Anda di halaman 1dari 305

2019

SMK/MAK

jilid 1

Pekerjaan Pelat dan


Sistem Pemipaan Kapal

bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa


program keahlian Teknik perkapalan Teknik Pemesinan Kapal

Timoteus H. Sitindjak
Muhammad Resma Ridha
Agus Prihanto
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Timoteus H. Sitindjak
Muhammad Resma Ridha
Agus Prihanto

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor:
Dwi Andriyani

Desain Sampul
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Intan Sulistyani Widiarti

TEKNIK PEMESINAN KAPAL iii


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

iv TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PRAKATA PRAKATA

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki luas wilayah
yang sangat besar dan terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar maupun kecil dan
dihubungkan oleh lautan, sungai, dan lainnya. Memiliki luas perairan yang sangat luas
dibandingkan dengan daratannya hal yang paling memungkinkan untuk memudahkan
jalur transportasi adalah dengan menggunakan kapal laut. Di beberapa daerah
terutama kota-kota besar di Indonesia sudah memiliki industri pembuatan kapal yang
memiliki potensi cukup besar. Hal itu mengingat potensi yang ada di Indonesia serta
tuntutan zaman yang semakin cepat dan modern membutuhkan pergerakan bukan
hanya manusia akan tetapi barang serta logistik yang cepat. Dalam membuat kapal
tentu membutuhkan proses pekerjaan yang salah satunya adalah pekerjaan plat dan
sistem pemipaan.
Pekerjaan plat dan sistem pemipaan adalah salah satu ilmu dasar dalam proses
pembuatan atau pun perbaikan pada kapal. Hal ini sudah menjadikan proses pekerjaan
ini menjadi proses utama karena kebanyakan kapal yang digunakan sekarang terbuat
dari bahan baja serta menggunakan sistem pemipaan dalam menyalurkan bahan
bakar, minyak pelumas, dan air bersih selama kapal melakukan pelayaran. Tentu
dalam proses pekerjaannya terdapat berbagai macam jenis bahan. Teknik pekerjaan
yang disesuaikan dengan kebutuhan kapal tersebut sehingga dapat mengahsilkan
kapal yang efisien dalam operasionalnya.
Dalam rangka memberi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan pada
peserta didik SMK, maka perlu kiranya disusun sebuah referensi buku teks tentang
pekerjaan plat dan sistem pemipaan kapal. Buku ini berisikan tentang jenis-jenis
material plat dan pipa, jenis-jenis teknik pekerjaan plat dan pipa, teknik penggunaan
peralatan kerja plat dan pipa, simbol-simbol pipa pada kapal, cara membaca layout
gambar sistem pemipaan dan intalasi permesinan kapal dan lain-lain. Semoga buku
ini memberikan manfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan bagi peserta didik SMK.

Balikpapan, Desember 2019


Timoteus H. Sitindjak
Muhammad Resma Ridha
Agus Prihanto

TEKNIK PEMESINAN KAPAL v


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xv
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.......................................................................... xvi
PETA KONSEP BUKU........................................................................................... xvii
APERSEPSI........................................................................................................ xviii

BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA................................................................... 1


A. Pengertian................................................................................................................. 3
B. Jenis-Jenis Material Pipa....................................................................................... 4
C. Macam-macam Bahan Pipa Logam dan Nonlogam ........................................ 8
D. Karakteristik Material Pipa................................................................................. 10
E. Uji Material pipa................................................................................................... 11

BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA............................................................................ 20


A. Pengertian.............................................................................................................. 22
B. Pembengkokan (bending) ................................................................................. 22
C. Pemotongan (Cutting)......................................................................................... 29
D. Penyambungan (Joint)........................................................................................ 34
E. Karakteristik Teknik Pekerjaan Pipa................................................................. 39

BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA......................................... 45


A. Pengertian.............................................................................................................. 47
B. Macam-macam Teknik Penggunaan Peralatan Pekerjaan Pipa.................. 47
C. Macam-macam Peralatan Pekerjaan Pipa....................................................... 49

BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT.............................................................. 75


A. Pengertian.............................................................................................................. 77
B. Macam-Macam Material Plat Tipis................................................................... 77
C. Karakteristik Material Plat Tipis........................................................................ 85
D. Kelebihan dan Kekurangan Material Plat Tipis............................................. 86
E. Uji Material Plat Tipis.......................................................................................... 87

BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT.............................................................................. 96


A. Pengertian ............................................................................................................. 98
B. Macam-macam Pekerjaan Plat Tipis.............................................................. 100

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL..................................................................116

vi TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR ISI

BAB VI PERALATAN KERJA PELAT TIPIS...............................................................121


A. PENDAHULUAN................................................................................................... 123
B. PENGERTIAN........................................................................................................ 124
C. MACAM-MACAM PERALATAN KERJA PLAT TIPIS........................................... 125
D. CARA PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT TIPIS................................ 148

BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL......................................................164


A. PENDAHULUAN................................................................................................... 166
B. PENGERTIAN........................................................................................................ 167
C. MACAM-MACAM WARNA PIPA DI KAPAL........................................................ 169
D. MACAM-MACAM SIMBOL PIPA DI KAPAL...................................................... 174
E. FUNGSI WARNA DAN SYMBOL PIPA DI KAPAL.............................................. 186

BAB VIII MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI KAPAL....................................196


A. PENDAHULUAN................................................................................................... 199
B. PENGERTIAN........................................................................................................ 200
C. SISTEM INSTALASI PIPA KAPAL........................................................................ 201
D. ATURAN SISTEM INSTALASI PIPA DI KAPAL.................................................... 231

BAB IX KAMAR MESIN KAPAL.............................................................................243


A. PENDAHULUAN................................................................................................... 244
B. PENGERTIAN........................................................................................................ 245
C. KAMAR MESIN KAPAL......................................................................................... 246
D. GAMBAR LAY OUT KAMAR MESIN KAPAL....................................................... 256
E. ATURAN KAMAR MESIN KAPAL......................................................................... 267

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................273

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................281
GLOSARIUM.......................................................................................................284
BIODATA PENULIS..............................................................................................285

TEKNIK PEMESINAN KAPAL vii


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sistem Pemipaan ............................................................................................... 2


Gambar 1.2 Baja Karbon.......................................................................................................... 4
Gambar 1.3 Molybdenum...........................................................................................................5
Gambar 1.4 GalvaniseeSumber ............................................................................................ 5
Gambar 1.5 Ferro Nikel............................................................................................................ 5
Gambar 1.6 Stainless Steel..................................................................................................... 6
Gambar 1.7 Pipa Hidrolik........................................................................................................ 6
Gambar 1.8 Pipa Carbon Steel............................................................................................... 7
Gambar 1.9 Pipa PVC............................................................................................................... 8
Gambar 1.10 Pipa Composite................................................................................................. 8
Gambar 1.11 Uji Tarik........................................................................................................... 11
Gambar 1.12 Uji Tekan......................................................................................................... 12
Gambar 1.13 Uji Bengkok/Lengkung................................................................................ 13
Gambar 1.14 Uji Puntir......................................................................................................... 14
Gambar 1.15 Uji Pukul.......................................................................................................... 14
Gambar 1.16 Pipa Kapal....................................................................................................... 16
Gambar 1.17 Pipa Kapal....................................................................................................... 16
Gambar 1.18 Edward Drummond Libbey ........................................................................ 17
Gambar 1.19 Pipa Kapal....................................................................................................... 19
Gambar 2.1 Pengelasan Pipa.............................................................................................. 21
Gambar 2.2 Bending Ram........................................................................................................ 22
Gambar 2.3 Bending Rotary Draw......................................................................................... 23
Gambar 2.4 Bending Mandrel................................................................................................ 23
Gambar 2.5 Bending Induksi Panas................................................................................... 24
Gambar 2.6 Bending Roll......................................................................................................... 24
Gambar 2.7 Bending Panas.................................................................................................. 25
Gambar 2.8 Alat Potong Gas Torch....................................................................................... 29
Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gergaji.......................................................................................... 31
Gambar 2.10 Pipa Cutter Jenis Gunting............................................................................ 32
Gambar 2.11 Pipa Cutter Jenis Putar................................................................................. 32
Gambar 2.12 Mesin Gerinda Tangan................................................................................. 33
Gambar 2.13 Mesin Gerinda Duduk.................................................................................. 34
Gambar 2.14 Penyambungan Pipa Sistem Las................................................................ 34
Gambar 2.15 Penyambungan Pipa Sistem Socket Fusion.............................................. 35
Gambar 2.16 Penyambungan Pipa Sistem Butt Fusion................................................... 36
Gambar 2.17 Penyambungan Pipa Sistem Electro Fusion.............................................. 36
Gambar 2.18 Penyambungan Pipa Sistem Lem.............................................................. 37
Gambar 2.19 Penyambungan Pipa Sistem Ulir............................................................... 37
Gambar 2.20 Penyambungan Pipa Sistem Flange........................................................... 38
Gambar 2.21 Penyambungan Pipa Sistem Spigot............................................................ 38
Gambar 2.22 Penyambungan Pipa Sistem Buttress......................................................... 39
Gambar 3.1 Peralatan Pipa.................................................................................................. 46
Gambar 3.2 Teknik Penggunaan Peralatan Potong Pipa............................................... 48
Gambar 3.3 Teknik Penggunaan Peralatan Pembengkok Pipa.................................... 48
Gambar 3.4 Teknik Penggunaan Peralatan Penyambung Pipa.................................... 49

viii TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.5 Gerinda Potong................................................................................................ 49


Gambar 3.6 Mesin Gerinda Permukaan............................................................................ 50
Gambar 3.7 Mesin Gerinda Tangan.................................................................................... 51
Gambar 3.8 Mesin Gerinda Duduk..................................................................................... 52
Gambar 3.9 Mesin Gerinda Lurus....................................................................................... 52
Gambar 3.10 Mesin Gerinda Silinder................................................................................ 53
Gambar 3.11 Plasma Cutting Weld....................................................................................... 54
Gambar 3.12a Bagian-bagian Plasma Cutting Weld........................................................ 55
Gambar 3.12b Gergaji.......................................................................................................... 56
Gambar 3.13 Gergaji Triplek............................................................................................... 57
Gambar 3.14 Gergaji Besi.................................................................................................... 57
Gambar 3.15 Backsaw.......................................................................................................... 58
Gambar 3.16 Gergaji Jepang............................................................................................... 58
Gambar 3.17 Keyhole Saw...................................................................................................... 59
Gambar 3.18 Gergaji Rantai................................................................................................ 59
Gambar 3.19 Scroll Saw.......................................................................................................... 60
Gambar 3.20 Mittersaw........................................................................................................... 60
Gambar 3.21 Jigsaw.............................................................................................................. 61
Gambar 3.22 Flooring Saw..................................................................................................... 61
Gambar 3.23 Pipe Cutter......................................................................................................... 63
Gambar 3.24 Mesin Bending Pipa...................................................................................... 64
Gambar 3.25 Mesin Bending Begel.................................................................................... 64
Gambar 3.26 Mesin las pipa................................................................................................ 67
Gambar 3.27 Flanges............................................................................................................... 68
Gambar 3.28 Flange Socket.................................................................................................... 69
Gambar 3.29 Flanges Slip On................................................................................................. 69
Gambar 3.30 Flanges Lap Joint............................................................................................. 69
Gambar 3.31 Flanges Weldneck............................................................................................ 70
Gambar 3.32 Flanges Threaded............................................................................................. 70
Gambar 3.33 Flanges Blind..................................................................................................... 71
Gambar 4.1 Plat Tipis............................................................................................................ 76
Gambar 4.2 Macam-macam material................................................................................ 77
Gambar 4.3 Logam................................................................................................................ 78
Gambar 4.4 Polimer.............................................................................................................. 79
Gambar 4.5 Keramik.............................................................................................................. 80
Gambar 4.6 Material Komposit........................................................................................... 81
Gambar 4.7 Semikonduktor................................................................................................ 81
Gambar 4.8 Biomaterial....................................................................................................... 82
Gambar 4.9 Stainless Steel..................................................................................................... 83
Gambar 4.10 High Carboon Steel.......................................................................................... 83
Gambar 4.11 Baja Karbon Rendah..................................................................................... 84
Gambar 4.12 High Speed Steel............................................................................................... 84
Gambar 4.13 Aluminium Steel............................................................................................... 85
Gambar 4.14 Uji Tarik Material........................................................................................... 88
Gambar 4.15 Uji Tekan Material......................................................................................... 88

TEKNIK PEMESINAN KAPAL ix


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.16 Uji Bengkok Material.................................................................................... 89


Gambar 4.17 Uji Puntir Material........................................................................................ 90
Gambar 4.18 Uji Impact Material....................................................................................... 91
Gambar 4.19 Kapal Titanic Patah ...................................................................................... 93
Gambar 5.1 Pekerjaan Plat Tipis........................................................................................ 97
Gambar 5.2 Mistar Ukur Gulung......................................................................................... 98
Gambar 5.3 Gunting Plat ..................................................................................................... 98
Gambar 5.4 Palu Plat Besi.................................................................................................... 99
Gambar 5.5 Landas Pelipatan Permukaan Rata.............................................................. 99
Gambar 5.6 Mesin lipat Plat Manual............................................................................... 100
Gambar 5.7 Proses Pengukuran ...................................................................................... 101
Gambar 5.8 Proses Pengukuran....................................................................................... 101
Gambar 5.9 Teknik Melukis dan Menandai.................................................................... 102
Gambar 5.10 Proses Pekerjaan Menandai dengan Penggores.................................. 102
Gambar 5.11 Proses Pekerjaan Menandai dengan Mistar.......................................... 103
Gambar 5.12 Membuat Tanda........................................................................................... 103
Gambar 5.13 Membuat Garis Sejajar.............................................................................. 103
Gambar 5.14 Teknik Menarik Garis yang Benar............................................................ 104
Gambar 5.15 Teknik Menarik Garis yang Salah............................................................. 104
Gambar 5.16 Memberi Titik Pada Garis Pusat............................................................... 105
Gambar 5.17 Aplikasi Penandaan.................................................................................... 105
Gambar 5.18 Menggunting Lurus dan Melengkung.................................................... 106
Gambar 5.19 Pahat Rata..................................................................................................... 106
Gambar 5.20 Mesin Potong Elektris................................................................................ 107
Gambar 5.21 Bentuk Tekukan Plat................................................................................... 108
Gambar 5.22 Penekukan Dua Sisi Searah...................................................................... 109
Gambar 5.23 Penekukan Empat Sisi ............................................................................... 109
Gambar 5.24 Penekukan Dua Kali Searah ..................................................................... 110
Gambar 5.25 Pengeling Pop.............................................................................................. 111
Gambar 5.26 Sambungan Tunggal................................................................................... 111
Gambar 5.27 Mesin Las Titik Portabel............................................................................ 112
Gambar 5.28 Penggaris Lipat............................................................................................ 113
Gambar 6.1 Daun Kemudi Kapal...................................................................................... 122
Gambar 6.2 Melipat Pelat ................................................................................................ 122
Gambar 6.3 Membentuk Pelat.......................................................................................... 123
Gambar 6.5 Kesalahan Membentuk Pelat Tipis............................................................ 123
Gambar 6.4 Pelat Tipis........................................................................................................ 123
Gambar 6.6 Contoh Lambung kapal................................................................................ 124
Gambar 6.7 Contoh Pekerjaan Pelat pada Lambung Kapal........................................ 125
Gambar 6.8 Mistar Roll..........................................................................................................125
Gambar 6.9 Roll Meter dengan Satuan Inch................................................................... 126
Gambar 6.10 Mistar Baja.................................................................................................... 126
Gambar 6.11 Protactor....................................................................................................... 127
Gambar 6.11 Bagian-bagian Vernier Bevel Protactor....................................................127
Gambar 6.13 Digital Angle Level Protractor.....................................................................129

x TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.14 Electronic Protractor.....................................................................................129


Gambar 6.15 Jangka Sorong............................................................................................. 130
Gambar 6.16 Mengukur Diameter Piston...................................................................... 130
Gambar 6.17 Jangka Sorong Manual............................................................................... 131
Gambar 6.18 Vernier Caliper Portable...............................................................................132
Gambar 6.19 Jangka Sorong Manual............................................................................... 132
Gambar 6.20 Jangka Sorong Analog............................................................................... 133
Gambar 6.21 Jangka Sorong Digital................................................................................ 133
Gambar 6.22 Jangka Sorong Sakram............................................................................... 134
Gambar 6.23 Jangka Sorong Roda Gigi........................................................................... 134
Gambar 6.24 Jangkar Sorong Pipa................................................................................... 135
Gambar 6.25 Jangka Sorong Jarak Pusat Digital.......................................................... 136
Gambar 6.26 Jangka Sorong Alur Dalam digital........................................................... 136
Gambar 6.27 Jangka Sorong Ketinggian........................................................................ 137
Gambar 6.28 Mistar Siku Besi........................................................................................... 138
Gambar 6.29 Mistar Siku kayu.......................................................................................... 138
Gambar 6. 30 Mistar Siku Baja.......................................................................................... 138
Gambar 6.31 Mistar Siku Segitiga ................................................................................... 139
Gambar 6.32 Mistar Siku Kombinasi............................................................................... 139
Gambar 6.33 Micrometer Digital...................................................................................... 140
Gambar 6.34 Micrometer Luar.......................................................................................... 140
Gambar 6.35 Micrometer Dalam...................................................................................... 140
Gambar 6.36 Alat Pengukur Ketebalan Ultrasonic...................................................... 141
Gambar 6.37 Macam-macam Penggores........................................................................ 142
Gambar 6.39 Gunting Pelat............................................................................................... 143
Gambar 6.40 Kikir Segitiga 8 Inchi.................................................................................. 144
Gambar 6.41 Kikir Setengah Lingkaran.......................................................................... 144
Gambar 6.42 Contoh Jangka Tusuk................................................................................. 144
Gambar 6.43 Contoh Jangka Bengkok............................................................................ 145
Gambar 6.44 Contoh Jangka Kaki.................................................................................... 145
Gambar 6.45 Contoh Mal Gambar Perkapalan.............................................................. 146
Gambar 6.46 Mal Kayu....................................................................................................... 146
Gambar 6.46 Paint Marker....................................................................................................147
Gambar 6.47 Cutting Tools...................................................................................................147
Gambar 6.48. Gergaji Besi Tangan................................................................................... 148
Gambar 6.49 Roll Meter........................................................................................................148
Gambar 6.50 Ujung Roll Meter............................................................................................149
Gambar 6.51 Mistar Baja.................................................................................................... 149
Gambar 6.52 Membaca Protractor....................................................................................150
Gambar 6.53 Membaca Menit pada Protractor...............................................................150
Gambar 6.54 Membaca Jangka Sorong........................................................................... 151
Gambar 6.55 Membaca Micrometer Outside....................................................................151
Gambar 6.56 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge...............................................152
Gambar 6.57 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge...............................................153
Gambar 6.58 Cara Menggunakan Pengores................................................................... 153

TEKNIK PEMESINAN KAPAL xi


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.59 Mengunakan Penitik.................................................................................. 154


Gambar 6.60 Mengunakan Gunting Pelat...................................................................... 154
Gambar 6.61 Posisi dalam Mengunakan Kikir............................................................... 155
Gambar 6.62 Membuat Lingkaran dengan Jangka....................................................... 155
Gambar 6.63 Mengunakan Mal Gambar......................................................................... 156
Gambar 6.64 Mengunakan Gunting Plat Duduk........................................................... 157
Gambar 6.65 Mengunakan Gergaji Besi......................................................................... 157
Gambar 6.66 Model Tongkang Batubara........................................................................ 158
Gambar 6.67 Bagian dalam Symphony of Seas...............................................................160
Gambar 6.68 Tampak Samping Symphony of Seas........................................................161
Gambar 6.69 Jangka Sorong Manual .............................................................................. 161
Gambar 7.1 Macam Warna Pipa di Kapal........................................................................ 165
Gambar 7.2 Warna Sistem Perpipaan............................................................................. 166
Gambar 7.3 Sistem Perpipaan di Tongkang................................................................... 166
Gambar 7.4 Contoh Cat Pipa............................................................................................. 167
Gambar 7.5 Bentuk Pipa Dipakai di Kapal..................................................................... 168
Gambar 7.6 Contoh Marine Diesel Oil...............................................................................168
Gambar 7.7 Pipa dalam Kamar Mesin ............................................................................ 169
Gambar 7.8 Contoh Warna Sabuk Pipa di Kapal........................................................... 170
Gambar 7.9 Contoh Simbol Pipa Pemadam Kebakaran.............................................. 174
Gambar 7.10 Contoh Dimensi Flange Pipa.................................................................... 176
Gambar 7.11 Contoh Dimensi Elbow Pipa..................................................................... 179
Gambar 7.12 Pewarnaan 1 Warna.................................................................................... 186
Gambar 7.13 Contoh Warna Kombinasi......................................................................... 187
Gambar 7.14 Posisi yang Mudah Terlihat....................................................................... 187
Gambar 7.15 Standar Ukuran Label................................................................................ 187
Gambar 7.16 Posisi Pemasangan Label.......................................................................... 188
Gambar 7.17 Posisi Pemasangan Label.......................................................................... 188
Gambar 7.18 Posisi Pemasangan Label Pipa yang Menembus Dinding................. 188
Gambar 7.19 Posisi Pemasangan Label pada Elbow Pipa.......................................... 189
Gambar 7.20 Posisi Pemasangan Label Persimpangan Pipa..................................... 189
Gambar 7.21 Fungsi Kombinasi Warna........................................................................... 190
Gambar 7.22 Contoh Gambar Sea Water System............................................................191
Gambar 7. 23 Reinhard dan Max Mannesmann........................................................... 192
Gambar 7. 24 Pilger Rolling Process...................................................................................192
Gambar 7. 25 Salah satu Produk Mannesman, Precision Tubes Crane Kapal.......... 193
Gambar 8.1 Rangkaian Pipa di Kapal.............................................................................. 197
Gambar 8.2 Rangkaian Pipa di Atas Kapal..................................................................... 197
Gambar 8.3 Contoh VLCC................................................................................................... 198
Gambar 8.4 Contoh ULCC................................................................................................... 198
Gambar 8.5 Sistem Pipa Ballast..........................................................................................199
Gambar 8.6 Contoh Pipa Sounding....................................................................................199
Gambar 8.7 Gambar Lines Plan...........................................................................................200
Gambar 8.8 Kontruksi Lambung Kapal........................................................................... 201
Gambar 8.9 Kotak Strainer................................................................................................. 201
Gambar 8.10a Motor Diesel.............................................................................................. 202

xii TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 8.10b Contoh Filter.................................................................................................202


Gambar 8.11 Contoh Butterfly Valve.................................................................................203
Gambar 8.12 Steel Gate Valve..............................................................................................203
Gambar 8.13 Lap – joint Flange...........................................................................................204
Gambar 8.14 Gasket Spiral................................................................................................ 204
Gambar 8.15 Cargo Oil Pumps.............................................................................................205
Gambar 8.16 Sistem Bahan Bakar Feed System..............................................................206
Gambar 8.17 Sistem bahan bakar Transfer Sistem...................................................... 207
Gambar 8.18 Sistem Bahan Bakar Suply...........................................................................208
Gambar 8.19 Sistem Bahan Bakar Circulating.................................................................209
Gambar 8.20 Sistem Pelumasan KM. Mutiara Sentosa II............................................ 211
Gambar 8.21 Aliran Minyak Pelumas.............................................................................. 212
Gambar 8.22 Pengunaan Minyak Pelumas di Kapal.................................................... 213
Gambar 8.23 Sistem Minyak Pelumas Flow Motor Diesel Caterpillar.......................214
Gambar 8.24 Valve Pressure Relief .................................................................................. 215
Gambar 8.25 Air Laut Masuk ke Mesin Induk................................................................ 216
Gambar 8.26 Heat Exchanger Element Mesin Induk..................................................... 216
Gambar 8.27 Sea Chest..........................................................................................................217
Gambar 8.28 Sistem Pendingin Mesin Tertutup........................................................... 218
Gambar 8.29 Manifold dengan Pompa Air Tawar Pararel........................................... 219
Gambar 8.30 Expansion Tank ........................................................................................... 219
Gambar 8.31 Lokasi Siste Bilga........................................................................................ 221
Gambar 8.32 Sistem Pemipaan Bilga.............................................................................. 221
Gambar 8.33 Sistem Pemipaan Bilga.............................................................................. 222
Gambar 8.34 Ball Type Non Return Valve..........................................................................223
Gambar 8.35 Sistem Ballast.................................................................................................224
Gambar 8.36 Sistem Air Tawar.......................................................................................... 225
Gambar 8.37 Sistem Air Laut Diubah Menjadi Air Tawar ........................................... 226
Gambar 8.38 Pipa Fire Srinkler............................................................................................227
Gambar 8.39 Sistem Pemadam Kebakaran.................................................................... 228
Gambar 8.40 Sistem Pemadam Kebakaran CO2........................................................... 228
Gambar 8.41 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2...................................... 229
Gambar 8.42 Sistem Pemadam Kebakaran.................................................................... 231
Gambar 8.43 Tangki Cofferdam...........................................................................................232
Gambar 8.44 Swing Check Valve.........................................................................................233
Gambar 8.45 Katup Sea Chest..............................................................................................234
Gambar 8.46 Lap Joint Flanges...........................................................................................234
Gambar 8.47 Sistem Ballast.................................................................................................235
Gambar 8.48 Katup Pengontrol Solenoid...................................................................... 236
Gambar 8.49 Fire Monitor.....................................................................................................236
Gambar 8.50 International Share Connection.................................................................237
Gambar 8.51 Contoh Gambar Sea Water System............................................................238
Gambar 8.52 Contoh Perangkat Lunak Komputer untuk Gambar Sistem Pemipaan.240
Gambar 9.1 Kamar Mesin Kapl.......................................................................................... 244
Gambar 9.2 Fabrikasi Kamar Mesin Kapal...................................................................... 245
Gambar 9.3 Ruang Kontrol Mesin Kapal......................................................................... 245

TEKNIK PEMESINAN KAPAL xiii


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 9.4 Mesin Diesel dengan Merek Wartsila...................................................... 246


Gambar 9.5 Dimensi Mesin Diesel................................................................................... 247
Gambar 9.6 Marine Generator Sets.....................................................................................248
Gambar 9.7 Main Swicth Board...........................................................................................248
Gambar 9.8 Motor Control Center.......................................................................................249
Gambar 9.9 Karpet Isolator Listrik................................................................................... 249
Gambar 9.10 Pompa Air Tawar......................................................................................... 250
Gambar 9.10 Contoh Tangki Harian Kapal Tunda......................................................... 250
Gambar 9.11 Ruang Kontrol.............................................................................................. 251
Gambar 9.12 Pompa Pemadam Kebakaran.................................................................... 251
Gambar 9.13 Oil Water Separator.......................................................................................252
Gambar 9.14 Pompa Bilga Sentrifugal............................................................................ 252
Gambar 9.15 Contoh Purifier............................................................................................ 253
Gambar 9.16 Contoh Oil Purifier.........................................................................................254
Gambar 9.17 Bagian Dalam Oil Purifier............................................................................254
Gambar 9.18 Fresh Water Generator..................................................................................255
Gambar 9.20 Proses Fresh Water Generator....................................................................256
Gambar 9.21 Contoh Lay Out Kamar Mesin Kapal Pribadi......................................... 257
Gambar 9.22 Posisi Mesin dalam Kamar Mesin............................................................ 257
Gambar 9.23 Gambar Rencana Garis Kapal................................................................... 258
Gambar 9.24 Gambar Rencana Umum Kapal................................................................ 258
Gambar 9.25 Lay Out Kamar Mesin KM. Canbera......................................................... 259
Gambar 9.26 Tampak Samping KM Canbera.................................................................. 260
Gambar 9.27 Instalasi Alat Gerak Kapal......................................................................... 261
Gambar 9.28 Lay Out Kamar Mesin Lantai 1.................................................................. 262
Gambar 9.29 Lay Out Kamar Mesin Lantai 2.................................................................. 262
Gambar 9.30 Lay Out Kamar Mesin Lantai 3.................................................................. 263
Gambar 9.31 Lay Out Kamar Mesin Kapal 3 Dimensi.................................................. 263
Gambar 9.32 Kamar Mesin yang Menggunakan 2 Mesin Induk................................ 264
Gambar 9.33 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 2 Mesin Utama Kapal............... 265
Gambar 9.34 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 3 Mesin Utama Kapal............... 265
Gambar 9.35 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 4 Mesin Utama Kapal............... 266
Gambar 9.36 Penempatan Generator Set...................................................................... 267
Gambar 9.37 Contoh Gambar Lay Out Engine Room.....................................................268
Gambar 9.38 Kapal Tenaga Listrik................................................................................... 269

xiv TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Kriteria Mata Pisau Gergaji Besi..................................................................... 148


Tabel 7.1 Warna Utama...................................................................................................... 171
Tabel 7.2 Media Warna Utama.......................................................................................... 172
Tabel 7.3 Warna Tambahan............................................................................................... 173
Tabel 7. 4 Sambungan Elbow Pipa................................................................................... 175
Tabel 7.5 contoh Simbol Flange Pipa.............................................................................. 175
Tabel 7.6 Contoh Simbol Gate Pipa................................................................................. 177
Tabel 7.7 Contoh Simbol Percabangan Pipa.................................................................. 178
Tabel 7.8 Contoh Simbol Valve Pipa................................................................................ 179
Tabel 7.9 Contoh Simbol Butt Welded Piping..................................................................180
Tabel 7.10 Contoh Simbol Socket Welded Piping...........................................................182
Tabel 7.11 Contoh Simbol Socket Welded Piping...........................................................183
Tabel 7.12 Contoh Simbol Threaded Welded Piping......................................................184
Tabel 7.13 Contoh Simbol Threaded Welded Piping......................................................185
Tabel 8.1 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2.............................................. 230
Tabel 9.1 Kapasitas OWS.................................................................................................... 253

TEKNIK PEMESINAN KAPAL xv


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat-
nya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Pekerjaan Pelat dan Sistem Pemipaan Kapal ini diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum be-
nar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing sa-
ling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempe-
lajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Lembar Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan dit-
anyakan dan cara menyelesaikannya.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link dan QR code
sumber belajar.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta didik da-
lam memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu
maupun kelompok (diskusi).
Penilaian Akhir Bab Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang
sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun
guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi dan
memberikan umpan balik kegiatan belajar mengajar.
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Semester setelah mempelajari materi dalam satu semester.

xvi TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU
BUKU

BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA

BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA


PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM

BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN


KERJA PIPA
PEMIPAAN KAPAL

BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT

BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT

BAB VI TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN


KERJA PLAT

BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA

BAB VIII GAMBAR SISTEM INSTALASI PIPA


KAPAL

BAB IX GAMBAR LAYOUT KAMAR MESIN KAPAL

TEKNIK PEMESINAN KAPAL xvii


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

APERSEPSI
APERSEPSI

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
taufik serta hidayatNya lah yang telah menciptakan berbagai buah pemikiran manusia
yang terus menerus berusaha untuk selalu membuat terobosan-terobosan melalui
ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk selalu memudahkan dalam setiap pekerjaan
yang dilakukan manusia untuk kesejahteraan kehidupan manusia dimuka bumi ini.
Perkapalan merupakan sebuah bidang pekerjaan serta juga bidang
pembelajaran yang begitu luas dan dapat berhubungan dengan macam-macam
bidang ilmu pengetahuan dan pekerjaan dan salah satu bidang yang juga terdapat
di dalam bidang perkapalan yang memiliki peran penting yaitu Pekerjaan Plat dan
Sistem Pemipaan Kapal.
Pekerjaan Plat dan Sistem Pemipaan kapal merupakan sebuah sistem yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan atau menggerakan sebuah
kapal, memiliki berbagai jenis serta fungsinya masing-masing Dalam penggunaannya
yang sangat beragam sistem pemipaan pada kapal umumnya terdiri dari sistem pipa
bahan bakar, sistem pipa minyak pelumas mesin, sistem pemipaan air bersih dan
sistem pemipaan air bilge kapal.
Dalam sistem pemipaan kapal bukan hanya fungsi dari masing-masing
sitem pemipaan tersebut akan tetapi juga dilihat dari bahan pipa atau jenis pipa
yang digunakan serta terdapat banyak aksesoris dalam sistem pemipaan yang tentu
mendukung efisiensi dari pengoperasian sistem pemipaan tersebut. Pekerjaan Plat
memiliki fungsi yang sangat penting karena pada zaman sekarang kapal yang umum
digunakan ialah kapal berbahan dasar plat baja.
Pekerjaan plat dan Sistem pemipaan kapal merupakan salah satu mata
pelajaran kejuruan pada kompetensi keahlian bidang Teknik Pemesinan Kapal. Mata
pelajaran tersebut dipelajari di kelas XI. Buku ini memuat materi kelas XI atau Jilid I
yang terbagi menjadi dua semester dan sembilan bab.
Pada semester gasal peserta didik akan mempelajari materi tentang, macam-
macam material pipa, penerapan teknik pekerjaan dasar pipa, penerapan teknik
penggunaan alat pipa, macam-macam material plat, memahami jenis-jenis pekerjaan
plat. Dan pada semester genap peserta didik akan mempelajari, penerpaan teknik
pekerjaan dasar plat, memahami simbol pipa di kapal, memahami gambar instalasi
sistem pemipaan, memahami gambar layout mesin kapal. Buku ini diharapkan
dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk belajar mengenai kompetensi
keahliannya sehingga dapat bermanfaat untuk diterapkan di dunia industri maupun
dunia usaha.

xviii TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
MACAM-MACAM MATERIAL PIPA I
BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah siswa-siswi mempelajari materi ini diharapkan siswa-siswi dapat


memahami dan menyajikan data hasil pengamatan tentang jenis material pipa,
macam-macam pipa, karakteristik material pipa, dan uji material pipa. Siswa dapat
memahami macam-macam material pipa. Siswa dapat menunjukkan jenis-jenis
pipa. Siswa dapat menerapkan teknik penggunaan peralatan pipa. Siswa dapat
membentuk pipa dengan peralatan kerja pipa. Siswa dapat memahami macam-
macam material plat tipis. Siswa dapat menerapkan teknik penggunaan peralatan
plat tipis. Siswa dapat membuat benda dari plat tipis dengan menggunakan
peralatan kerja plat.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PENGERTIAN

Jenis-jenis Macam-macam Karakteristik


Material Material Pipa Material Pipa

Uji Material Pipa

KATA KUNCI

Material, Pipa, Sistem, Uji Material, Logam, dan Nonlogam.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 1


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Sistem Pemipaan


(Sumber: https://www.lemondeinformatique.fr/actualites/lire-comment-evernote-a-migre-3-po-de-donnees-vers-goo-
gle-cloud-67348.html)

Sistem pemipaan di industri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang


menjadi salah satu bagian yang sering dijumpai yang terdiri dari berbagai macam jenis
dan ukuran digunakan untuk cairan atau fluida dan gas. Sistem pemipaan meliputi
berbagai jenis material pipa, jenis-jenis pekerjaan pipa, dan peralatan yang digunakan
saat melakukan pekerjaan sistem pemipaan. Sistem pemipaan yang akan dibahas pada
pelajaran kelas XI semester 1 ini mulai dari jenis material pipa, jenis-jenis pekerjaan
pipa, dan peralatan yang digunakan pada saat pekerjaan sistem pemipaan.
Perpindahan barang dan penduduk antar wilayah sangat dibutuhkan pada
saat ini. Wilayah yang berjauhan letaknya membutuhkan sarana transportasi untuk
perpindahan barang yang menyangkut kebutuhan penduduk dalam wilayah tersebut.
Sarana transportasi bisa melalui darat, udara, dan laut untuk menunjang
kebutuhan manusia yang semakin banyak, dengan teknologi internet yang telah
meluas hampir menjangkau di banyak wilayah membuat kebutuhan perpindahan
barang dan penduduk semakin lebih kompleks. Kapal sebagai salah satu transportasi
laut dapat mengangkut dalam jumlah yang lebih besar daripada sarana transportasi
darat dan udara. Kapal dirancang untuk menjamin keamanan cargo yang diangkut atau
penumpang yang dibawa dengan selamat.
Salah hal yang harus kita perhatikan dalam merancang kapal agar sesuai
dengan tujuan sebagai salah satu sarana transportasi laut adalah peralatan perpipaan
dalam kapal. Anak buah kapal membutuhkan air untuk kebutuhan mandi, minum.
Penumpang dalam kapal pesiar membutuhkan hiburan berupa kolam renang. Hasil
tangkapan ikan dari kapal ikan membutuhkan pendingin untuk kesegaran ikan menuju

2 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

tempat pelelangan ikan. Daun kemudi membutuhkan minyak hidrolik dari pompa
hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi.
Air, bahan pendingin, minyak pelumas merupakan bagian dari fluida, di mana
dapat mengalir dari tempat satu ke tempat yang lain. Mengambil bentuk di mana
fluida tersebut berada merupakan salah ciri fluida. Dengan memanfaatkan ciri fluida
ini kita membutuhkan media untuk perpindahan fluida sesuai dengan tujuan. Media
perpindahan fluida dapat berupa pipa, selang, gelas, gayung. Perpindahan fluida untuk
kebutuhan di kapal dibutuhkan jumlah yang banyak, dapat digunakan sewaktu-waktu,
tetap mengalir dengan tersedia.
Pengaturan perpindahan volume fluida di kapal membutuhkan sistem
untuk menempatkan posisi yang tepat dapat dijangkau, diawasi, dan memudahkan
penggunaan fluida. Sistem itu disebut sistem perpipaan yang dirancang dengan
melihat bentuk kapal. Memperhatikan kran (valve), memperhatikan pompa, posisi
tangki tempat penyimpanan fluida diatur dalam sistem pemipaan.
Di industri akan sering kita jumpai berbagai macam benda atau bahan yang
digunakan untuk memindahkan berbagai macam benda dari lokasi satu ke lokasi
lainnya. Proses pemindahan benda tersebut menggunakan pipa yang dirancang
sedemikian rupa. Sistem pemipaan tersebut dibuat dengan menggunakan berbagai
jenis pipa yang terbuat dari berbagai jenis material pipa seperti material pipa baja
atau PVC dan aluminium. Jika diperlukan sistem pemipaan dapat dikombinasikan
susunannya antara jenis material satu dengan lainnya sehingga mendapatkan sistem
yang sesuai dengan keinginan. Masing-masing material memiliki kegunaan yang
dibutuhkan oleh industri sehingga perlu halnya diketahui kelebihan dan kekurangan
masing-masing material pipa. Dalam sistem pemipaan juga didapatkan berbagai
macam ukuran-ukuran pipa yang berbeda dan dipakai sesuai dengan kubutuhan
industri sehingga dalam merancang sistem pemipaan selain memperhatikan jenis
material juga harus memahami ukuran pipa dan jenis-jenis pipa yang digunakan.
Dalam bab ini yang akan dibahas ialah macam-macam material pipa, jenis-jenis pipa,
dan ukuran pipa.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Pengertian sistem pemipaan dijelaskan menurut pengertian bahasa, ilmu
pengetahuan, dan otomasi industri. Bahan pembuat pipa dapat berupa, plastic,
alumunium, stainless stell, dan baja. Beberapa sistem di kapal membutuhkan
pemipaan untuk operasional kapal, seperti sistem bahan bakar motor penggerak
kapal, sistem pelumasan motot penggerak kapal, dan motor bantuk kapal. Bentuk
pipa memiliki lubang tengah yang simetris dengan ukuran diameter satu lingkaran
penuh dengan memiliki panjang tertentu dari pabrik.
Jenis fluida yang mengalir dalam pipa akan memengaruhi dasar pemilihan
bahan pipa yang kita gunakan. Jenis pipa yang mengalir untuk sistem bahan bakar
kapal untuk motor penggerak kapal bisa berbeda dengan jenis bahan pipa dan
ketebalan yang digunakan untuk bahan bakar gas untuk kebutuhan konsumsi di

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 3


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

dapur kapal. Pipa juga harus memiliki bahan yang dapat menahan tekanan yang
diuji kekuatannya terlebih dahulu. Serta memiliki kelenturan untuk dapat dipakai
digunakan di dalam kapal yang memiliki ruang terbatas dengan mesin bantu kapal
yang berdimensi tertentu.
Ketika kapal sedang beroperasi, motor penggerak kapal akan membutuhkan
suplai bahan bakar dan pendinginan dari sistem pendinginan kapal. Dalam hal
ini terjadi perubahan temperatur pada sistem perpipaan yang dilalui, sehingga
kita harus melihat bahan pipa yang digunakan mampu dalam temperature yang
berbeda-beda sewaktu waktu.
Sistem pemipaan merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
transportasi fluida antara peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang
lain sehingga proses produksi dapar berlangsung. Dalam membuat suatu sistem
pemipaan salah satu hal yang menjadi suatu pertimbangan sebelum memulai
merancang yaitu pemilihan bahan material pipa yang akan digunakan. Berbagai
macam jenis material pipa tentu memiliki karakteristik untuk jenis-jenis material
yang digunakan. Dalam membuat suatu sistem juga dibutuhkan ketahanan atau
kekuatan khusus untuk suatu sistem dalam operasionalnya sehari-hari dalam
mengalirkan fluida. Hal ini tentunya membutuhkan suatu pengujian material pipa
yang digunakan agar dapat diketahui apakah material tersebut sudah memenuhi
keriteria yang diiginkan.

B. Jenis-Jenis Material Pipa


Bahan pipa secara umum ialah struktur bahan baku pipa tersebut yang dapat
dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel

Gambar 1.2 Baja Karbon


(Sumber: https://logamceper.com/klasifikasi-baja-karbon-carbon-steel/)

44 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

2. Carbon Moly

Gambar 1.3 Molybdenum


(Sumber: https://www.lkabminerals.com/en/products/molybdenum/)

3. Galvanees

Gambar 1.4 GalvaniseeSumber


(Sumber: http://www.galvanizers.co.in/blog/difference-between-galvanized-vs-hot-dip-galvanized-metal/)

4. Ferro Nikel

Gambar 1.5 Ferro Nikel


(Sumber: http://www.stelcometals.com/ferro-alloys.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 55


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

5. Stainless steel

Gambar 1.6 Stainless Steel


(Sumber: https://pearlitesteel.com/difference-between-stainless-steel-and-mild-steel/)

6. PVC (paralon)
7. Chrome moly

Pengelompokan jenis pipa berdasarkan material dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Pipa Logam
2. Pipa Nonlogam

Gambar 1.7 Pipa Hidrolik


Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Logam adalah sebuah unsur material yang biasanya keras tidak dapat
ditembus cahaya, berkilau, dan beberapa memiliki konduktivitas termal yang
baik. Logam umumnya dapat dibentuk melalui proses penempaan atau ditekan

66 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

secara permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusibel
bisa dilelehkan. Material logam untuk penggunaan pipa dibedakan menjadi dua
jenis yaitu material logam ferro dan nonferro.

Gambar 1.8 Pipa Carbon Steel


Sumber: berkahfikripratama.web.indotrading.com

Material pipa logam ferro atau biasa disebut besi atau baja karbon,
jenis material pipa ini biasanya terdiri dari unsur besi (Fe) dan karbon (C),
tetapi juga mengandung unsur lain seperti, silisium, mangan, fosfor, belerang,
dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran
itulah yang mempengaruhi sifat material pipa besi atau baja pada umumnya
akan tetapi pengaruh unsur zat karbon (C) yang memiliki pengaruh terbesar
terhadap kekerasan material pipa. Material pipa logam ferro yang umumnya
digunakan adalah pipa cast steel, pipa steel, dan pipa cast iron.
Material pipa logam nonferro (Non – Ferrous Metal) ialah jenis logam
yang secara kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe). Oleh karena itu,
jenis logam ini sering disebut sebagai logam bukan besi (nonferro). Berikut
adalah macam-macam jenis material pipa logam nonferro, yaitu:
a. Pipa Aluminium (Al)
b. Pipa Tembaga (Cu)
c. Wrought iron
d. Red brass
e. Nickel copper = monel (timah tembaga)
f. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)
g. Non Metal
Material pipa nonmetal adalah kelempok material yang bersifat
elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain
daripada melepaskannya. Yang termasuk dalam material pipa nonlogam
adalah halogen, gas mulia, dan 7 material berikut: hidrogen (H), karbon (C),
nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S), dan selenium (Se). Tidak
seperti material pipa logam yang merupakan konduktor listrik, nonlogam
biasanya bersifat insulator atau semi konduktor. Nonlogam dapat membentuk

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 77


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

ikatan ion dengan menarik elektron logam atau ikatan kovalen dengan
nonlogam lainnya.

C. Macam-macam Bahan Pipa Logam dan Nonlogam


1. PVC (Polivinil Clorida)
PVC adalah salah satu material pipa yang terbuat dari polimer
termoplastik salah satu bahan yang menempati urutan ketiga jumlah
pemakaiannya terbanyak di dunia, setelah politilena dan polipropilena. Di
seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi.
Sebagai salah satu bahan bangunan Pipa PVC relatif lebih murah, tahan lama,
dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat menjadi lebih elastis dan fleksibel
dengan menambahkan plasticizer, PVC yang fleksibel umumnya dipakai
sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.

Gambar 1.9 Pipa PVC


(Sumber: https://pvc4pipes.com/pvc-pipes/why-pvc-pipes/)

2. Composite

(Gambar 1.10 Pipa Composite)


(Sumber: https://airborneoilandgas.com/tcp-concept-and-materials)

88 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN


Jenis material komposite yang pada saat ini paling banyak digunakan dalam
sistem perpipaan adalah Glass Reinforcement Plastic (GRP). Hal ini disebabkan
karena dalam penggunaannya pipa komposit GRP memiliki beberapa
kelebihan bila dibandingkan dengan pipa baja antara lain:
a. Tidak mengalami korosi
b. Metode penyambungan (Jointing) yang lebih mudah
c. Relatif lebih ringan
d. Memiliki elastisitas yang cukup tinggi
3. Fiberglass
Jenis material yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada aplikasinya fiberglass lebih sering kita jumpai berbentuk seperti
lembaran kain tipis dan biasanya digunakan dengan resin atau semacam lem
perekat khusus bahan fiberglass. Akan tetapi, penggunaan bahan fiberglass
mulai dikurangi karena menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia karena
berdasarkan penelitian bahan fiberglass berbahaya bagi sistem pernafasan
manusia. Kelebihan dari pipa berbahan fiberglass yaitu:
a. Tahan sampai dengan suhu 150’ F
b. Mampu menahan tekanan sampai dengan 5 Ksi
c. Ketahanan terhadap reaksi kimia
4. Pipa Cast Steel
Salah satu bahan yang sering digunakan dalam sistem pemipaan ialah
salah satunya besi tuang atau cast steel. Material besi tuang ini memiliki
keunggulan yang tidak lagi memerlukan proses tambahan dan pekerjaan
lainnya. Berbagai material yang dapat dijadikan besi tuang secara umum yang
sering digunakan adalah baja dan besi. Material cast steel umumnya ialah
carbon steel dan alloy steel yaitu besi tuang yang memiliki kandungan karbon
kurang dari 2%. Material cast steel memiliki ketahanan terhadap korosi yang
kurang baik, sehingga dalam pengaplikasiannya harus ditambahkan zat atau
cat anti korosi sehingga dapat memperlambat proses korosi. Biaya produksi
juga cukup mahal. Kelebihan dari pipa cast steel ialah memiliki fleksibilitas
dalam membuat desain sesuai kebutuhan dan memiliki kekuatan yang baik.
5. Pipa Cast Iron
Salah satu bahan material pipa yang sering digunakan dalam sistem
pemipaan. Material besi cast iron memiliki keunggulan yang tidak lagi
memerlukan pekerjaan tambahan lainnya. Biasanya cast iron berbentuk gray
iron, deductile iron, dan mallaeble iron. Biasanya mengandung karbon lebih
dari 2%. Memiliki kemampuan terhadap korosi yang baik sehingga tidak
mudah terjadi reaksi korosi. Akan tetapi, tetap harus diberikan tambahan
perlindungan agar tetap tidak mudah terjadi korosi. Memiliki biaya produksi
yang lebih rendah dari pada cast steel dari segi material, energi, dan tenaga
kerja yang dibutuhkan. Dalam proses besi tuang juga cast iron lebih mudah
karena tidak membutuhkan banyak campuran dan menjadikan cast iron
menjadi material yang lebih ideal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 99


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

D. Karakteristik Material Pipa


1. Cast Steel
Baja cor atau cast steel adalah salah satu material pipa yang sering
digunakan dalam berbagai sistem pemipaan dan memiliki karakteristik
tersendiri sehingga dapat dibedakan dari material lainnya. Berikut adalah
karakteristik dari material cast steel.
a. Memiliki kandungan karbon kurang dari 2%
b. Dalam pengujian kimia baja cor diuji dari benda langsung
c. Pada saat peleburan baja cor menggunakan bahan lining yang sifatnya
basa
d. Bahan lining baja cor memiliki kandungan basisitas kurang dari 1%
e. Baja cor pada saat uji pukul menghasilkan suara yang nyaring
f. Memiliki percikapan api pada saat digerinda yang lebih sedikit
g. Memiliki sifat tangguh, kekuatan, daya tarik dan daya tekan yang besar
h. Tahan korosi yang baik (baja paduan krom)
i. Kurang mampu meredam getaran
j. Memiliki harga yang lebih tinggi
k. Baja cor pengaplikasiannya terbatas
2. Cast Iron
Besi cor atau cast iron adalah salah satu material pipa yang sering
digunakan dalam berbagai sistem pemipaan dan memiliki karakteristik
tersendiri sehingga dapat dibedakan dari material lainnya. Berikut adalah
karakteristik dari material cast iron.
a. Memiliki kandungan karbon lebih dari 2%
b. Pengujian komposisi kimia menggunakan chill test
c. Besi cor menggunakan linning asam saat peleburan
d. Bahan linning besi cor memiliki kandungan basisitasnya lebih dari 1%
e. Pada saat uji pukul besi cor memiliki suara yang lebih kecil
f. Pada saat menggerinda besi cor memiliki percikan api yang lebih banyak
dan panjang
g. Memiliki kemampuan las rendah, kemampuan tempa yang baik, korosif
h. Ketahanaan aus rendah, mempunyai elongasi tinggi, dan mampu meredam
getaran
i. Besi cor memiliki harga yang lebih murah
j. Dapat diaplikasikan lebih luas
3. Pipa PVC
Material pipa yang terbuat dari thermoplastik atau bisa juga disebut
Polivinil Klorida atau umum disebut PVC adalah material pipa yang sering
ditemukan di kehidupan sehari-hari kita. Pipa PVC memiliki krakteristik
tertentu sehingga sering digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
a. Proses instalasi yang relatif mudah
b. Harga relatif lebih murah
c. Kuat dan kokoh
d. Memiliki bobot yang ringan
e. Aksesoris yang bermacam-macam
f. Instalasi tidak memerlukan perlatan khusus

10
10 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Pipa Aluminium
Material pipa aluminium adalah salah satu jenis logam yang umum
digunakan sehari-hari. Material aluminium juga memiliki karakteristik yang
membuat aluminium menjadi salah satu material yang digunakan untuk
sistem pemipaan.
a. Memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi
b. Memiliki kekuatan yang baik
c. Material ringan
d. Mudah diaplikasikan karena peraktis
e. Memiliki throughput yang tinggi

E. Uji Material pipa


Dalam pemilihan material pipa dalam membuat sebuah sistem pemipaan,
dibutuhkan beberapa persyaratan khusus untuk material pada sistem tersebut.
Oleh karena itu, dilakukan uji material pipa sebelum kita memilih material pipa
yang akan digunakan. Pada umumnya untuk mengetahui kemampuan mekanik dari
material pipa ada beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Uji Tarik (Tensile Test)

Gambar 1.11 Uji Tarik


(Sumber: https://testingindonesia.com/universal-testing-machine-sebagai-mesin-uji-tarik-62)

Merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat suatu


material. Dengan menarik suatu material kita akan dapat mengetahui bagaimana
material tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh
mana material itu bertambah panjang. Dalam proses uji tarik ini kita dapat

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 11


11
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

mengetahui sifat-sifat mekanik dari material yang diuji. Kita dapat mengetahui
batas elsatis material yaitu batas di mana apabila beban yang diberikan kepada
material dihilangkan maka material tersebut akan kembali ke bentuk semula
sebelum ditarik. Batas proporsional yaitu titik di mana hukum Hooke masih
ditolerir batas proporsional sama dengan batas elastis.
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk material yang tidak kembali
ke bentuk semula sebelum ditarik, bisa disimpulkan bahwa material sudah
ditarik melewati dari batas elasti dari material tersebut. Tegangan luluh atas
yaitu batas peralihan antara daerah deformasi plastis dan elastis. Tegangan
luluh bawah yaitu batas rata-rata daerah sebelum material benar-benar
memasuk fase deformasi plastis daerah ini bisa juga disebut tegangan mekanis.
Regangan luluh adalah fase dimana material akan memasuki deformasi plastis.
Regangan elastis adalah perubahan elastis dari suatu material, apabila material
diberikan beban tarik dan bila dilepas maka material akan kembali ke bentuk
atau posisi awal. Regangan plastis adalah regangan yang berakibat perubahan
plastis material, apabila material diberikan pembebanan dan kemudian
beban tersebut dilepaskan maka benda tidak akan kembali ke bentuk/posisi
semula. Regangan total adalah merupakan gabungan antara regangan elastis
dan regangan plastis dan akan menghasilkan regangan plastis. Tegangan tarik
maksimum adalah tegangan maksimum yang didapatakan dalam hasil uji tarik
material. Kekuatan patah adalah besar tegangan yang mampu dicapai material
sampai material tersebut putus/patah.
2. Uji Tekan (Compressed Test)

Gambar 1.12 Uji Tekan


(Sumber: http://www.testindo.com/article/280/uji-tekan-menggunakan-universal-testing-machine)

Material memiliki kekuatan yang tak bisa diterka atau diperkirakan,


terkadang ada material yang memiliki kekuatan yang kuat dan juga ringan.
Namun berhati-hatilah terhadap material kuat atau berat yang bisa melukai

12
12 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

diri kita dan sampai membuat kita meninggal. Setelah berkembangnya dunia
pada saat sekarang ini kekuatan benda tersebut dapat diukur atau diketahui
dengan alat uji tekan. Uji tekan adalah suatu alat uji mekanik yang berguna
untuk mengukur dan mengetahui kekuatan material terhadap gaya tekan.
Uji tekan ini memiliki kinerja yang bagus dan berkualitas untuk mengetahui
kekuatan material. Pada umumnya uji tekan ini digunakan pada logam yang
bersifat getas, karena alat uji tekan ini memiliki titik hancur yang terlihat jelas
di saat melakukan pengujian benda tersebut.
3. Uji Bengkok/Lengkung (Bending Test)

Gambar 1.13 Uji Bengkok/Lengkung


(Sumber: https://slideplayer.info/slide/13880818/)

Uji bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara ditekan
untuk mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung (bending)
suatu material yang diuji. Proses pengujian bending memiliki 2 macam
pengujian, yaitu 3 poin bending dan 4 poin bending. Alat uji bending adalah alat
yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending) pada
suatu bahan atau material. Pada umumnya alat uji bending memiliki beberapa
bagian utama, seperti rangka, alat tekan, poin bending, dan alat ukur. Rangka
berfungsi sebagai penahan gaya balik yang terjadi pada saat melakukan uji
bending. Rangka harus memiliki kekuatan lebih besar dari kekuatan alat tekan,
agar tidak terjadi kerusakan pada rangka pada saat melakukan pengujian.
Alat tekan berfungsi sebagai alat yang memberikan gaya tekan pada benda
uji pada saat melakukan pengujian. Alat penekan harus memiliki kekuatan
lebih besar dari benda yang di uji (ditekan). Point bending berfungsi sebagai
tumpuan benda uji dan juga sebagai penerus gaya tekan yang dikeluarkan oleh
alat tekan. Panjang pendek tumpuan point bending berpengaruh terhadap
hasil pengujian. Alat ukur adalah suatu alat yang yang menunjukan besarnya
kekuatan tekan yang terjadi pada benda uji.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 13


13
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Uji Puntir (Torsion Test)

Gambar 1.14 Uji Puntir


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/digital-torsion-testing-machines-14104567130.html)

Uji puntir dilakukan untuk mengetahui sifat geseran pada material. Uji
puntir biasanya diperlukan untuk komponen yang beban utamanya adalah
beban puntir. Bentuk spesimen uji puntir ini tidak jauh berbeda dengan bentuk
spesimen uji tarik. Sifat-sifat mekanik yang biasa dapat diperoleh oleh uji puntir
adalah modulus kekuatan geser, ratio poisson, dan kekuatan geset ultimum.
5. Uji Pukul (Impact Test)

Gambar 1.15 Uji Pukul


(Sumber: https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/570/charpy-impact-testing-sebagai-alat-uji-bahan-570)

14
14 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Beberapa komponen pada otomotif dan transmisi serta bagian-bagian


pada kereta api dan lainnya akan mengalami suatu beban kejutan atau beban
secara mendadak dalam pengoperasianya. Maka dari itu ketahanan suatu
material terhadap beban mendadak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
sifat material tersebut perlu diketahui dan diperhatikan. Pengujian ini berguna
untuk melihat dampak yang ditimbulkan oleh adanya takikan, bentuk takikan,
temperatur, dan faktor-faktor lainnya.  Impact test  bisa diartikan sebagai suatu
tes yang mengukur kemampuan suatu bahan dalam menerima beban tumbuk
yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan
spesimen dengan ayunan. Bandul dengan ketinggian tertentu berayun dan
memukul spesimen. Berkurangnya energi potensial dari bandul sebelum dan
sesudah memukul benda uji merupakan energi yang diserap oleh spesimen.
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau  nocth  memegang peranan yang
amat berpengaruh terhadap kekuatan  impact. Adanya takikan pada kerja yang
salah seperti diskotinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat
sebagai pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan
ini dapat menyebabkan material  brittle  (getas), sehingga patah pada beban
di bawah  yield strength. Fracture  atau kepatahan pada suatu material dapat
digolongkan sebagai  brittle  (getas) atau    ductile  (ulet). Suatu material yang
mengalami kepatahan tanpa mengalami deformasi plastis dikatakan patah
secara brittle. Sedangkan apabila kepatahan didahului dengan suatu deformasi
plastis dikatakan mengalami  ductile fracture.  Material yang mengalami  brittle
fracture  hanya mampu menahan energi yang kecil saja sebelum mengalami
kepatahan.

LEMBAR PRAKTIKUM

Tujuan:
1. Siswa mampu mengetahui ukuran macam material pipa yang digunakan di
dalam kapal.
2. Siswa mampu mengetahui macam-macam material pipa yang digunakan di
dalam kapal.
Alat:
1. Jangka Sorong
2. Kain Majun
3. Pulpen
4. Buku Catatan
Bahan:
1. Pipa yang terdapat dalam sebuah kapal
Petunjuk:
1. Bentuklah kelompok dengan terdiri dari 3 siswa dalam satu kelompok!
2. Buat surat permohonan izin resmi untuk mengunjungi ke kapal yang dimiliki
sebuah perusahaan pelayaran yang terdekat!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 15


15
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

3. Setelah mendapatkan surat balasan dari perusahaan pelayaran, lakukan survei


secara kelompok!
4. Di bawah ini ada beberapa gambar pipa, cari di dalam kapal tersebut yang
sesuai dengan fungsi pipa pada gambar berikut!

Gambar 1.16 Pipa Kapal


Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Gambar 1.17 Pipa Kapal


Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

16 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

5. Lakukan pengukuran diameter luar pipa yang digunakan!


6. Lakukan pengecekan fisik material pipa yang digunakan tersebut!
7. Bisa komunikasikan dengan anak buah kapal yang melakukan dinas
jaga pada saat survei!
8. Buatkan catatan hasil survei!

CAKRAWALA

Hai guess, tahukah kamu siapa penemu pipa yang berbahan fiberglass?

Gambar 1.18 Edward Drummond Libbey


(Sumber : http://ojaihistory.com/sharp-savvy-edward-drummond-libbey/)

Jawab: Pertama kali di tahun 1893 oleh Edward Drummond Libbey, itu merupakan
pakaian di World Collumbioan Exposition yang menggunakan bahan glass fiber
dengan tekstur fiber sutra.

Pada tahun 1938 Russel Games Slayter dari Owens ILLINOIS Glass menemukan
fiberglass.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 17


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih dalam tentang material


yang digunakan pada sistem pemipaan dan karakteristik
serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
material tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam
mengenai hal tersebut melalui link di bawah ini. Bisa
juga menggunakan QR code yang tersedia dibawah ini.
Link: https://logamceper.com/8-perbedaan-baja-cor-
dan-besi-cor/

RANGKUMAN

Material pipa terdiri dari berbagai macam dan jenis secara umum dapat
dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu pipa logam dan nonlogam. Pipa
logam terbagi menjadi beberapa macam material yaitu, material cast steel,
cast iron, aluminium, bronze, dan lain-lain. Pipa nonlogam terbagi menjadi
beberapa macam material yaitu, PVC, Composite, dan Fiberglass. Masing-masing
material tersebut memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda sehingga
penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
material pipa. Masing-masing material pipa juga memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan seperti pipa PVC yang murah dan mudah dalam instalasinya
tetapi tidak cocok untuk mengalirkan air panas lalu dalam penggunaan pipa
besi yang memiliki kekuatan terhadap korosi. Lalu dalam hal spesifikasi yang
dibutuhkan sebelum memilih material pipa untuk suatu sistem pemipaan maka
kadang dibutuhkan suatu metode uji untuk mengetahui kekuatan, kelenturan,
ketangguhan dan keuletan material pipa dengan berbagai metode uji yang ada.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi Material pipa maka
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik, kerjakan tugas
berikut!
1. Lakukan survei di sekitar sekolah jenis material pipa apa saja yang Anda
temukan!
2. Dokumentasikan pipa berdasarkan material yang Anda temukan!
3. Buat presentasi dalam bentuk power point!
4. Kerjakan tugas Anda secara mandiri!

18 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Siswa melakukan kunjungan ke beberapa toko untuk melakukan survei
mengenai bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk pipa yang dijual.
2. Lakukan pengambilan gambar pada pipa dengan menunjukkan bahan
pembuatnya!
3. Buatlah bagan kegunaan dari pipa yang mengunakan bahan tersebut!
4. Apakah pipa yang siswa ambil gambar ada yang dapat digunakan di kapal?
5. Menurut Anda apakah bahan pembuat pipa dalam gambar di bawah ini?

Gambar 1.19 Pipa Kapal


Sumber; Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab satu ini tentu peserta didik akan lebih
paham tentang material yang sering digunakan untuk sistem pemipaan. Sebagai
bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Bagaimana kesan Anda tentang macam material pipa?
2. Dari material pipa yang ada mana yang sering Anda temukan?
3. Apa yang akan Anda lakukan setelah mempelajari bab ini?
4. Pada bab ini apakah masih ada hal yang masih Anda belum pahami? Silakan
Anda diskusikan dengan teman atau guru!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 19


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
TEKNIK PEKERJAAN PIPA
II
BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah siswa mempelajari materi-materi pada bab ini mengenai dasar-dasar


teknik pekerjaan pipa maka diharapkan siswa-siswi dapat mengetahui macam-
macam teknik pekerjaan pipa didalam membuat sebuah sistem pemipaan dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, di dalam industri seperti misalnya dalam sebuah
workshop atau pabrik serta khususnya di dalam kapal. Diharapkan siswa-siswi
dapat menjelaskan secara benar tentang berbagai macam teknik pekerjaan
pipa dimulai dari proses persiapan sebelum dilakukan pekerjaan, pada saat
pekerjaan pipa tersebut dimulai, serta pada saat pekerjaan pipa tersebut selesai
dilaksanakan sehingga siswa-siswi dapat memahami dan mengetahui tahapan-
tahapan teknik pekerjaan yang mereka lakukan dengan tahapan-tahapan yang
berurutan dan teratur sehingga prosedur pekerjaan tersebut dilakukan dengan
benar.

PETA KONSEP

PENGERTIAN

MACAM-MACAM TEKNIK
PENGERJAAN PIPA

Jenis-jenis Macam-macam Karakteristik


Material Material Pipa Material Pipa

KATA KUNCI

Pipa, Sistem, Teknik, Karakteristik, Sistem Pemipaan, Teknik Pekerjaan Pipa

20 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Gambar 2.1 Pengelasan Pipa


(Sumber: https://www.istockphoto.com/photo/arc-welder-with-welding-sparks-gm479705126-68185805)

Sebelumnya sudah kita sama-sama pelajari macam-macam material,


karakteristik, serta kelebihan dan kekurangan dari material yang sering digunakan
pada pipa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia industri.
Tentunya ketika sudah paham dan mengerti macam-macam material tersebut dalam
pembuatan sebuah sistem pemipaan yang baik dan benar dibutuhkan berbagai
macam tahapan dan proses agar tercipta sebuah sistem pemipaan yang dapat
berfungsi dengan baik dan benar sesuai peruntukannya. Dalam hal ini dibutuhkan
teknik pekerjaan pipa yang baik dan benar sesuai dalam menciptakan sebuah sistem
pemipaan sesuai dengan rancangan awal.
Dalam menciptakan sebuah sistem pemipaan dibutuhkan berbagai macam
proses pekerjaan. Agar sistem tersebut dapat bekerja dengan baik maka dibutuhkan
proses pekerjaan yang sesuai dengan standar yang telah ada. Pekerjaan akan lebih
terarah dan teratur karena sudah terencana dengan baik dan pekerjaan telah dipelajari
dengan baik serta terlaksana dengan sedemikian rupa. Hal ini akan menciptakan
sebuah sistem pemipaan yang sesuai standar dan dapat bekerja berdasarkan fungsi
yang telah ditentukan.
Pada kehidupan sehari-hari di rumah tangga tentu sudah banyak mengenal
dasar-dasar teknik pekerjaan pipa yang dapat dilakukan dengan alat yang lebih
ringkas dan mudah dalam penggunaanya. Akan tetapi, juga perlu pemahaman khusus
dalam pekerjaan pipa agar tidak terjadi kesalahan pada sistem pemipaan tersebut.
Di dalam dunia industri juga sering dijumpai sistem pemipaan yang susuanan serta
jenis pipa serta jenis material pipa yang beragam. Dengan demikian, dibutuhkan
alat-alat khusus dan teknik pekerjaan pipa yang lebih mendalam sehingga pekerjaan
pipa tersebut membutuhkan tenaga ahli yang berkompeten dan menguasai teknik
pekerjaan tersebut. Tenaga ahli yang berkompeten dapat menciptakan sebuah sistem
pemipaan yang baik dan benar.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 21


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Dalam membentuk sebuah sistem pemipaan, dilakukan beberapa pekerjaan
pada pipa agar dapat terbentuk menjadi satu kesatuan sistem pemipaan yang
dapat berjalan dengan baik. Berbagai macam teknik pekerjaan pipa yang telah
ada dan dapat digunakan untuk membentuk sistem pemipaan pada umumnya
terdiri dari teknik pekerjaan pipa pembengkokan (bending), teknik pekerjaan pipa
pemotongan (cutting), dan teknik pekerjaan pipa penyambungan (joint). Teknik
pekerjaan pipa tersebut secara garis besar sering digunakan untuk berbagai
macam proses pekerjaan pipa seperti pembengkokan pipa tentunya membutuhkan
alat-alat yang sesuai dengan teknik pekerjaan pipa tersebut. Sehingga pada saat
pekerjaan pemipaan sudah dapat ditentukan teknik pekerjaan apa yang dipakai
dan sesuai untuk sistem pemipaan.

B. Pembengkokan (bending)
Dalam membentuk sebuah sistem pemipaan yang baik perlu dilakukan
pekerjaan pembengkokan untuk menyambung dan menghubungkan pipa-pipa.
Bending merupakan salah satu metode pekerjaan teknik pemipaan dengan cara
memberi tekanan pada bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada
bagian yang diberikan tekanan. Sementara proses bending merupakan proses
penekukan atau pembengkokan menggunakan alat-alat bending manual maupun
menggunakan mesin bending khusus. Proses bending terdiri dari beberapa jenis/
macam dari proses pembendingan yaitu:
1. Bending Ram
Biasanya digunakan untuk membuat lengkungan besar untuk logam yang
mudah bengkok. Dalam metode ini, plat atau pipa ditekan pada 2 poin eksternal
dan ram mendorong pada besi pada poros tengah untuk menekuknya. Cara ini
cenderung membentuk menjadi bentuk oval baik di bagian dalam dan luar
lengkungan.

Gambar 2.2 Bending Ram


(Sumber: https://www.thefabricator.com/thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-to-
achieve-the-perfect-bend)

22
22 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

2. Bending Rotary Draw


Digunakan untuk membengkokan besi sebagai pegangan tangan, yang lebih
keras. Bending rotary draw imbang menggunakan 2 cetakan yaitu cetakan
bending stasioner dan cetakan bending dengan diameter tetap untuk
membentuk lengkungan. Cara ini digunakan apabila plat atau pipa yang akan
di-bending perlu memiliki hasil akhir yang baik dengan diameter konstan di
seluruh panjang.

Gambar: 2.3 Bending Rotary Draw


(Sumber: https://www.thefabricator.com/thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-to-
achieve-the-perfect-bend)

3. Bending Mandrel
Selain cetakan yang digunakan dalam rotary bending, yakni dengan cara
menggunakan support fleksibel yang ikut bengkok dengan logam untuk
memastikan interior logam tidak cacat.

Gambar 2.4 Bending Mandrel


(Sumber: https://www.trick-tools.com/what-is-mandrel-bending)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 23


23
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Bending Induksi Panas


Proses ini mengunakan panas dari kumparan listrik untuk memanaskan area
yang akan dibengkokan, kemudian logam dibengkokan dengan cetakan mirip
dengan yang digunakan rotary draw. Logam segera didinginkan dengan air
setelah pembengkokan. Cara ini menghasilkan lengkungan yang lebih kuat
daripada rotary draw.

Gambar 2.5 Bending Induksi Panas


(Sumber: https://oilandgasengineering.asia/services/heat-induction-bending/)

5. Bending Roll
Digunakan ketika diperlukan lengkungan yang besar pada logam. Banyak
digunakan untuk pekerjaan konstruksi. Bending roll menggunakan 3 roller
yang disusun membentuk segi tiga pada satu poros untuk mendorong dan
membengkokan logam.

Gambar 2.6 Bending Roll


(Sumber: http://ngi.net.in/bending-roll.html)

24
24 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

6. Bending Panas
Sistem ini banyak digunakan dalam proses perbaikan, yaitu dengan cara logam
dipanaskan didaerah penekukan sehingga menjadi lebih lunak.

Gambar 2.7 Bending Panas


(Sumber: https://www.colourbox.com/image/gas-heating-cutting-metal-bending-square-bar-image-5083425)

7. Angel Bending
Angel bending merupakan pembentukan plat atau besi dengan menekuk
bagian tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan. Selain
menekuk, dengan pengerjaan ini juga dapat memotong plat yang disisipkan
dan juga dapat membuat lengkungan dengan sudut sampai kurang lebih    pada
lembaran logam. Contoh hasil pengerjaan seperti potongan plat, plat bentuk
L,V, dan U.
8. Press Brake Bending
Press brake bending merupakan suatu pekerjaan bending yang menggunakan
penekan dan sebuah cetakan. Proses ini membentuk plat yang diletakan diata
cetakan lalu ditekan oleh penekan dari atas sehingga mendapatkan hasil
tekukan yang serupa degan cetakan. Umumnya cetakan berbentuk U,W, dan
ada juga yang mempunya bentuk tertentu.
9. Draw Bending
Draw bending yaitu pekerjaan mencetak plat dengan menggunakan roll penekan
dan cetakan. Roll yang berputar menekan plat dan terdorong ke arah cetakan.
Pembentukan dengan draw bending ini sangat cepat dan menghasilkan hasil
banyak, tetapi kelemahannya  adalah pada benda yang terjadi springback yang
terlalu besar sehingga hasil menjadi kurang maksimal.
10.  Roll Bending
Roll bending yaitu bending yang biasanya digunakan untuk membentuk silinder,
atau bentuk-bentuk lengkung lingkaran dari plat logam yang disisipkan pada

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 25


25
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

suatu roll yang berputar.roll tersebut mendorong dan membentuk plat yang
berputar secara terus menerus hingga terbentuklah silinder.
11.  Roll Forming
Dalam roll pembentukan, bahan memiliki panjang dan masing-masing
dibengkokan secara individual oleh roll. Untuk menekuk bahan yang panjang,
menggunakan sepasang roll berjalan. Dalam proses ini juga dikenal sebagai
forming dengan membentuk kontur-kontur melalui pekerjaan dingin dalam
membentuk logam. Logam dibengkokan secara bertahap dengan melewatkan
melalui serangkaian roll. Bahan roll umumnya terbuat dari besi baja kabon atau
abu-abu dan dilapisi krom untuk ketahanan aus. Proses ini digunakan untuk
membuat bentuk-bentuk kompleks dengan bahan dasar lembaran logam.
Tebal bahan sebelum atau sesudah proses pembentukan tidak mengalami
perubahan. Produk yang dihasilkan yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah
pipa, besi pipa, dan lain-lain.
12.  Seaming
Seaming merupakan operasi bending yang digunakan untuk menyambung
ujung lembaran logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan dibentuk
menggunakan roll-roll kecil yang disusun secara berurutan. Contoh hasil
pengerjaan seaming adalah kaleng, drum, ember, dan lain-lain.
13. Straightening
Straightening merupakan proses yang berlawanan dengan bending yang
digunakan untuk meluruskan logam. Pada umumnya straightening dilaksanakan
sebelum benda kerja di-bending. Proses ini  menggunakan roll yang dipasang
sejajar dengan ketinggian sumbu roll yang berbeda.
14.  Flanging
Poses flanging sama dengan proses seaming hanya seja ditunjukan untuk
melipat dan membentuk suatu permukaan yang lebih besar. Contoh hasil
pekerjaan flanging yaitu cover cpu pada komputer, seng berpengait, dan lain-
lain.
15. Tahapan Prosedur Pembengkokan (Bending)
Sebelum melakukan penekukan atau proses pem-bendingan sebaiknya harus
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pem-bendingan, yaitu
sebagai berikut:
a. Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut
pembengkokan yang diinginkan.
b. Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.
c. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.
d. Penjepit begel harus kuat.
e. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang
dikehendaki.
f. Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
g. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan
dibengkokan. Hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi
yang mudah.
h. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig

26
26 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan
untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok
yang sama.
i. Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut
pembengkokan yang diinginkan.
j. Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.
k. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.
l. Penjepit begel harus kuat.
m. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang
dikehendaki.
n. Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
o. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan
dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mngerjakan posisi
yang mudah.
p. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig
atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan
untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok
yang sama.

Di dalam proses pembendingan terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhinya antara lain sebagai berikut.
a. Diameter begel
Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan
pengkerutan pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat/logam
akan berpengaruh pada radius bending yang dibentuk dan kemampuan
material untuk dapat mengalami peregangan tanpa terjadi distorsi.
b. Metode Bending
Prosedur atau metode yang tepat dalam proses pem-bendingan yang
dilakukan sangat berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.
c. Ukuran Material
Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang
kecil akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran
kecil dan radius bending yang besar.
d. Peralatan Pendukung
Peralatan yang digunakan meliputi cetakan, clamp, dan mandrel.
e. Pelumasan
Pelumasan diperlukan untuk mengurangi efek gesekan dan meningkatkan
efisiensi proses pembentukan.

16. Komponen Mesin Bending


Poros-poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat di mana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket, dan elemen pemindah lainnya. Poros
berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari poros penggerak ke
poros yang digerakkan. Macam-macam poros berdasarkan pembebanannya:

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 27


27
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Poros Transmisi (Transmission Shafts)


Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami
beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada
shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai,
dan lain-lain.
b. Gandar Poros
Gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang.
Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban
lentur.
c. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas di mana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi
yang terjadi pada poros tersebut kecil.

17. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Perencanaan Poros


a. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya kelelahan, tumbukan, dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros.
Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-
beban tersebut.
b. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu
besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu, di samping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.
c. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration)
pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah
putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar,
motor listrik, dan lain-lain. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida korosif. Demikian pula untuk poros-
poros yang terancam kavitasi dan poros-poros mesin yang sering berhenti
lama sampai batas-batas tertentu dan dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi (kromium).

28
28 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

C. Pemotongan (Cutting)

Gambar 2.8 Alat Potong Gas Torch


(Sumber: http://karyaabadinews.blogspot.com/2013/07/teknik-pengelasan.html)

Pemotongan adalah proses pemisahan benda padat menjadi dua atau lebih,
melalui aplikasi gaya yang terarah melalui luas bidang permukaan yang kecil.
Benda yang umum digunakan untuk memotong adalah pisau, gergaji, dan gunting.
Pada umumnya, setiap benda yang tajam mampu memotong benda yang memiliki
tingkat kekerasan lebih rendah dan diaplikasikan dengan gaya yang signifikan.
Pengerjaan pemotongan sendiri sebenarnya tidaklah sulit, namun bukan berarti
bisa dilakukan sembarangan. Pipa besi berbentuk silinder memiliki permukaan
yang licin. Pada saat memotongnya, mungkin saja pipa akan bergeser atau berputar
dan tentunya hal ini akan sangat berbahaya. Apalagi jika pemotongan pipa
menggunakan gerinda dan menggunakan meja sebagai dudukan untuk memotong
pipa. Sebab batu gerinda yang bulat dan bentuk pipa juga bulat berisiko membuat
gerinda maupun pipa tergelincir dan akan sangat berbahaya.
Pipa besi merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung
aktifitas sehari–hari bagi masyarakat dan industri. Banyaknya kasus kerusakan pipa
seperti kebocoran, penyok, bengkak atau menggelembung, terkorosi, dan jenis
kerusakan lainnya. Hal ini sangat mengganggu dan berdampak secara ekonomi
(Sambodo A W, 2017). Salah satu penyebab dari banyaknya kasus tersebut adalah
hasil pemotongan pipa baja yang kurang baik. Solusi untuk mengatasi masalah
tersebut dapat diatasi menggunakan mesin pipe plasma cutting.
Mesin pemotong pipa ialah sebuah mesin khusus yang di proyeksikan dapat
membantu proses pemotongan dengan lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan menggunakan mesin konvensional untuk proses pemotongan (Ahmad B
J, 2017). Plasma Arc Machining yang merupakan salah satu proses permesinan
nonkonvesional yang memanfaatkan gas yang terionisasi menjadi penghantar
listrik dan dialirkan menuju busur wolfram dengan suhu yang sangat tinggi yang
digunakan untuk memotong material yang umumnya terbuat dari logam (Al Antoni

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 29


29
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Akhmad, 2009). Pemotongan pipa besi yang dilakukan dengan plasma cutter
menghasilkan hasil potongan yang jauh lebih halus.
Mesin plasma cutting bekerja dengan menggunakan panas yang didapat
dari sinar laser berkonsentrasi tinggi dimana tingkat kedalamannya diatur sesuai
dengan tebalnya pipa yang akan dipotong. Permasalahan dari plasma cutting
yang umum digunakan di pasaran saat ini yaitu masih handy portable, serta tidak
dilengkapi peralatan penggerak. Hal ini mengakibatkan kinerja mesin plasma
cutting saat pemotongan belum maksimal dan untuk gerakan dari hand torch relatif
tidak konstan karena mesin masih dioperasikan secara manual (Endi Cahyono,
2017). Karena mesin ini masih sebagian besar menggunakan tenaga manusia,
ada beberapa aspek yang terabaikan yaitu keseragaman ketinggian pemotongan,
perbedaan kecepatan pemotongan dan kelurusan pemotongan yang nantinya
akan berpengaruh pada kualitas hasil potongan berupa tingkat kehalusan (Ahmad
Ridho Kistanto, 2018).
Penggunaan mikroprosesor untuk otomatisasi proses produksi banyak
diterapkan. Salah satu proses tersebut adalah proses pemotongan pipa secara
otomatis. Dalam tugas akhir ini, didesain alat pemotong pipa secara otomatis
(Siswo Wardoyo, 2000). Pada mesin pipe plasma cutting nantinya penggerak
poros yang dipasangi hand torch akan digerakan oleh motor DC. Motor DC
merupakan peralatan yang banyak diaplikasikan di industri, membutuhkan
variabel kecepatan serta beban untuk memudahkan dalam pengendalian (M.
Khairudin, 2016). Pipe plasma cutting bekerja agar menghasilkan potongan pipa
yang baik. Dalam pembuatan sebuah mesin pipe plasma cutting ini dibutuhkan
pemilihan bahan yang tepat, sehingga alat ini mampu bekerja secara optimal.
Serta pengoperasiannya sangat sederhana, agar semua orang dapat menggunakan
alat tersebut. Pipe plasma cutting dapat digunakan pada industri-industri kecil,
praktik di perkuliahan, maupun di sekolah menengah kejuruan.
Pemotongan pipa adalah hal yang pasti dilakukan dalam pekerjaan
plambing dan alat yang digunakan untuk memotong pipa haruslah yang seusai
dengan jenis pipanya. Alat potong yang paling lumrah digunakan adalah gergaji
namun, tidak semua jenis gergaji bisa digunakan untuk memotong pipa plastik
karena akan mempengaruhi hasil potongan. Jika hasil potongan pipa tidak baik
maka akan berpengaruh pada kualitas dari sambungan pipa tersebut.
Dalam teknik pekerjaan pipa terdapat beberapa alat pemotong pipa yang
sering digunakan dikehidupan sehari-hari atau di industri pada umumnya yaitu:
1. Gergaji
Gergaji kayu dengan mata gergaji yang besar tidak dapat digunakan untuk
memotong pipa plastik karena akan mengakibatkan hasil potongan yang kasar
dan pekerjaan pemotongan pun akan sulit dilakukan. Gergaji yang sesuai
untuk memotong pipa plastik adalah gergaji dengan mata gergaji yang kecil,
rapat, dan tajam. Penggunaan jenis gergaji yang tepat akan menghasilkan
potongan pipa yang halus dan rapi.

30
30 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gergaji


(Sumber: https://www.asdar.id/pengertian-jenis-dan-fungsi-gergaji-tangan/)

2. Pipe cutter
Jenis alat potong khusus pipa ini ada beberapa tipe dengan mekanisme yang
berbeda yaitu model gunting dan yang diputar dengan pisau berbentuk
cakram. Menggunakan alat potong khusus pipa akan menghasilkan potongan
pipa yang sangat presisi dan tanpa serbuk-serbuk sisa potongan.

Gambar 2.10 Pipa Cutter Jenis Gunting


(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/pvc-pipe-cutter-60443870006.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 31


31
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.11 Pipa Cutter Jenis Putar


(Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p102054703.html)

3. Mesin Potong Gerinda

Gambar 2.12 Mesin Gerinda Tangan


(Sumber: https://inkuiri.com/site/bukalapak.com/rumah-tangga/home-stuff/im-store-keyang-dg-100fb-free-mata-po-
tong-keramik-ndp-mesin-gerinda-tangan-4.8e6efb80333c6f360878e93704e22f9c5b4f1b4a.id)

32
32 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN
Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan batu gerinda
sebagai alat potong. Proses kerja pemotongan dilakukan dengan menjepit
material pada ragum mesin gerinda. Selanjutnya batu gerinda dengan putaran
tinggi digesekan ke material. Kapasitas pemotongan yang dapat dilakukan
pada mesin gerinda ini hanya terbatas pada pemotongan profil-profil. Profil-
profil ini di antaranya pipa, pelat strip, besi siku, pipa stalbush, dan sebagainya.
Mesin gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda
kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa
logam yang keras seperti besi dan stainless steel.
Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti
pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja
seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk
lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda
kerja untuk dilas, dan lain-lain. ada umumnya mesin gerinda digunakan untuk
menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau
mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja
lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain.
Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang
bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar
karena penggunaan mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam umumnya
memiliki resiko yang lebih besar.

Gambar 2.13 Mesin Gerinda Duduk


(Sumber: http://www.klikglodok.com/perkakas/gerinda-tangan/12842-harga-jual-makita-maktec-mt240-mes-
in-gerinda-potong-besi-aluminium-355mm-.html)

D. Penyambungan (Joint)
Dalam dunia pipa, dikenal beberapa macam metode penyambungan pipa.
Pemilihan metode ini sangat tergantung dengan kepentingan aplikasinya dan
jenis bahan baku pipa. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Penyambungan pipa dapat dilakukan secara langsung tanpa dibutuhkan
sambungan pipa (fitting/connector), tetapi cara ini mungkin tidak cocok untuk
aplikasi yang lain.  Di satu pihak ada penyambungan pipa yang dibuat secara

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 33


33
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

permanen dan disisi lain penyambungan pipa justru secara sengaja dibuat tidak
permanen untuk keperluan tertentu misalnya pemeliharaan dan lain-lain.
Secara umum metode penyambungan pipa tersebut dapat dibagi dalam 3
kelompok yaitu:
1. Sistem Las (Welded System)

Gambar 2.14 Penyambungan Pipa Sistem Las


(Sumber: http://kawatlasedzona.com/las-pipa/)

Dalam sistem ini, pipa disambung dengan cara dilas agar menyatu
sehingga lebih kuat dan bersifat permanen. Penyambungan pipa logam
(pipa besi, stainless, tembaga, dan lain-lain) biasanya membutuhkan bahan
tambahan misalnya kawat las. Jenis  pengelasan  bergantung jenis pipa
misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las busur
wolfram. Untuk pipa baja karbon digunakan las metal. Pada pipa plastik
menggunakan alat bantu yang digunakan untuk memanaskan bahan plastik
pipa pada temparatur tertentu sehingga  memungkinkan pipa disambung dan
bahan bakunya menyatu secara homogen.

2. Sistem Pemanasan (Socket/Butt/Elekto Fusion)

Gambar 2.15 Penyambungan Pipa Sistem Socket Fusion


(Sumber: http://goldenprima.id/blog/metode-penyambungan-pipa)

34
34 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam dunia pipa plastik, sistem las menggunakan 3 macam


mesin pemanas yaitu sistem socket fusion, butt fusion dan electro fusion.
Perbedaannya pada sistem Butt Fusion, penyambungan pipa tidak memerlukan
fitting, sehingga sisi ujung pipa langsung  disambungkan dengan sisi ujung
pipa lainnya setelah dilumerkan pada suhu tertentu. Dalam sistem socket
fusion, satu sisi pipa dipanaskan dan satu sisi dalam fitting (soket, Tee, Elbow)
juga dipanaskan sehingga setelah mencapai kondisi tertentu baru keduanya
disatukan. Pada sistem electro fusion, metode kerjanya hampir sama dengan
socket fusion, hanya saja pengelasan dilakukan menggunakan listrik yang
dipasang pada fitting yang mana fitting tersebut adalah fitting khusus yang
telah diberi kawat listrik untuk memanaskan baik pipa maupun fitting-nya.

Gambar 2.16 Penyambungan Pipa Sistem Butt Fusion


(Sumber: https://omahpipa.com/mesin-hdpe/)
 

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 35


35
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.17 Penyambungan Pipa Sistem Electro Fusion


(Sumber: http://pipawavin.com/blogs/kelebihan-dan-kekurangan-mesin-hdpe-electrofusion/)

3. Sistem Lem/Kimia (Cemented System)


Sistem ini lebih banyak digunakankan pada pipa jenis plastik daripada
jenis logam. Sistem lem menggunakan bahan perekat tertentu sebagai media
untuk menyatukan pipa dan fitting.  Jenis lem yang digunakan harus disesuaikan
dengan  jenis bahan pipa dan fitting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Beberapa jenis plastik sangat cocok menggunakan sistem lem seperti jenis
PVC, UPVC, CPVC, ABS sedangkan jenis plastik yang lain kurang cocok seperti
PP, PE, dan lain-lain. Permukaan pipa dan fitting harus dibersihkan dan kering
serta bebas dari lemak. Lem atau perekat dioleskan secara merata pada bagian
yang akan disambung.

Gambar 2.18 Penyambungan Pipa Sistem Lem


(Sumber: http://goldenprima.id/blog/metode-penyambungan-pipa)
 

36
36 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Sistem Penyambungan Mekanikal (Mechanical Jointing System)


Dalam sistem mekanikal, terdapat beberapa metode yang digunakan
dan sistem ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, yiatu:

Gambar: 2.19 Penyambungan Pipa Sistem Ulir


(Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)

Sambungan jenis ulir ini, seperti halnya pada pipa air minum PDAM yang
mengunakan ulir untuk merekatkan dua pipa. Metode ini mudah diterapkan
di lapangan dan digunakan sebagai alternatif manakala pengelasan
tidak diizinkan misalnya menghindari adanya percikan api.  Kelemahnnya
adalah  sambungan ini rawan bocor kalau seal (karet perapat) yang digunakan
tidak baik, kekuatan pipa menurun karena sudah memakan ketebalan pipa
serta tidak dapat diterapkan pada pipa-pipa yang korosif.

Gambar 2.20 Penyambungan Pipa Sistem Flange


(Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 37


37
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Sambungan dengan mengunakan flange juga banyak digunakan dalam


sistem pemipaan. Metode ini mengunakan flange sebagai koneksi yang
menghubungan antara pipa satu dengan pipa yang lain.   Flange adalah
mekanisme pengencangan yang tidak permanen, ia bisa dibongkar dan
dipasang dengan memanfaatkan baut sebagai media pengencang. Pipa yang
mengunakan metode ini biasanya disebabkan karena sering harus dibongkar
kembali manakala perbaikan. Flange yang digunakan untuk menyambungkan
pun akan berbeda beda jenisnya.

Gambar: 2.21 Penyambungan Pipa Sistem Spigot


(Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)

Sambungan tipe spigot ini adalah dengan memasukan pipa satu ke pipa
lainya, mirip dengan soket. Seperti apa jenis sambungan ini? Kalau kita melihat
di samping kanan atau kiri jalan ada galian, biasanya pipa yang dipasang,
atau bahkan beton, menggunakan sambungan tipe ini. Karena desain dan
pengerjaan yang bagus, sambungan ini sangat baik untuk kedapan air dan
mudah untuk di pasang di lapangan. Keuntungan lainya, tipe sambungan ini
dapat mengakomodir miss-alignment (pemasangan pipa yang tidak lurus)
sampai dengan 10 derajat. Sisi lain, kelemahan sambungan tipe ini adalah ia
hanya mampu untuk menahan pressure yang rendah.

Gambar 2.22 Penyambungan Pipa Sistem Buttress


(Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)

38
38 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Buttress biasanya digunakan untuk pipa nonmetal, jenis sambungan ini


memanfaatkan flange namun tidak di las, jadi semacam slip-on jenis flange-
nya. Pertanyaannya, kenapa menggunakan pipa nonmetal? Bisa jadi karena
fluida yang digunakan sangat korosif, sehingga kalau digunakan metal akan
banyak mengikis.

E. Karakteristik Teknik Pekerjaan Pipa


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah
sistem pemipaan yang baik dan benar dengan mengaplikasikan teknik pekerjaan
pipa yang telah ada. Dalam melakukan teknik pekerjaan pipa tentu ada prosedur
atau standar guide bagi seorang pekerja untuk dilakukan dan dipatuhi sehingga
pekerjaan pipa sesuai. Dalam teknik pekerjaan pipa bukan hanya sistem pipa
tersebut dapat bekerja dengan baik dan benar, akan tetapi juga harus memenuhi
beberapa persayaratan tambahan seperti keamanan dalam pekerjaan, akses
pengoperasian dan lain-lain.
1. Faktor keamanan
Safety atau keamanan menjadi pertimbangan pertama dalam mendesain
pipa. Karena betapapun hebatnya sebuah plant, tetap nilai manusia tetap
lebih tinggi. Plant tersebut dapat berdiri karena manusia, plant tersebut dapat
beroperasi juga karena manusia. Jadi faktor manusia di sinilah yang paling
utama. Lagi pula, betapapun besar gaji yang di tawarkan, tapi kalau sistem
pemipaan yang ada di-plant tersebut tidak memiliki keamanan.
Safety di sini adalah sistem pemipaan harus mampu menjamin personil
untuk dapat keluar dari segala bahaya yang mengacam tanpa terluka. Bahaya
atau hazard dapat disebabkan oleh api, ledakan, gas ataupun kebocoran dari
cairan beracun. Ia harus mampu berlindung atau menghindar sampai semua
bahaya tersebut hilang atau dapat diminimal.
Planning dalam safety mencakup akses untuk menjangkau fire
fighter (pemadam), menempatkan pendeteksi api dan juga hidrannya,
memberikan cukup tangga untuk akses yang telah sesuai dengan OSHA,
menempatkan ruang pembakaran yang cukup jauh dari kemungkinan
terjadinya kebocoran, dan memberikan cukup ruang sirkulasi udara.
Singkatnya safety harus mampun mempertimbangakan beberapa keperluan
yaitu seperti penempatan equipment termasuk pula ketingiannya, akses jalan,
akses untuk tangga, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut nantinya akan
berpengaruh pada keselamatan kerja.
2. Mudah Pengoperasian
Maksud dari operability di sini adalah nantinya sistem pemipaan
tersebut harus bisa dioperasikan dengan mudah. Valve, instrument, dan
beberapa equipment dan peralatan tertentu pelu dipertimbangan dengan
matang bagaimana cara mengaksesnya. Kita harus dapat membayangkan dan
mendesain, bagaimana nanti operator di lapangan mengoprasikannya? Mudah
tidak untuk dioperasikan? Semua itu harus bisa diakses tanpa menyulitkan
atau membahayakan bagi personilnya.
3. Mudah Maintenance

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 39


39
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Setiap equipment perlu untuk pengecekan dan perbaikan rutin agar dapat
bekerja dengan baik. Oleh karenanya perlu untuk merancang penempatan
equipment yang tidak terhalang apapun pada saat equipment tersebut
akan diganti, dipindah, atau dibongkar. Pada dasarnya kemampuan untuk
mengetahui apakah eauipment tersebut perlu untuk di-maintenance, bagian
apa saja yang akan di-maintenance, dan dari sisi mana proses maintenance-
nya bukanlah perkara mudah bagi seorang desainer baru. Oleh karena itu, jam
terbang akan memengaruhi seorang desainer mengetahui desain mana yang
sesuai untuk equipment tersebut.
4. Pekerjaan Murah
Pada prinsipinya, nilai yang ekonomis dalam desain menjadi perhatian
yang utama. Walaupun kadang menjadi hal yang bersebrangan antara
engineering dengan management. Pihak management biasanya meminta
desain seminimal mungkin, sementara desainer dituntut untuk tetap
memberikan desain sesuai dengan beberapa kriteria yang disebutkan.
Desainer tetap harus memikirkan nilai ekonomis dalam mengatur desain. Baik
dengan penempatan equipment, rooting pipa, penentuan material, dan lain
sebaginya. Kita dapat mengambil contoh tentang penempatan equipment,
akan berperan sangat besar dalam menentukan ekonomis tidaknya suatu
desain. Equipment yang prosesnya sama tapi letaknya berjauhan, kita akan
banyak mengeluarkan biaya untuk pipa, dibutuhkan pipa yang lebih panjang
untuk menghubungkannya. Begitu pula masalah safety, tentu akan menjadi
lebih rumit penyusunan pipanya.

