1. Sedangkan untuk pengertian ijtihad dilihat dari isitilah adalah mencurahkan semua tenaga serta
pikiran dan bersungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum. ... Orang yang
melaksanakan Ijtihad disebut dengan Mujtahid, dimana orang tersebut adalah orang yang ahli
tentang Al-quran dan hadits
Secara sederhana, dekonstruksi syariah berarti meruntuhkan, membongkar dan membangun kembali
Syariah Islam. Sedangkanmaqasid al-syariah adalah usaha menjelaskan hikmah atau tujuan di balik
hukum-hukum syariat. Berangkat dari pengertian tersebut, oleh kelompok liberal di Indonesia maqasid
al-syariahdisalah-gunakan, kemudian dimanfaatkan sebagai alasan untuk tidak berpegang pada nash Al-
Quran.
Karena menurut mereka yang penting dalam memahami ayat Al-Quran adalah esensinya, bukan makna
literalnya (teksnya). Bagi mereka yang penting adalah tujuannya, bukan bentuk hukumnya.
Bagi kelompok liberal di Indonesia maqasid al-syariah adalah sumber dari segala sumber hukum dalam
islam, termasuk sumber dari Al-Quran itu sendiri. Sehingga beberapa hukum syariat dalam Islam
menurut mereka tidak harus diikuti.
Dekonstruksi secara sederhana juga bisa didefinisikan sebagai sebuah tindakan dari subjek yang
membongkar sebuah objek yang tersusun dari berbagai unsur. Sudah barang tentu yang dilakukan oleh
subjek bukanlah tindakan yang main-main, dimana subjek disini berusaha untuk melibatkan berbagai
cara atau metode, yakni metode subjek yang digunakan untuk membongkar suatu objek yang layak
untuk dibongkar.
Yang pertama, hukum jilbab, menurut mereka yang penting dari hukum tersebut adalah tujuannya.
Yaitu memenuhi kepantasan berpakaian di depan orang lain. Sehingga apabila tidak berjilbab sudah
cukup pantas bagi masyarakat setempat, makatidak diperlukan lagi berjibab.
2. HAM dalam perspektif pertama (Barat) menempatkan manusiA dalam suatu setting dimana
hubungannya dengan Tuhan sama sekali tidak disebut. Hak asasi manusia dinilai sebagai
perolehan alamiah sejak lahir. Sedangkan HAM dalam Islam, mengangap dan meyakini bahwa
hak-hak manusia merupaka anugerah dari Tuhan dan oleh karenanya setiap individu akan
merasa bertanggun jawab kepada Tuhan (Shihab, 1998).
HAM Barat bersifat anthroposentris : segala sesuatu berpusat kepada kepentingan dan
kebebasan manusia/// HAM Islam bersifat thesentris: berpusat kepada Tuhan Allah yang
menjadi tolak ukur segala sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk mengabdi
kepada-Nya
Perbedaan antara Barat dan Islam dalam memadang HAM, yang pertama lebih bersifart
sekuler karena orientasinya hanya kepada manusia sedangkan kedua bersifat religious
(ketuhanan) karena orientasinya kepada Tuhan sehingga bertanggung jawab selain kepada
manusia juga kepada Tuhan.
Contoh: HAM dalam perspektif pertama (Barat) menempatkan manusiA dalam suatu setting dimana
hubungannya dengan Tuhan sama sekali tidak disebut. Hak asasi manusia dinilai sebagai perolehan
alamiah sejak lahir. Sedangkan HAM dalam Islam, mengangap dan meyakini bahwa hak-hak manusia
merupaka anugerah dari Tuhan dan oleh karenanya setiap individu akan merasa bertanggun jawab
kepada Tuhan (Shihab, 1998).
Perbedaan antara Barat dan Islam dalam memadang HAM, yang pertama lebih bersifart sekuler karena
orientasinya hanya kepada manusia sedangkan kedua bersifat religious (ketuhanan) karena orientasinya
kepada Tuhan sehingga bertanggung jawab selain kepada manusia juga kepada Tuhan
4. BID”AH Menurut UAS, dengan memberikan jawaban itu sebenarnya ia sedang membagi bid'ah
kepada dua. Bid'ah urusan dunia dan bid'ah urusan ibadah. Bid'ah urusan dunia, boleh. bid'ah dalam
ibadah, tidak boleh. Imam Syafi'i berkata bidah itu terbagi dua. Bid'ah mahmudah (terpuji) dan bid'ah
Madzmumah (tercela). Jika sesuai dengan sunnah, maka bid'ah mahmudah, namun jika bertentangan
dengan sunnah, maka itu itu bid'ah madzmummah.
"Perkara yang dibuat-buat, bertentangan dengan Alquran, atau sunnah, atau Atsar, atau Ijma, maka itu
bid'ah dhalalah (bidah sesat)," katanya. Perkara yang dibuat-buat, dari kebaikan, tidak bertentangan
dengan Alquran, Sunnah, Atsar dan Ijma, maka itu Bid'ah Ghair Madzemumah (bid'ah tidak tercela).
Kedua, bid'ah hasanah, bid'ah dhalalah, Bid'ah Mubah. Jika perbuatan itu sesuai dengan sunnah, maka
itu adalah bid'ah hasanah. Jika bertentangan dengan sunnah, maka itu adalah bid'ah dhalalah itulah
yang dimaksudkan.
BIDAH YG LAIN Yang dimaksud bid‘ah sesat itu adalah perkara baru yang tidak ada sumber syariah
sebagai dalilnya. Sedangkan perkara baru yang bersumber dari syariah sebagai dalilnya, tidak termasuk
kategori bid‘ah menurut syara’/agama meskipun masuk kategori bid‘ah menurut baha