Anda di halaman 1dari 7

Diferensiasi Sosial

pengelompokan masyarakat secara horizontal, didasari dengan ciri-ciri tertentu. Mengacu


pada perbedaan jenis kelamin, klan, ras, etnis (suku bangsa), agama, profesi.

Pengertian Menurut Para Ahli


1. Soerjono Soekanto : diferensiasi sosial merupakan bentuk variasi profesi kerja di dalam
masyarakatnya tanpa memberikan perbedaan yang nyata.

Jadi, di dalam diferensiasi sosial yang terpenting yaitu tindakan atau perilaku yang
berbeda
tanpa memberikan pandangan atau nilai yang berbeda.

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial


1. Jenis kelamin : memiliki tingkatan yang setara atau horizontal.
2. Klan : perbedaan berdasarkan keturunan atau hubungan darah.
3. Ras : perbedaan yang didasari dengan ciri fisik. Meliputi ciri kualitas dan
kuantitas. Ciri kualitas : warna kulit, bentuk rambut, bentuk bibir.
Ciri
kuantitas : bentuk badan, berat badan, dan indeks kepala.
4. Suku bangsa : terbentuk atas dasar kesadaran individu yang ditandai adanya
kesatuan, perilaku, karakteristik, asal usul, adat istiadat,
kebudayaan.
Memiliki persamaan derajat.
5. Agama : berfungsi sebagai pedoman manusia, beroposisi sejajar atau
horizontal. Agama juga berfungsi untuk mengatur, mengajarkan
kebaikan. Di Indonesia terdapat 6 agama, Islam, Hindu, Buddha
Protestan, Khatolik, Konghucu, animisme, dinamisme.
6. Profesi : setiap profesi memiliki fungsi masing-masing, dan setiap profesi
membutuhkan keahlian khusus, jadi satu profesi dengan profesi lain
tidak bisa dibandingkan.

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial Lainnya


1. Diferensiasi Geografis : pengelompokan masyarakat, pada umumnya berdasar pada
letak keberadaan atau daerah di dalam suatu negara.
2. Diferensiasi Hukum : guna memberi pemahaman bahwa hukum masyarakat tidak
memiliki perbedaan. Sebab semuanya memiliki kesetaraan
hukum yang sama.
3. Diferensiasi Fungsional : adanya pembagian spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
4. Diferensiasi Tingkatan : terdapat ketidakseimbangan dalam hal penyaluran sumber
daya yang diperlukan menuju suatu daerah.
5. Diferensiasi Fisik : pengelompokan masyarakat berdasarkan pada ciri fisik.
6. Diferensiasi Psikologis : pengelompokan masyarakat yang didasari dengan keadaan
psikis yang dimiliki anggota masyarakat.

Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial


1. Diferensiasi Tingkatan (Rank Differentiation)
Berlangsung di dalam penyaluran barang maupun jasa yang diperlukan oleh suatu
daerah. Hal tersebut akan menimbulkan barang atau jasa mempunyai perbedaan harga.
Perbedaan harga itulah yang terjadi sebab penyalurannya melawati beragam tangan
guna bisa sampai tujuan.

2. Diferensiasi Fungsional (Functional Differentiation)


Dapat lihat dalam suatu lembaga sosial. Adanya pembagian kerja yang berbeda-beda
inilah yang akan menyebabkan tiap individu diharuskan untuk melakukan kewajiban
yang sesuai dengan fungsinya.

3. Diferensiasi Adat (Custom Differentiation)


Norma atau aturan yang sifatnya mengikat suatu masyarakat. Bertujuan untuk mengatur
ketertiban yang berlangsung pada masyarakat.

Ciri-Ciri Diferensiasi Sosial


1. Ciri fisik : ciri yang berkaitan dengan sifat bawaan seperti bentuk dan warna rambut,
postur tubuh, warna mata, dan yang lainnya.
2. Ciri sosial : ciri yang berhubungan dengan fungsi atau peran seorang individu dalam
bermasyarakat. Setiap individu mempunyai tugas yang berbeda. Hal itu
berhubungan dengan profesi atau disebut mata pencaharian.
3. Ciri budaya : ciri yang berkaitan dengan adat-istiadat ataupun kebudayaan yang tumbuh
berkembang di dalam lingkungan masyarakat. Di negara Indonesia sendiri
terdapat banyak sistem budaya yang menjadi ciri khasnya masing-masing.

Faktor Diferensiasi Sosial


Faktor Penyebab Keberagaman Sosial
Keberagaman itu dianggap sebagai ciri khas dari masyarakat Indonesia yang sifatnya
majemuk. Istilah dari kata ‘majemuk’ pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall bertujuan
menggambarkan masyarakat Indonesia ketika masa Hindia Belanda berlangsung.

Karakteristik dari masyarakat majemuk yang dituturkan oleh Pierre L. Van den Berghe
ialah sebagai berikut:
a. Berlangsung dalam segmentasi ke dalam beberapa bentuk kelompok sub kebudayaan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
b. Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam beberapa lembaga yang sifatnya
non-komplementer.
c. Kurang mengembangkan konsensus atau kesepakatan antara para anggotanya kepada
nilai-nilai yang sifatnya dasar.
d. Sering mengalami konflik yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lain.
e. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) serta saling bergantung dalam bidang
ekonomi.
f. Terdapat dominasi politik dalam suatu kelompok atas kelompok yang lain.

 Faktor penyebab adanya keberagaman sosial ini, yaitu:


a. Faktor Sejarah
Berdasarkan sejarah panjang yang mewarnai bangsa Indonesia menjadikan Indonesia
mempunyai banyak keragaman, baik itu dalam segi agama, stratifikasi sosial, suku
bangsa, budaya, bahasa, dan yang lainnya.

b. Faktor Geografis
Aktivitas penduduk pada suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis,
khususnya pada kondisi fisiknya. Diantaranya adalah kondisi iklim, topografi, jenis dan
kualitas tanah serta kondisi perairan. Letak geografis memiliki pengaruh kuat kepada
keberadaan wilayah Indonesia.

Selain dua faktor di atas, juga terdapat faktor lain penyebab dari diferensiasi sosial,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor agama
Pengaruh terbesar terhadap norma dan juga nilai. Sebab pada setiap agama memiliki
pandangan dan ibadah yang berbeda.
b. Faktor lingkungan
Berperan dalam pembedaan nilai serta norma yang berlaku pada setiap daerah.
c. Faktor adat istiadat
Merupakan nilai yang sifatnya tidak universal. Yang berarti tidak setiap masyarakat
dapat menerima nilai tersebut. Sehingga nilai antara satu daerah dengan daerah lainnya
berbeda-beda.
d. Faktor tradisi atau budaya
Hubungan antara budaya dengan nilai merupakan sebuah norma di dalam suatu
masyarakat, yang mempunyai perbedaan masing-masing.
e. Faktor Suku
Suku yang ada di negara Indonesia sungguh beragam, diantaranya ada Jawa, Sunda,
Betawi, Madura, Minang, dan lain sebagainya. Setiap suku itu mempunyai nilai dan
juga norma yang berbeda-beda.

Dampak yang Timbulkan


1. Munculnya primordialisme anggapan yang dimiliki individu karena kelompoknya yang
paling unggul.
2. Muncul prasangka terhadap individu yang berbeda dari individu atau kelompok lain.
3. Munculnya etnosentrisme, anggapan individu suku bangsanya lebih baik
4. Munculnya sikap-sikap diskriminatif.
Stratifikasi Sosial
berasal dari bahasa latin, yakni stratum yang berarti tingkatan atau lapisan dan socius
yang berarti masyarakat atau teman. Jadi, pengertian stratifikasi sosial secara umum
adalah tingkatan sosial yang terdapat di dalam masyarakat.

dalam bahasa Inggris disebut sosial stratificasion perbedaan masyarakat atau penduduk
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Perbedaan dari kedudukan akan
memicu adanya stratifikasi sosial atau yang disebut juga dengan pelapisan sosial.