40
40 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM MENGGUNAKAN PLASMA ARC WELD

Tujuan:
1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi, bagian-bagian, serta prosedur
penggunaan alat pemotong teknik pekerjaan pipa plasma arc welding secara
benar.
2. Peserta didik dapat menggunakan atau mengoperasikan plasma arc welding.
3. Peserta didik dapat mengetahui teknik pekerjaan pipa berdasarkan alat yang
digunakan.

Alat:
1. Plasma arc welding
2. Sarung tangan
3. Kaca mata
4. Jangak sorong
5. Buku catatan

Bahan:
1. Pipa Ø10 mm

Petunjuk pekerjaan:
1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum melaksanakan
kegiatan.
2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari alat potong plasma arc welding.
3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan alat potong plasma arc
welding secara berurutan dan benar.
4. Peserta didik melakukan pengukuran diameter pipa dengan menggunakan
jangka sorong.
5. Peserta didik membuat tanda batas potong pada pipa dengan panjang 100
mm.
6. Setelah dilakukan pemotongan pastikan lagi ukuran pipa dan buatlah laporan
dari hasil pekerjaan.

CAKRAWALA

TAHUKAH KAMU
Indonesia Salah Satu Penghasil Nikel Terbesar Dunia

Indonesia merupakan penghasil material yang digunakan dalam campuran


pembuatan pipa yaitu nikel. Indonesia merupakan negara yang memiliki
pengaruh kuat terhadap harga nikel di dunia. Total produksi Indonesia pada
tahun 2018 mencapai 83.000 ton, dengan cadangan mencapai 800.000 ton

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 41


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

sehingga membuat Indonesia menempati urutan kedua dari jumlah cadangan


nikel kalah dengan China yang memiliki 1.100.000 ton (U.S Geological Survey,
Februari 2019)
Sejarah pertambangan nikel di Indonesia dimulai pada tahun 1901, ketika
Kruyt, seorang berkebangsaan Belanda, meneliti bijih besi di pegunungan
Verbeek, Sulawesi. Kemudian pada 1909, EC Abendanon, juga ahli geologi
berkebangsaan Belanda, menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa,
Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penemuan ini dilanjutkan dengan
kegiatan eksplorasi pada tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM)
dan Bone Tole Maatschappij. Di Soroako, pada tahun 1937 seorang ahli geologi
bernama Flat Elves melakukan studi mengenai keberadaan nikel laterit. Pada
tahun 1938 dilakukan pengiriman 150.000 ton bijih nikel menggunakan kapal
laut oleh OBM ke Jepang.
Setelah 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1968 diterbitkan Kontrak
Karya (KK) untuk penambangan nikel laterit kepada PT International Nickel
Indonesia (INCO) dengan area di beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi,
yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, termasuk
Soroako dan Pomalaa. Setelah melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, studi
kelayakan dan konstruksi, pada tahun 1978 PT INCO memulai produksi komersial.
Saat ini seluruh saham PT INCO sudah diambil alih oleh perusahan pertambangan
nikel dari Brasil dan berubah nama menjadi PT Vale Indonesia

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknik


pekerjaan pipa yang digunakan pada sistem pemipaan
dan prosedur serta peralatan yang digunakan dalam
teknik pekerjaan pipa tersebut kalian dapat mencari
tahu lebih dalam melalui link di bawah ini atau bisa juga
menggunakan QR code yang tersedia di bawah ini.

https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10smk/
Kelas_10_SMK_Pengetahuan_Bahan_Plambing_2.pdf

42 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

RANGKUMAN

Dalam sistem pemipaan dibutuhkan sebuah proses pekerjaan untuk


merangkai atau menciptakan sebuah sistem yang dapat berfungsi secara benar
tentu hal ini membutuhkan suatu pekerjaan khusus yang sesuai kebutuhan.
Secara umum terdapat beberapa teknik pekerjaan pipa yang kita kenal. Secara
garis besar dibedakan menjadi beberapa jenis seperti teknik pekerjaan pipa
pembengkokan (bending), teknik pekerjaan pipa pemotongan (cutting), dan teknik
pekerjaan pipa penyambungan (joint). Dari teknik pekerjaan pipa tersebut terdiri
dari berbagai macam jenis teknik pekerjaan yang lebih spesifik lagi sehingga kita
dapat menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan sistem pemipaan yang
akan dirancang. Dalam hal ini juga kita dapat mengetahui karakteristik pekerjaan
pipa sehingga prosedur pekerjaan yang diterapkan bisa lebih safety dan efisien.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang teknik pekerjaan
pipa maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik,
kerjakan tugas berikut!
1. Lakukan survei di sekitar sekolah tentang sistem pemipaan apa yang Anda
temukan lalu simpulkan pada sistem pemipaan tersebut memakai teknik
pekerjaan pipa apa saja!
2. Dokumentasikan sistem pemipaan tersebut dan tentukan teknik pekerjaan
pipa apa saja yang anda temukan!
3. Buat presentasi dalam bentuk power point!
4. Kerjakan tugas Anda secara mandiri!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan macam-macam teknik pekerjaan pipa secara garis besar!
2. Jelaskan karakteristik apa saja yang harus dimiliki oleh suatu teknik
pekerjaan pipa!
3. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan sebelum merancang sebuah
sistem pemipaan!
4. Jelaskan masing-masing kelebihan dan kekurangan dari teknik pekerjaan
pipa yang ada!
5. Sebutkan apa saja sistem pemipaan yang ada di kapal!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 43


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab dua ini tentu peserta didik akan lebih
paham tentang teknik pekerjaan pipa yang sering digunakan untuk sistem
pemipaan sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah anda sering menemukan jenis pekerjaan pipa di sekitar Anda?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan terhadap bab ini? Apa saja kesulitannya?
3. Diskusikan masing-masing teknik pekerjaan pipa kelebihan dan kekurangan
dari teknik pekerjaan pipa tersebut bersama guru atau teman-teman Anda!

44 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA III
BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN
KERJA PIPA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi-materi pada bab ini mengenai dasar-dasar


teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa maka diharapkan siswa-siswi
dapat mengetahui macam-macam teknik penggunaan peralatan pekerjaan
pipa di dalam membuat sebuah sistem pemipaan dalam kehidupan sehari-hari
di sekitar mereka ataupun di dalam industri seperti misalnya dalam sebuah
workshop atau pabrik serta khususnya di dalam kapal. Diharapkan siswa-siswi
dapat menjelaskan dengan benar tentang berbagai macam teknik penggunaan
peralatan pekerjaan pipa dimulai dari proses persiapan sebelum dilakukan
pekerjaan, pada saat pekerjaan pipa tersebut dimulai, serta pada saat pekerjaan
pipa tersebut selesai dilaksanakan sehingga siswa-siswi dapat memahami dan
mengetahui tahapan-tahapan teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang
mereka lakukan dengan tahapan-tahapan yang berurutan dan teratur sehingga
prosedur pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.

PETA KONSEP

PENGERTIAN

Macam-macam peralatan Macam-macam teknik


pekerjaan pipa penggunaan peralatan
pekerjaan pipa

Peralatan Peralatan
Peralatan potong
Pembengkok Penyambung

KATA KUNCI

Pipa, Peralatan, Pekerjaan Pipa, Peralatan Pipa, Peralatan Potong, Peralatan


Pembengkok, Peralatan Penyambung, Teknik Kerja Pipa.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 45


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Peralatan Pipa


(Sumber: https://www.beres.id/blog/mengapa-anda-harus-menyerahkan-masalah-pipa-kepada-ahlinya/)

Pada bab sebelumnya kita sudah mempelajari berbagai macam teknik


pekerjaan pipa yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita telah
mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu sistem pemipaan
yang baik dan benar. Sebelumnya kita juga telah mempelajari berbagai material pipa
dan karakteristiknya. Hal ini memiliki hubungan dengan bab yang akan dipelajari saat
ini serta teknik pekerjaan pipa yang saat ini akan kita pelajari juga memiliki saling
keterkaitan. Oleh karena itu, perlu halnya kita untuk benar-benar menguasai apa saja
hal yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem pemipaan yang benar-benar dapat
berfungsi serta dapat digunakan dengan baik dan benar.
Dalam merancang dan menciptakan sebuah sistem pemipaan yang sesuai
standar serta dapat berfungsi dengan baik dan benar terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa saja yang harus dibutuhkan untuk membuat sistem pemipaan tersebut
termasuk peralatan apa saja yang digunakan. Hal ini bertujuan agar dalam merancang
sistem pemipaan kita sudah tidak bingung dan pusing lagi mengenai proses apa saja
yang dibutuhkan pada saat merangkai atau merakit sistem pemipaan tersebut.
Pengenalan peralatan pekerjaan pipa sangatlah penting sehingga kita dapat
mengetahui cara penggunaan peralatan tersebut dengan baik dan benar. Dengan
demikian, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan maksimal, efektif, dan efisien.
Pengenalan peralatan perpipaan tersebut juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui prosedur penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang baik dan benar. Kita
tentu tidak ingin mengalami kecelakan kerja yang diakibatkan oleh ketidaktahuan kita
terhadap pengoperasian peralatan pekerjaan pipa tersebut.
Dalam teknik pekerjaan pipa kita sudah mengetahui beberapa pekerjaan yang
umum ditemukan dalam pekerjaan sistem pemipaan. Hal tersebut berkaitan dengan
peralatan yang digunakan misal untuk pekerjaan pemotongan maka dibutuhkan alat
pemotong pipa yang dapat disesuaikan dengan material dan spesifikasi pipa yang akan

46 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

dipotong misalnya saat hendak memotong pipa baja tipis maka cukup menggunakan
gergaji besi ataupun gerinda tangan. Akan tetapi, kita tetap harus bekerja dengan
mengutamakan keselamatan. Oleh karena itu, perlunya kita mengetahui prosedur
penggunaan peralatan perpipaan yang baik dan benar sehingga dapat menciptakan
sistem pemipaan yang berfungsi dengan baik.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai peralatan apa saja yang sering digunakan
dalam pekerjaan perpipaan, cara penggunaan peralatan pekerjaan perpipaan yang
sesuai dengan prosedur yang benar, serta teknik penggunaan peralatan pekerjaan
pipa yang secara garis besar meliputi proses pembengkokan, proses pemotongan
dan proses penyambungan pipa. Pengelompokan peralatan pekerjaan pipa tersebut
berdasarkan garis besar teknik pekerjaan pipa. Dalam bab ini juga akan dijelaskan
mengenai karakteristik dari masing-masing peralatan pipa serta kelebihan dan
kekurangan dari perlatan pipa tersebut sehingga peserta didik dapat mengetahui
peralatan apa saja yang digunakan, cara penggunaannya sehingga peserta didik
dapat menggunakan peralatan pekerjaan pipa tersebut dengan baik dan benar, dan
menciptakan sistem pemipaan yang dapat berfungsi dengan baik dan benar dengan
tetap menjaga keselamatan dalam pekerjaan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Dalam merencanakan sebuah sistem pemipaan tentu terlebih dahulu kita
harus mengetahui proses pekerjaan apa saja yang dibutuhkan serta peralatan apa
saja yang dibutuhkan untuk dapat menciptakan sebuah sistem pemipaan yang
benar dan berfungsi dengan baik. Dalam bab ini kita akan mengenali berbagai
macam peralatan yang sering digunakan dalam membuat sebuah sistem pemipaan
dan peralatan tersebut dapat dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan seperti pada saat pekerjaan pemotongan pipa maka dibutuhkan alat
untuk memotong sedangkan pada saat akan membengkokan pipa maka dibutuhkan
alat pembengkok dan saat menyambungkan pipa tentu kita memerlukan alat untuk
dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan tersebut. Untuk mempermudah
peserta didik dalam membedakan peralatan pekerjaan pipa yang ada, maka
dibuatlah pekerjaan pipa secara garis besar yaitu peralatan khusus untuk pekerjaan
memotong pipa (cutting), peralatan pekerjaan membengkokan pipa (bending), dan
peralatan pekerjaan menyambung pipa (joint).

B. Macam-macam Teknik Penggunaan Peralatan Pekerjaan Pipa


Dalam hal ini teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa dapat dibagi berdasarkan
garis besar teknik pekerjaan pipa yaitu sebagai berikut.
1. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat pemotong (cutting).

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 47


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.2 Teknik Penggunaan Peralatan Potong Pipa


(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gwLLaXolYZU)

2. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat pembengkok


(bending)

Gambar 3.3 Teknik Penggunaan Peralatan Pembengkok Pipa


(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=zyGkxVD7yFE)

48
48 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

3. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat penyambung (joint)

Gambar 3.4 Teknik Penggunaan Peralatan Penyambung Pipa


(Sumber: https://www.prosesindustri.com/2015/03/berbagai-macam-jenis-sambungan-pada-pipa.html)

C. Macam-macam Peralatan Pekerjaan Pipa


Dalam hal ini peralatan dapat dibedakan menjadi 3 jenis pekerjaan perpipaan
yang umum yaitu proses pekerjaan pemotongan pipa, pekerjaan pembengkokan
pipa, dan pekerjaan penyambungan pipa.
1. Pragam dan banyak seperti contohnya gerinda, gergaji, plasma cutting,
dan pipe cutter. Sebelum kita memilih peralatan apa yang digunakan untuk
pekerjaan pipa tersebut terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik
peralatan tersebut.
a. Gerinda

Gambar: 3.5 Gerinda Potong


(Sumber: https://www.perkakasku.com/mesin-gerinda-tangan-4-prohex-dudukan-mesin-gerin-
da-bosch-gws060-ps700b54.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 49


49
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gerinda/ gurinda/ mesin gerinda adalah salah satu dari sekian banyak
jenis mesin perkakas yang dapat digunakan sebagai alat pemotong,
pengasah, ataupun pengikis benda kerja atau material dan dapat digunakan
untuk kebutuhan tertentu sesuai tujuan penggunaan yang diinginkan.
Pada prinsipnya kerja sebuah mesin gerinda adalah batu atau mata pisau
gerinda berputar dan bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
pengikisan, penajaman, pengasahan, dan atau pemotongan. Dalam hal ini
kita akan lebih membahas pada fungsi gerinda sebagai alat potong pada
sistem pemipaan yang sering juga digunakan dalam memotong pipa.
b. Mesin Gerinda Permukaan

Gambar: 3.6 Mesin Gerinda Permukaan


Sumber: http://www.trendmesin.com/2015/07/macam-jenis-mesin-gerinda.html

Mesin gerinda permukaan (surface grinding) adalah mesin gerinda


yang diperuntukan untuk membuat bentuk datar dan permukaan yang
rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah batu gerinda yang
berputar. Pada umumnya, mesin gerinda ini digunakan untuk penggerindaan
permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda
kerja dicekam pada meja kerja kemudian digerakkan maju mundur di
bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan
secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya. Hasil
pengerjaan mesin gerinda permukaan diperuntukan untuk parallel block,
jangka sorong, bed mesin, dan lain-lain. Prinsip kerja utama dari mesin
surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja dan gerak rotasi
dari  tool. Berdasarkan sumbu geraknya mesin gerinda permukaan dapat
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1) Mesin gerinda permukaan horizontal dengan pergerakan meja bolak-
balik. Jenis mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda
kerja dengan prmukaan yang cenderung rata dan menyudut.
2) Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerak meja berputar.
Mesin gerinda ini lebih sering digunakan untuk menggerinda
permukaan rata pada poros.

50
50 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

3) Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-


balik. Jenis ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan
permukaan yang rata, lebar serta menyudut.
4) Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja berputar.
Mesin ini sering digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada
poros.

c. Mesin Gerinda Tangan

Gambar 3.7 Mesin Gerinda Tangan


(Sumber: https://moedah.com/gerinda-tangan-ats-mesin-poles-murah/)

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk


menggerinda benda kerja. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah
benda kerja seperti pisau dan pahat atau dapat juga bertujuan untuk
membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan
hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut,
menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. Mesin
Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 –
15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda, yang merupakan
komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang
sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan
bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda
dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan
batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 51


51
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

d. Mesin Gerinda Duduk

Gambar 3.8 Mesin Gerinda Duduk


(Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p101578439.html)

Mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau
dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.  Selain
untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau
membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut
bambu, membuat suku cadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat
bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya.
e. Mesin Gerinda Lurus

Gambar 3.9 Mesin Gerinda Lurus


(Sumber: https://www.klikteknik.com/produk/bosch-ggs-28-lce-mesin-gerinda-lurusstright-grinder)

Mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran pada
suatu permukaan benda. Biasanya gerinda lurus memiliki batu gerinda
yang kecil sehingga sangat fleksibel pada saat melakukan pengukiran pada
permukaan suatu komponen.

52
52 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

f. Mesin Gerinda Silinder (Cylinder Grinding)

Gambar 3.10 Mesin Gerinda Silinder


(Sumber: https://dokumen.tips/documents/gerinda-silinder.html)

Mesin gerinda silinder adalah jenis mesin gerinda yang benda kerja yang
mampu dikerjakan adalah berbentuk silinder. Hasil pengerjaan mesin
gerinda ini adalah di antaranya spindel mesin, poros/as, bearing, shaft, dan
lain-lain. Mesin gerinda silinder dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1) Mesin gerinda silindris dalam. Mesin gerinda jenis ini berfungsi
untuk menggerinda benda-benda dengan diameter dalamnya yang
berbentuk silindris dan tirus.
2) Mesin gerinda silindris luar. Mesin gerinda jenis ini berfungsi untuk
menggerinda diameter luar pada benda kerja yang berbentuk silndiri
dan tirus.
3) Mesin gerinda silindris luar tanpa senter. Mesin jenis ini berfungsi
untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak/ massal
baik panjang maupun pendek.
4) Mesin gerinda silindris universal. Mesin ini berfungsi untuk
menggerinda benda kerja dengan diameter luar dan dalam, baik yang
berbentuk silindri maupun bentuk tirus.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 53


53
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Secara umum mesin gerinda memiliki fungsi yang tentunya harus


disesuaikan dengan pekerjaan yang ada. Berikut adalah fungsi mesin
gerinda, yaitu:
1) Memotong benda kerja yang memiliki ketebalan yang relatif tidak
terlalu tebal
2) Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja
3) Sebagai proses akhir (finishing) pada benda kerja
4) Mengasah alat potong agar tajam
5) Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja
6) Membentuk sebuah profil pada benda kerja (elips, siku, dan lain-lain)
Secara umum juga mesin gerinda tentu memiliki kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan peralatan lainnya. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan dari mesin gerinda.
1) Dapat melakukan pekerjaan pada benda kerja yang sudah dikeraskan
2) Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6
3) Dapat melakukan pekerjaan pada benda kerja yang mengharuskan
kepresisisan ukuran yang sangat detail
4) Skala pemakanan sangat kecil
5) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan cukup lama
6) Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan cukup
mahal

g. Plasma Cutting Weld

Gambar 3.11 Plasma Cutting Weld


(Sumber: https://www.eastwood.com/eastwood-mig-welder-135-and-versa-cut-plasma-cutter-40.html)

54
54 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Plasma cutting merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk


memotong berbagai jenis logam atau plat atau bahan lainnya dengan
tingkat akurasi yang baik. Pemotongan plat yang dilakukan dengan plasma
cutter menghasilkan hasil potongan yang jauh lebih halus. Mesin plasma
cutting bekerja dengan menggunakan panas yang didapat dari sinar laser
berkonsentrasi tinggi dimana tingkat kedalamannya diatur sesuai dengan
tebalnya plat yang akan dipotong. Dalam pengoperasian mesin plasma
cutting, biasanya menggunakan CNC atau teknologi robot yang bekerja
dengan pemrograman komputer secara otomatis.
Dalam proses penggunaan mesin plasma cutting juga terdapat
kelebihan-kelebihan di antaranya  tingkat kecepatan potong yang cepat.
Hal ini tentu mempengaruhi ketelitian dalam memotong jika dibandingkan
dengan pemotongan metoda lain. Kemudian kelebihan yang lainnya
adalah  tidak memerlukan cetakan, tidak terjadi kontak antara benda
kerja dan mesin, dan dapat memotong plat hingga ketebalan 10mm atau
tertentu berdasarkan spesifikasi mesin. Penggunaan mesin plasma cutting
juga membuat  biaya produksi lebih hemat dan efektif. Dalam pembuatan
moulding misalnya, penggunaan lembaran plat akan lebih efektif, karena
dipotong rapi dan ukurannya akurat.
Dalam proses plasma cutting, suatu gas invert ditiup dengan
kecepatan yang tinggi dari nozel, dan pada saat yang sama busur listrik
terbentuk melalui gas dari nozel ke permukaan yang hendak dipotong,
kemudian sebagian gas itu berubah menjadi plasma panas untuk
mencairkan logam dan bergerak sehingga logam terpotong. Nozel
merupakan suatu bagian dari torch plasma yang memiliki fungsi untuk
memicu arus listrik dan menyemburkan gas. Nozel plasma ini terletak di
paling ujung torch plasma. Jika frekuensi penggunaan tinggi, maka nozel
pun harus semakin sering diganti. Jika nozel yang sudah seharusnya
diganti namun tidak diganti dan dipaksakan untuk digunakan, maka hasil
pemotongannya pun tidak sempurna (tingkat keakurasiannya berkurang).
Plasma cutting berbeda dengan las tungsten di mana busur nyala listrik
muncul di antara ujung elektroda dan gas inti yang mengalir di sekitarnya.

Gambar 3.12 Bagian-bagian Plasma Cutting Weld


(Sumber: https://www.kaskus.co.id/thread/555f51bbdc06bd49178b456e/mengenal-plasma-cutting/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 55


55
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

h. Gergaji

Gambar 3.12 Gergaji


(Sumber: https://www.ralali.com/v/prokonstruksi/product/gergaji-multifungsi-set-3-way-blade-magic-saw-gergaji-kayu-
besi-pipa-100000009034001)

Gergaji  menjadi sebuah alat yang sering ditemukan dalam dunia pertukangan
misalnya saja dalam membangun sebuah rumah maupun sejenisnya. Biasanya
material seperti kayu merupakan sasaran dari gergaji. Secara tampilan gergaji memang
mempunyai ragam ukuran. Gergaji  juga mempunyai ciri khas yang membedakannya
dengan alat pertukangan lainnya.
Gergaji merupakan sebuah alat perkakas yang material dasarnya besi tipis
dengan ujungnya berbentuk seperti gigi tajam yang fungsinya untuk memotong
maupun membelah kayu, logam, serta benda dengan material lainnya. Benda-
benda seperti kayu, besi, pipa, dan triplek merupakan bahan yang sering dipotong
menggunakan gergaji yang biasanya. Bahkan gergaji menjadi salah satu alat wajib
dalam pertukangan. Secara umum, bentuk gergaji mempunyai gigi kecil dengan sisi
yang tajam. Alat pertukangan suatu ide masuk ke dalam jenis alat tradisional maupun
manual serta modern yang penggunaannya efisien.
Secara umum, fungsi gergaji ini untuk memotong tetapi juga bisa digunakan untuk
membelah kayu. Bahkan di sisi lain, gergaji juga bisa digunakan untuk memotong
bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Fungsi dari gergaji jenis sering dimanfaatkan
kehidupan sehari-hari ketika akan melakukan suatu tindakan terhadap bahan material
seperti triplek kayu pipa dan yang lainnya. Fungsi dari gergaji ini sangat membantu
terutama dalam dunia perdagangan maupun reparasi karena akan mempercepat
pekerjaan sehingga terasa lebih efektif efisien dan hemat waktu.

56
56 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Macam-macam jenis gergaji yaitu:


1) Gergaji triplek atau coping saw

Gambar 3.13 Gergaji Triplek


(Sumber: http://www.klikglodok.com/perkakas/gergaji-kayu-listrik/12239-harga-jual-stanley-15-106r-gergaji-triplek-
manual.html)

Jenis gergaji yang pertama ini merupakan gergaji yang


digunakan untuk memotong triplek maupun papan kayu dicirikan
dengan yang kecil tajam dan juga bisa dilepas maupun diganti apabila
sudah tumpul. Bentuk gergaji triplek ini berbentuk U sehingga
memudahkan pemotongan lengkung.

2) Gergaji besi

Gambar 3.14 Gergaji Besi


(Sumber: https://www.ruparupa.com/krisbow-gergaji-besi-30-cm.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 57


57
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gergaji yang biasanya digunakan untuk memotong benda dengan


bahan dasar logam seperti besi. Selain itu, mesin gergaji ini juga
bisa digunakan untuk memotong kayu maupun pvc. Mata gergaji ini
tergolong rapat dan halus serta bobotnya juga lumayan ringan.

3) Backsaw

Gambar 3.15 Backsaw


(Sumber: https://www.screwfix.com/p/stanley-fatmax-back-saw-jetcut-hp-11tpi-14-350mm/37955)

Jenis gergaji ini adalah gergaji yang digunakan untuk memotong kayu.
Hasil dari pemotongan benda kerja dengan gergaji ini serta konsisten
terhadap pemotongan tipe lurus dibandingkan dengan gergaji jenis
lainnya.

4) Gergaji Jepang

Gambar 3.16 Gergaji Jepang


(Sumber: https://fjb.kaskus.co.id/product/558b539d507410265e8b4570/gergaji-jepang-razorsaw-dozuki-super-ti-
pis-untuk-sambungan-presisi)

58
58 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Digunakan untuk memotong kayu dengan berbagai macam


tekstur yang ada. Mulai dari yang keras hingga lunak bisa dipotong
dengan gergaji Jepang ini.

5) Keyhole saw

Gambar 3.17 Keyhole Saw


(Sumber: https://www.homedepot.com/p/Buck-Bros-10-in-Keyhole-Saw-with-Plastic-Handle-120P310/100118760)

Di mana gergaji jenis ini sering digunakan untuk menjangkau sudut-


sudut berukuran kecil. Hal ini dilakukan pada bagian yang rumit dari
sebuah benda kerja. Gergaji ini mempunyai ujung yang lebih kecil dari
pada bagian pangkalnya.

6) Gergaji rantai

Gambar 3.18 Gergaji Rantai


(Sumber: https://www.pngdownload.id/png-fgxhzx/)

Merupakan gergaji yang digunaan untuk menebang pohon


baik itu yang berukuran kecil maupun besar. Di Indonesia sendiri,
gergaji rantai sering disebut dengan gergaji mesin. Gergaji jenis ini
mempunyai dengan tenaga mesin yang akan berputar menyerupai
putaran rantai pada kendaraan roda dua. Gergaji jenis ini mempunyai
suara yang khas ketika bergesekan dengan objek benda maupun kayu
pohon.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 59


59
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

7) Scroll Saw

Gambar 3.19 Scroll Saw


(Sumber: https://www.rockler.com/rikon-10-600vs-variable-speed-scroll-saw-with-work-light)

Gergaji yang berupa meja datar serta terdapat motor dengan kecepatan
tinggi akan ditemukan pada bagian bawahnya. Adanya bilah kecil yang
muncul pada bagian bawah meja, biasanya berguna untuk mengatur
kedalaman saat pemotongan. Gergaji jenis ini biasanya digunakan
pekerjaan yang lumayan rumit.

8) Mitersaw

Gambar 3.20 Mittersaw


(Sumber: https://www.homedepot.com/p/DEWALT-15-Amp-Corded-12-in-Double-Bevel-Sliding-Compound-Miter-Saw-
DWS779/206541015)

60
60 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gergaji yang membantu pekerjaan bahan yang akan dipotong


secara sudut supaya memiliki presisi yang pas. Gergaji jenis ini akan
diberikan hingga mencapai sudut 45 derajat.

9) Jigsaw

Gambar 3.21 Jigsaw


(Sumber: https://www.lowes.com/pd/CRAFTSMAN-V20-20-Volt-Max-Variable-Speed-Keyless-Cordless-Jig-
saw/1000593761)

Gergaji yang mempunyai ciri-ciri gigi halus serta bila yang


pendek. Kecepatan dari bilah ini dapat disesuaikan. Motor gergajinya
bisa dibolak-balik dan bergerak naik turun. Bentuknya lumayan kecil
dan dapat digunakan maupun dipegang menggunakan tangan. Gergaji
ini akan bergerak ke berbagai arah seperti ke kiri, ke kanan, melingkar,
dan juga zig-zag. Buah yang dijadikan alasan mengapa gergaji jenis
ini dapat digunakan untuk memotong berbagai macam sudut seperti
melengkung kurva maupun lurus.

10) Flooring saw

Gambar 3.22 Flooring Saw


(Sumber: https://www.homedepot.com/p/Skil-7-0-Amp-4-3-8-in-Corded-Flooring-Saw-3601-02/205329478)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 61


61
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Jenis gergaji yang diletakkan di atas lantai. Gergaji jenis ini


biasanya digunakan untuk memotong berbagai jenis bahan bangunan
seperti keramik. Para penggunanya tidak perlu lagi kerepotan Untuk
memindahkan gergaji ini karena sudah langsung terletak di lantai.
Cara penggunaan gergaji secara umum adalah sebagai berikut:
a) Membuat alur di mana dalam proses ini tinggi mulut harus
disamakan seperti pada waktu mengikir. Bagian yang akan
digergaji haruslah mungkin dengan mulut ragum. Pada awal
menggergaji tahanlah Sisi gergaji menggunakan ibu jari. Tetapi
untuk pemotongan yang dianggap lebih presisi, sebelum digergaji
benda tersebut harus ditandai terlebih dahulu menggunakan kikir
segitiga sebagai patokan dalam penggergajian.
b) Selanjutnya posisikan gergaji membentuk sudut 30 derajat. Gergaji
lah terlebih dahulu bagian sisi yang semakin lama sudutnya akan
semakin mengecil.
c) Selanjutnya adalah pemotongan benda kerja yang menjadi langkah
akhir dari penggunaan gergaji. Saat memotong, pekerja harus
menerapkan prinsip kehati-hatian agar terhindar dari kecelakaan
kerja. Meskipun tidak terlalu membahayakan, namun prosedur
yang salah bisa saja membuat suatu insedan terjadi.
Cara kerja gergaji secara umum adalah sebagai berikut:
Cara kerja gergaji ini dikaitkan dengan prinsip kerjanya yang
salah satunya berbentuk bidang miring sehingga secara prinsip yang
dengan cara kerjanya ialah daun gergaji menggunakan mata gigi
maupun profil menghadap ke bagian depan kemudian ikat benda kerja
di bagian kuat dan kokoh. Berikutnya lukislah garis di mana tempat
gerigi gergaji akan melakukan pemotongan. Saat melakukan awalan
menggergaji tempat kalah daun gergaji pada sisi kanan. Setelah itu,
dengan gergaji dibentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan benda
kerja.
Tariklah daun gergaji ke bagian belakang hingga menggores
kira-kira dalam 3 mm terhadap sisi muka benda kerja. Pada saat
mendorong gergaji gigi gergaji akan menjadi benda kerja langkah ini.
Potonglah benda kerja dengan cara mendorong kemudian menarik
daun gergaji secara berulang-ulang. Hal yang perlu diperhatikan dan
diperiksa selalu tegak lurus dan permukaan benda kerja. Pada akhir
pemotongan peganglah ujung yang terpotong agar benda kerja tidak
pecah pecah atau robek.

62
62 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

11. Pipe cutter

Gambar 3.23 Pipe Cutter


(Sumber: https://www.toolstation.com/pvc-pipe-cutter/p69222)

Alat pemotong pipa pada pekerjaan refrijerasi ada 2 macam,


yaitu tubing cutter dan gergaji (hacksaw). Tubing cutter dipakai untuk
memotong pipa tembaga pada sistem refrijerasi mulai dari 1/8 sampai
1 1/8 inci. Pipa kapiler dipotong dengan tang kapiler, sedangkan pipa
tembaga yang besar dan keras dipotong dengan gergaji besi.
Pemotong pipa mempunyai sebuah pisau  (cutting wheel)  yang
bulat dan tajam. Pisau tersebut dapat berputar pada porosnya.
Pada sisi yang lain dilengkapi dengan dua buah roda  (roller)  untuk
menahan/memegang pipa yang akan dipotong. Roda tersebut dapat
ikut berputar, sehingga memudahkan pekerjaan memotong pipa.
Bagian tightening knob berguna untuk menyesuaikan dengan diameter
pipa yang dipotong. Yang perlu diperhatikan pada saat memotong
pipa adalah jangan sampai kotoran-kotoran masuk dalam sistem
sewaktu memotong pipa.
Memakai pemotong pipa harus sangat hati-hati. Tube cutter/
pemotong pipa diputar melingkari pipa sambil pisaunya ditekan
sedikit demi sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa,
pada bagian dalam pipa akan terjadi lekukan ke dalam, sehingga
diameter dalam pipa mengecil. Makin lunak sebuah pipa tembaga,
makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh pisau pemotong pipa.
Lekukan tersebut harus dibersihkan sebelum pipa dikerjakan lebih
lanjut. Pada bagian luar pipa juga terjadi lekukan ke dalam. Lekukan
ke dalam pada bagian luar pipa tidak perlu dilurusnya, hal tersebut
dapat memudahkan pipa dimasukkan ke dalam ujung pipa yang telah
dibesarkan (swage).

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 63


63
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

2. Peralatan Pembengkok Pipa


Dalam membuat sebuah sistem pemipaan tentu di dalam prosesnya
selain terdapat proses pemotongan tentu juga dibutuhkan proses pekerjaan
lainnya yang dibutuhkan salah satunya adalah proses pembengkokan pipa.
Hal ini tentu dapat dilakukan jika kita dapat mengetahui peralatan apa saja
yang ada dan dapat digunakan untuk proses pembengkokan. Dalam hal ini
kita akan mengenal lebih dalam tentang alat yang sering digunakan untuk
membengkokan pipa.
a. Mesin bending

Gambar 3.24 Mesin Bending Pipa


Sumber: (http://alisec.alibaba.com/wait.html?id=q&app=globalseo&wait_time=30&http_referer=https://indonesian.
alibaba.com/product-detail/manual-pipe-hydraulic-roll-steel-pipe-bending-machine-60600066804.html?)

Sebagai alat bantu dalam proses pembendingan diperlukan sebuah


sistem yang bekerja sehingga dapat diterapkan dengan baik. Adapun jenis
jenis mesin bending yakni dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

Gambar 3.25 Mesin Bending Begel


(Sumber: https://www.Mesin.com/bhatarawalet/mesin-tekuk-cincinmesin-cincinmesin-rangka-betonmesin-potong-be-
gel)

64
64 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

1) Mesin Bending Begel Manual


Mesin ini menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan bandul
pemberat sehingga tidak menggunakan daya listrik sedikitpun, murni
menggunakan tenaga manusia. Kelebihan mesin ini adalah murah dan
hemat biaya opersionalnya sedangkan kelemahannya hanya cocok
untuk logam dengan diameter kecil.
2) Mesin Bending Begel Hidrolik
Mesin ini menggunakan sistem hidrolik sebagai sumber tenaga
penekuknya. Mesin ini membutuhkan tenaga listrik yang lebih efisien
untuk menggerakan pompa hidroliknya. Fluida yang digunakan berupa
oli hidrolik yang secara berkala harus diganti. Kelebihan mesin ini adalah
mampu menekuk logam yang berdiameter lebih besar dan akurasinya
terkontrol. Sementara kekuranganya adalah kerjanya relatif lamban
walaupun konsumsi listrik lebih efisien dibandingkan tipe mekanikal.
3) Mesin Bending Begel Mekanikal
Mesin ini menggunakan tenaga motor listrik yang dibantu dengan gear
box yang berfungsi sebagai pengumpul tenaga. Kelebihan dari mesin
ini adalah berkecepatan tinggi dan tenaganya besar. Kekurangannya
yaitu listrik ysng digunakan lebih besar dan suaranya berisik serta
tingkat kepresisianya rendah.

Sebelum melakukan penekukan atau proses pembendingan sebaiknya


harus diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembendingan,
yaitu sebagai berikut:
1) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut
pembengkokan yang diinginkan.
2) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.
3) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.
4) Penjepit begel harus kuat.
5) Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang
dikehendaki.
6) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
7) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang
akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan
posisi yang mudah.
8) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak
buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan.
Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan
bentuk pembengkok yang sama.
9) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut
pembengkokan yang diinginkan.
10) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.
11) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.
12) Penjepit begel harus kuat.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 65


65
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

13) Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang


dikehendaki.
14) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
15) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi
yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu
mengerjakan posisi yang mudah.
16) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak
buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan.
Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan
bentuk pembengkok yang sama.

Di dalam proses pem-bending-an terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhinya antara lain sebagai berikut.
1) Diameter Begel
Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan
pengkerutan pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat/
logam akan berpengaruh pada radius bending yang dibentuk dan
kemampuan material untuk dapat mengalami peregangan tanpa terjadi
distorsi.
2) Metode Bending
Prosedur atau metode yang tepat dalam proses pem-bending-an yang
dilakukan sangat berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.
3) Ukuran Material
Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius
yang kecil akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material
dengan ukuran kecil dan radius bending yang besar.
4) Peralatan Pendukung
Peralatan yang digunakan meliputi cetakan, clamp, dan mandrel.
5) Pelumasan
Pelumasan diperlukan untuk mengurangi efek gesekan dan
meningkatkan efisiensi proses pembentukan.

3. Peralatan Penyambungan Pipa


Dalam merancang sistem pemipaan dibutuhkan beberapa teknik
dasar pekerjaan pipa yang meliputi pemotongan, pembengkokan, dan
penyambungan yang saling ketergantungan satu sama lainnya. Oleh karena
itu, perlu halnya kita mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses
penyambungan pipa pada sistem pemipaan yang ada. Berikut adalah alat-alat
yang sering digunakan dalam proses penyambungan pipa pada suatu sistem
pemipaan kapal.

66
66 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Mesin las

Gambar 3.26 Mesin las pipa


(Sumber: https://id.aliexpress.com/item/32660352898.html)

Mesin las pipa merupakan alat yang digunakan untuk menyambungkan


pipa dengan menggabungkan material sehingga melebur menjadi satu
bagian dengan menambahkan material perekat atau meleburkan kedua
bagian pipa yang ada.
Mesin las HDPE adalah salah satu mesin las pipa yang sering
digunakan untuk menyambungkan pipa dengan menggunakan metode
sambungan butt fusion. Metode ini memungkinkan bagian sambungan
antara pipa dapat merekat satu dengan yang lain tanpa sekat.
Pada umumnya, mesin las HDPE terdiri dari berbagai macam jenis
seperti mesin las HDPE manual ataupun otomatis tergantung kebutuhan
dan jenis material pipa dalam sistem pemipaan tersebut. Pada umumnya,
mesin las HDPE mampu melakukan penyambungan pipa lebih dari 4 ukuran
diameter pipa.
Mesin las HDPE juga terdiri dari bagian-bagian penting seperti
ragam pipa yang memiliki fungsi sebagai pengikat pipa agar tidak bergerak
dan tidak bergeser lalu menggerakan pipa maju mundur dalam proses
pemasangan atau penyambungan. Bagian selanjutnya adalah pemanas alat
ini biasanya terpish dari ragum pipa dan rel mesin las pipa HDPE. Fungsi

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 67


67
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

alat ini adalah memanaskan kedua ujung pipa atau butt joint yang hendak
disambungkan dengan bagian lainnya. Bukan hanya pemanas tapi mesin
ini juga dilengkapi dengan teflon dua sisi. Sehingga selain tidak membuat
lengket ujung pipa, alat ini juga dapat memanaskan kedua ujung fitting
pipa yang akan disambungkan. Agar hasi sambungan rapi maka mesin las
HDPE ini juga dilengkapai dengan alat penyerut yang digunakan untuk
menyerut bagian sambungan ketika dalam proses dipanaskan.

b. Flange

Gambar 3.27 Flanges


(Sumber: http://kineta-valve.blogspot.com/2014/12/jenis-dan-fungsi-flange.html)

Flanges  adalah suatu komponen yang digunakan untuk


menggabungkan antara dua elemen pipa dengan valve atau pipa dengan
equipment lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan
baut sebagai perekatnya. Flange untuk pipa memiliki jenis dan ukuran yang
bervariasi tergantung spesifikasi dan desain pemipaan yang digunakan.
Fungsi flanges  adalah sebagai komponen sambungan perpipaan
untuk memudahkan pekerjaan, perawatan, perbaikan, atau pun untuk
penggantian equipment lain tanpa merusak komponen yang bersangkutan.
Berdaraskan  ANSI (American National Standards Institute), flange
dibedakan jenisnya menjadi:
1) Socket Flanges (Flange tipe soket)
Flange yang pada sisi terluar terdapat tahanan yang menyebabkan pipa
yang dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.

68
68 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3. 28 Flange Socket


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/socket-weld-flange-4904677348.html)

2) Slip on flanges
Dalam slip on, flange hanya masuk sebagian, sisi luar dan dalamnya
akan dilas. Oleh karena itu, diametar inside flange slip on harus lebih
besar dari pada diameter out side pipa.

Gambar 3.29 Flanges Slip On


(Sumber: https://www.nero.co.uk/Catalogue/Flanges/Flanges-316L/ASA150/150LB-Slip-on-Flange\)

3) Lap Joint Flanges


Flange yang bisa diputar posisi lubang bautnya. Jenis flange ini tidak
disarankan untuk pressure yang tinggi.

Gambar 3.30 Flanges Lap Joint


(Sumber: https://www.bmssi.ca/lap-joint-flange-fabrication/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 69


69
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4) Weldneck Flanges
Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant,
karena sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa. Selain dapat
digunakan untuk pressure dan temperatur yang rendah, baik juga untuk
pressure dan temperatur yang tinggi.

Gambar 3.31 Flanges Weldneck


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/weld-neck-flange-7385459533.html)

5) Thereaded Flanges
Flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir. Biasanya
digunakan untuk sistem yang sangat rawan kebakaran kalau
mengunakan las.

Gambar 3.32 Flanges Threaded


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/ms-threaded-flange-16370900591.html)

70
70 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

6) Blind Flanges
Flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam
fitting. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi
untuk menutup.

Gambar 3.33 Flanges Blind


(Sumber: https://www.grainger.com/product/GRAINGER-APPROVED-Blind-Flange-4TXE6)

LEMBAR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM MEMBUAT RANGKAIAN PIPA SEDERHANA

Tujuan:
1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi, bagian-bagian, serta prosedur
penggunaan peralatan pekerjaan teknik pemipaan.
2. Peserta didik dapat menggunakan/ mengoperasikan peralatan potong,
pembengkok, dan penyambung.
3. Peserta didik dapat mengetahui teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa
dengan baik dan benar.

Alat:
1. Gerinda
2. Mesin las
3. Mesin Bending
4. Sarung tangan
5. Kaca mata
6. Jangak sorong
7. Buku catatan

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 71


71
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Bahan:
1. Pipa Ø10 mm

Petunjuk pekerjaan:
1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum melaksanakan
kegiatan.
2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari peralatan potong, pembengkok
dan penyambung pipa.
3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan pemakaian peralatan yang
digunakan.
4. Peserta didik melakukan pengukuran diameter pipa dengan menggunakan
jangka sorong.
5. Setelah dilakukan pemotongan pastikan lagi ukuran pipa dan buatlah laporan
dari hasil pekerjaan.
6. Bila diperlukan lakukan pekerjaan pembengkokan dan penyambungan pada
sistem pemipaan yang di rencanakan.

CAKRAWALA

TAHUKAH KAMU?
Teknik Pengelasan Sudah Ditemukan di Mesir

Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan
dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat
membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan
kapal pertama yang diluncurkan dengan dilas. Di mana sebelumnya kapal yang
dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (“rivets”). Pada masa
itu, muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji
“kerfslag” (lekukan yang tertutup lapisan).
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai
menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk membuat
pipa tembaga dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup). Winterton
menyebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM
terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan.
Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa (forge welding), merupakan
usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua potong logam. Contoh
pengelasan tempa kuno yang terkenal adalah pedang Damascus yang dibuat
dengan menempa lapisan-lapisan besi yang berbeda sifatnya.

72 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknik


penggunaan peralatan pipa yang digunakan pada sistem
pemipaan dan prosedur serta peralatan yang digunakan
dalam teknik pekerjaan pipa tersebut kalian dapat
mencari tahu lebih dalam melalui link di bawah ini atau
bisa juga menggunakan QR code yang tersedia di bawah
ini.

https://www.cnzahid.com/2015/09/mengenal-alat-alat-
kerja-pipe-fitter.html

RANGKUMAN

Dalam hal ini peralatan tersebut digolongkan berdasarkan garis besar


pekerjaan pemipaan yaitu pemotongan, pembengkokan, dan penyambungan.
Terdapat berbagai macam peralatan dalam sistem pemipaan yaitu gerinda,
gergaji, mesin bending, mesin las, dan lain-lain.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang teknik


penggunaan peralatan pekerjaan pipa. Untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan peserta didik kerjakan tugas berikut!
1. Lakukan observasi di sekitar sekolahmu tentang sistem pemipaan!
2. Tentukan peralatan apa saja yang digunakan dalam membuat sistem pemipaan
tersebut!
3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan pipa yang telah kamu
tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar!
4. Buatlah presentasi terkait penjelasan kalian dan jangan lupa lampirkan foto
peralatan tersebut!
5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 73


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan jenis-jenis peralatan pekerjaan pipa berdasarkan garis besarnya!
2. Jelaskan prosedur penggunaan mesin gerinda yang benar!
3. Sebutkan 4 peralatan pemotongan pipa!
4. Jelaskan perbedaan teknik penyambungan dengan metode las biasa dengan
metode las HDPE!
5. Sebutkan jenis-jenis flanges beserta fungsinya!

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab ini tentu peserta didik akan lebih paham
tentang teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang sering digunakan
untuk sistem pemipaan. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan
di bawah ini!
1. Apakah Anda sering menmukan macam-macam peralatan sistem pemipaan?
2. Apakah Anda sudah mengetahui prosedur penggunaan alat-alat tersebut?
3. Diskusikan dengan teman Anda perbedaan dari masing-masing jenis alat
potong!

74 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
MACAM-MACAM MATERIAL PLAT IV
BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dalam dunia industri tentu sering kita jumpai berbagai macam benda kerja
yang menjadi bahan utama dalam proses industri tersebut dan salah satunya ialah
plat. Tentu para peserta didik harus mengetahui apa saja benda kerja yang sering
dan akan mereka temui di industri seperti pada pembahasan bab sebelumnya
yang membahas tentang material pipa, teknik pekerjaan pipa, serta teknik
penggunaan peralatan pipa. Dalam bab ini para peserta didik akan dikenalkan
kepada material-material apa saja yang sering digunakan untuk material benda
kerja plat khususnya plat tipis

PETA KONSEP

PENGERTIAN

Macam-macam material plat


tipis

Karakteristik kekurangan dan uji material plat


material plat kelebihan mate- tipis
tipis rial plat tipis

KATA KUNCI

Material, Plat, Plat Tipis, Uji Material, Pekerjaan, Ferro, Nonferro

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 75


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Gambar 4.1 Plat Tipis


(Sumber: https://ironsteelcenter.com/besi-baja-plat-pelat-plate-eser-kapal-hitam-putih-coil-sphc-spcc-ss400-a36-stain-
less-stenliss-stainlis-stainles-stenlis-sus304-ss201-aisi310-316-alumunium-almunium-tembaga/harga-plat-besi-agen-
distributor-supplier-pabrik-jual-plat-hitam)

Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari berbagai macam jenis material
yang sering digunakan untuk pembuatan pipa. Kita juga sudah mempelajari berbagai
teknik pekerjaan pipa untuk membuat suatu sistem pemipaan, selanjutnya kita juga
telah mempelajari tentang teknik penggunaan peralatan pipa membedakan peralatan
pipa berdasarkan kegunaannya serta masing-masing karakteristiknya. Pada bab ini
akan dijelaskan tentang material-material yang sering digunakan untuk pembuatan
plat tipis yang sering digunakan dalam dunia industri. Pasti akan sering kita temui
berbagai jenis material yang digunakan untuk proses pekerjaan di industri dan
tentunya akan sering menemui benda kerja berupa plat yang terdiri dari berbagai
macam jenisnya.
Dalam dunia industri pasti akan sering dijumpai plat-plat yang terdiri dari
berbagai ukuran, jenis, dan bahan bergantung kepada fungsi dan pemakaiannya.
Plat tipis adalah salah satu material yang akan sering dijumpai pada dunia industri
dan juga pada bahan baku pembuatan kapal. Penggunaan plat tipis tentu harus
mempertimbangkan jenis material apa yang terkandung dalam plat tersebut karena
tentu akan berbeda teknik pekerjaannya dan teknik penggunaan peralatan yang harus
menyesuaikan dengan karakteritik dan kandungan material tersebut.
Pekerjaan pengolahan plat tipis tentu harus berdasarkan pengetahuan
kita terhadap karakteristik material plat tersebut. Material tersebut juga memiliki
karakteristik berupa kelebihan dan kekurangan tergantung kondisi apa yang
dibutuhkan untuk pekerjaan yang direncanakan. Material tersebut perlu dilakukan
pengujian untuk mengetahui lebih detail karakteristik dan kelebihan dan kekurangan
dari material-material tersebut agar kita dapat mengetahui lebih detail mengenai
material-material yang sering digunakan untuk membuat sebuah benda kerja
plat tipis yang sering digunakan dalam industri ataupun di dalam pembuatan atau
pembangunan sebuah kapal.

76 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Sebelum melakukan pekerjaan pada benda kerja tentu kita terlebih dahulu
harus mengetahui jenis-jenis material yang akan kita gunakan, hal ini tentu akan
sangat berpengaruh terhadap proses pekerjaan selanjutnya. Dalam pembuatan
plat tipis tentu digunakan berbagai macam material-material campuran yang
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan material tersebut harus kita
ketahui sifat dan asal usul material tersebut serta perbedaannya dengan material
lainnya. Setelah mengetahui berbagai macam material-material yang digunakan
dalam pembuatan atau pencampuran pada plat tipis diharapkan juga dapat
mengetahui tentang karakteristik dari material-material sebagai bahan campuran
dan pembuatan plat tipis tersebut sehingga dapat dengan mudah menentukan
jenis atau teknik pekerjaan apa saja yang sesuai dengan karakteristik dari material
tersebut. Setelah mengetahui masing-masing karakteristik dari material tersebut
maka diharapkan para peserta didik dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan
dari material-material tersebut dan cara mengatasi masing-masing kekurangan
dari material tersebut sehingga dapat tetap digunakan dan tidak mempengaruhi
fungsi dan kegunaan dari material tersebut.
Dari kelebihan dan kekurangan dari material tersebut juga dapat ditentukan
teknik pekerjaan apa saja dan ditempatkan dimana saja material-material
pembuatan plat tersebut. Setelah peserta didik mengetahui masing-masing
karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari material-material tersebut maka
perlu untuk dilakukan pengujian terhadap plat tipis berdasarkan dari karakteristik
material-material penyusunnya. Metode pengujian yang dipakai tentu beragam
tergantung kebutuhan atas pekerjaan yang dilakukan. Pengujian material-material
tersebut akan menggunakan metode uji mekanikal seperti uji bending, uji pukul,
uji tekuk, dan lain-lain.

B. Macam-Macam Material Plat Tipis

Gambar 4.2 Macam-macam material


(Sumber: https://www.etsworlds.id/2017/10/klasifikasi-dan-jenis-material-teknik.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 77


77
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Material merupakan suatu zat atau bahan penyusun dari suatu benda yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu. Material selalu menjadi tolak ukur dari
kemajuan sejarah dan peradaban manusia, di mana kita mengenal adanya zaman
batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Saat ini, material menjadi hal yang sangat
penting dalam berbagai bidang misalnya dalam perkembanagn ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pada umumnya, kemampuan sebuah mesin atau suatu struktur akan
dipengaruhi oleh sifat asal material penyusunnya.
Material teknik adalah material atau zat dasar penyusun suatu benda
yang digunakan dalam bidang teknik, seperti industri manufaktur, perancangan,
simulasi, dan rekayasa. Dengan mengetahui hubungan antara struktur, sifat,
pemrosesan, dan kinerja material kemudian mengeksploitasi hubungan tersebut
sehingga diperoleh suatu produk yang memiliki sifat dan karakteristik yang sesuai
kebutuhan. Oleh karena itu, perlunya mengetahui dan memilih material yang tepat
dan mampu diaplikasikan pada suatu produk.
Struktur dari sebuah material umumnya berhubungan dengan susunan dari
komponen-komponen dalam suatu material. Struktur material dalam skala atom
terdiri atas atom, elektron, dan molekul yang disebut dengan struktur nano (nano
structure). Dalam skala yang lebih besar, struktur material terdiri atas gabungan
kelompok-kelompok atom yang disebut dengan struktur mikroskpik (microscopic
structure). Gabungan dari struktur mikroskopik dalam skala yang lebih besar dan
dapat diamati tanpa alat bantu, struktur ini disebut sebagai struktur makroskopik
(macroscopic structures).
Secara konvensional, material dapat dibedakan menjadi tiga jenis material
yaitu, logam, polimer, dan keramik. Pengelompokan dan pengklasifikasian ini
didasarkan pada susunan atom dan sifat kimiawi. Selain ketiga jenis material
tersebut, terdapat juga jenis material seperti komposit, semikonduktor, dan
biomaterial.
1. Logam

Gambar 4.3 Logam


(Sumber: https://www.passionjewelry.co.id/news-detail/mengenal-berbagai-jenis-logam-untuk-campuran-emas)

78
78 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Material logam tersusun dari atom-atom logam yang merupakan unsur


terbanyak dalam tabel periodik. Atom-atom logam saling berikatan dalam
bentuk ikatan logam, di mana elektron valensinya bebas bergerak sehingga
material ini memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup
baik, serta tidak tembus cahaya. Logam memiliki kekuatan yang cukup tinggi,
namun cukup ulet (dapat dideformasi/ diubah bentuk). Contoh material logam
adalah: besi, baja, aluminium, tembaga, emas, perak, dan lain lain.
2. Polimer

Gambar 4.4 Polimer


(Sumber: https://www.pakarkimia.com/polimer/)

Material yang termasuk kedalam klasifikasi polimer yaitu karet dan


plastik. Umumnya, polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar
berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur tersebut tersusun dalam
bentuk rantai sehingga memiliki ukuran molekul yang besar. Atom-atom dalam
suatu rantai polimer saling berikatan secara kovalen, sementara ikatan antar
rantai adalah ikatan van der waals. polimer umumnya ringan (memiliki massa
jenis yang rendah) dan sangat fleksibel dan mudah dibentuk.
Sementara itu, polimer adalah senyawa kimia dengan molekul yang
saling berikatan dalam rantai berulang yang panjang. Kata polimer berasal
dari “poli” yang berarti banyak dan “mer” yang berarti bagian, sehingga
dapat diartikan sebagai suatu bagian kecil yang banyak atau berulang. Karena
strukturnya yang demikian, polimer memiliki berbagai sifat unik yang dapat
dimodifikasi dan disesuaikan untuk berbagai penggunaan.
Polimer alam seperti contohnya karet telah banyak digunakan oleh
manusia selama ribuan tahun. Karet sebagai polimer alam memiliki sifat yang

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 79


79
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

elastisitasnya sangat tinggi yang dihasilkan dari rantai polimer yang terbentuk
oleh alam. Sifat kelenturan atau elastisitas ini didapatkan dari struktur kimia
karet itu sendiri yang memungkinkan material ini untuk bersifat elastis.
Saat ini polimer telah memiliki aplikasi yang sangat luas dalam bidang
kehidupan. Mulai dari sebagai plastik kemasan produk, sebagai bahan pelapis
rompi anti peluru, bahkan hingga sebagai material pelapis yang tahan suhu
tinggi. Hal itu didapatkan melalui modifikasi struktur polimer secara kimia
sehingga diperoleh material polimer yang memiliki sifat yang lebih baik dan
sesuai kebutuhan. Telah banyak penelitian yang mengembangkan polimer dan
sifatnya.
3. Keramik

Gambar 4.5 Keramik


(Sumber: https://shop.outletz.id/tb-parahyangan/quickbuy/a4b34i9w3)

Keramik merupakan senyawa antar unsur logam dan nonlogam yang


memiliki ikatan kovalen atau ionik. Umumnya, senyawa material keramik
berada dalam bentuk senyawa oksida, nitrida, dan karbida. Beberapa material
yang termasuk kedalam klasifikasi keramik yaitu gelas/kaca, semen, dan
keramik yang terbuat dari lempung. Material keramik umumnya isolator panas
dan listrik, tahan terhadap suhu tinggi, keras namun getas.

80
80 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Komposit

Gambar 4.6 Material Komposit


(Sumber: https://id.quora.com/Apa-itu-material-komposit)

Material komposit merupakan gabungan lebih dari satu macam material.


Contoh yang paling umum adalah fiberglass, yang terdiri dari serat gelas
(keramik) sebagai penguat yang dipadukan dnegan material polimer. Komposit
didesain untuk memproleh efek sinergis dari sifat-sifat material penyusunnya.
Pada fiberglass, misalnya material didesain agar memiliki kekuatan yang cukup
tinggi (kontribusi dari material gelas), tetapi dimiliki fleksibilitas yang cukup
baik (kontribusi dari material polimer).
5. Semikonduktor

Gambar 4.7 Semikonduktor


(Sumber: https://rangkaianelektronika.info/mengenal-semikonduktor/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 81


81
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Semikonduktor memiliki sifat penghantar listrik di antara konduktor


dan isolator. Selain itu, sifat penghantar listriknya sangat sensitif terhadap
kehadiran atom pengotor, walau hadir dalam jumlah kecil sekalipun. Kehadiran
atom pengotor ini harus dikontrol dalam daerah yang sangat kecil. Material
semikonduktor memberikan terobosan yang besar pada rangkaian terintegrasi
(integrated circuit/IC), yang menghadirkan perubahan revolusioner pada
berbagai perangkat elektronik dan komputer. Sebagai contoh, saat ini ukuran
dan dimensi telepon seluler semakin ramping dengan kapabilitas yang semakin
canggih.
6. Biomaterial

Gambar 4.8 Biomaterial


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Biomaterial)

Biomaterial mencakup material yang dicangkokan atau ditanamkan


(implant) ke dalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi sebagai pengganti
anggota yang rusak atau tidak berfungsi. Material ini tidak boleh mengandung
zat berbahaya dan beracun ketika bereaksi dengan tubuh manusia dan harus
kopatibel dengan jaringan sel. Dengan kata lain, reaksi biologis yang buruk
tidak boleh terjadi pada penggunaan biomaterial. Baja tahan karat yang dilapisi
dengan titanium merupkan salah satu contoh biomaterial yag dimanfaatkan
sebagai bahan pengganti tulang buatan.
Baja modern industrial diperkenalkan oleh Henry Bessemer pada 1856,
dan menjadikan baja murah sebagai bahan konstruksi atau lainnya. Pada saat
ini ada beragam jenis baja, namun ada lima jenis baja yang perlu Anda ketahui,
lengkap dengan kegunaannya. Perlu diketahui bahwa plat tipis biasanya
sering kita jumpai terbuat dari baja dan berbagai bahan campuran lainnya.

82
82 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a) Stainless steel

Gambar 4.9 Stainless Steel


(Sumber: https://www.amazon.co.uk/Chefs-Star-Professional-Impact-bonded-Technology/dp/B015HOEQOY)

Mungkin jenis baja yang paling Anda kenal. Contoh paling sederhana
adalah sendok logam kemilau yang Anda gunakan setiap hari. Untuk
menjadi baja stainless (tahan karat), krom ditambahkan pada leburan besi
baja. Sifat baja stainless selain tahan karat (walau tidak tahan noda) adalah
tahan gores, tahan asam atau berbagai unsur lainnya. S   tainless steel antara
lain digunakan untuk  home appliances, peralatan bedah, dan peralatan
masak.
b) Baja karbon tinggi (High-carbon steel)

Gambar 4.10 High Carboon Steel


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/high-carbon-steel-18860836433.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 83


83
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Jenis ini juga umum digunakan dalam industri. Disebut baja karbon tinggi
karena kandungan karbonnya antara   0,56% -1,7% dari total baja jadi.
Baja jenis ini sangat kuat, maka baja ini sering digunakan sebagai material
berbagai perkakas kerja. Baja ini juga digunakan untuk kabel atau kawat
baja, sebagai pahat, gunting, kapak, mata gergaji, hingga pegas.
c) Baja karbon rendah

Gambar 4.11 Baja Karbon Rendah


(Sumber: https://logamceper.com/klasifikasi-baja-karbon-carbon-steel/)

Seperti namanya, baja karbon rendah (low-carbon steel) memiliki


kandungan karbon rendah. Kandungannya hanya 0,025% – 0,25%. Baja ini
juga seringkali disebut mild steel. Sifatnya gampang dibentuk, mudah dilas,
dan juga sangat kuat. Baja ini umumnya dibuat pelat baja, bodi kendaraan,
struktur bangunan, rel, hingga sekrup.
d) High speed steel

Gambar 4.12 High Speed Steel


(Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/m35-high-speed-steel-bar-10021536533.html)

84
84 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

High-speed Steel  (populer sebagai HSS) adalah varian baja yang


paling kuat. Disebut  high-speed  karena pada mulanya baja ini digunakan
untuk perkakas atau alat manufaktur kecepatan tinggi. Bahannya berupa
campuran baja dengan tungsten, kobalt, molibdenum, atau juga krom.
Tingkat kekakuan dan kekerasan baja tergantung pada logam apa yang
digunakan sebagai campuran dan seberapa besar persentasenya. Baja
ini begitu keras, sehingga bisa memotong logam lain dan umum dipakai
sebagai gergaji, bor, atau berbagai tools kecepatan tinggi lainnya.
e) Aluminium steel

Gambar 4.13 Aluminium Steel


(Sumber: https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=1446)

Aluminum steel  merupakan logam paduan antara baja dan


aluminium. Keduanya tidak dilebur, namun lembaran baja dicelup kedua
sisinya dengan  alloy  aluminium-silikon. Hasilnya adalah logam yang
mulus teksturnya, sangat awet, dan bisa menjadi penghantar panas yang
bagus. Baja ini umum digunakan pada pemanas air, oven, perapian, dan
pemanggang makanan.

C. Karakteristik Material Plat Tipis


Apakah karakteristik baja sebagai bahan struktur? Baja sering kali dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu struktur  bangunan.  Baja dikenal
sebagai material yang kuat, memiliki keuletan, dan kekerasan yang baik. Selain itu,
baja juga mempunyai mutu yang seragam serta proses instalasinya lebih mudah.
Sebagai bahan struktur, baja memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
material-material lainnya. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari segi fisik maupun
mekanis. Berdasarkan fisiknya, baja mempunyai beberapa karakteristik yang
meliputi berat, berat jenis, daya hantar panas, dan konduktivitas listrik. Sedangkan
karakteristik baja menurut dari segi mekanis antara lain sebagai berikut.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 85


85
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

1. Kekuatan (power)
Karakteristik utama yang dimiliki oleh baja adalah kekuatannya. Baja
mempunyai kuat tarik yang sangat baik. Hal ini membuat baja yang diberikan
beban akan cenderung mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perubahan
tersebut menyebabkan timbulnya regangan (strain) dengan besar sesuai
deformasi per satuan panjang. Sedangkan regangan menimbulkan terjadinya
tegangan (stress) di dalam baja. Baja juga mempunyai karakteristik berupa
regangan elastis yang terjadi apabila beban yang menyebabkan regangan
dilepaskan ketika baja belum mengalami perubahan bentuk, baja akan kembali
ke bentuknya semula. Perbandingan antara tegangan dan regangan dalam
keadaan elastis disebut modulus elastisitas (modulus young). Ada tiga macam
tegangan pada baja yaitu tegangan elastis, tegangan leleh, dan tegangan
plastis.
2. Keuletan (ductility)
Keuletan adalah kemampuan baja untuk melakukan deformasi sebelum
terputus. Faktor yang mempengaruhinya yaitu regangan (strain) yang bersifat
permanen sebelum baja terputus. Adapun besar keuletan ini berhubungan
dengan sifat yang bisa pekerjaan yang bisa dilakukan terhadap baja. Untuk
mengetahui besar keuletan baja, Anda bisa melakukan serangkaian uji coba,
terutama uji tarik.
3. Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap besarnya gaya yang bisa
menembus permukaannya. Kekerasan ini memegang pengaruh yang sangat
besar terhadap kekuatan yang dimiliki oleh baja. Uji coba terhadap kekuatan
bisa dilaksanakan menggunakan metode rockwell, brinell, ultrasonic, dan lain-
lain.
4. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang mampu
diterima oleh baja hingga terputus. Semakin kecil ketangguhan yang dimiliki
oleh suatu baja, maka karakteristik baja tersebut akan semakin rapuh. Baja
yang tangguh akan mendukung keselamatan penggunanya. Ketangguhan baja
bisa diketahui melalui uji coba dengan memberikan pukulan (impact) secara
tiba-tiba.

D. Kelebihan dan Kekurangan Material Plat Tipis


1. Lebih Ringan
Karena ukurannya yang tipis maka material plat tipis cenderung ringan dan
mudah dalam mobilisasinya.
2. Kuat dan Tahan Lama
Materialnya tidak akan berkarat dan tahan menghadapi cuaca ekstrem,
sehingga bisa melindungi rumahmu dengan maksimal. Kualitas bahannya
sudah disempurnakan hingga tahan lebih lama dibandingkan dengan atap
kayu yang mudah keropos dan atap baja konvensional yang mudah mengarat.
Walaupun terlihat ringan dan lebih tipis dari baja biasa, materialnya tidak
mudah memuai dan menyusut.

86
86 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

3. Mudah dibentuk dan disambung


Material plat tipis cenderung mudah dibentuk dan mudah dalam proses
penyambungan tidak memerlukan usaha yang besar untuk menyambung dan
membentuk plat tipis tersebut.
4. Tegangan tarik yang tinggi
Material plat tipis cenderung memiliki tegangan tarik yang tinggi dibanding
plat konvensional, tegangan tariknya bisa mencapai 550 Mpa.
5. Dapat didaur ulang
Material plat tipis memiliki kemampuan untuk didaur ulang, karena material
sisa plat tipis dalam prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
proses peleburan sehingga dapat diolah menjadi benda lainnya yang memiliki
nilai guna.
6. Harga cenderung tidak murah
Harga material plat tipis cenderung tidak murah berbeda dengan material plat
konvesional pada umumnya. Karena permintaan plat tipis biasanya merupakan
pesanan khusus dan tidak diproduksi secara masal.
7. Mudah terbawa angin/tertiup angin
Material plat tipis memiliki kekurangan dari segi berat yang ringan sehingga
dapat dengan mudah tertiup oleh angin apabila pemasangan dilakukan tidak
benar.
8. Tampilan pada sambungan sering acak-acakan
Tampilan yang kurang baik dilihat secara estetika karena apabila proses
sambungan tidak dilakukan dengan benar maka akan terlihat jelek dan kurang
cantik dipandang.
9. Rentan rusak
Apabila material plat tipis tidak dilakukan dengan baik dan teliti maka material
tersebut rentan rusak, karena strukturnya yang tipis maka setiap proses
pekerjaan harus dilakukan dengan benar dan baik sesuai prosedur yang ada.

E. Uji Material Plat Tipis


1. Pengujian Tarik (Tensile Test)
Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik
suatu bahan sampai putus. Pada tensile test suatu material akan mengalami
kerusakan, karena tensile test adalah pengujian kekuatan material dengan
menarik suatu material sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya
akan rusak.
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan
karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses
pembebanan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik yang bertambah
secara kontinyu. Bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap
perpanjangan yang dialami benda uji.
Uji tarik mungkin dapat dikatakan pengujian yang paling mendasar.
Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan telah mengalami standarisasi
di seluruh dunia, baik dari metode pengujian, bentuk spesimen yang diuji,
dan metode perhitungan dari hasil pengujian tersebut. Dengan menarik suatu

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 87


87
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

material secara perlahan-lahan, kita akan mengetahui reaksi dari material


tersebut terhadap pembebanan yang diberikan dan seberapa panjang material
tersebut bertahan sampai akhirnya putus.

Gambar 4.14 Uji Tarik Material


(Sumber: https://testingindonesia.com/universal-testing-machine-sebagai-mesin-uji-tarik-62)

2. Pengujian Tekan (Comprtessed Test)


Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan
tarik. Suatu material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak.
Prosesnya material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas. Baru-
baru ini telah ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai landasan
dari silica yang memberi pengaruh baik.

Gambar 4.15 Uji Tekan Material


(Sumber: https://asiacon.co.id/blog/cara-uji-kuat-tekan-paving-block)

88
88 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

3. Pengujian Bengkok (Bending Test)


Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak
lama bagi bahan yang cocok, karena dapat dilakukan terhadap batang uji
berbentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa. Pengujian
ini menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan. Pengujian ini
merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap
specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau
komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu
titik tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.
Uji bengkok ( bending test ) merupakan salah satu bentuk pengujian
untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu, uji bending
digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan
kekenyalan hasil sambungan las di weld metal. Dalam pemberian beban ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu kekuatan tarik (tensile test)
komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan mn dan c, tegangan
luluh (yield).

Gambar 4.16 Uji Bengkok Material


(Sumber: https://alatuji.com/article/detail/869/pengujian-sifat-lentur-bahan-pada-pelat-baja-869)

4. Pengujian Puntir (Torsion Test)


Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material
tersebut akan mengalami patahan. Umumnya, ini terjadi pada material yang
getas, sedangkan pada material yang ulet patahan terjadi pada sudut tegak
lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan
deformasi yang besar.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 89


89
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.17 Uji Puntir Material


(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/njs-100-manual-torsion-testing-machine-torsion-tes-
ter-628768263.html)

5. Uji Impact (Uji Pukul)


Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material. Sebagai
sebuah metode, uji impact digunakan dalam dunia industri khususnya uji
impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan
energi potensial  dari beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi.

Sistem Pengujian Pukul Takik


Uji Charphy
Benda uji diletakkan secara mendatar dan ditahan pada sisi kiri & kanan.
Kemudian benda dipukul pada bagian belakang takikan, letaknya persis di
tengah.Takikan membelakangi pululan.
Uji Izod
Benda uji dijepit pada satu ujungnya pada posisi tegak. Lalu benda uji ini
dipukul dari sisi depan pada sisi ujung yang lain.

90
90 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Macam-Macam Patahan:
Patahan getas
Patahan yang tejadi pada bahan yang getas.
Contoh: besi tuang.
Patahan liat
Patahan yang terjadi pada bahan yang lunak.
Contoh: baja lunak, tembaga dan sebagainya.
Patahan campuran
Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat, namun ulet.

Gambar 4.18 Uji Impact Material


(Sumber: https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/591/tujuan-pengujian-impact-test-uji-dampak)

6. Pengujian Kekerasa
Secara umum semua sifat mekanik dapat terwakili oleh sifat kekerasan
bahan. Orang berasumsi bahwa yang keras itu pasti kuat, sehingga “jika
dibutuhkan bahan yang kuat, maka pilih bahan yang keras”. Ini merupakan
pernyataan yang keliru. Ada suatu bahan yang memiliki kesebandingan
antara kekerasan dengan kekuatan itu benar tetapi ada juga sifat yang justru
perbandingannya terbalik bahwa bahan yang keras akan rapuh. Oleh karena
itu, diperlukan definisi yang spesifik antara kekerasan dengan kekuatan
kendati masing-masing memilki korelasi. Pengujian kekerasan ini bertujuan
untuk memperoleh harga kekerasan suatu logam, untuk mengetahui
perubahan suatu sifat dan perubahan suatu kekerasan dari logam  setelah
di heat treatment, mengetahui kekerasan baja terhadap kecepatan pendinginan,
dan mengetahui perbedaan kekerasan yang disebabkan oleh media pendingin.
Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka ketiga metode tersebut
pengujian kekerasan yang dibakukan pemakaiannya adalah:
a. Pengujian kekerasan dengan penekanan (indentation test)
Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terhadap bahan
logam di mana dalam menentukan kekerasaannya dilakukan dengan cara

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 91


91
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada benda uji sebagai


reaksi dari pembebanan tekan.
b. Pengujian kekerasan dengan goresan (sratch test)
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam
menentukan kekerasannya dilakukan dengan mencari perban-dingan dari
bahan yang menjadi standar.
c. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik (dynamic test)
Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari
bola baja atau intan (hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.

Pengujian yang paling banyak dipakai adalah penekanan-penekanan tertentu


pada benda kerja dengan bahan tertentu dengan mengukur ukuran penekanan
yang berbentuk di atasnya:
a. Metode Rockwell
b. Metode Brinel
c. Metode Vickers

a. Uji Kekerasan Rockwell
Pengujian  Rockwell  merupakan suatu uji untuk mengetahui tingkat
kekerasan. Tingkat kekerasan yang di uji adalah tingkat kekerasan logam
baik logam  ferrous  maupun logam  non ferrous  dengan menggunakan
alat Rockwell Hardness Tester.
Indentor = Intan / Bola Baja
b. Metode Pengujian Brinel
Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan memberikan penekanan
kepermukaan suatu speciment uji. Penekanan ini dilakukan dengan
menggunakan suatu penekan (indentor) berbentuk bola.
Indentor = Bola Baja
c. Metode Pengujian Vickers
Kekerasan ini diukur dengan mempergunakan alat penguji vickers. Dalam
pengujian ini dipakai piramid dimana dengan sudut bidang duanya
136o  sebagai penekan. Hasil pengujian tidak bergantung pada besarnya
beban / gaya tekan. Alat ini dapat mengukur kekerasan bahan mulai dari
sangat lunak (5 VHN) sampai yang sangat keras (1500 VHN), tanpa perlu
mengganti daya tekan dapat dipilih antara 1 – 120 kg tergantung kekerasan
atau ketebalan bahan yang diuji.
Indentor = Intan
Kekerasan vickers pada prinsipnya sama dengan kekerasan brinell, yaitu
beban dibagi luas tapak penekanan.

92
92 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

TAHU KAH KAMU ???


SEJARAH MULAINYA DILAKUKAN PENGUJIAN MEKANIK PADA BENDA KERJA

Gambar 4.19 Kapal Titanic Patah


(Sumber: https://www.merdeka.com/dunia/temuan-bukti-baru-titanic-bukan-tenggelam-karena-tabrak-gunung-
es.html)

Sejarah pengujian impak terjadi pada masa Perang Dunia ke 2, karena ketika
itu banyak terjadi fenomena patah getas yang terjadi pada daerah lasan kapal-
kapal perang dan tanker-tanker. Di antara fenomena patahan tersebut ada yang
patah sebagian dan ada yang benar-benar patah terbelah menjadi 2 bagian.
Fenomena patahan ini terjadi terutama pada saat musim dingin ketika di laut
bebas ataupun ketika kapal sedang berabuh. Dan contoh yang sangat terkenal
tentang fenomena patahan getas adalah tragedi Kapal TITANIC yang melintasi
samudera Atlantik. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi
potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih dalam tentang material plat


tipis yang sering digunakan pada dunia industri serta
karakteristik untuk melakukan penyambungan dari
material tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam
melalui link di bawah ini atau bisa juga menggunakan QR
code yang tersedia di bawah ini.
h t t p s : / / w w w . k o m p a s i a n a . c o m /
ahmadsapuan/55dd939c2f9373d30e1f83c5/cara-
mengelas-plat-tipis-usaha-bengkel-las

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 93


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

RANGKUMAN

Material plat tipis terdiri dari berbagai macam dan jenis secara umum.
Plat tipis biasanya terbuat dari material baja murni, baja karbon, aluminium,
tembaga, krom, dan lain lain. Masing-masing material tersebut memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda-beda sehingga penggunaannya pun dapat
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing material plat tipis. Masing-
masing material plat tipis juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Lalu dalam hal spesifikasi yang dibutuhkan sebelum memilih material plat tipis
untuk suatu pekerjaan industri maka kadang dibutuhkan suatu metode uji untuk
mengetahui kekuatan, kelenturan, ketangguhan, dan keuletan material plat tipis
dengan berbagai metode uji yang ada.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi material plat tipis maka
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas
berikut!
1. Lakukan survei di sekitar sekolah jenis material plat tipis apa saja yang Anda
temukan!
2. Dokumentasikan plat tipis berdasarkan material yang Anda temukan!
3. Buat presentasi dalam bentuk power point!
4. Kerjakan tugas anda secara mandiri!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan berbagai macam material plat tipis!
2. Jelaskan karakteristik dari material plat tipis!
3. Masing-masing material plat tipis memiliki kelebihan dan kekurangan.
Jelaskan masing-masing dari material plat tipis tersebut!
4. Jelaskan jenis-jenis pengujian pada plat tipis!
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode pengujian plat
tipis!

94 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab empat ini tentu peserta didik akan lebih
paham tentang material plat tipis yang sering digunakan. Sebagai bahan refleksi
diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah kalian sering menjumpai material plat tipis tersebut?
2. Di dalam bab ini apakah Anda tau perbedaan dari bab material pipa?
3. Masing-masing material plat tipis memiliki kelebihan dan kekurangan.
Diskusikan masing-masing dari material plat tipis tersebut bersama teman-
teman Anda!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 95


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
JENIS PEKERJAAN PLAT
V
BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik telah mengetahui berbagai macam jenis material-material plat


tipis dan berbagai karakteristik dari material-material yang menjadi dasar dari
proses pembuatan plat tipis yang sering dijumpai dan digunakan untuk industri
ataupun dalam pembangunan kapal. Tentu setelah itu perlu halnya peserta didik
mengetahui berbagai cara pekerjaan yang tepat dalam memproses plat tipis
tersebut sehingga menghasilkan produk atau benda kerja yang dapat digunakan
dan berfungsi dengan semestinya. Dalam proses pekerjaan tersebut peserta
didik diharapkan dapat memahami dan mengerti jenis-jenis pekerjaan apa saja
yang ada atau umum digunakan di dalam dunia industri atau dalam proses
pembangunan kapal.

PETA KONSEP

PENGERTIAN

MACAM-MACAM PEKER-
JAAN PLAT TIPIS

Karakteristik
kelebihan dan Aplikasi Pekerjaan
Pekerjaan Plat
kekurangan di Industri
Tipis

KATA KUNCI

Plat, Plat Tipis, Pekerjaan, Pekerjaan Plat Tipis, Karakteristik, Industri, Kapal

96 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Dalam bab
sebelumnya peserta
didik telah mempelajari
berbagai jenis material
yang biasa digunakan
dalam pembuatan plat
tipis serta berbagai
macam karakteristik
dari material-material
tersebut dan berbagai
kekurangan dan kelebihan
dari masing-masing
Gambar 5.1 Pekerjaan Plat Tipis
material pembuatan plat
(Sumber: http://tehniq.com/blog/cara-mengelas-plat-tipis/) tipis tersebut. Peserta
didik telah benar-benar memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan
plat tipis sehingga para peserta didik tidak mengalami kesulitan atau kebingungan
pada saat di industri dan proses pekerjaan lainnya yang memiliki hubungan dengan
penggunaan plat tipis. Ketika peserta didik telah mengetahui dan memahami dari
sisi plat tipis tersebut maka proses selanjutnya ialah peserta didik dituntut mampu
memahami dan mengerti jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan material
plat tipis. Memahami serta mengerti jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
material plat tipis menjadi sebuah kewajiban bagi peserta didik agar mereka para
peserta didik dapat menentukan jenis pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan.
Dalam proses pekerjaan di industri manufaktur dan proses pembuatan kapal
tentu tidak asing lagi dengan bahan dasar plat baja ataupun plat tipis yang akan sering
ditemukan oleh para peserta didik ketika PKL ataupun ketika telah bekerja nanti. Selain
mengenal material pembuat plat tipis tersebut, peserta didik juga dituntut harus
mampu menentukan jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dengan proses pekerjaan
yang dibutuhkan. Dengan demikian, hasil dan proses pekerjaan akan menjadi lebih
efisien dan efektif. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam proses produksi itu sendiri
dan akan menghemat biaya produksi, serta tenaga yang dibutuhkan akan semakin
sedikit. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk mengetahui karakteritik dari
masing-masing pekerjaan yang sering digunakan dalam mengerjakan plat tipis. Hal
ini karena masing-masing jenis pekerjaan tersebut tentu memiliki prosedur yang
berbeda-beda, perlakuan yang berbeda-beda, jenis peralatan yang berbeda, serta
proses dan jenis material yang menyesuaikan dengan pekerjaan plat tipis yang dipilih.
Peserta didik juga dituntut untuk lebih dalam mengetahui tentang masing-
masing kelebihan serta kekurangan dari jenis-jenis pekerjaan plat tipis tersebut
agar dapat menentukan pekerjaan yang paling baik untuk dimasukan ke dalam
proses produksi di industri ataupun dalam proses pembuatan kapal. Para peserta
didik juga harus mengetahui pengaplikasian masing-masing dari jenis pekerjaan
plat tipis tersebut yang sesuai sehingga akan memudahkan dalam merancang atau
merencanakan apabila mereka melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan plat
tipis.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 97


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan
menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan
keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya. Yang meliputi macam-
macam pengerjaan, di antaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi,
meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain. Peralatan yang
digunakan untuk mewujudkan bentuk-bentuk tertentu dalam kerja pelat dapat
dikelompokkan sebagai berikut.

Gambar 5.2 Mistar Ukur Gulung


(Sumber:https://www.builder.id/jenis-jenis-alat-ukur-untuk-pekerjaan-kayu/mistar-gulung/)

Alat untuk melukis atau menggambar bukaan terdiri dari:


1. Mistar ukur, panjang 30 -50 sampai 100 cm
2. Mistar ukur gulung
3. Bermacam-macam siku seperti siku biasa, siku lipat, dan siku papak
4. Penggores, penggores tepi, balok gores dan penitik pusat
5. Bermacam-macam jangka seperti jangka tusuk, jangka tongkat, dan jangka
tepi

Gambar 5.3 Gunting Plat


(Sumber: https://id.aliexpress.com/item/1000002363062.html)

98
98 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Alat-alat untuk memotong


1. Bermacam-macam gunting tangan dengan macam-macam bentuk bibir
potongnya (bibir lurus, bibir lengkung, bibir universal) dan gunting tongkat
2. Gunting tuas atau gunting bangku, untuk menggunting pelat yang agak tebal
(bila tidak kuat dengan gunting tangan)
3. Mesin gunting giletin (guillotine) dengan tenaga orang, dengan tenaga motor,
secara hidrolik atau mekanis.
4. Gergaji: gergaji tangan dan gergaji mesin
5. Pahat, pelat, ragum, dan palu
Yang dimaksud dengan membentuk adalah membuat bentuk-bentuk
seperti silinder, kerucut, dan sebagainya yang disertai pekerjaan menekuk dan
melipat. Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun
dengan mesin.Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan macam-
macam palu dan landas (steak).

Gambar 5.4 Palu Plat Besi


(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/plastic-handle-1800g-all-steel-masonry-ham-
mer-60675368430.html)

Macam-macam palu yang sering kita jumpai adalah palu pena kepala bulat,
palu pena kepala lurus atau silang, palu keling, palu lunak dari bahan kayu, karet,
tembaga, atau timah hitam, juga palu plastik, palu pegang, palu rata, palu bola.

Gambar 5.5 Landas Pelipatan Permukaan Rata


(Sumber: http://membuatperhiasan.blogspot.com/2014/09/peralatan-pelipatan-logam.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 99


99
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Macam-macam landas (steak) yang ada antara lain landas muka rata, landas
pinggir lurus dan lengkung, landas pipa, landas tirus, landas bola dan setengah
bola, landas alur, dan sebagainya.

Gambar 5.6 Mesin lipat Plat Manual


(Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/manual-folding-machine-pbb2020-1-2-pbb2500-1-0plate-bend-
ing-60426977248.html)

Macam-macam alat penekuk dan pelipat selain menggunakan palu dan


landasan untuk menekuk dan melipat digunakan pula mesin lipat universal dan
mesin lipat peti (box and panfolder). Alat-alat untuk penguatan tepi atau badan.
Penguat tepi dapat dilakukan dengan cara memakai lipatan tepi, kawat penguat
atau memakai alur penguat. Alur penguat tidak hanya untuk penguatan tepi
tetapi dapat juga untuk penguatan badan.

B. Macam-macam Pekerjaan Plat Tipis


Kualitas atau ketelitian suatu hasil pekerjaan di antaranya ditentukan
oleh bagaimana cara melakukan pengukuran, menandai, serta melukis pada saat
pembuatan benda kerja. Untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan proses-
proses tersebut, maka perlu dipahami teknik-tekniknya.
1. Mengukur
Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam mengukur pada pelat, yaitu
dengan berpatokan pada ujung mistar atau berpatokan pada garis ukur mistar.
Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai kondisi pengerjaan berda kerja tersebut

100
100 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Berikut ini adalah contoh mengukur pada pelat menggunakan mistar


baja :
a. Patokan ujung

Gambar 5.7 Proses Pengukuran


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

b. Patokan garis ukur

Gambar 5.8 Proses Pengukuran


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

2. Menandai dan Melukis


Penandaan dalam pengerjaan pelat adalah proses sangat penting,
karena proses ini merupakan awal dari suatu pembentukan benda kerja.
Proses menandai biasanya dilakukan bersamaan dengan proses mengukur
dan melukis benda kerja. Tanda pada pelat dapat berupa garis tanda atau titik.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 101


101
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Garis tanda dibuat menggunakan penggores, yakni untuk memberi tanda batas
ukuran, tanda tekukan, coakan, ataupun tanda pengerjaan lainnya. Sementara
titik pada benda kerja dapat dibuat menggunakan penitik garis dan penitik
pusat. Bentuk garis tanda dalam teknologi pengerjaan pelat cukup bervariasi,
yakni tergantung pada alat yang dipergunakan dan karakteristik pekerjaannya.
Beberapa contoh berikut ini dapat dipakai, terutama dalam menerapkan
dasar-dasar melukis dan menandai pada pelat yang selanjutnya dapat dilukis
garis lurus horizontal dan/ atau garis vertikal, miring/ menyudut, tanda untuk
membuat lingkaran, dan lain-lain.

Teknik 1:

Gambar 5.9 Teknik Melukis dan Menandai


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Langkah Kerja 1:

Gambar 5.10 Proses Pekerjaan Menandai dengan Penggores


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

102
102 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Teknik 2:

Gambar 5.11 Proses Pekerjaan Menandai dengan Mistar


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Langkah Kerja 1: Membuat Tanda

Gambar 5.12 Membuat Tanda


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Langkah Kerja 2: Membuat Garis Sejajar

Gambar 5.13 Membuat Garis Sejajar


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 103


103
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menarik garis atau melukis pada
pelat adalah mata atau pandangan harus tegak lurus terhadap garis ukur agar
tidak terjadi kesalahan akibat sudut pandang. Ujung penggores berada tepat
pada garis ukuran. Kemiringan penggores harus sama sepanjang atau selama
penarikan garis.

Gambar 5.14 Teknik Menarik Garis yang Benar


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Gambar 5.15 Teknik Menarik Garis yang Salah


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Jika suatu pekerjaan memerlukan tanda dengan penitik, misalnya titik


pusat untuk kaki jangka tusuk atau titik pusat untuk pengeboran ataupun titik-
titik untuk memperjelas garis, maka dapat dilakukan setelah dilakukan proses
melukis. Untuk membuat titik pusat lingkaran atau untuk bor digunakan
penitik pusat (sudut 90°) dan untuk garis digunakan penitik garis (sudut 60°).
Contohnya seperti gambar berikut.

104
104 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.16 Memberi Titik Pada Garis Pusat


(Sumber:http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Gambar 5.17 Aplikasi Penandaan


(Sumber:http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

3. Pemotongan Plat
Pemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pelat,
pahat, mesin potong, atau dengan menggunakan gergaji untuk pemotongan
pelat yang relatif tebal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 105


105
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Pemotongan dengan gunting


Hasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan
oleh pemahaman tentang jenis, fungsi, dan penguasaan teknik-teknik
menggunakan gunting. Dengan demikian, gunting yang sesuai dan teknik
yang benar akan menghasil potongan yang lebih baik serta waktu yang lebih
singkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunting pelat adalah
sisi potong gunting harus selalu rapat. Jika renggang, rapatkan dengan
alat yang sesuai, garis potong dapat terlihat jelas. Mata atau pandangan
tegak lurus terhadap garis potongan. Benda kerja (pelat) diusahakan tidak
terseger selama proses menggunting.

Gambar 5.18 Menggunting Lurus dan Melengkung


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

b. Pemotongan dengan pahat


Secara umum pahat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
kurang presisi/ kasar atau pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan
alat-alat kerja pelat yang lain. Dengan demikian, kadangkala memerlukan
pengerjaan lanjutan, seperti pengikiran atau grinda. Jenis pahat yang biasa
digunakan adalah pahat rata (flat cold chissel), yakni digunakan untuk
memotong pelat yang relatif tipis, mencoak, dan membuat lubang pada
pelat.

Gambar 5.19 Pahat Rata


(Sumber: https://belajarmesinbubutcnc.blogspot.com/2016/04/macam-macam-alat-pemotong-dan-fungsinya.html)

106
106 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Pemotong dengan mesin pemotong


Mesin potong atau gilotin (shearing machine/ guillotine) merupakan
salah satu mesin potong pelat yang utama dalam pengerjaan pelat. Mesin
ini terutama digunakan untuk memotong lurus dan siku suatu pelat.
Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung
pada tipe, teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut. Secara umum
ada dua jenis gilotin yang biasa dipakai pada bengkel-bengkel pengerjaan
pelat,
1) Gilotin pedal/injak
Gilotin jenis ini mampu memotong sepanjang 1050 mm dengan
ketebalan pelat ± 1,5 mm. Cara memotongnya dapat dilaksanakan
dengan memberi tanda (garis) pada pelat atau dengan menggunakan
mistar pembatasan yang ada di depan maupun dibelakang pisau
potongnya.
2) Gilotin Elektris
Mesin potong ini digunakan secara luas untuk pelat-pelat yang relafif
tebal (antara 2 - 13 mm) yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga
manusia. Tenaga untuk memotong digerakkan oleh motor listrik yang
kemudian dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga
dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.

Gambar 5. 20 Mesin Potong Elektris


(Sumber: https://jv.bambeocnc.com/8mm-hydraulic-plate-guillotine-shearing-machine.html)

4. Penekukan Plat
Penekukan pelat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan palu dan landasan atau dengan menggunakan mesin tekuk
atau mesin pres. Berbagai bentuk tekukan dapat dilakukan dengan palu dan
landasan, demikian juga dengan menggunakan mesin tekuk. Secara umum,

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 107


107
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

bentuk-bentuk tekukan dalam kerja pelat meliputi tekukan searah atau


berlawanan arah, tekukan satu atau dua sisi, dan tekukan lebih dari dua sisi.
Adapun dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah sebagai
berikut

Gambar 5.21 Bentuk Tekukan Plat


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Untuk aplikasi pada pekerjaan armatur/ kabinet (cabinet making),


bentuk-bentuk tekukan seperti di atas dapat berlaku pada tekukan satu sisi,
dua atau lebih; dan hal ini sangat tergantung pada desain pekerjaan. Prinsip
gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada
bentuk awalnya (pelat/ rata) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan bidang.
Berdasarkan dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan gambar-
gambar bentangan sebagai berikut:

108
108 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada dua sisi

Gambar 5.22 Penekukan Dua Sisi Searah


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

Cara penggambaran: perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan


menarik garis proyeksi dari titik a dengan pusat o akan didapat titik a’.
Maka jarak a ke a’ adalah bentangan tekukan (satu tekukan). Dengan cara
yang sama, maka selanjutnya akan dapat dibuat bentangan-bentangan
yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan arah atau tekukan
satu sisi, dua sisi maupun lebih.
b. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada empat sisi

Gambar 5.23 Penekukan Empat Sisi


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 109


109
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Bentangan untuk dua kali tekukan searah pada dua sisi

Gambar 5.24 Penekukan Dua Kali Searah


Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf

Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu


proses penekukan dan untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah berkembang
sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai
dengan yang dioperasikan secara otomatis atau dengan komputer (CNC).

