Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JURNAL

Nama Pelatihan : Latsar CPNS


Nama Peserta : Sri Amaliah, S. P
NDH : 39
Kegiatan Pembelajaran Mandiri tanggal : 30 Juli 2021
Judul Materi : Nasionalisme

A. Pokok Pembelajaran
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan
atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai Pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme :
a. Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.
b. Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan
absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.
c. Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
d. Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.
Prinsip – prinsip nasionalisme :
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
c. Hasrat untuk mencapai keaslian
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
1. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
Menjalankan Tugasnya

1) Sejarah Ketuhanan dalam Masyarakat Indonesia

Sesudah sejak zaman dahulu kala agama mempengaruhi sendi-sendi kehidupan


masyarakat Indonesia. Sejak dahulu masyarakat prasejarah Indonesia telah mengembangkan
sistem kepercayaan tersendiri yang disebut dengan animisme dan dinamisme.

Animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda di bumi (misalnya pohon, batu)
memiliki jiwa yang harus dihormati agar roh di balik benda tersebut tidak mengganggu
manusia, tapi bisa membantu mereka dari roh jahat sehingga mereka dapat menjalani
kehidupan sehari-hari dengan lancar.

Animisme ini biasanya berkaitan dengan dinamisme, yakni bahwa segala sesuatu
mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
manusia dalam upaya mempertahankan hidupnya
2) Ketuhanan dalam Perumusan Pancasila

Mengingat besarnya pengaruh keagamaan dalam pembentukan bangsa Indonesia,


nilai-nilai tentang ketuhanan mewarnai gagasan tentang kebangsaan. Agoes Salim, tokoh
Sarekat Islam, mengkritik gagasan nasionalisme gaya Eropa yang meminggirkan nilai-nilai
ketuhanan dengan mengagungkan keduniaan. Sementara Soekarno memandang nilai-nilai
ketuhanan merupakan pembeda antara nasionalisme gaya Eropa dengan nasionalisme
Indonesia. Demikianlah, nilai-nilai ketuhanan mewarnai kehidupan politik Indonesia.
3) Perspektif Teoritis Nilai-nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Bernegara
Modernisasi dan demokratisasi memerlukan prakondisi berupa adanya kompromi
antara otoritas sekuler (kebangsaan) dan otoritas agama. Tidak benar bahwa perlu ada
sekularisasi (pemisahan) antara negara dan agama bagi negara modern dan demokratis.
Kunci membangun negara modern dan demokratis bukan pada ada tidaknya pemisah
antara agama dan negara. Bagaimana membangun relasi agama dan negara dalam
ketatanegaraan merupakan pilihan historis.
4) Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan Sehari-hari
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
2. Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan bagi Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya
1) Sejarah Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Masyarakat Indonesia
Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari komitmen
kemanusiaan. Ini karena bangsa Indonesia sudah sejak lama dipengaruhi dan
mempengaruhi kehidupan global. Selain sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, letak
Indonesia sangat strategis, yakni di antara dua benua dan dua samudera. Sumber Daya
Alam yang melimpah turut membuat banyak penjelajah dari berbagai penjuru dunia
singgah dan menyebarkan pengaruh budayanya. Sejarah interaksi nenek moyang kita
dengan berbagai bangsa dan peradaban dunia memberi andil dalam menumbuhkan nilai
kekeluargaan antarbangsa atau yang disebut dengan perikemanusiaan.
2) Kemanusiaan dalam Perumusan Pancasila
Dalam upacara pembukaan BPUPKI (28 Mei 1945), Radjiman Wediodiningrat selaku
ketua menyampaikan pentingnya memuliakan nilai kegotongroyongan baik dalam
kekeluargaan sesama bangsa Indonesia maupun dalam kekeluargaan antarbangsa.
Dalam rancangan Pembukaan UUD yang disusun Panitia Sembilan, peletakan prinsip
kemanusiaan sebagai dasar negara sama seperti dalam pidato Soekarno, yakni sebagai sila
kedua Pancasila.
3) Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Tidak membedakan manusia berdasarkan warna kulit, suku bangsa, latar belakang
ekonomi, dll.
b. Semua orang memiliki hak yang sama di mata hukum
c. Saling menghargai pendapat
d. Tolong-menolong

e. Tidak semena-mena terhadap orang lain


4) Keteladanan Dalam Pengamalan Kemanusiaan
a. Yap Thiam Hien: Pejuang Ham yang Menjunjung Kemanusiaan dan Keadilan
b. Ibu Hj. Andi Rabiah/Suster Apung: perawat yang mendedikasi hidupnya untuk
membantu sesama di daerah kepulauan
c. Oto Iskandar Di Nata (Si Jalak Harupat): memuliakan harkat kemanusiaan kaum
terjajah
B. Penerapan

Nasionalisme sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia apalagi bagi Aparatur Sipil
Negara (ASN). ASN dituntut untuk memiliki nasionalisme pancasila yaitu pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai nilai
Pancasila.

Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Sebagai jati diri bangsa, pada nilai ini Indonesia
adalah bangsa yang agamis. Nilai ketuhanan ini dapat di wujudkan secara nyata dalam perilaku
sehari-hari ASN, seperti religius, toleran, etos kerja, transparan, tanggungj awab, amanah, percaya
diri, dan jujur.

Nilai kedua adalah Kemanusiaan. Sebagai jati diri bangsa pada nilai ini Indonesia adalah
bangsa yang menghormati hak azasi manusia. Dalam konteks perilaku ASN kita dapat melihat
wujud nyata ini melalui perilaku ASN yang humanis, tenggang rasa, persamaan derajat, saling
menghormati dan tidak diskriminatif.

Anda mungkin juga menyukai