Peranan Sosialhubungan seseorang


bersangkutan.
sebab menduduki status yang

Menurut Para Ahli


1. Robert M. Z. Lawang : pengelompokan orang-orang yang termasuk ke dalam
sebuah
sistem sosial tertentu pada lapisan-lapisan hierarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilege dan prestise.
2. Soerjono Soekanto : perbedaan masyarakat atau penduduk ke dalam berbagai
kelas
secara bertingkat.

Kelas Sosial
Penggolongan kelompok sosial dengan sesuatu yang dihargai sekaligus diikuti hak dan
kewajibannya di dalam masyarakat. Kelas sosial terdiri dari kelas sosial tinggi atau upper
class,  kelas sosial menengah atau middle class, serta kelas sosial rendah lower class.

 Aristoteles, membagi penduduk ke dalam 3 golongan diantaranya yakni golongan sangat


kaya, golongan menengah, serta golongan sangat miskin.
 Karl Marx, kelas sosial utama dalam stratifikasi sosial terdiri dari golongan proletariat,
golongan menengah borjuis rendah, serta golongan kapitalis borjuis.

Bentuk Stratifikasi Sosial


1. Sistem Kasta
Merupakan sistem stratifikasi tertutup, individu sama sekali tidak dapat mengubah
status sosial yang ada dalam diri mereka. Sistem kasta ini lebih menjunjung kepercayaan
akan suratan nasib, takdir, serta kehendak Ilahi, daripada kebebasan dari seorang
individu.

2. Sistem Kelas
Sistem stratifikasi terbuka. Terdiri atas sekumpulan orang yang mempunyai status
sama dengan faktor penentu seperti kekayaan, pendapatan, pendidikan, serta pekerjaan.
Individu bebas meraih tingkat pendidikan ataupun pekerjaan. Dalam sistem kelas,
memungkinkan melaksanakan pernikahan eksogami. Tidak ada tekanan dalam memilih
pasangan perkawinan yang hanya berdasarkan pada kedudukan sosial yang sama
(pernikahan endogami).

3. Sistem Meritokrasi
Adanya keyakinan bahwa stratifikasi sosial ditentukan dengan adanya usaha atau
jasa pribadi. Dipandang ideal, sebab pertama kali dalam sejarah masyarakat menjadi
stratifikasi murni berdasar dengan prestasi. Sebab adanya struktur masyarakat yang
kompleks, proses seperti sosialisasi, dan juga realitas sistem ekonomi, kedudukan sosial
yang sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor, bukan hanya dengan keunggulan
usaha semata.

Sifat dan Macam Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Terbuka/Opened Social Stratification


Memungkinkan tiap individu dari segala lapisan dapat melakukan mobilitas sosial,
baik itu mobilitas sosial naik ataupun mobilitas sosial turun. Biasanya terjadi dalam
lingkungan masyarakat yang modern serta mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
2. Stratifikasi Sosial Tertutup
Mobilitas seorang individu guna dapat melaju dari suatu lapisan sosial tertentu ke
dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas. Biasanya terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang menetapkan sistem kasta maupun feodal. Akibat adanya hal tersebut
maka kemajuan dalam perilaku juga sangat lambat.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Sebagai contoh seorang
masyarakat bisa bermutasi untuk bekerja sebagai pimpinan dan tidak memungkinkan
untuk menjadi bangsawan atau tokoh dalam masyarakat. Stratifikasi sosial campuran
biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen.

Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial


1. Terjadi secara Otomatis atau dengan Sendirinya
Proses ini terjadi karena salah satu faktor yang telah ada semenjak seseorang
dilahirkan, atau dapat pula terjadi karena adanya pertumbuhan yang terjadi di dalam
masyarakat. Sesorang yang berada dalam lapisan tertentu bukan atas kesengajaan yang
telah dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendiri, namun akan terjadi secara otomatis,
sebagai contoh adalah keturunan.
2. Terjadi secara Sengaja
Stratifikasi sosial bisa saja terjadi dengan sengaja, hal ini bermaksud karena
memiliki tujuan tentu atau untuk kepentingan bersama. Penentuan dalam sistem dengan
adanya wewenang sekaligus kekuasaan yang diberikan oleh seseorang ataupun
organisasi. Sebagai contoh diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja, atau
pemerintahan dan lain sebagainya. Menurut pendapat dari Huky, pendorong terjadinya
stratifikasi sosial diantaranya yaitu:
a. Adanya perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis seperti warna kulit dan juga latar
belakang etnis.
b. Pembagian tugas yang berhubungan dengan fungsi kekuasaan dan juga status dalam
stratifikasi sosial.
c. Kelangkaan yakni stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan alokasi hak serta
kekuasaan yang jarang atau langka.

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Dalam buku yang berjudul Sosiologi 2 karya dari Budiyono dan buku berjudul Menyelami
Fenomena Sosial di Masyarakat karya dari Bagja Waluya diterangkan, bahwa pembentuk
stratifikasi sosial itu berwujud uang, kehormatan, ilmu, barang yang bernilai ekonomis,
kekuasaan, keturunan, pekerjaan serta kesalehan dalam beragama.

Dalam buku yang berjudul Sosiologi karya dari Bondet Wrahatnala juga dijelaskan bahwa


menurut gagasan dari Koentjaraningrat, stratifikasi sosial dikarenakan oleh tujuh hal,
diantaranya adalah:
1. Kualitas (kepandaian)
2. Kekuasaan (sekaligus dengan pengaruhnya)
3. Pangkat (jabatan)
4. Kekayaan
5. Tingkat umur
6. Sifat keaslian
7. Status keanggotaan keluarga di masyarakat

Dasar Stratifikasi Sosial


1. Dasar kekayaan
Barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan masuk
ke dalam lapisan atas.

2. Dasar kekuasaan dan kewenangan


Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau yang memiliki wewenang terbesar, akan
masuk ke dalam lapisan atas.
3. Dasar kehormatan
Di sini seorang individu yang paling disegani dan juga dihormati akan menempati posisi
teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak kita jumpai dalam masyarakat yang masih
menjunjung sistem tradisional. Biasanya mereka merupakan golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa pada masa lampau.
4. Dasar ukuran ilmu pengetahuan
Digunakan masyarakat yang menghargai akan ilmu pengetahuan. Namun, ukuran
tersebut seringkali menyebabkan munculnya hal yang berakibat negatif. Sebab, bukanlah
mutu ilmu pengetahuan yang menjadi ukuran, tetapi gelar dari kesarjanaannya.

Dapat disimpulkan bahwa dasar dari stratifikasi sosial adanya sesuatu yang berharga,
diantaranya yaitu:
 Umur.
 Pekerjaan.
 Pendidikan.
 Keturunan.
 Fisik dan jenis kelamin.
 Kekayaan dan juga penghasilan.
 Kemampuan atau kepandaian.
 Kekuasaan.

Fungsi Stratifikasi Sosial


 Alat yang digunakan untuk pendistribusian hak dan juga kewajiban.
 Alat untuk mempersatukan dengan pola koordinasi terhadap bagian-bagian yang ada
dalam struktur sosial yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan
sebelumnya.
 Alat untuk penempatan individu ataupun seseorang dalam suatu strata (lapisan) tertentu
di dalam struktur sosial.
 Penentu tingkatan mudah dalam bertukar status ataupun kedudukan di dalam struktur
sosial.
 Untuk memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
 Untuk mendorong masyarakat agar dapat bergerak sesuai fungsinya.

Cara Memperoleh Status Sosial


1. Tanpa usaha atau otomatis ada sejak lahir (ascribed status) ada dalam masyarakat yang
menggunakan sistem lapisan tertutup.
2. Dengan cara berusaha atau meraih achieved status dalam masyarakat ada dalam
masyarakat yang menggunakan sistem lapisan terbuka.
3. Dengan cara kombinasi nyata diraih serta otomatis assihned status sebab adanya
pemberian penghargaan ataupun gelar atas jasa maupun perjuangan.

Anda mungkin juga menyukai