5. Penyambungan Plat
Penyambungan pelat, khususnya penyambungan pada pelat tipis
dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain dengan sambungan keling,
sambungan lipat, atau dengan sambungan las titik. Aplikasi penggunaan
macam-macam sambungan pelat tersebut sangat tergantung pada keperluan
atau tujuan pembuatan, kekuatan konstruksi sambungan, tingkat kerapatan
(kedap), atau fungsi benda kerja yang dibuat.
a. Sambungan Kelling (Rivet)
Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling (sambungan
keling) masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat
dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.
Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau
alat yang beragam pula, namun yang banyak dipakai pada konstruksi pelat
tipis adalah sebagai berikut:
1) Rivet Set
2) Pengeling Pop

110
110 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.25 Pengeling Pop


(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/berrylion-tools-best-sell-aluminum-alloy-pop-rivet-
tool-629720984.html)

b. Sambungan Lipat
1) Sambungan lipa tunggal
Sambungan lipat tunggal dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat
tangan atau mesin lipat atau kombinasi keduanya dan untuk merapatkan
sambungan lipat tunggal yang lurus dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menggunakan perapat (hand groover) atau dengan bar groover.

Gambar 5.26 Sambungan Tunggal


(Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)

2) Sambungan tegak, bilah dan sudut


Untuk membuat sambungan lipat tegak, bilah atau sudut yang lurus
dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat-alat tangan
(palu dan landasan) atau dengan mesin lipat atau kombinasi keduanya
tanpa menggunakan perapat.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 111


111
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Sambungan las titik


1) Mesin las titik portabel

Gambar 5.27 Mesin Las Titik Portabel


(Sumber: https://www.amiklan.com/3409/mesin-las-titik-portablespot-welder-portable)

2) Mesin las titik standar


Mesin las titik standar (pedestal spot welding) mempunyai ukuran
dan kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel, sehingga perlu
diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik standar.
Hal tersebut antara lain diameter penampang elektroda = 4 x tebal
pengelasan, permukaan elektroda harus bersih, dan tidak ada lapisan
yang memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik. Lama pengelasan
harus disesuaikan dengan tebal bahan yang disambung. Sirkulasi air
pendingin harus berjalan selama proses pengelasan.

LEMBAR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM MEMBUAT BENDA KERJA PLAT TIPIS DENGAN METODE


PENEKUKAN

Tujuan:
1. Peserta didik mampu menjelaskan prosedur pekerjaan yang benar pada
metode penekukan plat tipis.
2. Peserta didik dapat menggunakan/mengoperasikan peralatan pembengkok
dan penekukan plat tipis.
3. Peserta didik dapat mengetahui teknik penggunaan peralatan pekerjaan

112
112 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

penekukan plat tipis dengan baik dan benar.


Alat:
1. Mistar
2. Tang Besi
3. Pensil atau pulpen
4. Sarung tangan
5. Kaca mata
6. Buku catatan
Bahan:
1. Plat baja, 2 mm
Petunjuk pekerjaan:
1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum
melaksanakan kegiatan
2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari peralatan pembengkok
dan penekuk plat tipis.
3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan pemakaian peralatan
yang digunakan.
4. Peserta didik melakukan pengukuran plat tipis dengan menggunakan
mistar dan memberikan tanda bagian yang akan di tekuk.
5. Setelah dilakukan penandaan pastikan lagi ukuran bagian yang akan
ditekuk dan buatlah laporan dari hasil pekerjaan.

CAKRAWALA

TAHUKAH KAMU ???


SIAPA PENEMU PENGGARIS
Penggaris atau mistar adalah
sebuah alat pengukur dan alat bantu
gambar untuk menggambar garis lurus.
Terdapat berbagai macam penggaris,
dari mulai yang lurus sampai yang
berbentuk segitiga (biasanya segitiga
siku-siku sama kaki dan segitiga
siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat
terbuat dari plastik, logam, berbentuk
pita dan sebagainya. Terdapat
juga penggaris yang dapat dilipat.
Penggaris pertama kali
Gambar 5.28 Penggaris Lipat
(Sumber: https://blogpenemu.blogspot.com/2016/05/ digunakan oleh masyarakat
siapakah-penemu-penggaris-pertama-kali.html) peradaban lembah Hindus pada
tahun 1500 SM. Alat pengukur ini terbuat dari gading yang ditemukan
selama penggalian. Penggaris pertama telah memperlihatkan akurasi
yang menakjubkan karena terdapat ukuran desimal di dalamnya.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 113


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Para ahli mengatakan bahwa penggaris kuno ditemukan oleh orang-orang dari
Peradaban Lembah Indus sekitar 1500 SM, tetapi beberapa yang lain mengatakan
sudah lebih dahulu ditemukan bukti-buktinya di kawasan Lothal (dari masa 2400
SM). Ada juga literatur lain yang mengatakan bahwa, penggaris diitemukan oleh
seorang berkebangsaan Inggris bernama Napier berupa penggaris geser, dibuat
pertama kali di Inggris tahun 1632.

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui lebih dalam tentang jenis-


jenis pekerjaan plat tipis yang sering digunakan pada
dunia industri serta karakteristik untuk melakukan
penyambungan dari material tersebut kalian dapat
membuka link di bawah ini atau bisa juga menggunakan
QR code yang tersedia di bawah ini.
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.
php/73847/mod_resource/content/9/Materi%20
M5%20KB4%20Pengecoran%20dan%20Fabrikasi%20
Logam.pdf

RANGKUMAN

Secara garis besar pekerjaan plat adalah pekerjaan yang berhubungan


dengan plat tipis yang terdiri dari berbagai jenis pekerjaan plat tipis seperti
pekerjaan pemotongan plat, penandaan atau pelukisan plat, penekukan serta
penyambungan plat. Di dalam masing-masing pekerjaan tersebut terdapat
karakteristik dan bisa dibedakan berdasarkan penggunaan peralatan yang
digunakan seperti halnya pada pekerjaan pemotongan yang bisa menggunakan
gunting khusus plat tipis dan lain-lain.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi jenis-jenis pekerjaan


plat tipis maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik
kerjakan tugas berikut!
1. Lakukan observasi disekitar sekolahmu tentang jenis plat tipis!

114 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

TUGAS MANDIRI

2. Tentukan pekerjaan apa saja yang dapat digunakan untuk mengerjakan plat
tipis tersebut!
3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan plat tipis yang telah kamu
tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar!
4. Buatlah presentasi terkait penjelasan kalian dan jangan lupa lampirkan foto
peralatan tersebut!
5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan berbagai macam-macam pekerjaan plat tipis!
2. Jelaskan peralatan apa saja yang umum digunakan dalam pekerjaan plat
tipis!
3. Jelaskan perbedaan dari masing-masing jenis pekerjaan tersebut secara
spesifik!
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat tersebut!
5. Jelaskan apakah peralatan plat tipis dapat digunakan untuk pekerjaan
pemipaan!

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab ini tentu peserta didik akan lebih paham
tentang jenis-jenis pekerjaan plat tipis yang sering digunakan. Sebagai bahan
refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah peralatan plat tipis sering kalian gunakan atau jumpai di rumah?
2. Apakah ada dari pralatan tersebut yang tidak pernah kalian lihat?
3. Disusikan dengan teman kalian perbedaan dari masing-masing jenis pekerjaan
tersebut secara spesifik!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 115


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL


SEMESTER GASAL

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi silang pada
huruf A, B, C, D, atau E
1. Di bawah ini adalah material dasar dalam pembuatan pelat tipis, kecuali . .
a. Baja
b. Karbon
c. Stainless Steel
d. Kayu
2. Berdasarkan jenis materialnya bahan dasar pembuatan pipa dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu . . .
a. pipa logam dan stainless steel
b. pipa aluminium dan pipa logam
c. pipa galvanise dan pipa nonlogam
d. pipa logam dan pipa nonlogam
3. Salah satu jenis logam yang sering digunakan untuk material pembuatan pipa
adalah logam nonferro. Di bawah ini adalah jenis logam nonferro, yaitu . . .
a. Baja
b. Carbon
c. Tembaga
d. Emas
4. Salah satu material pipa yang terbuat dari polimer termoplastik salah satu bahan
yang menempati urutan ketiga jumlah pemakaiannya terbanyak di dunia adalah
...
a. Pipa Cast Steel
b. Composite
c. Iron
d. PVC
5. Salah satu kelebihan dari penggunaan pipa berbahan dasar composite adalah....
a. Hemat Biaya
b. Tahan Api
c. Mudah Perawatan
d. Tidak Mengalami Korosi
6. Fiberglass merupakan bahan material pembuat pipa yang memiliki kelebihan
yaitu . . .
a. Tidak Korosi
b. Hemat Biaya
c. Tahan Suhu 150 F
d. Mudah Perawatan
7. Material pipa logam salah satunya adalah yang terbuat dari cast steel memiliki
beberapa karakteristik yaitu . . .
a. Hemat Biaya
b. Tahan Getaran
c. Fleksibel dalam Pengaplikasiannya
d. Memiliki Kandungan Karbon Kurang dari 2 %

116 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

8. Material ringan, memiliki ketahanan korosi, memiliki kekuatan yang baik dan
memiliki troughtput yang tinggi merupakan ciri-ciri dari salah satu material pipa,
yaitu . . .
a. PVC
b. Aluminium
c. Cast Steel
d. Composite
9. Dalam proses instalasi sistem pemipaan dibutuhkan teknik-teknik pekerjaan
yang sesuai dengan instalasi pipa tersebut. Berikut adalah salah satu teknik
pekerjaan pemipaan adalah . . .
a. Pemisahan
b. Pemotongan
c. Pencampuran
d. Pemilahan
10. Dalam metode ini, plat atau pipa ditekan pada 2 poin eksternal dan ram
mendorong pada besi pada poros tengah untuk menekuknya. Berdasarkan
penjelasan tersebut metode yang dimaksud adalah . . .
a. Bending Induksi Panas
b. Bending Draw
c. Bending Ram
d. Bending Rotary Draw
11. Digunakan ketika diperlukan lengkungan yang besar pada logam. Metode
pembengkokan yang dimaksud adalah . . .
a. Bending Roll
b. Bending Dram
c. Bending Ram
d. Bending Rotary Draw
12. Merupakan operasi bending yang digunakan untuk menyambung ujung lembaran
logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan dibentuk menggunakan
roll-roll kecil yang disusun secara berurutan. Biasa menghasilkan kaleng, drum,
dan ember. Metode bending yang dimaksud adalah . . .
a. Roll
b. Seaming
c. Flanging
d. Roll Forming
13. Jenis alat potong khusus pipa ini ada beberapa tipe dengan mekanisme yang
berbeda yaitu model gunting dan yang diputar dengan pisau berbentuk cakram.
Alat potong yang dimaksud adalah . . .
a. Gergaji Pipa
b. Las Pipa
c. Pipa Cutter
d. Gerinda Pipa

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 117


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

14. Dalam sistem penyambungan pipa dengan metode pemanasan di antaranya


adalah . . .
a. Socket Fusion
b. Multi Fusion
c. Weld Fusion
d. Joint Fusion
15. PVC, UPVC, CPVC, ABS adalah salah satu material pipa yang cara penyambungannya
lebih cocok menggunakan metode . . .
a. Weld System
b. Butt Fusion
c. Cemented System
d. Mekanikal Joint System
16. Dalam pengaplikasian metode pekerjaan pipa ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, kecuali . . .
a. Faktor Keamanan
b. Kemudahan Maintenance
c. Hemat Biaya
d. Waktu Pekerjaan Singkat
17. Mesin gerinda yang diperuntukan untuk membuat bentuk datar dan permukaan
yang rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah batu gerinda yang
berputar adalah . . .
a. Gerinda Potong
b. Gerinda Duduk
c. Gerinda Permukaan
d. Gerinda Tangan
18. Salah satu jenis mesin gerinda silinder yang umum digunakan, kecuali . . .
a. mesin gerinda silindris luar
b. mesin gerinda silindris dalam
c. mesin gerinda silindris luar tanpa senter
d. mesin gerinda silindris luar dengan senter
19. Berikut adalah fungsi mesin gerinda, kecuali . . .
a. Sebagai Proses Pemotongan Benda Ketebalan Tebal
b. Sebagai Proses Finishing
c. Mengasah Alat Potong
d. Menghilangkan Sisi Tajam Benda
20. Gergaji yang digunakan untuk memotong papan kayu dicirikan dengan yang kecil
tajam dan juga bisa dilepas maupun diganti apabila sudah tumpul. Alat yang
dimaksud adalah . . .
a. Gergaji besi
b. Back Saw
c. Coping Saw
d. Gergaji Jepang

118 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

21. Mesin las HDPE adalah salah satu alat penyambung pipa yang menggunakan
metode penyambungan . . .
a. Butt Fusion
b. Electro Fusion
c. Chemical Fusion
d. Cementend Fusion
22. Salah satu jenis penyambungan menggunakan ulir dan biasa digunakan untuk
sistem yang sangar rawan kebakaran adalah . . .
a. Weldneck Flange
b. Thereaded Flange
c. Lap Joint Flange
d. Slip on Flange
23. Material polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar berupa karbon,
oksigen, dan hidrogen. Yang merupakan material polimer adalah . . .
a. Besi
b. Karet
c. Kayu
d. Tembaga
24. Kemampuan baja untuk melakukan deformasi sebelum terputus adalah salah
satu karakteritik material, yaitu . . .
a. Kekerasan
b. Keuletan
c. Kekuatan
d. Elastisitas
25. Pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus
adalah salah satu metode pengujian dengan metode . . .
a. Compressed Test
b. Tensile Test
c. Bending Test
d. Torsion Test
26. Salah satu peralatan yang digunakan dalam proses pemotongan pipa adalah ...
a. Weld Torch
b. Pahat
c. Chain Hammer
d Guillotine
27. Kualitas dan ketelitian dari suatu pekerjaan pemipaan ditentukan oleh beberapa
faktor berikut, yaitu . . .
a. mengukur, menandai, membuat sketsa
b. mengukur, menghitung, menandai
c. membuat sketsa, menganalisa, menghitung
d. menghitung, mengambar, mengukur

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 119


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

28. Gilotin elektris adalah salah satu peralatan yang dipakai dalam proses pemipaan
khususnya pada proses . . .
a. Pengukuran
b. Pembubutan
c. Pemotongan
d. Penyambungan
29. Salah satu metode penyambungan pada proses pekerjaan pemipaan yang
menggunakan paku keling umumnya dikenal juga sebagai penyambungan . . .
a. River
b. Rivers
c. Rivet
d. Riverst
30. Metode penyambungan pada proses pekerjaan pemipaan dibagi beberapa jenis
yaitu . . .
a. Sambungan las titik, sambungan kelling, sambungan lipat
b. Sambungan las, sambungan joint, sambungan t
c. Sambungan rivet, sambungan u, sambungan lipat
d. Sambungan las titik, sambungan t joint, sambungan sementara

B. Essay
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !
1. Sebutkan serta jelaskan kelebihan dan kekurangan dari material-material pelat
tipis!
2. Jelaskan perbedaan dari metode uji pukul takik, uji charpy, dan uji izod!
3. Jelaskan perbedaan dari metode uji kekerasan, vickers, brinel, dan rockwell!
4. Sebutkan dan Jelaskan macam-macam pekerjaan pelat tipis!
5. Jelaskan proses pekerjaan penekukan pelat tipis!

120 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
PERALATAN KERJA PELAT TIPIS VI
BAB VI PERALATAN KERJA PELAT TIPIS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui materi ini siswa dapat menyebutkan peralatan yang digunakan


dalam pekerjaan pelat dengan ukuran ketebalan yang berbeda, mulai dari
ketebalan yang tipis. Siswa mampu menjelaskan proses pekerjaan membentuk
pelat tipis. Siswa dapat mendemontrasikan pembuatan benda kerja dari pelat tipis
dengan menggunakan peralatan kerja pelat. Siswa dapat menggunakan teknik
dalam pekerjaan pelat tipis yang bisa digunakan dalam perakitan pembuatan
kapal. Siswa dapat mengetahui kerusakan, cacat bila mengalami kesalahan dalam
pengerjaan pelat tipis.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PENGERTIAN

MACAM-MACAM
CARA PENGGUNAAN PERA-
PERALATAN KERJA PLAT
LATAN KERJA PLAT TIPIS
TIPIS

KATA KUNCI

plat tipis, membentuk

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 121


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Dalam dunia perkapalan pembuatan untuk lambung sebuah kapal menggunakan


pelat dengan ukuran ketebalan yang berbeda-beda berdasarkan posisi lambung dari
lunas kapal, karena tekanan air mempengaruhi, dan ukuran utama kapal yang akan
dibangun.

Gambar 6.1 Daun Kemudi Kapal


(Sumber : http://borneoperkasatehnik.blogspot.com/2012/11/pekerjaan-memperbaiki-kapal.html)

Pelat yang digunakan pada daun kemudi dengan pelat yang digunakan
pada pelat bagian kapal memiliki perbedaan ketebalan. Penggunaan pelat tipis
sangat diperhatikan. Pelat yang telah dibentuk berdasarkan gambar teknik, apabila
mengalami kesalahan dalam ukuran yang akan dicapai dan tidak memenuhi toleransi
yang diizinkan, untuk memperbaiki ke bentuk semula akan mengalami kendala yang
bentuknya akan terdapat cacat atau tidak bisa kembali seperti semula.

Gambar 6.2 Melipat Pelat


(Sumber : https://bengkel-las.co.id/bending/plat/)

122 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Untuk menghindari kerusakan dan cacat pelat maka kita memerlukan


peralatan dalam membentuk pelat baik yang tipis maupun yang tebal dan teknik
dalam pengerjaanya yang harus dipelajari dan dilatih terus menerus.
Dalam bab ini kita akan mempelajari peralatan yang kita gunakan dalam
membentuk pelat, di mana kita khusus untuk mempelajari pelat tipis yang mudah
dibentuk dan bila terjadi kekurangan dalam pekerjaan lebih mudah dalam memperbaiki
dibandingkan dalam pekerjaan dengan menggunakan pelat yang tebal. Pengunaan
pelat tipis memiliki ketebalan dari 1 – 6 mm, dalam dunia perkapalan pelat yang
digunakan perakitan pembuatan kapal biasanya memiliki ketebalan dari 4 – 200 mm.

Gambar 6.3 Membentuk Pelat Gambar 6.4 Pelat Tipis


(Sumber : https://bengkel-las.co.id/bending/plat/) Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Sering kali kita
menganggap remeh bila melihat
suatu benda yang tipis. Dengan
ukuran yang nampaknya kecil
kita bisa buat sesukanya
dengan bentuk tertentu, tetapi
dengan ukuran pelat yang tipis
juga memliki kelenturan yang
berbeda dengan pelat yang
tebal sehingga membuat pelat
terkadang bisa berbeda dari yang
kita bentuk atau toleransi ukuran
melebihi dari yang kita tentukan
Gambar 6.5 Kesalahan Membentuk Pelat Tipis dari ukuran atau rencana gambar
Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)
yang telah disepakati.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 123


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam bab ini kita akan mempelajari teknik dalam menggunakan peralatan
untuk pekerjaan pelat tipis. Untuk menghindari kesalahan dalam membentuk
pelat tipis seperti gambar 6.5 yang di atas.
Pelat yang biasa digunakan yang terdapat di pasaran Indonesia seperti hot
rolled steel plate dengan berbagai ukuran yang khas, ketebalan dari 6 – 200 mm,
lebar 1250 – 2500 mm, panjang dari 3000 – 12000 mm, dengan spesifikasi JIS
G3101 – 2004, ASTM A36 – 05, EN 10025 – 2004, dengan memiliki nilai baja
SS400, SS490, Q 345, S355JR.

B. PENGERTIAN
Melipat dan mengerol plat tipis yang kita pelajari pada bab sebelumnya
memerlukan peralatan kerja. Dalam bab ini, kita akan mempelajari peralatan kerja
yang akan kita gunakan dalam membentuk pelat tipis menjadi sesuai dengan
rencana gambar yang telah disepakati seperti mistar siku.

Gambar 6.6 Contoh Lambung kapal


(Sumber : jobspelaut.com)

Plat berupa lembaran dapat dibentuk mengikuti kerangka atau gading kapal
untuk membentuk lambung kapal menjadi badan kapal keseluruhan panjang kapal.

124
124 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.7 Contoh Pekerjaan Pelat pada Lambung Kapal


(Sumber : https://makassar.tribunnews.com/2017/07/26)

C. MACAM-MACAM PERALATAN KERJA PLAT TIPIS


Peralatan kerja dalam pekerjaan pelat memiliki berbagai macam ukuran dan
jenis. Peralatan ini kita perlukan untuk mendukung pekerjaan membentuk pelat
seperti mengukur, maka kita memerlukan alat ukur yang memiliki satuan yang
jelas. Alat yang kita gunakan dalam mengukur di antaranya adalah sebagai berikut.

Gambar 6.8 Mistar Roll


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Melihat gambar di atas, terdapat alat yang biasanya terdapat di lokasi rumah
baru yang sedang dibangun. Alat ini digunakan tukang untuk mengukur pintu
rumah. Alat bisa disebut mistar gulung atau dapat dikatakan Roll Meter. Dalam
lokasi galangan kapal tempat pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal yang
mengalami kerusakan di lambung. Tukang pelat atau yang sering fitter, dapat juga
disebut fitter welder. Salah satu jenis pekerja dalam kontruksi kapal yang memiliki
keahlian dalam merakit kontruksi baja kapal, menyetel bagian kontruksi sesuai
dengan gambar yang kemudian akan dilakukan pekerjaan pengelasan.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 125


125
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

1. Mistar Gulung

Gambar 6.9 Roll Meter dengan Satuan Inch


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Alat ukur roll meter memiliki bahan terbuat dari lempengan besi tipis
yang memiliki panjang bermacam-macam antara lain 3 meter, 5 meter, 7 meter,
dan ada yang 10 meter dengan lebar 2 centimeter, ada juga 3 centimeter. Alat
ukur ini sangat praktis karena lempengan pelat tipis dapat digulung membentuk
lingkaran dengan bentukan roll dalam rumah yang terbuat dari plastik.
Alat ukur ini memiliki ujung berupa plat besi untuk tempat mengantungkan
atau meyangkutkan posisi awal sebagai acuan untuk mengukur. Pada ujungnya
dapat diberi magnet untuk memudahkan dalam mengukur pelat atau logam
yang lainnya.

2. Mistar baja

Gambar 6.10 Mistar Baja


(Sumber : https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-mekanik-dan-cara-perawatannya/)

Peralatan alat ukur banyak terdapat di toko yang menjual alat tulis dan
toko bangunan. Alat yang memiliki fungsi untuk mengukur panjang dengan
bentuk yang tetap atau statis tidak dapat digulung. Dalam mengukur benda

126
126 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

kerja yang kita akan gunakan hasil ukuran dapat kita baca dari satuan yang
tertulis di permukaan atas mistar baja. Dengan satuan tertera mulai dari
millimeter sampai dengan meter. Ukuran mistar baja yang digunakan ada yang
memiliki panjang sampai 30 centimeter, 50 centimter, bahkan sampai 1 meter.
Satuan mistar baja dapat mencatumkan bagian atas satuan inchi dan bagian
bawah satuan centimeter. Sesuai dengan namanya alat ukur ini memiliki bahan
dari baja yang tahan karat, dengan ketebalan 3 – 4 mm. bagian ujung mistar baja
memiliki lubang untuk menempatkan dengan posisi digantung atau vertical.
3. Protractor
Alat ukur yang terdapat dalam gambar 6.11 di bawah ini disebut protractor.

Gambar 6.11 Protactor


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Alat ukur protractor digunakan untuk mengukur sudut yang dibentuk dari
benda kerja, di mana kapal yang memiliki lambung yang ada yang berbentuk
cembung, setengah silinder. Dalam perkembangan untuk memudahkan dalam
pengukuran ada penambahan dalam alat ukur protactor sehingga mendapatkan
ketelitian ukuran sudut kurang dari satu derajat, yang disebut bevel protractor
atau ada juga yang menyebut vernier bevel protractor. Alat ukur protractor
memiliki bentuk yang menyerupai busur dengan satuan ukuran tertera di
permukaan busur dan bilah yang menempel dengan berpusat pada titik tengah
busur. Alat ini dapat mengukur sudut dari 0 derajat sampai dengan 180 derajat.

Gambar 6.11 Bagian-bagian Vernier Bevel Protactor


(Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 127


127
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Alat ukur ini terbuat dari stainless steel, baik protactor maupun Vernier Bevel
Protactor (busur bilah).

Gambar 6.12 Bagian-bagian Protractor


(Sumber : https://www.monotaro.id/corp_id/p102012888.html)

Dari gambar 6.11 dengan gambar 6.12 terdapat perbedaan pada bagian
alat ukur. Bagian-bagian dari alat ukur di atas adalah sebagai berikut.
a. Pelat dasar
Bagian pelat dasar terbuat dari stainless steel di mana bagian ini menyatu
dengan piringan busur yang berfungsi sebagai tempat menaruh,
menyandarkan, menahan pada permukaan benda kerja yang akan dilakukan
pengukuran sudut kemiringannya.
b. Skala nonius
Skala tambahan pada skala utama yang terdapat di bawah dalam piringan
busur untuk mengukur lebih teliti dari skala utama. Tingkat ketelitiannya
adalah 5 menit.
c. Skala utama
Bagian yang berupa busur setengah lingkaran yang dapat diputar
berdasarkan kemiringan permukaan benda kerja. Tampak depan dari busur
dicatumkan skala dari 0 derajat sampai 180 derajat, bisa juga 0 – 90 derajat
( pada bagian sebelah kiri dan kanan ).
d. Kaca pembesar
Bagian kaca pembesar biasanya terdapat pada vernier bevel protactor
yang berfungsi untuk memperbesar tampak skala utama dan skala nonius
sehingga nampak jelas.
e. Bilah
Pada alat ukur vernier bevel protactor merupakan bagian yang berupa pelat
yang memanjang di mana kedua ujungnya membentuk sudut yang dapat
dibandingkan dengan pelat dasar dengan cara digeser sesuai dengan
permukaan benda kerja. Sementara pada protractor bilah terdapat satuan
ukuran panjang.
f. Pengunci bilah
Bagian yang digunakan untuk membuat posisi bilah tidak bergerak ataupun
bergeser sehingga dapat melakukan pembacaan pengukuran sudut.

128
128 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

g. Pengunci skala
Agar tidak bergerak atau berubah posisi kita dapat mengunakan
pengunci skala, sehingga dapat membaca skala yang tertera dan mengetahui
sudut kemiringan benda kerja.
Bagian yang terbaru adalah layar digital yang dilekatkan pada batang
bilah atau pada busur protractor dengan menunjukkan besaran sudut benda
kerja yang diukur dengan menampilkan angka digital.

Gambar 6.13 Digital Angle Level Protractor


(Sumber : https://moedah.com/)

Perkembangan sekarang alat ukur protractor dapat mengunakan digital dalam


bentuk layar, di mana tidak perlu lagi membaca skala utama. Ini nampak jelas
dalam gambar 6.13.

Gambar 6.14 Electronic Protractor


(Sumber : http://www.fowlerprecision.com/Products/Electronic-Protractors/544407500.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 129


129
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.14 merupakan contoh electronic protractor. Alat ukur ini memiliki
bahan terbuat dari stainless steel, memiliki ketelitian pengukuran sampai
5 minutes, dapat mengukur sudut dari 0 derajat sampai 360 derajat. Dapat
menyesuaikan dengan halus pada permukaan benda kerja. Alat ukur ini
memiliki layar yang menampilkan besar sudut dalam derajat dan kurva
dalam menit dari benda kerja yang diukur. Besar sudut yang diukur dapat
mengunakan komposisi: 1 x 360 derajat, 2 x 180 derajat dan 4 x 90 derajat.
4. Jangka Sorong
Alat ukur ini dapat kita sebut juga dengan istilah Vernier Caliper atau mistar
ingsut.

Gambar 6.15 Jangka Sorong


Sumber : Timoteus, 2019 ( Dokumen Pribadi )

Berbagai bidang pekerjaan banyak mengunakan jangkar sorong. Contohnya


seorang mekanik sepeda motor mengukur diameter piston dari mesin motor
dapat mengunakan jangka sorong.

Gambar 6.16 Mengukur Diameter Piston


(Sumber : http://fastnlow.net/beginilah-cara-melakukan-pengukuran-silinder-pada-mesin/)

Jangka sorong memiliki bentuk huruf T dengan 2 rahang yang berbeda bentuk
yang menjepit dan pengait atau menahan dari dalam. Adapun bagian-bagian
dari alat ukur ini adalah sebagai berikut.

130
130 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Keterangan Gambar 6.17:


1. Rahang Atas
2. Rahang Bawah
3. Rahang Atas yang dapat digerakkan
4. Skala Nonius
5. Baut Pengunci
6. Penyetel
7. Skala Utama
8. Tangkai Ukur Kedalaman

1
2
3

5
4

8
Gambar 6. 17 Jangka Sorong Manual
Sumber : (http://berkahabadieng.co.id/measurement/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 131


131
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Berbagai jenis jangka sorong atau Vernier caliper antara lain sebagai berikut.
a. Jangka Sorong Manual Mini
Jangka sorong ini hanya memiliki rahang bawah untuk mengukur, dan
baut pengunci terletak di bilah skala.

Gambar 6.18 Vernier Caliper Portable


(Sumber : https://www.dhgate.com/product/yikoda-0-100mm-vernier-caliper-portable-mini)

b. Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)


Jangka sorong yang dalam membaca ukuran secara manual, ada 2 skala
yaitu skala utama dan skala nonius.

Gambar 6.19 Jangka Sorong Manual


(https://www.agarscientific.com/vernier-calipers)

c. Jangka Sorong Analog (Dial Caliper)


Jangka sorong ini memiliki alat berupa lingkaran seperti jam tangan
manual yang berisi skala nonius untuk pembacaan hasil pengukuran
biasanya untuk ketelitan sampai 0,01 mm.

132
132 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.20 Jangka Sorong Analog


(Sumber : https://enjiner.com/jangka-sorong/)

d. Jangka Sorong Digital


Jangka sorong ini dalam pembacaan hasil pengukuran dengan melihat
layar berbentuk kotak yang berisi input digital dengan ketelitian sampai
0,01 mm terletak pada bilah jangka.

Gambar 6.21 Jangka Sorong Digital


(Sumber : https://www.parktool.com/product/digital-caliper-dc-1)

Dalam pengunaan jangka sorong juga memiliki berbagai macam bentuk


yang menyesuaikan untuk fungsi pengukuran terhadap benda kerja
antara lain :
e. Jangka Sorong Cakram (Disk Brake Vernier Calipers)
Rem pada sepeda motor ada yang berbentuk cakram, dalam pembuatan
pelat untuk menjadi cakram kita dapat mengunakan jangka sorong cakram
(Disk Brake Vernier Calipers) yang bertujuan mengetahui ketebalan,
sehingga kita dapat melihat hasil yang presisi.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 133


133
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.22 Jangka Sorong Sakram


(Sumber : https://www.colliermiller.com.au/product/k11040-digital-disc-brake-measuring-vernier-caliper-kincrome)

Jangka ini memiliki rahang bawah yang panjang berbentuk persegi


panjang dengan pengunci di bagian sisi dalam. Pembacaan hasil ukuran
dapat berupa digital.

f. Jangka Sorong Roda Gigi ( Gear Tooth Vernier Calipers)


Kapal memiliki gear box yang berisi kumpula gear atau roda gigi, dalam
pembuatan roda gigi tersebut memerlukan ketelitian pada hasil gigi yang
satu dengan yang lainnya. Di mana harus presisi untuk mengukur dapat
mengunakan jangka sorong gigi gear (Gear Toot Vernier Calipers).

Gambar 6.23 Jangka Sorong Roda Gigi


(Sumber : http://topmetrology.ro/en/measuring-and-control/632-subler-cu-vernier-0-300-mm-helios-preisser-mod-
el-0184.html)

134
134 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

g. Jangka Sorong Pipa (Tube Thikness Caliper)


Dalam pembuatan sistem perpipaan kapal kita akan banyak mengunakan
alat ukur yang lebih spesifik dalam mengukur ketebalan pipa.

Gambar 6.24 Jangkar Sorong Pipa


(Sumber : http://en.timm.cn/instruments-tool-v35-digital-tube-thickness-caliper.html)

Dengan alat ini kita dapat mengukur ketelitian sampai 0,01 mm, memiliki
batas kesalahan + 0,03 mm

h. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)


Jangka sorong jenis ini digunakan untuk mengukur lubang atau titik pusat
ke lubang di sekitarnya dengan tingkat presisi pengukuran sampai 0.01
mm. Pengukuran ini banyak digunakan pada pengukuran gear mesin kapal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 135


135
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.25 Jangka Sorong Jarak Pusat Digital


(Sumber : https://id.misumi-ec.com/vona2/detail/223005160032/)

i. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove Caliper)


Jangka sorong ini digunakan dalam pengukuran sebuah silinder mesin
kapal, kita dapat mengetahui bentuk alur atau tekuk sebuah silinder.

Gambar 6.26 Jangka Sorong Alur Dalam digital


(Sumber : https://ogmcunsulting.com)

136
136 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

j. Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)


Jangka sorong ini khusus untuk mengukur ketinggian benda secara presisi
setelah dibuat misalnya mur atau baut dengan mesin bubut. Tingkat
ketelitian sampai 0.01 mm. Benda kerja atau plat yang telah dibentuk
diukur pada bidang rata biasanya meja kerja terbuat dari marmer, kaca,
atau keramik.

Gambar 6.27 Jangka Sorong Ketinggian


(Sumber : https://bmdlaboratory.com/mengenal-alat-ukur-height-gauge.html)

Jangka sorong ini dapat digunakan juga sebagai penanda pada permukaan
benda kerja, alat ini juga dapat mengukur kehalusan permukaan benda
kerja setelah dari mesin bubut atau mesin fris dengan cara menambah dial
indicator pada skala ukurnya. Alat ini memiliki hasil pengukuran sampai
0,01 mm.

5. Mistar Siku
Untuk mengetahui pelat yang kita gunakan apakah empat sudutnya
memiliki sudut 90 derajat. Kita dapat mengunakan alat ukur yang disebut
dengan mistar siku, dimana mistar siku dapat terbuat dari baja, kayu, fiber
glass, plastik, karet. Mistar siku ada yang memiliki bentuk huruf L, ada juga
yang memiliki bentuk segitiga siku atau segitiga sama kaki bahkan ada yang
mistar siku kombinasi.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 137


137
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.28 Mistar Siku Besi


(Sumber : https://cumi.id/item/1948)

Mistar siku ada yang memiliki panjang 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, di mana
satuannya dapat mengunakan centimeter dan kombinasi dengan inchi. Mistar
siku dapat juga mengetahui kerataan pelat benda kerja yang kita gunakan.
Kita membuat garist tegak lurus pada pelat benda kerja dapat menggunakan
mistar siku. Ada berbagai macam bentuk mistar siku antara lain:
a. Mistar Siku Kayu
Mistar ini memiliki bahan dari kayu.

Gambar 6.29 Mistar Siku kayu


(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=GoBoman09p4)

b. Mistar Siku Baja


Mistar ini memiliki bahan dari baja.

Gambar 6. 30 Mistar Siku Baja


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

138
138 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Mistar Siku Segitiga


Mistar ini memiliki bentuk segitga. Jenis ini dapat disebut juga mistar
segitiga.

Gambar 6.31 Mistar Siku Segitiga


(Sumber : https://www.elevenia.co.id/prd-penggaris-segitiga-siku-siku-bahan-kayu-24231591)

d. Mistar Siku Kombinasi


Mistar siku ini memiliki tambahan alat berupa waterpass, berisi cairan
untuk mengetahui kerataan permukaan benda.

Gambar 6.32 Mistar Siku Kombinasi


(Sumber : https://www.grainger.com/product/WESTWARD-Combination-Square-4MRY1)

Saat membeli mistar siku hal yang paling penting adalah sudut siku yaitu
90 derajat yang dimiliki oleh mistar siku tersebut. Bila bahan pembuatan
mistar siku terdiri dari dua macam bahan maka kita perlu memeriksa
keakuratan sudut siku.
6. Micrometer
Alat ukur ini kita gunakan untuk mendapat hasil ukuran yang lebih presisi
daripada jangka sorong dengan menjepit benda kerja mengunakan rahangnya.
Pengunaan micrometer dalam melakukan perhitungan ukuran komponen-
komponen mesin utama maupun bantu kapal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 139


139
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.33 Micrometer Digital


(Sumber : https://www.grainger.com/content/supplylink-how-to-read-a-micrometer)

Berdasarkan fungsi untuk pengukuran ada beberapa jenis micrometer, yaitu


sebagai berikut.
a. Micrometer Luar (Outside Micrometer)
Fungsi dari micrometer luar adalah melakukan pengukuran presisi pada
bagian luar dari benda kerja. Alat ini bekerja dalam mengunci dan bergerak
seperti C – Clamp, dengan membuka dan menutup pada mur di bilahnya.

Gambar 6.34 Micrometer Luar


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

b. Micrometer dalam (Inside Mirometer)

Gambar 6.35 Micrometer Dalam


(Sumber : https://www.grainger.com/content/supplylink-how-to-read-a-micrometer)

140
140 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Fungsi dari micrometer dalam adalah untuk mengukur lubang dalam suatu
benda kerja, mengukur diameter benda kerja, mengukur suatu celah atau
alur dengan permukaan sejajar.
7. Alat pengukur ketebalan ultrasonik
Dengan memanfaatkan teknologi yang semakin maju, ketebalan plat yang
terbuat dari besi, maupun alumunium, dapat mengunakan alat ukur ultrasonik
atau sonar. Alat ukur ini memiliki sistem kerja dengan menghitung waktu yang
diperlukan ultrasonik dalam melakukan rambatan ketebalan plat yang akan
diukur yang dihasilkan transduser, kemudian dikembalikan ke transduser,
waktu yang diperlukan dibagi dua kemudian dikalikan kecepatan suara
melewati benda kerja tersebut.

Gambar 6.36 Alat Pengukur Ketebalan Ultrasonic


(Sumber : https://testerpengukur.com/alat-ukur-ketebalan-fiberglass-besi-plat-mt-200.html)

Alat ukur ini sangat baik digunakan pada benda kerja logam maupun
nonlogam dengan catatan dapat melakukan rambatan ultrasonik. Dalam
pengukuran ketebalan kita dapat melakukan perhitungan sampai 0.01 mm.
Selain alat dalam mengukur, kita juga mengunakan alat dalam melukis dan
menandai benda kerja yaitu pelat.
8. Penggores
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat.
Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Fungsi
penggores adalah untuk membuat garis, khususnya penandaan garis pada
permukaan logam benda kerja. Batang penggores (alat gores) adalah suatu
alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 141


141
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

di kerjakan selanjutnya. Alat penggores ini terbuat dari bahan baja perkakas,
di mana bagian badannya dibuat kartel (gerigi) agar tidak lincin pada waktu
di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat runcing membentuk sudut
±30°.
Keterangan :
1. Penggores sederhana
2. Penggores dengan ujung yang dibengkokkan
3. Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti

Gambar 6.37 Macam-macam Penggores


(Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2018/11/fungsi-penitik-dan-penggores.html)

9. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan
di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel
dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300. Penitik adalah suatu alat
yang digunakan untuk membuat tanda berupa titik pusat atau titik-titik garis.
Pembuatan titik pusat ini pada umumnya digunakan untuk mempermudah
pekerjaan pengeboran. Dengan melakukan penitikan pada benda kerja yang
akan dibor maka mata bor tidak akan meleset atau menggeser dari sasaran.
Penitik ini terbuat dari bahan baja yang memiliki ujung yang runcing dengan
membentuk sudut sekitar 600 sampai 900.

142
142 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.38 Contoh Penitik Besi


(Sumber : https://teknisimobil.com/smk-otomotif/19-jenis-peralatan-kerja-bangku-yang-wajib-ada-di-bengkel-mo-
bil-6823/)

Tujuan dari penitikan adalah:


Menentukan pusat-pusat lingkaran atau lubang pada perpotongan garis untuk
memusatkan awal dari pengeboran. Untuk memperjelas garis pada benda
yang  akan dikerjakan. Selain itu, juga untuk memperjelas garis-garis goresan.

10. Gunting pelat


Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang
sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang
berbentuk radius atau lingkaran.

Gambar 6.39 Gunting Pelat


(Sumber : http://sentral.indoteknik.com/shop/product/tomeco-gunting-plat-gunting-seng-tinmans-snips-plier-12-
300mm-29679)

11. Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya
pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja
karbon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir
antara lain: kiki rata, kikir segi empat, kikir setengah lingkaran, kikir bujur
sangkar, dan kikir segitiga.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 143


143
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.40 Kikir Segitiga 8 Inchi


(Sumber : https://grahamultisarana.com/product/s-h-kikir-segitiga-8-halus/)

Gambar 6.41 Kikir Setengah Lingkaran


(Sumber : https://teknikece.com/jenis-kikir/)

12. Jangka
Jangka adalah untuk melukis kurva atau sebuah lingkaran, dalam
pekerjaan kapal perlu sekali untuk membuat lengkung gading kapal selain
itu dapat menjadi alat ukur/alat gambar yang dapat digunakan untuk
mengukur dan membuat suatu lingkaran. Kelemahan alat ini adalah tidak
dapat memberikan ukuran secara langsung, sehingga memerlukan bantuan
alat ukur lain seperti: mistar dan meteran.

Gambar 6. 42 Contoh Jangka Tusuk


(Sumber : https://www.dictio.id/)

144
144 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Jangka tusuk
Jangka tusuk mempunyai sepasang kaki berujung lancip. Bila dalam
keadaan tertutup ke dua ujung kaki tadi berimpit dan sama panjang. Jangka
tusuk digunakan untuk menggambar lingkaran pada benda kerja dan untuk
memindahkan jarak dari alat ukur (atau benda satu) ke benda lain.

Gambar 6.43 Contoh Jangka Bengkok


(Sumber : https://www.popeye.id/2019/10/alat-ukur-di-kamar-mesin.html)

Jangka bengkok (outside calipers)


Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius
yang sama. Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau
ukuran luar suatu benda. Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per
penekan dan sebuah mur baut sebagai pengatur. Jangka bengkok sering
digunakan karena mudah dalam penggunaannya (cara mengaturnya). Hasil
ukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran, atau siku-siku.

Gambar 6.44 Contoh Jangka Kaki


(Sumber : https://teknikece.com/jangka-kaki/)

Jangka kaki (inside calipers)


Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter dalam (diameter
lubang) atau lebar suatu celah. Kakinya berbentuk lurus dengan ujung
menonjol ke luar. Hasil pengukuran harus dikonversikan dengan alat ukur
mistar, meteran atau siku-siku.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 145


145
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

13. Mal Gambar


Alat bantu dalam membuat gambar pada pelat yang sangat
memudahkan dan efisien waktu. Terutama dalam mementuk gambar
lingkaran, ellips, lengkung, dan kurva. Biasanya bahan terbuat dari kayu dan
plastik. Ada banyak macam mal gambar, antara lain mal huruf, mal lingkaran,
mal kurva, mal ellips, mal khusus perkapalan tetapi bukan mal tempat
belanja.

Gambar 6.45 Contoh Mal Gambar Perkapalan


(Sumber : https://docplayer.info/51861459-Gambar-teknik-pengukuran.html)

Dalam proses mould loft pada pembuatan kapal peralatan kerja mal gambar
sangat dibutuhkan, karena proses mould loft adalah proses mengembangkan
gambar yang dibuat oleh naval archicture menjadi gambar proses produksi
dengan skala 1 : 1. Biasanya bentuk yang rumit, lengkung di beberapa bagian
kapal dapat dikerjakan dalam proses mould loft dalam galangan kapal.

Gambar 6.46 Mal Kayu


(Sumber : ejournal.undip.ac.id)

146
146 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

14. Paint Marker


Alat ini digunakan untuk mengambar pada pelat selain penggores. Dapat
mengunakan berbagai macam warna untuk mempermudah pengenalan
perlakuan terhadap benda kerja

Gambar 6.46 Paint Marker


(Sumber : https://inkuiri.com)

15. Gunting Plat Duduk (Cutting tools)


Alat ini memiliki dudukan dan digunakan untuk memotong pelat dengan
menekan tungkai ke permukaan plat yang telah diletakkan pada posisi
dudukan.

Gambar 6.47 Cutting Tools


(Sumber : http://www.handtools-tomeco.com/Alat-Potong-Plat-Tomeco)

16. Gergaji Besi Tangan


Alat ini memiliki mata pisau yang bergerigi yang diikatkan dengan mur pada
pegangan tangan. Alat ini berfungsi untuk memotong pelat dengan secara
manual. Mata pisau bergerigi memiki susunan jumlah gigi dalam 1 inchi
yang disebut TPI.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 147


147
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 6.1 Kriteria Mata Pisau Gergaji Besi


No. Tipe Material TPI Ketebalan
1. Logam Tebal, kayu 14 1/8 – ½ inchi
2. Logam Berat, Plastik 18 1/8 – ½ inchi
3. Logam sedang Plastik 24 3/32 – 5/16 inchi
4. Logam Tipis 32 < 1/8 inchi
(Sumber : https://fixcomart.com/)

Gambar 6.48. Gergaji Besi Tangan


(Sumber : http://www.bjhomejogja.com/)

D. CARA PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT TIPIS


1. Mistar Gulung
Alat ukur yang terbuat dari seng tipis yang dapat bisa digulung dengan
melepas ujungnya, untuk cara menggunakannya antara lain sebagai berikut.
a. Tarik ujung roll meter yang berbentul huruf L biasanya ada terdapat
magnet kecil.

Gambar 6.49 Roll Meter


(Sumber : http://osselpowermachine.com/en/roll-meter-ossel/43-roll-meter-5m.html)

b. Letakkan ujung roll meter atau sangkutkan ujung roll meter pada titik awal
pelat yang akan diukur.

148
148 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Posisikan rollnya di titik akhir yang pelat yang akan diukur.


d. Baca angka yang terdapat pada roll meter pada posisi titik akhir pelat
yang diukur.

Gambar 6.50 Ujung Roll Meter


(Sumber : https://www.brilio.net/foto/view/news/2016/03/16/49026/204367-cara-memakai-meteran.jpg)

2. Mistar Baja
Mistar baja kita gunakan dengan cara sebagai berikut.
a. Letakan mistar baja pada pelat yang akan kita ukur!
b. Beri tanda titik pada pelat yang akan kita ukur!
c. Lihat titik nol mistar baca, posisikan pada tanda titik yang akan kita ukur!
Baca hasil dimensi sampai pada pelat yang akan kita ukur!

Gambar 6.51 Mistar Baja


(Sumber : http://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/)

3. Protractor
Vernier bevel protractor penggunaannya dengan cara sebagai berikut.

Gambar 6.52 Membaca Protractor


(Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 149


149
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Tempatkan protactor pada pelat yang akan kita ukur dengan posisi tegak
lurus atau menempel!
b. Gerakan bilah pada garis yang membentuk sudut!
c. Lakukan penguncian bilah pada piringan protactor!
d. Baca hasil dimensi pada skala nonius!
e. Pada gambar 6.52 dapat kita mengetahui titik nol berada sebelah kanan
angka 10 depan 2 garis tegak, maka kita membaca hasil pengukuran 12
derajat.

