Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Oleh:

Faisal Afif Sulaeman

41033300191100

JURUSAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG
2020

KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta  karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “Makalah keimigrasian”.
       Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan
kepada kita semua tentang Sistem Hukum Di Indonesia.
       Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Sehubungan dengan hal ini,
kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun tentu saya harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
       Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa Meridhoi
segala usaha kita.

Bandung, 9 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….……ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

BAB 1   PENDAHULUAN     
1.1  LATAR BELAKANG………………………………………………………………………...4
1.2  RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..4
1.3  TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH……………………………………………………....5

BAB II  PEMBAHASAN
2.1  JAWABAN RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….6
2.2  RUMUSAN MASALAH II.....................................................................................................7

BAB III  PENUTUP
3.1  KESIMPULAN………………………………………………………….………………..…14
3.2  SARAN…………………………………………………………….………………………..14
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………………………15  
                                                                                                                                                             
                        
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini banyak sekali kita bisa lihat banyaknya warga negara
asing yang datang ke wilayah negara Indonesia. Warga negara asing masuk ke wilayah
negara Indonesia dengan maksud yang berbeda–beda setiap individunya, ada yang
bermaksud menjadi penanam modal di perusahaan Indonesia, ada yang menjadi
pengusaha di Indonesia, bahkan ada pula yang hanya ingin berkunjung sekedar
berpariwisata dan itu semua merupakan hal yang wajar pada era globalisasi saat ini.
Warga negara asing datang ke Indonesia juga didasarkan alasan lain yang sangat
menggiurkan bagi mereka, yaitu biaya hidup di Indonesia dipandang lebih murah
dibanding biaya hidup di negaranya. Dikatakan lebih murah karena dipengaruhi nilai kurs
mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Pada Pasal 1 angka 1 Undang–Undang No.6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Imigrasi adalah hal ihwal lalu lintas orang masuk atau
keluar wilayah Indonesia serta pengawasanya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara. Menurut Pasal 1 angka 9 Undang–Undang No. 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, Orang asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia.

Orang asing yang berada di Indonesia haruslah mempunyai izin yang berupa surat
perjalanan yang sah seperti pasport/visa dan izin tingal yang sah. Menurut Sjachran
Basah, Izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang
mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagir Manan
juga menyebutkan, Bahwa izin dalam arti luas berarti suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan
atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang. Berdasarkan uraian mengenai izin di
atas, kesimpulan izin adalah tindakan pemerintah bersegi satu yang tidak bertentangan
pada peraturan perundang-undangan untuk diimplementasikan pada peristiwa nyata
sehari-hari dengan proses dan syarat-syarat yang sudah tertera dalam peraturan yang ada.

Di antara bentuk izin yang berkaitan dengan masalah keimigrasian adalah izin
tinggal. Sesuai dengan penjelasan umum Undang-Undang No.6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, dalam penyerahan izin tinggal haruslah didasarkan dengan kebijakan
selektif (selective policy) yang berdasar hak asasi manusia, dalam hal kebijakan tersebut
dan kepentingan nasional maka izin tinggal hanya akan diberikan kepada orang asing
bermanfaat dan tertib pada aturan yang ada. Izin Keimigrasian adalah bukti keberadaan
yang sah bagi setiap orang asing di wilayah Indonesia. Izin tinggal adalah bagian dari izin
keimigrasian itu sendiri. Jenis-jenis Izin tinggal dapat dibedakan atas beberapa macam,
yaitu sebagai berikut.:

1. Izin Tinggal Diplomat;

2. Izin Tinggal Dinas;

3. Izin Tinggal Kunjung;

4. Izin Tinggal Terbatas;

5. Izin Tinggal Tetap.

Badan keimigrasian diberikan wewenang untuk mengamati dan memperlancar


agar warga negara asing yang berada di Indonesia terjaga keamananya dan haknya.
Bukan hanya terjaga keamanan serta haknya, melainkan pula hal – hal lain yang bisa
menjadi ancaman bagi warga pribumi atau warga negara Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdesarkan judul makalah adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Pengertian Keimigrasian ditinjau dari Undang-undang?
b. Bagaimana Penegak hukum berdasarkan keimigrasian?
1.3. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah, makalah bertujuan untuk mengetahui :
a. Pengertian Keimigrasian ditinjau dari Undang-undang
b. Penegak hukum berdasarkan keimigrasian

BAB 2

KEIMIGRASIAN

2.1 Pengertian Keimigrasian

Peraturan perundang-undangan keimigrasian yang sekarang berlaku tersebar


dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Sebagian masih merupakan peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda, dan sebagian dibentuk
sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Peraturan perundang-undangan yang
berasal dari masa Hindia Belanda-Toelatingsbesluit 1916 (Staatsblad 1916 Nomor 47),
Toelatingsbesluit 1949 (Staatsblad 1949 Nomor 330), dan Toelatingsordonnantie 1949
(Staatsblad 1949 Nomor 331) - begitu pula peraturan perundang-undangan yang dibentuk
setelah Indonesia merdeka, seperti Undang-undang Nomor 42 Drt. Tahun 1950 tentang Bea
Imigrasi, Undang-undang Nomor 9 Drt. Tahun 1953 tentang Pengawasan Orang Asing,
Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Imigrasi dan berbagai
peraturan perundang-undangan lainnya, dipandang tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan
perkembangan serta kebutuhan hukum masyarakat dewasa ini. Baik karena perkembangan
nasional maupun internasional telah berkembang hukum-hukum baru yang mengatur
mengenai wilayah negara dan berbagai hak-hak berdaulat yang diakui oleh hukum dan
pergaulan internasional yang mempengaruhi ruang lingkup tugas-tugas dan wewenang
keimigrasian.

Dalam upaya mewujudkan Wawasan Nusantara, pada tahun 1960 ditetapkan


Undang-undang Nomor 4 Prp. Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia yang menyebabkan
tugas dan wewenang keimigrasian secara teritorial menjadi lebih luas. Selanjutnya
jangkauan teritorial ini makin luas setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor I Tahun
1973 tentang Landas Kontinen Indonesia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1976 tentang
Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur, Undang-undang Nomor 5 Tahun
1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif, serta Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985
tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

Selain kehadiran berbagai peraturan perundang-undangan baru tersebut di atas,


terdapat pula berbagai faktor lain yang mempengaruhi perkembangan tugas dan wewenang
keimigrasian seperti pembangunan nasional, kemajuan ilmu dan teknologi serta
berkembangnya kerjasama regional maupun internasional yang mendorong meningkatnya
arus orang untuk masuk dan ke luar wilayah Indonesia. Untuk menjamin kemanfaatan dan
melindungi berbagai kepentingan nasional maka perlu ditetapkan prinsip, tata pengawasan,
tata pelayanan atas masuk dan ke luar orang ke dan dari wilayah Indonesia sesuai dengan
nilai-nilai dan tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Terhadap orang asing, pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian


dilaksanakan berdasarkan prinsip yang bersifat selektif (selective policy). Berdasarkan
prinsip ini, hanya orang-orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia serta tidak membahayakan keamanan dan
ketertiban serta tidak bermusuhan baik terhadap rakyat, maupun Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang diizinkan
masuk atau ke luar wilayah Indonesia. Orang asing karena alasan-alasan tertentu seperti
sikap permusuhan terhadap rakyat dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 - untuk sementara waktu dapat ditangkal masuk
ke wilayah Indonesia. Selanjutnya berdasarkan "selective policy", akan diatur secara selektif
izin tinggal bagi orang asing sesuai dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia.

