NAMA
:
PURNAMASARI,S.PD
NUPTK : 1636766666220002
NOMOR PESERTA : 182000715710001
BIDANG STUDI : [ 157] BAHASA INGGRIS
ASAL SEKOLAH : SMK NEGERI 02 BOMBANA
ALAMAT : BOMBANA,
SULAWESI TENGGARA
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
namun disisi lain , Penulis berharap pula laporan ini dapat memberikan sumbangsih
ataupun manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pribadi penulis khususnya.
Penulis
seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri yang ditopang oleh
sering kali diidentikan dengan masyarakat informasi tersebut, yang ditandai oleh
industri generasi pertama, sekarang ini, abad 21 dan masa mendatang, muncul apa
Istilah industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 yang ditandai
revolusi digital. Revolusi industri gelombang keempat, yang juga disebut industri 4.0,
kini telah tiba. Industry 4.0 adalah tren terbaru teknologi yang sedemikian rupa
seperti dikutip Paul Krugman (2013), mencatat, sebelumnya telah terjadi tiga revolusi
industri. Pertama, ditemukannya mesin uap dan kereta api (1750-1830). Kedua,
penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak (1870-1900). Ketiga, penemuan
masih agraris, ada yang sudah menunjukkan karakter sebagai masyarakat industrial,
dan bahkan ada yang memang sudah masuk dalam era digital. Semuanya kategori
Oleh karena itu, meskipun era digital sudah begitu marak yang ditandai oleh makin
luasnya jangkauan internet; namun demikian ada juga masyarakat yang masih belum
terjangkau internet, dan bahkan masih berupa wilayah blank spot. Kondisi seperti itu
dalam abad 21. Sekolah, guru, dan siswa di daerah perkotaan memang sudah
terkoneksi jaringan internet, tetapi untuk daerah pedesaan masih ada juga yang
belum terambah oleh fasilitas internet, dan bahkan ada pula wilayah yang sama sekali
belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi pada abad 21 sekarang ini
masyarakat Indonesia memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan era
digital. Karena itu apa pun harus menyesuaikan dengan kehadiran era baru berbasis
digital, sehingga bagaimana menjadi bagian dari era digital sekarang ini dengan
informasi. Kedua, karena informasi adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia,
teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap. Ketiga, semua sistem yang
menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi (dalam Ritzer, 2012: 969).
Menurut Castell sebenarnya sudah sejak dekade 1980-an muncul apa yang ia sebut
informasional karena produktivitas dan daya saing unit-unit atau agen-agen di dalam
1996: 66). Ia global karena ia mempunyai “kapasitas untuk bekerja sebagai suatu unit
di dalam waktu nyata pada suatu skala planeter” (Castell, 1996: 92). Hal itu
pertanyaan mendasar, bagaimana ilmu sosial kritis, teori kritik atau kritik dapat
dimungkinkan dalam masyarakat informasi? Apa yang terjadi dalam suatu era ketika
kekuasaan tidak lagi sebuah ideologi sebagaimana era abad sembilanbelas, tetapi
sekarang kekuasaan adalah sebuah informasional dalam arti luas? Ketika era
sebelumnya ideologi diperluas oleh ruang dan waktu, mengklaim universalitas, dan
untuk refleksi; tetapi sekarang era informasional, ketika informasi itu berada dalam
kemampatan ruang dan waktu, tidak mengklaim universal, dan sekadar titik, sinyal,
dan bahkan sekadar peristiwa dalam waktu. Berlangsung sangat cepat, sekilas, hidup
berbeda dengan apa yang dirumuskan oleh Bell (1973), Touraine (1974), dan Castells
(1996) yang fokus pada kualitas karakter utama informasi itu sendiri. Tetapi Menurut
Lash informasi harus dipahami secara tajam dalam kontradiksinya dengan yang lain,
kategori sosiokultural awal, yaitu sebagai monumen naratif dan wacana (discourse)
atau institusi.
diproduksi. Kunci untuk memahami ini adalah apa yang diproduksi dalam produksi
Karakteristik guru :
sekolah
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berprilaku jujur,
Karakteristik siswa :
Mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru baik dalam bentuk project,
Pembelajaran abad 21 sudah sejalan dengan kurikulum K13. Kurikulum K13 ini memuat
beberapa unsur yang biasa dikenal dengan istilah 4C (Creative, Critical Thinking,
untuk materi menulis ( Bahasa Inggris), siswa diminta untuk membuat tulisan
pendek mengenai pengalaman mereka yang telah lalu atau disebut dengan
recount text
2. Critical Thinking; siswa berfikir kritis atau dalam teori belajar lain disebut
3. Communicative; yaitu guru menanya siswa merespon. Biasa juga dipakai dalam
A. Tujuan Pembelajaran -
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK) -
C. Materi Pembelajaran -
D. Metode Pembelajaran -
E. Media alat dan Bahan Pembelajaran -
F. Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan Inti 60
Sintak menit
Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Orientasi peserta didik Mengamati
kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topic
Pemaparan jati diri
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh
materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 45 menit ) Waktu
didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan
dengan
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan
Teks pemaparan jati diri dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan,
maupun format penyampaian/penulisannya
Mendengar
Pemaparan jati diri dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun
format penyampaian/penulisannya
Menyimak,
mencoba menirukan pengucapannya dan
menuliskan pemaparan jati diri yang digunakan
penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
Communicative
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 45 menit ) Waktu
klasikal tentang :
Ungkapan pemaparan jati diri
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan
secara tertulis tentang
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
pemecahan masalah koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang:
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
Collaborative
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 45 menit ) Waktu
pertanyaan pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal
mengenai
Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan,
menanyakan, dan merespon pemaparan jatidiri
menganalisis ungkapan memaparkan jati diri
dengan mengelompokannya berdasarkan
penggunaan
Secara berkelompok siswa mendiskusikan
ungkapan memaparkan jati diri yang mereka
temukan dari sumber lain dan
membandingkannya dengan yang digunakan
guru
memperoleh balikan (feedback) dari guru dan
teman tentang fungsi sosial dan unsur
kebahasaan yang sampaikan dalam kerja
kelompok
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 45 menit ) Waktu
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
10
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi
menit
nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan ,
………........., 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah. Guru Mata Pelajaran
…………………………………… …………………………………
mengetahui apa sebenarnya definisi dari ketiga kata tersebut.Dalam Kamus Besar Bahasa
kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan
teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,
manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan
teknologi baru.
Profesional merujuk pada dua hal yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan kinerja
anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan
atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Keguruan sendiri dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia bisa diartikan perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan
metode pengajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Profesi
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan formal,
Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru didefinisikan
sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang
guru yang menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
Pengembangan dan peningkatan profesi guru juga dilakukan dalam rangka menjaga agar
Pemerintah idealnya berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi guru seperti
memberikan dana dalam rangka membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi guru agar terbentuk guru yang profesional dan mumpuni dari segi
masalah pendidkan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu belajar
harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu:
”Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-
bidang tugasnya.
Teori belajar konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang
dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk
Konstruktivisme adalah sebuah hasil pemikiran dari para ahli yang berpendapat bahwa
manusia tidak akan lepas dari belajar. Manusiapun bisa belajar tanpa harus dituntun oleh
orang lain, melainkan bisa belajar sendiri dan mengkontruksi pengetahuan sendiri. Hal
tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya sosial maupun pengalaman
Pengetahuan itu bisa diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun dari hasil pengamatan
Konstruktivisme adalah sebuah hasil pemikiran dari para ahli yang berpendapat bahwa
manusia tidak akan lepas dari belajar. Manusiapun bisa belajar tanpa harus dituntun oleh
orang lain, melainkan bisa belajar sendiri dan mengkontruksi pengetahuan sendiri. Hal
tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya sosial maupun pengalaman
pribadinya.
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu bisa
diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun dari hasil pengamatan. Jika behaviorisme
oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan
suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang
sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya
dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat
bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan
tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca
kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum
pengalaman tersebut.
Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan bahwa belajar paling
baik apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsepkonsep. Dalam belajar
penemuan, siswa menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan prinsip-prinsip,
contoh-contoh. Misalnya, guru menjelaskan kepada siswa tentang penemuan sinar lampu
pijar, kamera, dan CD, serta perbandingan antara invention dengan discovery (misalnya,
listrik, nuklir, dan gravitasi). Siswa, kemudian menjabarkan sendiri apakah yang dimaksud
Dalam belajar penemuan, siswa “menemukan” konsep dasar atau prinsip-prinsip dengan
jawab atas kegiatan belajarnya sendiri, yang memotivasinya untuk belajar. Gagne (dalam
Gagne & Driscoll, 1988) mengembangkan suatu model berdasarkan teori pemrosesan
informasi yang memandang pembelajaran dari segi 9 urutan peristiwa sebagai berikut.
e. Membimbing belajar.
g. Memberikan balikan.
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi strategi pembelajaran.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya untuk dipahami dan pada saatnya
dapat dipilih serta digunakan secara efektif. Berdasarkan bentuk pendekatannya,
dibedakan:
Dengan diagram tersebut dapat dilihat bahwa ujung paling kiri adalah “Expotition”
(ekspositori), yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori,
generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Siswa hanya
menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran telah diorganisasikan
oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa diharapkan belajar dari
Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa kontinum tersebut di atas berguna bagi guru
dalam memilih metode pembelajaran. Titik-titik yang bergerak dari ujung kiri sampai ke
bergerak sedikit demi sedikit sampai pada unsur discovery (penemuan). Dalam kenyataan
hampir tidak ada discovery murni, pada umumnya guru menggunakan dua kutub
strategi serta metode pembelajaran yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan
metode campuran.
Suatu saat guru dapat menggunakan strategi ekspositori dengan metode ekspositori
discovery/inquiry dapat berfungsi sebagai strategi pembelajaran, tetapi suatu ketika juga
demokrasi, dan energi. Prinsip, misalnya “setiap logam apabila dipanaskan memuai”.
Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam).
Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya,
Salah satu bentuk discovery yang disebut Guided Discovery (discovery terbimbing), guru
memberi beberapa petunjuk kepada siswa untuk membantu siswa menghindari jalan
a. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dalam pertanyaan atau
pernyataan.
kegiatan.
i. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau penyelidikan mengalami kegagalan atau
(1) Mampu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan
penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang telah dibuat, (4) Mampu menggunakan
are achieved by pupils”. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu
apa yang dinilai akan mempermudah dalam melakukansebuah penilaian dalam kegiatan
pembelajaran.
Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
tertentu. Definisi dari penilaian juga disampaikan oleh Ralph Tyler yang mengungkapkan
bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Salah satu elemen yang penting dalam pembelajaran, dimana merupakan komponen
yang tidak kalah pentingnya dengan model atau metode pembelajaran. Penilaian
tujuan-tujuan pembelajaran.
Dengan demikian tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: (1)
Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap
sesuai dengan rencana, (2) Pengecekan (cheking-up), yaitu untuk mengecek adakah
Fungsi evaluasi hasil belajar secara menyeluruh adalah (a) Secara psikologis, dapat
membantu peserta didik untuk menentukan sikap dan tingkah lakunya. Dengan
mengetahui prestasi belajarnya, maka peserta didik akan mendapatkan kepuasan dan
ketenangan. (b) Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
harus sesuai dengan kebutuhan. (c) Secara didaktis-metodis, untuk membantu guru
dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan
dan kecakapanya masing – masing. (d) Secara administratif, untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pemerintah, sekolah, dan peserta
Penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah karena
harus membutuhkan latihan serta penguasaan teoriteori tentang penilaian yang terkait
dengan hal apa yang akan dinilai. Untuk dapat melakukan penilaian yang efektif, maka
(1)Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (part of, not a part from
instruction); (2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem),
bukan dunia sekolah (school work-kind problems); (3) Penilaian harus menggunakan
berbagai ukuran,metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar; dan (4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua
(a) Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komperhensif. (b)
Penilaian hendakya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. (c)Penilaian
yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar. (d) Penilaian harus
bersifat komparabel. (e) Penilaian hendaknya diperhatikan adanya dua macam orientasi
penilaian, yaitu penilaian yang norm-referenced dan yang criterion-referenced. (f) Harus
Pada proses belajar mengajar, seringkali guru hanya memperhatikan nilai akhir yang
dicapai siswa. Guru seolah-olah mengabaikan sikap, tingkah laku, serta keterampilan atau
kinerja siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Sistem penilaian yang digunakan
juga masih banyak yang menggunakan tes tertulis (paper and pencil test),dimana
dan prosedur-prosedur.