Gambar 6.53 Membaca Menit pada Protractor


(Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)

f. Pada gambar 6.53 dapat kita mengetahui titik nol berada pada tengah
antara garis tegak 12 dengan 13, kemudian anak panah menunjukan garis
3 yang sejajar dengan garis tegak diatas, dimana tiap garis skala nonius
bernilai 5 menit, sehingga kita membaca hasil pengukuran 12 derajat + (
3 x 5 menit ) = 12o 15’ atau 12 derajat 15 menit.

4. Jangka Sorong
Pada umumnya, cara penggunaan jangka sorong atau vernier caliper adalah
sebagai berikut.
a. Ambil jangka sorong, putar baut pengunci!
b. Geser rahang bawah, jepit benda kerja!
c. Putar baut pengunci!
d. Baca hasil dimensi panjang benda kerja!

Gambar 6.54 Membaca Jangka Sorong


(Sumber : https://moondoggiesmusic.com/jangka-sorong/)

150
150 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

e. Pada Gambar 6.54 kita dapat mengetahui contoh hasil dimensi panjang
benda kerja dimana tiik nol berada di sebelah kanan 1 cm dan 1 garis
tegak dalam skala utama yang berarti 11 mm, untuk skala verniernya
kita melihat garis tegak yang searah dengan skala utama 6,5 maka hasil
adalah 11,65 mm.
5. Mistar Siku
Cara menggunakan mistar siku adalah sebagai berikut.
a. Untuk membuat dua buah garis tegak lurus pada pelat kita gunakan mistar
siku.
b. Beri titik acuan pada pelat untuk penempatan mistar siku!
c. Letakkan tepi garis siku pada titik acuan!
d. Tarik garis pada kedua sisi mistar siku dimulai dari titik acuan, maka akan
membentuk garis tegak lurus!
6. Micrometer
Cara menggunakan micrometer adalah sebagai berikut.
a. Ambil micrometer, putar baut pengunci (racthet)!
b. Jepit benda kerja! Kunci benda kerja!

Gambar 6.55 Membaca Micrometer Outside


(Sumber : https://metalextra.com/micrometer-cara-pakainya-bagaimana/)

c. Baca hasil dimensi dengan melihat garis tegak 0 dari Thimble, menunjukkan
di sebelah angka 15 yaitu 18 mm. Setelah kita melihat skala bidal pada
thimble pada garis panah merah menunjukkan 1 garis tegak di atas 15
yang artinya 16 x 0,01 mm = 0,16 mm. maka hasil pembacaan adalah 18
+ 0,16 = 18,16 mm.
7. Alat pengukur ketebalan ultrasonik
Cara mengunakan alat Ultrasonic Thickness Gauge adalah sebagai berikut.
a. Bersihkan permukaan pelat yang kita akan ukur!
b. Oleskan grease pada permukaan pelat yang telah dibersihkan!
c. Nyalakan Tombol On Ultrasonic!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 151


151
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.56 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge


(Sumber : http://www.alatuji.com/m/article/detail/792/prinsip-kerja-ultrasonic-thickness-gauge)

d. Bersihkan permukaan alat test probe!


e. Lakukan test verifikasi terlebih daluhu sebelum mengukur permukaan
pelat dengan menempelkan test probe pada permukaan untuk test
verifikasi!
f. Setelah itu tempelkan pada permukaan pelat yang akan diukur!
g. Hasil pegukuran akan ditampilkan pada layar digital.
h. Sesuaikan nilai Velocity benda yang diukur dengan menekan tombol vel.

Gambar 6.57 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge


(Sumber : http://www.alatuji.com/m/article/detail/792/prinsip-kerja-ultrasonic-thickness-gauge)

152
152 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

8. Penggores
Cara mengunakan alat penggores yaitu sebagai berikut.
a. Ambil pengores dan penggaris.
b. Posisikan ujung pengores pada permukaan pelat dan tepi penggaris
dengan miring!
c. Lakukan penekanan pengores pada permukaan pelat berdasarkan garis
yang akan kita buat!

Gambar 6.58 Cara Menggunakan Pengores


(Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2018/11/fungsi-penitik-dan-penggores.html)

9. Penitik
Cara menggunakan penitik adalah sebagai berikut.
a. Ambil penitik dan palu!
b. Tenpatkan penitik pada pelat yang akan kita buat pola!

Gambar 6.59 Mengunakan Penitik


(Sumber : http://hima-tl.ppns.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/63.png)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 153


153
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

10. Gunting Pelat


Cara mengunakan gunting pelat adalah sebagai berikut.
a. Buat pola atau desain pada pelat!
b. Buka kedua mata gunting dengan dua buah jari tangan!
c. Tekan kedua mata pada tepi pelat lakukan searah dengan desain yang
kita buat!

Gambar 6.60 Mengunakan Gunting Pelat


(Sumber : https://www.pakeotac.com/rusty-youtube-play-button/)

11. Kikir
Cara mengunakan kikir adalah sebagai berikut.
a. Letakan pelat pada ragum di meja kerja!
b. Ambil posisi kaki dan tangan menghadap pelat dengan memegang kikir
pada pelat!

Gambar 6.61 Posisi dalam Mengunakan Kikir


(Sumber : http://kursuscnc.com/2019/02/01/yang-harus-diperhatikan-saat-mengikir/)

154
154 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. Beri tanda pada pelat bagian mana yang akan kita buang!
d. Gerakkan kikir dengan menempel pada pelat dengan arah maju mundur
dengan konstan!
12. Jangka
Cara menggunakan jangka adalah sebagai berikut.
a. Tentukan titik pusat pada pelat yang akan kita gambar!
b. Ambil jangka dan tempatkan kaki jangka yang terdapat jarum pada titik
pusat yang kita tandai!
c. Tarik kaki jangka yang satunya bisa terdapat pensil, bisa juga terdapat
besi penggores pada permukaan pelat sesuaikan dengan ukuran jari-jari
lingkaran.
d. Putarkan jangka dengan berpusat pada titik tengah lingkaran pada kaki
jangka satu dengan gerakan konstan pada permukaan pelat.

Gambar 6.62 Membuat Lingkaran dengan Jangka


(Sumber : http://eprints.uny.ac.id/46763/40/14_97Teknik-Pembentukan-Pelat-Jilid-2_2.pdf)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 155


155
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

13. Mal Gambar


Cara menggunakan mal gambar adalah sebagai berikut.
a. Pilih bentuk kurva mal gambar yang sesuai dengan gambar!

Gambar 6.63 Mengunakan Mal Gambar


Sumber : http://eprints.uny.ac.id/46763/40/14_97Teknik-Pembentukan-Pelat

b. Letakkan mal pada pelat yang akan kita gambar!


c. Buat garis kurva dengan bentuk kurva mal gambar dengan menggunakan
marker, atau penggores.

14. Paint Marker


Cara mengunakan paint marker adalah seperti cara mengunakan pensil atau
pulpen, yang kita tempat pada tepi penggaris, atau mal gambar lalu kita
goreskan membentuk gambar pada pelat seperti gambar 6.63.

15. Gunting plat duduk (Cutting tools)


Cara menggunakan alat ini adalah sebagai berikut.
a. Angkat tuas gunting plat duduk!
b. Letakkan pelat yang akan kita potong pada posisi dudukan!
c. Kunci posisi plat dengan mur pengunci!

156
156 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.64 Mengunakan Gunting Plat Duduk


(Sumber : https://docplayer.info/73308039-Pembahasan-gambar-1-1-guilitene-hidrolis.html)

d. Tekan tuas pada arah pelat sehingga mata pisau memotong plat!
e. Buka mur pengunci, angkat tuas kembali dan ambil pelat!

16. Gergaji Besi Tangan


Cara mengunakan gergaji besi tangan adalah sebagai berikut.
a. Letakkan pelat atau benda kerja pada ragum yang terdapat pada meja
kerja!
b. Beri tanda bagian pelat yang akan kita potong!
c. Lakukan pemotongan pelat atau benda kerja dengan menaruh mata
gergaji besi dengan arah maju mundur dengan gerakan konstan!

Gambar 6.65 Mengunakan Gergaji Besi


(Sumber : https://dokumen.tips/documents/makalah-gergaji.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 157


157
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Nama Siswa Judul Praktikum: SMK :


Pembuatan Model
Jurusan : Tongkang Batubara Hari / Tanggal

A. Tujuan
1. Siswa dapat mempraktekkan penggunaan peralatan kerja tipis.
2. Siswa dapat memahami bentuk tongkang batubara.
B. Alat dan Bahan
1. Penggores
2. Penitik
3. Mistar Siku
4. Mistar Baja
5. Gergaji Besi
6. Gunting Plat
7. Protractor
8. Mesin las
9. Palu
10. Kawat Las
11. Pelat 4 mm, 6 mm
12. Paint Marker
13. Kuas
14. Cat warna
15. Kikir
16. Kertas Hvs A4
17. Gerinda tangan

C. Gambar Kerja

Gambar 6.66 Model Tongkang Batubara


(Sumber : http://miniatur.planetkapal.com/2017/08/miniatur-kapal-senapati-12-tug-boat-dan-tongkang-batuba-
ra.html)

158 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

D. Langkah Kerja
1. Buatlah Lines Plan sederhana model tongkang batubara di kertas HVS
dengan ukuran yang sesuai.
2. Buatlah gambar model tongkang batubara dari gambar lines plan ke pelat
tipis 6 mm menjadi skala 1 : 1. dengan menggunakan paint marker, mistar
baja, penggores, mistar siku, dan penitik.
3. Kita proyeksikan model 1 : 1 pada pelat, untuk tiap bagian, bagian hull
starboard, hull portside, main deck, bottom, skeg kanan kiri. Sideboard
untuk di atas main deck.
4. Gambar proyeksi tadi kita potong dengan gergaji besi, gerinda tanggan,
dan gunting plat.
5. Kita haluskan dengan kikir hasil potong pelat tiap bagian-bagian.
6. Kemudian bentuk menjadi model tongkang dengan memberi pekerjaan
pengelasan.
7. Dalam pengelasan perhatikan deformasi pelat.
8. Pergunakan protractor dalam menentukan kemiringan tongkang agar
simetris.
9. Beri warna pada model tongkang dengan cat warna dan kuas.
10. Jemur Model Tongkang dengan sinar matahari.

E. Kesimpulan

Mengetahui
Guru Pembimbing Siswa Praktikan

CONTOH SOAL

Pilihlah jawaban yang tepat dari soal di bawah ini!


1. Menurut Anda apakah fungsi dari pengores?
a. Membuat bentuk lingkaran pada permukaan pelat.
b. Mengukur panjang dari pelat
c. Membantu dalam melukis kurva lambung kapal pada pelat.
d. Membuat penandaan garis pada permukaan logam benda kerja
e. Membentuk lubang pada benda kerja.

Kunci jawaban : d

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 159


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Membangun sebuah kapal dengan ukuran besar merupakan kebanggan perusahan


galangan kapal atau Shipyard. Apalagi membangun sebuah kapal mewah dan
besar, memiliki tantangan tersendiri, di bawah ini salah satu kapal pesiar yang
mewah dan besar yang pernah dibangun.

Symphony of Seas
Kapal ini memiliki ini memiliki 18 geladak dengan ukuran panjang LOA 361 meter
dilengkapi fasilitas 4 kolam renang yang memiliki seluncuran air tertinggi, taman
anak-anak, lapangan basket, 22 restoran, 2.759 kabin, berat kapal mencapai
228.061 GT, dengan kapasitas penuh dapat memuat 6680 penumpaan dan 2200
ABK. Kapal ini dimiliki oleh perusahaan Royal Caribbean International. Kapal ini
dibangun di Perancis, di galangan kapal Chantiers de l’Atlantique, Saint Nazire.

Gambar 6. 67 Bagian dalam Symphony of Seas


(Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4061051/5-fakta-menarik-symphony-of-the-seas-kapal-pesiar-terbesar-
di-dunia)

160 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Gambar 6.68 Tampak Samping Symphony of Seas


(Sumber : https://www.indozone.id/travel/qEs6LR/foto-symphony-of-the-seas-kapal-pesiar-terbesar-di-dunia)

JELAJAH INTERNET

Bentuk jangka sorong pertama kali, disini kalian akan menemukan awal jangka
sorong.

Gambar 6.69 Jangka Sorong Manual


(Sumber : https://www.britannica.com/technology/vernier-caliper)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 161


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

RANGKUMAN

Peralatan kerja untuk pengerjaan pelat tipis dalam dunia perkapalan


banyak sekali, dan memiliki beraneka ragam bahan pembuatannya, di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Mistar Gulung
2. Mistar Baja
3. Mistar Siku
4. Protractor
5. Jangka sorong
6. Micrometer
7. Jangka
8. Ultrasonic Thickness Gauge
9. Gunting Pelat
10. Gergaji Tangan
11. Gerinda Tangan
12. Palu
13. Penggores
14. Penitik
15. Paint Marker
16. Mal Gambar

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik memahami peralatan kerja, lakukan tugas mandiri di bawah
ini!
1. Catatlah peralatan kerja yang ada di bengkel sekolah peserta didik!
2. Periksalah tiap-tiap peralatan kerja apakah ada kerusakan pada bagiannya!
3. Buat laporan tertulis persorangan untuk tiap peserta didik peralatan kerja
yang rusak dan yang dapat digunakan!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan fungsi dari mal gambar!
2. Sebutkan fungsi dari Ultrasonic Thickness Gauge!
3. Apakah perbedaan antara gergaji tangan dengan gerinda tangan!
4. Apakah perbedaan antara jangka sorong dengan mircrometer!
5. Sebutkan fungsi dari protractor!

162 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REFLEKSI

Dengan mempelajari peralatan kerja untuk pekerjaan pelat, diharapkan peserta


didik mampu mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan kerja
untuk pekerjaan pelat tipis. Sebagai bahan refleksi maka jawablah pertanyaan
di bawah ini!
1. Apakah peserta didik pernah menggunakan peralatan kerja untuk pekerjaan
pelat dalam bab ini?
2. Apakah peserta didik pernah mengalami kesulitan dalam menggunakan
peralatan kerja tersebut?
3. Diskusikan dengan teman sekelas kelebihian dan kekurangan peralatan kerja
yang pernah digunakan!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 163


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL
VII
BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat mengetahui warna dan simbol yang terdapat pada pipa yang
digunakan dalam kapal. Siswa dapat menjelaskan arti dan fungsi dari warna
dan simbol yang diberikan pada pipa yang terdapat dalam kapal. Siswa dapat
mendemostrasikan atau menunjukkan warna dan simbol yang digunakan pada
pipa yang terdapat dalam kapal.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PENGERTIAN

Macam-macam Macam-macam
fungsi dan simbol
warna pipa di simbol pipa di
pipa di kapal
kapal kapal

KATA KUNCI

Warna, Simbol, Gambar, Diagram, dan Fungsi.

164 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Waktu saya duduk di kelas tiga sekolah dasar di kota Balikpapan, senang kali
rasanya ketika ibu guru mengatakan ini waktunya jam menggambar, dengan temanya
pemandangan. Maka dengan cepat keluar buku gambar dan peralatan gambar. Dalam
benak untuk menunjukkan gambar pemandangan maka saya buat gambar segitiga
dengan dua buah berderet. Ini pasti anggapan orang simbol untuk menggambarkan
dua buah pegunungan, lalu di kanan atasnya terdapat lingkaran kecil dengan diberi
warna kuning untuk menunjukkan matahari yang bersinar di waktu pagi menjelang
siang hari.
Demikian juga ketika berada dalam sebuah kapal, akan ada gambar berupa
simbol atau warna yang menunjukkan arti, fungsi, dan penggunaannya yang dapat
mudah dimengerti oleh orang awan sekalipun.

Gambar 7.1 Macam Warna Pipa di Kapal


(Sumber : https://dimensipelaut.blogspot.com/2018/10/pemberian-warna-pada-sistem-pipa-diatas.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 165


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

Gambar 7.2 Warna Sistem Perpipaan


(Sumber : https://belajark3l.wordpress.com/2015/03/14/standar-pewarnaan-pipa/)

Terdapat banyak ruang di dalam kapal, masing-masing ruang memiliki


fungsi yang berbeda-beda dalam kapal. Ruang di dalam kapal saling menunjang
dan sangat dibutuhkan dalam kapal. Di dalam ruang kapal terdapat berbagai
aktivitas dalam pengoperasian kapal, aktivitas bongkar – muat barang. Setiap
ruang di kapal memiliki nama untuk membedakan fungsi ruang tersebut.
Demikian juga pipa dalam sistem perpipaan dengan bentuknya yang
memiliki diameter lingkaran dengan panjangnya tertentu, sangat rumit untuk
dibedakan, yang akan membuat sulit untuk mengoperasikan. Demikian juga dalam
perawatan pipa-pipa yang banyak jumlah serta memiliki panjang yang berbeda-
beda serta fungsinya.

Gambar 7.3 Sistem Perpipaan di Tongkang


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

166
166 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dari gambar 7.2 di atas kita mengetahui ada pemberian warna untuk
memudahkan fungsi dari pipa tersebut. Tongkang pada gambar 7.2 memiliki
muatan cairan yang berupa solar industri. Pipa yang mengalirkan solar industri
diberi warna abu-abu. Pengaturan pemilihan warna pipa beragam macam sehingga
tidak terjadi kemiripan warna yang dapat membuat kesalahan pemahaman dalam
penglihatan.

B. PENGERTIAN
Dalam bahasa Indonesia warna memiliki pengertian kesan yang diperoleh
mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya; corak rupa;
seperti biru; dan hijau. Teknik perwarnaan adalah perwarnaan bahan atau benda
dengan larutan yang memiliki warna tertentu, dengan teknik perwarnaan kita
dapat memberikan aneka warna dengan larutan yang berwarna dalam hal ini kita
kenal istilah cat.
Cat adalah larutan yang terbuat dari bahan kimia atau organik yang memiliki
warna tertentu untuk melindungi lapisan luar suatu benda. Ada beberapa macam
lapisan cat yang digunakan industri kapal. Cat dasar atau primer, cat sekunder atau
build coat, cat antara, serta cat lapisan akhir atau top coat.

Gambar 7.4 Contoh Cat Pipa


(Sumber : https://teknocal.com/1545/cat-jotun-penguard/)

Pemberian warna cat biasanya dilakukan pada pengecatan untuk cat lapisan
akhir atau top coat dari sistem perpipaan kapal. Pipa adalah salah satu sarana yang
memiliki dinding berbentuk silinder memanjang dengan lubang yang memiliki
diameter untuk memindahkan air, udara yang dapat disebut dengan fluida, bisa
juga sarana untuk mengalirkan energi.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 167


167
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.5 Bentuk Pipa Dipakai di Kapal


(Sumber : https://inameq.com/piping-system/bentuk-dan-spesifikasi-pipa-baja-karbon-kapal/)

Dalam industri galangan kapal biasanya menggunakan pipa baja karbon


seperti pipa seamless pipe, pipa yang dibentuk tanpa ada sambungan sepanjang
bentangan pipa. Ada juga pipa straight welded pipe, pipa yang dalam membentuk
tabung pada pertemuan pelat pembentuknya dilakukan pekerjaan pengelasan
sambungan. Fluida adalah zat yang mengalir dalam sistem perpipaan dalam
kapal yang memiliki fungsi untuk operasional kapal dalam berlayar, terdiri dalam
bentuk cairan dan udara. Fluida yang mengalir dapat berupa cairan bahan bakar
marine diesel oil, air minum untuk anak buah kapal, air bersih untuk keperluan
mandi.

Gambar 7.6 Contoh Marine Diesel Oil


(Sumber : http://skgreenenergy.org/marine-diesel-oil)

168
168 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

C. MACAM-MACAM WARNA PIPA DI KAPAL

Gambar 7.7 Pipa dalam Kamar Mesin


(Sumber : http://skgreenenergy.org/our-operations)

Warna-warna yang mewakili fungsi dari pipa yang diwarnai menurut


standar nasional yang diatur oleh pemerintah SNI 19 – 3778 – 1995 yang
dikeluarkan tanggal 10 januari 1995 dengan judul identitas warna pipa berkaitan
dengan keselamatan dan lingkungan hidup.
Menurut SNI 19 – 3778 – 1995 pemberian warna dapat diberikan dengan
dua cara. Pertama metode pengecatan seluruh panjang pipa dengan mengunakan
warna identitas. Medote yang kedua dapat dengan hanya membuat sabuk (band)
selebar kira-kira 150 mm tergantung diameter pipa yang dialiri fluida yang
dicat pada tiap-tiap segmen pipa yang nampak oleh mata, atau tempat-tempat
pecabangan, pada sambungan peralatan, pada kedua sisi katup, atau flange pipa,
atau tempat-tempat yang dianggap perlu.
Pembuatan standar indentifikasi pipa melalui sistem warna ditetapkan
melalui departemen perindustrian yaitu SNI 19 – 3778 – 1995 yang mengacu
pada standar British Standard specification for Identification of Pipelines and
Services 1710-1984. Dalam dunia perkapalan kita yang memiliki risiko tinggi
dapat mengikuti standar yang dibuat oleh ISO 14726 – Ships and Marine Technolgy
– Identificaton Colour for the Content of Piping Systems. Di mana relugasai berisi
pengaturan pembuatan sabuk (band) pada sistem pemipaan kapal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 169


169
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.8 Contoh Warna Sabuk Pipa di Kapal


(Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/qa/pipe-marking/pipe-labeling-for-sea-vessels-and-marine)

Peraturan ISO 14726 – Ships and Marine Technolgy – Identificaton Colour


for the Content of Piping Systems terakhir mengalami review kembali pada tahun
2017 setelah dikeluarkan pada tahun 2008. Peraturan ini dapat digunakan juga
untuk dunia minyak dan gas bumi serta struktur banguanan di atas laut dan dunia
pelayaran.

ISO 14726 - 2 : 2002 Ship and Marine Technology – Identification


colours for the content of piping systems – part 2 : additional colours
for different media and / or functions

ISO 14726 - 2 : 2002 Ship and Marine Technology – Identification


colours for the content of piping systems – part 2 : additional colours
for different media and / or functions

ISO 14726 - 1 : 1999 Ship and Marine Technology – Identification


colours for the content of piping systems – part 1 : main colours and
media.

ISO / R 508 : 1966 Identification colour for pipes conveying fluids in


liquid or gaseous condition in land installations and on board ships

Diagram Sejarah Peraturan Identifikasi Warna pada Sistem Pemipaan Kapal yang
Dikeluarkan oleh ISO dan Diakui oleh IMO
(Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)

170
170 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Peraturan yang dikeluarkan oleh ISO (The International Organization


for Standardization) memiliki ruang lingkup pada standar international dalam
mengindetifikasi isi dan fungsi dari sistem pipa pada kapal dan struktur bangunan
di laut. Macam-macam standar warna tersebut dapat dicantumkan pada gambar
sistem pipa dan diagram.
Memiliki dua macam standar warna, pertama ada warna utama untuk
menunjukkan media dalam satu kelompok yang memiliki karakteristik sama.
Warna yang kedua adalah standar warna tambahan untuk kombinasi warna utama
untuk menunjukkan media atau fluida yang lebih spesifik dalam satu kelompok
yang sama. Warna utama tersebut berdasarkan ukuran kepenuhan / intensitas
dalam satu warna (chromaticity) pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.1 Warna Utama


Warna Kode Titik koordinat area chromaticity (b) Luminance Warna
Utama Factor
1 2 3 4 (β)
Huruf

(a) x y x y x y x y

Hitam
BK 0,385 0,355 0,300 0,270 0,260 0,310 0,345 0,395 ≤ 0,03
(Black)

Biru
BU 0,078 0,171 0,196 0,250 0,225 0,184 0,137 0,038 ≥ 0,05
(Blue)

Coklat
(Brown) BN 0,510 0,370 0,427 0,353 0,407 0,373 0,475 0,405 ≥ 0,04

Hijau
GN 0,313 0,682 0,313 0,453 0,209 0,383 0,013 0,486 ≥ 0,10
(Green)

Abu-abu
GY 0,350 0,360 0,300 0,310 0,290 0,320 0,340 0,370 0,15≤ β≤0,5
(Grey)

Merah
tua MN 0,302 0,064 0,307 0,203 0,374 0,247 0,457 0,136 ≥ 0,10
(Maroon)

Warna Kode Titik koordinat area chromaticity Luminance Warna


Utama Huruf 1 2 3 4 Factor
(β)
x y x y x y x y
Orange OG 0,610 0,390 0,535 0,375 0,506 0,404 0,570 0,429 ≤ 0,03
Merah RD 0,690 0,310 0,595 0,315 0,569 0,341 0,655 0,345 ≥ 0,07
(Red)
Ungu VT 0,250 0,160 0,286 0,146 0,293 0,273 0,304 0,275 0 , 1 0 ≤
(Violet) β≤0,36
Putih WH 0,350 0,360 0,300 0,310 0,290 0,320 0,340 0,370 ≥ 0,75
(White)
Kuning YE 0,522 0,477 0,470 0,440 0,427 0,483 0,465 0,534 ≥ 0,45
(Yellow)
Perak SR Luminance Factor ( β ) > 0,50
(Silver)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 171


171
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

(a) Berdasarkan peraturan IEC 60757


(b) Berdasarkan peraturan CIE 1931 chromaticity co-ordinates for standart
Illuminant D 65

(Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)

Warna utama tadi akan menunjukkan pada sistem pemipaan isi dan
penggunaannya dari pipa tersebut. Sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 7.2 Media Warna Utama


No Warna Utama Penggunaan

1. Hitam (Black) Pipa saluran kotoran, Bilga (Waste)

2. Biru (Blue) Pipa saluran air bersih (Fresh Water)

3. Coklat (Brown) Pipa Saluran Bahan Bakar (Fuel)

4. Hijau (Green) Pipa saluran air laut, air sungai

5. Abu-Abu (Grey) Pipa saluran gas yang tidak mudah terbakar


(Non – Flammable Gas)
6. Merah Tua (Maroon) Pipa saluran udara dan sounding
(Air and Sounding Pipe)
7. Orange Pipa saluran minyak selain bahan bakar
seperti minyak pelumas.
8. Perak (Silver) Pipa Saluran uap Air (steam)

9. Kuning (Yellow) Pipa Saluran gas mudah terbakar (Flamable


Gas)
10. Putih (white) Pipa saluran ventilasi udara (air in
ventilation systems)
11. Ungu (Violet) Pipa saluran cairan asam dan basa
(acids and alkalis)
12. Merah (Red) Pipa saluran air pemadam kebakaran
(Fire Fighting)
(Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)

Dari tabel 7.2 ada 12 macam warna utama yang dipakai untuk
mengidentifikasi atau menunjukkan penggunaan atau isi dari saluran pipa dalam
sistem pemipaan dalam kapal. Selain itu, ada juga warna tambahan dengan
kombinasi beberapa warna utama yang menunjukkan variasi media fluida yang
melalui sistem pemipaan kapal.

172
172 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.3 Warna Tambahan

(Sumber : https://www.wayout.com.au/product/pipe-markers-iso-14726/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 173


173
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

D. MACAM-MACAM SIMBOL PIPA DI KAPAL


Dalam mengoperasikan kapal membutuh energi yang dihasilkan dari motor
penggerak kapal yang dibantu dengan mesin bantu kapal dalam ruang lingkup
beberapa sistem menjadi satu kesatuan. Energi kimia yaitu bahan bakar berubah
menjadi energi mekanik sehingga kapal dapat memiliki tenaga untuk mendorong
gerakan maju kapal. Energi kimia berbentuk fluida dalam sistem pemipaan kapal
mengalir sesuai dengan fungsi fluida tersebut. Supaya tidak terjadi kesalahan
dalam mengoperasikan fluida yang diperlukan kapal, maka perlu disediakan
petunjuk berupa gambar sistem pemipaan kapal, bisa juga bentuk diagram pipa
yang menampilkan simbol-simbol untuk memudahkan anak buah kapal maupun
ornag awan mengerti fungsi penggunaan sistem pemipaan. Beberapa macam
sismbol pipa dalam sistem pemipaan kapal adalah sebagai berikut.

Gambar 7.9 Contoh Simbol Pipa Pemadam Kebakaran


(Sumber : https://www.standard-club.com/media/24158/AMastersGuidetoShipsPiping2ndedition.pdf)

174
174 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Simbol untuk Gambar Isometri Pipa

Tabel 7. 4 Sambungan Elbow Pipa

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

Tabel 7.5 contoh Simbol Flange Pipa

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 175


175
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.10 Contoh Dimensi Flange Pipa


(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

176
176 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.6 Contoh Simbol Gate Pipa

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 177


177
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.7 Contoh Simbol Percabangan Pipa

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

178
178 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.11 Contoh Dimensi Elbow Pipa


(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

Tabel 7.8 Contoh Simbol Valve Pipa

(Sumber : http://www.idpipe.com/2017/02/contoh-simbol-piping-instrument-diagram-pid.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 179


179
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Simbol untuk Pengaturan Pengelasan Pipa


Tabel 7.9 Contoh Simbol Butt Welded Piping

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Butt weld

Elbow
LR 90°

Elbow
SR 90°

Elbow 45°

Elbow 180°
return

Tee

Cross

Reducer
concentric

Top View
Reducer
eccentric

Cap  

180
180 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Weld Neck
flange

Slip On
flange

Lap-Joint
flange and
Stub End

Blind
flange

Weldolet®

Nipolet®

Sockolet®
same as
Weldolet®

Thredolet®
same as
Weldolet®

Coupling
full or half

Pipe

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 181


181
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.10 Contoh Simbol Socket Welded Piping

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Pipe

Elbow 90°

Elbow 45°

Tee straight
or reducing

Cross

Cap  

Hose    

 
(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

182
182 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.11 Contoh Simbol Socket Welded Piping

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Socket Weld
flange

Blind
flange

Sockolet®

Reducer

Union    

Swage
concentric

Top view
Swage
eccentric

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 183


183
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.12 Contoh Simbol Threaded Welded Piping

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Pipe

Elbow 90°

Elbow 45°

Tee straight
or reducing

Cross

Cap  

Hose    

 
(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

184
184 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 7.13 Contoh Simbol Threaded Welded Piping

END SITE END


NAME
VIEW VIEW VIEW

Socket Weld
flange

Blind
flange

Thredolet®

Reducer

Union    

Swage
concentric

Top view
Swage
eccentric

(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 185


185
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

E. FUNGSI WARNA DAN SYMBOL PIPA DI KAPAL


Pemasangan warna dan simbol pada sistem pemipaan di kapal memiliki fungsi
sebagai berikut.
1. Memudahkan proses pengenalan atau identifikasi fluida yang mengalir dalam
sistem pemipaan.
2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja.
3. Meningkatkan perawatan dengan menambah cat pada dinding luar sistem
pemipaan.
4. Bagi orang awam dapat mengerti ketika memasuki area sistem pemipaan
dalam kapal.
5. Memudahkan pekerja dalam membaca gambar dan anak buah kapal dalam
mengoperasikan sistem pemipaan.
Pemasangan warna pada sistem pemipaan di kapal dapat dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama dengan melakukan pengecatan warna keseluruhan sepanjang
sistem pemipaan dalam kapal. Umumnya, ini dilakukan untuk warna dasar, hanya
1 warna saja. Contoh pada gambar 7.12 warna hijau untuk sistem pemipaan yang
mengalirkan fluida air laut.

Gambar 7.12 Pewarnaan 1 Warna


(Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)

Cara kedua dengan memberi label pada beberapa bagian dalam sistem
pemipaan. Biasanya ini untuk pengunaan warna kombinasi. Dapat berupa cat
atau bisa juga dengan label sticker.

186
186 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.13 Contoh Warna Kombinasi


(Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)

Penempatan posisi dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 7.14 Posisi yang Mudah Terlihat


(Sumber : https://cc-marine.com/wp-content/uploads/2017/07/Marine_Tapes.pdf)

Ukuran label standar ISO:

Gambar 7.15 Standar Ukuran Label


(Sumber : https://cc-marine.com/wp-content/uploads/2017/07/Marine_Tapes.pdf)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 187


187
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Penempatan posisi label di kumpulan sistem pemipaan.

Gambar 7.16 Posisi Pemasangan Label


(Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-off-
shore-catalog.pdf)

Bila pipanya panjang yang kelihatan maka setiap 25’ – 50’ dapat dipasang label
warna seperti conoh gambar 7.17.

Gambar 7.17 Posisi Pemasangan Label


(Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-off-
shore-catalog.pdf)

Gambar 7.18 Posisi Pemasangan Label Pipa yang Menembus Dinding


(Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-off-
shore-catalog.pdf)

188
188 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.19 Posisi Pemasangan Label pada Elbow Pipa


(Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-off-
shore-catalog.pdf)

Gambar 7.20 Posisi Pemasangan Label Persimpangan Pipa


(Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-off-
shore-catalog.pdf)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 189


189
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.21 Fungsi Kombinasi Warna


(Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)

190
190 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Nama Siswa Judul Praktikum : SMK :


Pembuatan Sticker
Kombinasi Warna
Jurusan : Pipa Hari / Tanggal

A. Tujuan
1. Siswa dapat memahami warna dan simbol pipa kapal.
2. Siswa dapat melakukan pembuatan sticker warna kombinasi pipa kapal.

B. Alat dan Bahan


1. Kertas sticker A4
2. Printer warna
3. Mistar
4. Komputer / Laptop
5. Pipa
6. Kain majun

C. Gambar Kerja

Gambar 7.22 Contoh Gambar Sea Water System


(Sumber : https://www.wayout.com.au/product-category/imo-signs/pipe-markers-iso14726/)

D. Langkah Kerja
1. Pilih Pipa yang diberi sticker warna!
2. Buat label warna dengan mengunakan program komputer!
3. Beri kombonasi warna yang telah dipilih!
4. Buat sketsa pengaturan aliran fluida dalam sistem pemipaan!
5. Buat sticker berdasarkan ukuran warna pada gambar kerja!
6. Cetak pada kertas sticker A4!
7. Bersihkan pipa yang telah kita pilih dengan kain majun!
8. Lakukan penempelan sticker pada pipa pada posisi yang mudah!
9. Lakukan dengan teliti dan hati-hati!

E. Kesimpulan
Buat kesimpulan dari peserta didik!
Mengetahui
Guru Pembimbing Siswa Praktikan

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 191


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Salah satu perusahaan pipa terbesar


di dunia adalah Mannesmann AG yang
berkedudukan di Jerman. Perusahaan
yang dimulai dari dua orang bersaudara,
Reinhard dan Max Mannesmann. Mereka
berdua berkerja sama dalam menemukan
pembuatan proses roll pipa jenis thick –
walled seamless steel tubes dalam industri
perpipaan atau yang dapat disebut cross –
rolling processi, pada tahun 1885.
Pada tahun 1887 sampai 1889
Gambar 7. 23 Reinhard dan Max Mannesmann
(Sumber : https://www.mannesmann.com/en/
mereka menemukan mesin pengiling
mannesmann/history/) material atau tube mills dengan bekerja
sama dengan rekan mereka dari beberapa industri. Kota tempat mereka memulai
di kota Remscheid, Jerman. Pada tahun 1890 sebuah terobosan teknologi mereka
peroleh dengan menemukan “pilger rolling process” suatu proses pengilingan
tabung besi.

.
Gambar 7. 24 Pilger Rolling Process
(Sumber : https://www.totalmateria.com/ page.aspx?ID= CheckArticle&site=kts&NM=396)

192 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Produk mereka yang terkenal adalah precision tubes, stainless tubes, line
pipe, drill pipe, heat exchanger tube, dringking water pipes, dan hidrolik/pnumetik
tubes. Sekarang grup perusahaan mereka sudah berkembang merambah
perusahaan telekomunisasi.

Gambar 7. 25 Salah satu Produk Mannesman, Precision Tubes Crane Kapal


(Sumber : https://www.mannesmann-precision-tubes.com/deutsch/Industrie/)

CONTOH SOAL

1. Kombinasi warna untuk menunjukkan fluida yang

mengalir pada pipa adalah …


a. Gas Beracun
b. Oksigen
c. Nitrogen
d. Karbondioksida
e. Inert Gas
Kunci Jawaban : B

JELAJAH INTERNET

Pengaturan warna sebagai tanda dalam berbagai


industry memiliki standar yang dapat diatur oleh ISO
atau Organisasi International dalam hal pembuatan
standar yang memiliki kantor di jenewa, swiss.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 193


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

RANGKUMAN

Dalam dunia perkapalan pipa memegang peranan penting. Pipa adalah


salah satu sarana yang memiliki dinding berbentuk silinder memanjang dengan
lubang yang memiliki diameter untuk memindahkan fluida. Untuk memudahkan
kita mengetahui fluida yang mengalir maka diberi tanda atau warna dalam cat
pipa pada dinding luar. Tanda tersebut bisa diberikan melalui pengecatan secara
keseluruhan sepanjang pipa atau hanya pada bagian – bagian tertentu yang
mudah kelihatan dan mudah pengecatan.
Sebagai contoh warna hitam untuk pipa yang mengatur aliran kotoran
dalam kapal atau bilge. Pengaturan warna ini memiliki standar yang diakui secara
internasional oleh organisasi IMO yang dibuat oleh organisasi ISO. Selain warna,
sistem pemipaan perlu juga simbol atau lambang untuk posisi tertentu agar
mengetahui cara kerja komponen sistem pemipaan dan fungsi komponen sistem
pemipaan tersebut.

TUGAS MANDIRI

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik tentang materi


bab VII, kerjakan tugas berikut!
1. Lakukan observasi sistem pemipaan yang ada di sekolah!
2. Cek semua komponen dalam sistem pemipaan apa bekerja dengan baik!
3. Cek apakah ada warna dan simbol pipa dalam sistem pemipaan yang ada di
sekolah
4. Jika tidak ada, buatlah warna dan simbol pipa dalam sistem pemipaan seusai
dengan ketentuan
5. Bagi 1 simbol dan warna untuk 1 peserta didik dalam sistem pemipaan

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Apakah fungsi dari pemberian warna pada sistem pemipaan dalam kapal?
2. Apakah fungsi dari pemberian simbol pada sistem pemipaan dalam kapal?
3. Ketentuan apa saja yang harus kita perhatikan dalam membuat warna pada
sistem pemipaan dalam kapal?
4. Sebutkan warna dasar dan fungsi dalam sistem pemipaan sesuai dengan
standar IMO?
5. Sebutkan 10 simbol pipa dan fungsi dalam sistem pemipaan kapal!

194 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab VII ini tentu peserta didik akan lebih
paham warna dan simbol sistem pemipaan kapal. Sebagai bahan refleksi diri
maka jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Adakah simbol dan warna dalam sistem pemipaan air bersih dalam rumah
Anda?
2. Adakah gambar sistem pemipaan air bersih dalam rumah Anda?
3. Menurut Anda adakah perbedaan simbol pemipaan air bersih dalam rumah
anda dengan sistem pemipaan kapal?
4. Diskusikan dengan teman sekelas Anda!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 195


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI KAPAL
VIII
BAB VIII MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI
KAPAL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran dalam bab VIII siswa diharapkan mampu memahami


gambar sistem instalasi pipa di dalam kapal dengan dapat menjelaskan gambar
sistem instalasi pipa di dalam kapal, mengindentifikasikan gambar sistem
instalasi pipa di dalam kapal, serta dapat membuat gambar sistem instalasi pipa
di dalam kapal.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PENGERTIAN

Jenis-jenis
Sistem instalasi Aturan Sistem Pipa
Instalasi Pipa di
Pipa di Kapal di Kapal
Kapal

KATA KUNCI

Sistem, Gambar, Instalasi.

196 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Pipa dalam sebuah kapal memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pipa terdapat
di hampir setiap ruang kapal ada yang sebagai penyalur air bersih, ada untuk saluran
pembuangan kotoran. Begitu banyaknya pipa perlu yang akan dipasang sebelum
membangun kapal maka seorang arsitek kapal atau disebut naval architect akan
merancang gambar yang berisi proyeksi pipa-pipa yang akan dipasang di dalam kapal.

Gambar 8.1 Rangkaian Pipa di Kapal


(Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/sistem-perpipaan-di-kamar-mesin/)

Gambar 8.2 Rangkaian Pipa di Atas Kapal


(Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/sistem-perpipaan-di-kamar-mesin/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 197


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Dari gambar di atas, terdapat rangkaian pipa yang sambung menyambung


dengan sambungan baut, ada yang disambung dengan sambungan las. Pipa memiliki
diameter yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi kecepatan aliran dari fluida di
dalam pipa untuk dialirkan sesuai fungsi dari pipa tersebut. Berbagai macam sistem
intalasi pipa yang terdapat dalam kapal membutuhkan ketelitian untuk mengenalinya.
Apabila kapal berukuran kecil masih mudah, tetapi bila kapal memiliki ukuran besar
seperti very large crude carrier (VLCC) kapal tangker membawa minyak mentah yang
memiliki ukuran besar sampai 300.000 Deadweigth Tonnage (DWT).

Gambar 8.3 Contoh VLCC


(Sumber : https://www.offshore-energy.biz/dsme-clinches-10-vlcc-orders-in-2018/)

Selain kapal VLCC ada juga Ultra Large Crue Carrier (ULCC) kapal tangker yang
memiliki ukuran besar sampai 550 Dead Weigth Tonnage (DWT).

Gambar 8.4 Contoh ULCC


(Sumber : https://www.pinterest.com/)

198 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Gambar 8.5 Sistem Pipa Ballast


(Sumber : http://www.splashmaritime.com.au/Marops/data/text/Med3tex)

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Memiliki satu benda atau barang sangat mudah untuk mengatur atau
mengoperasikannya. Nah, bagaimana bila memiliki banyak barang atau benda.
Dengan peralatan yang begitu banyak dalam kapal perlu ada pengaturan
yang dirancang agar dapat terjadi keteraturan dan berkesinambungan dalam
pengoperasian peralatan. Perlu adanya pengambaran dalam mengatur barang
atau peralatan yang terdapat dalam kapal.
Dalam bab ini diharapkan siswa dapat membuat gambar sederhana dari
sistem intalasi pipa di dalam kapal dengan mengambil contoh dari kapal yang ada
di sekitarnya. Sebelumnya, kita akan mempelajari pengertian dan sistem instalasi
yang terdapat dalam kapal.

Gambar 8. 6 Contoh Pipa Sounding


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 199


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

B. PENGERTIAN
Untuk menghubungkan beberapa peralatan dalam kapal perlu dibuat
suatu sistem yang saling berkaitan yang dapat menghindari terjadinya tumpeng
tindih dalam pengoperasian bermacam peralatan dan mesin dalam kapal. Dengan
demikian, sistem merupakan kumpulan dari berbagai benda, komponen yang
memiliki suatu hubungan, yang mengikat saling mendukung, saling menunjang
dalam pengoperasian sehinggan menjadi satu kesatuan untuk menjalankan
fungsinya.
Dengan menghilangkan salah satu komponen dalam satu kesatuan sistem
akan membuat tidak berjalan pengoperasian atau tersendatnya operasional
untuk mencapai fungsi yang diharapkan. Dalam sistem memiliki komponen yang
saling berkaitan, dengan memiliki batasan sistem dengan sistem yang lain dalam
pengoperasian sistem dalam kapal.

Gambar 8.7 Gambar Lines Plan


(Sumber : https://ppns.ac.id/jurusan-dan-program-studi-ppns)

Instalasi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah perangkat peralatan


teknik beserta perlengkapannya yang dipasang pada posisinya yang disiapkan
dapat dipergunakan. Gambar teknik adalah gambar yang telah sesuai dengan
standar teknik yang berisi lambang, huruf, garis, dan tulisan tegak, yang
memiliki arti sebagai sarana komunikasi antara perancang dengan pihak yang
menggunakan gambar teknik.
Gambar teknik memudahkan pekerja seperti tukang las, tukang fitter,
dan storeman di galangan kapal dalam mengerjakan bagian-bagian kapal baik
dalam membangun kapal baru ataupun untuk memperbaiki kapal yang sedang
perbaikan di galangan kapal.

200
200 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.8 Kontruksi Lambung Kapal


(Sumber : http://teknik.unej.ac.id/telah-dibuka-prodi-s1-tenik-konstruksi-perkapalan/)

C. SISTEM INSTALASI PIPA KAPAL


Sistem instalasi pipa dalam kapal adalah suatu sistem yang mengatur
pemasangan pipa pada posisinya dengan peralatan dan mesin yang saling
menunjang, saling mengikat sehingga dapat menyalurkan fluida melalui pipa
sesuai dengan fungsi dalam kapal. Sebelum kapal dibangun sistem instalasi pipa
kapal dirancang terlebih dahulu dalam bentuk gambar sistem instalasi pipa kapal.
Dari gambar sistem instalasi posisi instalasi pipa dengan peralatan yang menjadi
satu kesatuan dapat diketahui.

Gambar 8.9 Kotak Strainer


(Sumber : https://firehydrant.id/cara-kerja-strainer/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 201


201
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Pemasangan atau instalasi pipa yang terdapat dalam gambar sistem


instalasi pipa harus memenuhi persyaratan klasifikasi dan peralatan seperti
generator, pompa, yang memiliki spesifikasi teknik berupa diameter pipa.
Dalam perencanaan instalasi pipa kapal harus memperhatikan faktor keamanan
dengan tidak membahayakan. Selain itu, juga harus memperhatikan faktor dalam
perawatan serta pengoperasian.
1. Komponen Instalasi Pipa
Komponen instalasi pipa kapal terdiri dari:
a. Peralatan utama seperti motor diesel dan motor bensin

Gambar 8.10 Motor Diesel


(Sumber : https://www.deutz.com/en/products/engines/)

a. Pipa yang memiliki bentuk kosong di tengah berselubung dengan diameter


yang disesuai dengan kapasitas untuk menyalurkan atau mengeluarkan
fluida dari peralatan utama.
b. Sambungan pipa dapat berupa sambungan baut, sambungan las,
sambungan keling, dan sambungan lainnya.
c. Saringan atau filter yang berfungsi mencegah benda padat selain fluida
yang diinginkan untuk masuk ke peralatan atau sistem intalasi pipa yang
dapat menggangu operasional.

Gambar 8.10 Contoh Filter


(Sumber : https://parts.cat.com/in/catcorp/filters/oil-filters/257-9344%3A+rakitan+filter-pelumas-257-9344-prod-
uct--26)

202
202 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

d. Katup atau valve yang berfungsi mengatur jumlah fluida yang akan masuk
atau keluar dalam sistem melalui jaringan pipa, dapat mengatur arah aliran
fluida dalam sistem instalasi pipa dalam kapal.

Gambar 8. 11 Contoh Butterfly Valve


(Sumber : https://alvindocs.com/products/read/butterfly-valve)

Gambar 8.12 Steel Gate Valve


(Sumber : https://alvindocs.com/products/read/gate-valve)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 203


203
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

e. Flange adalah komponen untuk tempat sambungan pipa dalam bentuk


baut, las.

Gambar 8.13 Lap – joint Flange


(Sumber : https://alvindocs.com/products/read/lap-joint-flange)

f. Gasket berfungsi mencegah kebocoran dari sambungan pipa atau


pertemuan dari 2 komponen mekanis baik yang bergerak atau yang tidak
bergerak terdiri dari berbagai macam bahan.

Gambar 8.14 Gasket Spiral


(Sumber : https://alvindocs.com/products/read/spiral-wound)

g. Pompa berfungsi memindahkan fluida berupa cairan dan gas dalam kapal,
dari tangki menuju mesin, tangki menuju ruang dalam kapal.

204
204 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.15 Cargo Oil Pumps


(Sumber : https://www.ksb.com/centrifugal-pump-lexicon/cargo-oil-pump/191958/)

2. Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pipa dalam Kapal


Beberapa sistem instalasi pipa yang terdapat dalam kapal meliputi:
a. Sistem bahan bakar
Adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan bahan bakar
dari dalam tangki. Bahan bakar yang ada dalam kapal mengalir menuju
mesin penggerak utama kapal untuk perubahan energi kimia menjadi
energi mekanik. Mesin bantu kapal seperti mesin generator yang bertugas
mengatur sisa bahan bakar yang tidak terpakai menuju tangki penyimpanan.
Selain itu, juga mengatur aliran bahan bakar pada waktu pengisian bahan
bakar ketika kapal berlabuh di pelabuhan atau menggunakan kapal tangker
penyuplai bahan bakar ketika di sedang operasional perairan.
Bahan bakar yang digunakan dalam kapal ada beberapa jenis antara
lain sebagai berikut.
1) Marine Diesel Oil
Untuk mesin diesel dengan putaran sedang 1500 rpm. Bahan bakar ini
merupakan hasil penyulingan minyak pada suhu rendah berbentuk cair
dengan warna hitam, disebut dengan Industry Diesel Oil.
2) Heavy Fuel Oil
Untuk mesin diesel dengan putaran rendah di bawah 1000 rpm, di mana
minyak hasil dari residu yang memiliki kekentalan tinggi, harus melalui
proses menurunkan kekentalan sebelum digunakan pada motor induk
kapal. Bahan bakar ini disebut juga dengan Marine Fuel Oil.
3) High Speed Diesel
Untuk mesin diesel dengan putaran tinggi. Banyak digunakan kapal
kecepatan tinggi, di atas 1500 rpm.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 205


205
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.16 Sistem Bahan Bakar Feed System


(Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)

Gambar 8.16 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar
dari tangka penimbun (settling tank) bahan bakar menuju tangka harian
(service tank), gambar yang berwarna merah, aliran bahan bakar.

206
206 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.17 Sistem bahan bakar Transfer Sistem


(Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)

Gambar 8.17 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar
dari tangki besar bahan bakar (storage). Biasanya terletak di double bottom
menuju ke tangka penimbun bahan bakar (settling tank).

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 207


207
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.18a Sistem Bahan Bakar Suply


(Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)

Gambar 8.18b adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar
dari tangka harian (service tank) menuju motor induk.

208
208 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.19 Sistem Bahan Bakar Circulating


(Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)

Pada gambar 8.19 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan
bakar dari vetting box setelah memisahkan minyak dari uap pada tekanan
rendah. Ini untuk minyak jenis heavy fuel oil.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 209


209
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Komponen yang terdapat pada sistem bahan bakar yaitu sebagai berikut.
1. Storage tank adalah tangki yang berisi bahan bakar untuk penampungan
keseluruhan kebutuhan dalam kapal ketika memuat dari pelabuhan, letaknya
di bagian bawah kapal (double bottom) dengan penyekatnya berupa cofferdam
tank.
2. Heater adalah alat bantu untuk pemanas bahan bakar berupa HFO agar pompa
dapat mengalirkan ke settling tank menggunakan energi panas steam heater
pada boiler kapal.
3. F.O. Transfer pump adalah pompa bahan bakar yang memindahkan bahan
bakar dari tangka induk (storage tank) menuju settling tank. Jenis pompa ini
menggunakan high temperature resistance screw.
4. Vetting box adalah tempat memisahkan bahan bakar dari uap dengan
menurunkan tekanan bahan bakar, di mana uap dari bahan bakar akan mengalir
menuju pipa udara sedangkan bahan bakar akan mengalir ke service tank.
5. F.O. Circulation pump adalah pompa yang mengalirkan bahan bakar dari vetting
box menuju motor induk dan motor bantu kapal. Jenis pompa mengunakan
gear.
6. Filter F.O. adalah alat untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang terdapat
dalam bahan bakar sebelum masuk menuju motor induk dan motor bantu
kapal, jenis filter-nya adalah duplex.
7. Separator adalah alat yang memisahkan bahan bakar dari kotoran seperti filter
dan memurnikan bahan bakar diletakkan pada settling tank.
8. Purifier F.O adalah mesin bantu seperti separator yang memisahkan bahan
bakar dari kotoran, air, kerak-kerak karat.
9. F.O. feed pump adalah pompa untuk memindahkan bahan bakar dari tangki
penimbun (settling tank) menuju tangki harian (service tank).
10. F.O. service pump adalah pompa untuk memindahkan bahan bakar dari tangka
harian (service tank) menuju motor induk dan motor bantu yaitu generator.
11. Pressure control valve adalah katup atau kran yang memiliki fungsi untuk
mengontrol tekanan bahan bakar yang diperlukan serta untuk menstabilkan
dari supply pump.
12. Tangki drain adalah alat yang digunakan apabila terjadinya campuran gas dan
udara dalam aliran bahan bakar, yang dilengkapi dengan alarm berhubungan
dengan sebuah katup apung. Bila pengunaan HFO menjadi MDO.
13. Katup threeway cock adalah katup yang berfungsi untuk pergantian aliran
bahan bakar dalam kapal dari HFO menjadi MDO secara manual begitu juga
sebaliknya.

3. Sistem Pelumasan
Pada komponen motor pembakaran dalam, baik motor diesel maupun
motor bensin, memiliki 2 macam komponen dilihat dari pergerakannya ada
komponen statis dan ada komponen dinamis, komponen statis seperti blok
mesin, tabung silinder dan komponen dinamis seperti piston dan poros engkol.
Pergerakan komponen-komponen dalam motor beroperasi dapat
mengakibatkan terjadinya gesekan. Komponen motor atau mesin pembakaran

210
210 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

dalam terbuat dari bahan campuran besi, bila terjadi gesekan terus menerus
mengakibatkan cacat atau kerusakan. Oleh karena itu, membutuhkan
pelumasan cairan, dapat berupa minyak pelumas dengan viskositas yang telah
ditentukan.
Sistem pelumasan adalah sistem yang mengatur cairan pelumasan dapat
berupa minyak pelumas mengalir dari tangki minyak pelumas masuk ke dalam
motor induk dan motor bantu kapal untuk memperkecil gesekan permukaan
komponen motor diesel, menghindari terjadi keausan dan juga memberikan
pendinginan dalam motor diesel ketika sedang beroperasi.
Sistem pelumasan dapat juga berfungsi membersihkan kotoran dalam
tabung silinder dan mengurangi getaran dari komponen motor diesel.

Gambar 8.20 Sistem Pelumasan KM. Mutiara Sentosa II


(Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 211


211
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Pada gambar 8.20 KM. Mutiara Sentosa II menggunakan sistem


pelumasan karter kering yang memiliki dua tangki minyak pelumas yaitu
tangki edar (sump tank) dan karter pada motor induk. Sistem pemipaan minyak
pelumas ini mengatur aliran minyak pelumas dari tangki edar menuju filter
melewati cooler baru masuk auto filter yang dipompa menuju motor induk
mengunakan circulating pump.
Minyak pelumas yang masuk kedalam motor induk melalui tekanan
yang dihasilkan circulating pump akan melumasi piston, crankshaft, cam
shaft, cylinder liner. Minyak pelumas akan turun menuju karter motor induk
yang kemudian sistem akan mengatur kembali masuk ke tangka edar. Sistem
pelumasan ini akan bekerja selama motor induk beroperasi.
Komponen sistem pelumasan meliputi:
a. Tangki edar (sump tank) adalah tangki untuk menampung minyak pelumas
sebelum mengalir menuju motor induk.

Gambar 8.21 Aliran Minyak Pelumas


(Sumber : https://www.machinerylubrication.com/Read/532/around-around-where-oil-goes-in-your-engine)

b. Karter adalah bak penampung minyak pelumas yang menjadi satu


kesatuan pada motor induk terletak pada posisi bawah.
c. Circulating pump adalah pompa untuk menyalurkan minyak pelumas
masuk menuju motor induk dengan tekanan jenis pompa ini roda gigi.

212
212 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.22 Pengunaan Minyak Pelumas di Kapal


(Sumber : http://www.oceanma.com/V1/bbs/page.php?co_id=bs04)

d. Bypass valve adalah katup yang berfungsi untuk merubah jalur aliran
minyak pelumas ketika terjadi perawatan sistem.
e. L.O. cooler adalah alat untuk mendingkan aliran minyak pelumas dalam
sistem.
f. L.O. main filter adalah alat penyaring minyak pelumas dari kotoran ketika
keluar dari sump tank. Jenis filter ini adalah elemen dengan memiliki
lubang banyak berukuran kecil.
g. L.O. pump adalah pompa yang memindahkan minyak pelumas dari sump
tank menuju cooler. Jenis pompa ini roda gigi.
h. L.O auto filter adalah saringan yang berkerja otomatis dengan pnuematik
dimana jika tekanan tinggi, maka otomatis akan memompa sampai tekanan
rendah.
i. L.O drain adalah tempat penampungan minyak pelumas setelah melewati
auto filter yang akan dibawa kembali ke sump tank.
j. L.O storage tank adalah tangki tempat menimbun minyak pelumas pada
saat pengisian (bunker) ketika di pelabuhan.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 213


213
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.23 Sistem Minyak Pelumas Flow Motor Diesel Caterpillar


(Sumber : https://docplayer.info/45289802-Lubricating-system-fungsi-pelumas-pada-engine-1-sebagai-pelumas-lubri-
cant.html)

Gambar 8.23 menunjukkan sistem minyak pelumas dengan flow.


Menurut Sukoco (2008,p.145) sistem pelumasan pada motor diesel dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tekan dan sistem splash. Sistem tekan
dapat dibedakan lagi menjadi empat yaitu sistem shunt, sistem full flow,
sistem by pass filtering, dan sistem sump filtering.
Gambar 8.23 menunjukkan aliran sistem minyak pelumas dari oil pan
di mana oil pump memindahkan pelumas menuju strainer yang ada pada oil
pan, kemudian dipompakan melewati relief valve. Minyak pelumas saat motor
diesel start yang masih dingin masuk melalui bypass valve tanpa melalui oil
cooler. Tetapi minyak pelumas yang panas akan kembali ke oil pan melaui oil
cooler untuk didinginkan.

214
214 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.24 Valve Pressure Relief


(Sumber : http://www.wermac.org/valves/valves_pressure_relief.html)

Minyak pelumas yang mengalami peningkatan suhu akan masuk piston


cooling jet dengan melalui piston cooling valve. Minyak pelumas tersebut
menuju jalur utama sepanjang block cylinder mengalir ke camshaft bearing,
main bearing, dan crankshaft. Minyak pelumas melalui pipa eksternal masuk
menuju turbocharger, fuel injection pump. Minyak pelumas jatuh pada lantai
yang terkumpul masuk ke strainer menuju bilge pump.

4. Sistem Pendingin

Sistem pendingin pada kapal selain mengunakan minyak pelumas dapat


mengunakan air tawar maupun air laut. Sistem pendingin yang kita pelajari
gambarnya adalah sistem pemipaan pendingin untuk mesin induk dan mesin
bantu kapal. Sistem pendingin mesin pada kapal adalah sistem pemipaan
yang mengatur fluida yang digunakan berupa air laut dan air tawar. Air laut
dan air tawar digunakan sebagai media pendingin untuk menyerap kalor atau
energi panas yang dihasilkan mesin dalam operasional sehingga menjaga
temperatur tetap sesuai dengan batas ketetentuan penggunaan dengan
sirkulasi yang berjalan ketika mesin beroperasi.
Melihat media pendingin yang banyak digunakan di kapal ada dua
macam. Pertama, sistem pendingin terbuka (direct cooling system). Sistem
pendingin ini mengunakan air yang berasal dari perairan di mana kapal
beroperasi. Bila kapal berlayar di perairan sungai maupun danau maka
mengunakan air tawar dalam perairan tersebut. Apabila berlayar di perairan
lepas pantai maka menggunakan air laut dalam perairan tersebut.
Sistem pompa ini menghisap air dari luar kapal dalam beroperasi yang
menyalurkan melalui pipa masuk ke dalam mesin mendinginkan komponen
mesin setelah itu air tersebut dibuang ke luar kapal. Sirkulasi ini berjalan
selama mesin beroperasi. Banyak digunakan oleh kapal berukuran kecil.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 215


215
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.25 Air Laut Masuk ke Mesin Induk


(Sumber : http://www.boatcoachbob.com/articles-boat-maintenance/engines-inboard/direct-cooling-indirect-cooling/)

Gambar 8.26 Heat Exchanger Element Mesin Induk


(Sumber : http://www.boatcoachbob.com/articles-boat-maintenance/engines-inboard/direct-cooling-indirect-cooling/)

Gambar 8.25 dan 8.26 menjelaskan alur masuk air laut ke dalam mesin induk
kapal menyerap panas membawa keluar.

216
216 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.27 Sea Chest


(Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Schematic-of-a-typical-engine-cooling-water-intake-system-on-a-mod-
ern-merchant-vessel_fig1_307718301)

Gambar 8.27 menjelaskan bahwa pada sistem pendingin terbuka maupun


sistem pendingin tertutup air laut atau air sungai yang berasal dari luar kapal
masuk melalui sea chest.

Sistem pendingin mesin kapal yang kedua adalah sistem pendingin


mesin kapal tertutup (indirect cooling system). Sistem pendingin tertutup
tetap mengunakan media air pendingin dengan dua macam sekaligus. Media
pendinginnya adalah air yang berasal dari luar kapal yaitu air laut atau air
sungai, kemudian mengunakan air tawar dari tangki penyimpanan.
Pada sistem pendingin mesin kapal terbuka media pendingin air dari luar
kapal berupa air laut atau air sungai yang masuk melalui sea chest langsung
mendinginkan mesin induk. Sementara pada sistem pendingin mesin kapal
tertutup air laut maupun air sungai mendinginkan air tawar yang masuk ke
dalam mesin induk, sehingga air tawar ini yang mengalami peningkatan suhu.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 217


217
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.28 Sistem Pendingin Mesin Tertutup


Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/

Sistem pendingin tertutup mengunakan peralatan heat exchanger


/ cooler yang mengubah panas. Dalam alat ini air tawar yang berasal dari
mesin memiliki suhu tinggi didinginkan oleh air laut. Pengembangan dari
sistem tertutup adalah sistem pendingin mesin kapal terpusat (central cooling
system) di mana sistem ini mengatur aliran air laut yang mendinginkan mesin
induk dan mesin bantu kapal. Semua komponen yang dialiri oleh air tawar
dihubungkan secara pararel menuju satu heat exchanger / cooler dengan
pompa sirkulasi air tawar yang terpisah.

218
218 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar : 8.29 Manifold dengan Pompa Air Tawar Pararel


(Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/)

Dalam sistem ini air laut mendinginkan air tawar yang terpusat pada satu
central cooler / heat exchanger yang kemudian air tawar ini menjadi penurunan
suhu kembali.

Gambar 8.30 Expansion Tank


(Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 219


219
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Komponen sistem pendingin adalah sebagai berikut.


a. Heat exchanger adalah alat penukar panas untuk menurunkan suhu fluida
yang masuk ke dalam tabung alat ini, seperti minyak pelumas, air tawar.
b. Fresh water tank adalah tangki penyimpanan air tawar yang diisi ketika
kapal berlabuh, tangki terpisah dengan tangki air tawar untuk air minum
dan air mandi.
c. High temperature circuit adalah berfungsi mendinginkan jacket water
cooler, di mana fresh water atau air tawar dipompa oleh jacket water pump.
d. Low temperature circuit adalah berfungsi menyerap panas pada lube oil
cooler bagian dari fresh water circuit.
e. Sea water pump adalah pompa yang menyalurkan air laut dari sea chest
masuk ke heat exchanger atau central cooler.
f. Expansion tank adalah tangki tempat menyimpan air bila terjadi kelebihan
dan mendapatkan air bila terjadi kekurangan akibat kebocoran.
g. Lube oil cooler adalah alat yang berfungsi mendinginkan minyak pelumas
dimana udara sebagai media pendinginnya.
h. Jacket water cooler adalah alat yang berbentuk tabung, atau kanal-kanal
kecil sebagai jalur media air pendingin untuk mendinginkan mesin.
i. Deaerating tank adalah alat yang berfungsi mengolah sisa- sisa uap akibat
kenaikan suhu air media pendingin.
j. Filter air laut adalah alat untuk menyaring kotoran yang terbawa air laut /
air sungai melalui sea chest, bersifat duplex.
k. Central cooler adalah alat yang berfungsi menukar kalor dengan terpusat
dari komponen mesin yang dilewati air tawar.
l. Thermostatic valve adalah alat yang dilengkapi three way valve untuk
mengontrol suhu udara air yang melalui proses pendinginan dalam central
cooler.

5. Sistem Bilga
Dalam pengoperasian kapal berlayar di perairan menghasilkan kotoran
limbah berupa tumpahan minyak bahan bakar, kebocoran pipa pada minyak
pelumas, air laut yang berlebihan masuk kedalam kapal, dan air buangan
dalam ruang muat kapal. Limbah campuran cairan tersebut akan berkumpul di
bagian bawah kapal dalam kamar mesin, dalam ruang muat.
Untuk menjaga lingkungan perairan, limbah cairan dari kapal kita kelola
terlebih dahulu supaya aman bagi lingkungan perairan tempat kapal berlayar.
Di sinilah peranan sistem pemipaan bilga kapal. Pembuangan cairan harus
memenuhi regulasi di negara dan dunia. Di Indonesia, hal tersebut diatur oleh
UU. No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Selain itu, juga Peraturan MARPOL 73/78 annex IV yang berlaku mulai
1 Juli 1992 tentang pencegahan polusi dari air kotor/limbah (sewage) dari
kapal.

220
220 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.31 Lokasi Siste Bilga


(Sumber : http://eng-khanah.blogspot.com/2018/04/bilge-system.html)

Sistem bilga adalah sistem pemipaan yang mengatur pembuangan fluida


cairan kotor yang bercampur dengan minyak dalam kapal, agar dapat dibuang
sesuai dengan ketentuan. Berkaitan dengan sistem ballast kapal.

Gambar 8.32 Sistem Pemipaan Bilga


(Sumber : http://eng-khanah.blogspot.com/2018/04/bilge-system.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 221


221
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.32 menjelaskan bahwa sistem bilga akan menghisap cairan kotoran
melalui bilge suction dengan pompa, dan ditampung ke dalam tangki bilge well.
Masuk ke dalam bilge separator dan oily water separation untuk memisahkan
air dan minyak sesuai ketentuan. Setelah air akan disimpan dan bisa juga
langsung dibuang melalui keran overboard, minyak ditampung dalam tangki
penyimpanan atau sludge tank. Tempat penyimpan kotoran disebut juga mud
box. Minyak yang dipisahkan akan dibuang ketika akan berlabuh atau bisa
dipakai untuk kapal.

Gambar 8.33 Sistem Pemipaan Bilga


(Sumber : http://wind.repeat7.klictravel.nl/piping-diagram-ship.html)

Komponen sistem pemipaan bilga adalah sebagai berikut.


a. Pompa bilga adalah pompa yang memindahkan fluida kotoran ke dalam
bilge well atau sludge tank.
b. Bilge well adalah tempat menampung fluida cairan kotoran dalam kapal.
c. Oil collect tank adalah tangka penampungan minyak hasil pemisahan dari
separator atau ows.
d. OWS (Oily Water Separation) adalah mesin bantu yang berfungsi
memisahkan air dengan minyak sampai 15 ppm.
e. Incinerator adalah alat pembakaran limbah minyak dari sludge tank.

222
222 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

6. Sistem Ballast
Kapal harus memiliki stabilitas yang baik, salah satu cara memperoleh
stabilitas yang baik dengan menggunakan sistem ballast. Sistem pemipaan
ballast yang kita pelajari adalah sistem ballast yang dinamis menggunakan
fluida cairan seperti air laut dan air sungai. Ada juga sistem ballast yang fix
seperti menggunakan kotak yang berisi semen cor.
Sistem ballast adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan
fluida cairan dalam tangki-tangki kapal ketika keadaan trim kelebihan dan
kekurangan muatan agar kapal dalam keadaan stabilitas baik.
Komponen sistem ballast adalah sebagai berikut.
a. Pompa ballast adalah pompa yang dapat memindahkan fluida dari tangki
menuju double bottom. Jenisnya pompa sentrifugal.
b. Sea Chest adalah kotak tempat masuknya air dari luar kapal dimana posisi
pada bagian bottom kapal.
c. Manifold adalah pertemuan pipa-pipa dengan sambungan katup-katup
dari berbagai tangka.
d. Double bottom adalah lapisan pelat kapal bagian bawah yang memiliki
dua lapisan yang dapat mencegah kapal tengelam bila terjadi kebocoran
pada pelat bagian bottom.
e. Non return valve adalah katup satu arah tidak memiliki dua arah aliran,
mencegah arah sebaliknya.

Gambar 8.34 Ball Type Non Return Valve


(Sumber : https://www.vonroll-hydro.es/en/non-return-valves.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 223


223
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.35 Sistem Ballast


(Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)

224
224 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

7. Sistem Air Tawar


Sistem pemipaan air tawar beda dengan sistem pendingin. Sistem air tawar
atau fresh water system adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan
air tawar dari tangka air tawar menuju kamar-kamar, wc, dapur, dan tempat
yang membutuhkan air tawar untuk kebutuhan hari-hari di kapal. Kebutuhan
itu seperti mencuci, mandi, dan minum. Pengunaan pipa sistem air tawar tidak
boleh digabungkan dengan sistem pemipaan yang lain.

Gambar 8.36 Sistem Air Tawar


(Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)

Dalam gambar 8.36, sistem air tawar menyimpan air tawar dalam tangki air
tawar (1), d imana pada waktu berlabuh melakukan pengisian air tawar melalui
pengisian (2) yang dilengkapi dengan pipa sounding untuk pengukuran
volume air tawar (4) dan pipa ventilasi udara (3). Air tawar dapat dikatakan
juga air bersih akan disalurkan melalui pipa (8) dengan pompa tangan (5) atau
dengan pompa fresh water dengan jenis sentrifugal (6) menuju tangki dinas
(7) di mana tangki tersebut dilengkapi dengan pipa vent udara ( 12) dan pipa
heating oil (11).
Melalui tangki dinas ari tawar disalurkan menuju dapur, kamar mandi, kamar
abk (10) melalui pipa utama (16). Tangki dinas atau disebut juga tangka harian
bisa mengalami kelebihan kapasitas air akan disalurkan melalui pipa overflow
(13) dengan sebuah katup /valve (14) menuju tangki air tawar terletak di
bagian bottom (1). Untuk pengisian tangki dapat mengunakan selang (15)
yang menuju tangki air tawar (1).

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 225


225
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Komponen sistem air tawar adalah sebagai berikut.


a. Tangki air tawar adalah tangki penyimpanan air tawar untuk kebutuhan
keseluruhan di kapal.
b. Pompa air bersih adalah pompa yang berfungsi memindahkan air bersih
dari tangka air tawar menuju tangki dinas, dan dari tangki dinas menuju
ruang kamar mandi, dapur, ruang rapat, kamar ABK.

Gambar 8.37 Sistem Air Laut Diubah Menjadi Air Tawar


(Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/converting-seawater-to-freshwater-on-a-ship-fresh-water-genera-
tor-explained/)

Gambar 8.37 adalah sistem fresh water generator yang berfungsi untuk
mengatur perpindahan air laut menuju fresh water generator untuk diubah
menjadi air tawar untuk keperluan sehari-hari. Sistem ini dipakai bila sistem
air tawar sudah kekurangan volume untuk dipakai. Fresh water generator
dilengkapi dengan dua tangki, satu tangki untuk kondensor air dan satu tangki
untuk evaporator air. Dilengkapi dengan pompa air bersih untuk menyalurkan
ke dalam ruangan. Pompa air laut untuk mengambil air laut melaui sea chest
atau bisa juga dengan by pass melalui sistem pendingin kapal.

8. Sistem Pemadam Kebakaran


Sistem pemipaan pemadam kebakaran adalah sistem yang mengatur jalan
fluida dan peralatan pemadam kebakaran untuk mengatasi bila terjadi
kebakaran di kapal.

226
226 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.38 Pipa Fire Srinkler


(Sumber : https://www.bromindo.com/menghitung-diameter-pipa-pada-jaringan-fire-sprinkler/)

Penyebab kebakaran dalam kapal ada 3 unsur yaitu suhu yang tinggi, bahan
yang mudah terbakar, dan adanya oksigen. Peralatan keselamatan pemadam
kebakaran adalah peralatan yang digunakan untuk menyelamatkan bila terjadi
kebakaran di kapal seperti fire detector dan pompa pemadam kebakaran.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 227


227
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.39 Sistem Pemadam Kebakaran


(Sumber : https://www.marineinsight.com/tech/guide-to-fire-pumps-on-ship/)

Dalam gambar 8.39 sistem pemadam kebakaran mengunakan media air laut
sea water fire system. Selain menggunakan air laut dapat juga menggunakan
busa dan gas. Sistem ini memindahkan air laut melalui high sea suction pada
sea chest menggunakan pompa pemadam kebakaran dan menyalurkan air laut
menuju fire hydrant, fire sprinkler, dan fire monitor yang terdapat pada geladak
kapal. Pada kamar mesin dapat mengunakan gas CO2, seperti gambar 8.40.

Gambar 8.40 Sistem Pemadam Kebakaran CO2


(Sumber: https://marineengineeringonline.com/co2-flooding-system-on-ships/)

228
228 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.41 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2


(Sumber : http://www.co2system.in/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 229


229
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 8.1 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2

No. Komponen
1 CO2 Cylinder
2 Master Valve
3 Slave Valve
4 Flexible Discharge Hose
5 Flexible Inter Connecting Hose
6 Non Return Valve
7 Inline Check Valve
8 Lock Out Valve
9 Directional Valve
10 Bleeder Valve
11 Safety Release Valve
12 Pressure Switch
13 Pressure Gauge
14 Solenoid Valve
15 Digital Weight Loss Indicator
16 Cylinder Mounting Frame
17 Manifold
18 Pressure Operate Siren
19 CO2 Discharge Nozzle
20 Weight Loss Indicator

(Sumber : http://www.co2system.in/)

Dalam sistem pemadam kebakaran, bila terjadi kebakaran di kamar mesin


alarm akan menyala, maka CO2 akan disemprotkan dari tabung menuju
Discharge Nozzle mengurangi kadar oksigen dalam ruang mesin sehingga
tidak terjadi lagi kebakaran. Blower udara ditutup dan biasanya ini bekerja
pada ruangan yang tertutup.

230
230 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.42 Sistem Pemadam Kebakaran


(Sumber : http://www.marineengineering.org.uk/page66.html)

Komponen sistem pemadam kebakaran adalah sebagai berikut.


a. Hydrant adalah saluran keluar air bertekanan untuk memudahkan
pemadaman kebakaran. Ada dua macam hydrant box dan hydrant pillar
yang dilengkapi dengan selang dan nozzle.
b. Sprinkler adalah alat penyemprot air ketika mendekteksi suhu yang telah
ditentukan posisinya tetap di bagian atas ruangan.
c. Fire pump adalah pompa untuk memindahkah air dari tangki air tawar atau
air laut menuju dengan tekanan menuju salurna keluar seperti hydrant,
sprinkler, dan fire monitor. Jenis pompa adalah horizontal split case pump,
bisa disediakan dua unit, satu untuk keadaan darurat.
d. Fire monitor adalah alat penyemprotan mirip senjata dengan berputar
360 derajat dengan tekanan tinggi untuk memadamkan kebakaran.

D. ATURAN SISTEM INSTALASI PIPA DI KAPAL


1. Sistem Bahan Bakar
Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI) volume III tahun 2016 section 11.G menyatakan:
a. Penempatan posisi dari Bungker atau tangki bahan bakar berada di bagian
paling bawah dan terisolasi.
b. Tangki bahan bakar diisoali dengan cofferdam terhadap tangki lain.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 231


231
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8. 43 Tangki Cofferdam


(Sumber : https://www.marineinsight.com/naval-architecture/what-is-cofferdam-on-ships/)

c. Pipa berisi bahan bakar tidak boleh melewati tangka yang berisi air tawar,
minyak pelumas.
d. Plastik dan gelas tidak dipakai sebagai bahan operasi bahan bakar.
e. Transfer, feed dan booster harus direncanakan untuk kebutuhan
temperature operasi pada kondisi minimum.
f. Untuk saluran masuk menggunakan filter simplex.
g. Purifier harus mendapatakan persetujuan klasifikasi setempat.
h. Untuk operasional dengan heavy fuel disediakan alat pemanas.
i. Daily tank atau tangki harian harus mampu menyediakan bahan bakar
untuk satu mesin selama 8 jam.
j. Untuk penggunaan filter pada saat bersamaan antara sistem bahan bakar
dan sistem minyak pelumas pada supply system harus ada pemisah antara
bahan bakar dan minyak pelumas agar tidak bercampur.
k. Settling tank dan daily tank harus disediakan alat untuk mengeringkan.

232
232 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.44 Swing Check Valve


(Sumber : eprints.undip.ac.id)

2. Sistem Minyak Pelumas


Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2016 section 11.H2 menyatakan:
a. Sistem minyak pelumas memiliki kontruksi yang menjamin ketahanan
pelumas dalam semua kecepatan mesin, penurunan kinerja mesin, dan
pemindahan panas.
b. Menyediakan pompa-pompa utama untuk menyuplai minyak pelumas ke
dalam mesin.
c. Pelumasan darurat harus disediakan seperti tangki gravitasi untuk
menyuplasi minyak pelumas secara otomatis ketika mengalami ganguan
terhadap pompa.
d. Peralatan yang dibutuhkan untuk treatment yang sesuai dengan minyak
pelumas yang digunakan seperti purifier, saringan, back-flusing otomatis
harus disediakan.

3. Sistem Pendingin
Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2016 section 11.H2 menyatakan:
a. Kapal harus memiliki minimal 2 sea chest, dengan posisi bagian bawah
kapal.
b. Setiap sea chest harus memiliki suatu ventilasi yang efektif.
c. Setiap sea chest harus memiliki saluran udara bertekanan yang dilengkapi
dengan katup shut off.
d. Pompa pendingin harus disediakan ada pompa darurat, dan memenuhi
kapasitas air pendingin buat mesin.
e. Sisi hisap bagian pompa air laut untuk pendingin dipasang strainer.
f. Katup sea chest dipasang sedemikian agar pengoperasian mudah pada
lantai kamar mesin.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 233


233
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.45 Katup Sea Chest


(Sumber : https://www.quora.com/On-a-ship-or-boat-what-is-a-sea-chest)

4. Sistem Bilga
Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2016 section 11. 2 menyatakan:
a. Pengaturan posisi pipa-pipa bilga agar dapat melakukan penghisapan
walau kapal posisi miring.
b. Ruangan yang terletak di depan sekat tubrukan dan belakang poros
propeller harus dapat dikeringkan bila tidak dilewati pipa bilga.
c. Pemasangan posisi pipa bilga tidak boleh melewati tangki minyak bahan
bakar, minyak pelumas, air tawar. Bila melewati harus dilengkapi dengan
katup non return pada posisi pipa bilga masuk melewati tangka tersebut.
d. Pompa bilga yang jenis sentrifugal harus memiliki penghubung ke alat
pemisah udar.
e. Katup dan peralatan sistem bilga ditempatkan pada posisi yang mudah
pengaturannya.

Gambar 8.46 Lap Joint Flanges


(Sumber : eprints.undip.ac.id)

234
234 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

5. Sistem Ballast
Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2013 section 11.P menyatakan:
a. Pipa ballast harus pengaturan posisinya dapat melakukan hisap air dalam
keadaan miring atau trim.
b. Pipa ballast tidak boleh melewati tangka air tawar, bahan bakar, dan
minyak pelumas.
c. Jumlah pompa ballast harus memenuhi kebutuhan kapal dan disediakan
untuk pompa cadangan.

Gambar 8.47 Sistem Ballast


(Sumber : https://www.bollfilter.com/en/applications/water-filtration/maritime-filtration-ballast-water.html)

6. Sistem Air Tawar


Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2013 section 11.K menyatakan:
a. Sistem air tawar pengaturan pipanya tidak boleh melewati tangki bahan
bakar, minyak pelumas, dan tangka yang lainnya.
b. Dilengkapi dengan pipa udara dan pada ujungnya dilengkapi saringan
untuk melindungi masuknya serangga.
c. Memiliki pompa utama dan pompa cadangan yang dilengkapi dengan
katup shut off.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 235


235
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.48. Katup Pengontrol Solenoid


https://www.pngwing.com/id/free-png-yshbf

7. Sistem Pemadam Kebakaran


Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
volume III tahun 2013 section 12, menyatakan:
a. Semua ruang kapal yang terdapat motor bakar, tangka harian, harus
diletakkan pada posisi terjangkau dan memiliki ventilasi udara.
b. Unit pemadam lokal harus layak untuk pemadaman kebakaran secara
efektif dalam ruang kapal.
c. Sistem minyak dengan tekanan 15 bar tidak termasuk mesin induk dan
bantu diletakkan terpisah seperti hidrolik stering gear.

Gambar 8.49 Fire Monitor


(Sumber : https://www.deltafire.co.uk/products/fire-monitors/dpom-1900-oscillating-monitor/)

236
236 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

d. Semua pipa pada daerah bulkhead harus tahan terhadap suhu yang telah
ditentukan solas. Harus diberi isolasi tahan panas.
e. Pompa bahan bakar, purifier, minyak pelumas harus dilengkapi dengan
peralatan pemutus darurat.
f. Pompa dan fire hose harus memiliki pancaran kuat dengan jangkuan
minimal 12 meter tergantung jenis dan berat kapal.
g. Fasilitas alarm harus disediakan di setiap ruang hingga dapat didengar
oleh semua orang dalam kapal.
h. Tekanan minimum 10 bar pada tekanan pompa pemadam kebakaran.
i. Kran kebakaran (hydrant) harus diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau orang.
j. Kapal dengan GRT > 500 ton harus dilengkapi minimal 1 shore conection
international.

Gambar 8.50 International Share Connection


(Sumber : https://www.marineinsight.com/marine-safety/what-is-international-shore-connection/)

Demikianlah pengaturan pipa pada masing-masing sistem pemipaan harus


berdasarkan peraturan pemerintah dan peraturan klas pada waktu kapal
tersebut dibangun. Setiap jenis kapal ada memiliki perbedaan dalam sistem
pemipaan, misalnya kapal tangker berbeda dengan sistem pemipaan kapal
general cargo. Pemahaman gambar sistem pemipaan kapal perlu perhatian
khusus dalam melihat alur aliran fluida sehingga dalam mengoperasikan
dalam berlangsung dengan benar dan terjamin keamanan.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 237


237
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Nama Siswa Judul Praktikum: SMK :


Pembuatan Gambar
Jurusan : Sistem pemipaan Hari / Tanggal
kapal

A. Tujuan
1. Siswa dapat memahami bentuk gambar sistem pemipaan kapal.
2. Siswa dapat melakukan pembuatan gambar sistem pemipaan kapal.
B. Alat dan Bahan
1. Mistar Rol
2. Mistar Siku
3. Mistar Baja
4. Kertas A3
5. Pensil
6. Pulpen
7. Penghapus
C. Gambar Kerja

Gambar 8.51 Contoh Gambar Sea Water System


(Sumber : http://militaryhonors.sid-hill.us/history/gwmjh_archive/Systems/Ballast_Water.html)

D. Langkah Kerja
1. Gambar sistem pemipaan dalam kapal!
2. Pilih salah satu sistem pemipaan yang ada dalam kapal yang akan dibuat
gambar!
3. Susunlah komponen yang ada dalam sistem pemipaan kapal yang akan
dibuat gambar!

238 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

4. Buat sketsa pengaturan aliran fluida dalam sistem pemipaan!


5. Buat gambar sistem pemipaan dengan lengkap symbol dari komponen
yang ada!
6. Pindahkan ke dalam kertas A3 dengan ketentuan gambar teknik!
7. Periksa alur fluida dengan baik!
8. Kerjakan dengan teliti!

E. Kesimpulan
Buat kesimpulan dari peserta didik!
Mengetahui
Guru Pembimbing Siswa Praktikan

CONTOH SOAL

1. Dalam sistem pemipaan bahan bakar memiliki komponen yang banyak, yang
tidak termasuk komponen sistem pemipaan bahan bakar adalah
a. Pompa bahan bakar
b. Motor pengerak utama kapal
c. Tangki harian
d. Derek
e. Valve

Kunci Jawaban : D

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 239


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Gambar teknik dalam pembuatan sistem pemipaan apabila proses pembuatan


secara manual membutuhkan waktu yang lama.

Gambar 8.52 Contoh Perangkat Lunak Komputer untuk Gambar Sistem Pemipaan
(Sumber : https://www.edrawsoft.com/piping-design-software.html)

Gambar sistem pemipaan kapal dapat dikerjakan dengan perangkat


lunak komputer atau software. Dengan mengunakan software atau program
komputer untuk mengerjakan gambar sistem pemipaan akan lebih mudah dan
tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada banyak program komputer yang
dapat dipelajari untuk menggambar sistem pemipaan kapal salah satunya
seperti gambar 8.52. Gambar tersebut akan memudahkan peserta didik dalam
mempelajari sistem pemipaan dengan menampilkan simbol-simbol yang mudah
dimengerti.
Ada juga program komputer yang dapat menghitung kekuatan pipa pada
sistem pemipaan kapal. Dengan tampilan yang menarik dalam setiap program
komputer dan disertai petunjuk penggunaan atau tutorial akan memudahkan
peserta didik untuk menggunakan program komputer untuk sistem pemipaan.

240 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

JELAJAH INTERNET

Sistem pemipaan kapal merupakan ilmu yang


sangat diperlukan zaman sekarang. Sistem pemipaan
dibutuhkan di berbagai industri, tidak hanya di dunia
perkapalan atau maritim, tetapi juga di dunia industri
kimia, industri minyak, dan gas bumi.

RANGKUMAN

Setelah mempelajari bab VIII, peserta didik diharapakan dapat memahami


gambar sistem pemipaan yang ada di dalam kapal. Sistem pemipaan dalam
kapal berfungsi mengatur fluida yang dibutuhkan untuk operasional kapal dapat
berlayar salah satunya menggerakkan fluida bahan bakar untuk kebutuhan motor
penggerak utama kapal.
Ada beberapa sistem pemipaan dalam kapal di antaranya adalah sistem
pemipaan bahan bakar, sistem pemipaan minyak pelumas, sistem pemipaan
air ballat, sistem pemipaan air pendingin, sistem pemipaan air tawar, sistem
pemipaan bilge, dan sistem pemipaan pemadam kebakaran.
Begitu banyak sistem pemipaan dalam kapal yang membutuhkan gambar
untuk memudahkan dalam membuat pada waktu kapal dibangun. Selain itu, juga
untuk mengoperasikan serta merawat pada waktu kapal sedang operasional.
Perlunya pemahaman gambar sistem pemipaan bagi peserta didik agar
mengetahui simbol, peraturan, dan aliran fluida yang mengalir dalam sistem
pemipaan kapal.

TUGAS MANDIRI

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas


berikut!
1. Lakukan observasi disekitar sekolah tentang sistem pemipaan air bersih
untuk tiap-tiap kamar mandi di sekolah!
2. Tentukan peralatan apa saja yang digunakan dalam membuat sistem pemipaan
air bersih tersebut!

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 241


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

TUGAS MANDIRI

3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan pipa yang telah kamu


tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar!
4. Buatlah gambar sistem pemipaan air bersih yang ada di sekolah!
5. Laporkan dalam bentuk presentasi di depan kelas!
6. Kerjakan tugas ini secara mandiri!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Komponen apa saja yang terdapat dalam sistem pemipaan air tawar dalam
kapal?
2. Jelaskan fungsi dari sistem pemipaan air ballast dalam kapal!
3. Apakah fungsi dari tangka harian dalam sistem bahan bakar dalam kapal ?
4. Jelaskan jeni minyak bahan bakar yang dibutuhkan dalam kapal!
5. Sebutkan beberapa ketentuan sistem pemadam kebakaran dalam kapal!

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab VII ini tentu peserta didik akan lebih
memahami gambar sistem pemipaan kapal. Sebagai bahan refleksi diri maka
jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah peserta didik pernah melihat sistem pemipaan disekitar Anda?
2. Jika pernah, sebutkan sistem pemipaan apa saja?
3. Adakah perbedaan sistem pemipaan yang peserta didik lihat dengan sistem
pemipaan dalam kapal?
4. Diskusikan dengan teman sekelas!

242 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BAB
KAMAR MESIN KAPAL IX
BAB IX KAMAR MESIN KAPAL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa mampu memahami lay out dari kamar mesin kapal, dengan
pengetahuan tersebut maka siswa diharapkan dapat mampu membuat lay out dari
kamar mesin sebuah kapal. Siswa dapat menentukan letak posisi dari peralatan
dan mesin yang terdapat dalam kamar mesin yang efisien, memudahkan dalam
penggunaan dalam satu kesatuan sistem.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

PENGERTIAN

Gambar Lay Out


Kamar Mesin di Kamar Mandi Aturan Kamar
Kapal Kapal Mesin Kapal

KATA KUNCI

Lay out, Kamar Mesin

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 243


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENDAHULUAN

Untuk memudahkan pengunaan mesin yang digunakan dalam kapal, dibutuhkan


suatu ruang dalam kapal yang terletak sedemikian rupa untuk menghasilkan tenaga
dari mesin yang berdaya besar sesuai dengan tingkat kebutuhan kapal. Dalam kamar
mesin terdapat mesin penggerak utama dan berbagai macam mesin bantu kapal.

Gambar 9.1 Kamar Mesin Kapl


(Sumber : https://rencanamu.id/post/jurusan-dan-perkuliahan/serba-serbi-jurusan-teknik-sistem-perkapalan)

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Untuk bisa bergerak di permukaan air, kapal membutuhkan tenaga dan alat
untuk menggerakkan kapal menuju tujuan. Saat ini, kapal niaga mendapatkan
tenaga dari motor penggerak kapal yaitu motor bakar diesel yang menghasilkan
tenaga menggerakkan roda gila kemudian diteruskan melalui poros propeller untuk
memutar alat penggerak berupa baling-baling atau propeller. Dari hasil putaran
propeller ada gaya dorong untuk mendorong kapal tersebut. Motor penggerak
kapal yang berupa motor bakar diesel diletakkan di dalam suatu ruangan khusus
yang disebut dengan kamar mesin (engine room).

244 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.2 Fabrikasi Kamar Mesin Kapal


(Sumber : https://rencanamu.id/post/jurusan-dan-perkuliahan/serba-serbi-jurusan-teknik-sistem-perkapalan)

B. PENGERTIAN
Kamar menurut kamus bahasa indonesia adalah ruang yang bersekat (tertutup)
dinding yang menjadi rumah atau bangunan (biasanya dibatasi dinding empat sisi
dengan bagian atasnya tertutup; berupa bilik-bilik. Kamar dalam kapal adalah
ruangan yang bersekat di tiap-tiap geladak kapal yang memiliki fungsi tertentu
dibatasi dinding empat sisinya yang memiliki kekedapan air agar tidak mengalami
kebocoran.

Gambar 9.3 Ruang Kontrol Mesin Kapal


(Sumber : https://ppns.ac.id/jurusan-dan-program-studi-ppns/d3-teknik-permesinan-kapal-tpk/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 245


245
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

C. KAMAR MESIN KAPAL


Ruang mesin kapal berisi motor penggerak utama kapal yang dapat berupa
motor bakar diesel dan motor bahan bakar bensin. Untuk menunjang motor
penggerak utama kapal dan kapal seutuhnya dapat beroperasi digunakan berbagai
macam motor bantu kapal berupa generator, mesin generator, macam-macam
pompa, mesin pembakar, dan peralatan lainnya.
Motor penggerak utama kapal atau bisa disebut juga dengan mesin induk
kapal adalah suatu mesin yang mengubah bahan bakar menjadi tenaga mekanis
yang menggerakkan baling-baling kapal untuk menghasilkan gaya dorong untuk
kapal bergerak. Motor penggerak dapat berupa motor bakar dalam maupun luar.
Untuk saat ini banyak digunakan motor bakar dalam berupa motor diesel dengan
2 langkah atau 4 langkah.
Berbagai macam merek untuk motor penggerak utama kapal di antaranya
yanmar, caterpillar, watsila, dan sebagainya.

Gambar 9.4 Mesin Diesel dengan Merek Wartsila


(Sumber : https://www.wartsila.com/marine/build/engines-and-generating-sets/diesel-engines/wartsila-26)

Setiap mesin yang dikeluarkan oleh pabrik memiliki teknikal data yang
memenuhi peraturan IMO regulasi emisi gas buang sesuai ANNEX VI of the
MARPOL 73 / 78.

246
246 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.5 Dimensi Mesin Diesel


(Sumber : https://www.wartsila.com/marine/build/engines-and-generating-sets/diesel-engines/wartsila-26)

Dalam pemilihan motor utama penggerak kapal faktor utama adalah


besarnya tenaga yang dihasilkan disesuaikan dengan pemilihan dimensi
ukuran berdasarkan luas yang akan direncanakan untuk kamar mesin. Dengan
mengunakan pandangan atas dari motor utama penggerak kapal atau disebut
juga mesin induk kapal, kita dapat mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk
penempatan motor penggerak utama kapal yang biasa menggunakan mesin
diesel yang memakai bahan bakar marine diesel oil. Demikian juga dengan mesin
bantu kapal yang mendukung motor penggerak utama kapal.
Generator salah satu mesin bantu kapal yang digunakan untuk pembangkit
listrik. Generator adalah mesin yang mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik yang kemudian menghasilkan energi listrik melalui induksi
elektromagnetik. Sehingga dalam kapal peralatan generator meliputi rangkaian
motor pembakaran dalam dengan dinamo listrik disebut generator set. Biasanya
disebut genset.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 247


247
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.6 Marine Generator Sets


(Sumber : https://www.cat.com/id_ID/products/new/power-systems/marine-power-systems/marine-genera-
tor-sets/18414775.html)

Peralatan pendukung untuk generator adalah Main Swicth Board (MSB),


yang kita harus mengetahui besaran dimensi Main Swicth Board. Control panel
yang istilahnya Main Swicth Board adalah lemari yang berbentuk balok, kotak,
atau bentuk yang mengikuti bentuk ruangan, yang berisi rangkaian peralatan
kontrol listrik yang dilekatkan pada suatu papan pengendali yang memudahkan
dalam pengoperasian otomatis dan manual oleh operator.

Gambar 9.7 Main Swicth Board


(Sumber : https://www.asamarine.com/products/)

248
248 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam kamar mesin main switch board dapat diletakkan dalam ruang
terpisah yang disebut dengan ruang kontrol. Hal ini dapat diterapkan pada kapal
yang memiliki dimensi besar sehingga ada ruang yang dapat digunakan untuk
kontrol kamar mesin kapal.

Gambar 9.8 Motor Control Center


(Sumber : https://www.asamarine.com/products/)

Ukuran dimensi setiap kontrol panel yang kita gunakan harus kita ketahui ketika
akan menempatkan dalam kamar mesin yang dicatumkan dalam lay out kamar
mesin sebuah kapal.

Gambar 9.9 Karpet Isolator Listrik


(Sumber : http://www.basisrubber.com/id/karpet-karet-isolator-listrik.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 249


249
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Peralatan mesin bantu kapal selain generator ada berupa pompa-pompa, seperti
pompa bahan bakar, pompa air, dan pompa hidrolik.

Gambar 9.10a Pompa Air Tawar


(Sumber : https://inameq.com/piping-system/pipa-air-tawar-kapal/)

Tangka harian bahan bakar pada kapal ada yang terdapat dalam ruang mesin.
Hal ini terdapat pada kapal ukuran kecil yang penempatannya juga harus
diperhitungkan dalam lay out kamar mesin.

Gambar 9.10b Contoh Tangki Harian Kapal Tunda


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

250
250 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.11 Ruang Kontrol


(Sumber : https://www.emaritim.com/2017/02/)

Dalam kamar mesin juga ada terdapat pompa pemadam kebakaran, biasanya
untuk kapal khusus yang beroperasi di wilayah operasional industri minyak dan
gas bumi. Minimal memiliki satu pompa. Hal ini juga kita dapat mengetahui
dimensi spesifikasi, dicantumkan dalam lay out kamar mesin.

Gambar 9.12 Pompa Pemadam Kebakaran


(Sumber : https://www.deltakarya.com/pekerjaan-pompa-pemadam-kebakaran-pompa-plumbing/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 251


251
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Peralatan mesin bantu kapal yang terdapat di kamar mesin adalah Oil
Water Separator (OWS. Mesin bantu ini masuk dalam sistem pemipaan bilge.
Dalam sistem yang mengatur cairan sisa, cairan kotoran yang terdapat dalam
kamar mesin untuk disimpan atau dibuang, di mana fungsi OWS adalah menyaring
atau memisahkan air dengan berbagai jenis minyak dengan perbedaan berat
jenis fluida tersebut. Selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpanan kotoran
atau sludge tanki. Bisa juga disimpan di waste oil tank.

Gambar 9.13 Oil Water Separator


(Sumber : https://www.deyuanmarine.com/Marine-Oily-Water-Separators-pd666054.html)

Pemisahan minyak dengan air supaya jangan terjadi pencemaran


mengunakan alat pendeteksi kandungan minyak atau (Oil Content Meter). Mesin
bantu kapal ini memisahkan air dan berbagai jenis minyak dengan konsentrasi
sampai 15 parts per million (ppm).

Gambar 9.14 Pompa Bilga Sentrifugal


(Sumber : https://www.desmi.com/desmi-products/bilge-pumps.aspx)

252
252 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Sesuai dengan ketentuan relugasi 16 (5) of Annex I of MARPOL 73/78. Bila kurang
maka alarm akan berbunyi. IMO Marine Environment Protection Committee –
MEPC. 107(49).

Tabel 9.1 Kapasitas OWS


No. Ukuran Kapal Kapasitas (m3/h) Panjang Mesin (m)
1. < 1000 dwt 0,25 1,32
2. 1000 – 5000 dwt 0,5 1,46
3. 5000 – 10.000 dwt 1 1,5
4. 10.000 – 30.000 dwt 1,5 1,66

(Sumber : https://www.deyuanmarine.com/Marine-Oily-Water-Separators-pd666054.html)

Gambar 9.15 Contoh Purifier


(Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/high-speed-centrifuge-on-ship-construction-and-working/)

Mesin bantu kapal pada gambar 9.15 hampir mirip dengan Oil Water
Separator (OWS) adalah purifier. Mesin bantu ini berfungsi untuk menyaring atau
memisahkan air dan kotoran seperti lumpur yang terdapat ketika menghisap
bahan bakar dan minyak pelumas dari dalam tangki. Prinsip mesin bantu kapal
purifier adalah memiliki kecepatan tinggi dengan sistem pompa sentrifugal, yang
memisahkan berat jenis fluida.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 253


253
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.16 Contoh Oil Purifier


(Sumber : https://china-oil-purifier.en.made-in-china.com/product/cXeJnZwxZukh/China-Transformer-Oil-Purifier-Zhong-
neng-High-Precision-Transformer-Oil-Purifier.html)

Pada gambar 9.17 kita akan melihat gambar bagian dalam dari oil purifier ada
satu jalur masuk minyak dan kemudian ada dua jalur yang yang terpisah setelah
mengalami putaran tinggi dengan gaya sentripugal.

Gambar 9.17 Bagian Dalam Oil Purifier


(Sumber : https://marineandoffshoreinsight.com/purifier-five-main-common-faults/)

254
254 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti mencuci, mandi, memasak,


dan minum dalam kapal, dalam kamar mesin juga dilengkapi dengan mesin bantu
fresh water generator. Mesin bantu ini memiliki dimensi ukuran yang memerlukan
tempat dalam kamar mesin. Tangki air bersih dalam kapal memiliki volume yang
terbatas untuk pemakaian yang telah dihitung berdasarkan jumlah komsumi
pemakaian harian dalam beberapa hari dengan radius pelayaran kapal ketika
dibangun.

Gambar 9.18 Fresh Water Generator


(Sumber : https://www.wartsila.com/encyclopedia/term/freshwater-generator-freshwater-distiller)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 255


255
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.20 Proses Fresh Water Generator


(Sumber : https://www.alfalaval.com/products/process-solutions)

D. GAMBAR LAY OUT KAMAR MESIN KAPAL


Bagi orang umum, ketika memasuki suatu ruangan yang belum pernah
dimasuki apalagi sebuah kapal, tentu membutuhkan petunjuk yang berupa gambar.
Gambar tersebut untuk memberitahukan bagaimana bentuk dan isi dalam ruangan
tersebut, posisi ruangan, dan jalan menuju serta keluar dari ruangan tersebut.
Gambar layout merupakan salah satu gambar teknik yang berfungsi
memberikan petunjuk atau informasi barang-barang yang ada dalam ruangan,
memetakan peralatan yang ada dalam ruangan, dan memberi informasi kegunaaan
dari peralatan yang terdapat dalam ruangan. Ruangan yang akan digambar dalam
suatu ruangan kapal yang memiliki fungsi yang berbeda dengan ruangan dalam
bangunan yang berada di daratan.

256
256 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.21 Contoh Lay Out Kamar Mesin Kapal Pribadi


(Sumber : https://burryachtsales.com/fleming-models/fleming-58/)

Lay out yang dibuat menjadi gambar berusaha membuat peralatan


menjadi tertata dengan rapi, saling berhubungan, memudahkan penggunaan
peralatan yang ada dalam kamar mesin, memberi perlindungan bagi operator
yaitu anak buah kapal bagiam mesin yang mengoperasikan mesin utama dan
mesin bantu di kamar mesin kapal.
Dalam membuat posisi peralatan kapal yang di dalam kamar mesin harus
memperhatikan standar dan regulasi yang berlaku seperti kapal dibangun
berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia.

Gambar 9.22 Posisi Mesin dalam Kamar Mesin


(Sumber : https://officerofthewatch.com/2013/09/23/breakdown-and-subsequent-drift-of-bulk-carrier-investigation-re-
port/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 257


257
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Memulai dalam membuat gambar lay out harus memiliki informasi


dimensi peralatan yang terdapat dalam kamar mesin kapal yakni mesin utama
kapal dan mesin bantu kapal.
Gambar lay out dapat dikerjakan dengan manual menggunakan perlatan
gambar teknik dan dapat juga dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak
dari komputer seperti Autocad.
Dalam membuat gambar lay out kamar mesin sebuah kapal, siswa dapat
melihat ke dalam gambar rencana garis dari sebuah kapal untuk melihat
bentuk garis lengkung breadth plan kapal pada posisi kamar mesin kapal.

Gambar 9.23 Gambar Rencana Garis Kapal


(Sumber : http://dosenkapal.com/2016/02/macam-kapal-menurut-rencana-garis/)

Untuk mengetahui posisi kamar mesin kapal kita melihat dalam gambar
rencana umum sebuah kapal, sehingga kita dapat mengetahui kamar mesin
kapal berada di garis air tertentu. Kita juga bisa mengetahui ketinggian
ruangan. Lubang untuk saluran pembuangan udara setelah pembakaran dari
mesin utama kapal disebut Funnel.

Gambar 9.24 Gambar Rencana Umum Kapal


(Sumber : https://dokumen.tips/documents/modul-1-rencana-umum-kapal.html)

258
258 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Acuan utama membuat gambar lay out yaitu memperhatikan susunan


instalasi motor penggerak kapal di mana terdapat mesin utama penggerak
kapal, gearbox, poros baling-baling, baling-baling kapal, dan daun kemudi
kapal. Kita memberi tanda untuk posisi haluan (fore) dan posisi buritan kapal
(aft) dalam susunan instalasi motor penggerak kapal.

Gambar 9.25 Lay Out Kamar Mesin KM. Canbera


(Sumber : http://ssmaritime.com/Canberra-1.htm)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 259


259
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

(Sumber : http://ssmaritime.com/Canberra-1.htm)
Gambar 9.26 Tampak Samping KM Canbera

260
260 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar : 9.27 Instalasi Alat Gerak Kapal


(Sumber : http://generalcargoship.com/propeller-shaft-bearings.html)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 261


261
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dari gambar di atas kita dapat mengetahui susunan instalasi alat gerak kapal
untuk mengatur posisi lay out. Dalam menempatkannya dapat berupa lambang
dari peralatan mesin tersebut atau model, atau persegi untuk menggambarkan
peralatan yang terdapat dalam gambar lay out kamar mesin kapal dengan
mencantumkan nama dari mesin tersebut.
Di bawah ini, gambar 9.28 adalah contoh gambar lay out kamar mesin
sebuah kapal yang memiliki satu mesin induk kapal (main engine) karena dimensi
kapal besar yang harus didukung motor induk kapal memiliki tenaga besar yang
memiliki dimensi besar, makanya ruangan yang dipakai untuk kamar mesin kapal
terdiri dari beberapa geladak kapal.
Untuk geladak yang berbeda dibuatkan juga masing-masing gambar lay out
kamar mesin yang mewakili tiap geladak kapal.

Gambar 9.28 Lay Out Kamar Mesin Lantai 1


(Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20
Lesmana.pdf)

Gambar 9.29 Lay Out Kamar Mesin Lantai 2


(Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20
Lesmana.pdf)

262
262 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.30 Lay Out Kamar Mesin Lantai 3


(Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20
Lesmana.pdf)

Gambar di atas menunjukkan gambar teknik lay out kamar mesin kapal MT.
Soechi Lesmana dengan 2 dimensi. Gambar lay out kamar mesin dapat dibentuk
dengan 3 dimensi. Setiap geladak kita buatkan lay out dengan menampilkan setiap
peralatan yang ada pada geladak tersebut maupun terlihat pada geladak tersebut.
Pandangan yang digunakan dalam membuat gambar lay out pada 2 dimensi
dibuat dari sudut pandang atas. Untuk menampilkan model gambar mesin utama
dan mesin bantu kapal, dapat mengunakan gambar lay out 3 dimensi agar dapat
menampilkan bentuk mesin dan peralatan kapal yang ada.

Gambar 9.31 Lay Out Kamar Mesin Kapal 3 Dimensi


(Sumber : https://www.brighthubengineering.com/marine-engines-machinery/31422-a-tour-inside-the-engine-
room-of-a-ship/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 263


263
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Dari gambar di atas terlihat bentuk mesin utama kapal, mesin bantu kapal,
dan instalasi alat gerak kapal dengan posisi yang telah diatur. Kamar mesin tidak
hanya terdapat dalam satu geladak atau satu lantai saja.
Sekarang ini, kapal tidak hanya menggunakan satu mesin utama kapal dan
daun kemudi, tetapi dapat juga menggunakan beberapa mesin utama kapal dan
beberapa daun kemudi kapal. Hal ini diperlukan agar membantu pergerakan
kapal atau disebut maneuvering kapal. Pengunaan beberapa mesin utama kapal
terdapat pada kapal yang memiliki lambung 2 (catamaran), tiga ( trimaran), kapal
crew, kapal ferry cepat.

Gambar 9.32 Kamar Mesin yang Menggunakan 2 Mesin Induk


(Sumber : pengantar teknologi kelautan ITS)

Dari gambar 9.32 dan 9.33 kita melihat pada posisi mesin induk. Terdapat
2 buah mesin utama kapal yang diletakkan di starboard side dan portside kapal
dengan garis tengah kapal sebagai garis khyal yang membagi kamar mesin
simetris, dengan pondasi mesin yang akan dibuat untuk diletakkan mesin utama
kapal atau mesin induk kapal (main engine ship). Setelah itu, dapat diatur posisi
dari gearbox dan poros baling-baling kapal. Kapal tunda (tug boat), menggunakan
mesin induk 2 buah untuk mengerakkan kapal.

264
264 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

MESIN INDUK 1

MESIN INDUK 2

Gambar 9.33 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 2 Mesin Utama Kapal
Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Mesin Induk 1

Mesin Induk 2

Mesin Induk 3

Gambar 9.34 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 3 Mesin Utama Kapal
Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Dari gambar 9.34 di atas kapal memiliki 3 mesin utama yang dapat diletakkan
pada posisi seperti contoh di atas. Mesin utama 1 atau mesin induk 1 kapal
posisinya diletakkan sejajar dengan mesin induk 3 pada starboard side dan portside
kapal. Dengan garis tengah kapal membagi simetris kamar mesin kapal menjadi
dua bagian sama. Sementara itu, mesin induk 2 diletakkan lebih dekat buritan
kapal. Hal ini dapat dilakukkan untuk mengurangi pengunaan poros intermediate
bila mesin induk 1 dan mesin induk 3 menggunakan poros intermediate kapal.
Dapat juga untuk membutuhkan ruang yang cukup di antara mesin induk 1 dan 3
maka posisi mesin induk 2 lebih dekat buritan kapal.
Mesin induk 2 dapat diletakkan sejajar dengan mesin induk 3 dan 1 dengan
posisi berada tepat di garis tegah kapal (Center Line Ship) bila ruang kamar mesin
luas sehingga ada cukup ruang untuk pengoperasi dan perawatan dari anak buah
kapal bagian mesin dan surveyor.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 265


265
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Kapal yang memiliki mesin induk 3 buah memiliki tiga buah daun kemudi
kapal. Selain itu, juga memiliki tiga baling-baling kapal yang dihubungkan dengan
poros baling-baling kapal.
Kapal yang memiliki mesin induk 3 buah digunakan oleh kapal crew boat
untuk perusahaan. Dengan mesin induk 3 buah, salah satu mesin induk dapat
digunakan sebagai mesin induk cadangan, bila salah satu mesin induk memiliki
kerusakan yang membuat tidak dapat beroperasi. Dalam beroperasi kapal dapat
mengunakan mesin induk yang beroperasi 2 buah mesin induk yang 1 dan 3, atau
hanya dapat menggunakan 1 buah mesin induk, yaitu mesin induk 2.
Mesin bantu kapal yang lainnya dapat mengikuti posisi mesin induk yang
telah ditentukan, mengisi area yang kosong, dengan memperhatikan dimensi
mesin bantu dan sistem pemipaan kapal. Penempatan mesin bantu jangan terlalu
dekat dengan mesin induk yang akan mengurangi area dalam pengoperasian dan
perawatan mesin bantu kapal seperti generator, pompa pemadam kebakaran.

Mesin Induk 1

Mesin Induk 2

Mesin Induk 3

Mesin Induk 4

Gambar 9.35 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 4 Mesin Utama Kapal
Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Dari gambar di atas kapal memiliki 4 mesin induk yang diletakkan posisi 2
buah di sebelah starboard dan 2 buah di sebelah portside dengan garis tengah
kapal membagi simetris. Di mana mesin induk 1 sejajar mesin induk 4, sedangkan
mesin induk 2 sejajar dengan mesin induk 3. Terdapat area untuk pengoperasi
dan perawatan yang cukup leluasa. Untuk poros antara yang melewati ruang muat
kapal dapat dibuat ruang atau terowongan sampai menuju buritan kapal (shaft
tunnel).

266
266 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Genset 1

MESIN INDUK 1

MESIN INDUK 2

Genset 2

Gambar 9.36 Penempatan Generator Set


Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)

Pada gambar 9.36 di atas kita dapat membuat gambaran penempatan


generator set di depan kedua mesin induk kapal untuk kapal yang memiliki dua
generator set dan dua mesin induk.
Dalam membuat lay out kamar kita harus memperhatikan letak tangga, letak
pintu masuk, dan letak pintu keluar untuk keadaan darurat. Kita tempatkan posisi
semua peralatan baik pompa, purifier, oil water separator, fresh water generator,
kompresor, ketel uap atau boiler, terlihat dalam lay out kamar mesin kapal.

E. ATURAN KAMAR MESIN KAPAL


Dalam perencanaan lay out kamar mesin sebuah kapal harus benar-benar
memenuhi kontruksi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh regulator
yaitu pihak klas seperti Biro Klasifikasi Indonesia Volume III untuk Machinery
Construction 1 B. Setiap kamar mesin mau dirancang dan dibangun setiap gambar
dari peralatan. Baik mesin utama maupun mesin bantu kapal harus ditampilkan
gambar lay out kamar mesin dan melalui pengujian, beban, perhitungan dimensi
ukuran, tegangan, pemasangan, perawatan, dan pengoperasian.
Setiap gambar tangki pada lay out kamar mesin dari atas diberi garis silang
dari kempat sudut tangki tersebut. Ketika dalam kamar mesin terdapat tangga
harus ditunjukkan arah masuk (naik) dengan anak panah.
Ketika ada peralatan yang mungkin posisinya berdekatan hampir tumpang
tindih ketika melihat dari sudut pandang atas, maka kita pilih salah satu peralatan
dalam kamar mesin yang penting.
Titik center kapal dalam kamar mesin harus ditunjukkan dengan posisi mesin
induk yang segaris dengan gearbox kapal dan poros propeller kapal.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 267


267
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

MATERI PEMBELAJARAN

Data peralatan mesin induk dan mesin bantu dalam kapal terutama dimensi.
Beserta gambar sistem pemipaan yang ada dalam kamar mesin untuk menentukan
posisi masing-masing peralatan.
Tentukan gambar yang disusun dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi,
dengan menggunakan proyeksi pilihan.
Pada gambar tangga harus dicantumkan arah naik atau arah turun tangga
dengan anak panah. Ukuran panjang tangga juga disesuaikan.

LEMBAR PRAKTIKUM

Nama Siswa Judul Praktikum : SMK :


Pembuatan Gambar
Jurusan : Lay Out Engine Room Hari / Tanggal
A. Tujuan
1. Siswa dapat memahami bentuk gambar lay out engine room.
2. Siswa dapat melakukan pembuatan gambar lay out engine room.
B. Alat dan Bahan
1. Mistar Rol
2. Mistar Siku
3. Mistar Baja
4. Kertas A3
5. Pensil
6. Pulpen
7. Penghapus
C. Gambar Kerja

Gambar 9.37 Contoh Gambar Lay Out Engine Room


(Sumber : http://www.seafarermedia.com/picture.php?/4348)

268
268 TEKNIK PEMESINAN KAPAL
PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

LEMBAR PRAKTIKUM

D. Langkah Kerja
1. Cari gambar lines plan dan general arrangement sebuah kapal sederhana!
2. Buat data motor induk dan motor bantu dari kapal tersebut!
3. Dari data tersebut kita buat lay out engine room dalam kertas biasa.
4. Pengaturan dalam engine room sesuai ketentuan.
5. Kita tampilkan peralatan yang ada dalam kamar mesin dengan
memperhatika dimensi.
6. Pindahkan ke dalam kertas A3 dengan ketentuan gambar teknik!
7. Kerjakan dengan sebaik-baiknya!
E. Kesimpulan
Buat kesimpulan dari peserta didik.

Mengetahui
Guru Pembimbing Siswa Praktikan

CONTOH SOAL

1. Gambar yang tidak termasuk dalam kebutuhan pembuatan lay out engine
room adalah....
a. Gambar Lines Plan
b. Gambar General Arrangement
c. Gambar Dimensi Motor Induk
d. Gambar Dimensi Generator Set
e. Gambar Hidrostatic Curve

CAKRAWALA

Gambar 9. 38 Kapal Tenaga Listrik


(Sumber : http://greenubuntu.com/electric-tesla-ships-set-sail-2018-green-energy/)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 269


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

CAKRAWALA

Tingkat polusi udara yang semakin tinggi dalam bumi yang berasal dari
aktivitas manusia semakin tinggi. Berbagai kota di belahan dunia begitu bergiat
dalam roda ekonomi untuk menunjang pembangunan masing-masing negara dan
sebagai mata pencaharian penduduk. Walaupun demikian, di satu sisi pergerakan
perekonomia juga memicu pencemaran, salah satunya pencemaran udara.
Penyebabnya bisa dari aktivitas pabrik, aktivitas rumah tangga, dan aktivitas
kendaraan bermotor.
Pencemaran udara dari aktivitas kendaraan salah satunya bisa dari
pengunaan motor bakar lama pada kapal motor yang bergerak di perairan berbagai
negara. Asap yang dihasilkan oleh motor bakar baik diesel maupun bensin bila
tidak dikelola dengan baik menghasilkan polusi udara. Maka perlu dikembangkan
motor penggerak kapal utama yang berbasiskan listrik dengan bahan bakar yang
ramah lingkungan dan dapat terus diperbaharui. Bisa dari tenaga matahari atau
tenaga baterai. Kapal dirancang untuk ramah lingkungan seperti gambar 9.38.
suatu desain kapal masa depan. Ke depan, penggunaan motor bakar diesel dan
bensin semakin dikurangi dan penggunaan motor listrik yang berbahan bakar
dapat diperbaharui semakin ditingkatkan.

JELAJAH INTERNET

Untuk mengetahui bagaimana lay out engine room


sebuah merek mesin kapal, peserta didik dapat
menjelajah pada barcode di bawah ini.

270 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

RANGKUMAN

Kapal memiliki motor penggerak utama kapal yang dapat berupa motor
bakar baik yang berbahan bakar diesel maupun gasoline, dengan penunjang
motor bantu berupa generator set, pompa-pompa, ows, dan masih banyak lagi.
Penempatan peralatan tersebut diletakkan dalam kapal pada ruang khusus yang
disebut kamar mesin atau engine room. Banyaknya peralatan dalam kamar mesin
perlu pengaturan posisi yang dapat memudahkan penggunaan yang disertai
dengan keamanan.
Dalam pengaturan perlu ditampilkan dalam bentuk tertulis berupa
gambar yang disebut gambar lay out engine room. Gambar ini disusun untuk
memudahkan pengaturan dan pengenalan peralatan bagi orang awam yang
masuk ke kamar mesin. Gambar ini membutuhkan gambar lines plan, gambar
general arrangement dan gambar masing-masing peralatan. Gambar diusahakan
menampilkan peralatan yang ada dalam kamar mesin lengkap dengan tangga,
pintu masuk, pintu keluar emergency dan hal-hal yang perlu ditampilkan. Gambar
dapat berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.

TUGAS MANDIRI

Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang memahami


gambar lay out kamar mesin kapal maka untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan peserta didik, kerjakan tugas berikut:
1. Lakukan observasi di bengkel sekolah!
2. Tentukan peralatan apa saja yang ada dalam bengkel sekolah!
3. Buatlah gambar lay out sederhana dari bengkel sekolah!
4. Buatlah presentasi terkait gambar lay out bengkel sekolah!
5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Peralatan apa saja yang terdapat dalam kamar mesin kapal jenis general
cargo?
2. Gambar apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun lay out engine room?
3. Peralatan apa saja yang kita butuhkan dalam menyusun lay out engine room?
4. Ketentuan apa saja yang harus kita perhatikan dalam menyusun lay out
engine room?
5. Apa perbedaan gambar general arrangement dengan lay out engine room?

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 271


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

REFLEKSI

Setelah peserta didik mempelajari bab IX ini tentu peserta didik akan lebih
paham gambar lay out kamar mesin. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah peserta didik pernah mengatur dan menyusun peralatan kamar dalam
rumah perserta didik ?
2. Bagaimana langkah peserta didik mengaturnya, apakah perlu sketsa, bayangan
atau gambaran terlebih dahulu?
3. Adakah perbedaan dalam menyusun kamar sendiri di rumah dengan menyusun
lay out engine room sebuah kapal?

272 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER PENILAIAN AKHIR


GENAP SEMESTER GENAP

A. PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang menurut Anda benar!
1. Nama dari gambar di bawah ini adalah….

a. Fire Hydrant
b. Fire Monitor
c. Fire Sprinkler
d. Fire Valve
e. Fire Hose
2. Peralatan yang tidak termasuk dalam tampilan pada gambar lay out kamar mesin
adalah ….
a. mesin induk
b. pompa pemadam kebakaran
c. tangga darurat
d. generator set
e. gergaji tangan
3. Gambar yang tidak mendukung dalam pembutan gambar lay out mesin adalah …
a. Lines Plan
b. General Arrangement
c. Body Plan
d. Hidrostatic curve
e. Dimensi Motor Induk
4. Kegunaan dari gambar lay out mesin adalah…
a. Membuat kapal dapat lebih cepat dalam berlayar
b. Agar penumpang dapat mengoperasikan kapal dengan mudah
c. Memudahkan dalam membangun dan pengaturan peralatan kamar mesin
d. Stabilitas kapal terus tidak stabil
e. Memudahkan perbaikan mesin jangkar kapal

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 273


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

5. Simbol di bawah ini menunjukkan valve jenis …

a. Check valve
b. Ball valve
c. Gate valve
d. Angel valve
e. Plug valve
6. Warna ungu (violet) pada pengaturan pipa untuk menunjukkan…
a. Pipa pemadam kebakaran
b. Saluran ventilasi udara
c. Pipa saluran cairan asam dan basa
d. Pipa minyak pelumas
e. Pipa bahan bakar
7. Warna abu-abu (grey) pada pengaturan pipa untuk menunjukkan…
a. Pipa air tawar
b. Pipa air laut
c. Pipa bahan bakar
d. Pipa saluran gas yang mudah terbakar
e. Pipa saluran gas yang tidak mudah terbakar
8. Warna di samping ini pada warna pipa menujukkan …

a. Hidrolik fluid
b. Sprinkler Water
c. Thermal Fluid
d. Ballast Water
e. Lubricating Oil
9. Alat ukur yang memiliki fungsi untuk mengukur sudut dari pelat disebut …
a. Micrometer
b. Jangka sorong
c. Protractor
d. Mistar baja
e. Roll meter

274 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

10. Gambar di bawah ini menunjukkan alat ukur…

a. Depth Micrometer
b. Roll meter
c. Protractor
d. Micrometer
e. Jangka Sorong
11. Apakah fungsi dari bagian yang diberi panah pada alat ukur di bawah ini…

a. Untuk mengetahui sudut yang dibentuk


b. untuk mengetahui hasil ukuran dari jangka sorong
c. untuk mengetahui warna pipa air tawar
d. untuk mengetahui suhu temperature ruang kamar mesin
e. untuk mengetahui waktu yang diperlukan fluida mengalir
12. Hasil pengukuran baut di bawah ini adalah...

a. 11,66 mm
b. 11,65 mm
c. 11,55 mm
d. 11,60 mm
e. 11,67 mm

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 275


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

13. Jangka sorong yang khusus mengukur roda gigi disebut …


a. Tube thicknes caliper
b. Centerline caliper
c. Inside Grove Caliper
d. Height Vernier Caliper
e. Gear Tooth Vernier Calipers
14. Alat yang digunakan untuk memberi tanda titik pada pelat adalah...
a. Penitik
b. Penggores
c. Mistar siku
d. Mistar baja
e. Roll meter
15. Gambar di bawah ini disebut ...

a. Kikir segi empat


b. Kikir segi tiga
c. Kikir persegi
d. Kikir rata
e. Kikir setengah lingkaran
16. Tekanan minimum pada pompa pemadam kebakaran adalah
a. 9 bar
b. 10 bar
c. 11 bar
d. 12 bar
e. 13 bar
17. Sistem pemipaan pada kapal yang mengatur perpindahan air dalam tangka supaya
stabilitas kapal baik disebut.
a. Sistem bilga
b. Sistem ballast
c. Sistem bahan bakar
d. Sistem pemadam kebakaran
e. Sistem minyak pelumas
18. Sistem pemipaan pada kapal yang mengatur perpindahan campuran air dan
minyak yang tumpah dalam kamar mesin disebut…
a. Sistem minyak pelumas
b. Sistem pendingin
c. Sistem bilga
d. Sistem bahan bakar
e. Sistem udara start

276 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

19. Pada gambar di bawah ini menujukkan sistem pemipaan kapal ...

a. Sistem bahan bakar


b. Sistem air laut
c. Sistem minyak pelumas
d. Sistem minyak hidrolik
e. Sistem ballast
20. Pada gambar soal nomor 19 fungsi dari purifier adalah...
a. Sebagai saringan minyak dari es
b. Sebagai alat untuk mengukur tekanan hidrolik
c. Sebagai alat untuk memisahkan air dan minyak
d. Sebagai alat untuk menaikkan temperatur air
e. Sebagai alat untuk menyaring dari kotoran mesin
21. Pada gambar soal nomor 19 fungsi dari heater adalah …
a. Sebagai saringan minyak dari es
b. Sebagai alat untuk mengukur tekanan hidrolik
c. Sebagai alat untuk memisahkan air dan minyak
d. Sebagai alat untuk menaikkan temperatur air
e. Sebagai alat untuk memanasi minyak

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 277


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

22. Gambar di bawah ini disebut…

a. Gate valve
b. Check valve
c. Diaphragm valve
d. Butterfly valve
e. Plug valve
23. Pada gambar soal nomor 22 valve tidak cocok digunakan pada sistem ..
a. Sistem air pendingin
b. Sistem air tawar
c. Sistem bilga
d. Sistem bahan bakar
e. Sistem air laut
24. Dearating tank memiliki fungsi...
a. Menyaring kotoran yang terbawa oleh air laut / sungai
b. Menukar kalor air pendingin setelah dari mesin
c. Tempat menyimpan kotoran minyak
d. Tempat mengolah sisa-sisa uap air akibat kenaikan suhu air pendingin
e. Tempat mengatur tekanan minyak pelumas
25. Dalam sistem bahan bakar yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan
minyak untuk dipakai motor induk sehari hari disebut…
a. Daily tank
b. Settling tank
c. Sludge tank
d. Bunker tank
e. Sea chest
26. Pada gambar layout engine room, untuk gambar tangki diberi tanda …
a. Garis putus - putus pendek dengan silang keempat sudut tangki
b. Garis putus - titik - putus dengan silang keempat sudut tangki
c. Garis tebal 0,5 mm dengan silang keempat sudut tangki
d. Garis tebal 0,3 mm dengan silang keempat sudut tangki
e. Garis putus – putus panjang

278 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

27. Dalam perencanaan lay out kamar mesin sebuah kapal harus benar memenuhi
kontruksi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh regulator yaitu pihak
klas seperti Biro Klasifikasi Indonesia yaitu...
a. Volume II
b. Volume I
c. Volume III untuk Machinery Contrution 1 B
d. Volume III untuk Machinery Contrution 2 B
e. Volume III untuk Machinery Contrution 3 A
28. Untuk pengaturan posisi mesin induk dalam kamar mesin pada sebuah kapal yang
memiliki tiga buah mesin induk yang paling tepat adalah …
a. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi
belakang starboard, dan 1 mesin induk pada posisi portside depan.
b. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard sejajar dengan 1 mesin induk pada
posisi depan portside, 1 mesin induk pada posisi center line kamar mesin.
c. 1 mesin induk pada posisi belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi
belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi portside depan.
d. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi
belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi portside belakang.
e. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi tengah
starboard, 1 mesin induk pada posisi portside depan.
29. Fungsi gambar lines plan dalam pembuatan gambar layout engine room yang
paling tepat adalah ….
a. Untuk mengetahui berat kamar mesin
b. Untuk mengetahui tinggi kamar mesin
c. Untuk mengetahui posisi, dan bentuk breadth plan bodi pada sarat letak
kamar mesin berada
d. Untuk mengetahui luas kamar mesin
e. Untuk mengetahui berapa banyak peralatan yang dapat muat dalam kamar
mesin
30. Dalam kamar mesin peralatan yang tidak termasuk dalam kebutuhan untuk
menunjang mesin induk adalah...
a. Sea Chest
b. Settling tank
c. Generator Set
d. Ramp Door
e. Water Pump

B. Essay
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah fungsi dari mistar roll?
2. Apakah warna yang menunjukkan gas tidak mudah terbakar yang mengalir dalam
sistem pemipaan?
3. Apakah fungsi dari elbow pada pipa?
4. Sebutkkan fungsi dari OWS dalam kapal?
5. Sebutkan fungsi dari incinerator dalam kapal?

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 279


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Muhamad. 2019. Material Komposit. https://id.quora.com/Apa-itu-material-


komposit, diakses tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.50.
Air Bone. 2013. TCP and Materials. https://airborneoilandgas.com/tcp-concept-and-
materials, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.00.
Anonim. 2007. Mesin Gerinda. https://www.perkakasku.com/mesin-gerinda-tangan-
4-prohex-dudukan-mesin-gerinda-bosch-gws060-ps700b54.html, diakses
tanggal 28 Desember 2019, pukul 20.10.
Anonim. 2012. PVC Pipes. https://pvc4pipes.com/pvc-pipes/why-pvc-pipes/, diakses
tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.00.
Anonim. 2014. Heat Induction Bending. https://oilandgasengineering.asia/services/
heat-induction-bending/, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.20.
Anonim. 2014. Peralatan Pelipat Logam, http://membuatperhiasan.blogspot.
com/2014/09/peralatan-pelipatan-logam.html, diakses tanggal 13 Januari
2020, pukul 19.00.
Anonim. 2015. Macam Jenis Sambungan Pipa. https://www.prosesindustri.
com/2015/03/berbagai-macam-jenis-sambungan-pada-pipa.html, diakses
tanggal 28 Desember 2019, pukul 19.55.
Anonim. 2016. Metode Penyambungan Pipa. http://goldenprima.id/blog/metode-
penyambungan-pipa, diakses tanggal 26 desember 2019, pukul 18.00.
Anonim. 2016. Macam-Macam Alat Pemotong dan Fungsinya, https://
belajarmesinbubutcnc.blogspot.com/2016/04/macam-macam-alat-pemotong-
dan-fungsinya.html, diakses tanggal 14 Januari 2020, pukul 20.00.
Anonim. 2016. Siapakah Penemu Penggaris Pertama Kali, https://blogpenemu.
blogspot.com/2016/05/siapakah-penemu-penggaris-pertama-kali.html,
diakses tanggal 14 Januari 2020, pukul 20.20.
Anonim. 2017. Las Pipa. http://kawatlasedzona.com/las-pipa/, diakses tanggal 25
Desember 2019, pukul 19.20.
Anonim. 2017. Kelebihan dan Kekurangan Mesin HDPE Electrofusion. http://
pipawavin.com/blogs/kelebihan-dan-kekurangan-mesin-hdpe-electrofusion/,
diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 18.45.
Anonim. 2017. Mengenal Berbagai Jenis Logam. https://www.passionjewelry.co.id/
news-detail/mengenal-berbagai-jenis-logam-untuk-campuran-emas, diakses
tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.00.
Anonim. 2017. Uji Torsi. https://www.indiamart.com/proddetail/digital-torsion-
testing-machines-14104567130.html, diakses tanggal 21 desember 2019,
Pukul 20.40

280 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Uji Impact. https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/570/


charpy-impact-testing-sebagai-alat-uji-bahan-570, diakses tanggal 21
desember 2019, Pukul 20.50.
Anonim. 2018. Mesin HDPE. https://omahpipa.com/mesin-hdpe/, diakses tanggal 26
Desember 2019, pukul 18.30.
Bientang. 2016. Mengenal Plasma Cutting. https://www.kaskus.co.id/
thread/555f51bbdc06bd49178b456e/mengenal-plasma-cutting/, diakses
tanggal 29 Desember 2019, pukul 18.00.
Cindy. 2017. Pipa. https://www.beres.id/blog/mengapa-anda-harus-menyerahkan-
masalah-pipa-kepada-ahlinya/, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 19.30.
David, Manson. 2011. Edward Dommund Libely. http://ojaihistory.com/sharp-savvy-
edward-drummond-libbey/, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 21.00.
Della, Cow. 2018. Molbedenum. https://www.lkabminerals.com/en/products/
molybdenum/, diakses tanggal 21 Desember pukul 19.05.
DITPSMK. 2013. Pengetahuan Bahan Plambing 2. https://bsd.pendidikan.id/
data/2013/kelas_10smk/Kelas_10_SMK_Pengetahuan_Bahan_Plambing_2.pdf,
diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 19.20.
Drient. 2014. Jenis Sambungan Antara Pipa. http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-
sambungan-antar-pipa.html, diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 18.57.
Etsworld. 2017. Klasifikasi dan Jenis Material Teknik. https://www.etsworlds.
id/2017/10/klasifikasi-dan-jenis-material-teknik.html, diakses tanggal 5
Januari 2020, pukul 20.50.
Galvanizer. 2017. Galvanis. http://www.galvanizers.co.in/blog/difference-between-
galvanized-vs-hot-dip-galvanized-metal/, diakses tanggal 21 Desember 2019
Pukul 19.10.
Ilmu kimia. 2018. Jenis Polimer. https://www.pakarkimia.com/polimer/, diakses
tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.30.
Karya Abadi. 2013. Teknik Pengelasan. http://karyaabadinews.blogspot.com/2013/07/
teknik-pengelasan.html, diakses tanggal 25 Desember 2019, pukul 18.50.

Lemon De Informatique. 2016. Sistem Pemipaan. https://www.lemondeinformatique.


fr/actualites/lire-comment-evernote-a-migre-3-po-de-donnees-vers-google-
cloud-67348.html, diakses tanggal 20 Desember 2019 pukul 20.00.
Logam Ceper. 2015. Perbedaan Besi Cor dan Baja Cor. https://logamceper.com/8-
perbedaan-baja-cor-dan-besi-cor/, diakses tanggal 21 Desember 2019, pukul
21.30.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 281


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR PUSTAKA

Logam Ceper. 2018. Klasifikasi Baja Karbon. https://logamceper.com/klasifikasi-baja-


karbon-carbon-steel/, diakses tanggal 21 Desember 2019 pukul 19.00.
Mohinder L. Nayyar. 1973. Piping Handbook. New York: The Macgraw Hill Companies.
Moldy, Ramadhan. 2017. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Gergaji. https://www.asdar.
id/pengertian-jenis-dan-fungsi-gergaji-tangan/, diakses tanggal 25 desember
2019, pukul 19.00.
Mr. Taufik. 2009. Jenis-Jenis Material Pipa. https://opik7th.wordpress.com/2009/pipa
diakses tanggal 20 Desember 2019 pukul 19.00.
Nikta. 2015. Macam Jenis Mesin Gerinda. http://www.trendmesin.com/2015/07/
macam-jenis-mesin-gerinda.html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul
20.30.
Nursyahid MS. 2015. Mengenal Alat-Alat Kerja Pipa Fitter. https://www.cnzahid.
com/2015/09/mengenal-alat-alat-kerja-pipe-fitter.html, diakses tanggal 5
Januari 2020, pukul 20.30.
Nuwebwave. 2019. Bending Roll. http://ngi.net.in/bending-roll.html, diakses tanggal
25 desember 2019, pukul 18.30.
Pearlite. 2016. Stainless Steel and Mild Steel. https://pearlitesteel.com/difference-
between-stainless-steel-and-mild-steel/, diakses tanggal 21 Desember 2019,
Pukul 19.20.
Promanu. 2016. Kerja Pelat. http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-
KERJA-PLAT-docx.pdf, diakses tanggal 13 januari 2020, pukul 19.20.
Raditya, Adityas. 2014. Jenis dan Fungsi Flanges, http://kineta-valve.blogspot.
com/2014/12/jenis-dan-fungsi-flange.html, diakses tanggal 29 Desember
2019, pukul 18.20.
Raswari. 2007. Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sea Fish Industry Authority. 2012. Pumping and Piping System. U.K: Fisheries
Departements.
Smith, Finbar. 2014. Trade Of Pipefitting. U.S: SOLAS.
Stelco. 2017. Ferro Material. http://www.stelcometals.com/ferro-alloys.html, diakses
tanggal 21 Desember 2019, Pukul 19.20.
Surya, Widjaya. 2018. Uji Lengkung. https://slideplayer.info/slide/13880818/, diakses
tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.30.
Taufiq. 1993. Gerinda Silinder. https://dokumen.tips/documents/gerinda-silinder.
html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 20.56.

282 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

DAFTAR PUSTAKA

Testindo. 2018. Uji Tekan. http://www.testindo.com/article/280/uji-tekan-


menggunakan-universal-testing-machine, diakses tanggal 21 desember 2019,
pukul 20.20.
Testing Indonesia. 2018. Uji Tarik. https://testingindonesia.com/universal-testing-
machine-sebagai-mesin-uji-tarik-62, diakses tanggal 21 desember 2019, Pukul
20.10.
Tube Fabricator. 2014. Tube and Pipe Basic. https://www.thefabricator.com/
thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-to-
achieve-the-perfect-bend, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.00.
Vant, Sant. 2012. Mandrel Bending. https://www.trick-tools.com/what-is-mandrel-
bending, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.15.
Yudha. 2019. Cara Mengelas Plat Tipis. http://tehniq.com/blog/cara-mengelas-plat-
tipis/, diakses tanggal 13 Januari 2020, pukul 18.50.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 283


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

GLOSARIUM GLOSARIUM

ABS : Akrilonitril Butadiena Stirena adalah jenis kopolimer termoplastik


Atom : Suatu satuan dasar material, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron
Clamp : Alat pengikat atau penjepit biasa digunakan untuk pipa
CNC : Computer Numeric Control adalah sistem otomatis mesin perkakas
CPVC : Polivinil klorida terklorinasi salah satu material aman untuk saluran
air
Elbow : Siku
Flywheel : Roda gila berfungsi sebagai peredam kecepatan putaran
Gilotin : Alat penumbuk/pemancung
HDPE : Polietilena berdensitas tinggi adalah termoplastik
Implant : Pengganti struktur biologis
Integrated circuit : Sirkuit terpadu komponen dasar resistor, transitor dan lain-lain
Ionik : Senyawa kimia yang tersusun dari ion-ion yang disatukan oleh
gaya elektrostatik
Kovalen : ikatan kimia yang memiliki pasangan elektron yang saling berikatan
Maintenance : Proses memperbaiki atau pemeliharaan benda
Nozzel : Alat pengontrol arah aliran fluida
OSHA : Occupational Safety and Health Administration adalah agen
departemen tenaga kerja amerika serikat
PE : Polietilena adalah termoplastik
PP : Polipropilena adalah polimer termo-plastik biasa digunakan untuk
pengemasan, alat tulis, dan lain-lain
Pulley : Katrol penggerak roda yang dirancang untuk mendukung
pergerakan
PVC : Polimer termoplastik biasa digunakan sebagai bahan bangunan
Rivet : Paku Keling jenis paku terbuat dari logam
RPM : Revolusi per menit unti untuk frekuensi
Socket : Titik sambungan
Sprocket : Roda bergigi yang berpasangan dengan rantai
Tungsten : Unsur kimia termasuk logam keras
VHN : Metode pengujian vickers

284 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 1

Nama Lengkap : Timoteus H. Sitindjak, S.T.


Telepon /HP/WA : 0895356205117
Email : timoteus_777@yahoo.co.id
Akun Facebook : timoteus_777@yahoo.co.id
Alamat Kantor : SMKN 5 Balikpapan
Jl. Mulawarman No. 65
Lamaru Balikpapan
Kompetensi Keahlian : Teknik Permesinan Kapal

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMKN 5 Balikpapan (Tahun 2013 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Perkapalan, ITS Surabaya (Lulus Tahun 2006

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Balikpapan, Lahir di Tarakan, 8 September 1983. Sekolah Dasar di lalui di
SD 001 Balikpapan dan SMP Negeri 1 dan SMA N 1 di daerah Balikpapan. Tahun 2001
kuliah di ITS Surabaya, lulus tahun 2006. Menjadi guru di SMKN 5 Balikpapan, dari
tahun 2013 - sekarang.

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 285


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 2

Nama Lengkap : Muhammad Resma Ridha, S.T.


Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda, 22 September 1994
Alamat Rumah : JL. Pemuda 1 No 17 Samarinda
E-mail : muhammadresma@gmail.com
Alamat Kantor : SMK N 5 Jl. Mulawarman No. 65
Lamaru Balikpapan
HP, WA : 085246165944

Riwayat Pendidikan :
- SD Negeri 003 Penajam Paser Utara (Lulus 2006)
- SMP Negeri 1 Penajam Paser Utara (Lulus 2009)
- SMA Negeri 1 Penajam Paser Utara (Lulus 2012)
- Teknik Perkapalan ITS Surabaya (2012-2015)
- Teknik Perkapalan ITK Balikpapan (Lulus 2017)

Riwayat Pekerjaan :
- PT. Asuransi Astra Buana, Samarinda (2017)
- PT. Davidi International, Kariangau Balikpapan (2018)
- SMK Negeri 5 Lamaru, Balikpapan (2019 sd Sekarang)

286 TEKNIK PEMESINAN KAPAL


PEKERJAAN PELAT
DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 3

Nama Lengkap : Agus Prihanto, M.Pd.


Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan, 19 Agustus 1960
Alamat Rumah : JL. RE Martadinata RT. 21 No.
09 Mekarsari Balikpapan
E-mail : agusprihanto20@gmail.com
Alamat Kantor : SMK N 5 Jl. Mulawarman No. 65
Lamaru Balikpapan
HP, WA : 08115403120/08115919880

Riwayat Pendidikan :
- SD Negeri 038 Balikpapan (Lulus 1992)
- SMP Negeri 1 Balikpapan (Lulus 1995)
- SMK Negeri 1 Balikpapan (Lulus 1998)
- Teknik Mesin Univ. Negeri Yogyakarta (Lulus 2002)
- Manajemen Pendidikan Univ. Mulawarman (Lulus 2010)
- Penelitian Evaluasi Pendidikan Univ. Negeri Jakarta (Lulus 2016)

Riwayat Pekerjaan :
- Workshop (2006)
- SMKN 5 Balikpapan, Kepala Bengkel Otomotif (2010)
- SMKN 5 Balikpapan, Kepala Program Otomotif (2011)
- SMKN 5 Balikpapan, Wakil Kepala Sekolah (HubKer) (2017 sd Sekarang)

TEKNIK PEMESINAN KAPAL 287

Anda mungkin juga menyukai