Anda di halaman 1dari 3

Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha 

ESA

A.     Makna sila Ketahuan Yang Maha Esa

Makna sila ini adalah

1)      Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2)      Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

3)      Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing

4)      Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

5)      Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama
monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam beragama.

6)      Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

7)      Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.

8)      Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga negara dan
mediator ketika terjadi konflik agama.

9)      Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut
agama masing-masing.

Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh
penciptaannya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai hubungan dengan yang
diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib menjalankan perintah Tuhan dan
menjauhi laranganNya. Dalam konteks bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan
Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing. Sehubungan
dengan agama itu perintah dari Tuhan dan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebasan tersebut
di dalam alam Pancasila seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama, atau
orang memeluk agama dalam suasana yang bebas, yang mandiri. Oleh karena itu dalam
masyarakat Pancasila dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh subur dan
konsekuensinya diwajibkan adanya toleransi beragama.

Jika ditilik secara historis, memang pemahaman kekuatan yang ada di luar diri manusia dan di
luar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang bersifat adikodrati (di atas / di luar yang kodrat)
dan yang transeden (yang mengatasi segala sesuatu) sudah dipahami oleh bangsa Indonesia sejak
dahulu. Sejak zaman nenek moyang sudah dikenal paham animisme, dinamisme, sampai paham
politheisme. Kekuatan ini terus saja berkembang di dunia sampai masuknya agama-agama
Hindu, Budha, Islam, Nasrani ke Indonesia, sehingga kesadaran akan monotheisme di
masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu tepatlah jika rumusan sila pertama Pancasila
adalah Ketahuan Yang Maha Esa

Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaban daripada makhluk hidup dan siapapun,
sedangkan sebaliknya keberadaan dari makhluk dan siapapun justru disebabkan oleh adanya
kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan adalah Prima Causa yaitu sebagai penyebab pertama dan
utama atas timbulnya sebab-sebab yang lain. Dengan demikian Ketahuan Yang Maha Esa
mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang berkaitan dengan sila ini adalah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan
tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.

Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketahuan Yang Maha
Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga negara dan
penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya,
seperti pengertiannya trkandung dalam:

1. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi:

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa….” dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa
negara Indonesia bukan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas landasan agama tertentu,
melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila.

2. Pasal 29 UUD 1945

(1)   Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

(2)   Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing  dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya

Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan
Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, anti
agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya
diwujudkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang
diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan
kesejukan di dalam kehidupan beragama .

Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model hidup yang meliputi:

1. Kerukunan hidup antar umat seagama


2. Kerukunan hidup antar umat beragama
3. Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah
Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor perekat kesatuan bangsa.

Di dalam memahami sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka agama
senantiasa berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama masing-masing untuk
menaati norma-norma kehidupan beragama yang dianutnya.

Sila ke 1 Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan bangsa
Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan dan Sila II sampai
dengan Sila V.

B. Contoh Penerapannya :

Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

Menyayangi binatang, menyayangi dan merawat tumbuhan-tumbuhan, selalu menjaga


kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang
yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan
Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-
NYA yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi
sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi
kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.

C. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila  sila Ke-1, antara lain :

1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaann masing-masing.
4. Tidak memaksakan salah satu agama kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai