2018
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Pertanyaan Penelitian 7
1.3 Tujuan 7
1.4 Manfaat 7
1.5 Hypotesis Penelitian 8
BAB II LANDASAN TEORI 9
2.1 Pengertian Menulis 9
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis 10
2.3 Meningkatkan Keterampilan Menulis 11
2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis 12
2.5 Prosedur Feedback 18
BAB III METODE PENELITIAN 21
3.1 Desain 21
3.2 Setting 21
3.3 Subject 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data 22
3.5 Analisa Data 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017
Lampiran 2 Rubrik Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab Dan Percakapan
Lampiran 3 Lembar Penilaian Pengetahuan Penilaian Penugasan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang
Penelitian Tindakan Kelas ini di tulis untuk memenuhi pesyaratan dalam mengikuti Program
Pendidikan Profesi Guru oleh LPTK Universitas Haluoleo. Penulis mengahaturkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah memberikan kontribusi dan semangat dalam
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ini masih jauh dari
kesempurnaan namun disisi lain , Penulis berharap pula Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
keahlian (skill) yaitu mendengarkan ( listening), menulis ( writing), membaca ( reading) dan
menulis ( writing). Menurut Brown ( 1980) buku text cenderung berfokus pada satu atau dua
keahlian. Namun, berdasarkan pengamatan penulis, buku text sekarang khususnya untuk
buku Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah kurikulum 13 edisi Revisi 2017 memuat
satuan pendidikan berdasarkan kompetensi inti serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
kurikulum sebelumnya yang lebih menekankan kepada standar Isi, Standar Proses, Standar
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu, termuat pula dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
kompetensi yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap
tingkat dan/atau semester. SK-KD untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik,serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempela-jari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan mene-
mukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah cara memahami dan
serta budaya. Kemampuan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dalam pengertian yang utuh
adalah kemam-puan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan
tulis yang direalisasikan dalam keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan
keterampilan produktif meliputi menulis (writing) dan menulis (writing). Oleh karena itu, mata
pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan tersebut agar (lulusan)
peserta didik mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Pada tingkat performative, peserta didik mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan menulis
dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan
bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan
berbahasa, sedang-kan pada tingkat epistemic orang mampu mengung-kapkan pengetahuan yang
functional, yaitu berkomuni-kasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Inggris di SMP bertujuan agar peserta didik mampu: 1)
mengembangkan kompetensi berkomuni-kasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai
tingkat literasi functional; 2) memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global; serta 3) mengembangkan
pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya (BSNP, 2006:278).
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau
tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbi-cara,
membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional; 2) kemampuan
memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esai berbentuk
Tingkat bahan ajar tampak dalam penggunaan kosakata, tata bahasa, dan langkah-langkah
retorika; 3) kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (mengguna-kan tata bahasa dan
kosakata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosio-kultural (menggunakan ungkapan dan tindak
bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi
masalah yang timbul dalam proses komunikasi deng-an berbagai cara agar komunikasi tetap
Kemampuan menulis (writing skill) merupa-kan kemampuan dasar yang sangat penting
karena untuk menguasai suatu bahasa, harus dimulai secara lisan atau ucapan karena bahasa lisan
merupakan dasar dari penguasaan bahasa. Kemampuan menulis adalah suatu keterampilan
bahasa yang perlu dikuasai dengan baik. Kemampuan ini merupakan indikator terpenting bagi
keberhasilan siswa terutama dalam belajar Bahasa Inggris. Apabila kemampuan menulis telah
dikuasai, siswa cenderung dapat mengkomuni-kasikan ide-ide mereka, baik di sekolah maupun di
luar sekolah dengan penutur asing, serta menjaga hubungan baik dengan orang lain. Ur (1996)
menyata-kan bahwa apabila seseorang menguasai suatu bahasa, secara intuitif ia mampu menulis
dalam bahasa tersebut. Pendapat ini jelas mengindikasikan bahwa kemampuan menulis dapat
mencerminkan seseorang mengetahui suatu bahasa. Selain itu, kemampuan menulis bisa juga
Meski demikian, baik menggunakan patokan dalam KTSP ataupun patokan dalam
Kurikulum 2013, peningkatan kemampuan menulis (writing skill) dalam pembelajaran Bahasa
Inggris di SMP sebenarnya menghadapi kendala-kendala klasik yang cenderung sama. Kendala
tersebut selalu bermuara pada faktor-faktor: 1) guru mata pelajaran sebagai pemateri dan
pengajar; 2) siswa sebagai yang diajar dan penerima materi; 3) kegiatan belajar mengajar sebagai
Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi karena guru masih menekankan pembelajaran pada
kaidah-kaidah bahasa, padahal seharusnya lebih menekankan pada aspek Bahasa Inggris sebagai
alat komunikasi; 2) Guru miskin inovasi dan kreativitas, sehingga strategi pembelajaran yang
mengajarkan tentang Bahasa Inggris, bukan bagaimana menggunakan Bahasa Inggris, sehingga
para siswa tidak terlatih melafalkan vocabularies dengan benar; 5) Proses belajar mengajar
kurang menarik, membosankan dan menimbulkan kesan menakutkan bagi siswa; 6) Siswa
kurang mempersiap-kan diri dalam mengikuti pembelajaran; 7) Munculnya egoisme siswa yang
berkemampuan tinggi dan sifat tertutup siswa yang berkemampuan rendah, sehingga tidak terjadi
sharing antar siswa; 8) Siswa cenderung kurang berminat, kurang termotivasi dan malas dalam
berlatih writing, sehingga aktivitas belajar mereka cenderung rendah; 9) Siswa dan sebagian dari
guru beranggapan bahwa kemampuan reading, listening dan writing jauh lebih penting; 10) Ada
beberapa guru yang beranggapan bahwa pembelajaran writing dan writing cenderung lebih sulit
meningkatkan writing skill dan hasil belajar siswa Kelas X, khususnya materi recount text.
Berdasarkan program semester (promes) dan SK-KD Bahasa Inggris Kelas X, pada semester
genap terdapat beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang masih
recounttext. Secara spesifik, sinergi antara aspek menulis (writing) dengan materi recount text
Sehubungan dengan itu, peneliti memformu-lasikan suatu metode pembelajaran aktif dengan
teknik tertentu yang dapat memenuhi ekspektasi dan target, baik secara akademis maupun dalam
rangka melaksanakan penelitian tindakan kelas. Metode yang dipilih tidak saja memiliki
relevansi dengan sistem yang berlaku di dalam , tetapi juga kompatibel dengan peningkatan
kemampuan menulis (writing skill). Metode yang dimaksud adalah Peer feedback atau disebut
Peer Feedback adalah metode pembelajaran menunjuk pada kegiatan atau aktivitas
siswa dalam membaca tulisan temannya kemudian membuat respon (berupa koreksi) dalam
posisinya sebagai pembaca. Lebih lanjut, Walz (1982:27- 32) menyebutkan berbagai bentuk
pelaksanaan teknik
Peer -correctionsebagai berikut: (a) menggunakan media proyeksi, (b) membahas secara
berkelompok,(c) tukar-menukar tulisan teman sebaya, dan (d) menulis secara berkelompok.
pembelajaran menulis karya ilmiah adalah teknik ketiga, yaitu tukar menukar tulisan teman
sebaya. Prosesnya berupa tukar - menukar tulisan misalnya dengan teman sebangku untuk
dikoreksi. Jadi, antara siswa yang satu dengan yang lain saling mengoreksi hasil tulisan yang
telah dibuat oleh temannya. Proses ini tetap harus berada dalam bimbingan guru. Guru perlu
menegaskan kepada siswa bahwa mereka harus bersungguh- sungguh dalam mengoreksi
(1982:17) juga menyebutkan beberapa manfaat yang bisa didapat dari penerapann peer –
correction antara lain : (a) akan dapat memperkuat motivasi siswa dalam proses
pembelajaran bahasa, (b) akan mampu melibatkan siswa secara lebih aktif dalam proses
belajar mengajar, (c) koreksi yang diberikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa - siswa
lainnya, dan (d) dengan diterapkannya teknik koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih
lain: 1) fun: memberikan rasa senang dalam belajar; 2) responsibility: memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanggungjawab atas penguasaan materi-materi; 3) active: siswa berperan
aktif di setiap kegiatan; 4) communicative: banyak hal imajinatif yang menurut siswa sulit untuk
Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran peer feedback akan menjadi
meningkatkan writing skill, aktivitas dan motivasi, serta hasil belajar siswa saat mempelajari dan
menda-lami materi recount text. Sejalan dengan itu, guru juga dapat membuktikan diri (self
improvement) bahwa mereka dapat berkreasi dan berinovasi demi memenuhi tujuan
pembelajaran yang ditargetkan kurikulum 2013, serta meningkatkan kualitas dan professional-
isme guru.
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
1. Dapat memberikan dukungan dan kontribusi nyata terhadap berbagai upaya pengembangan
lebih lanjut.
2. Dapat memberikan solusi dan bantuan teknis saat guru terbentur masalah keterbatasan sumber-
1. Dapat bersinergi dengan pihak sekolah dalam memberikan dukungan dan kontribusi nyata
sebelum menggunakannya, terlebih dahulu melakukan simulasi dan selalu berkonsultasi dengan
peneliti, sehingga kekurangan yang terjadi dapat teratasi sebelum menerapkannya di kelas.
Untuk Siswa:
1. Dapat lebih terbuka dalam mengapresiasi metode pembelajaran yang terkesan baru, serta
Dengan menggunakan peer feefdback dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran
Menulis adalah salah satu kegiatan, dengan menuangkan ide dari pikiran yang
merupakan reaksi dari mengamati, merasakan dan merenung, kemudian menuangkan dalam
sebuah tulisan. Proses interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa tidak berjalan dengan
baik. Untuk itu perlunya konsep dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kualitas guru dalam mengajar dan kemampuan siswa dalam menangkap materi
pelajaran. Guru harus mampu melihat siswa yang belum begitu pahamn dengan materi yang
diajarkan agar tercipta suasana belajar yang baik. Dan siswa tidak akan mengoceh dalam hati
mereka bahwa mereka tidak mengerti dengan materi tersebut. Intinya ‘komunikasi’ antara
guru dan siswa harus terjalin dengan baik, agar siswa tidak canggung untuk bertanya seputar
materi pelajaran tersebut dan guru harus mampu melakukan pendekatan kepada siswa, agar
siswa merasa diperhatikan dan dipentingkan serta mampu memberikan metode pembelajaran
yang dapat menarik minat siswa dan terus memotivasi siswa. Dengan demikian akan terjalin
kualitatif dikumpulkan yang berasal dari koleksi dokumen seperti silabus guru dan
perencanaan pembelajaran guru, serta kumpulan hasil dari tulisan siswa. Dalam studi ini,
penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengatasi masalah siswa dalam menulis dengan
cara meningkatkan kosa kata siswa dan pengetahuan struktur tulisan. Penelitian tindakan
kelas ini dilakukan oleh peneliti bersamasama dengan guru bahasa Inggris sebagai
mencerminkan.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENULIS
2. Siswa kesulitan dalam menemukan ide dan mengekspresikan ide yang ada
3. Malas membaca, jika seseorang sudah tidak tertarik untuk membaca maka
Faktor Eksternal (dari luar) yaitu, faktor yang berasal dari luar atau lingkungan sekitar. Kita
sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi dengan sesama,baik langsung maupun
Faktor guru Guru adalah komponen yang berpengaruh dalam suatu proses pembelajaran.
Bagaimana pemanfaatan media dalam proses pembelajaran, akan dipengaruhi oleh persepsi
guru itu sendiri tentang hakikat pembelajaran. Guru yang akan menganggap mengajar hanya
menganggapmengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Dalam
proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau pengelola
terletak di pundak guru. Oleh karenanya. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat
Faktor siswa .Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak
selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak
sama itu, disamping karakteristik lain melekat pada diri anak. Oleh sebab itu, sistem
Faktor sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat - alat
pelajaran, perlengkapan dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya,
jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya. Dari faktor
tersebut adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
membaca kita dapat menuangkan ide-ide yang kita miliki ke dalam sebuah karya.
dan benar.
benar
3. Mempublikasikan hasil tulisan yang kita buat, seperti media elektronik dan
4. Selalu percaya diri dengan apa yang kita tulis. Jika kita tidak percaya
dengan apa yang kita tulis maka kita tidak akan puas dengan hasilnya.
2.4 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MENULIS
Ada sepuluh langkah dalam perencanaan pembelajaran menulis dan dalam membantu guru
yang akan dicapai. Hal ini agar pembahasan tidak terlalu luas sehingga siswa dapat
kreatif, maka guru harus menentukan tujuan bahwa dalam pembelajaran tersebut siswa dapat
mengetahui dan dapat menulis jenis-jenis tulisan. Dengan tujuan tersebut maka guru dalam
membelajarkan menulis kreatif dapat menjelaskan dan mengarahkan siswa agar paham dan
dapat menulis kreatif misalnya menulis surat pribadi, menulis buku harian, atau dalam
menarasikan teks wawancara. Dengan kata lain, langkah pertama dalam pembelajaran
Prinsip-Prinsip Teori
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah memilih teori yang
akan digunakan. Pemilihan teori ini tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dalam
pembelajaran menulis kreatif teori yang digunakan dan harus dikuasai siswa antara lain
tentang menulis kreatif, jenis-jenis tulisan, dan langkah-langkah menulis. Guru harus
memberi pemahaman siswa tentang teori-teori tersebut dengan jelas sehingga siswa dapat
Perencanaan Konten
Langkah ketiga dalam perencanaan dan pembelajaran menulis adalah perencanaan konten.
Maksud perencanaan konten tersebut yaitu dalam pembelajaran menulis di kelas guru
menggunakan pengalaman pribadi, isu-isusosial dan budaya, sastra, atau isi dari bidang studi
lain sebagai tema atau topik tulisan. Di dalam pembelajaran bahasa terutama pembelajaran
menulis yangmerupakan salah satu keterampilan berbahasa, guru harus aktif memberikan
informasi-informasi lain baik dari bidang bahasa maupun dari bidang kajian ilmu lain. Hal ini
agar siswa lebih banyak mendapat informasi, gagasan, dan ide.Jadi,agar siswa dapat menulis
maka, siswa perlu topik yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan ide-ide,
bahwa sebelum menulis siswa harus mempunyai ide yang kemudian dituangkan dalam
bentuk tulisan.
Elemen
Langkah keempat adalah menimbang elemen. Menulis terdiri dari banyakbagian sehingga
perlu mempertimbangkan mana yang akan menjadi yang paling penting seperti konten,
organisasi, orisinalitas, gaya, kelancaran, akurasi, atau bentuk tulisan yang digunakan.
Elemen yang dimaksud adalah bagian-bagian dari yang akan ditulis baik itu topik, tema,
diksi, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Tema yang dapat diambil bisa tentang sosial, budaya,
pendidikan, atau tema-tema umum lainnya.Dalam pembelajaran menulis kreatif guru boleh
saja menentukan tema, tetapi siswa juga bisa mencari tema bebas sesuai yang diinginkan.
ema- tema bebas tersebut misalnya tentang keluarga, pendidikan, sosial, alam, budaya,
kesehatan, politik, dan tema-tema lainnya sesuai dengan perkembangan dan usia siswa.
Silabus
Setelah memutuskan konten dan bobot elemen adalah bagaimana akan mengatur isi dan
pengalaman belajar di dalam kelas. Isi dan pengalaman belajar tersebut menjadi dasar
organisasi silabus dalam pembelajaran menulis dari tradisional ke modern dan inovatif, yaitu
struktural (pada tingkat awal), fungsional, topikal, situasional, keterampilan dan proses, serta
tugas.Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengembangkan silabus. Dengan adanya
yang sering digunakan” (1990, hlm 9-10); apa yang mereka gunakan dan dalam proporsi apa
tergantung pada siswa, tujuan, prinsip-prinsip teoritis, dan kendala kelembagaan. Dalam
disusun sesuai dengan kelas dan tingkat perkembangan siswa yang berisi standar kompetensi
Bahan
Langkah yang keenam adalah pemilihan bahan.Guru, dalam memilih bahan atau topik belajar
dapat melalui video, perangkat lunak, dan buku.Bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan
tujuan, prinsip, isi, dan bobot yang telah diputuskan agar tidak terjadi penyimpangan atau
kesalahan. Jika akan menggunakan buku, teks, atau artikel sebagai bahan belajar maka harus
memperhatikan topik, jenis penulisan, peluang, dan instruksi dalam metode menghasilkan
ide, instruksi pada prinsip-prinsip organisasi tulisan, kesempatan untuk kolaborasi, hal-hal
yang harus direvisi, dan dalam mengoreksi dan mengedit. Selain melalui hal-hal tersebut,
guru atau siswa juga dapat mencari bahan dari internet, berita, koran, majalah, atau media
lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dalam menulis mempunyai langkah - langkah
yang harus diperhatikan. Namun lebih lengkapnya akan diuraikan lagi agar lebih dapat
Perencanaan (Pramenulis)
Pramenulis adalah setiap kegiatan di kelas yang mendorong siswa untuk menulis.Pada tahap
ini siswa mengumpulkan ide-ide tentatif (belum pasti dan dapat berubah) dan mengumpulkan
Brainstorming
Dalam kegiatan ini siswa berkelompok dan saling menuangkan ide-ide tentang topik yang
dibahas.Ide yang dituangkan siswa secara spontan sehingga ide-ide tersebut asli atau murni
dari siswa.
Clustering
Pada tahap ini siswa membentuk kata-kata yang terkait dengan stimulus yang diberikan oleh
kelompok jelas.Clustering adalah strategi yang sederhana namun kuat: “karakter visual
tampaknya dapat merangsang otak siswa untuk berpikir lebih baik dan sangat baik bagi siswa
yang tahu apa yang ingin mereka katakan tetapi tidak bisa mengatakan itu. Setelah siswa
menuangkan ideidenya, selanjutnya siswa merangkai kata-kata yang sesuai dengan tema atau
Dalam waktu terbatas satu atau dua menit masing-masing siswa secara bebas dan cepat
menuliskan kata-kata tunggal dan frasa tentang topik. Batas waktu membuat pikiran para
penulis berdetak dan berpikir cepat. Kata-kata yang akan digunakan dalam bidang pertanian
tersebut kemudian dijadikan frasa untuk membantu siswa dalam mengembangkan topik
tersebut menjadi sebuah karangan atau tulisan. Setelah itu siswa menulis sebisanya dari frasa-
frasa yang telah disusun menjadi kalimat-kalimat.Dalam tahap ini, dalam menulis siswa
belum dituntut tentang organisasi isi, diksi, sistematika tulisan, keruntutan kalimat, dan
lain-lain.Pada intinya siswa menulis sebisanya dari kata atau frasa yang telah disusun
sebelumnya.
Pertanyaan-Pertanyaan
Pada tahap ini siswa membuat pertanyaan mengapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana
tentang topik. Selain itu, ide untuk menulis dapat diperoleh dari sumber multimedia
(misalnya, bahan cetak, video, film), serta dari wawancara langsung, diskusi, survei, dan
kuesioner. Siswa akan lebih termotivasi untuk menulis ketika diberi berbagai cara untuk
mengumpulkan informasi selama pramenulis. Pada tahap ini siswa harus sudah paham
terhadap apa yang akan mereka tulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat secara urut agar
Drafting
Setelah cukup mengumpulkan ide-ide pada tahap perencanaan usaha pertama dalam menulis,
yaitu menyusun draft atau kerangka tulisan. Penyusunan draft ini untuk memudahkan penulis
(siswa) menuangkan ide-idenya yang lebih sistematis sehingga tulisan yang dihasilkan akan
Responding
Menanggapi tulisan siswa baik oleh guru maupun oleh teman memiliki peran sentral dalam
keberhasilan pelaksanaan proses penulisan. Tanggapan dapat lisan atau tertulis setelah siswa
menyusun draft pertama dan sebelum mereka melanjutkan untuk merevisi. Kegagalan dalam
akhir ketika guru secara bersamaan merespon dan mengevaluasi dan bahkan mengedit tulisan
siswa, sehingga memberikan kesan tidak ada lagi yang harus dilakukan.
Revising
Ketika siswa merevisi, mereka meninjau teks-teks mereka berdasarkan umpan balik yang
diberikan dalam tahap menanggapi. Mereka menguji kembali apa yang ditulis untuk melihat
Merevisi, tidak hanya memeriksa kesalahan bahasa (pengeditan).Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan isi secara umum dan organisasi gagasan sehingga maksud penulis dapat
disampaikan ke pembaca.
Editing
Pada tahap ini siswa memperbaiki teks atau tulisan mereka saat mereka mempersiapkan draft
akhir untuk dievaluasi oleh guru. Mereka mengedit karya mereka sendiri atau rekan mereka
seperti tata bahasa, ejaan, tanda baca, diksi, struktur kalimat, dan akurasi dari materi tekstual
pendukung seperti kutipan, contoh, dan sejenisnya.Tahap ini harus dilakukan dengan teliti
agar kesalahan yang dilakukan dapat diperbaiki sehingga tulisan yang dihasilkan dapat lebih
optimal.
Evaluating
Hubungan penting antara penyusunan dan revisi yaitu menanggapi yang sering menjadi
perbedaan besar untuk jenis tulisan yang akan diproduksi. Dalam mengevaluasi harus
berdasarkan aspek analitis (berdasarkan aspek tertentu dari kemampuan menulis) atau holistik
(berdasarkan pada penafsiran efektivitas umum).Agar efektif, kriteria evaluasi harus dibuat
pengembangan relevansi, organisasi ide, format atau tata letak, tata bahasa dan struktur, ejaan
Pascamenulis merupakan kegiatan kelas antara guru dan siswa setelah selesai menulis.
Pascamenulis meliputi penerbitan, berbagi, membaca di depan kelas, mengubah tulisan untuk
pertunjukan panggung atau menampilkan tulisan pada majalah dinding sekolah atau bahkan
pada majalah atau surat kabar. Bagi guru atau siswa yang suka menulis dan tulisannya
berhasil diterbitkan adalah suatu kebanggaan. Dengan diterbitkannya tulisan tersebut maka
Menurut Oshima, A & Hogue (1991), kalimat terbagi atas empat jenis. Pertama
adalah kalimat sederhana, simple sentence. Kalimat ini berasal dari satu klausa independen
yang terbentuk dari antara lain : subjek tunggal dan predikat tunggal, subjek tunggal (noun
dan modifier) dan predikat tunggal (verb dan the other elements), subjek gabungan dan
predikat tunggal, subjek tunggal dan predikat gabungan, serta subjek gabungan dan predikat
gabungan. Selanjutnya adalah kalimat gabungan, compound sentence. Kalimat ini berasal
dari dua klausa independen yang terbagi menjadi kalimat yang digabung dengan
coordinating conjunction, semicolon, dan conjunctive adverb. Jenis kalimat yang lain adalah
kalimat komplek, complex sentence. Kalimat tersebut berasal dari satu klausa independen dan
satu atau lebih KHAZANAH PENDIDIKAN Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. IX, No. 2
(Maret 2016).
adalah kalimat gabungan dan complex, compound-complex sentence. Kalimat ini dibentuk
dari dua atau lebih klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen.
Peer Review
Dalam proses pembelajaran, penggunaan ragam tehnik mengajar dan segala upaya yang
memotivasi para peserta didik untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan peserta didik tersebut bisa menjadi landasan pengajar akan ketertarikan, focus
Peer Review merupakan salah satu upaya pengajar dalam peningkatan kualitas
pengajaran. Peer Review sebagaimana didefinisikan sebagai berikut: Peer Review is the
evaluation of creative work or performance by other people in the same field in order to
maintain or enhance the quality of the work or performance in that field (LINFO, 2005).
Melalui Peer Review para peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran dengan cara meninjau hasil pekerjaan berupa hasil menulis kalimat teman
pembelajaran karena saran yang diberikan terhadap pekerjaan teman sekelas menuntut
mereka menguasai materi pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Mittan (1989) dalam
Gousseva (1998), peer reviews provide students with an authentic audience, increase
students' motivation for writing, enable students to receive different views on their writing;
help students learn to read critically their own writing, and assist students in gaining
Penerapan Peer Review yang diadopsi dari LINFO (2005) dalam pengajaran menulis kalimat
adalah sebagai berikut: KHAZANAH PENDIDIKAN Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. IX,
komentar atau menulis kalimat yang benar) hasil tugas menulis kalimat mahasiswa A;
Penerapan tehnik peer review ini dilakukan baik dalam kerja berpasangan maupun dalam
kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga empat anggota kelompok.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan
tehnik Peer Review untuk pengajaran ketrampilan menulis kalimat. Dengan mengetahui
efektif maupun tidaknya tehnik tersebut pada pengajaran ketrampilan menulis kalimat dapat
menjadi satu bahan pertimbangan pemilihan tehnik pembelajaran pada mata kuliah menulis
kalimat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksana-kan sesuai dengan prinsip prosedur penelitian dari Kemmis & Taggart (1988), yaitu: kegiatan
perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi.
Keempatnya berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Peneliti melakukan kegiatan penelitian
sebanyak dua siklus, dengan opsi menambah satu siklus lagi apabila hasil yang dicapai belum
memenuhi KKM dengan score 70 dan rata-rata pencapaian kelas atau penguasaan amateri sebanyak 78
% dengan distribusi kelas yang heterogen di mana di dalam kelas baik gender dan latar balakang sosial
3.2 SETTING
Bombana siswa-siswa kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan pada bulan April –
Mei tahun 2018/ 2019. Jadwal pelaksanaanya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
tanggal
Februari 2018 Observasi SMKN 02
Bombana
Cycle I Maret 2018 Planning, action, refleksi SMKN 02
Pukul Bombana
Cycle II April 2018 Palnning, action SMKN 02
Pukul Bombana
3.3. SUBJECT
Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa siswi kelas X jurusan
Teknik Komputer dan Jaringan sebanyak 31 orang, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11
siswi perempuan. Peneliti memilih kelas tersebut karena berdasarkan hasil pengamatan di
dalam kelas tersebut siswa-siswinya memiliki antusias dan motivasi yang tinggi dalam
belajar Bahasa Inggris, namun di sisi lain mereka juga kurang dan kemungkinan takut
mengekspolrasi pikiran mereka untuk di tuangkan dalam tulisan apalagi yang berkaitan
dengan text structure. Contoh kasus yang peneliti pretest kan adalah materi teks recount
yang topiknya tentang “Holiday”. Peneliti berencana akan memilih text recount sebagai
Dalam studi ini peneliti akan menggunakan tes tertulis, melakukan obseravasi dan
dokumentasi untuk mengumpulkan data. Tes tertulis akan digunakan untuk mengetahui
persentase kemampuan menulis siswa. Selain itu, peneliti akan mengobservasi kelas agar
mengetahui situasi proses belajar mengajar ketika metode peer teaching nantinya digunakan
untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini sangat penting tidak hanya untuk
mengetahui perasaan siswa tetapi juga untuk mengetahui fikiran mereka tentang gurunya.
Terakhir, peneliti akan mendokumentasikan data yang berkaitan dengan penelitian untuk
mengetahui kondisi guru, staf, siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan: 1)Studi Kepustakaan dan
Dokumentasi. Cara ini digunakan untuk mendapatkan dokumen, buku-buku, peraturan-peraturan, arsip,
literatur dan laporan-laporan yang berkaitan dengan materi yang diteliti, di samping sumber tertulis
lainnya. 2) Tindakan Kelas. Pada dasarnya, tindakan kelas merupakan cara terpenting bagi peneliti untuk
mendapatkan data yang valid (data primer), karena merupakan representasi dari penelitian lapangan (field
research).
penelitian diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dengan teknik
yang sesuai dalam RPP. Data kualitatif diolah dengan cara: 1) mengklasifikasikan seluruh materi-materi
data berdasarkan sumber-sumber data yang diperoleh; 2) editing, yakni penelaahan terhadap data untuk
diklasifikasikan berdasarkan satuan gejala yang diteliti; 3) melakukan pengkodean (coding) untuk
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan; dan 4) melakukan presentasi data untuk keperluan analisis.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman
(1996:60), sebagai berikut: 1) peringkasan data (data reduction), dimana data mentah diseleksi,
disederhanakan dan diambil intinya; 2) data ringkas disajikan secara tertulis (data display), berdasarkan
kasus-kasus faktual yang berkaitan, sementara tampilan data digunakan untuk memahami apa yang
sebenarnya terjadi dalam organisasi / kelas; dan 3) menarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion
drawing) atas pola kecenderungan dan penyimpangan yang ada dalam fenomena itu, kemudian membuat
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Noor. 2013. Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Teks Report Siswa Kelas IX-F SMP
Negeri 6 Cirebon melalui Think Pair Share. Penelitian Tindakan Kelas. Tidak Dipublikasikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
Bancheri, S. 2006. Computer Assisted Language Learning: Context and Conceptualization. Oxford:
Brown, H. Douglas, (1941) Principles of language learning and teaching. Englewood Cliffs,
Efendi, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share terhadap
Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Ditinjau dari Tingkat Kreativitas Siswa. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Volume 2.
Kemmis, S., and Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.
Khamkien, A. 2012. Computer Assisted Language Teaching in Thailand. Mediterranean Journal of Social
Kunlun, Z. 2007. The Application of Student-Centered Interactive Teaching in English Video, Listening
and Speaking Class. Computer Assisted Foreign Language Education. 14(2): 54-58.
Miles, M.B., and Huberman, A.M. 1996. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods.
California: Sage.
Wells, M.A.1987. College English. New York: Harcourt: Brace and World, Inc.
Widiawati, D.N., dkk. 2013. Penerapan Computer Assisted Language Learning Berbantuan Media
Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berbicara. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Arends, R.I. 1997. Classroom Intruction and Manage-ment.New York: Mc Grow-Hill Companics Inc.
Harmer, Jeremy. 1983. The Practice of English Language Teaching: Longman Handbooks for Language
Group.
Ur, Penny. 1996. A Course in Language Teaching Practice and Theory. Melbourne: Cambridge University
Press.