Terhadap Warga Negara Indonesia berlaku prinsip bahwa setiap Warga Negara
Indonesia berhak ke luar atau masuk ke wilayah Indonesia. Namun demikian hak-hak ini
bukan sesuatu yang tidak dapat dibatasi. Karena alasan-alasan tertentu dan untuk jangka
waktu tertentu Warga Negara Indonesia dapat dicegah ke luar dari wilayah Indonesia dan
dapat ditangkal masuk ke wilayah Indonesia. Tetapi karena penangkalan pada dasarnya
ditujukan pada orang asing, maka penangkalan terhadap Warga Negara Indonesia hanya
dikenakan dalam keadaan yang sangat khusus. Penangkalan terhadap Warga Negara
Indonesia hanya dikenakan terhadap mereka yang telah lama meninggalkan Indonesia, atau
tinggal menetap atau telah menjadi penduduk negara lain dan melakukan tindakan atau
sikap permusuhan terhadap Negara atau Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Lebih lanjut, penangkalan terhadap Warga
Negara Indonesia dapat pula dikenakan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan masuknya
mereka ke wilayah Indonesia diperkirakan akan mengganggu jalannya pembangunan
nasional, menimbulkan perpecahan bangsa, mengganggu stabilitas nasional, dan dapat pula
menimbulkan ancaman terhadap diri atau keluarganya. Mengingat pencegahan dan
penangkalan bersangkut paut dengan hak seseorang untuk berpergian, maka keputusan
pencegahan dan penangkalan harus mencerminkan dan mengingat prinsip-prinsip negara
yang berdasarkan atas hukum dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Aspek pelayanan keimigrasian mengandung makna melancarkan dan


memudahkan orang masuk dan ke luar ke dan dari Wilayah Indonesia. Dalam aspek
pelayanan termasuk pengaturan pembebasan Visa bagi orang asing dari negara-negara
tertentu. Berbagai bentuk pelayanan ini tidak terlepas dari kepentingan nasional, karena itu
setiap kemudahan keimigrasian yang diberikan kepada warga negara asing dari satu atau
beberapa negara tertentu dilakukan dengan sedapat mungkin mengupayakan penerapan
prinsip resiprositas yang memungkinkan Warga Negara Indonesia menikmati
kemudahan-kemudahan yang sama dari negara-negara yang mendapat kemudahan
keimigrasian di Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan prinsip "selective policy" diperlukan pengawasan


terhadap orang asing. Pengawasan ini tidak hanya pada saat mereka masuk, tetapi selama
mereka berada di wilayah Indonesia termasuk kegiatan-kegiatannya. Pengawasan
keimigrasian mencakup penegakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif
maupun tindak pidana keimigrasian. Karena itu, perlu pula diatur mengenai Penyidik
Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan keimigrasian yang akan menjalankan tugas dan
wewenang menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ini dan sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Aspek pelayanan dan pengawasan ini tidak pula terlepas dari sifat wilayah
Indonesia yang berpulau-pulau, mempunyai jarak yang dekat bahkan berbatasan dengan
beberapa negara tetangga. Pada tempat-tempat tersebut terdapat lalu lintas tradisional masuk
dan ke luar baik Warga Negara Indonesia maupun warga negara tetangga. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan memudahkan pengawasan, dapat diatur perjanjian lintas batas
dan diusahakan perluasan Tempat-tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dengan demikian dapat
dihindari orang masuk atau ke luar wilayah Indonesia di luar Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

Kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Karena itu,


pengawasan terhadap orang asing memerlukan juga partisipasi masyarakat untuk
melaporkan orang asing yang diketahui atau diduga berada di wilayah Indonesia secara tidak
sah atau menyalahgunakan izin keimigrasiannya. Untuk meningkatkan partisipasi tersebut,
perlu dilakukan usaha-usaha meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Perkembangan-
perkembangan baru, dan berbagai materi muatan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip
keimigrasian seperti selective policy, tata pelayanan, pengawasan, pencegahan,
penangkalan, penyidikan, pemantauan dan lain-lain belum seluruhnya tertampung dalam
peraturan perundang-undangan yang telah ada. Karena itu, untuk memadukan dan
menyatukan berbagai peraturan perundang-undangan yang ada dan menampung berbagai
perkembangan baru, maka disusunlah Undang-undang Keimigrasian yang baru ini.
2.2 Penegak Hukum Keimigrasian

Penegakan hukum keimigrasian merupakan sebuah sistem penegakan hukum,


yang apabila mengunakan teori Lawrence Friedman, sistem hukum terdiri dari subtansi
hukum, struktur hukum, dan budaya hukum. Subtansi hukum, adalah Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana. Struktur hukum berkaitan dengan organisasi hukum dan
orang-orang yang melaksanakan hukum dalam hal ini Kantor Imigrasi Klas I Khusus
Soekarno Hatta dan sumber daya manusia, serta sarana dan pra sarana yang berkaitan
dengan penegakan hukum keimigrasian.
Budaya hukum berkaitan dengan budaya hukum pada aparat atau institusi
penegakan hukum dan budaya hukum yang tumbuh di dalam masyarakat. Kantor
Imigrasi Klas I Khusus Soekarno Hatta memiliki karakteristik yang khas, karena tidak
hanya sebagai Kantor Imigrasi Klas I Khusus, namun Kantor Imigrasi Klas I Khusus
Soekarno Hatta, memiliki Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang merupakan tempat
masuk dan ke luarnya warga negara asing dan Warga Negara Indonesia di wilayah
Indonesia, sehingga penegakan hukum keimigrasian merupakan satu tugas dan fungsi
penting bagi Kantor Imigrasi Klas I Khusus Soekarno Hatta, di mana penegakan hukum
di bidang keimigrasian, dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu tindakan keimigrasian dan
pro pengadilan yang, di mana pro justisia dalam penegakan hukum di bidang
keimigrasian berhubungan erat dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang
keimigrasian pada Kantor Imigrasi Klas I Khusus Soekarno Hatta yang juga memiliki
kompleksitas pelanggaran dan kejahatan di bidang keimigrasian.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki
posisi geografis yang sangat unik dan strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak geografis
Indonesia yang berada di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Letak geogrfis Indonesia sekaligus berada di antara dua benua yaitu benua Asia
dan benua Australia/Oseania. Indonesia memiliki perairan yang menjadi salah satu urat
nadi perdagangan internasional. Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut dan
darat secara langsung dengan sepuluh negara tetangga di Asia Tenggara. Di darat,
Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan dengan Timor-
Leste, sedangkan di laut, Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Filipina, PNG, Ausralia dan Timor-Leste. Letak geografis
merupakan salah satu faktor yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam
melakukan hubungan internasional. Letak geografis suatu negara sangat menentukan
peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global.
Secara geografis letak Indonesia yang sangat strategis yang berada di
persimpangan membuat Indonesia menjadi tempat transit bagi pengungsi lintas batas
negara yang dimana para pengungsi itu masing-masing memiliki kewarganegaraan yang
berbeda-beda. Kewarganegaraan merupakan hubungan yang paling sering dan kadang-
kadang merupakan hubungan satu-satunya antara seorang individu dan suatu negara yang
menjamin diberikannya hakhak dan kewajiban-kewajiban itu pada hukum internasional. 2
Peristiwa masuknya warga negara asing ke wilayah territorial indonesia terjadi karena
Indonesia memiliki pelabuhan kapal laut serta berbatasan dengan negara lain, terutama
berbatasan Kalimantan Barat dengan Sabah Malaysia, Australia di bagian selatan, juga
bagian timur dengan Timor Leste. Terdapat 79 (tujuh puluh sembilan) pintu perbatasan
legal yang terdapat di Indonesia di luar jalur-jalur resmi yang sudah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Melalui perbandingan hukum kita dapat mendalami dan memperluas bidang ilmu
pengetahuan hukum antara lain;
a.dapat mengetahui bahwa dalam system hukum yang berbeda melahirkan tentang
keimigrasian.
b.Dapat mengetahui adanya serta sebab-sebab dari persamaan dalam system hukum
yang sama sekali berbeda.
c.Melalui perbandingan hukum dapat mendalami bidang keimigrasian.        

3.2 Saran
Berdasarkan makalah tersebut kita memahami pentingnya mempelajari mengenai
keimigrasian yang kelak bisa menjadi acuan hukum. Pahami dan patuhilah semua hukum
dengan baik agar kehidupan kita pun dapat berjalan dengan baik
Daftar Pustaka

Ayu, H. (2019). Kasus Kewarganegaraan Ganda Dalam Perkawinan Campuran. Jurnal Ius
Constituendum . Fakultas Hukum Universitas Islam Batik Surakarta, 4 (1), 1-20

Syarifin, pipin.SH. 1992, Pengantar Ilmu Hukum; Surabaya:  CV Pustaka Setia.

Soeroso,R.SH. 2009, Pengantar Ilmu Hukum;  Jakarta: Sinar Grafika.

Tengker,Freddy.SH. 1991. Sejarah Hukum; Bandung: Pt Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai