daya kemudi dapat dicari. Adapun daya mesin kemudi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑁𝑟𝑠
𝑁𝑠𝑔 =
𝑁𝑠𝑔
Dimana :
Nsg = Efisiensi Mesin Kemudi (0,1 – 0,35)
= Diambil 0,35
Sehingga yang harus dihasilkan oleh kemudi adalah
𝑁𝑟𝑠
𝑁𝑠𝑔 =
𝑁𝑠𝑔
32
𝑁𝑠𝑔 =
0,35
𝑁𝑠𝑔 = 91,43 𝐻𝑃 = 68,23 KW
Jadi Daya mesin kemudi adalah 91,43 HP atau 68,23 KW