Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LAPORAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Program Studi :
Sistem Informasi

Disusun oleh kelompok 3 :


Maisaroh veronika (15101152610556)
Yohanes sujana wijaya (15101152610581)
Ade Ardiansyah (15101162610638)
Afri Yulianti (15101151610639)
Albert Triawan Harefa (15101151610640)
Alvanzry Kenedi (15101151610641)
Andre Mustaqim (15101151610642)

Dosen Pembimbing :
Silky Syafira S.kom M.kom

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
SISTEM INFORMASI
2016
Pengertian ERP (EnterpriseResource Planning)
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah
bahasa Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan (Wikipedia, 2010).
Enterprise Resource Planning merupakan sebuah teknologi sistem informasi yang
terintegrasi dan digunakan oleh manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. ERP adalah suatu sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan ,maupun
sebagai sistem informasi (Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut O’Leary, ‘ERP systems are computer based systems designed to process an
organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning ,production,
and customer response. In particular ERP systems will be assumed to have certain
characteristic’ (Indrajit dan Permono, 2005).

Sumber: Thomas F. Wallace (2001)


 
Berdasarkan gambar.1, ERP (Enterprise resource Planning) adalah
perkembangan lebih lanjut dari MRP, closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya dapat
disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut
perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari pendahulunya,
yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan perencanaan lain
seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan
perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu Manufacture
Resouce Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan dengan
manufaktur, sedangkan ERP (EnterpriseRresoruce Planning) juga masih mengenai
perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi tidak hanya bersangkutan
langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh perusahaan.

Sejarah Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)


ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II
sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang
berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses
manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas
bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen
kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource
Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam
manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada
performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa
ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.
Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan :

 Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20%


tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun.
 Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam
mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan
daya saing yang signifikan.

Berikut ini tahapan evolusi ERP :

 Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) : Merupakan cikal bakal dari


ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material.
 Tahap II: Close-Loop MRP : Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya
terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan
adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan.
 Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II) : Merupakan
pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu:
perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis
dari kebutuhan yang diperlukan
 Tahap IV: Enterprise Resource Planning : Merupakan perluasan dari MRP II yaitu
perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai
pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan
dilakukan secara mudah
 Tahap V: Extended ERP (ERP II) : Merupakan perkembangan dari ERP yang
diluncurkan tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.

Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)


Berikut ini adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara
lain:

 Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari


istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem
informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang
berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
 ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda
dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti
sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-
Government dan lain-lain.

Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)


Berikut ini adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara
lain:

 Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari


istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem
informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang
berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
 ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda
dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti
sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-
Government dan lain-lain.

Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)


Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

 Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-
server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
 Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
 Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
 Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
 Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Sedangkan karakteristik ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal sebagai
berikut :

 Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain  untuk lingkungan
pelanggan pengguna  server, apakah itu secara tradisional atau berbasis
jaringan.
 Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
 Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
 Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan
setiap data sekali saja.
 Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
 Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan.
MANFAAT ERP(EnterpriseResource Planning)
1. Meningkatkan Visibility 
2. Otomatisasi dan WorkFlow yang koherent 
3. Satu sumber data terpusat untuk pelaporan, analisa dan statistik 
4. Dimungkinkan satu software untuk seluruh perusahaan 
5. Dimungkinkan pemanfaatan module Business Intelligent, e-Commerce Integration, 
    SCM, Warehouse Management, CRM, dll 
6. Bersifat modular, sehingga dapat diimplementasikan partial 
7. Database terpusat memudahkan pemeliharaan 
8. Tersedia API untuk integrasi dengan sistem luar (Barcode, RFID) 
9. Memudahkan order tracking, inventori, revenues, sales forecasting, dan aktifitas yang
berkaitan.
10. Mempraktekan Best Practice yang diterima perusahaan internasional.

Pendekatan implementasi Enterprise Resource Planning


Enterprise Resource Planning adalah perangkat lunak untuk manajemen bisnis yang
membantu organisasi dalam menggunakan aplikasi sistem terintegrasi untuk mengatur
bisnis. Dengan sifat ERP yang terintegrasi, memberikan ERP sebuah keistimewaan
tersendiri karena mampu mengatasi banyak masalah di perusahaan, seperti :
manajemen material, pengendalian mutu, pelayanan konsumen dan lain lain. Dengan
menerapkan ERP akan memantu kemampuan dalam mengambil keputusan dengan
parameter yang kuantitatif. pendektan implementasi ERP terdiri dari 3 jenis : 

1. The Big Bang


Strategi penerapanseluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh
perusahaan. 
Kelebihannya :
- hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem baru
- sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal
Kekurangannya :
implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.

2. Step by Step (Phased Approach)


melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi
mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih
dahulu disiapkan.
Kelebihannya :
- kompleksitas dapat dikurangi
- memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan datang akibat konsultasi
internal
- ongkos tidak terlalu membebani
Kekurangan :
- waktu implementasi keseluruhan lebih panjang
- Manfaat ERP hanya dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal

3. Small Bang (Pilot Approach)


Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan
sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait.
Kelebihannya :
- biaya relatif rendah
- kompleksitas berkurang
Kekurangannya :
- membutuhkan banyak customisasi akibat adanya operasi spesifik antar site

Fase-fase Implementasi Sistem ERP

1.  Fase Inisiasi

Berupa rencana strategis dari beberapa kejadian di perusahaan misalnya


adanya tawaran dari vendor, pergerakan dari kompetitior, pergerakan industri,
peningkatan kualitas proyek, perubahan peraturan hukum atau pemanfaatan
anggaran teknologi informasi yang lebih baik.

2.  Fase Evaluasi

Meliputi evaluasi proses bisnis, analisis kebutuhan, evaluasi berbagai


alternatif, pencarian vendor yang potensial dan evaluasi berbagai produk
yang berbeda.
3. Fase Selection

Pada fase Evaulasi waktu berlangsung cukup lama. Karena dihabiskan


untuk menyeleksi berbagai potensi alternatif termasuk peluang mengakhiri
proyek atau memutuskan proyek jika lingkungannya ternyata tidak siap
menerima proyek tersebut.

4. Fase Modifikasi
Dapat dijalankan dua cara :

a.  Cara pertama modifikasi yang terjadi dalam rangkaian proses


analisis-konfigurasi dan pengujian hingga didapatkan hasil yang
diinginkan atau hingga batasan waktu tertentu
b. Cara kedua dengan melakukan pemilihan status target tertentu
dan kemudian menerapkan pengukuran atas pencapaian target
tertentu. Proses ini dilakukan secara paralel hingga membentuk
suatu lingkaran. Dilakukan tahapan pelatihan bagi para pengguna.
5. Fase Penyelesaian

Jika berjalan lancar, konsumen akan melunasi pembayaran (tergantung


kontrak). Tahapan ini perusahaan mendapatkan pelajaran & pengalaman segala
kejadian selama proyek implementasi, termasuk evaluasi keberhasilan dan
kegagalan dan peluang implementasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai